Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

“Standar Akuntansi ETAP bagian 1”

Mata Kuliah Akuntansi Perbankan dan LPD (D2)


Dosen Pengampu : I Wayan Pradnyantha Wirasedana, BIHM,M.Com, CPA

Oleh :
Kelompok 12

Milatul Hasanah 1907531203

Ida Ayu Jiwantari Nandini 1907531204

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
13.1 PENGERTIAN SAK ETAP
Hal ini berawal pada tanggal 19 Mei 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP). SAK ETAP ini nampak seide dengan International Financial
Reporting Standard for Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Meskipun
memiliki judul yang berbeda, namun baik SAK ETAP maupun IFRS for SMEs sama-
sama diperuntukkan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik. Standar Akuntansi Keuangan
untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan
oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur,
dan lembaga pemeringkat kredit .
SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan
diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK
ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum,
sebagian besar menggunakan konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan
oleh ETAP; bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan
relatif tidak berubah selama beberapa tahun. SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for
Small Medium Enterprises (SME) yang lebih sederhana antara lain:

1. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.


2. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
3. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
4. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.

Maka diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan menengah
dapat menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit untuk mendapatkan opini
audit. Informasi keuangan yang sederhana tetapi memberikan informasi yang andal. SAK
ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan
kondisi Indonesia.
13.2 MANFAAT DAN TUJUAN SAK ETAP
SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan memiliki prinsip going
concern yakni menginginkan usahanya terus berkembang. Untuk mengembangkan usaha
perlu banyak upaya yang harus dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlunya
meyakinkan publik bahwa usaha yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam
akuntansi wujud pertanggungjawaban tersebut dilakukan dengan menyusun dan
menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penyajian
laporan keuangan yang sesuai dengan standar, akan membantu manajemen perusahaan
untuk memperoleh berbagai kemudahan, misalnya: untuk menentukan kebijakan
perusahaan di masa yang datang; dapat memperoleh pinjaman dana dari pihak ketiga,
dan sebagainya.
Standar ETAP ini disusun cukup sederhana sehingga tidak akan menyulitkan bagi
penggunanya yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yang mayoritas
adalah perusahaan yang tergolong usaha kecil dan menengah. ETAP sebagaimana
kepanjangan yang telah diuraikan di atas merupakan unit kegiatan yang melakukan
aktifitas tetapi sahamnya tidak dimiliki oleh masyarakat atau dengan kata lain unit usaha
yang dimiliki oleh orang perorang atau sekelompok orang, dimana kegiatan dan
modalnya masih terbatas. Jenis kegiatan seperti ini di Indonesia menempati angka sekitar
80%. Oleh sebab itu perlu adanya perhatian khusus dari semua pihak yang
berkepentingan dalam hal penyajian laporan keuangan.

13.3 KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF SAK ETAP


1. Tujuan laporan keuangan,
2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuanga (dapat dipahami,
relevan, materialitas, keandalan, substansi mengungguli bentuk, pertimbangan
sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat waktu, dan keseimbangan antara
biaya dan manfaat).
3. Posisi keuangan: asset, kewajiban, ekuitas,
4. Kinerja keuangan: pendapatan dan beban
5. Pengakuan dan pengukuan unsur-unsur laporan keuangan,
6. Dasar akrual,
7. Saling hapus tidak diperkenankan.
Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, yang terdiri dari perubahan
estimasi dan koreksi kesalahan periode lalu. Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangannya. Jika transaksi, peristiwa tidak diatur spesifik
dalam SAK ETAP, maka manajemen dengan menggunakan judgement-nya
mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi:
1. Relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan
2. Andal yaitu dalam laporan keuangan yang menyajikan dengan jujur posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dari suatu entitas.
3. Mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya,
serta tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya.
4. Netral yaitu bebas dari bias.
5. Mencerminkan kehati-hatian.
6. Bersifat lengkap dalam semua hal yang material

13.4 KARAKTERISTIK SAK ETAP


1. Stand alone accounting standard (tidak mengacu ke SAK Umum)
2. Mayoritas menggunakan historical cost concepts.
3. Hanya mengatur transaksi yang umum dilakukan Usaha Kecil dan Menengah
4. Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum.
- Penyerdehanaan pengakuan dan pengukuran.
- Pengurangan pengungkapan.
5. Tidak akan berubah selama beberapa tahun.

13.5 RUANG LINGKUP SAK ETAP


Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu:
1. Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik.
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna ekstemal, contoh pengguna eksternal adalah pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
3. Entitas dengan akuntabilitas publilk signifikan boleh menggunakan SAK ETAP
jika diijinkan oleh otoritas berwenang.
13.6 LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP
Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai dengan SAK ETAP untuk
menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas yang
berguna untuk pengguna luas yang tidak dalam posisi meminta laporan untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu, misalnya diberikan kepada: Bank, Pemilik, dan
Penyandang dana.
13.6.1 Penyajian Laporan Keuangan
Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and
unreserved statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan
keuangan. Terdiri dari:
13.6.1.1 Penyajian Wajar
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyarakatkan
penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai
dengan definisi dan kriteria pengakuan asset, kewajiban, penghasilan, dan
beban. Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas.
Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan
secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan
keuangan. Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat menyusun
laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali
dalam setahun. Informasi komparatif dengan periode sebelumnya dengan
keunggulan yang sama. Pos-pos yang material disajikan terpisah.
13.6.1.2 Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat
suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement)
atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua
persyaratan dalam SAK ETAP.
13.6.1.3 Kelangsungan Usaha
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang
menggunakan SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas
melanjutkan kelangsungan usahanya.
13.6.1.4 Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (temasuk informasi
komparatif) minimum satu tahun sekali.
13.6.1.5 Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar perioda
harus konsisten kecuali:
a. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan
penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih
baik sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, atau
b. SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian. Penyajian dan
klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali:
(a) Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut
menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan.
(b) SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian.
(c) Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat
secara prospektif.
(d) Jika prospektif diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang
direklasifikasi serta alasannya.
13.6.1.6 Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya
kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan
keuangan dan catatan atas laporan keuangan).
13.6.1.7 Materialitas dan Agregasi
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan
yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi
yang sejenis. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat suatu
pos dianggap material jika, baik secara individual maupun bersama-sama, dapat
memengaruhi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Besaran dan sifat unsur tersebut dapat menjadi faktor penentu.
13.6.1.8 Identifikasi Laporan Keuangan Lengkap
Terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, catatan atas laporan keuangan. Perubahan periode laporan keuangan
sehingga perioea laporan berbeda, maka ETAP mengungkapkan:
1. Fakta tersebut.
2. Alasan penggunaan periode yang lebih pendek atau lebih panjang.
3. Fakta bahwa jumlah informasi komparatif dalam laporan keuangan yang
terkait tidak dapat diperbandingkan.
4. Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.

Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:


1. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan
periode terakhir;
2. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih
tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
3. Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uang
Pelaporan;
4. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Catatan laporan keuangan:
1. Domisili, bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar,
2. Penjelasan sifat operasi dan aktivitas Utama.

13.7 IMPLEMENTASI SAK ETAP.


PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK ini
harus konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apalagi yang sudah memutuskan untuk
menggunakan PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka untuk selanjutnya
tidak boleh merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP. Entitas dapat menerapkan SAK
ETAP secara retrospektif, namun jika tidak praktis, maka entitas diperkenankan untuk
menerapkan SAK ETAP secara prospektif. Entitas yang menerapkan secara prospektif
dan sebelumnya telah menyusun laporan keuangan maka:
1. Mengakui semua aset dan kewajiban yang pengakuannya dipersyaratkan dalam
SAK ETAP;
2. Tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban jika SAK ETAP tidak
mengijinkan pengakuan tersebut;
3. Mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis aset, kewajiban atau
komponen ekuitas berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya, tetapi
merupakan jenis aset, kewajiban, atau komponen ekuitas yang berbeda
berdasarkan SAK ETAP;
4. Menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang
diakui.

Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi yang baru


diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan sebelumnya. Oleh
karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi sejak
tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tersebut. Sedangkan penerapan secara
prospektif artinya kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi
yang terjadi setelah tanggal perubahan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan terhadap
periode sebelumnya.
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya
berdasarkan SAK ETAP mungkin berbeda dari yang digunakan untuk tanggal yang sama
dengan menggunakan kerangka pelaporan keuangan sebelumnya. Hasil penyesuaian
yang muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi lainnya sebelum tanggal efektif SAK
ETAP diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal penerapan SAK ETAP.
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan
untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan
SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten.
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk
penyusunan laporan keuangan berikutnya. Entitas yang menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.
Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-
ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali sesuai
dengan paragraf 29.4 di atas. Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP
dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas
yang dapat menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK
ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan. Entitas tersebut menerapkan persyaratan
dalam paragraf 29.1 – 29.3.
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. Jakarta. Penerbit: Dewan Standar Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Anonim. 2009. Ikatan Akuntansi Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Tanpa


Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jakarta: IAI

Accounting word. 2013. Materi SAK ETAP


Dalam: http://syannegracetine.blogspot.co.id/2013/11/materi-sak-etap_14.html
(diakses pada tanggal 08 Desember 2021)

Anda mungkin juga menyukai