Laporan keuangan itu disajikan kepada banyak pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan.
10
11
laporan keuangan agar bisa menilai apa yang telah dilakukan atau
ekonomi.
12
lengkap meliputi:
1. Neraca
pada saat tertentu. Hal ini untuk menunjukkan keadaan keuangan pada
2. Laporan laba-rugi
laporan keuangan
informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan
arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Aktivitas perusahaan umumnya
terdiri dari tiga jenis yaitu aktivitas operasional, aktivitas investasi serta
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, (c) Informasi tambahan
berikut:
periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa mendatang yang mungkin
dan pihak eksternal yaitu kreditur serta investor atau pemegang saham. Alat
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
perusahaan.
(liabilitas). Utang merupakan dana eksternal yang diperoleh dari kreditur. Definisi
Liabilitas adalah kewajiban kini entitas, timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
Dari sumber diatas bisa disimpulkan bahwa utang adalah kewajiban suatu
perusahaan yang timbul dari transaksi masa lalu dan harus dibayar dengan kas,
barang atau jasa di waktu yang akan datang sesuai dengan perjanjian. Utang
(liabilitas) dapat dibagi menjadi dua, yaitu: liabilitas jangka pendek dan liabilitas
jangka panjang. Liabilitas jangka pendek adalah liabilitas yang dapat diharapkan
untuk dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari
ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun
berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), utang wesel
melebihi satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang
kredit bank jangka panjang, utang hipotik, obligasi pensiun, dan lain-lain.
kebutuhan dana yang berasal dari sumber internal perusahaan dan pemenuhan
kebutuhan dana yang berasal dari sumber dana eksternal. Sumber internal berasal
dari laba ditahan, sedangkan sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para
serta biaya yang harus dikeluarkan karena dua hal tersebut merupakan kunci
bagian dari kebijakan pendanaan perusahaan dan berkaitan dengan struktur modal
perusahaan.
Bila menggunakan dana yang berasal dari utang (sumber dana eksternal)
jelas bahwa dana itu mempunyai biaya, yakni minimum sebesar tingkat bunga,
tetapi pada waktu menggunakan modal sendiri (sumber dana internal) juga masih
penggunaan dana melalui utang baik itu utang jangka pendek maupun utang
jangka panjang karena terkait dengan sifat penggunaan dari utang tersebut yaitu
mengurangi pajak.
operasi yang akan meningkat seiring meningkatnya tingkat utang. Jumlah utang
yang besar akan meningkatkan risiko perusahaan, yakni risiko gagal bayar bunga
juga dapat mengurangi jumlah laba yang diterima perusahaan. Hal tersebut dapat
menggunakan rasio utang terhadap modal atau biasa disebut Debt to Equity Ratio
modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Semakin tinggi DER
pemegang saham atau dengan kata lain menunjukkan komposisi total utang
(jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal
sendiri.
Hal ini berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar
investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER tertentu yang besarnya kurang
18
dari satu, karena jika lebih besar dari satu menunjukkan risiko perusahaan yang
lebih tinggi.
Dalam penelitian ini terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kebijakan utang (Debt
sebagai berikut:
1. Kebijakan dividen
pemegang saham atau akan ditahan untuk pembiayaan investasi dimasa yang akan
antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham. Semakin
tinggi DPR akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan
sebaliknya bila DPR semakin kecil akan merugikan investor (para pemegang
2. Profitabilitas
untuk menghasilkan laba pada periode tertentu. Semakin tinggi profitabilitas suatu
sumber dananya yang berasal dari internal perusahaan berupa keuntungan dari
selain memberikan daya tarik bagi investor yang akan menanamkan dananya pada
perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap effisiensi dan efektivitas penggunaan
yang ada (Ang, 1997). Return on assets memungkinkan para analis untuk
jumlah aset secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai
seberapa besar tingkat pengembalian (%) dari asset yang dimiliki. Dengan
20
tinggi berarti menujukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manejemen.
Rasio ini juga dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
3. Pertumbuhan penjualan
yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama
didukung dengan harta atau aset dan bila penjualan ditingkatkan maka aset pun
tumbuh secara cepat akan perlu untuk menambah aset tetapnya, sehingga
yang lebih besar (Pandey, 2001) dalam Supriyanto dan Falikhatun (2008). Selain
itu jika penjualan meningkat per tahun, maka pembiayaan dengan utang dengan
beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya
4. Struktur aset
Aset dapat digolongkan menjadi aset lancar, aset tetap, aset tidak
berwujud, dan aset lain-lain. Struktur aset yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah perbandingan antara aset tetap dengan total aset. Struktur aset dirumuskan
dalam Fixed Assets Ratio (FAR). Struktur aset perusahaan memainkan peran
Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan
utang dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang memiliki
aset tetap dalam jumlah besar bisa menggunakan aset tersebut sebagai jaminan
jumlah kecil. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat
menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya
22
aset yang besar cenderung risiko kebangkrutan (pailit) yang relatif lebih rendah
dibandingkan perusahaan yang memiliki struktur aset yang lebih rendah. Pada
(Dermawan 2009). Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan variabel struktur
aset.
internal daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan (sesuai dengan urutan
internal tidak mencukupi. Sumber dana eksternal yang utama adalah utang dan
terakhir adalah menerbitkan saham. Menurut Brealey dan Myers (1991), secara
perusahaan).
secara drastis.
23
tidak perlu membuka diri dari sorotan pemodal luar. Sebaliknya, penggunaan
utang lebih disukai dibandingkan dengan saham karena pertimbangan biaya emisi
dan manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar
buruk bagi pemodal dan membuat harga saham turun yang disebabkan oleh
keuntungan pada umumnya mempunyai utang yang lebih sedikit. Hal tersebut
pihak eksternal, bukan karena perusahaan tersebut mempunyai target debt ratio
yang rendah. Perusahaan yang untung mampu menghasilkan kas internal yang
utang yang lebih besar. Perusahaan yang tidak untung akan cenderung
menggunakan utang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu; (1) dana internal
tidak mencukupi, dan (2) utang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.
1. Mayangsari (2001)
kerja, struktur aset, size dan operating leverage. Dalam peneltian tersebut
profitabilitas, struktur aset dan perubahan modal kerja. Hasil penelitian ini sesuai
Indonesia tidak terencana dengan baik. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
25
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2007.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 115 perusahaan. Faktor yang
return on assets. Struktur aktiva (struktur aset) dan return on assets terbukti tidak
26
adalah 2005 hingga 2007. Jumlah data penelitian sebanyak 118 dengan sampel
perusahaan, profitabilitas, risiko bisnis, dividen, dan struktur aktiva (aset). Hasil
dalam penelitian ini menyatakan bahwa pertumbuhan aktiva (aset), struktur aktiva
risiko bisnis, dan dividen tidak memiliki terhadap struktur modal (leverage).
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini
tahun 2005 hingga 2007. Jumlah data penelitian sebanyak 120 dengan sampel 45
yang pada akhirnya akan mengancam posisi manajer. Beberapa faktor-faktor yang
Periode yang digunakan dalam penelitian ini tahun 2007 hingga 2009. Faktor-
1. Hubungan Devidend Payout Ratio (DPR) Dengan Debt Equity Ratio (DER)
suatu perusahaan. Hal ini dapat diperkuat dengan Pecking Order Theory yang
dengan utang perusahaan dan investasi melalui ketersediaan dana internal (Baskin
laba ditahan tidak mencukupi maka barulah akan digunakan pendanaan eksternal
tersedia untuk pendanaan perusahaan dalam bentuk laba ditahan akan semakin
kecil karena dana internal perusahaan terpakai untuk pembayaran dividen. Hal ini
penelitian Steven dan Lina (2011). Hasil penelitian yang dilakukan Siregar (2005)
maka semakin tinggi dividen payout ratio maka semakin tinggi DER. Berdasarkan
sebagai berikut:
pendanaan berdasarkan urutan risiko, oleh karena itu perusahaan lebih menyukai
perusahaan dengan tingkat laba tinggi pada umumnya mempunyai utang yang
lebih sedikit. Hal ini disebabkan bukan karena perusahaan mempunyai target debt
membutuhkan dana dari pihak eksternal (Brealey dan Myer, 1995) dalam Steven
dana internal perusahaan tersebut tidak mencukupi. Dalam peneilitian ini rasio
semakin tinggi Return on Assets makan semakin kecil DER dan sebaliknya.
Pengadaan ekspansi ini membutuhkan dana yang besar. Suatu perusahaan yang
mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup
relatif stabil disertai laba yang meningkat akan lebih aman memperoleh utang
dengan memikul biaya tagihan tetap yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan
yang stabil disertai peningkatan laba karena perusahaan akan lebih mudah
lambat (Weston dan Copeland, 1997). Dengan demikian maka semakin besar
Sales Growth maka semakin besar pula DER. Berdasarkan teori dan hasil
4. Hubungan Fixed Assets Ratio (FAR) Dengan Debt Equity Ratio (DER)
Struktur aset adalah perbandingan antara total aset tetap dengan total aset.
Rasio ini disebut Fixed Assets Ratio (FAR). Struktur aset berhubungan dengan
jumlah kekayaan (aset) yang dapat dijadikan jaminan. Struktur aset perusahaan
perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar (Yeniatie dan Destriana,
utang lebih besar dari pada perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel
Brigham dan Houston (2011) yang menyatakan, perusahaan yang asetnya sesuai
menggunakan utang dalam jumlah besar karena perusahaan besar akan lebih
(Sartono,2001). Di samping itu, kreditur akan merasa lebih aman jika memberikan
pinjaman pada perusahaan yang memiliki aset tetap dengan jumlah yang lebih
tinggi karena bisa digunakan sebagai jaminan. Aset tetap yang digunakan sebagai
jaminan dapat mengurangi risiko kreditur karena bila perusahaan tidak mampu
melunasi kewajibannya maka aset tersebut akan diambil alih dan dijual oleh
Semakin tinggi jumlah fixed assets dalam total aset akan mempermudah
perusahaan untuk mendapatkan utang (Joni dan Lina, 2011). Penelitian Yeniatie
kebijakan utang. Oleh karena itu semakin besar FAR dalam suatu perusahaan
maka akan semakin besar pula DER. Berdasarkan teori dan hasil penemuan-