Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan PSAK dan SAK ETAP Dalam Penyajiannya

Pastinya Anda familiar dengan PSAK dan SAK ETAP, tetapi apakah Anda sudah
paham mengenai standar akuntansi tersebut di Indonesia? Ada berapakah standar
akuntansi di Indonesia? Pertanyaan ini sebenarnya sangat penting ketika Anda baru
memulai bisnis dan memulai pencatatan akuntansi di perusahaan Anda. Karena ada
beberapa Standard Akuntansi yang diterapkan di Indonesia dan semuanya berlaku
untuk jenis transaksi dan jenis perusahaan yang berbeda. Dalam artikel ini akan
dibahas satu per satu mengenai standard akuntansi yang ada di Indonesia, sehingga
Anda dapat mengetahui apakah standard tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Beberapa standard akuntansi yang ada di Indonesia diantaranya adalah:

1. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis konvergensi dengan


International Financial Reporting Standard (IFRS)
2. Standard Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
3. Standard Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM) berlaku efektif 2018
4. Standard Akuntansi Syariah
5. Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Artikel ini hanya akan membahas mengenai dua standard saja yaitu PSAK dan SAK
ETAP, sementara SAK EMKM terlalu jauh dan belum berlaku seacara efektif. PSAK
dan SAK ETAP memiliki perbedaan signifikan begitupun kriteria penggunanya,
namun pada praktik di Indonesia bisa saja tipis perbedaannya.

 Sekilas perbedaan mengenai PSAK dan SAK ETAP

PSAK berbasis IFRS (pada percakapan sehari-hari biasanya disebut PSAK umum atau
PSAK besar karena memang ukurannya yang tebal dan bisa berlaku bagi semua pihak)
dan SAK ETAP bersumber dari International Best Practice yaitu International
Financial Reporting Standard for Small Medium Enterprise. Namun setelah sumber
SAK ETAP (International Financial Reporting Standard for Small Medium
Enterprise) ditelaah oleh dewan penerbit standard yaitu Dewan Standard Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) banyak kesamaan dengan PSAK.
Dengan kata lain tidak akan ‘jauh’ jarak antara PSAK dan SAK ETAP. Sehingga dalam
mengkonvergennya DSAK membuat banyak penyesuaian. Sementara dalam
menerapkan konvergensi PSAK dari IFRS tidak terlalu banyak perubahan yang
terjadi.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa SAK ETAP memiliki kualitas informasi di
bawah PSAK umum, bahkan SAK ETAP dianalogikan sebagai ‘versi kecil’ dari PSAK
umum. Secara khusus dan poin per poin perbedaanya akan dijelaskan di artikel ini.

 Siapa yang boleh menggunakan SAK ETAP dan siapa yang harus
menggunakan PSAK?

Ada dua syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah entitas bila ingin menerapkan SAK
ETAP yaitu:

1. Menerbitkan laporan keuangan yang betujuan umum untuk pengguna eksternal


2. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan

Seperti apa akuntabilitas publik yang signifikan itu? Dalam SAK ETAP dijelaskan
bahwa akuntabilitas publik yang siginfikan dimiliki apabila:

1. Bila entitas terdaftar di bursa pasar modal sehingga modal perusahaan dimiliki oleh publik
atau sedang dalam proses pendaftaran pada otoritas pasar modal
2. Perusahaan memiliki posisi sebagai fidusia (yaitu memegang harta pihak lain). Seperti
bank, asuransi, manajer investasi, dan pegadaian.

Maksud modal disini diartikan sebagai capital, bukan modal ekuitas, dalam bahasan
keuangan modal adalah hutang (debt dan bond) dan ekuitas. Kenapa demikian? Apa
bedanya perusahaan yang terdaftar di bursa dengan perusahaan yang tidak terdaftar
di bursa? Kenapa ada hutang dibagi menjadi debt dan bond? Kenapa ekuitas dan debt
dibedakan dalam pasar modal?

Bond adalah hutang jangka pendek, biasanya bertenor kurang dari 5 tahun.
sementara Debtadalah hutang jangka panjang yang tenornya bisa 10-30 tahun. Ada
perusahaan yang hanya menerbitkan bond saja tanpa menerbitkan saham, seperti
PLN. Artinya perusahaan hanya tertarik untuk menerima hutang (kreditor) namun
tidak tertarik untuk menerbitkan saham (terbuka untuk shareholder). Hal ini bisa saja
dikarenakan PLN adalah perusahaan negara, sehingga dikhawatirkan bila perusahaan
‘membuka diri’ maka akan membahayakan kepentingan orang banyak.

Disisi lain, ada perusahaan yang menerbitkan saham dan menerbitkan hutang, seperti
waskita karya dan mayoritas perusahaan lainnya. Namun jarang sekali perusahaan
yang hanya menerbitkan saham tanpa menerbitkan hutang.

Apakah ada perbedaan akuntabilitas antara perusahaan yang menerbitkan hutang


saja, saham saja, dan menerbitkan keduanya? Jawabannya adalah semuanya memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan karena terdaftar di bursa efek dan capitalnya di
perdagangkan secara bebas antara individu-individu. Bila Anda bertindak sebagai
investor Anda dapat mengecek kenaikan dan penurunan harga obligasi serta saham,
sehingga Anda sebagai investor harus mendapatkan informasi yang penuh atas
perusahaan Anda. Atas alasan tersebut, maka perusahaan diharuskan untuk
menggunakan PSAK umum dibanding SAK ETAP.

Kenapa perusahaan yang masih mendaftarkan diri atau dalam proses pengajuan
untuk didaftarkan di bursa juga dikategorikan memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan? Karena perusahaan-perusahaan tersebut sedang dalam proses untuk
menjadi memiliki akuntanbilitas publik yang signifikan. Seleksi untuk IPO (Initial
Public Offering) dari OJK (dulu Bapepam LK) dan BEI sangat ketat, sehingga bila
mereka tidak mampu menerapkan PSAK umum maka dikhawatirkan ketika sudah
terdaftar di bursa tidak mampu memberikan informasi yang relevan kepada investor.

Selanjutnya perusahaan yang bertindak sebagai fidusia harus menggunakan PSAK


umum, tidak boleh menggunakan SAK ETAP karena mereka bertindak atas
pengelolaan orang lain. Perusahaan fidusia bertindak sebagai ‘agent’ sementara
investor bertindak sebagai ‘principal’ (pemilik sebenarnya) sehingga sebagai agent
mereka harus memberikan informasi yang penuh dan relevan kepada investornya agar
mereka terinformasikan dengan benar tentang digunakan untuk apa saja uang
mereka.

Contoh dari perusahaan fidusia adalah Bank, mulai dari Bank Konvensional
hingga Bank syariah, kecuali Bank Pekreditan Rakyat (BPR), Perusahaan asuransi,
manajer investasi dan perusahaan sekuritas, pegadaian, termasuk koperasi simpan
pinjam. BPR tidak menggunakan PSAK umum karena regulasi dari Bank Indonesia
yang mensyaratkan BPR tidak usah menggunakan PSAK umum cukup menggunakan
SAK ETAP. Hal ini mengingat kapasitas BPR yang masih belum kecil dan belum
mumpuni untuk menggunakan PSAK yang rumit dan membutuhkan biaya yang tidak
sedikit untuk mematuhinya.

Sehingga dengan demikian perusahaan besar sekalipun, bila tidak tedaftar di bursa
dan tidak bertindak sebagai fidusia cukup memakai SAK ETAP. Tidak usah terlalu
memaksakan untuk menggunakan PSAK dengan alasan perusahaan ini adalah
perusahaan yang besar dengan omzet yang tinggi.

Dalam sudut pandang akuntansi kesesuaian perusahaan untuk menggunakan


standard yang mana tergantung dari akuntabilitas nya. Semakin tinggi
akuntabilitasnya maka semakin tinggi informasi yang dibutuhkan, standard mengatur
‘jumlah’ dari informasi. Jika stakeholder (pemegang kepentingan) perusahaan Anda
sedikit, untuk apa menyajikan informasi yang berlebihan toh tidak ada yang
menggunakan?

Disisi lain, perusahaan yang omzet dan profitnya kecil namun terdaftar di bursa maka
perusahaan harus menyajikan informasi yang maksimal untuk para stakeholder. Hal
ini dikarenakan stakeholder membutuhkan informasi yang penuh atas penggunaan
dananya pada perusahaan.

 Perbedaan Antara Tampilan Laporan Keuangan PSAK dan SAK ETAP

Dari sisi tampilan, terdapat perbedaan antara minimum line antara PSAK dan SAK
ETAP. Bila menggunakan SAK ETAP neraca sisi aset cukup berisi;

1. Kas dan setara kas


2. Piutang usaha dan piutang lainnya
3. Persediaan
4. Properti Investasi
5. Aset Tetap
6. Aset Tidak berwujud
Sementara neraca sisi kewajiban dan ekuitas cukup berisi:

1. Utang usaha dan utang lainnya


2. Aset dan kewajiban pajak
3. Kewajiban diestimasi
4. Ekuitas

Untuk laporan laba rugi, minimum line item (hal-hal) yang harus tersedia adalah:

1. Pendapatan
2. Beban keuangan
3. Bagian laba atau rugi investasi dengan metode ekuitas
4. Beban pajak
5. Laba atau rugi neto

Beberapa pos yang ada di PSAK umum namun pengaturannya tidak ada di PSAK
diantaranya adalah penggunaan pos luar biasa dan penghasilan komprehensif lainnya.
Namun SAK ETAP mengenal laba/rugi yang langsung diatribusikan ke ekuitas yang
secara substansi tidak jauh berbeda dengan penghasilan komprehensif lain.

Sementara untuk laporan perubahan ekuitas secara umum sama dengan PSAK 1 yaitu:

1. Laba rugi untuk periode tersebut


2. Pendapatan dan beban yang dapat diatribusikan langsung dalam ekuitas (secara substansi
serupa dengan penghasilan komprehensif lainnya)
3. Komponen ekuitas yang dipengaruhi oleh perubahan kebijakan dan estimasi akuntansi
4. Rekonsiliasi antara jumlah yang tercatat antara awal dan akhir periode

Ada sedikit keunikan dalam laporan perubahan ekuitas yaitu laporan perubahan
ekuitas dan laporan laba rugi boleh digabung dalam satu susunan apabila memenuhi
syarat di bab 3 paragraf 14 yaitu:

“Bila perusahaan hanya mengalami perubahan ekuitas yang muncul dari laba rugi,
pemabayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan
akuntansi selama periode laporan keuangan tersebut.”
Dengan kata lain, perubahan ekuitas yang muncul hanya dari operasi normal
perusahaan tanpa adanya rugi atau laba yang harus diatribusikan ke ekuitas secara
langsung, dapat menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba dalam satu susunan

Bagaimana dengan peraturan dalam laporan arus kas? Secara umum peraturannya
sama dengan PSAK 2, atas pendapatan dan beban bunga serta deviden dalam SAK
ETAP, juga memberikan pilihan antara menjadi bagian dari aktivitas operasi atau
investasi dengan syarat konsisten dalam penerapannya. Demikian juga dengan Pajak
Penghasilan harus dicatat dalam arus kas operasi kecuali dapat diidentifikasi secara
spesifik sebagai investasi atau pendanaan.

Perbedaan yang signifikan lainnya adalah SAK ETAP mengharuskan pencatatan arus
kas operasi dengan metode tidak langsung sementara PSAK 2 memberikan pilihan
antara metode langsung atau tidak langsung. SAK ETAP juga tidak mengatur tentang
arus kas dari mata uang asing.

Demikianlah pembahasan mengenai tampilan dari SAK ETAP dan PSAK. Semoga
membantu Anda dalam menentukan apakah perusahaan Anda menggunakan SAK
ETAP atau PSAK.

Anda mungkin juga menyukai