Anda di halaman 1dari 102

Kuliah II

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Regulasi dan Standar


Latar Belakang

 Organisasi sektor publik harus bisa


memberikan pertanggungjawaban
melalui laporan keuangannya.
 Perlu dibuat standar akuntansi untuk
acuan dan pedoman proses akuntansi
dalam organisasi sektor publik.
Standar yang ada untuk
Akuntansi Sektor Publik

IAI PSAK 45  organisasi nirlaba


Pemerintah Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah (PSAP)
IFAC International Public Sector
Accounting Standards (IPSAS)
USA GASB dan FASAB
IPSAS

 Mengacu pada International Accounting


Standards (IAS / IFRS)
 IPSAS bukan untuk mengganti standar
yang ada di suatu negara, tapi untuk
mengembangkan atau merevisi standar
yang ada
 IPSAS dikembangkan menurut basis akrual
IPSAS (cont’d)
IPSAS 1 Presentation Of Financial Statements.
IPSAS 2 Cash Flow Statements
IPSAS 3 Net Surplus Or Deficit For The Period, Fundamental
Errors And Changes In Accounting Policies
IPSAS 4 The Effects Of Changes In Foreign Exchange Rates
IPSAS 5 Borrowing Costs
IPSAS 6 Consolidated Financial Statements And Accounting For
Controlled Entities
IPSAS 7 Accounting For Investments In Associates
IPSAS 8 Financial Reporting Of Interests In Joint Ventures
IPSAS 9 Revenue From Exchange Transactions
IPSAS 10 Financial Reporting In Hyperinflationary Economies
IPSAS (cont’d)
IPSAS 11 Construction Contracts
IPSAS 12 Inventories
IPSAS 13 Leases: International Public Sector Accounting Standard
IPSAS 14 Events After The Reporting Date
IPSAS 15 Financial Instruments: Disclosure And
Presentation
IPSAS 16 Investment Property
IPSAS 17 Property, Plant And Equipment
IPSAS 18 Segment Reporting
IPSAS 19 Provisions, Contingent Liabilities And Contingent
Assets
IPSAS 20 Related Party Disclosures
------------ Financial Reporting under Cash Basis of
Accounting
PSAP
 Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah
(KSAP) wewenang untuk menyusun dan menerbitkan
PSAP
 Referensi Materi penyusunan:
- International Federation of Accountant  IPSAS
- International Accounting Standards Committee
- International Monetary Fund
- Ikatan Akuntan Indonesia  SAK
- Financial Accounting Standard Board
- Governmental Accounting Standard Board
- UU dan Perpu
- Organisasi profesional lain di berbagai negara
PSAP (cont’d)

 Proses transisi menuju basis akrual


 pendapatan, belanja, pembiayaan dicatat
berbasis kas
 Aset, hutang, dan ekuitas dicatat berbasis
akrual
 Tahun 2008  fully akrual UU 17/2003
 Informasi keuangan pemerintahan yang
menerapkan PSAP dapat jadi dasar
pengambilan keputusan dan terwujud
transparansi serta akuntabilitas
PP 24/2005 STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
No 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
No 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
No 03 tentang Laporan Arus Kas
No 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
No 05 tentang Akuntansi Persediaan;
No 06 tentang Akuntansi Investasi;
No 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
No 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
No 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
No 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan
KebijakanAkuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa; dan
No 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
PP 24/2005 STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
No 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
No 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
No 03 tentang Laporan Arus Kas
No 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
No 05 tentang Akuntansi Persediaan;
No 06 tentang Akuntansi Investasi;
No 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
No 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
No 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
No 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan
KebijakanAkuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa; dan
No 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
PP 71/2010 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan


Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
No 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
No 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
No 03 tentang Laporan Arus Kas
No 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
No 05 tentang Akuntansi Persediaan;
No 06 tentang Akuntansi Investasi;
No 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
No 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
No 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
No 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan
KebijakanAkuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa; dan
No 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
No 12 Laporan Operasional
Nir Laba – PSAK 45
 Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi
memperoleh sumber daya
 Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan
para anggota dan para penyumbang yang tidak mengharapkan
imbalan
 Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada
kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya
dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa.
 Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa
dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan. Laporan ini
harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat
maupun yang tidak terikat.
 Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya
mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para
penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus
kas.
Lingkup PSAK 45
 Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan yang
disajikan oleh organisasi nirlaba yang memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
– Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi
yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
– Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan
memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba,
maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri
atau pemilik entitas tersebut.
– Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis.
 PSAK 45 tidak berlaku bagi lembaga pemerintah,
departemen dan unit-unit sejenis lainnya.
Definisi
 Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan
sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber
daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi
organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau
semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang
berasal dari sumber daya tersebut.
 Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan
sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar
sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode
tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
 Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan
tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
 Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang
penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh
penyumbang.
LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI
NIRLABA (PSAK 45)

Laporan keuangan organisasi nirlaba


terdiri :
– laporan posisi keuangan pada akhir
periode laporan
– laporan aktivitas
– laporan arus kas untuk suatu periode
pelaporan
– catatan atas laporan keuangan
Tujuan Rinci Laporan
keuangan
 Tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas
laporan keuangan, adalah untuk menyajikan
informasi mengenai:
– Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih
suatu organisasi.
– Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang
mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.
– Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya
dalam satu periode dan hubungan antara keduanya.
– Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan
kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan
faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.
– Usaha jasa suatu organisasi.
Laporan Posisi Keuangan
 Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk
menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan
aktiva bersih dan informasimengenai hubungan di antara
unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
 Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan
bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan
keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang,
anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk
menilai:
– kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara
berkelanjutan dan
– likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk
memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan
eksternal.
Tujuan Laporan Aktivitas
 Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi
 mengenai :
– pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah
dan sifat aktiva bersih,
– hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
– bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa,
 Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama
dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan
lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk:
– mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
– menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa,
– menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan Aktivitas
 Laporan aktivitas mencakup organisasi
secara keseluruhan dan menyajikan
perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu
periode.
 Perubahan aktiva bersih dalam laporan
aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau
ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
 Laporan aktivitas menyajikan jumlah
perubahan aktiva bersih terikat permanen,
terikat temporer, dan tidak terikat dalam
suatu periode.
Laporan Arus Kas
 Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan
informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas
dalam suatu periode.
 Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
– Aktivitas pendanaan:
 penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya
dibatasi untuk jangka panjang.
 penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi
yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan,
pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment).
 bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk
jangka panjang.
– Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi
dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan
atau aktiva investasi.
Catatan Atas Laporan
Keuangan
 Catatan atas laporan keuangan adalah
keterangan-keterangan yang harus disajikan
dalam laporan keuangan agar para
pengguna laporan keuangan bisa
mendapatkan informasi yang lengkap:
– Kebijakan akuntansi
– Rincian data
– Penjelasan detail mengenai suatu komponen
Laporan Keuangan
Pemerintah (US)
Perbandingan Laporan Keuangan
Pemerintah Dengan Sektor Swasta

Laporan Departemen Pemerintah Laporan Keuangan Sektor Swasta

1. Fokus Finansial dan Politik 1. Fokus Finansial


2. Kinerja Diukur secara Finansial 2. Kinerja diukur secara finansia
dan non finansial (sebagian besar)l
3. Pertanggungjawaban kepada 3. Pertanggungjawaban kepada
parlemen dan masyarakat luas Pemegang saham dan kreditur
4. Berfokus pada bagian-bagian 4. Berfokus pada organisasi secar
organisasi keseluruhan
5. Melihat kemasa depan secara 5. Tidak dapat melihat masa depan
detail secara detail
6. Aturan pelaporan ditentukan 6. Aturan Pelaporan ditentukan UU,
departeman keuangan Standar akuntansim, Pasar
7. Laporan diperiksa oleh treasury Modal, Praktik akuntansi
7. Laporan Keuangan diperiksa
auditor Independen
Laporan Keuangan IPSAS
 Neraca (Statement of Financial Position);
 Laporan Kinerja Keuangan (Statement of Financial
Performance);
 Laporan Perubahan dalam Aset Bersih/Ekuitas
(Statement of Changes In Net Assets/Equity);
 Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement); dan
 Catatan atas Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas
Laporan Keuangan (Accounting Policies and Notes
to The Financial Statements).
Laporan Keuangan
Pemerintah Swedia
 Neraca (Statement of Financial Position);
 Laporan Kinerja Keuangan (Statement of
Financial Performance);
 Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement);
 Laporan Apropriasi (Appropriation Report);
 Laporan Kinerja (Performance Report);
 Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to
the Financial Statements). .
Laporan Keuangan
Instansi Pemerintah
Indonesia PP 71 tahun 2010
LINGKUNGAN AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Lingkungan operasional organisasi pemerintah
berpengaruh terhadap karakteristik tujuan akuntansi dan
pelaporan keuangannya
a. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan
 Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaaan
 Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar
pemerintahan
 adanya pengaruh proses poltik
 Hub. Antara pembayar pajak dgn pelayanan pem.
b. Ciri keuangan pemerintah
 Anggaran sbg pernyatan publik, target fiskal dan sebagai alat
pengendalian
 Investasi aset tidak langsung menghasilkan pendapatan
 Kemungkinan Penggunaan akuntansi dana
PENGGUNA LAPORAN
KEUANGAN
 Masyarakat;
 Para wakil rakyat, lembaga pengawas,
dan lembaga pemeriksa;
 Pihak yang memberi atau berperan
dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman, dan
 Pemerintah.
ENTITAS PELAPORAN
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri
dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa
laporan keuangan, yang terdiri dari:
 Pemerintah pusat;
 Pemerintah daerah;
 Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-
undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH
 Akuntabilitas
 mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksanaan
kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuan
 Manajemen
 memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah
 Transparansi
 memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur,
menyeluruh kepada stakeholders
 Keseimbangan Antargenerasi
 memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan
pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran, dan apakah
generasi y.a.d ikut menanggung beban pengeluaran tersebut
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH
Menyajikan info. yang bermanfaat bagi
para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan
ekonomi, sosial maupun politik.
BASIS AKUNTANSI

 BASIS KAS: untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan


pembiayaan;
 BASIS AKRUAL: untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas;
 Entitas diperkenankan menggunakan basis akrual sepenuhnya,
namun tetap menyajikan Laporan Realisasi Anggaran
berdasarkan basis kas.

“Cash towards Accrual”


REFORMASI REGULASI
KEUANGAN NEGARA
Dasar Hukum Keuangan
Negara
 UUD 45 pasal 23
– Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan
setiap tahun dengan UU. Apabila DPR tidak
menyetujui pemerintah menggunakan anggaran
tahun lalu.
– Pajak untuk krperluan negara berdasarkan UU
– Jenis dan harga mata uang ditetapkan dengan
UU
– Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan
UU
– Untuk memeriksa tanggung jawab keuangan
negara ditetapkan dengan UU. Hasil
pemeriksaan diberitahukan kepada DPR
Dasar Hukum Keuangan
Daerah
 Reformasi dan otonomi daerah telah
mengubah hubungan pemerintah
pusat dan daerah
 Otonomi membutuhkan
pertanggungjawaban
Era pra Reformasi
 UU 5/75  Pengurusan, Pertanggungjawaban dan
Pengawasan Keuangan Daerah
 PP 6/75  Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata
Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Perhitungan APBD.
 Kepmendagri 900-099 tahun 1980 Manual
Keuangan Daerah
 PP 2/1994  Pelaksanaan APBD
 UU 18/1997  Pajak dan Retribusi Daerah
 Kepmendagri 3/1999  Bentuk dan susunan
Perhitungan APBD.
Era pra Reformasi
 Perhitungan APBD terpisah dari
pertanggungjawaban Kepala Daerah
 Bentuk laporan perhitungan APBD :
– Perhitungan APBD
– Nota Perhitungan
– Perhitungan Kas dan Pencocokan sisa Kas dan
sisa Perhitungan
 Pinjaman diperhitungkan sebagai
pendapatan daerah
 Indikator kinerja Pemda: perbandingan
anggaran dan realisasi, standar dan
realisasi, target prosentase fisik proyek
LATAR BELAKANG REFORMASI

 Reformasi pengelolaan keuangan


negara/daerah menuju tata kelola
yang baik
 Perubahan sistem pemerintahan 
hubungan keuangan pusat & daerah
 Pengawasan oleh stakeholders atas
pengelolaan keuangan negara
BENTUK REFORMASI

 Penataan peraturan perundang-


undangan;
 Penataan kelembagaan;
 Penataan sistem pengelolaan
keuangan negara/daerah; dan
 Pengembangan sumber daya
manusia di bidang keuangan
Reformasi Keuangan Negara

 UU 17/2003  Keuangan Negara


 UU 1/2004  Perbendaharaan Negara
 UU 15/2004  Pemeriksaan Keuangan Pengelolaan
Keuangan Negara
 UU 25/2004  Sistem Perencanaan dan
Pembangunan Nasional
 UU 15/2004  Pemeriksaan Keuangan Pengelolaan
Keuangan Negara
 UU 32/2004 menggantikan UU 22/1999 tentang
Pemerintahan Daerah
 UU 33/2004 ttg Perimbangan Keuangan antara
Pemda dan Pem Pusat menggantikan UU 25/1999
Peraturan Pemerintah Keungan
Negara
 PP No. 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU.
 PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
 PP No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah
 PP No. 55 Tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan
 PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
 PP No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
 PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
 PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar pelayanan Minimal
 PP No. 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintahan
 PP No 3 Tahun 2007 tentang Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dan Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah
Daerah 64
 PP No. 6 Tahun 2008 tentang Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah
Peraturan Pelaksana

 Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 tentang


Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
 Peraturan Menteri Keuangan No. 53 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pemberian Pinjaman Daerah dari
Pemerintah yang Dananya Bersumber dari Pinjaman
Luar Negeri

65
BENTUK REFORMASI

 Penataan peraturan perundang-


undangan;
 Penataan kelembagaan;
 Penataan sistem pengelolaan
keuangan negara/daerah; dan
 Pengembangan sumber daya
manusia di bidang keuangan
SISTEM AKUNTANSI
SKPD LRA
LRA
Sistem

Kepala Daerah
Akuntansi Neraca
Satker
CaLK Neraca di
se

BUD/SKPKD
LRA PPKD rah
kan
LAK
Neraca
Sistem
Akuntansi
BUD LAK CaLK

CaLK
PEMERIKSAAN &
PERTANGGUNGJAWABAN
BPK DPR/DPRD Pres/Kdh
LK LK
(unaudited) (unaudited)
LK
(audited)
Pemeriksa LK
(audited)

Raperda
LPJ-LK
LK Raperda
(audited) LPJ-LK
Bahas

Perda
LPJ-LK
AMANAT KONSTITUSI
MENYUSUN TANGGUNG
PEMERINTAHAN INFRASTRUKTUR
PENGELOLAAN
JAWAB

PERTIMBANGAN MENERIMA LHP


AUDIT
ATAS SAP AUDITOR INTERN
BPK - RI
PERTIMBANGAN MENERIMA LAP LAP KEU
ATAS PP SPI BENDAHARA
KINERJA
TERTENTU
SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN
TA TA BERIKUTNYA
BERJALAN 30 MARET
28 FEB 30 MEI 30 JUNI 30 JUNI
SKPD BUD BPK BUD DPR(D)
1. MELAKSANAKAN APBD
2. MEMBUKUKAN TRANSAKSI
P
KEUANGAN
E
M
MENYUSUN LAPORAN MENGKOMPILASI
KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PERSIAPAN
• LRA • LRA AUDIT RUU/
B
• NERACA • NERACA
LKD A
• CALK • CALK
RAPERDA H
MENYUSUN LAK A
UU 17 / 2003 tentang Keuangan Negara pasal 31
S
UU 1 / 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 56 A
UU 32 / 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 184
UU 33 / 2004 tentang perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah pasal 81 N
Reformasi Manajemen Keuangan
Pemerintah

 Perencanaan dan Penganggaran


 Perbendaharaan
 Akuntansi dan Pertanggungjawaban
 Auditing
Pe nde le g as ian Ke we nang an dalam Pe laks anaan Ang g aran

Gubernur/Bupati/Walikota
(sebagai CEO)

Satuan Kerja Satuan Kerja Pengelola
Perangkat Daerah Keuangan Daerah
(sebagai COO) (sebagai CFO)

Bendahara Penerimaan/
Pengeluaran

Pendelegasian kewenangan pelaksanaan program


Pendelegasian kewenangan perbendaharaan
Implikasi SAP dalam Sistem Perencanaan,
Penganggaran, Pelasanaan Anggaran, dan
Sistem Akuntansi
RPJM
RKPD Manajemen Aset/
RENJA SKPD Utang

Sistem
Laporan
Akuntansi/
Keuangan
Informasi
APBD Pelaksanaan
Anggaran

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Reformasi Perencanaan
dan Penganggaran

 Penggunaan Kerangka pengeluaran


Jangka menengah
 Penganggaran Terpadu
 Pendekatan Anggaran Berbasis Kinerja
Implikasi SAP dalam
Perencanaan dan
Penganggaran
 Struktur Anggaran (I account), yang
terdiri dari Anggaran Pendapatan,
Anggaran Belanja, dan Anggaran
Pembiayaan
 Klasifikasi Anggaran: Organisasi,
Fungsi, Ekonomi
 Basis Anggaran: Basis Kas
Implikasi SAP dalam
Pelaksanaan Anggaran
 Pengaturan kembali kewenangan dalam
pengelolaan keuangan daerah
 Pengaturan entitas akuntansi dan
entitas pelaporan
 Penataan kembali dokumen
pelaksanaan anggaran
 Penataan sistem pelaksanaan anggaran
Pemisahan pemegang fungsi administratif dari pemegang
fungsi komptabel dalam pelaksanaan anggaran


SKPD SKPKD

Pe rikatan Pe ng ujian dan Pe rintah Ve rifikas i


Pe mbayaran
Pe mbe banan Me mbayar Pe mbayaran
(e ng ag e me nt) (e nc ais s e me nt)
(liquidatio n) (o rdo nnanc e me nt) (ve rific atio n)

Tahapan administratif Tahapan pembayaran


Implikasi SAP dalam
Manajemen Aset
 Penataan kembali ketentuan tentang
manajemen aset
 Pengertian
 Klasifikasi
 Pengakuan
 Pengukuran
 Perubahan
 Penghentian/Penarikan
Implikasi SAP dalam
Manajemen Utang
 Penataan kembali tentang kebijakan
tentang pinjaman daerah
 Klasifikasi
 Biaya Pinjaman
 Pengakuan
 Pengukuran
REFORMASI DALAM AKUNTANSI,
PERTANGGUNGJAWABAN

1. Setiap satker Pengguna Anggaran wajib


menyelenggarakan akuntansi berdasarkan SAP.
2. Laporan Keuangan Satker selesai dlm 2 bln, dan
dikonsolidasikan oleh PPKD utk diperiksa BPK
selama 2 bln, sehingga disampaikan kpd legislatif
dlm 6 bulan setelah akhir tahun anggaran.
3. Uraian tentang kinerja yang dicapai disajikan dlm
laporan.
4. Pernyataan tanggung jawab harus ditandatangani
oleh KDH/ KaSatker.
Implikasi SAP dalam
Auditing
o Terdapat kriteria yang kredibel untuk pemeriksaan atas
laporan keuangan
o BPK memberikan opini atas kesesuaian penyajian
laporan keuangan terhadap SAP.
o Setiap laporan audit BPK disampaikan kepada legislatif
terkait, dan terbuka kepada publik (kecuali yg bersifat
rahasia negara).
o Hasil pemeriksaan BPK dimasukkan dalam laporan
pertanggungjawaban disertai tanggapan dari pemerintah
S IS TEM AKUNTANS I DAN PELAPORAN

Neraca

Sistem Neraca
Pengguna Akuntansi Laporan
Anggaran Realisasi
Instansi *) Anggaran
Daerah
Laporan
Catatan atas Realisasi
LRA dan Anggaran Diperiksa
Neraca
oleh BPK
Laporan
Laporan Arus Kas
Sistem Arus Kas
Bendahara Akuntansi Catatan atas
Umum Kas Umum Laporan
Daerah *) Catatan atas Keuangan
Daerah LAK
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBN/D

Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/ APBD,


berupa laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh BPK, disampaikan kepada DPR/DPRD
selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
Laporan keuangan (setidak-tidaknya) :
Laporan Realisasi APBN/APBD,
Neraca,
Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan (dilampiri laporan
keuangan perusahaan negara/daerah dan badan
lainnya). Pasal 30 dan 31 UUKN
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN

Bentuk dan isi laporan pertanggung-


jawaban pelaksanaan APBN/APBD
disusun dan disajikan sesuai standar
akuntansi pemerintahan.
Standar akuntansi pemerintahan disusun
oleh suatu komite standar yang
independen dan ditetapkan dengan PP
setelah terlebih dahulu mendapat
pertimbangan dari BPK.
Pasal 32 UUKN
PAKET LAPORAN
KEUANGAN DAN KINERJA
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

LRA NERACA LAK CALK

IKHTISAR IKHTISAR IKHTISAR LK IKHTISAR


KINERJA LAIN BUMN/BUMD LAIN
CONTOH
Pernyataan Tanggung Jawab

Laporan
Laporan Keuangan
Keuangan Dinas
Dinas …
… Tahun
Tahun Anggaran
Anggaran …,
…, sebagaimana
sebagaimana
terlampir
terlampir adalah
adalah merupakan
merupakan tanggung
tanggung jawab
jawab kami.
kami.

Laporan
Laporan Keuangan
Keuangan tersebut
tersebut telah
telah disusun
disusun berdasarkan
berdasarkan sistem
sistem
pengendalian
pengendalian intern
intern yang
yang memadai,
memadai, dan dan isinya
isinya telah
telah menyajikan
menyajikan
informasi
informasi pelaksanaan
pelaksanaan anggaran
anggaran dan
dan posisi
posisi keuangan
keuangan secara
secara
layak
layak sesuai
sesuai Standar
Standar Akuntansi
Akuntansi Pemerintahan.
Pemerintahan.
Jakarta
Jakarta,…,…....
....,, 2006
2006
Kepala
Kepala Dinas
Dinas …, …,

(………………..)
(………………..)
Sistem Akuntansi

 Sistem akuntansi merupakan


rangkaian prosedur dan elemen-
elemen lainnya untuk mengolah
transaksi keuangan sampai
dihasilkannya laporan keuangan.
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Business
BusinessProcess
Process
(Reforms,
(Reforms,Regulation,
Regulation,
Chart
ChartofofAccounts)
Accounts)

LOCAL
LOCAL
Acct. GOV’T
GOV’TF/S
F/S
Acct.Standards
Standards
(Development
(Development&& Acct.
Acct.
Dissemination)
Dissemination) Systems Institutional
Systems
(Building) Arrangement
(Building)
IT
ITSupport
Support
Spending
SpendingUnit
Unit
(Selection
(Selection&&Adoption)
Adoption) FS
FS
Personnel
Personnel
(Capacity
(CapacityBuilding)
Building)
Pengembangan Sistem

 Sistem akuntansi berbasis komputer


 Sistem akuntansi yang dikembangkan
secara manual
Pengembangan Sistem
Akuntansi

 Sentralisasi
 Desentralisasi
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pengembangan sistem akuntansi

 Sistem akuntansi dikembangkan secara sentralisasi


atau desentralisasi;
 Ketersediaan hardware;
 Ketersediaan sarana penunjang yang diperlukan,
seperti tenaga listrik, jaringan telepon, dan suku
cadang serta bahan lainnya; dan
 Ketersediaan sumber daya manusia yang mampu
mengoperasikan sistem, memelihara data base,
dan memelihara sistem.
Sistem Akuntansi - Sentralisasi

 pekerjaan akuntansi dilaksanakan di satuan kerja


pengelola keuangan
 tidak perlu banyak menyediakan hardware maupun
sumber daya manusia
 pekerjaan akuntansi menumpuk di satuan kerja
pengelola keuangan
 Transaksi keuangan non-kas, seperti pemindahan
aset antara satuan kerja, penghapusan aset, dan
transaksi non-kas lainnya yang terjadi di unit
pengguna anggaran/barang harus dilaporkan segera
ke satuan kerja pengelola keuangan.
Sistem Akuntansi -
Desentralisasi
 pekerjaan akuntansi akan tersebar di satuan
kerja pengguna anggaran/barang
 sarana dan prasarana yang relatif banyak
 tenaga akuntansi/komputer yang cukup di
setiap satuan kerja
Penyusunan Neraca Awal

– Pembentukan tim untuk penyusunan neraca;


– Perumusan pendekatan penyusunan neraca;
– Perumusan kebijakan penilaian pos-pos
neraca;
– Penyiapan formulir serta elemen data yang
harus dikumpulkan;
– Pembekalan untuk tim penyusun neraca;
– Inventarisasi aset dan utang pemerintah;
– Pengolahan data hasil inventarisasi;
– Pembahasan hasil inventarisasi;
– Penyusunan draf neraca; dan
– Finalisasi penyusunan neraca.
ELEMEN-ELEMEN SISTEM
AKUNTANSI
 Kebijakan akuntansi
 Pedoman sistem akuntansi
 Prosedur akuntansi
 Sumber daya manusia
 Formulir
 Catatan
 Buku-buku
 Laporan
 Prasarana lain, khususnya teknologi informasi
Kebijakan Akuntansi

 Pilihan-pilihan alternatif yang digunakan


dalam sistem akuntansi untuk
menghasilkan laporan keuangan
dituangkan dalam kebijakan akuntansi
Pedoman Akuntansi
 Format laporan keuangan
 Bagan Akun
 Jurnal Standar
 Pengakuan
 Pengukuran
 Penyajian dan Pengungkapan
 Pelaporan Keuangan
 Buku/Dokumen/Formulir
BAGAN AKUN/PERKIRAAN

 Daftar akun/perkiraan/rekening yang digunakan


dalam proses akuntansi untuk membukukan seluruh
transaksi keuangan daerah
 Bagan Perkiraan Standar untuk sistem akuntansi
pemerintah diperlukan untuk menjaga keseragaman
dan konsistensi perlakuan akuntansi
 Bagan perkiraan standar (buku besar) akan
dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintah Pusat dan Daerah yang berlaku secara
nasional sehingga mempermudah dalam penyusunan
laporan gabungan, penyusunan statistik keuangan
pemerintah, maupun untuk keperluan lainnya.
Klasifikasi APBD

 APBD ditetapkan oleh DPRD terinci


sampai dengan organisasi, fungsi,
subfungsi, program, kegiatan, dan jenis
belanja
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membangun sistem

 Penyediaan anggaran yang cukup


 Penyediaan SDM dengan latar belakang akuntansi
dan pengetahuan komputer yang cukup dan
pengembangan karier yang jelas di bidang
akuntansi
 Komitmen pimpinan/stakeholders untuk
membangun dan memanfaatkan sistem
 Penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan
PERMASALAHAN

 SDM yang kompeten di bidang akuntansi


 Sarana/prasarana
 Anggaran
 Manajemen
 Politik
 Penyusunan neraca awal
SIMPULAN

 Standar akuntansi merupakan pedoman pokok dlm


penyusunan dan penyajian LK pemerintah.
 Harus disusun sistem akuntansi sesuai dengan per-UU-an
dan Standar Akuntansi Pemerintahan.
 Kebijakan akuntansi penting utk memandu
pengembangan sistem serta membantu pengguna dalam
memahami sistem akuntansi
 Pengembangan sistem akuntansi seyogyanya sejalan
dengan sistem penganggaran dan perbendaharaan
 Pengembangan sistem akuntansi membutuhkan dana,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana yg cukup.
 Perlu dibangun jenjang karir SDM bidang keuangan dan
akuntansi.
 Perlu disusun neraca awal yang akan menjadi saldo
pembuka akun-akun dalam sistem akuntansi pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai