Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI PERBANKAN & LPD

“Standar Akuntansi ETAP”

Dosen Pengampu :

Yenny Verawaty.,SE.,MM

Oleh

Kelompok 13

Nama Anggota Kelompok :

1. Ni Kadek Nindya Sriniti ( 2002622010176)

2. I Kadek Novsa Wiguna ( 2002622010177)

3. I Gusti Ayu Kompyang Widiantari Putri ( 2002622010178)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2022
PEMBAHASAN

1. Standar Akuntansi Keuangan ETAP

SAK ETAP yang merupakan kepanjangan dari Standar Akuntansi Keuangan untuk

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia untuk

perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha

menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar ETAP ini

cukup sederhana dan pasti tidak akan menyulitkan bagi penggunanya.

Diterbitkan pada 17 Juli 2009 dan berlaku efektif pada 01 Januari 2011. PSAK –

IFRS dan SAK ETAP disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI). Terdiri dari 17 orang mewakili : Akuntan Publik,

Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Hasilnya adalah PSAK dan

ISAK.

SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

ETAP adalah entitas yang: (1) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (2)

menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)

bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat

langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP

menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang lebih sederhana antara

lain:

1. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.

2. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.

3. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.

4. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.
Pada dasarnya, SAK-ETAP adalah PSAK yang disederhanakan yaitu :

1. Mengabaikan yang tidak relevan.

2. Merupakan pilihan alternative standar akuntansi yang sederhana.

3. Penyederhanaan pengakuan dan pengukuran.

4. Mengurangi tingkat pengungkapan.

5. Penyederhanaan proses penyusunan.

Perlu pula diketahui bahwa Karakter SAK-ETAP :

1. Berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK-Umum

2. Menggunakan historical cost

3. Hanya mengatur transaksi umum yang terjadi pada ETAP

4. Lebih sederhana

5. Tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan

Apabila SAK ETAP ini telah berlaku efektif, maka lembaga keuangan seperti LPD

tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di

dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan

dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan

secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK ETAP yang hanya sekitar seratus halaman

dengan menyajikan 30 bab

2. Manfaat SAK ETAP

Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk

menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,

sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana

untuk pengembangan usahanya.


Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :

1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana

2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam

penyajian laporan keuangan

3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi 

di Indonesia serta dibuat lebih ringkas

4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk

PSAK-IFRS

5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada

beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS

3. Ruang Lingkup SAK ETAP

Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu:

1. Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik,

2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal,

3. Entitas dengan akuntabilitas publilk signifikan boleh menggunakan SAK ETAP jika

diijinkan oleh otoritas berwenang. SE No.11/37/DKBU Bank Indonesia tanggal 31

Desember 2009 yang menetapkan standar akuntansi keuangan untuk BPR adalah

SAK ETAP dan SE No. 12/14/DKBU Bank Indonesia tanggal 1 juni 2010 yang

menetapkan penggunaan Pedoman Akuntansi Bank Perkreditas Rakyat (PA – BPR)

yang diberlakukan sejak 1 Januari 2010.

4. Isi SAK ETAP

SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar istilah yang mempermudah untuk

memahami SAK ini. Salah satu isinya yaitu BAB I adalah :


 BAB I Ruang Lingkup

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa

akuntabilitas publik adalah entitas yang memiliki dua kriteria yang menentukan apakah

suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yaitu:

1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan

Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:

a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK)

atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu

Bapepam sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE-

06/BL/2010 tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar

modal, termasuk emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas,

asuransi, reksa dana, dan kontrak investasi kolektif.

b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar

masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana

pensiun, reksa dana, dan bank investasi.

2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah:

 Pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha

 Kreditur

 Lembaga pemeringkat kredit.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan dapat menggunakan SAK ETAP

jika otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

Contohnya Bank Perkreditan Rakyat yang telah diijinkan oleh Bank Indonesia
menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No. 11/37/DKBU

tanggal 31 Desember 2009.

SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini per 1

Januari 2010 diperbolehkan. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP

harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved

statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan

tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan

dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan

melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.

Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada

PSAK, maka terdapat beberapa ketentuan transisi dalam SAK-ETAP yang cukup ketat:

1. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK-ETAP,

yakni 1 January 2011

2. Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun

laporan keuangan tidak berdasarkan SAK-ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-

ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan

untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan

berikutnya.

3. Per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan

PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP.

4. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak

memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas

tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK-

ETAP. Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan
SAK-ETAP pada tahun 2011, namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan public

di tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan

PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini

kembali.

5. Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun laporan

keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan

SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam
KESIMPULAN

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas

yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk

tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh

pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,

kreditur dan lembaga pemeringkat kredit. 

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan

diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP

merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar

menggunakan konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk

pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah

selama beberapa tahun. 

Laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP tidak memiliki perbedaan yang signifikan

dengan laporan keuangan umum. Keduanya sama-sama menghasilkan informasi yang andal

dan akurat. Dengan melakukan penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan

SAK ETAP, perusahaan dapat memperlihatkan progress usahanya kepada pihak

penyandang dana untuk dapat memperoleh pinjaman modal yang dapat digunakan untuk

menambah tenaga kerja dan memperluas tempat usaha.


DAFTAR PUSTAKA

Noname. (n.d.). Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP). https://web.iaiglobal.or.id/SAK-IAI/Tentang%20SAK%20ETAP.
Sugiantari, N. M., Ermayanthi, L. A., Derti, N. M., & Veriana, P. A. (2014). AKUNTANSI
LPD DAN PERBANKAN . Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai