Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS TAKSIRAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT.

FEDERAL INTERNATIONAL
FINANCE CABANG CILEUNGSI.

Rizky Ayu Adiani Putri, Mahasiswi Gunadarma


PI. Jurusan D3-Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 2007

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan berkembangannya perekonomian, persaingan di dunia usaha semakin ketat antar


perusahaan. Perusahaan menggunakan berbagai macam strategi pemasaran yang dimaksudkan
untuk menarik minat konsumen agar membeli produk yang dikeluarkan, sehingga perusahaan
dapat menghasilkan laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya. Perkembangan suatu produk
yang diciptakan oleh perusahaan saat ini beraneka ragam oleh karena itu perusahaan berusaha
meningkatkan volume penjualan dengan cara memberikan keringanan pembayaran salah satu
bentuknya dengan penjualan kredit. dengan bermunculannya perusahaan perusahaan yang
memberikan keringanan pembelian kepada konsumen, maka secara otomatis volume penjualan
akan naik tetapi tidak sebaliknya resiko tidak terkumpulnya piutang akan naik pula seiring
dengan kenaikan volume penjualan. Dimana penjualan tersebut tidak langsung menghasilkan
penerimaan kas, melainkan menimbulkan piutang. Setelah piutang tersebut jatuh tempo, barulah
dapat diakui sebagai kas.
Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menentukan jumlah piutang tak
tertagih pada PT. Federal International Finance Cab Cileungsi dengan membandingkan
perhitungan taksiran piutang tak tertagih dengan metode analisis umur piutang. Berdasarkan
metode ini taksiran piutang tak tertagih ditentukan dengan cara mengklasifikasikan ke dalam
kategori jangka waktu piutang tersebut tertunggak. Selanjutnya total dari piutang tak tertagih di
kalikan dengan prosentase yang ditetapkan untuk kategori umur piutang, prosentase tersebut di
tentukan dengan mempertimbangkan pengalaman pengumpulan piutang pada periode periode
yang lalu.
Berkaitan dengan hal hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dalam bentuk penulisan ilmiah yang berjudul ANALISIS TAKSIRAN PIUTANG TAK
TERTAGIH PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG CILEUNGSI.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah


Dalam penulisan ini, penulis merumuskan masalah bagaimana menentukan taksiran piutang tak
tertagih pada PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi dan metode apa yang
digunakan untuk memperkirakan taksiran piutang tak tertagih.
Dalam hal ini, penulis membatasi permasalahan pada penentuan taksiran piutang tak tertagih
berdasarkan penjualan sepeda motor Honda, yang terjadi di tahun 2004 dengan mengambil
sampel data sebanyak 24 orang debitur PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi
dengan menggunakan pendekatan rugi-laba dan pendekatan neraca.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Menentukan taksiran jumlah piutang tak tertagih pada PT. Federal International Finance Cab
Cileungsi.
2. Membandingkan perhitungan taksiran piutang tak tertagih dengan menggunakan analisis umur
piutang, prosentase tertentu dari saldo piutang dagang dan metode prosentase dari penjualan dan
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada kedua metode tersebut.
3. Mengetahui langkah apa saja atau prosedur - prosedur yang di lakukan PT. Federal
International Finance Cab. Cileungsi jika konsumen tidak sanggup membayar.
4. Mengetahui perhitungan yang dilakukan PT. Federal International Finance dalam menghitung
denda jika terlambat membayar.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
a) Dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang cadangan kerugian piutang
b) Untuk memenuhi persyaratan akademis yang telah di tentukan sebagai salah satu syarat dalam
mata kuliah penulisan ilmiah di fakultas ekonomi Universitas Gunadarma
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada manajemen PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi
tentang analisis taksiran piutang tak tertagih.

1.5 Metode Penelitian


Untuk penulisan ilmiah ini diperlukan adanya data yang jelas dan lengkap agar dapat
memberikan jalan dalam pemecahan masalahnya. Dalam hal ini metode penelitian yang
digunakan untuk penulisan adalah:

1.5.1 Objek Penelitian


Dalam penelitian ini penulis mengambil objek dari :
Perusahaan : PT. FIF Cab Cileungsi.
Alamat : Jl. Raya Narogong Km. 21 Ruko Cileungsi Hijau Blok C1 C2

1.5.2 Data / Variabel


Data yang akan digunakan menggunakan data penjualan sepeda motor Honda yang terjadi di
tahun 2004 pada PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi.

1.5.3 Metode Pengumpulan Data


a. Data Primer
Interview : dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak perusahaan yang berhubungan
dengan keadaan laporan keuangan perusahaan tersebut.
Observasi : dengan mengadakan penelitian dan peninjauan terhadap suatu kegitan pada
perusahaan
b. Data Sekunder
Yaitu berupa pengumpulan data yang didapat secara tidak langsung dari perusahaan yang
bersangkutan, seperti perpustakaan dan Internet.

1.5.4 Alat Analisis yang digunakan


Alat analisis yang digunakan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah:
1. Analisis deskriptif, yakni menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikannya melalui
penggunaan Account Receivable Card penjualan sepeda motor Honda yang terjadi pada tahun
2004 pada PT. Federal International Finance Cab Cileungsi.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori


Untuk menganalisis masalah yang akan dibahas maka diperlukan teori teori yang mendukung
sehingga dapat memberikan solusi yang akurat. Di dalam memahaminya maka harus dimulai
dari dasarnya, yaitu:
2.1.1 Pengertian Piutang
Piutang adalah klaim dalam bentuk uang terhadap perusahaan atau perseorangan. Piutang ini
terutama timbul dari penjualan barang dan jasa secara kredit dan peminjaman uang. (Firdaus A.
Dunia,2005,123).
Piutang mengandung pengertian meliputi semua tuntutan atau klaim kepada pihak ketiga yang
pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas dimasa yang akan datang. (Ali Machmud,
1993,70).
Piutang adalah semua tagihan kepada seseorang atau badan usaha atau kepada pihak lainnya
dalam satuan uang yang timbul dari transaksi masa lalu. Piutang merupakan perkiraaan yang
penting karena hampir semua perusahaan pasti mempunyai perkiraan ini, bahkan kadang
kadang piutang merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar suatu perusahaan. (Drs. F. X.
Sudarsono,1996,62).
Piutang dagang atau disebut juga piutang usaha merupakan piutang atau tagihan yang timbul dari
penjualan barang dagangan dan jasa secara kredit. Piutang dagang biasanya diberikan penjual
kepada pembeli barang dagangan atau jasa atas dasar kepercayaan tanpa disertai dengan janji
tertulis secara formal. (Drs. Mardiasmo, M.B.A., Akuntan,1987,13).
Piutang biasanya dikelompokan dalam 3 jenis
1. Piutang dagang (accounts receivable)
Piutang ini berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
Piutang dagang dikelompokan sebagai unsur aktiva lancar pada neraca
2. Wesel Tagih (Notes receivable)
Pemberian kredit kepada pelanggan dapat pula didukung oleh suatu dokumen kredit yang resmi
yang disebut wesel atau promes.
3. Piutang Lain lain
Kelompok rupa rupa yang meliputi pinjaman kepada karyawan dan perusahaan afiliasi, piutang
bunga dan piutang pajak. ( Firdaus A. Dunia,2005,123).
2.1.2 Penggolongan Piutang
Secara garis besar piutang dapat digolongkan berdasarkan:
1. Sumber terjadinya piutang
2. Ada dan tidaknya dokumen tertulis yang berisikan tentang kesanggupan untuk melunasi
3. Untuk kepentingan penyajian dan laporan keuangan.
Berdasarkan Sumber Terjadinya.
Menurut sumber terjadinya piutang dapat timbul sebagai akibat adanya:
1. Transaksi penjualan atau penyerahan jasa yang dilakukan secara kredit.
2. Pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.
3. Pesanan pesanan yang diterima atas saham atau obligasi
4. Klaim ganti rugi kepada perusahaan asuransi, seperti misalnya asuransi kebakaran, asuransi
kebakaran, asuransi kecelakaan dan untuk para karyawan.
5. uang sewa yang belum dibayar oleh penyewa.
Berdasarkan ada tidaknya dokumen tertulis yang berisikan kesanggupan untuk melunasi.
Berdasarkan penggolongan ini piutang dapat dibedakan menjadi dua golongan:
1. Piutang (tagihan) yang tidak didukung oleh adanya pernyataan tertulis mengenai kesanggupan
untuk membayar, disebut piutang.
2. Piutang yang didukung dengan adanya pernyataan tertulis tentang kesanggupan untuk
membayar, disebut Piutang wesel (wesel tagih).
Berdasarkan tujuan untuk penyajian dalam laporan keuangan.
Penggolongan berdasarkan tujuan penyajian di dalam laporan keuangan, lebih didasarkan atas
jangka waktu yang diperlukan untuk merealisasikan piutang menjadi kas. Berdasarkan hal ini
piutang dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Piutang yang masuk sebagai aktiva lancar (iutang lancar), adalah meliputi tagihan tagihan
yang diharapkan akan diterima pelunasannya dalam jangka waktu kurang atau sama dengan satu
tahun.
2. Piutang jangka panjang, meliputi semua tagihan tagihan yang jangka waktu pelunasannya
lebih dari satu tahun. Di dalam neraca jenis piutang tersebut disajikan sebagai aktiva tidak lancar
atau biasanya dimasukan ke dalam kelompok aktiva lain lain.

2.1.3 Piutang Tak Tertagih


Meskipun perusahaan telah berhati hati dalam mengambil kebijakan kredit (misalnya
mengharuskan calon pelanggan untuk memenuhi syarat syarat tertentu), namun perusahaan
tidak dapat menghindar adanya piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang yang tidak dapat
ditagih ini merupakan konsekuensi logis dari kebijakan kredit. Kerugian yang timbul dari
piutang yang tidak tertagih ini oleh akuntansi diakui sebagai kerugian piutang. (Slamet Sugiri
2002,51)

2.1.4 Taksiran Piutang Tak Tertagih


Tujuan penentuan taksiran piutang dagang adalah:
a. Dapat diperhitungkan biaya biaya yang berkaitan dengan penjualan, sehingga diperoleh laba
periodik yang teliti atau mendekati teliti.
b. Menunjukan nilai piutang dagang yang dapat direalisasikan.
Untuk itu ada 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya taksiran piutang
tak tertagih, yaitu:
1. Pendekatan Statemen Rugi Laba
Berdasarkan pendekatan ini, penentuan taksiran piutang tidak tertagih didaarkan pada saldo
penjualan kredit. Pendekatan ini diawali dengan penentuan rata rata persentase hubungan
antara penjualan kredit dengan kerugian piutang tidak tertagih yang sesungguhnya, yaitu dengan
mempertimbangkan data pada periode sebelumnya. Selanjutnya untuk taksiran kerugian piutang,
persentase tersebut dikalikan dengan penjualan kredit yang terjadi dalam periode bersangkutan.
Rumus untuk menentukan persentase taksiran piutang tak tertagih sebagai berikut:

Taksiran Kerugian Piutang (%)= PT - PD x 100%


Taksiran Penjualan Kredit
Keterangan:
PT = Taksiran Piutang Tak Tertagih
PD = Taksiran Piutang Dihapus dan Dibayar Kembali
Pendekatan ini dikatakan sebagai pendekatan rugi laba, sebab pendekatan ini lebih menekan
pada penentuan taksiran kerugian piutang dari pada terhadap jumlah taksiran piutang tak
tertagih. (Efraim Ferdinan Giri 1993,112).
2. Pendekatan Neraca
Tujuan utama pendekatan ini adalah menentukan jumlah piutang dagang sebesar nilai yang dapat
direalisasikan untuk dilaporkan dalam neraca. Untuk mencapai tujuan ini pendekatan neraca
memfokuskan pada penentuan jumlah taksiran piutang tidak tertagih yang diinginkan. Jumlah
tersebut disajikan sebagai pengurang piutang dagang. (Efraim Ferdinan Giri 1993,112).

2.1.5 Kebijakan Piutang


Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan oleh manajer keuangan.
Kebijakan kredit bisa dilihat sebagai trade-off antara peningkatan keuntungan dan peningkatan
biaya yang berkaitan dengan piutang dagang. Peningkatan keuntungan diperoleh dari
peningkatan penjualan. Peningkatan biaya bisa terjadi antara lain melalui peningkatan biaya
investasi, peningkatan resiko piutang tidak terbayar, dan peningkatan potongan kas. (dr. Mamduh
M.Hanafi,M.B.A,2004/2005,557)
Kebijakan kredit terdiri atas 4 variabel:
1. Periode kredit yakni jangka waktu kredit yang diberikan
2. Standar kredit yakni merujuk pada kemampuan keuangan minimal yang harus dimiliki calon
penerima kredit serta jumlah kredit yang tersedia bagi masing masing pelanggan.
3. Kebijakan pengumpulan yakni merujuk pada prosedur prosedur yang digunakan oleh
perusahaan untuk menagih piutang yang jatuh tempo.
4. Kebijakan diskon untuk membayar yang dipercepat, termasuk didalamnya jumlah dan periode
diskon. (Drs. Lukas Setia Atmaja, M. Sc,1999,398)
2.1.6 Pengertian Kredit
Pengertian pengertian kredit yaitu:
1. IN A GENERAL SENSE, CREDIT IS A BASED ON CONFIDENCE IN THE DEBTOR
ABILITY TO MAKE A MONEY PAYMENT A SOME FUTURE TIME (ROLLING G.
THOMAS). Yang dapat di artikan sebagai berikut: dalam pengertian umum, kredit itu didasarkan
kepada kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang pada masa
yang akan datang.
Rolling G. Thomas, menekankan bahwa kepercayaan kredit atau pemberian kredit oleh kreditur
itu didasarkan kepada kemampuan debitur dalam hal mengembalikan pinjaman berikut
bunganya, dan tentu menurut estimasi analisis kredit.
2. THE TRANSFER OF SOMETHING VALUABLE TO ANOTHER, WHETHER MONEY,
GOODS OR SERVICES IN THE CONFIDENCE THAT WILL BE BOTH WILLING AND
ABLE, AT A FUTUREDAY, TO PAY ITS AQUIVALENT: (TUCKER). Maksudnya: Pertukaran
atau pemindahan sesuatu yang berharga, baik berupa uang, barang, maupun jasa dengan
keyakinan bahwa ia akan dapat/mampu membayar dengan nilai/harga yang sama di waktu yang
akan datang. Tucker pun menekankan, atas kemampuan membayarlah debitur akan percaya
untuk memberikan kredit.
3. BAHWA KREDIT ITU ADALAH SUATU PEMBERIAN PRESTASI YANG KONTRA
PRESTASINYA AKAN TERJADI PADA SUATU WAKTU DI HARI YANG AKAN DATANG.
(AMIR R. BATUBARA).
Sedangkan Amir R. Batubara, mengemukakan kredit itu terjadi, bila ada tenggang waktu antara
pemberian kredit itu sendiri oleh kreditur, dengan saat pembayaran yang dilakukan debitur.
4. KREDIT ADALAH PENYEDIAAN UANG YANG DITULIS ANTARA LAIN
DISAMAKAN DENGAN ITU BERDASARKAN PERSETUJUAN PINJAMAN (PINJAM
MEMINJAM) ANTARA BANK DENGAN PIHAK LAIN DALAM HAL MANA PIHAK
PEMINJAM BERKEWAJIBAN MELUNASI UTANG SETELAH JANGKA WAKTU
TERTENTU DENGAN JUMLAH BUNGAN YANG TELAH DITETAPKAN (UNDANG
UNDANG No. 14 Tahun 1967. tentang POKOK POKOK PERBANKAN).
Undang undang tentang pokok PERBANKAN, dalam pasal di atas, menunjukan jelasnya
hubungan di satu pihak dan kewajiban di pihak lain, termasuk jumlah, waktu dan suku bunga;
dalam perbankan teknis.
2.1.7 Kredit Kendaraan Bermotor
Kredit kendaraan bermotor merupakan salah satu jenis kredit perorangan berjaminan, yang cara
pengembaliannya dilakukan secara mencicil. Kendaraan bermotor yang dibeli dengan kredit
dipergunakan sebagai jaminan utama. Kredit yang diberikan akan menutup sebagian besar harga
pembelian kendaraan, misalnya sampai 85% - 90%. (Siswanto Sutojo,1997,35).
2.1.8 Analisis Pemberian Kredit
Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang orang yang akan diberikan kredit benar
benar dapat dipercaya.
2. Capacity
Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal, apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan dengan
melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas,solvabilitas,rentabilitas dan ukuran lainnya.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
5. Condition
Dalam melihat kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa
yang akan datang.
2.1.9 Pengertian Analisis Umur piutang
Dalam metode analisa umur piutang, piutang masing-masing langganan dibagi dalam dua
kelompok, yaitu belum menunggak dan menunggak. Yang dimaksud menunggak adalah sudah
melebihi jangka waktu kredit. Piutang yang menunggak dipisah-pisahkan dalam kelompok
berdasarkan lama waktu menunggaknya. Selanjutnya dari masing-masing jumlah tunggakan
ditetapkan persentase kerugian piutangnya. Jumlah kerugian piutang yang dihitung dengan cara
ini sudah mempertimbangkan saldo rekening. Cadangan Kerugian Piutang yang merupakan
jumlah kerugian piutang. Berikut ini merupakan bentuk bagan pengelompokkan saldo piutang
berdasarkan umur.

Tabel 2.1
NAMA JUMLAH UMUR PIUTANG (HARI)
PIUTANG BELUM 1-30 Hari 31-60 Hari 61-90 Hari >90 Hari
MENUNGGAK
XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX
XXX XXX XXX XXX XXX XXX
JUMLAH XXX XXX XXX XXX XXX XXX

Pemisahan masing-masing piutang ke dalam kelompok-kelompok umur dilakukan dari data yang
ada dalam buku pembantu piutang. Setelah piutang masing-masing langganan dapat
dikelompokkan bersarkan umurnya. Langkah berikutnya adalah menentukan besarnya persentase
kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur, seperti table dibawah ini :

Tabel 2.2
Kelompok umur Jumlah (a) Kerugian piutang (b) Taksiran kerugian piutang
Belum menunggak XXX XXX% XXX
Menunggak 1 30 hari XXX XXX% XXX
Menunggak 31 60 hari XXX XXX% XXX
Menunggak 61 90 hari XXX XXX% XXX
Menunggak >90 hari XXX XXX% XXX
Jumlah XXX XXX% XXX (Y)

Rumus untuk menghitung jumlah Taksiran Kerugian Piutang adalah: (Efraim Ferdinan
Giri,1993,115)
Taksiran Kerugian Piutang (Y) = jumlah masing-masing kelompok (a) * persentase kerugian
piutang (b)

Dari perhitungan di atas diketahui jumlah kerugian piutang (y), hasil diatas belum menunjukkan
jumlah kerugian piutang yang dibebankan. Jumlah piutang yang dibebankan adalah :
Taksiran Kerugian Piutang (Y) ditambah saldo debit atau dikurangi saldo kredit rekening
Cadangan Kerugian Piutang. (Ali Machmud,1993,81)
2.1.10 Bentuk Perjanjian Penjualan Angsuran
1. Perjanjian penjualan bersyarat, dimana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-
barang masih berada di tangan penjual sampai seluruhnya pembayaran sudah lunas.
2. Pada saat perjanjian ditanda-tangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik dapat
diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikkan untuk bagian
harga penjualan yang belum dibayar kepada penjual.
3. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan trust (trustee)
sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru
trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.
4. Beli sewa, dimana barang-barang diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap
sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah
kepada pembeli.
2.1.11 Jaminan bagi Pihak Penjual
Periode pembayaran penjualan angsuran yang lama, mengakibatkan resiko tak tertagihnya
piutang dan biaya pengumpulan piutang yang lebih besar. Untuk mengurangi resiko kerugian
yang dapat terjadi, biasanya perjanjian penjualan angsuran ditentukan sebagai berikut:
1. Pada saat perjanjian penjualan angsuran disetujui, pembeli harus membayar suatu jumlah
tertentu yang merupakan uang muka dan sisa harga jual dibayar angsuran.
2. Kepada pembeli dibebankan bunga yang biasanya sudah dimasukkan dalam perhitungan total
pembayaran angsuran.
3. Hak milik atas barang tetap berada di tangan penjual sampai seluruh atau sebagian dari harga
jual telah dibayar.
4. Dalam hal pembeli tidak mampu untuk melunasi semua kewajibannya, penjual berhak untuk
menarik kembali barang yang telah dijual tersebut.

Hak penjual untuk menarik kembali barang yang telah dijual bila pembeli tidak dapat lagi
memenuhi kewajibannya, sering merupakan cara yang kurang tepat. Hal ini disebabkan karena
nilai barang yang dijual, turun lebih cepat daripada saldo piutangnya, sehingga pemilikan
kembali barang tersebut tidak dapat menutup kerugian tak tertagihnya saldo piutang. Untuk
mengurangi atau menghindari kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, maka harus
diperhatikan:
1. Jumlah uang muka dan pembayaran-pembayaran angsuran berikutnya, harus cukup untuk
menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan nilai barang yang dijual.
2. Periode pembayaran angsuran jangan melebihi umur ekonomis dari barang yang dijual. Tidak
telalu lama atau panjang, sebaiknya tiap bulan.

2.2. Kajian Penelitian Sejenis


Beberapa penelitan sejenis yang pernah dilakukan adalah :
1. Usman Ari Widodo (21201959) melakukan penelitian pada PT. HOUSE OF SARALEE cab.
Pramuka, yang berjudul Analisis Kerugian Piutang pada PT. HOUSE OF SARALEE cab.
Pramuka Berdasarkan Metode Umur Piutang dengan dosen pembimbingnya Rinni Tesniwati,
SE, MMSI dengan kesimpulannya sebagai berikut:
a. Jumlah cadangan kerugian piutang PT. House Of Saralee cab. Pramuka berdasarkan metode
umur piutang adalah sebesar Rp 22,720,987 ,-
b. Selisih jumlah piutang yang disajikan dalam neraca tahun 2003 setelah adanya penghapusan
piutang dengan metode perusahaan dan metode penulis adalah sebesar Rp 5,835,633
( 137,635,113 131,799,480 )
2. Puji Sri Astuti (21202898) melakukan penelitian pada PT. Para Multi Finance, yang berjudul
Analisis Umur Piutang pada PT. Para Multi Finance dengan dosen pembimbingnya C. Widi
Pratiwi, SE, MMSI, dengan kesimpulan sebagai berikut:
a. Dari hasil analisis pada bab pembahasan perhitungan taksiran piutang tak tertagih dengan
menggunakan metode analisis umur piutang dapat diketahui bahwa, taksiran kerugian piutang
pada kelompok umur 1 2 hari Rp. 8.513.000, kelompok umur 3 9 hari Rp. 21.935.530,
kelompok umur 20 30 hari Rp. 7.048.260, kelompok umur 31 - 60 hari Rp. 39.086.500,
kelompok umur 61 90 hari Rp. 22.519.600, kelompok umur >90 hari Rp. 4.728.000, jumlah
penyusutan piutang tak tertagih PT. Para Multi Finance adalah sebesar Rp. 103.831.410.
b. Hasil perhitungan dilakukan PT. Para Multi Finance untuk kerugian piutang atau penyusutan
piutang yang tidak dapat tertagih besar pengaruhnya dalam laporan laba rugi PT. Para Multi
Finance karena besarnya penyusutan piutang tidak tertagih akan mengurangi laba perusahaan.

2.1.3 Alat Analisis


Analisis Kuantitatif, yakni menggunakan ilmu akuntansi yaitu metode analisis umur piutang dan
prosentase. Jadi dengan cara mengklasifikasikan piutang yang beredar kedalam kategori jangka
waktu piutang tersebut tertunggak. Selanjutanya, total tiap kategori dikalikan dengan persentase
ketidak terkumpulnya piutang yang telah ditetapkan untuk setiap kategori umur piutang.
Persentase yang tinggi dipertemukan dengan kategori piutang yang jangka waktu tertunggaknya
paling lama, demikian seterusnya.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pembiayaan konsumen yang melakukan kegiatannya berupa penyediaan dana, sejalan
dengan waktu PT. Federal International Finance selain memberikan fasilitas pembiayaan untuk
sepeda motor baru juga memberikan pembiayaan untuk sepeda motor bekas. Untuk menunjang
pembiayan sepeda motor PT. Federal International Finance juga menjalin kerja sama yang saling
menguntungkan dengan pihak Bank. PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi
beralamat di Jl. Raya Narogong Km. 21 Ruko Cileungsi Hijau Blok C1-C2, Cileungsi.

3.2 Data / Variabel Yang Digunakan


Data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan Account Receivable Card, penjualan sepeda motor Honda pada tahun 2006
pada PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi.
2. Menggunakan Laporan Keuangan, Necara dan Laporan Laba Rugi.
3.3 Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Interview : dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak perusahaan yang berhubungan
dengan keadaan laporan keuangan perusahaan tersebut.
Observasi : dengan mengadakan penelitian dan peninjauan terhadap suatu kegiatan pada
perusahaan.
b. Data Sekunder
Yaitu berupa pengumpulan data yang didapat secara tidak langsung dari perusahaan yang
bersangkutan, seperti perpustakaan dan Internet.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data dan Profile Objek Penelitian


Mengenal PT. FIF secara umum, didirikan dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance pada
tanggal 1 Mei 1989 dengan ijin usaha dalam bidang Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang dan
Pembiayaan Konsumen yang berdasarkan SK Mentri pada tanggal 30 Agustus 1990. Kemudian
berubah nama menjadi PT. Federal International Finance ditahun 1991.
Kegiatan usaha yang dimaksudkan untuk menunjang kelompok usaha Astra sebagai produsen
dan distribusi sepeda motor merek Honda di Indonesia melalui pemberiaan fasilitas pembiayaan
kepemilikan sepeda motor yang diproduksi dan dipasarkan oleh Astra.
Sejalan dengan waktu PT. FIF selain memberikan fasilitas pembiayaan untuk sepeda motor baru
juga memberikan pembiayaan sepeda motor bekas. Untuk menunjang pembiayaan sepeda motor
PT. FIF juga menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan pihak Bank. Disamping
kerjasama dengan pihak Bank dalam rangka untuk menunjang kegiatan usaha, PT. FIF telah
mengembangkan dan memiliki jaringan diseluruh wilayah Indonesia, sehingga konsumen dengan
mudah mendapat pelayanan dari PT. FIF. Dapat dikatakan secara keseluruhan jaringan PT. FIF
saat ini mencapai 76 Cabang dan hampir 200 POS berbagai Wilayah di Indonesia.
PT. FIF sejak tahun 1997 sampai sekarang terus mengembangkan sistem Teknologi Informasi
yang terintegrasi. Sehingga untuk kegiatan operasional sehari hari dapat dengan cepat
mengambil keputusan dan yang pada akhirnya memberikan pelayanan yang cepat untuk
konsumen maupun Dealer Sepeda Motor Honda.
1. Visi Perusahaan
Menawarkan solusi keuangan yang terbaik bagi pelanggan secara individual (To offer the best
financial solutions to retail customers)
2. Misi Perusahaan
a. Beroperasi secara lugas dengan tetap mengindahkan aspek kehati hatian (Nimble but prudent
operation with balanced risk)
b. Berkontribusi dalam meningkatkan distribusi sepeda motor produk Astra (Leverage and add
value to Astra motorcyle distributionship)
c. Mencapai harapan para pemegang saham, manajement, karyawan dan semua pihak yang
berkepentingan (To meet the required return to stakeholders)
3. Operasional
a. Pengelolaan operasional dilakukan secara terpusat
b. Pelayanan konsumen yang cepat & mudah
c. Manajemen piutang yang handal dan pencatatan yang akurat
d. Pembentukan cadangan yang memadai
e. Operasional audit yang terjadwal
f. Kebijakan retail agar resiko lebih tersebar.
4. Pemasaran
a. Paket pembiayaan yang menarik dan beragam
b. Penerapan subsidi silang antar daerah
c. Promosi untuk meningkatkan loyalitas dealer dan menarik minat konsumen
d. Jaringan yang luas dan tersebar
e. Meningkatkan brand awareness terhadap produk Perseroan
5. Keuangan
a. Diversifikasi sumber dana pembiayaan i.e. joint financing, bond issue
b. Kebijakan keuangan yang konsisten khususnya dalam hal penyelarasan jangka waktu antara
sumber pendanaan dengan piutang pembiayaan
6. Teknologi Informasi
a. Sistem yang terintegrasi dan online
b. Aplikasi online terpusat dan berbasis workflow
c. Jaringan komunikasi data pribadi (private network) yang luas
d. Disaster Recovery Center dan manajemen back up data untuk memastikan kelangsungan
operasi perusahaan
7. Prinsip Dasar Management SDM:
a. SDM merupakan aset perusahaan yang paling berharga
b. Mecapai visi perusahaan melalui SDM yang kompeten dan berkualitas
c. Kesempatan yang sama dalam karir dan program suksesi
d. Menghargai kerja sama kelompok dan saling ketergantungan
e. Program training untuk setiap level organisasi
f. Program bimbingan dan penyuluhan

8. Organisasi PT. FIF


Dikembangkan berdasarkan kompetensi kerjasama terpadu dan saling menghormati penyusunan
organisasi secara lintas bidang untuk mendapatkan focus yang tajam dan seimbang.
Susunan anggota komisaris
Presiden Komisaris : Gunawan Geniusahardja
Komisaris : Michael Dharmawan Ruslim
Komisaris : John Stuart Anderson Stack
Komisaris : Johannes Hermawan
Komisaris : Angky Utarya Tisnadisastra
Susunan anggota Direksi
Presiden Direktur : Ida Purwaningsih Lunardi
Wakil Presiden Direktur : Suhartono
Direktur : Thaufik Noograha

4.2 Hasil Penelitian dan Analisis/Pembahasan


Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan data sampel penjualan sepeda motor Honda,
untuk mencoba melakukan perhitungan kerugian piutang PT. Federal International Finance Cab.
Cileungsi berdasarkan saldo piutang perusahaan per 31 Juni 2007 dengan menggunakan metode
cadangan. Dimana dengan metode tersebut piutang dagang akan dihitung dengan menggunakan
metode umur piutang. Metode tersebut berisi saldo-saldo piutang dagang yang masih ada pada
akhir periode, yaitu periode 2006, saldo-saldo piutang tersebut kemudian dikelompokkan
berdasarkan lamanya piutang tersebut menunggak. Diketahui kelompok umur piutang pada PT.
Federal International Finance Cab Cileungsi adalah 1-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, dan yang
terakhir adalah kelompok umur piutang yang menunggak lebih dari 91 hari. Selanjutnya setelah
dikelompokkan berdasarkan umurnya piutang tersebut dikalikan dengan persentase yang telah
ditetapkan berdasarkan pengalaman penerimaan kas dari piutang dari periode-periode yang lalu.
Diketahui pada periode-periode yang lalu persentase kerugian piutang untuk umur 1-30 hari
adalah 1%, umur 31-60 adalah 2 %, umur 61-90 adalah 5% dan untuk umur piutang yang
menunggak lebih dari 91 hari adalah 10%.
Berikut ini adalah sampel debitur PT. FIF Cab Cileungsi pada periode Januari 2004:

Tabel 4.1
PT. Federal International Finance
Cabang Cileungsi

Angsuran Sepeda Motor Honda


Periode Januari 2004
NO NAMA TYPE TANGGAL JANGKA JUMLAH UANG
DEBITUR TRANSAKSI WAKTU ANGSURAN MUKA
1 Triyadi Supra X 03/01/2004 2,5 thn 345.000 3.500.000
2 Joy Matulatua Karisma X 03/01/2004 3 thn 455.000 591.000
3 Ujang Sonjaya Legenda 03/01/2004 3 thn 538.000 443.000
4 Suharsono Kirana 05/01/2004 3 thn 358.000 1.975.000
5 Rudi Harsono Kirana 05/01/2004 3 thn 660.000 1.975.000
6 Ocih Herawati Karisma X 05/01/2004 3 thn 589..000 573.000
7 Bubun G Supra X 05/01/2004 3 thn 546.000 569.000
8 Kadmani Karisma X 05/01/2004 3 thn 688.000 3.750.000
9 Suminta Kirana 05/01/2004 2 thn 389.000 3.500.000
10 Hasanudin Z Karisma X 06/01/2004 2 thn 501.000 3.000.000
11 Hartoyo GL Max 06/01/2004 3 thn 569.000 3.000.000
12 Sahabi bin S Mega Pro 06/01/2004 2,5 thn 573.000 5.000.000
13 Dahlan JR Karisma X 06/01/2004 2 thn 523.000 3.500.000
14 W. Irwantoni Karisma X 06/01/2004 2,5 thn 560.000 7.000.000
15 Nurhartini Supra Fit 06/01/2004 2,5 thn 443.000 3.500.000
16 Muchayati Supra X 07/01/2004 3 thn 677.000 570.000
17 M. Nadih Supra Fit 07/01/2004 3 thn 368.000 3.000.000
18 Obing Ganda S Supra Fit 07/01/2004 2,5 thn 579.000 2.000.000
19 Charles Mega Pro 08/01/2004 3 thn 382.000 677.000
20 Anah Karisma X 08/01/2004 3 thn 345.000 443.000
21 Didin N Supra X 09/01/2004 2 thn 399.000 5.250.000
22 Adang Supra X 09/01/2004 2,5 thn 443.000 3.000.000
23 Moedjiono Supra X 13/01/2004 2 thn 591.000 4.500.000
24 Marno Supra Fit DB 17/02/2004 2 thn 504.000 2.500.000

Sumber: PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi


Berikut potongan umur piutang dan besarnya presentase kerugian untuk masing masing
golongan.

Tabel 4.2
PT. Federal International Finance
Cabang Cileungsi
Prosentase Kerugian
GOLONGAN UMUR PIUTANG PRESENTASE KERUGIAN
Belum Menunggak 0.5%
Menunggak 1-30 hari 1%
1-60 hari 2%
1-90 hari 5%
>90 hari 10%

Sumber: PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi

Faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam menetapkan penentuan


presentase kerugian piutang berdasarkan kelompok umur piutang adalah:
1. Besarnya presentase kerugian piutang didasarkan atas pengalaman penerimaan kas dari
piutang pada periode sebelumnya, selain itu dikarenakan adanya kesulitan untuk menentukan
piutang kepada debitur mana yang tidak dapat tertagih, maka jumlah prosentase piutang tak
tertagih di tentukan berdasarkan taksiran.
2. Adanya evaluasi terhadap masing masing pelanggan, maka perusahaan menetapkan besarnya
piutang yang kemungkinan tidak dapat tertagih. Logikanya semakin lama piutang itu beredar
akan semakin besar kemungkinan tidak dapat tertagih.
3. Berdasarkan pengalaman masa lalu pada berbagai kategori umur, maka prosentase yang
ditetapkan menurut umur penunjukan perkiraan mana yang memerlukan perhatian khusus.

4.2.1 Taksiran Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Pendekatan Neraca


Ada 2 dasar yang digunakan untuk menentukan jumlah piutang yang tak tertagih dengan metode
ini yaitu:
1. Analisis umur piutang.
2. Prosentase tertentu dari saldo piutang dagang.
4.2.1.1 Analisis Umur Piutang
Penentuan besarnya taksiran piutang tak tertagih dengan metode ini dihitung berdasarkan
presentase tertentu terhadap golongan umur piutang pada akhir periode. Dalam keadaan
demikian maka pada akhir periode perlu dibuat daftar umum piutang, untuk mengetahui piutang
tak tertagih PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi menggunakan analisis umur
piutang, berikut tabel analisis umur piutang dan estimasi piutang tak tertagih penjualan motor
Honda pada periode tahun 2006.

Tabel 4.3
PT. Federal International Finance
Cabang Cileungsi
Analisa Umur Piutang
31 Desember 2006
NAMA JUMLAH UMUR PIUTANG (HARI)
PIUTANG BELUM 1-30 Hari 31-60 Hari 61-90 Hari >90 Hari
MENUNGGAK
Triyadi 5.040.000 4.536.000 504.000 - - -
Joy Matulatua 2.953.866 2.953.866 - - - -
Ujang Sonjaya 886.000 443.000 443.000 - - -
Suharsono 12.073.400 11.383.400 690.000 - - -
Rudi Harsono 6.898.400 5.863.400 1.035.000 - - -
Ocih Herawati 20.053.455 20.053.455 - - - -
Bubun Gunawan 19.913.251 19.913.251 - - - -
Kadmani 17.030.504 17.030.504 - - - -
Suminta 7.779.872 7.779.872 - - - -
Hasanudin Ziadi 15.823.859 15.823.859 - - - -
Hartoyo 19.108.584 19.108.584 - - - -
Sahabi bin Suhara 17.078.354 17.078.354 - - - -
Dahlan JR 11.880.000 9.240.000 2.640.000 - - -
W. Irwantoni 11.570.244 11.570.244 - - - -
Nurhartini 7.256.137 7.256.137 - - - -
Muchayati 17.369.608 17.369.608 - - - -
M. Nadih 12.878.889 12.878.889 - - - -
Obing Ganda S 5.005.000 4.550.000 455.000 - - -
Charles 15.567.821 11.509.000 3.381.821 677.000 - -
Anah 7.974.000 6.202.000 1.772.000 - - -
Didin N 12.878.360 12.878.360 - - - -
Adang 5.808.000 5.808.000 - - - -
Moedjiono 12.028.028 12.028.028 - - - -
Marno 10.758.562 10.220.562 538.000 - - -
JUMLAH 275.614.194 263.478.373 11.458.821 677.000 - -
(Dalam Rupiah)
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Tabel 4.4
Estimasi Piutang Tak Tertagih
31 Desember 2006
GOLONGAN UMUR JUMLAH % PIUTANG TAK PENYISIHAN
PIUTANG TERTAGIH PIUTANG TAK TERTAGIH
Belum menunggak 263.478.373 0.5% 1.317.391,865
Menunggak 1 - 30 hari 11.458.821 1% 114.588,21
31 - 60 hari 677.000 2% 13.54
61 - 90 hari 0 5% 0
>90 hari 0 10% 0
Jumlah 275.614.194 1.445.520,075
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Dengan estimasi piutang tak tertagih sebesar 1.445.520,075, berarti nilai realisasi piutang dagang
di dalam neraca pada akhir tahun buku 2006 adalah Rp. 274.168.673,9. Pada akhir periode tahun
2005 PT. Federal International Finance Cabang Cileungsi memiliki penyisihan piutang tak
tertagih bersaldo kredit sebesar Rp. 581.100 untuk itu di perlukan jurnal penyesuaian untuk
mencatat perubahan tersebut yaitu:
Penyisihan piutang tak tertagih yang diinginkan = 1.445.520,075
Saldo awal taksiran piutang tak tertagih
Tahun 2006 (kredit) = (581.100)
Biaya piutang tak tertagih = 864.420,075
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi pada tahun 2004 adalah sebagai berikut:

a. (Mencatat transaksi penjualan kredit tahun 2004)

Piutang Rp. 370.434.025


Pendapatan Penjualan Rp. 370.434.025

b. (Mencatat taksiran kerugian piutang tahun 2004)

Biaya Kerugian Piutang Rp. 864.420,075


Cadangan Kerugian Piutang Rp. 864.420,075

Berdasarkan metode cadangan, pencatatan diatas mempengaruhi pendapatan penjualan dalam


statement rugi laba dan piutang dagang dalam neraca pada akhir tahun sebagai berikut:
Statement Rugi Laba = 2006
Pendapatan =
Pendapatan penjualan 370.434.025
Biaya Operasi
Kerugian Piutang 864.420,075
Tabel 4.5
PT. Federal International Finance
Cabang Depok
NERACA
31 Desember 2006
Keterangan Debet Kredit

Aktiva Lancar:
Kas 370.434.025
Piutang dagang =275.614.194 274.749.773,9
(-) Taksiran kerugian
Piutang = 864.420,075
Utang Lancar:
Saldo kredit rekening piutang dagang 581.100
Modal 95.103.151,1
Total 95.684.251,1 95.684.251,1

Kelebihan metode analisis umur piutang:


1. Jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca akan lebih mendekati kenyataan karena dalam
metode ini akan dilakukan estimasi untuk masing masing debitur secara teliti.
2. Data yang dikembangkan dalam metode ini sangat besar manfaatnya bagi manajemen untuk
analisis kredit pengendalian.
3. Metode ini cukup akurat untuk mengetahui besarnya piutang tak tertagih yang diinginkan.
4. Besarnya piutang tak tertagih yang dihitung dengan metode ini mempunyai tingkat ketepatan
dan ketelitian yang cukup tinggi.
Kekurangannya:
1. Jika besarnya sangat banyak penggunaan metode ini akan memakan banyak waktu dan biaya.
2. Penyempurnaan dengan metode ini belum tentu sepadan dengan biaya tambahan yang
dikeluarkan.

4.2.1.2 Prosentase Tertentu dari Saldo Piutang Dagang


Berdasarkan metode ini taksiran piutang tak tertagih ditentukan dengan mengendalikan saldo
akhir piutang dagang dengan prosentase tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman
jumlah piutang yang tak tertagih pada periode sebelumnya. Berikut informasi yang digunakan
untuk menentukan taksiran piutang tak tertagih berdasarkan metode ini.
1. Saldo piutang dagang 31 Desember 2006 = 275.614.194
2. Taksiran prosentase piutang tak tertagih = 0.5 %
3. Saldo awal taksiran piutang tak tertagih tahun
2006 = (581.100)
Berdasarkan data diatas, maka besarnya taksiran piutang tak tertagih dihitung sebagai berikut:
Taksiran piutang tak tertagih (kredit):
0.5% x 275.614.194 = 1.378.070,97
Saldo awal taksiran piutang tak tertagih (kredit) = 581.100
Rekening taksiran piutang tak tertagih (kredit) = 796.970,97
Dengan saldo piutang dagang sebesar Rp. 275.614.194 dan menaksir piutang tak tertagih sebesar
Rp. 1.378.070,97, prosentase piutang tak tertagih diambil dari jumlah piutang terbesar yang
terjadi pada perusahaan, yaitu sebesar 0.5%
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat taksiran piutang tak tertagih tahun 2004 adalah sebagai
berikut:

Kerugian piutang Rp. 796.970,97

Taksiran piutang tak tertagih Rp. 796.970,97

4.2.2 Taksiran Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Pendekatan Rugi Laba


Sebagaimana telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, bahwa sebagai perbandingan atas
metode analisis umur piutang dan prosentase tertentu dari saldo piutang dagang, penulisi
menggunakan metode prosentase dari penjualan.
Berikut adalah data data yang digunakan untuk mengetahui besarnya piutang tak tertagih
berdasarkan metode ini:
1. Piutang selama tahun 2006 =Rp. 370.434.025
2. Piutang tak tertagih 31 Desember 2005 = Rp. 855.500
3. Piutang yang telah dihapus tetapi ternyata kemudian = Rp. 362.000
Membayar kembali.
Berdasarkan informasi tersebut , prosentase piutang tak tertagih untuk tahun 2006 ditentukan
sebagai berikut (%):
855.500 362.000 = 0.1%
370.434.025
Jumlah taksiran piutang tak tertagih untuk bulan Juni 2007 adalah:
370.434.025 x 0.1% = Rp. 370.434,025

Jurnal yang diperlukan untuk mencatat pengakuan terhadap besarnya piutang tak tertagih adalah:

Kerugian Piutang Rp. 370.434,025


Taksiran piutang tak tertagih Rp. 370.434,025

Kelebihan metode prosentase dari penjualan:


1. Metode ini relatif sederhana dan memberikan dasar yang terbaik untuk membebankan biaya
piutang tak tertagih ke suatu periode dimana telah terjadi penjualan.
2. Untuk mengetahui besarnya piutang tak tertagih, metode ini dipakai secara luas dalam praktek
karena mudah digunakan.

Kekurangannya:
1. Jika terjadi hubungan yang cukup stabil antara penjualan tahun/ bulan sebelunmya dengan
piutang tak tertagih maka hubungan tersebut tidak dapat dijabarkan menjadi prosentase dan
digunakan untuk menentukan beban piutang tak tertagih tahun ini.
2. Diperlukan suatu evaluasi terhadap jumlah dan komposisi piutang dagang untuk menentukan
cukup tidaknya penyisihan piutang ragu ragu, minimal sekali dalam setahun, apabila hasil
evaluasi terhadap piutang dagang ternyata bahwa penyisihan piutang ragu ragu tidak cukup
jumlahnya atau sebaliknya, maka diperlukan adanya penyesuaian terhadap prosentase piutang
tak tertagih.
3. Besarnya piutang tak tertagih yang dihitung dengan metode ini tidak dimaksudkan untuk
menunjukan bahwa piutang kepada debitur tertentu akan terbukti tak tertagih, tetapi lebih
bersifat preventif karena berdasarkan pengalaman rata rata sejumlah tertentu dari hasil
penjualan kredit ternyata tidak dapat tertagih atau direalisasikan.

4.2.3 Perhitungan Denda yang dilakukan oleh PT. Federal International Finance Jika konsumen
terlambat membayar.
Tidak semua konsumen yang membayar angsuran sepeda motor berjalan sesuai dengan tanggal
yang dijadwalkan (jatuh tempo), ada yang membayar sesuai dengan tanggal yang di jadwalkan
dan ada yang membayar terlambat dari tanggal yang dijadwalkan. PT. Federal International
Finance memberikan denda bagi konsumen yang terlambat lebih dari 3 hari dari tanggal yang
dijadwalkan sebesar 0.5% dari angsuran sepeda motor namun jika konsumen terlambat
membayar lebih dari 3 hari maka denda tersebut dihitung berdarsarkan keterlambatannya.
Berikut data denda konsumen per hari.

Tabel 4.6
DATA DENDA KONSUMEN PER HARI
NO NAMA TYPE TANGGAL JANGKA JUMLAH Denda/hari
DEBITUR TRANSAKSI WAKTU ANGSURAN (0,5 X Angsuran)
1 Triyadi Supra X 03/01/2004 2,5 thn 345.000 2.520 / hari
2 Joy M Karisma X 03/01/2004 3 thn 455.000 2.955 / hari
3 Ujang S Legenda 03/01/2004 3 thn 538.000 2.215 / hari
4 Suharsono Kirana 05/01/2004 3 thn 358.000 1.725 / hari
5 Rudi H Kirana 05/01/2004 3 thn 660.000 1.725 / hari
6 Ocih H Karisma X 05/01/2004 3 thn 589..000 2.865 / hari
7 Bubun G Supra X 05/01/2004 3 thn 546.000 2.845 / hari
8 Kadmani Karisma X 05/01/2004 3 thn 688.000 2.505 / hari
9 Suminta Kirana 05/01/2004 2 thn 389.000 1.945 / hari
10 Hasanudin Z Karisma X 06/01/2004 2 thn 501.000 3.440 / hari
11 Hartoyo GL Max 06/01/2004 3 thn 569.000 2.730 / hari
12 Sahabi bin S Mega Pro 06/01/2004 2,5 thn 573.000 2.945 / hari
13 Dahlan JR Karisma X 06/01/2004 2 thn 523.000 3.300 / hari
14 W. Irwantoni Karisma X 06/01/2004 2,5 thn 560.000 1.995 / hari
15 Nurhartini Supra Fit 06/01/2004 2,5 thn 443.000 1.910 / hari
16 Muchayati Supra X 07/01/2004 3 thn 677.000 2.895 / hari
17 M. Nadih Supra Fit 07/01/2004 3 thn 368.000 1.840 / hari
18 Obing G.S Supra Fit 07/01/2004 2,5 thn 579.000 2.275 / hari
19 Charles Mega Pro 08/01/2004 3 thn 382.000 3.385 / hari
20 Anah Karisma X 08/01/2004 3 thn 345.000 2.215 / hari
21 Didin N Supra X 09/01/2004 2 thn 399.000 2.800 / hari
22 Adang Supra X 09/01/2004 2,5 thn 443.000 2.640 / hari
23 Moedjiono Supra X 13/01/2004 2 thn 591.000 2.615 / hari
24 Marno Supra Fit DB 17/02/2004 2 thn 504.000 2.690 / hari

4.2.3 Langkah Langkah yang dilakukan PT. Federal International Finance jika konsumen tidak
sanggup membayar.
1. PT. Federal International Finance akan memberikan surat peringatan pertama atau SP 1 jika
konsumen terlambat membayar 1 bulan.
2. PT. Federal International Finance akan memberikan surat peringatan kedua atau SP 2 jika
konsumen terlambat membayar 2 bulan.
3. PT. Federal International Finance akan memberikan surat peringatan ketiga atau SP 3 jika
konsumen terlambat membayar 3 bulan.
4. PT. Federal International Finance akan memberikan SPJB (Surat Perjanjian Janji Bayar) yang
telah disepakati oleh konsumen, PT Federal International Finance akan memberikan tenggang
selama 7 hari setelah surat tersebut di keluarkan, jika konsumen tidak juga membayar makan PT.
Federal International Finance akan menarik motor tersebut.
4.3 Evaluasi
Dari perhitungan yang dilakukan dapat diketahui bahwa perhitungan dengan menggunakan
metode analisis umur piutang lebih akurat dari pada menggunakan metode prosentase tertentu
dari piutang dagang.
Metode analisis umur piutang sebaiknya digunakan perusahaan untuk menentukan taksiran
piutang tak tertagihnya, karena kelebihan yang terdapat dalam metode ini menguntungkan
manajemen dalam hal analisis kredit dan pengendalian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab bab sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan taksiran piutang tak tertagih tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis
umur piutang menghasilkan taksiran sebesar Rp. 864.420.075. Dengan metode prosentase
tertentu dari saldo piutang dagang menghasilkan taksiran sebesar Rp.796.970,97 Dan dengan
metode prosentase dari penjualan menghasilkan taksiran sebesar Rp. 370.434,025
2. metode analis umur piutang menghasilkan taksiran yang lebih mendekati kenyataan , karena
dilakukan estimasi untuk masing masing debitur, metode prosentase tertentu dari saldo piutang
diterapkan dengan menggunakan tarif gabungan yang mencerminkan estimasi piutang tak
tertagih. Metode prosentase tertentu dari saldo penjualan lebih bersifat prefentif, karena
berdasarkan pengalaman rata rata sejumlah tertentu dari hasil penjualan kredit tenyata tidak
dapat tertagih.
5.2 Saran
Dalam melakukan perhitungan taksiran piutang tak tertagih, sebaliknya PT. Federal International
Finance Cabang Cileungsi menggunakan metode analisis umur piutang, karena metode ini cukup
akurat dan mempunyai tingkat ketepatan yang cukup tinggi karena dilakukan estimasi untuk
masing masing debitur.
Diposkan oleh Rizky Ayu Adiani Putri di 03.16
Label: Tugas 1 dan 2 Riset Akutansi

1 komentar:

KikyBlogs mengatakan...

Menurut saya penelitian ini termasuk riset survei karena Penelitian survei adalah
penelitian yang hemat karena beberapa hal. Pertama, untuk meneliti populasi yang besar
seorang peneliti dapat menghemat energinya dengan cara pengambilan sampel. Kedua,
untuk meneliti fenomena yang rumit dalam kehidupan yang mengandung banyak unsur
yang saling tekait satu sama lain. Ketiga, untuk menganalisis data, sang peneliti dapat
menggunakan mesin atau komputer sehingga analisis dapat dilakukan secara lebih
efisien.

Kelemahan penelitan jenis survei :


Kelemahan penelitian survei terletak pada kedalaman analisis. Penelitian survei dapat
menjangkau populasi yang besar dan luas tetapi tidak dapat digunakan untuk mendalami
kasus-kasus atau masalah-masalahnya secara lebih dalam

Anda mungkin juga menyukai