Anda di halaman 1dari 10

NAMA : DESY FUJI SELVIANI

KELAS : 4A2 AKUNTANSI


NPM : 21130310063

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan konsep
yang melandasi akuntansi yang bisa menurunkan standar-standar yang konsisten dalam
menggambarkan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporannya.
Kerangka konseptual ini disusun dengan tujuan:
 Sebagai kerangka kerja yang akan dijadikakan dasar untuk pembentukan standar dan
aturan akuntansi yang koheren.
 Sebagai referensi dasar teori akuntansi untuk menyelesaikan masalah-masalah praktik
pelaporan keuangan yang muncul.
Dalam perkembangannya FASB telah menerbitkan memorandum diskusi, yaitu
Conceptual Framework of Accounting and Reporting Consideration of the Report of the Study
Group on the Objective of Financial Statements pada tahun 1974. Selanjutnya FASB
menerbitkan suatu prounouncement yang disebut Statement of Financial Accounting
Concepts(SFAC No. 1-6), yaitu:

Apabila digambarkan maka menurut Belkaoui, kerangka konseptual tersebut akan


terlibat seperti berikut:
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
1. Laporan Keuangan (Financial Statements)
Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh
manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh
kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat
pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuh-
kannya. Laporan keuangan merupakan seperangkat laporan keuangan formal (full set)
yang terdiri dari :
 Neraca (balance sheet), yang menggambarkan posisi keuangan dan satu kesatuan
usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva (assets), utang (liabilities), dan
modal (equity) pada suatu tanggal tertentu.
 Laporan laba rugi (income statement) merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan
dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu
 Laporan perubahan ekuitas (statement of changes of equity) adalah laporan
perubahan modal dan satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu, yang meliputi
laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik (investment by
and distribution to owner's).
 Laporan arus kas (cash flow statement) berisi rincian seluruh penerimaan dan
pengeluaran kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi dan
pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.
 Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement) berisi informasi yang
tidak dapat diungkapkan dalam keempat laporan keuangan di atas, yang me-
ngungkapkan seluruh prinsip, prosedur, metode, dan teknik yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut.
2. Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)
Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan informasi-
informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi
yang disediakan oleh sistem alcuntansi, seperti informasi tentang sumber daya perusahaan,
earnings, current cost, informasi tentang prospek perusahaan yang merupakan bagian
integraldengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup.
Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial Reporting by Business
Enterprises, tujuan pelaporan keuangan adalah

 Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial
lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi,
kredit dan keputusan lain yang sejenis.
 Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial
lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek
penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau
jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada
perusahaan;
 Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut
dan perubahannya.
Rumusan tujuan pelaporan keuangan tersebut, berkaitan dengan aspek-aspek sbb:
 Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi
 Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas
 Informasi tentang alokasi sumber daya ekonomi, klaim dan perubahannya.
Dalam paragraf berikutnya SFAC mengemukakan bahwa pelaporan keuangan harus
menyajikan tentang kinerja dan earnings dari satu kesatuan usaha tersebut, yaitu:
 Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja keuangan
perusahaan (financial performance) selama suatu periode tertentu.
 Pelaporan kinerja keuangan tersebut berguna untuk mengukur earning power dengan
seluruh komponennya, karena para pengguna sangat berkepentingan atas prospek
penerimaan kas bersih dari perusahaaan.
 Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi, bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan kepada para stakeholders-nya atas pengelolaan sumber
daya ekonomi yang telah dipercayakan, kepada manajemen.
Sementara itu, bagi organisasi nirlaba (nonbisnis) tujuan pelaporan keuangan akan
berbeda dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisnis Perbedaan tujuan tersebut
dikarenakan karakteristik organisasi yang berbeda. Berikut ini adalah karakteristik dari
organisasi nonbisnis, antara lain:
 Tidak terdapatnya indikator kinerja seperti pada perusahaan bisnis.
 Tujuannya tidak mencari keuntungan.
 Jumlah sumber daya yang diterima dari penyedia sumber daya, maka penyedia sum ber
daya tersebut tidak berharap menerima pembayaran atau manfaat ekonomi dari sumber
daya yang diberikannya.
 Hak kepemilikan tidak dapat dijual, ditransfer atau ditebus, atau tidak terdapat hak
untuk memperoleh bagian distribusi sumber daya residual ketika organisasi tersebut
dilikuidasi.
Contoh organisasi nirlaba adalah yayasan sosial, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
non government organization (NGO), universitas, unit pemerintahan pusat dan daerah. den
organisasi keagamaan. Jadi siapa pengguna informasi dari organisasi nonbisnis ini? Berikut
inimerupakan pengguna informasi dari organisasi nirlaba, di antaranya:
1. Penyandang dana dan pemberi kontribusi.
2. Anggota dari organisasi tersebut yang memperoleh manfaat dari jasa yang diberikan
oleh organisasi tersebut.
3. Badan pengawas yang mengatur dan bertanggung jawab dalam menyusun kebijakan
dari organisasi tersebut.
4. Manajer yang mengelola organisasi tersebut
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) mengemukakan bahwa tujuan
pelaporan keuangan organisasi nonbisnis sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna dalam mengambil


keputusan rasional tentang alokasi sumber daya dalam organisasi.
b. Memberikan informasi yang berguna bagi penyedia sumber daya dalam menilai jasa
yang diberikan dalam oleh organisasi nonbisnis dan kemampuannya untuk meneruskan
penyediaan jasa tersebut.
c. Memberikan informasi yang berguna unuk menilai pekerjaan manajemen dan kinerja
manajer organisasi nonbisnis dalam melaksanakan tugasnya, seperti akuntabilitasnya.
d. Memberikan informasi tentang sumber dayaekonomi, kewajiban, penggunaan sum ber
daya, (aktivitas organisasi), atau sumber daya bersih dari organisasi nonbisnis tersebut.
Tujuan laporan keuangan menurut Trueblood Report dapat diikhtisarkan seperti dalam
Gambar 3.2 pada halaman berikut ini. Gambar tersebut menunjukkan struktur hierarki
dari tujuan akuntansi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membuat dasar
keputusan ekonomi
 Pemakai informasi memiliki keterbatasan wewenang Oleh karena itu, bagaimana
laporan keuangan tersebut harus dapat menyajikan informasi kepada berbagai jenis
pengguna yang memiliki segala keterbatasan.
 Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh investor dan kreditor dalam menaksir
earning power dan aliran kas perusahaan, perbandingan dan evaluasi aliran kas, baik.
jumlah dan ketidakpastian yang meliputinya.
 Earning power adalah bukan semata mata kemampuan dalam menghasilkan laba bersih
semata (akuntansi) tetapi meliputi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.
Tujuan laporan keuangan harus menyajikan informasi yang faktual, akurat, objektif,
dah informatif yang cukup untuk melakukan penafsiran tentang transaksi-transaksi bisnis
yang berguna untuk memprediksi, membandingkan earning power tersebut. Perlu diketahui
bahwa informasi yang diperlukan untuk penafsiran dan prediksi tersebut kadang kala
bersifat subjektif, oleh karena itu, asumsi-asumsi yang digunakan yang mendasari evaluasi
dan prediksitersebut harus diungkapkan.
Dari tujuan pelaporan yang telah diuraikan di atas, diakui bahwa kenyataannya masih
ada kelemahan yang dirasakan dari konseptual framework tersebut. Kelemahan tersebut
pada akhirnya akan menimbulkan erosi kredibilitas pelaporan keuangan, seperti berikut
ini:
 Beberapa metode akuntansi diterapkan untuk fakta yang sama.
 Metode akuntansi kadang diterapkan untuk melakukan praktil income smoothing secara
artificial.

 Laporan keuangan gagal memberikan tanda terhadap masalah keuangan perusahaan di


masa datang.
 Off balance sheet financing dianggap praktik yang lazim.
Di bawah ini disajikan gambar yang berkaitan dengan seluruh informasi yang digu
nakan untuk keputusan investasi dan kredit, yang meliputi cakupan dan scope pelapor an
keuangan, laporan keuangan, informasi tambahan, dan informasi lainnya.
FUNDAMENTAL
Fundamental merupakan konsep yang memberikan petunjuk dalam memilih
kejadian untuk dicatat, diukur, diringkas, dan dikomunikasikan kepada pihak pihak
lain yang berkepentingan. Tingkat kedua dari konseptual framework tersebut di atas
disebut dengan fundamental yang terdiri dan karakteristik kualitatif informasi
akuntansi (SFAC No. 2) dan elemen elemen laporan keuangan (SFAC No. 3 dan 4)\

1. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi


Sebelum membahas bagaimana kriteria informasi yang berkualitas, di sini akan
dijelaskan terlebih dahulu tipe-tipe informasi. Seperti yang telah kita pahami bahwa
informasi adalah fakta, yaitu data yang telah diolah sehingga berguna bagi para
pemakainya. formasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu informasi kualitatif dan
kuantitatif. Informasi kuantitatif biasanya berupa informasi akuntansi dan
nonakuntansi. Informasi akuntansi terdiri dari tiga tipe, yaitu informasi akuntansi
keuangan, informasi akuntansi manajemen, dan informasi operasi
Apabila dilihat dari pengguna dan sifatnya, maka ketiga informasi tersebut
adalah berbeda. Di sini tidak diuraikan secara rinci tentang perbedaan perbedaan
dari tipe-tipe informasi tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan
informasi dapat dibaca dalam literatur-literatur yang membahas tentang bidang
akuntansi manajemen. Apabila dijabarkan dalam bentuk gambar, maka tipe-tipe
informasi akan terlihat seperti berikut:

Pada dasarnya informasi akuntansi keuangan akan bermanfaat bagi para


penggunanya baik pihak internal maupun eksternal perusahaan, apabila laporan
keuangan memiliki karakteristik kualitatif yang telah ditetapkan dalam SFAC
Nomor 2, seperti terlihat pada Gambar 3.5 pada halaman berikut ini.

Informasi akuntansi keuangan tersebut pada dasarnya harus memiliki


manfaat yang lebih tinggi dibandingkan biaya untuk memperoleh informasi tersebut.
Kualitas pertama yang harus dipenuhi adalah dapat dimengerti dan dipahami
(understandability) oleh semua para pengambil keputusan Informasi yang dapat
dipahami tersebut tentunya yang berguna dalam pengambilan keputusan Informasi
yang berguna untuk decision usefulness tersebut, yaitu informasi yang relevance dan
reliability (relevan dan dapat diandalkan)
a. Relevance (Relevan)
Relevan artinya informasi tersebut dapat membantu dan memengaruhi dalam
proses pengambilan keputusan. A Statement of Basic Accounting Theory
(ASOBAT), tentang konsep relevansi menyatakan, bahwa informasi harus
berhubungan dengan tindakan yang dirancang untuk memudahkan atau
memberikan hasil yang diinginkan. Informasi yang relevan tersebut, harus
memiliki mulai unipan balik (feedback values), nilai peramalan (predictive
value) dan tepat waktu (timeliness), Benkut penjelasan dait ketiga ciri informasi
yang relevan tersebut, yaitu:
 Feedback value, artinya informasi yang dihasilkan harus dapat digunakan
untuk mengoreksi laurapan harapan sebelumnya Informasi dari hasil suatu
keputusan sering kali merupakan input dalam pengambilan keputusan
berikutnya.
 Predictive value, artinya informasi yang dihasilkan harus dapat membantu
pemakat dalam meningkatkan kemungkinan peramalan dengan benar hasil
dari kejadian masa lalu atau sekarang Informasi harus mampu menyediakan
predikal objek atau kejadian masa akan datang
Menurut American Accounting Association Committee of Corporate
Financial Reporting, terdapat 4 cara untuk menguji daya prediksi data
akuntansi dalam kaitannyadengan pembentukan model keputusan, yaitu :

1. Peramalan langsung, ketentuan ramalan oleh manajemen, misalnya arus


kas yangdipoyeksikan.
2. Peramalan tidak langsung, ketentuan data masa lalu, arus kas masa lalu
yang memungkinkan pemakai untuk ineramalkan arus kas masa datang
3. Indikator penting, misalnya dengan penggunaan rasio-rasio tertentu
untuk peramalan kejadian yang diprediksikan.
4. Informasi pendukung, ketentuan data akuntansi yang dapat digunakan
untuk meramalkan data lain, misalkan kenaikan dari return on asses
(ROA) bisa mera malkan arus kas meningkat.
 Timeliness, artinya informasi harus disajikan tepat waktu sesuai kebutuhan
pada saat pengambilan keputusan. Informasi tersebut harus siap digunakan
oleh para pemakainya sebelum kehilangan makna dalam memengaruhi
berbagai keputusan yang akan dibuat.
b. Reliability (Dapat Diandalkan)
Informasi yang disajikan harus bebas dari kesalahan dan penyimpangan,
serta telah dinilai dan disajikan dengan layak sesuai dengan tujuannya Informasi
tersebut harus dapat memberikan keyakinan bahwa informasi tsb valid & benar.
Suatu informasi dpt diandalkan apabila dpt diverifikasi (verifiability), disajikan
dgn jujur (representation faithfulness), & netral(neutrality). Berikut ini penjelasan
ciri informasi yg dpt diandalkan, yaitu :
 Verifiability, informasi tersebut dapat diuji kebenarannya dan diperiksa
secara independen atas kebenaran informasi tersebut. Misalnya, perusahaan
melaporkan aktiva tetap memiliki nilai perolehan Rp 50.000.000. maka
informasi tersebut harus dapat diuji kebenarannya dan diverifikasi, apakah
aktiva tersebut ada secara fisik dengan didukung bukti-bukti yang valid, dan
apakah pengukurannya benar tidak bisa dan dapat diandalkan?
 Representation faithfulness, informasi yang disajikan harus
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan memiliki tingkat kewajaran
yang cukup tinggi
 Neutrality, informasi yang disajikan tidak memihak, artinya tidak ditujukan
un tuk memenuhi kebutuhan perilaku pemakai tertentu, melainkan ditujukan
untuk kepentingan semua pihak (general report for general purposes).
c. Comparability (Dapat Diperbandingkan)
Informasi yang disajikan harus dapat diperbandingkan. Suatu informasi baru
dapat diperbandingkan apabila menggunakan metode pengukuran dan prosedur
akuntansi yang sama, sehingga tujuan uniformity dapat dicapai Ciri comparability
di dalammya terkandung konsistensi, karena tujuan dari konsistensi adalah
comparability.
Consistency mengandung 2 makna, yaitu :

1. Penerapan prosedur akuntansi yang sama dari periode ke periode oleh satu entitas.
2. Penerapan prosedur akuntansi yang sama oleh entitas yang berbeda.
d. Materiality (Materialitas)
Hanya informasi yang material saja yang disajikan dalam statement
keuangan, artinya suatu informasi dianggap material apabila informasi tersebut
tidak disajikan (dalam artian magnitude-nya = besar kecilnya jumlah rupiah,
ataupun objeknya), maka akan menimbulkan kesalahan dan menyesatkan dalam
penyajian laporan keuangan tersebut (misstatement),
e. Conservatisme (Konservatif)
Konservatif merupakan sikap hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian
oleh suatu bisnis tertentu dengan mencoba mengurangi risikonya.
2. The Basic Element of Financial Statements of Business Enterprises
Unsur-unsur laporan keuangan merupakan simbol-simbol makna yang
mempresentasikan realitas kegiatan usaha suatu badan usaha atau informasi
semantik yang ingin disampaikan dalam pelaporan keuangan tersebut. Misalkan
untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan,
maka simbol apa yang mempresentasikannya. Menurut SFAC No. 6, suatu
laporan keuangan terdiri dari 10 unsur dasar, yaitu asset, liability, aquity,
Investment by owner, distribution to owner, comprehensive income, revenue,
expenses, gains dan losses.

Sementara itu, unsur atau elemen elemen dari laporan keuangan suatu
organisasi nonbisnis (nonprofit) terdiri atas:
 Permanently restricted net assets
 Temporanly restricted net assets
 Unrestricted net assets
Definisi untuk setiap unsur-unsur laporan keuangan suatu organisasi bisnis
menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 6 tentang
“Elements of Fi nancialStatements” sebagai berikut :

1) Assets, merupakan manfaat sumber daya ekonomi di masa akan datang yang
cukup pasti, yang diperoleh atau dikuasai oleh satu kesatuan usaha, sebagai
akibat daritransaksi di masa lalu.
2) Liability, merupakan pengorbanan sumber ekonomi masa datang yang cukup
pasti yang timbul dari kewajiban saat ini dari suatu kesatuan usaha untuk
mentransfer Aset atau menyerahkan jasa kepada satu kesatuan usaha lain di
masa akan datang, sebagai akibattransaksi di masa lalu.
3) Equity adalah aset bersih yang merupakan residual interest terhadap asset
satu ke satuan usaha yang masih ada setelah seluruh aset dikurangi
kewajibannya. Dalam suatuorganisasi bisnis merupakan hak kepemilikan.
4) Investment by owner, merupakan kenaikan ekuitas suatu kesatuan usaha
sebagai akibat dari transfer sesuatu yang benilai yang bersumber dari pemilik,
atau dari satu kesatuan usaha lain untuk memperoleh atau menambah hak
kepemilikan pada perusahaan.
5) Distribution to owner, merupakan penurunan ekuitas sebagai akibat adanya
transfer aktiva, pemberian jasa, atau pelunasan kewajiban oleh satu kesatuan
usaha kepada pemilik.
6) Comprehensive income, merupakan kenaikan net aset suatu kesatuan usaha
dalam periode tertentu yang diakibatkan oleh seluruh transaksi dan kejadian
kecuali dari investasi oleh dan distribusi kepada pemilik
7) Revenue, merupakan setiap cash inflow, atau kenaikan aset, penurunan
kewajiban atau kombinasi keduanya, yang terjadi melalui pengiriman barang,
produksi barang. penjualan jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan
aktivitas utama penisahaan.
8) Expenses, merupakan setiap cash outflow, atau pemakaian aset atau
timbulnya ke wajiban ataupun kombinasi dari keduanya dalam rangka
pengiriman barang, produksi barang penjualan jasa, atau aktivitas lainnya
yang merupakan aktivitas utama perusahaan.
9) Gains, merupakan kenaikan net aset yang dialabatkan dari transaksi
transaksi yang sifatnya insidential atau peripheral atau jarang terjadi, serta
semua transaksi yang memengaruhi perusahaan kecuali yang berasal dari
revenue dan investasi para pemilik.
10) Losses, yaitu penurunan net aset karena adanya transaksi yang bersifat
insidental atau peripheral atau jarang terjadi serta semua transaksi lain yang
memengaruhi perusahaan, kecuali yang berasal dari timbulnya beban
(expenses) dan distribual kepada pemilik
3. Perbedaan Comprehensive Income dan Earnings
 Comprehensive income, cakupannya meliputi efek penyesuaian kumulatif dari
perubahan prinsip akuntansi dan perubahan lain dalam asset bersih selain dari
pemilik (gains atau losses).
 Earning, merupakan pendapatan neto atau keuntungan bersih yang diperoleh
dari pendapatan usaha (revenue) dan keuntungan lainnya (gains) dikurangi
dengan beban usaha(expenses) dan kerugian lainnya (losess).
Perhitungan untuk melihat perbedaan comprehensive income dengan earning, sbb:

EARNINGS :

(+) Revenue Rp 4.000.000


(-) Expenses Rp 2.800.000
(+) Gains Rp 200.000
(-) Losses Rp 300.000
(=) Earnings Rp 1.100.000
COMPREHENSIVE
(+) Earnings Rp 4.000.000
(-) Cummulatif accounting adjustment Rp 2.800.000
(+) Other non owner changes in equity Rp 200.000
(=) Comprehensive income Rp 950.000

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


1. Pengakuan (Recognition)
a. Definisi
Proses pencatatan formal atau mencatat item-dem tertentu ke dalam laporan
keuangan. Atau berapa jumlah rupiah suatu item harus dicatat dan diungkapkan
dalam laporan keuangan.
b. Kriteria Pengakuan
 Definitions (definisi), artinya item item tersebut harus memenuhi unsur-unsur
laporan keuangan.
 Measureability (keterukuran), artinya item item tersebut harus mempunyai
atribut yang relevan dengan tingkat keandalan yang tinggi atau untuk
menentukan keandalan daya ujinya,
 Relevance (relevan), arunya informasinya harus mendukung dan memberikan
manfaat untuk pengambilan keputusan, dan
 Reliabilty (dapat diandalkan), artinya informasinya menyajikan keadaan yang
sebenarnya, wajar, jujur, berdaya uji dan netral.
2. Pengukuran (Measurement)
a. Definisi
Pengukuran, merupakan pemetaan (mapping) suatu angka kepada objek atau
peristiwa menurut aturan tertentu Akuntanai merupakan pengukuran dari peristiwa
dan transaksi- transaksi bisnis dari satu entitas yang telah diidentifikasi dengan
angka angka dan dengan atribut yang relevan
b. Jenis-jenis Pengukuran
 Fundamental measurement, angka yang dilekatkan pada suatu kekayaan dengan
mengacu pada hukum alam dan tidak didasarkan pada pengukuran variabel-
variabel lain. Contohnyapengukuran panjang bangunan.
 Derived measurement, pengukuran yang didasarkan pada pengukuran dua atau
lebih kuantitas dan tergantung pada eksistensi teori empiris yang mengaitkan
kekayaan tertentu dengan kekayaan lain. Contohnya pengukuran berat dan
volume.
 Flat measurement, pengukuran yang dibuat secara arbitrase yang tergantung
pada in tuisi peneliti dan terlalu banyak alternatif dan definisi Contohnya
bagaimana meng ukur kemampuan aritmatika seseorang? Menurut Mattesich
yang dikutip dari buku Belkaoui, sebagian besar ukuran ekonomis dan
akuntanal termasuk dalam kategori pengukuran dengan flat, yang direfleksikan
dalam kearbitreran definisional tertentu dari disiplinakuntanal
c. Atribut atribut Pengukuran Akuntansi
Terdapat 5 atribut pengukuran dalam akuntansi, di mana atributnya mengukur
peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, yaitu:
1) Nilai perolehan (historical cost), yaitu semua barang dan jasa dinilai dan
dilapos kan berdasarkan alat prihannya, yaitu jumlah kas atau ekuivalennya
yang dibayarkan pada saat memperoleh barang dan jasa tersebut. Contohnya
adalah perolehan aktiva tetap. Histrorical cast di sini dijadikan basis dalam
struktur pelaporan keuangan.
2) Nilai sekarang atau nilai penggantinya (current or replacement cost), yaitu
pengukuran yang didasarkan pada nilai sekarang saat ini bukan nilai masa
lalu, atau dengan nilai penggantinya, contohnya persediaan.
3) Nilai pasar sekarang (curren market value), yaitu pengukuran yang
berdasarkan pada harga pasar yang berlaku saat ini, yaitu sejumlah kas atau
ekuivalennya yang akan diperoleh seandainya aktiva tersebut dijual.
Contohnya adalah surat berharga.
4) Nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value), yaitu pengukuran
yang berdasarkan pada nilai bersih yang dapat dirclisasikan, yaitu sejumlah
uang kas atau ekuivalennya yang diharapkan akan diperoleh setelah
dikurangi biaya-biaya langsungnya. Contoh item yang menggunakan
penilaian ini adalah piutang dagang.
5) Arus kas masa depan yang didiskontokan (discounted future cash flow),
yaitu nilai diskontoan dari future cash flow di masa yang akan datang yang
diharapkan diperoleh sekarang (present value-nya). Bisa juga diartikan,
berapa nilai sekarang dari jumlah arus kas di masa yang akan datang.
Contohnya adalah piutang jangka panjang atau hutang jangka panjang dapat
diukur dengan nilai ini.
d. Tipe-tipe Skala Pengukuran
Setiap pengukuran disusun dengan suatu skala (scale). Adapun jenis-jenis
skala pengukuran tersebut adalah:
 Skala nominal, pengukuran dalam skala ini hanya menunjukkan pelabelan atau
penomoran saja. Misalnya nomor-nomor kode rekening untuk setiap perkiraan
laporan keuangan,
 Skala ordinal, skala ini merupakan urutan sistem preferensi. Di sini sudah
menunjukkanadanya peringkat, namun tidak sederajat,
 Skala interval, merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori
peringkat, danjarak konstruk yang diukur, dan
 Skala rasio, merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori
peringkat, jarak, dan perbandingan konstruk yang diukur. Skala ini sudah
menggunakan nilai absolut

Anda mungkin juga menyukai