Anda di halaman 1dari 17

2.

1 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (2012, p. 3), laporan keuangan bertujuan untuk :


1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan
ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajbkan untuk
menyediakan informasi non-keuangan.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban
menajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Sedangkan menurut Kieso (2008, p.5) tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna
bagi keputusan investasi dan kredit, informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan, dan informasi mengenai
sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut. Dapat dijelaskan bahwa laporan keuangan digunakan sebagai
bahan penilaian dan pengambilan keputusan investasi serta memberikan informasi tentang sumber daya perusahaan yang
dimiliki perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang tepat atas posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang dapat bermanfaat bagi beberapa
pihak seperti investor, kreditur, serta memberikan informasi keuangan dalam menilai arus kas dimasa yang akan datang.

2.1.2 Komponen-Komponen Laporan Keuangan

PSAK No. 1 (2012, p. 6) menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap yang disusun oleh manajemen suatu
perusahaan harus meliputi komponen-komponen berikut ini:
1. Neraca (laporan posisi keuangan pada akhir periode)
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan.
Walsh (2004, p. 10-12) juga menuturkan bahwa dalam laporan keuangan terdapat tiga dokumen yang memberikan
kita data mentah untuk melakukan analisis. Ketiganya yaitu :
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas

1. Neraca
Menurut PSAK No. 1 (2012, p. ) laporan posisi keuangan adalah suatu laporan yang sistematis tentang
aktiva (assets), hutang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity).
Soemarso (2004, p. 34) menjelaskan bahwa neraca merupakan laporan keuangan yang berisi mengenai jumlah harta
(assets), kewajiban (liability), dan modal (owners equity) pada akhir periode akuntansi. Neraca dapat memberi informasi
tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini
menyajikan posisi keuangan perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Menurut PSAK No.1 (2012, p. ) laporan laba rugi komprehensif merupakan suatu laporan sistematis yang menyajikan
seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode. Laporan laba rugi komprehensif perusahaan disajikan
sedemikian rupa yang menggambarkan berbagai unsure kinerja keuangan selama suatu periode tertentu.
Kasmir (2011, p. 29), mengungkapkan bahwa laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi ini merupakan ringkasan yang logis dari hasil
penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu. Laba bersih yang dihasilkan dari perhitungan laporan
laba rugi merupakan selisih total penerimaan atas total pengeluaran. Jika total pengeluaran lebih besar dari total penerimaan,
maka perusahaan akan melaporkan sebagai rugi bersih yang dapat mengurangi modal awal. Begitu juga sebaliknya, jika total
penerimaan perusahaan lebih besar daripada total pengeluaran, maka perusahaan akan melaporkannya sebagai laba bersih
yang dapat menambah modal awal perusahaan.

3. Laporan Arus Kas


Menurut Baridwan (2004, p. 40) laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi, pembelanjaan, dan kegiatan usaha pada suatu periode.
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan arus kas yang langsung berhubungan dengan laba, seperti penerimaan kas
dari pelanggan dan pembayaran gaji karyawan perusahaan. Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi mencakup arus kas
yang terkait dengan akuisisi atau penjualan aset produktif perusahaan, seperti pembelian dan penjualan aset tetap
perusahaan. Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang berhubungan langsung dengan pendanaan perusahaan, seperti
penerimaan dan pembayaran utang kepada investor dan kreditor.

4. Laporan Perubahan Ekuitas


Soemarso (2004, p. 54). mengungkapkan bahwa laporan perubahan ekuitas adalah ikhtisar tentang perubahan modal
suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu. Laporan perubahan modal melaporkan bagaimana laba bersih
dan dividen mempengaruhi posisi laporan keuangan perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laba bersih yang diperoleh
setiap tahun akan meningkatkan saldo laba ditahan, sedangkan pembagian dividen kepada pemegang saham akan
mengurangi saldo laba ditahan. Proses meningkat dan mengurangnya saldo laba ditahan ini menunjukkan hubungan antara
laporan laba rugi dengan neraca, di mana saldo laba ditahan pada akhir periode akan dibawa ke saldo awal laba ditahan pada
tahun berikutnya.

5. Catatan atas Laporan Keuangan


PSAK No.1 (2012, p. 8) menjelaskan bahwa suatu catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang disajikan
secara sistematis untuk menghasilkan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta memberikan informasi yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.
Menurut Kasmir (2011, p. 31) laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi
apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam
laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini dilakukan agar pihak-pihak yang
berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

2.2 Analisis Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu
keputusan ekonomi adalah melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan banyak informasi mengenai kinerja
manajemen dan kesehatan perusahaan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laporan keuangan masih memiliki banyak
kekurangan dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh beberapa pihak, oleh karena itu dibutuhkanlah analisis atas
laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan laporan tersebut sehingga dapat memberikan
informasi yang berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan hasil kinerja perusahaan.
Jumingan (2011, p. 42) menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan
kecenderungan atau tren utnuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan
memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan
dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Kegiatan analisis
laporan keuangan juga dilakukan dengan tujuan agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan
dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan.
Harahap (2008, p. 190) mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan
keuangan dihitung dengan cara membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun
bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi.
Dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis
laporan keuangan. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, analis dapat mengetahui baik dan buruknya keadaan
dan posisi keuangan suatu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya. Di sisi lain, dengan menggunakan analisis
laporan keuangan, para manajer keuangan perusahaan dapat memprediksikan cara-cara yang harus mereka tempuh agar
perusahaan mendapatkan tambahan dana dari para investor.
2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Harahap (2008, p. 195) menjelaskan bahwa ada 10 tujuan dari analisis laporan keuangan, antara lain :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada
dibalik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan
dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan
seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud
dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.
7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yuang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri
normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur
keuangan dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksikan potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kasmir, (2011, p. 68) bahwa tujuan analisis laporan keuangan antara lain
adalah :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha
yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu,

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan,

3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan saat ini,

4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak,

5. Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai,

Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari analisis laporan keuangan adalah dapat mengetahui
adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan cara membandingkan angka rasio laporan
keuangan dengan standar yang ditetapkan. Melalui cara tersebut pihak manajemen dapat menilai apakah kinerja perusahaan
mengalami penigkatan atau mengalami penurunan pada tahun tersebut, sehingga pihak manajemen dapat mengambil
tindakan untuk menanggapi kenaikan dan penurunan tersebut. Apabila perusahaan berada dibawah standar, maka pihak
manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tersebut untuk pengambilan kebijakan guna
menaikkan kembali angka rasio perusahaannya.

2.2.3 Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan

Hanafi (2009, p. 78) mengutarakan bahwa meskipun analisis laporan keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada
beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Data yang mencatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga perolehan.
2. Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan
keuangan tampak bagus.
3. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada beberapa bidang usaha
(industri), yang mengakibatkan analis susah dalam memilih pembanding perusahaan dikarenakan perusahaan tersebut
bergerak pada beberapa industri.
4. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang
seperti investasi jangka panjang.
5. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. Ada beberapa perusahaan yang tidak bagus yang
dipakai dalam perhitungan rata-rata industri. Perusahaan yang ingin sukses biasanya harus berada di atas rata-rata rasio
industri, bukannya sama dengan rata-rata industri. Begitu juga sebaliknya, angka yang lebih rendah dibandingkan rata-rata
industri juga tidak selalu berarti jelek. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan baik buruknya
suatu angka.
Di sisi lain Harahap (2008, p. 192) mengemukakan terdapat beberapa kelemahan analisis laporan keuangan,
antara lain :
1. Analisa laporan keuangan bergantung pada laporan keuangan, oleh karena itu kelemahan laporan keuangan harus selalu
diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
2. Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan. Angka-angka di dalam laporan keuangan tidak cukup untuk
menilai suatu laporan keuangan tetapi harus melihat juga aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi
industri, gaya manajemen, budaya manajemen dan budaya masyarakat.
3. Objek analisis data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini berbeda dengan kondisi masa depan.
4. Terdapat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka jika dilakukan perbandingan dengan
perusahaan lain misalnya :
a) Prinsip Akuntansi,
b) Ukuran Perusahaan,
c) Jenis Industri,
d) Periode Laporan,
e) Laporan Individual atau Laporan Konsolidasi,
f) Jenis perusahaan spek profit motive atau non profit motive.

2.3 Analisis Rasio Keuangan

Menurut Jumingan (2011, p. 118) analisis rasio keuangan yaitu :


Angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara
unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara individual rasio itu kecil
artinya kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang layak dijadikan dasar pembanding. Apabila tidak ada
standar yang dipakai sebagai dasar pembanding dari penafsiran rasio-rasio suatu perusahaan, penganalis tidak dapat
menyimpulkan apakah rasio-rasio itu menunjukkan kondisi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
Dalam bukunya Harahap (2008, p.297) juga menjelaskan bahwa angka yang didapatkan dalam analisis rasio
keuangan adalah hasil dari satu laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos
tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan tersebut dapat ternilai secara cepat.
Dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu perhitungan yang dilakukan untuk membantu dan
menginformasikan suatu laporan keuangan yang disajikan dalam bentuk matematis yang sederhana. Dalam artian, informasi
berupa persentase dan tingkatan angka yang sederhana tersebut menggambarkan hubungan satu akun dengan akun lainnya
yang terdapat dalam suatu laporan keuangan pada periode tertentu.

2.3.1 Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Wild (2005, p. 36) mengemukakan bahwa terdapat beberapa keunggulan dalam analisis laporan keuangan, antara
lain :
1. Melalui perhitungan rasio keuangan diharapkan agar informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
2. Lebih memudahkan untuk mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
3. Sebagai bahan dalam pengambilan keputusan dan model prediksi.
4. Mengukur standar perusahaan.
5. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain, atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
6. Lebih memudahkan perusahaan dalam melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.3.2 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan

Harahap (2008, p. 298) berpendapat bahwa rasio keuangan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain :

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam model-model pengambilan keputusan
5. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara
periodik
6. Lebih mudah melihat trend serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

2.3.3 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Harahap (2013, p.298) mengungkapkan bahwwa selain memiliki beberapa keunggulan, analisis rasio keuangan
juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya,

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti ini seperti,

a. Bahan pelindung rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgmentyang dapat dinilai bias
atau subjective,

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar,

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio,

d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda,

3. Jika tidak menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio,

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron,

5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.3.4 Rasio Rasio Keuangan

1) Rasio Modal Kerja (Rasio Likuiditas)


Libby (2008, p. 714) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo pada periode ini. Rasio likuiditas berfokus pada
hubungan antara aset lancar dan kewajiban lancar. Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancar merupakan
faktor yang penting dalam mengevaluasi kekuatan keuangan perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki aset kas untuk
membayar pembelian tepat waktu akan kehilangan beberapa peluang untuk memanfaatkan potongan tunai dan akan
menghadapi risiko kreditur menghentikan pemberian kredit.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan jangka pendek yang kuat apabila: (1) mampu memenuhi
tagihan dari kreditur jangka pendek tepat pada waktunya, (2) mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk
membelanjai operasi perusahaan yang normal, (3) mampu membayar bunga utang jangka pendek dan dividen, dan (4)
mampu memelihara kredit rating yang menguntungkan Jumingan (2011, p. 123). Rasio likuiditas yang digunakan dalam
menganalisis keuangan perusahaan asuransi, antara lain current ratio (rasio lancar), dan cash ratio (rasio kas).
Sedangkan Harahap (2008, p. 301) menuturkan bahwa rasio likuiditas dapat menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal
kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.

2.3.5 Pengertian Statemen Keuangan


Statemen keuangan perusahaan adalah statemen yg memberikan ikhtisar mengenai keadaan
keuangan perusahaan, dimana Neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal
sendiri pada suatu saat tertentu, dan Statemen Rugi-Laba (income statements) mencerminkan hasil-
hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya satu tahun.

2.3.6 Analisis Statement Keuangan


Konsep analisis keuangan, bahwa hubungan hubungan kuantitatif dapat digunakan untuk
mendiagnosa kekuatan dan kelemahan dalam kinerja suatu perusahaan.

2.3.7 Manfaat analisis Rasio Keuangan


Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan
yg bersangkutan.

Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan.
Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini
usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.

2.3.8 Macam-macam Rasio Keuangan


Beberapa tinjauan terhadap hubungan kuantitatif rasio keuangan:

Dilihat dari sumbernya rasio dibagi menjadi 3:

1. Rasio-Rasio Neraca
Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya; current ratio, Acid test-ratio,
, current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain sebagainya.

2. Rasio Statemen Rugi-Laba


Rasio-rasio yang disusun berdasarkan income statements, misalnya gross profit margin, net operating
margin, operating ratio, dan lain sebagainya.

3. Rasio-Rasio Antar Statemen Keuangan


Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data lainnya yg berasal dari income
statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan sebagainya.

Neraca
PT ABC
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )

Aktiva Lancar Hutang lancar


Kas 200.000 Hutang dagang 300.000
Efek 200.000 Hutang wesel 100.000
Piutang 160.000 Hutang Pajak 160.000
Persediaan 840.000
Jumlah A.L. 1.400.000 Jumlah H.L. 560.000
Aktiva Tetap Hutang jk. Panjang
Mesin 700.000 Obligasi 600.000
Akum. Penyusutan 100.000
600.000 Modal sendiri
Bangunan 1.000.000 Modal saham 1.200.000
Akum. Penyusutan 200.000 Agio saham 200.000
800.000 1.400.000
Tanah 100.000 Laba ditahan 440.000
Intangibles 100.000
Jumlah A.T. 1.600.000 Juml. Modal sendiri 1.840.000
Jumlah Aktiva 3.000.000 Jumlah pasiva 3.000.000

Statemen Laba Rugi


PT ABC
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )

Penjualan 4.000.000
Harga pokok penjualan 3.000.000
Laba kotor 1.000.000

Biaya-biaya 570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak 430.000

Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 ) 30.000


Keuntungan sebelum pajak 400.000

Pajak penghasilan 160.000


Keuntungan bersih setelah pajak 240.000

PERHITUNGAN RASIO-RASIO KEUANGAN

METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI


RASIO KEUANGAN

I. RASIO LIKUIDITAS

A. Current Ratio Aktiva Lancar Kemampuan untuk membayar


Hutang Lancar hutang yang segera harus dipenuhi
1.400.000 dengan aktiva lancar. Setiap
560.000
hutang Lancar Rp 1,00 dijamin
oleh oleh aktiva lancar Rp 2,50
= 2,5 : 1 = 250%
METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
RASIO KEUANGAN

B. Cash Ratio Kemampuan membayar utang


Kas + Efek = 400.000 = dengan segara yang harus
dipenuhi dengan kas yang tersedia
HL 560.000 dalam perusahaan dan efek yang
segera dapat diuangkan.
Setiap hutang Lancar Rp1,00
= 0,71 atau 71% dijamin oleh kas dan efek Rp 0,71

C. Quick ratio (Acid Test Kas +Efek + Hutang Kemampuan untuk membayar
ratio) Hutang Lancar utang yg segera hrs dipenuhi
dengan aktiva lancar yg lebih
likuid.
200.000 + 20.000 + 160.000
560.000 Setiap utang lancar Rp
1,00 dijamin dengan quick assets
= 1 : 1 atau 100% 1,00

D. Working Capital to Likuiditas dari n total aktiva dan


Aktiva Lancar Ht Lancar posisi modal kerja neto.
Total Assets Ratio Jumlah Aktiva
Setiap Rp 1, 00 assets perusahaan
Rp 0,28 terdiri dari modal kerja
1.400.000 560.000 (aktiva lancar)
3.000.000

= 0, 28 : 1 atau 28 %

II. RATIO LEVERAGE


A. Total Debt to Equity Ratio Bagian setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan hutang.
63% dari setiap rupiah modal
H Lancar + H JK Panjang sendiri menjadi jaminan utang.

Jml Modal Sendiri

560.000 + 600.000
1840.000
METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
RASIO KEUANGAN

= 0,63 : 1 atau 63 %

B. Total debt to total Utg Lancar + Utg JK PJ Beberapa bagiam dari keseluruhan
capital Assets dana yang dibelanjai dengan
Jumlah Modal/Aktiva utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang.
560.000 + 600.000 39 % dari setiap aktiva digunakan
3.000.000 untuk menjamin utang.

= 0,39 : 1 atau 39%

Hutag JK Panjang Bagian setiap rupiah modal sendiri


C. Long Term Debt To yang dijadikan jaminan untuk
Equity ratio Modal Sendiri hutang jk panjang.

33 % dari setiap rupiah modal


600.000 sendiri
1.840.000 Digunakan untuk menjamin
hutang jangka panjang.
= 0,33 : 1 = 33%

D. Tangible Assets Jml Aktiva - Intangibles HL Besarnya aktiva tetap


Debt Coverage tangible yang digunakan untuk
Hutang Jk Pjg menjamin hutang jangka panjang
setiap rupiahnya

3.000.000 100.000 560.000 Setiap rupiah Hutang JKPJ


600.0000 dijamin oleh aktiva
tangible sebesare RP 390
2. 340.000
600.000

= 3,9 :1 atau 390%

E. Times Interest Earned Ratio Besarnya jaminan keuntungan


EBIT yang digunakan untuk membayar
Bunga HTG JK panjang bunga Hutang JK PJG

430.000
30.000

= 14,3 X
III. RASIO AKTIVITAS
A. Total Assts Turn Over Penjualan Neto Kemampuan dana yang tertanam
Jumlah Aktiva dlm keseluruhan aktivaberputar
dalam satu periode tertentu, Atau
METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
RASIO KEUANGAN
400.000 kemampuan dana yang diinvestasi-
300.000 kan untuk menghasilkan revenue.
Dana yang tertanam dalam
= 1,33 keseluruhan aktiva rata-rata dlm 1
thn berputar 1,33X. Atau setiap 1
Rupiah setiap thn dpt meng-
hasilkan Rp1,33

B. Receivable Torn Over Penjualan Kredit Kemampuan dana yang tertanam


Piutang Rata-rata dalam piutang berputar dalam
suatu periode tertentu.
4.000.000 Dalam satu tahun rata-rata dana
160.000 yang tertanam dalam piutang
berputar selama 25X
= 25 X

Piutang rata-rata X 360 Periode rata-rata yang


C. Average Collection Period Penjualan Kredit dibutuhkan dalam
pengumpulan piutang
160.000 X 360
Piutang rata-rata dikumpulkan
4.000.000 setiap 15 hari sekali.

= 14,4 hari

D. Inventory Turn Over Harga Pokok Penjualan Kemampuan dana yang tertanam
Inventory Rata-Rata dalam inventory berputar dalam
satu periode tertentu.
3.000.000 Dana yang tertanam dalam
840.000 inventory berputar rata-rata 3,6 X
dalam satu tahun.
= 3,6 X

E. Average Days Inventory Inventory rata-rata X 360 Periode rata-rata persediaan


Harga Pokok Penjualan berada di gudang .

840.000 X 360 Inventory berada di gudang rata-


3.000.000 rata selama 10 hari.

= 10 hari

Penjualan Netto Kemampuan modal keja


F. Working Capital Turn over Aktiva lancar H Lancar perusahaan berputar dalam satu
periode siklus kas perusahaan
4.000.000 Dana yang tertanam dalam modal
1.400.000 560.000 kerja berputar rata-rata 4,8 X
dalam satu tahun.
METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
RASIO KEUANGAN
= 4,76 X atau 4,8 X

III. RASIO KEUNTUNGAN


A. Gross Profit Margin Laba Bruto per rupiah penjualan
Penjualan Neto HPP
Penjualan Neto
Setiap Penjualan menghasilkan
laba bruto Rp 0,25.
4.000.000 3.000.000
4.000.000

= 25%

B. Operating Income Penj Neto HPP Biaya ADM dan Umum Laba sebelum Bunga dan
Ratio ( Operating ---------------------------------------- Pajak (net operating income) oleh
Profit Margin) Penjualan Netto setiap rupiah penjualan

4.000.000 3.000.000 570.000 Setiap rupiah penjualan


4.000.000 menghasilkan laba operasi Rp 0,11.

= 10, 75%

HPP + Biaya ADM + Biaya Penj + Biaya Biaya operasi per rupiah penjualan
C. Operating Ratio Umum .
---------------------------------------
Penjualan Neto Setiap rupiah penjualan
memerlukan biaya Rp 0,89
3.000.000 + 570.000
4.000.000 Makin besar rasio makin buruk

= 89,25 %

D. Net Profit Margin Keuntungan Neto sesudah Pajak Keuntungan neto per rupiah
Penjualan Neto penjualan

240.000 Setiap rupiah penjualan


4.000.000 menghsilkan keuntungan neto
sebesar Rp 0,06
=6%

E. Earning Power of EBIT Kemampuan modal yang


Total Investmen rate of return of JML AKTIVA diinvestasikan dalam keseluruhan
total assets) Aktiva untuk menghasilkan
430.000 keuntungan bagi semua investor.
3.000.000 Setiap satu rupiah modal yang
diinvestasikan menghasilkan
= 14,3 % keuntungan Rp 0,14 untuk semua
investor.
METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
RASIO KEUANGAN

F. Net Earning Power ratio / Return Earning After Tax Kemampuan modal yg
On Investment Jumlah Aktiva diinvestasikan
(ROI) Dlm keseluruhan aktiva untuk
240.000 menghasilkan keuntungan neto.
3.000.000

= 8%

Earning After Tax Kemampuan modal sendiri dalam


G. Rate of Return for ML Modas Sendiri menghasilkan keuntungan bagi
the Owners pemegang saham preferen dan
240.000 biasa.
(Rate of Return on
1.840. 000 Setiap rupiah modal sendiri
Net Worth)
menghasilkan keuntungan neto Rp
= 13 % 0,13 yg tersedia bagi pemegang
saham preferen dan biasa

Pendekatan Lain dalam Analisis Laporan Keuangan


Langkah pertama : Pengelompokkan Pengukuran dalam 3 aspek
Ukuran kinerja
Ukuran Efisiensi Operasi
Ukuran Kebijakan Keuangan

1. Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:


a. ratio profitabilitas
b. ratio pertumbuhan
c. ratio Penilaian

RATIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI

RATIO PROFITABILITAS Laba Operasi Bersih Kemampuan penjualan untuk


Penjualan menghasilkan laba bersih.
1. Kinerja laba operasi
$ 700,8 Setiap satu dollar penjualan
Laba Operasi Bersih (NOI) /
$ 4.620,0 mampu menghasilkan laba operasi
Penjualan
bersih $ 0.13
= 15,2 %

Laba Operasi Bersih Kemampuan penggunaan


2. Hasil pengembalian atas total aktiva Aktiva aktiva untuk menghasilkan laba
(ROI) operasi bersih.
$ 700,8
Laba operasi terhadap total aktiva
$ 3.390,4 Setiap satu
RATIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI
dollar aktiva mampu menghasilkan
= 20% laba operasi bersih $ 0.20

Laba Operasi Bersih Kemampuan penggunaan


3. Laba Operasi Bersih Total Modal modal untuk menghasilkan laba
operasi bersih.
terhadap Total Modal
(Total Modal / Hutang berbeban bunga
atas total modal bunga + ekuitas pemegang Setiap satu
saham) dollar modal mampu menghasilkan
$ 700,8 laba operasi bersih $ 0.28
$ 2.484,0

= 28,2%

Laba Bersih Kemampuan penjualan


4 Laba bersih terhadap penjualan / Penjualan dalam menghasilkan laba bersih.
Marjin laba atas penjualan
$ 470,2 Setiap satu dollar penjualan
$ 4.620,0 mampu menghasilkan
laba bersih $ 0.28
= 10,2%

Laba Bersih Mengukur pengembalian nilai buku


5. Hasil pengembalian atas equitas / Equitas pemegang saham kepada pemilik perusahaan.
Return on Equity hasil Setiap satu dollar Equitas mampu
pengembalian atas equitas $ 470,2 menghasilkan laba bersih $ 0,288
$ 1.634,4

= 28,8 %

6. Tingkat profitabilitas Perubahan NOI Mengukur perubahan margin


marjinal Perubahan total modal profitabilitas dari beberapa periode.
Margin profitabilitas dari periode
$ 237,6 (lima tahun terakhir) 18,4%
$ 1292,1

= 18,4 %

7. Hasil pengembalian Perubahan NI Marginal return to equity 15,3%


Marginal atas Equitas / Marginal Perubahan equitas
return to equity)
$ 219,7
$ 1147,2
= 15,3 %

Pertumbuhan penjualan, Laba Operasi


RATIO PERTUMBUHAN bersih, Laba bersih, Laba per saham dan
dividen per saham
RATIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI

RATIO PENILAIAN Harga pasar per saham Semakin tinggi risiko tinggi faktor
Laba per saham diskonto dan semakin rendah rasio
1. Rasio harga/laba
P/E, semakin tinggi P/E, maka
$ 69.69 semakin bagus sebuah perusahaan.
Harga pasar per saham terhadap
$ 3,85
laba per saham (price /earning ratio
= 15,9 %
atau P/E ratio

Harga pasar per saham Mengukur nilai yang diberikan


2. Rasio Harga Pasar terhadap nilai Nilai buku ekuitas pasar keuangan kepada manajemen
Buku (market to book value) dan organisasi perusahaan sebagai
$ 69.69 sebuah perusahaan yang terus
$ 13,41 tumbuh.
= 5,2 %

2. Ukuran Efisiensi Operasi

Mengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.

RATIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI

Harga Pokok Penjualan Sama dengan di atas (aspek


1. Perputaran Persediaan Persediaan yang lain)

$ 700,8
$ 4.620,0

= 15,2 %

3. Ukuran Kebijakan Keuangan

Mengukur sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan dengan pembiayaan
yang disediakan oleh para kreditur.

RATIO KEUANGAN METODE PERHITUNGAN INTEPRETASI

Total Aktiva Menegukur sampai seberapa


A. Faktor leverage Ekuitas jauh investasi ekuitas pemegang
saham diperbesar oleh
$ 3.390 penggunaan penggunaan
$ 1.6334,4 hutang dalam membiaya total
aktiva.
= 2,07

Rasio likuiditas S DA
Berikut adalah contoh Analisa Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas Laporan Keuangan
PT. GUDANG GARAM Tbk.

1. LIKUIDITAS PERUSAHAAN

a. Current Ratio
Current Ratio = (Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar) x 100%
Tahun 2008
Current Ratio = (17.955.845/9.437.259) x 100% = 1,9%
Tahun 2007
Current Ratio = (Rp. 15.027.032/) x 100% = 1,95%

b. Quick Ratio/Acid Test Ratio


Quick Ratio = ((Aktiva Lancar Persediaan)/Kewajiban Lancar)) x 100%
Tahun 2008
Quick Ratio = ((Rp.17.955.845-Rp.14.016.039)/ Rp.9.437.259)) x 100% = 0,41%
Tahun 2007
Quick Ratio = ((Rp.15.027.032-Rp. 11.877.086)/ Rp.7.697.918)) x 100% = 0,40%

c. Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas/Kewajiban Lancar) x 100%
Tahun 2008
Cash Ratio = (Rp. 411.689/ Rp.9.437.259) x 100% = 0,043%
Tahun 2007
Cash Ratio = (Rp. 289.152/ Rp. 7.697.918) x 100% = 0,037%

2. PERPUTARAN PIUTANG

Cara perhitungan perputaran piutang dapat dilakukan dengan rumus :


Perputaran Piutang = (Penjualan Kredit/Utang Usaha) x 100%
Tahun 2008
Perputaran Piutang = (Rp.15.056.347/ Rp.200.266) x 100% = 75,1%
Tahun 2007
Perputaran Piutang = (Rp.13.419.733/ Rp. 128.837) x 100% = 104,1%

3. SOLVABILITAS PERUSAHAAN

Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu :

a. Total Debt to Equity Ratio


Total Debt Equty Ratio = (Total Utang/Ekuitas) x 100%
Tahun 2008
Perputaran Piutang = (Rp.10.359.076/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,71%
Tahun 2007
Perputaran Piutang = (Rp.8.474.564/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,63%

b. Total Debt to Asset Ratio


Total Debt to Asset Ratio = (Total Utang/Total Aktiva) x 100%
Tahun 2008
Total Debt to Asset Ratio = (Rp.10.359.076/ Rp.20.904.022) x 100% = 0,49%
Tahun 2007
Total Debt to Asset Ratio = (Rp.8.474.564/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,38%

4. RENTABILITAS PERUSAHAAN

Adapun cara penilaian Rentabilitas adalah :

a. Gross Provit Margin (Margin Laba Kotor)


Rumus :
GPM = (Laba Kotor/Penjualan Bersih) x 100%
Tahun 2008
GPM = (Rp.2.427.250/ Rp.15.056.347) x 100% = 0,16%
Tahun 2007
GPM = (Rp.2.485.648/ Rp.13.419.733) x 100% = 0,18%

b. Net Profit Margin (Margin Laba Besih)


Rumus :
NPM = (Laba Setelah Pajak/Total Aktiva) x 100%
Tahun 2008
NPM = (Rp.891.358/ Rp.24.904.022) x 100% = 0,035%
Tahun 2007
NPM = (Rp.710.565/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,032%

c. Earning Power of Total Investment


Rumus :
EPTI = (Laba Sebelum Pajak/Ekuitas) x 100%
Tahun 2008
EPTI = (Rp.1.313.392/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,09%
Tahun 2007
EPTI = (Rp.1.084.495/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,08%

d. Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)


Rumus :
ROE = (Laba Setelah Pajak/Ekuitas) x 100%
Tahun 2008
ROE = (Rp. 891.358/Rp. 14.530.132) x 100% = 0,61%
Tahun 2007
ROE = (Rp.710.565/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,3%

Anda mungkin juga menyukai