Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KULIAH

KONSEP TEORITIS SAK-ETAP

Oleh:

Nama : 1. Abdullah Azzam R (S432008001)


2. Kartiningsih Susilowati (S432008012)
Kelas : AS1
Mata Kuliah : Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
KONSEP TEORITIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA
AKUNTABILITAS PUBLIK

A. PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA


Pelaporan Keuangan ETAP
Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) disahkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI dan diterbitkan pada bulan Juli 2009. SAK ETAP ini
berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2011 dan penerapan dini diperkenankan.
Standar Akuntansi yang berbasis IFRS (SAK Umum) ditujukan bagi entitas yang
mempunyai tanggung jawab publik signifikan dan entitas yang banyak melakukan kegiatan lintas
negara. SAK umum tersebut rumit untuk dipahami serta diterapkan oleh sebagian besar entitas
usaha di Indonesia yang berskala kecil dan menengah. Dalam beberapa hal SAK ETAP
memberikan banyak kemudahan untuk suatu entitas dibandingkan dengan SAK Umum yang
ketentuan pelaporannya lebih kompleks.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP, maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan
oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Namun, entitas yang mempunyai tanggung jawab publik signifikan dapat juga menggunakan
SAK-ETAP apabila diizinkan oleh regulator. Contohnya adalah Bank Perkreditan Rakyat yang
telah di izinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan
SE No. 11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009.
SAK ETAP diterbitkan sebagai solusi dari beberapa masalah berikut:
a. PSAK-IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah dan kecil mengingat ketentuan
fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
b. PSAK-IFRS rumit dalam implementasinya misal seperti PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun
sudah disahkan tahun 2006 namun tertunda dalam implementasinya bahkan sampai tahun 2010
telah keluar lagi revisi dari PSAK 50 ini.
c. PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional
judgement
d. PSAK-IFRS memerlukan dokumentasi dan IT yang kuat

Dengan diterbitkannya SAK ETAP diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. SAK ETAP membuat perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan
keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit sehingga dapat menggunakan
laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan
usaha.
b. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK-IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya
c. Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.
Pelaporan Keuangan Nirlaba
Karakterisitik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang mendasar
terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut,
dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam
entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian, dalam praktik entitas nirlaba
sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada
umumnya. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba
tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas
jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian arus kas
masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi pengguna laporan keuangan, seperti kreditur dan
pemasok dana lain. Entitas tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan entitas
bisnis pada umumnya.
Pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan
entitas bisnis, yaitu untuk menilai:
1. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
2. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerjanya.
Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi
keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai
hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini menyajikan secara terpisah asset neto baik
yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai
kemampuannya mengelola sumber daya entitas nirlaba yang diterima dari para pemberi sumber
daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan
arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam
kelompok aset neto.
PSAK 45 bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya
pedoman pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami,
memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
PSAK 45 berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
1. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba
tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan
dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan
tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi
ataupembubaran entitas nirlaba.
PSAK 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis lain sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan
aktifitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda
dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya
PSAK 45 menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan
entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK atau SAK
ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 45:
1. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya tersebut
dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian
atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lain yang berasal dari sumber daya tersebut.
2. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber daya
tidak mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar sumber daya tersebut
dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan
tertentu.
3. Sumber daya terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu
oleh pemberi sumber daya yang tidak mengaharapkan pembayara kembali. Pembatasan tersebut
dapat bersifat permanen atau temporer.
4. Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali,
anggota,kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:
1. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
2. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya. Secara rinci,tujuan
laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi
mengenai:
a. Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;
b. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto;
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan
antar keduanya;
d. Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan
melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya;
e. Usaha jasa entitas nirlaba. Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda,
dan informasi dalam laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam laporan
keuangan yang lain.

Laporan Keuangan Entitas Nirlaba


Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode
laporan,laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas
laporan keuangan.
a. Laporan Posisi Keuangan
1) Tujuan Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset,
liabilitas,dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut
pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lain dapat membantu pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak
lain untuk menilai:
a) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba
secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.
2) Klasifikasi Aset dan Liabilitas
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset
dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas
yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai
contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok
yang homogen, seperti:
a) Kas dan setara kas;
b) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
c) Persediaan;
d) Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar di muka;
e) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;
f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk menghasilkan
barangdan jasa.
Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi sumber daya yang
tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang
tidak terikat penggunaannya. Informasi likuditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh
tempo;
b) Mengelompokkan aset ke dalam kelompok lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke
dalam kelompok jangka pendek dan jangka panjang;
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas,
termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas laporan keuangan.
3) Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto
berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara
temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang diberikan
untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual; atau aset yang diberikan
untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai
unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara permanen
atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok
kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu;
investasi untukjangka waktu tertentu; penggunaan selama periode tertentu dimasa depan;
atau pemerolehan asset tetap; dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset
neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan.
Pembatasan temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan,
atau keduanya. Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan
barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal
sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan tersebut umumnya disajikan dalam
catatan atas laporan keuangan.
b. Laporan Aktivitas
1) Tujuan Laporan Aktivitas
Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi mengenai:
a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto,
b) hubungan antar transaksi dan peristiwa lain,dan
c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam berbagai pelaksanaan berbagai program
atau jasa.
Informasi pada laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan
informasi padalaporan keuangan lainnnya, dapat membantu pemberi sumber daya yang
tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk:
a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode;
b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dalam memberikan
jasa;
c) dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan
aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.
2) Perubahan Kelompok Aset Neto
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen,
terikat temporer, dan tidak terikat dalam satu periode.
3) Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto
tidak terikat.
Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen,
atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber
daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat
disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset
neto tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas.
Misalnya, entitas nirlaba dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok
operasi atau non operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah
direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur
berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari
transaksi insidential atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba
dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang
tidak digunakan lagi.
4) Informasi pemberian jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa
utama dan aktivitas pendukung.
Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya
yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam
menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi
beban secara fungsional,entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan
mengenai beban menurut sifatnya. misalnya gaji, sewa listrik, bunga dan penyusutan.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa
kepada penerima manfaat, pelanggan atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau
misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang
dilaksanakan melalui berbagai program utama.
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Pada
umumnya aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana
dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan,
manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan dan aktivitas administrasi lain
serta semua aktivitas manajemen dan adminstrasi kecuali program pemberian jasa atau
pencarian dana.
Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana, pengadaan
daftar alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali,
pelaksanaan acara khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk
dan bahan lain dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu,
yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian
anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
c. Laporan Arus Kas
1) Tujuan
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
2) Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2: Laporan Arus Kas atau SAK ETAP Bab 7
dengan tambahan sebagai berikut:
a) aktivitas pendanaan
 penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali yang penggunaanya dibatasi dalam jangka panjang.
 penerimaan kas dari peberi sumber daya dan penghasilan onvestasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan
aset tetap atau peningkatan dana abadi
 bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang
b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas dan pendanaan non kas, misalnya
sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.
B. PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP DENGAN IFRS
No Elemen SAK berbasis IFRS SAK ETAP
1. Unsur-unsur  Laporan posisi keuangan  Neraca
Laporan Keuangan  Laporan laba rugi  Laporan laba rugi
komprehensif  Laporan perubahan
 Laporan perubahan ekuitas ekuitas
 Laporan arus kas  Laporan arus kas
 Catatan atas laporan  Catatan atas laporan
keuangan keuangan (terdapat
perbedaan nama
unsur-unsur laporan
keuangan)
2. Neraca  Pos minimal yang  Pos minimal yang
disajikan banyak disajikan lebih sedikit
 Pengungkapan banyak  Pengungkapan lebih
sederhana
3. Laporan laba rugi  Laba rugi dan  Laba rugi
pendapatan komprehensif lain  Pos minimal lebih
 Pos minimal banyak sedikit
4. Laporan perubahan  Pos minimal banyak  Pos minimal lebih
ekuitas  Pengungkapan distribusi sedikit
dividen dan dividen per  Tidak ada
saham pengungkapan
 Tidak diperkenankan distribusi dividen
penyajian alternatif  Laporan perubahan
ekuitas dan saldo laba
dapat menggantikan
laporan laba rugi dan
laporan perubahan
ekuitas
5. Laporan arus kas  Arus kas operasi disajikan  Arus kas operasi
dengan metode langsung disajikan dengan
atau tidak langsung metode tidak langsung
 Arus kas valas, bunga dan  Arus kas bunga &
dividen, pajak penghasilan, dividen, pajak
investasi pada entitas anak, penghasilan, dan
ventura bersama & entitas transaksi nonkas
asosiasi, perubahan  Tidak ada penyajian
kepemilikan, dan transaksi kas yang dibatasi
nonkas
 Kas yang dibatasi
6. Catatan atas laporan  Kebijakan akuntansi  Kebijakan akuntansi
keuangan  Sumber estimasi  Sumber estimasi
ketidakpastian ketidakpastian
 Modal
 Dividen dan informasi
umum entitas
7. Laporan keuangan  Pengaturan dalam PSAK 4  Tidak menyusun
konsolidasian dan laporan keuangan
laporan keuangan konsolidasian
tersendiri
8. Kebijakan  Pemilihan kebijakan akuntansi  Pemilihan kebijakan
akuntansi  PSAK serupa akuntansi
 Conceptual framework  Bagian SAK serupa
 Other pronouncements,  Conceptual framework
literatur dan praktik  Other pronouncements,
 Dampak penerapan PSAK literatur dan praktik
yang akan berlaku  Tidak ada

9. Instrumen  Terdapat pengaturannya  Efek yang


Keuangan dalam PSAK 50/55 diperdagangkan
o Diukur pada nilai (marketable securities
wajar melalui laporan o Diperdagangkan
laba rugi o Tersedia untuk
o Tersedia untuk dijual dijual
o Dimiliki hingga o Dimiliki hingga
jatuh tempo jatuh tempo
o Pinjaman yang
diberikan dan piutang
 Maksud dan kemampuan
10 Persediaan  Biaya perolehan atau  Sama
nilai realisasi neto (mana
lebih rendah)  Sama
 FIFO dan rata-rata tertimbang  Tidak ada
 Persediaan pialang-
pedagang komoditi  Sama
menggunakan fair value
 Persediaan pemberi jasa
11 Investasi  Metode ekuitas  Metode biaya
pada
entitas
asosiasi
12 Investasi  Pengendalian bersama operasi  Pengendalian bersama
pada joint  Pengendalian bersama aset operasi
venture  Pengendalian bersama entitas  Pengendalian bersama
o Metode ekuitas atau aset
proporsional konsolidasi  Pengendalian bersama
entitas
o Metode biaya
13 Investasi  Pengendalian, termasuk  Pengendalian, tidak
pada entitas bertujuan khusus mengatur entitas
entitas  Metode ekuitas dan bertujuan khusus
anak harus dikonsolidasikan  Metode ekuitas dan
tidakdikonsolidasikan
14 Properti  Properti investasi  Properti investasi
investasi o Model biaya o Model biaya
dan aset o Model nilai wajar
tetap
 Aset tetap  Aset tetap
o Model biaya o Model biaya
o Model revaluasi (revaluasi harus
pemerintah)
mendapat

15 Aset tidak  Berasal dari internal dan  Berasal dari eksternal


berwujud eksternal  Umur manfaat terbatas
 Umur manfaat terbatas dan  Tidak ada goodwill
tidak terbatas  Model biaya
 Goodwill
 Model biaya dan model
revaluasi
16 Sewa  Perjanjian sewa dan  Perjanjian sewa
perjanjian mengandung sewa  Klasifikasi sewa:
 Klasifikasi sewa: indikator dan indikator yang tidak
situasi yang memerlukan perlu judgment:
judgment. Sewa modal o pengalihan aset
jika terjadi perpindahan risiko o opsi beli
dan manfaat.
o min 75%
 Jual dan sewa-balik (sale and
umur ekonomis
leaseback)
o min 90% nilai
 Sewa dan sewa lanjut (lease
wajar
and sublease)
o aset bersifat
khusus

 Tidak ada sale and


leaseback
 Tidak ada lease and
sublease
17 Kewajiban PSAK 57 Hanya penggunaan istilah
diestimasi yang berbeda, SAK ETAP
(provisi), masih menggunakan istilah
aset kewajiban diestimasi bukan
kontijensi provisi
dan
kewajiban
kontijensi
18 Biaya Dikapitalisasi Dibebankan
pinjaman

19 Penurunan  Instrumen keuangan: incurred  Pinjaman yang


nilai loss diberikan dan piutang:
expected loss (aging
 Goodwill dan aset tidak schedule)
berwujud dengan umur  Diamortisasi
manfaat tidak terbatas
 Persediaan  Selisih nilai buku dan
 Aset lain nilai realisasi bersih
 Selisih nilai buku dan
nilai jual dikurangi
dengan biaya menjual
20 Imbalan  Imbalan kerja jangka pendek  Imbalan kerja jangka
kerja  Imbalan pasca kerja pendek
 Imbalan kerja jangka panjang  Imbalan pasca kerja,
lainnya perhitungan lebih
 Pesangon pemutusan kerja sederhana
 Imbalan berbasis saham  Imbalan kerja jangka
panjang lainnya
 Pesangon pemutusan
kerja
 Tidak ada imbalan
berbasis saham
21 Pajak  Konsep pajak  Konsep pajak terutang
penghasila tangguhan (deferred tax (tax liability concept)
n concept)  Laba fiskal
 Laba fiskal dan laba akuntansi  Utang pajak
 Aset dan liabilitas
pajak tangguhan
22 Mata uang Rupiah atau mata uang asing Rupiah atau mata uang
pelaporan asing

23 Transaksi Kurs tanggal transaksi Kurs rata-rata bulanan


valas (mingguan)

C. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP

Ruang Lingkup SAK ETAP


SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP),
yaitu entitas yang:
 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan apabila:
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek
di pasar modal; atau
 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa
dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK
ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK
ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Laporan Keuangan Lengkap suatu entitas meliputi:
a) Neraca;
b) Laporan Laba Rugi;
c) Laporan Perubahan Ekuitas yang juga menunjukkan:
i. Seluruh perubahan dalam ekuitas
ii. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
d) Laporan Arus Kas; dan
e) Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
siginifikan dan informasi penjelasan lainnya
NERACA
Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu tanggal tertentu-akhir
periode pelaporan. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:
a) kas dan setara kas,
b) piutang usaha dan piutang lain-lain,
c) persediaan,
d) properti investasi,
e) aset tetap,
f) aset tidak berwujud,
g) utang usaha dan utang lainnya,
h) aset dan kewajiban pajak,
i) kewajiban diestimasi
j) ekuitas.
SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.
Klasifikasi Aset dan Kewajiban
Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca kecuali jika
penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan. Jika
pengecualian tersebut diterapkan maka semua aset dan kewajiban harus disajikan
berdasarkan likuiditasnya.

Aset Lancar
• Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:
– diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan,
dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;
– dimiliki untuk diperdagangkan;
– diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan; atau
– berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari
pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12
bulan setelah akhir periode pelaporan.
• Aset lainnya diklasifikasikan sebagai aset
tidak lancar Kewajiban Jangka Pendek
 Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:
– diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas;
– dimiliki untuk diperdagangkan;
– kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan; atau
– entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban
jangka panjang. Informasi yang disajikan di neraca atau Catatan atas Laporan
Keuangan
 Kelompok aset tetap;
 Jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa,
pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;
 Rincian persediaan
 Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya
 Kelompok ekuitas seperti:
o Modal disetor
o Tambahan modal disetor
o Saldo laba
o Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas
 Entitas yang berbentuk Perseroan Terbatas, juga mengungkapkan:
o jumlah modal dasar
o jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh
o nilai nominal saham
o ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
o hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham,
termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal

LAPORAN LABA RUGI


 Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja
keuangan selama periode tersebut
 Minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
– pendapatan
– beban keuangan
– bagian laba atau rugi investasi yang menggunakan metode ekuitas
– beban pajak
– laba atau rugi neto
 Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban
sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas
laporan keuangan
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
 Menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban
yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh
perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode
tersebut dan jumlah investasi oleh dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas
selama periode tersebut
 Menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
– Laba rugi tahun berjalan
– Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
– Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
– Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas
LAPORAN ARUS KAS
• Menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas yang menunjukkan
secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
• Klasifikasi
– Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
– Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas
– Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan
• Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung.
• Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas
operasi, investasi atau pendanaan.
• Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat
secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan.
•Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi tertentu, mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP
tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan, memberikan informasi tambahan
yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi relevan untuk memahami
laporan keuangan
 Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut.
– Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP
– Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
– Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan,
sesuai dengan urutan penyajian dalam laporan keuangan
– Pengungkapan lain

Anda mungkin juga menyukai