Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Sistem Informasi Akuntansi tumbuh semakin kompleks dalam memenuhi peningkatan


kebutuhan informasi, perusahaan menghadapi risiko pertumbuhan bahwa sistem mereka
mungkin dikompromikan. Survei terbaru menunjukkn bahwa 67% perusahaan memiliki
cabang keamanan, lebih dari 45% ditargetkan berdasarkan kejahatan yang terorganisasi, dan
60% dilaporkan merugi secara finansial.
Ancaman untuk Sistem Informasi Akuntansi meliputi:
1. Bencana alam dan politik
Kebakaran hutan, cuaca ekstrim, banjir, gempa bumi, longsong, putting beliung, badai
salju, perang dan teroris dapat menhancurkan sistem informasi dan menyebabkan
kegagalan bagi perusahaan.
2. Kesalahan perangkat lunak dan kegagalan fungsi peralatan
Kegegalan perangkat keras dan perangkat lunak, kesalahan perangkat lunak, benturan
sistem operasi, pemadaman listrik, kesalahan transmisi data yang tidak terdeteksi.
Studi federal memperkirakan kerugian ekonomihampir $60 juta. Berdasarkan studi
tersebut sebesar 60% perusahaan memiliki kesalahan perangkat lunak yang signifikan.
3. Tindakan yang tidak diharapkan
Kecelakaan yang disebabkan oleh manusia, kelalaian, salah menempatkan
data,kesalahan logika, sistem yang tidak memenuhi kebutuhan perusahaan. Tindakan
ini merupakan kecerobohan manusia, kegagalan untuk mengikuti prosedur yang
ditetapkan dan personel yang kurang dilatih dan diawasi dengan baik. Pengguna
kehilangan atau salah menempatkan data dan secara tidak sengaja menghapus atau
mengganti file, data dan program. Analisis sistem mengembangkan sistem yang tidak
memenuhi kebutuhan perusahaan, yang membuat mereka rentan untuk diserang atau
yang tidak mampu menangani pekerjaan mereka.
4. Tindakan yang disengaja
Sabotase, penggunaan yang salah, penyalahgunaan aset, penipuan laporan keuangan,
korupsi, rekayasa sosial, malware, penipuan komputer. Pencuri cyber telah mencuri
lebih dari $1 triliun kekayaan intelektual dari bisnis di seluruh dunia. Jendral
Alexander, direktur National Security Agency, menyebut pencurian cyber “ transfer
kekayaan terbesar dalam sejarah”.

PENIPUAN

Penipuan (fraud) adalah mendapatkan keuntungan yang tidak jujur dari orang lain.
Secara legal untuk tindakan dikatakan curang maka harus ada:
1. Pernyataan, representasi, atau pengungkapan yang salah.
2. Fakta material,yaitu sesuatu yang menstimulasikan seseorang untuk bertindak
3. Ikut untuk menipu
4. Kepercayaan yang dapat dijustifikasi (dibenarkan); dimana seseorang bergantung
kepada misrepresentasi untuk mengambil tindakan.
5. Pencedaraan atau kerugian yang diderita oleh korban
Kerugian ekonomi diakibatkan dari aktivitas kecurangan setiap tahunnya. Sebagian besar
pelaku penipuan adalah orang dalam yang memiliki pengetahuan dan akses, keahlian dan
sumber daya yang diperlukan. Pelaku penipuan sering kali disebut “Kriminal Kerah Putih”
Jenis-jenis penipuan:
1. Korupsi (corruption) adalah perilaku tidak jujur oleh mereka yang memiliki
kekuasaan dan sering kali melibatkan tindakan yang tidak terlegitimasi, tidak
bermoral atau tidak kompatibel dengan standar etis. Contoh : penyuapan dan
persengkokolan tender.
2. Penipuan investasi (investment fraud) adalah misrepresentasi atau meninggalkan
fakta untuk mempromosikan investasi yang menjanjikan laba fantastik dengan
sedikit atau bahkan tidak ada risiko.
Dua jenis penipuan yang paling penting dalam dunia bisnis yaitu penyalahgunaan aset
(penipuan karyawan) dan kecurangan pelaporan keuangan (penipuan manajemen).
1. Penyalahgunaan Aset (misappropriation of asset) adalah pencurian aset
perusahaan oleh karyawan. Faktor yang lebih berkontribusi dalam sebagian besar
penyalahgunaan adalah tidak adanya pengendalian internal dan tau kegagalan
menjalankan pengendalian internal yang sudah ada.
2. Kecurangan Pelaporan Keuangan (fraudulent financial reporting) sebagai perilaku
yang disengaja dan ceroboh manajemen memalsukan laporan keuangan untuk
menipu investor atau kreditor, meningkatkan harga saham perusahaan, memenuhi
kebutuhan arus kas atau menyembunyikan kerugian.
SAS No. 99: Tanggung Jawab Auditor Untuk Mendeteksi Penipuan
Mensyaratkan auditor untuk:
1. Memahami penipuan; bagaimana, mengapa itu dilakukan.
2. Mendiskusikan risiko salah saji kecurangan yang material; bagaiman dan di
manalaporan keuangan rentan terhadap penipuan.
3. Memperoleh informasi; mengumpulkan bukti dan mencari faktor risiko penipuan,
menguji catatan perusahan, dan menayakan manajemen, komite audit dan dewan
direksi.
4. Mengidedentifikasi, menilai, dan merespon risiko; cara mengevaluasi secara
berhati-hati terhadap risiko manajemen yang mengesampingkan pengendalian
internal.
5. Mengevaluasi hasil pengujian audit mereka; mengidentifikasikan keberadaan
penipuan dan menentukan dampak terhadap laporan keuangan.
6. Mendokumentasikan dan mengomunikasikan temuan; mendokumentasikan ke
manajemen dan komite audit.
7. Menggabungkan fokus teknologi; mengakui dampak teknologi memiliki risiko
penipuan dan memberikan komentar dan contoh untuk mengakui dampak ini.

Anda mungkin juga menyukai