Anda di halaman 1dari 11

 

Terdapat perbedaan mendasar antara SAK-ETAP dan SAK-Umum. Salah satunya


dapat dilihat dari Komponen laporan keuangan. SAK ETAP masih menggunakan istilah
Neraca, Laporan Laba rugi, Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
laporan Keuangan. Sedangkan SAK-Umum, Neraca berganti nama dengan Laporan
Posisi Keuangan, disajikan pula Laporan Laba Rugi Komperehensif. Selain juga
menyusun LAK, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Calk. Penyajian Laporan Laba Rugi
Komperehensif dianggap perlu pada SAK-Umum, sedangkan tidak pada SAK-ETAP.
Mengingat SAK-ETAP adalah penyederhanaan dari SAK-Umum

               Perbedaan lainnya adalah pada metode pengukuran. SAK-ETAP


menggunakan historical cost dan nilai wajar. Sedangkan SAK-Umum mengunakan
Historical cost, biaya kini, nilai realisasi bersih dan nilai sekarang. Selain itu, dalam
penilaian Aset, SAK-ETAP hanya menggunakan Biaya historis dan baru menggunakan
revaluasi kalau diizinkan. Sedangkan SAK-Umum, bisa memilih satu diantara dua
diantara mana yang lebih relevan dan lebih andal.

               Perbedaan terpenting adalah ada tidaknya konsep pemeliharaan modal. Pada
SAK-Umum salah satu yang terpenting adalah bagaimana modal pemilik perusahaan itu
terjaga. Oleh karena itu, SAK-Umum dirancang untuk bisa menyajikan kondisi
perusahaan sebenarnya untuk kepentingan Pemilik perusahaan, investor dan kreditor.
Berbeda dengan SAK-ETAP, karena merupakan SAK “khusus” untuk Entitas tanpa
Akuntabilitas Publik, maka tidak diperlukan untuk menyajikan dan menggunakan konsep
pemeliharaan modal yang akuntable. Oleh karena itu, SAK-ETAP tidak disajikan
Catatan atas laporan keuangan mengenai modal perusahaan dan dividen secara detil.

               Perbedaan berikutnya adalah masalah asset tidak berwujud. SAK-UMUM


mengakui umur manfaat yang tidak terbatas, sedangkan SAK-ETAP hanya mengakui
asset tidak berwujud yang memiliki umur yang terbatas. Begitu pula untuk goodwill, SAK
UMUM mengakuinya, sedangkan SAK-ETAP tidak. Pengakuannya juga berbeda. SAK-
Umum bisa menggunakan metode historical cost dan revaluasi. Sedangkan SAK-ETAP
hanya menggunakan historical cost. SAK-Umum benar-benar memperhitungkan adanya
indikasi pengurangan nilai dari asset tidak berwujud tersebut, sedangkan SAK-Etap
tidak.

               Perbedaan inilah yang menjadikan SAK-ETAP menjadi lebih sederhana dan
aplikatif bagi perusahaan kecil. Bukan hanya perusahaan kecil, perusahaan besar yang
tidak diharuskan memiliki akuntabulitas public juga diizinkan menggunakannya, tapi
perlu diingat, kesederhanaan penyajian ini banyak mengabaikan hal yang tidak relevan.
Banyak pula, informasi yang tidak di ungkapkan secara wajar. jadi, untuk penggunaan
SAK-ETAP benar tergantung pada criteria perusahaan. Oleh karena itu, pakailah
standar yang tepat untuk kapasitas yang tepat. Untuk perusahaan yang lebih baik.

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


Perbandingan antara PSAK dengan SAK-ETAP
 

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) atau atau The
Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan
oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Mei 2009. Dewan tandar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) sendiri beranggotakan 17 orang mewakili: Akuntan Publik,
Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Alasan IAI menerbitkan
standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah (UKM) (yang
jumlahnya hampir dari 90% dari total perusahaan di Indonesia)  dalam menyusun laporan
keuangan mereka. Dimana jikalau standar ini tidak diterbitkan mereka juga harus mengikuti
SAK baru (yang merupakan SAK yang sedang dalam tahap pengadopsian IFRS –
konvergensi penuh tahun 2012) untuk menyusun laporan keuangan mereka. SAK berbasis
IFRS ini relatif lebih kompleks dan sangat mahal bagi perusahaan kecil dan menengah untuk
menerapkannya.
SAK-ETAP mengadopsi sebagian IFRS (International Financial Reporting
Standards) untuk usaha kecil-menengah (IFRS for Small-Medium-sized Entities/SMEs).
Penetapan ini sehingga berdampak dikenalnya empat pilar akuntansi di Indonesia:
1. Standar Akuntansi Keuangan yang diadaptasi IFRS
2. SAK-ETAP
3. Standar Akuntansi Syari’ah
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), PP 24 tahun 2005  yang direvisi dalam PP 71 tahun
2010 berbasis akrual
Dalam definisi IFRS Small and Medium Entyties atau Usaha Kecil Menengah (SMEs)
menurut IFRS  (International Financial Reporting Standards) diartikan sebagai :
a.perusahaan kecil dan menengah adalah perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas
publik, dan
b.menerbitkan laporan keuangan tujuan umum untuk pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal termasuk pemilik yang tidak terlibat dalam pengelolaan bisnis, dan potensi yang
ada kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2011 namun penerapan dini diperkenankan. Apabila SAK-ETAP ini
telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan
keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK
ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK
dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan 182
halaman dan 30 bab.

Small and Medium Entyties menurut IFRS for SMEs adalah :


a.perusahaan kecil dan menengah adalah perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas
publik, dan
b.menerbitkan laporan keuangan tujuan umum untuk pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal termasuk pemilik yang tidak terlibat dalam pengelolaan bisnis, dan potensi yang
ada kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
  
Dua kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas
publik (ETAP) yaitu:
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; dan
Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:
a. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk
tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu Bapepam sendiri telah mengeluarkan
surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE-06/BL/2010 tentang larangan penggunaan SAK
ETAP bagi lembaga pasar modal, termasuk emiten, perusahaan publik, manajer investasi,
sekuritas, asuransi, reksa dana, dan kontrak investasi kolektif.
b. entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan
bank investasi.
2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) bagi pengguna eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah: a. pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha; b. kreditur; dan c. lembaga pemeringkat kredit.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan dapat menggunakan SAK ETAP jika
otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contohnya
Bank Perkreditan Rakyat yang telah diijinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP
mulai 1 Januari 2010

SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini per 1 Januari
2010 diperbolehkan. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus
membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement)
atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh
menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK
ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit
di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.
Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada
PSAK, maka terdapat beberapa ketentuan transisi dalam SAK-ETAP yang cukup
ketat:
1. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK-ETAP, yakni 1
January 2011
2. Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan
keuangan tidak berdasarkan SAK-ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang
diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian
menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya.

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


3. Per 1 January 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau
beralih menggunakan SAK-ETAP.
4. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak
memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP. Hal ini
misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun
2011, namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan public di tahun berikutnya. Entitas
tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak
diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali.
5. Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun laporan
keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK
ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan
keuangan.
Berikut ini adalah table perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP yang dapat membantu
pembaca dalam mempelajari SAK-ETAP lebih jauh. Buku SAK-ETAP dapat diperoleh di
kantor pusat Ikatan Akuntan Indonesia dan kantor-kantor cabang IAI.
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan Laporan posisi keuangan Sama dengan
Informasi yang disajikan dalam PSAK, kecuali
laporan posisi keuangan informasi yang disajikan
Pembedaan asset lancar dan tidak dalam neraca, yang
lancar dan laibilitas jangka pendek dan menghilangkan pos: 
jangka panjang
Aset lancar Aset keuangan
Laibilitas jangka pendek Properti investasi yang
Informasi yang disajikan dalam diukur pada nilai wajar
laporan posisi keuangan atau catatan (ED PSAK 1)
atas laporan keuangan Aset biolojik yang
(Perubahan istilah di ED PSAK diukur pada biaya
1: Neraca menjadi Laporan Posisi perolehan dan nilai
Keuangan, Kewajiban (liability) wajar (ED PSAK 1)
menjadi laibilitas) Kewajiban berbunga
jangka panjang
Aset dan kewajiban
pajak tangguhan
Kepentingan
nonpengendalian
2 Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi komprehensif Tidak sama dengan
Informasi yang disajikan dalam PSAK yang
laporan Laba Rugi Komprehensif menggunakan
Laba rugi selama periode istilah laporan laba
Pendapatan komprehensif lain selama rugi komprehensif, SAK
periode ETAP menggunakan
Informasi yang disajikan dalam istilah laporan laba rugi.
laporan laba rugi komprehensif atau
catatan atas laporan keuangan
3 Penyajian Perubahan Ekuitas Sama dengan
PSAK, kecuali untuk

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


beberapa hal yang
terkait pendapatan
komprehensif lain.
4 Catatan Atas Catatan atas laporan keuangan Sama dengan
Laporan Keuangan Struktur PSAK, kecuali
Pengungkapan kebijakan Akuntansi pengungkapan modal.
Sumber estimasi ketidakpastian
Modal (ED PSAK 1)
Pengungkapan lain
5 Laporan Arus Kas Arus kas aktivitas operasi: metode Sama dengan
langsung dan tidak langsung PSAK kecuali: 
Arus kas aktivitas investasi
Arus kas aktivitas pendanaan Arus kas aktivitas
Arus kas mata uang asing operasi: metode tidak
Arus kas bunga dan dividen, pajak langsung
penghasilan, transaksi non-kas Arus kas mata uang
asing, tidak diatur.
6 Laporan keuangan konsolidasi Persyaratan penyajian lapkeu Tidak diatur (Lihat Bab
dan terpisah konsolidasi 12).
Entitas bertujuan khusus
Prosedur konsolidasi
Lapkeu tersendiri
Lapkeu gabungan
7 Kebijakan akuntansi, estimasi, PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih SAK ETAP sudah maju
dan kesalahan untuk periode Berjalan, Kesalahan satu langkah
Mendasar, dan Perubahan Kebijakan dibandingkan PSAK
Akuntansi)  (tidak ada “kesalahan
mendasar” dan “laba
Laba atau rugi bersih untuk Periode atau rugi luar biasa”).
berjalan
Kesalahan Mendasar
Perubahan kebijakan Akuntansi
Pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi
Konsistensi dan perubahan kebijakan
akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi
Kesalahan.
Pos luar biasa
Laba atau rugi dari aktivitas normal
Operasi yang tidak dilanjutkan
Perubahan estimasi Akuntansi
Penerapan suatu standar Akuntansi
keuangan
Perubahan kebijakan Akuntansi yang
lain
8 Instrumen Keuangan Dasar Ruang lingkup: aset dan kewajiban PSAK 50 (1998).
keuangan
Instrumen keuangan dasar:

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


Diklasifikasikan pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, dimiliki
hingga jatuh tempo, tersedia untuk
dijual, pinjaman dan pinjaman yang
diberikan
Impairment menggunakan incurred
loss concept
Derecognition
Hedging dan derivatif
Ruang lingkup: investasi pada efek
tertentu
Klasifikasi trading, held to maturity,
dan available for sale. Hal tsb
mengacu ke
9 Persediaan Pengukuran persediaan Sama dengan PSAK
Biaya persediaan
Biaya pembelian
Biaya konversi
Biaya lain-lain
Biaya persediaan pemberian jasa
Teknik pengukuran biaya
Rumus biaya
Nilai realisasi bersih
Pengakuan sebagai beban
Pengungkapan
10 Investasi pada perusahaan Ruang lingkup: entitas asosiasi metode ekuitas
asosiasi dan entitas anak Metode akuntansi
Metode biaya
Metode ekuitas
Model nilai wajar (ED PSAK 15)
Ruang lingkup: entitas asosiasi dan
entitas anak
Metode akuntansi
Entitas asosiasi : metode biaya
Entitas anak :
11 Investasi pada perusahaan Jointly controlled operation, asset, and Sama dengan PSAK
asosiasi dan entitas anak entity kecuali metode
Metode akuntansi akuntansi hanya
Metode konsolidasi proporsional menggunakan metode
Metode ekuitas biaya.
Model nilai wajar (ED PSAK 12 :
PBA/PBO/PBE)
12 Property Investasi Metode akuntansi  Metode
akuntansi: model biaya
Model nilai wajar
Model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan Sama dengan
komponenisasi PSAK kecuali: 
Pengukuran menggunakan model

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


biaya atau model revaluasi Tidak menggunakan
Pengukuran biaya perolehan pendekatan
Pengakuan pengeluaran selanjutnya komponenisasi.
Penyusutan Revaluasi diijinkan jika
Tidak perlu review nilai residu, dilakukan berdasarkan
metode penyusutan, dan umur manfaat Peraturan Pemerintah.
setiap akhir periode pelaporan, tetapiHal ini mengacu ke
jika ada indikasi perubahan saja PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review nilai
residu.
14 Asset Tidak Berwujud Prinsip umum untuk pengakuan Sama dengan
Pengakuan awal, pengukuran PSAK, kecuali aset
selanjutnya tidak berwujud yang
Amortisasi selama umur manfaat atau diperoleh dari
10 tahun penggabungan usaha.
Penurunan nilai
Menggunakan metode pembelian Tidak diatur
Goodwill dimaortisasi 5 tahun atau 20
tahun dengan justifikasi manajemen
15 Sewa Mengatur perjanjian yang
mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan
Tidak mengatur perjanjian yang
mengandung sewa (ISAK)
lessor Klasifikasi sewa:
kombinasi IFRS for
SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan
lessee dan lessor
menggunakan PSAK 30
(1990): Akuntansi
SewaGuna Usaha
Kewajiban diestimasi Sama dengan PSAK
Kewajiban kontinjensi
Aset kontinjensi
16 Ekuitas Penjelasan Sama dengan
Akuntasi ekuitas untuk badan usaha PSAK, kecuali :
bukan PT
Akuntansi ekuitas untuk badan usaha Reorganisasi
berbentuk PT Selisih
Reorganisasi penilaian kembali
Selisih penilaian kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Sama dengan PSAK.
Penjualan jasa
Kontrak konstruksi
Bunga, dividen dan royalti
Lampiran kasus
pengakuan pendapatan (ED PSAK 23)

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Biaya
Pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman langsung
pinjaman dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset Penurunan nilai persediaan Sama dengan
Penurunan nilai non-persediaan PSAK, kecuali: 
Penurunan nilai goodwill
Ruang lingkup yang
meliputi semua jenis
aset.
Tidak mengatur
penurunan nilai
goodwill
Ada tambahan
penurunan nilai untuk
pinjaman yang
diberikan dan piutang
yang menggunakan
PSAK
31:Akuntansi Perbanka
nparagraf 16 dan 17.
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Sama dengan
Imbalan pasca kerja, untuk manfaat PSAK, kecuali untuk
pasti menggunakan PUC manfaat pasti
Imbalan jangka panjang lainnya menggunakan PUC dan
Pesangon pemutusan kerja jika tidak bisa,
menggunakan metode
yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan Menggunakan deferred tax concept
Pengakuan dan pengukuran pajakkini
Pengakuan dan pengukuran
pajaktangguhan
Menggunakan tax payable concept
Tidak ada pengakuan danpengukuran
pajak tangguhan
22 Mata Uang Pelaporan Mata uang pencatatan dan pelaporan Sama dengan
Mata uang fungsional PSAK Mata Uang
Penentuan saldo awal Pelaporan 
Penyajian komparatif
Perubahan mata uang pencatatan dan Mata uang fungsional
pelaporan Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam
mata uang fungsional
Perubahan mata uang
fungsional (Pada
prinsipnya sama)
23 Peristiwa setelah akhir periode Peristiwa yang memerlukan Sama dengan PSAK
pelaporan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan
penyesuaian

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


24 Pengungkapan pihak-pihak Pengertian pihak-pihak yang Sama dengan PSAK 7
yang mempunyai hubungan mempunyai hubungan istimewa
istimewa Pengungkapan
25 Aktivitas Khusus Akuntansi perkoperasian Tidak diatur
Akuntansi minyak dan gas bumi
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek
Akuntansi reksa dana
Akuntansi perbankan dan asuransi
26 Ketentuan Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak
praktis) yang diterapkan
secara prospective
catchup (dampak ke
saldo laba)
Perpindahan dari dan ke
SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif
untuk laporan keuangan
yang dimulai pada
tanggal 1 Januari 2011,
penerapan dini 1 Januari
2010
Dengan adanya pembagian standar akuntansi keuangan (SAK) menjadi SAK ETAP
dan SAK Penuh (Perusahaan dengan akuntabilitas publik), maka dikenal pembagian
kelompok perusahaan yaitu entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) dan entitas
dengan akuntabilitas publik (EAP).
EAP ini juga mencakup perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan
ETAP sendiri lebih mengarah (tapi tidak hanya mencakup) perusahaan dengan
skala kecil dan menengah yang “kesulitan” menerapkan SAK secara menyeluruh.
Adanya pemisahan tersebut disebabkan oleh konvergensi SAK ke Full IFRS dengan
tujuan untuk meminimalkan perbedaan antara SAK Indonesia dan IFRS sehingga
laporan keuangan akan lebih mudah dipahami dan juga meningkatkan kualitas
keterbandingan (comparability) terutama oleh user dari berbagai negara. Dengan
kata lain, memang gap antara SAK Indonesia dan IFRS masih tetap ada, namun
konvergensi ke Full IFRS meminimalkan gap tersebut sehingga dapat memudahkan
pembaca dalam memahami laporan keuangan tersebut.
Munculnya SAK ETAP sendiri dengan maksud agar konvergensi IFRS dapat segera
diwujudkan secara penuh. Sehingga perusahaan-perusahaan yang kesulitan untuk
menerapkan SAK Penuh, dapat mengadopsi SAK ETAP sebagai standar keuangan
yang lebih sederhana.

Berikut beberapa perbedaan penerapan SAK Penuh dan SAK ETAP :


SAK UMUM SAK ETAP
Penyajian Laporan Keuangan Dengan adanya ED PSAK 1 di Minimum pos yang harus ada di
masa depan penyajian laporan neraca lebih sedikit.- Silent
keuangan mengikuti IFRS dengan terhadap pos luar biasa- Laporan
perubahan antara lain,- Tidak ada laba rugi (tanpa harus
lagi pos luar biasa pada neraca- menyajikan laba rugi

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


Laba Rugi komprehensive- Cash komprehensive)- Cash flow
flow metode langsung dengan metode tidak langsung
(dianjurkan), dan tidak langsung.
Aset Tetap dan Properti 1. Memberikan pilihan metode Aset tetap, properti investasi
Investasi biaya atau revaluasi untuk aset menggunakan metode biaya
tetap.2. Metode Fair value untuk kecuali ada ketentuan pemerintah
properti investasi. yang mengharuskan model
revaluasi diterapkan.
Aset Tidak Berwujud -    Saat ini aset tidak berwujud -     Aset tidak berwujud
diamortisasi selama 20th.-    ED diamortisasi selama 10th.-    
PSAK 19 (Terbit 2011)-    Aset Pengukuran menggunakan
tidak berwujud dengan masa metode biaya.
manfaat tak terbatas, tidak
diamortisasi.
Instrumen Keuangan -  Ruang lingkup: aset dan -     Ruang lingkup; investasi
kewajiban keuangan,-  pada efek tertentu-     Klasifikasi
Diklasifikasikan pada nilai wajar trading, held to maturity, dan
melalui laporan laba rugi, dimiliki available for sale. Hal tsb
hingga jatuh tempo, tersedia untuk mengacu pada PSAK no 50
dijual, pinjaman dan pinjaman (1998).- Jauh lebih sederhana
yang diberikan.-  Impayment dibanding ketentuan PSAK 50 
menggunakan incurred loss dan PSAK 55 (revisi 2006)
concept.-  Derecognition- 
Hedging dan derivatif.
Persediaan LIFO tidak lagi diijinkan(PSAK LIFO tidak diijinkanKetentuan
14 revisi 2008) lainnya sama dengan PSAK
Penurunan nilai Aset -  Ruang lingkup kecuali; -     Ruang lingkup yang meliputi
persediaan, aset yang timbul dari semua jenis aset kecuali aset
kontrak konstruksi, aset pajak yang timbul dari manfaat
tangguhan, aset yang timbul dari pensiun.- Tidak mengatur
manfaat pensiun.-  Penurunan nilai penurunan nilai goodwill.- Ada
non persediaan.-  Penurunan nilai tambahan penurunan nilai untuk
unit penghasil kas dan goodwill. pinjaman yang diberikan dan
piutang yang menggunakan
PSAK 31.
Laporan Keuangan Diatur dalam PSAK Tidak DiaturBila memiliki
Konsolidasian 4Menggunakan metode ekuitas investasi atas asosiasi maupun
(entitas asosiasi) dan metode subsidiary menggunakan metode
konsolidasi penuh untuk entitas ekuitas ( on line cosolidation).
anak.
Sewa -  Mengatur perjanjian yang -     Tidak mengatir perjanjian
mengandung  sewa.-  Klasifikasi yang mengandung sewa ( psak
berifat  principle based.-  Laporan 8)- Klasifikasi sewa; kombinasi
keuangan lessee dan lessor IFRS for SMEs dan SFAS 13
(rule based)- Laporan keungan
lessee dan lessor menggunakan
PSAK 30 (1990): Akuntansi
Sewa
Biaya Pinjaman Komponen biaya Biaya pinjaman langsung

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA


pinjamanPengakuan dan dibebankan.
kapitalisasi biaya pinjaman
Imbalan Kerja Menjelaskan:-  Imbalan kerja - Tidak termasuk imbalan
jangka pendek-  Imbalan pasca berbasis ekuitas- Untuk mafaat
kerja, untuk manfaat pasti pasti mengunakan PUC dan jika
menggunakan PUC (Project Unit tidak bisa, menggunakan metode
Credit)-  Imbalan jangka panjang yang disederhanakan.
lainnya-  Pesangon pemutusan
kerja-  Imbalan berbasis ekuitas
Pajak Penghasilan -  Menggunakan deffered tax - Menggunakan tax payable
concept-  Penagkuan dan concept.- Tidak ada pengakuan
pengukuran pajak kini-  dan pengukuran pajak ta
Pengakuan dan pengukuran pajak
tangguhan

Farindarani Kusbari | UNIVERSITAS GADJAH MADA

Anda mungkin juga menyukai