Anda di halaman 1dari 6

26 November 2019

AKUNTANSI FORENSIK TENTANG


INVESTIGASI TINDAK PENCURIAN

Disusun Oleh :
Vicky Speek Ginting (216420023)
Soenarko A. Sinaga (216420075)
Roy Manchen Sidabutar (216420048)
Wantina Pasaribu (216420009)
Kelas : 7PAUB
Nama Dosen : Gracesiela Yosephine Simanjuntak

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
T.A 2019/2020
INVESTIGASI TINDAK PENCURIAN

Investigasi tindak pencurian adalah aktivitas yang secara langsung menyelidiki atau
menginvestigasi tindakan fraud, seperti, tindakan pengawasan dan penyamaran, mengawasi,
pencarian bukti fisik, danpengumpulan bukti elektronik. Investigasi atau penyelidikan terhadap
tindak pencurian biasanya diawali dengan menggunakan teknik yang tidak akan menambah
kecurigaan dan yang paling penting tidak akan salah atau keliru dalam melibatkan seseorang
yang tidak bersalah dalam suatu tindak kejahatan. Oleh karena itu, pada awalnya beberapa orang
yang terlibat dalam penyelidikan seharusnya menghindari penggunaan kata investigasi (kata
audit dan pemeriksaan lebih dapat diterima). Investigasi seharusnya dimulai dengan
menggunakan teknik yang tidak mungkin dikenali. Sama halnya dengan sebuah proses
pemeriksaan, metode investigasi akan bekerja ke arah orang yang paling dicurigai sampai
akhirnya dilakukan wawancara. Adapun proses dalam Metode investigasi antara lain:

 Melakukan wawancara terhadap orang yang dicurigai.

 Melakukan wawancara terhadap pembeli dan pekerja yang lain.

 Mencari catatan publik dan melakukan pengawasan.

 Melakukan wawancara terhadap pemberi kerja yang terdahulu dan pemasok yang tidak
sukses.

 Mengecek catatan personal dan catatan perusahaan.

Metode dalam melakukan Investigasi tindak pencurian

1. Mengembangkan vulnerability chart

Ketika memulai suatu investigasi, diperlukan pengembangan teori atas tindak fraud atau
kecurangan apa yang dapat terjadi, siapa yang dapat menjadi pelaku dalam tindak fraud, apa
yang menjadi motivasi dalam melakukan tindak fraud, dan bagaimana tindakan fraud dapat
dilakukan. Salah satu cara untuk mengembangkan ialah dengan menggunakan vulnerability
chart.

1
Vulnerability chart adalah alat untuk menjelaskan segala aspek atas tindak fraud dan penetapan
teori fraud.Vulnerability Chart mengkoordinasikan bermacam-macam elemen dalam tindak
fraud, antara lain:

 Aset yang hilang atau dicuri.

 Individu yang berkesempatan melakukan pencurian.

 Metode investigasi atas tindak pencurian.

 Berbagai kemungkinan perahasiaan.

 Kemungkinan konversi.

 Gejala-gejala yang diamati.

 Kemungkinan tekanan yang dialami oleh pelaku.

 Rasionalisasi oleh pelaku.

 Pengendalian internal yang memungkinkan terjadinya tindak pencurian.

2. Melakukan survei dan covert operation

Survei dan operasi rahasia merupakan suatu teknik investigasi dalam pencurian berdasarkan pada
suatu pemikiran terutama mendengar dan melihat. Survei dan observasi berarti melihat dan
mencatat suatu fakta, tindakan, dan perpindahan. Secara teknis, terdapat tiga tipe atas survei
antara lain:

 Stationary or fix point

Dalam metode observasi ini, investigator harus menemukan scene atau adegan yang diobservasi,
mengantisipasi tindakan yang biasanya terjadi dalam adegan tersebut, dan juga membuat catatan
yang detail mengenai aktivitas yang dilakukan oleh pelaku. Selain mencatat informasi mengenai
kejdian tersebut, investigator juga dapat menyimpannya dalam bentuk film atau rekaman.

Dalam catatan yang dibuat harus terdapat hal-hal berikut:

o Waktu dan tanggal observasi

o Nama orang yang diobservasi

2
o Nama saksi yang menguatkan kejadian

o Tempat melakukan observasi, serta jaraknya terhadap kejadian tersebut

o Waktu dimulai dan berakhirnya observasi, yang berhubungan dengan perpindahan


dan aktivitas pelaku.

 Moving or tailing

Dalam tailing auditor memburu pelaku. Keuntungan dari metode ini adalah lebih dapat
mengidentifikasi tindak kejahatan.

 Electronic surveillience

Electronic surveillance dilakukan dengan menggunakan camera video serta seringkali dilakukan
dengan melakukan penyadapan. Metode survey dan operasi rahasia ini, merupakan aktivitas
yang legal, selama tidak melanggar privasi seseorang yang diatur dalam amandemen mengenai
hak asasi manusia.

Covert operation memakan biaya yang besar dan waktu yang lama, sehingga hanya dilakukan
untuk menangani kasus tertentu yang sangat merugikan. Misi rahasia ini biasanya dilakukan
ketika:

 Fraud dilakukan dalam persekongkolan yang besar.

 Metode investigasi yang lain gagal dilakukan.

 Investigasi dilakukan dalam pengawasan yang ketat.

 Terdapat alasan yang signifikan mengenai terjadinya fraud.

 Investigasi dilakukan pelanggaran yang berkaitan dengan hukum dan etika suatu
organisasi.

 Investigasi dilakukan untuk kasus yang rahasia.

 Otoritas pelaksanaan undang-undang dberitahu bahwa bukti terakumulasi.

Di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang menggunakan
database searches dan artificial intelligence system untuk mengidentifikasi transaksi-transaksi
yang mencurigakan.

3
3. Melakukan pengawasan (invigilation)

Invigilation merupakan suatu teknik investigasi atas pencurian yang melibatkan pengawasan
terhadap orang yang dicurigai selama periode pengujian.

Diagram pengawasan (invigilation) berdasarkan waktu:

 Sebelum pengawasan (invigilation)

 Selama pengawasan (invigilation)

 Setelah pengawasan (invigilation)

Pengawasan (invigilation) merupakan suatu teknik investigasi yang mahal. Hal ini seharusnya
digunakan hanya dengan menggunakan pendekatan manajemen dengan tingkat resiko yang
tinggi. Dengan digunakannya Invigilation oleh nanagement dengan cara melakukan pengawasan
terhadap internal control perusahaan sehingga dapat mengurangi peluang karyawan dalam
melakukan fraud.

4. Pencarian Bukti

Metode investigasi terakhir yang digunakan dalam investigasi tindakan pencurian adalah
menemukan barang bukti. Dalam investigasai ini terdapat dua macam barang bukti, yakni:

a) Bukti fisik

Bukti fisik sangat berguna untuk beberapa kasus, terutama untuk kasus yang berkaitan dengan
persediaan. Hal ini dikarenakan fisik persediaan dapat dihitung dan bila terdapat perbedaan
jumlah persediaan dapat ditelusuri.

Dalam kasus fraud bukti fisik sangat sulit untuk ditemukan, berbeda dengan tindak kejahatan
lainnya seperti pembunuhan, perampokan dll. Dalam pengumpulan bukti fisik, juga diperlukan
analisa objek terkait, seperti persediaan, asset, dan kunci yang patah, zat-zat, seperti pelumas dan
cairan gas, cetakan, seperti bekas potongan, jejak, dan sidik jari.

b) Bukti elektronik

Salah satu barang bukti yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir adalah bukti eletronik.
Ilmu yang mempelajari mengenai pencarian bukti elektronik adalah computer foreinsik. Terdapat
empat tahapan dalam mengumpulkan bukti elektronik antara lain:

4
1. Amankan peralatan elektronik dan fungsinya telah berjalan.

2. Gandakan peralatan tersebut dan perhitungkan CRC Checksum.

3. Telusuri peralatan secara manual.

4. Telusuri peralatan secara otomatis.

Selain memeriksa peralatan elektronik dalam menemukan bukti elektronik juga dapat dilakukan
dengan memeriksa email pelaku.

Anda mungkin juga menyukai