PSAK No. 1 (2012, p. 6) menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap yang disusun oleh manajemen suatu
perusahaan harus meliputi komponen-komponen berikut ini:
1. Neraca (laporan posisi keuangan pada akhir periode)
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan.
Walsh (2004, p. 10-12) juga menuturkan bahwa dalam laporan keuangan terdapat tiga dokumen yang memberikan
kita data mentah untuk melakukan analisis. Ketiganya yaitu :
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
1. Neraca
Menurut PSAK No. 1 (2012, p. ) laporan posisi keuangan adalah suatu laporan yang sistematis tentang
aktiva (assets), hutang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity).
Soemarso (2004, p. 34) menjelaskan bahwa neraca merupakan laporan keuangan yang berisi mengenai jumlah harta
(assets), kewajiban (liability), dan modal (owners equity) pada akhir periode akuntansi. Neraca dapat memberi informasi
tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini
menyajikan posisi keuangan perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Menurut PSAK No.1 (2012, p. ) laporan laba rugi komprehensif merupakan suatu laporan sistematis yang menyajikan
seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode. Laporan laba rugi komprehensif perusahaan disajikan
sedemikian rupa yang menggambarkan berbagai unsure kinerja keuangan selama suatu periode tertentu.
Kasmir (2011, p. 29), mengungkapkan bahwa laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi ini merupakan ringkasan yang logis dari hasil
penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu. Laba bersih yang dihasilkan dari perhitungan laporan
laba rugi merupakan selisih total penerimaan atas total pengeluaran. Jika total pengeluaran lebih besar dari total penerimaan,
maka perusahaan akan melaporkan sebagai rugi bersih yang dapat mengurangi modal awal. Begitu juga sebaliknya, jika total
penerimaan perusahaan lebih besar daripada total pengeluaran, maka perusahaan akan melaporkannya sebagai laba bersih
yang dapat menambah modal awal perusahaan.
Salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu
keputusan ekonomi adalah melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan banyak informasi mengenai kinerja
manajemen dan kesehatan perusahaan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laporan keuangan masih memiliki banyak
kekurangan dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh beberapa pihak, oleh karena itu dibutuhkanlah analisis atas
laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan laporan tersebut sehingga dapat memberikan
informasi yang berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan hasil kinerja perusahaan.
Jumingan (2011, p. 42) menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan
kecenderungan atau tren utnuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan
memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan
dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Kegiatan analisis
laporan keuangan juga dilakukan dengan tujuan agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan
dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan.
Harahap (2008, p. 190) mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan
keuangan dihitung dengan cara membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun
bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi.
Dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis
laporan keuangan. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, analis dapat mengetahui baik dan buruknya keadaan
dan posisi keuangan suatu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya. Di sisi lain, dengan menggunakan analisis
laporan keuangan, para manajer keuangan perusahaan dapat memprediksikan cara-cara yang harus mereka tempuh agar
perusahaan mendapatkan tambahan dana dari para investor.
2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Harahap (2008, p. 195) menjelaskan bahwa ada 10 tujuan dari analisis laporan keuangan, antara lain :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada
dibalik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan
dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan
seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud
dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.
7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yuang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri
normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur
keuangan dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksikan potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kasmir, (2011, p. 68) bahwa tujuan analisis laporan keuangan antara lain
adalah :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha
yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu,
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan saat ini,
4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak,
5. Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai,
Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari analisis laporan keuangan adalah dapat mengetahui
adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan cara membandingkan angka rasio laporan
keuangan dengan standar yang ditetapkan. Melalui cara tersebut pihak manajemen dapat menilai apakah kinerja perusahaan
mengalami penigkatan atau mengalami penurunan pada tahun tersebut, sehingga pihak manajemen dapat mengambil
tindakan untuk menanggapi kenaikan dan penurunan tersebut. Apabila perusahaan berada dibawah standar, maka pihak
manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tersebut untuk pengambilan kebijakan guna
menaikkan kembali angka rasio perusahaannya.
Hanafi (2009, p. 78) mengutarakan bahwa meskipun analisis laporan keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada
beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Data yang mencatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga perolehan.
2. Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan
keuangan tampak bagus.
3. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada beberapa bidang usaha
(industri), yang mengakibatkan analis susah dalam memilih pembanding perusahaan dikarenakan perusahaan tersebut
bergerak pada beberapa industri.
4. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang
seperti investasi jangka panjang.
5. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. Ada beberapa perusahaan yang tidak bagus yang
dipakai dalam perhitungan rata-rata industri. Perusahaan yang ingin sukses biasanya harus berada di atas rata-rata rasio
industri, bukannya sama dengan rata-rata industri. Begitu juga sebaliknya, angka yang lebih rendah dibandingkan rata-rata
industri juga tidak selalu berarti jelek. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan baik buruknya
suatu angka.
Di sisi lain Harahap (2008, p. 192) mengemukakan terdapat beberapa kelemahan analisis laporan keuangan,
antara lain :
1. Analisa laporan keuangan bergantung pada laporan keuangan, oleh karena itu kelemahan laporan keuangan harus selalu
diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
2. Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan. Angka-angka di dalam laporan keuangan tidak cukup untuk
menilai suatu laporan keuangan tetapi harus melihat juga aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi
industri, gaya manajemen, budaya manajemen dan budaya masyarakat.
3. Objek analisis data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini berbeda dengan kondisi masa depan.
4. Terdapat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka jika dilakukan perbandingan dengan
perusahaan lain misalnya :
a) Prinsip Akuntansi,
b) Ukuran Perusahaan,
c) Jenis Industri,
d) Periode Laporan,
e) Laporan Individual atau Laporan Konsolidasi,
f) Jenis perusahaan spek profit motive atau non profit motive.
Wild (2005, p. 36) mengemukakan bahwa terdapat beberapa keunggulan dalam analisis laporan keuangan, antara
lain :
1. Melalui perhitungan rasio keuangan diharapkan agar informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
2. Lebih memudahkan untuk mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
3. Sebagai bahan dalam pengambilan keputusan dan model prediksi.
4. Mengukur standar perusahaan.
5. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain, atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
6. Lebih memudahkan perusahaan dalam melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Harahap (2008, p. 298) berpendapat bahwa rasio keuangan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam model-model pengambilan keputusan
5. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara
periodik
6. Lebih mudah melihat trend serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Harahap (2013, p.298) mengungkapkan bahwwa selain memiliki beberapa keunggulan, analisis rasio keuangan
juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya,
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti ini seperti,
a. Bahan pelindung rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgmentyang dapat dinilai bias
atau subjective,
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar,
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda,
3. Jika tidak menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio,
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan
perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan.
Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini
usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.
1. Rasio-Rasio Neraca
Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya; current ratio, Acid test-ratio,
, current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain sebagainya.
Neraca
PT ABC
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan 4.000.000
Harga pokok penjualan 3.000.000
Laba kotor 1.000.000
Biaya-biaya 570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak 430.000
I. RASIO LIKUIDITAS
C. Quick ratio (Acid Test Kas +Efek + Hutang Kemampuan untuk membayar
ratio) Hutang Lancar utang yg segera hrs dipenuhi
dengan aktiva lancar yg lebih
likuid.
200.000 + 20.000 + 160.000
560.000 Setiap utang lancar Rp
1,00 dijamin dengan quick assets
= 1 : 1 atau 100% 1,00
= 0, 28 : 1 atau 28 %
560.000 + 600.000
1840.000
METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
RASIO KEUANGAN
= 0,63 : 1 atau 63 %
B. Total debt to total Utg Lancar + Utg JK PJ Beberapa bagiam dari keseluruhan
capital Assets dana yang dibelanjai dengan
Jumlah Modal/Aktiva utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang.
560.000 + 600.000 39 % dari setiap aktiva digunakan
3.000.000 untuk menjamin utang.
430.000
30.000
= 14,3 X
III. RASIO AKTIVITAS
A. Total Assts Turn Over Penjualan Neto Kemampuan dana yang tertanam
Jumlah Aktiva dlm keseluruhan aktivaberputar
dalam satu periode tertentu, Atau
METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI
RASIO KEUANGAN
400.000 kemampuan dana yang diinvestasi-
300.000 kan untuk menghasilkan revenue.
Dana yang tertanam dalam
= 1,33 keseluruhan aktiva rata-rata dlm 1
thn berputar 1,33X. Atau setiap 1
Rupiah setiap thn dpt meng-
hasilkan Rp1,33
= 14,4 hari
D. Inventory Turn Over Harga Pokok Penjualan Kemampuan dana yang tertanam
Inventory Rata-Rata dalam inventory berputar dalam
satu periode tertentu.
3.000.000 Dana yang tertanam dalam
840.000 inventory berputar rata-rata 3,6 X
dalam satu tahun.
= 3,6 X
= 10 hari
= 25%
B. Operating Income Penj Neto HPP Biaya ADM dan Umum Laba sebelum Bunga dan
Ratio ( Operating ---------------------------------------- Pajak (net operating income) oleh
Profit Margin) Penjualan Netto setiap rupiah penjualan
= 10, 75%
HPP + Biaya ADM + Biaya Penj + Biaya Biaya operasi per rupiah penjualan
C. Operating Ratio Umum .
---------------------------------------
Penjualan Neto Setiap rupiah penjualan
memerlukan biaya Rp 0,89
3.000.000 + 570.000
4.000.000 Makin besar rasio makin buruk
= 89,25 %
D. Net Profit Margin Keuntungan Neto sesudah Pajak Keuntungan neto per rupiah
Penjualan Neto penjualan
F. Net Earning Power ratio / Return Earning After Tax Kemampuan modal yg
On Investment Jumlah Aktiva diinvestasikan
(ROI) Dlm keseluruhan aktiva untuk
240.000 menghasilkan keuntungan neto.
3.000.000
= 8%
= 28,2%
= 28,8 %
= 18,4 %
RATIO PENILAIAN Harga pasar per saham Semakin tinggi risiko tinggi faktor
Laba per saham diskonto dan semakin rendah rasio
1. Rasio harga/laba
P/E, semakin tinggi P/E, maka
$ 69.69 semakin bagus sebuah perusahaan.
Harga pasar per saham terhadap
$ 3,85
laba per saham (price /earning ratio
= 15,9 %
atau P/E ratio
Mengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
$ 700,8
$ 4.620,0
= 15,2 %
Mengukur sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan dengan pembiayaan
yang disediakan oleh para kreditur.
Rasio likuiditas S DA
Berikut adalah contoh Analisa Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas Laporan Keuangan
PT. GUDANG GARAM Tbk.
1. LIKUIDITAS PERUSAHAAN
a. Current Ratio
Current Ratio = (Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar) x 100%
Tahun 2008
Current Ratio = (17.955.845/9.437.259) x 100% = 1,9%
Tahun 2007
Current Ratio = (Rp. 15.027.032/) x 100% = 1,95%
c. Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas/Kewajiban Lancar) x 100%
Tahun 2008
Cash Ratio = (Rp. 411.689/ Rp.9.437.259) x 100% = 0,043%
Tahun 2007
Cash Ratio = (Rp. 289.152/ Rp. 7.697.918) x 100% = 0,037%
2. PERPUTARAN PIUTANG
3. SOLVABILITAS PERUSAHAAN
4. RENTABILITAS PERUSAHAAN