PENIPUAN
Penipuan (fraud) adalah mendapatkan keuntungan yang tidak jujur dari orang lain.
Secara legal untuk tindakan dikatakan curang maka harus ada:
1. Pernyataan, representasi, atau pengungkapan yang salah.
2. Fakta material,yaitu sesuatu yang menstimulasikan seseorang untuk bertindak
3. Ikut untuk menipu
4. Kepercayaan yang dapat dijustifikasi (dibenarkan); dimana seseorang bergantung
kepada misrepresentasi untuk mengambil tindakan.
5. Pencedaraan atau kerugian yang diderita oleh korban
Kerugian ekonomi diakibatkan dari aktivitas kecurangan setiap tahunnya. Sebagian besar
pelaku penipuan adalah orang dalam yang memiliki pengetahuan dan akses, keahlian dan
sumber daya yang diperlukan. Pelaku penipuan sering kali disebut “Kriminal Kerah Putih”
Jenis-jenis penipuan:
1. Korupsi (corruption) adalah perilaku tidak jujur oleh mereka yang memiliki
kekuasaan dan sering kali melibatkan tindakan yang tidak terlegitimasi, tidak
bermoral atau tidak kompatibel dengan standar etis. Contoh : penyuapan dan
persengkokolan tender.
2. Penipuan investasi (investment fraud) adalah misrepresentasi atau meninggalkan
fakta untuk mempromosikan investasi yang menjanjikan laba fantastik dengan
sedikit atau bahkan tidak ada risiko.
Dua jenis penipuan yang paling penting dalam dunia bisnis yaitu penyalahgunaan aset
(penipuan karyawan) dan kecurangan pelaporan keuangan (penipuan manajemen).
1. Penyalahgunaan Aset (misappropriation of asset) adalah pencurian aset
perusahaan oleh karyawan. Faktor yang lebih berkontribusi dalam sebagian besar
penyalahgunaan adalah tidak adanya pengendalian internal dan tau kegagalan
menjalankan pengendalian internal yang sudah ada.
2. Kecurangan Pelaporan Keuangan (fraudulent financial reporting) sebagai perilaku
yang disengaja dan ceroboh manajemen memalsukan laporan keuangan untuk
menipu investor atau kreditor, meningkatkan harga saham perusahaan, memenuhi
kebutuhan arus kas atau menyembunyikan kerugian.
SAS No. 99: Tanggung Jawab Auditor Untuk Mendeteksi Penipuan
Mensyaratkan auditor untuk:
1. Memahami penipuan; bagaimana, mengapa itu dilakukan.
2. Mendiskusikan risiko salah saji kecurangan yang material; bagaiman dan di
manalaporan keuangan rentan terhadap penipuan.
3. Memperoleh informasi; mengumpulkan bukti dan mencari faktor risiko penipuan,
menguji catatan perusahan, dan menayakan manajemen, komite audit dan dewan
direksi.
4. Mengidedentifikasi, menilai, dan merespon risiko; cara mengevaluasi secara
berhati-hati terhadap risiko manajemen yang mengesampingkan pengendalian
internal.
5. Mengevaluasi hasil pengujian audit mereka; mengidentifikasikan keberadaan
penipuan dan menentukan dampak terhadap laporan keuangan.
6. Mendokumentasikan dan mengomunikasikan temuan; mendokumentasikan ke
manajemen dan komite audit.
7. Menggabungkan fokus teknologi; mengakui dampak teknologi memiliki risiko
penipuan dan memberikan komentar dan contoh untuk mengakui dampak ini.