Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

AKUNTANSI PERBANKAN

Anggota Kelompok :

1. Qodri Abdiyanto Ramadhan (A0C017141)


2. ROY (A0C017142)
3. Saripudin (A0C017155)
4. Zulfan Hariadi (A0C017182)

D II AKUNTANSI UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2

BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................................................. 4

BAB II

PEMBAHASAN………………………………………………………………………

Giro Nasabah………………………………………………………………………………5

Akuntansi Giro…………………………………………………………………………….13

Akuntansi Tabungan…………………………………………………………………….15

Penarikan Tabungan……………………………………………………………………25

Bunga Tabungan dan perhitungannya………………………………………………27

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai lembaga keuangan bank memiliki fungsi pokok berupa mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan yang sementara menganggur dan kemudian
disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian pinjaman kepada pihak
lain, juga menjamin keamanan uang masyarakat yang disimpan tersebut dari risiko hilang,
kebakaran, dan lain- lain. Hal ini tentu akan mendatangkan laba kepada bank tersebut
melalui selisih bunga simpanan dan bunga pinjaman tersebut.

Bank memperoleh sebagian besar dananya berasal dari simpanan masyarakat berupa giro,
deposito, tabungan dan sebagainya yang mana dana yang telah dihimpun tersebut
disalurkan kembali kepada masyarakat, terutama pada dunia usaha dalam bentuk kredit.
Dalam hal ini, bank memperoleh pendapatan atau penghasilan dari perbedaan tingkat
suku bunga yang berlaku pada saat itu, yaitu antara tingkat bunga yang dibebankan atas
kredit yang diberikan bank kepada debitur dengan tingkat bunga yang diberikan bank atas
uang yang disimpan pada bank tersebut.

Jenis bank dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, tidak hanya berdasarkan jenis
kegiatan usahanya, melainkan juga mencakup bentuk badan hukumnya, pendirian dan
kepemilikannya, dan target pasarnya. Sebelum diberlakukannya undang- undang Nomor 7
Tahun 1992, bank dapat digolongkan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, seperti bank
tabungan, bank pembangunan, dan bank ekspor impor. Setelah undang- undang tersebut
berlaku, jenis bank yang diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umun
dan Bank Perkreditan Rakyat(BPR).
B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan Giro Nasabah

2. Menjelaskan Akuntansi Giro beserta Contoh Kasus

3. Menjelaskan Akuntansi Tabungan

4. Menjelaskan Penarikan Tabungan

5. Menjelaskan Bunga Tabungan dan Perhitungannya besrta Contoh Kasus

C. Tujuan

1. Mengetahui Giro Nasabah

2. Mengetahui Akuntansi Giro

3. Menetahui Akuntansi Tabungan

4. Mengetahui Penarikan Tabungan

5. Mengetahui Bunga Tabungan dan Perhitungannya


BAB II

PEMBAHASAN

1. Giro Nasabah

Simpanan giro adalah simpanan yang berasal dari masyarakat atau dari pihak ke tiga yang
penarikannya bisa dilakukan setiap saat dengan menggunakan sarana penarikan berupa
cek dan biliyet giro atau sarana lainnya.

Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tanggal 10 november tahun 1998 mendefinisikan


bahwa, simpanan giro merupakan simpanan yang penarikannya bisa dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, biliyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
cara pemindah bukuan.

Menurut Dendawijaya (2000), dalam pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank dalam
suatu rekening yang disebut dengan rekening Koran. Jenis rekening giro ini dapat berupa:

1. Rekening atas nama perorangan


2. Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga
3. Rekening barsama atau gabungan.

Tingkat jasa giro dan juga cara pemberlakuan jasa giro antara bank yang satu dengan bank
yang lain biasanya berbeda. Beberapa bank bias menerapkan sistem bunga harian, tetapi
ada juga yang menerapkan sistem bunga terendah. Beberapa bank yang lain mungkin
menerapkan bunga yang sama besarnya untuk setiap nominal namun di bank lain juga ada
yang menerapkan sistem bunga berjenjang. Bunga berjenjang yaitu tingkat bunga giro yang
semakin menaik untuk posisi saldo tertentu.

Contoh:

Saldo (Rp) Bunga Giro (%)

0 – 5.000.000 0%
5.000.000 – 25.000.000 8%
25.000.000- 100.000.000 12%
100.000.000 – tak terhingga 14%

Jenis-jenis Giro

 Giro swasta adalah giro yang dimiliki oleh perseorangan, kelompok, instansi swasta,
yayasan social, dan badan non pemerintah lainnya.
 Giro pemerintah adalah giro yang dimiliki oleh instansi pemerintah misalnya giro
kelurahan, giro departemen, giro dinas perpajakan, dsb.

Akuntansi Giro
Akuntansi giro adalah pencatatan yang terkait dengan transaksi yang terjadi pada rekening
giro. Pencatatan transaksi rekening giro dapat terjadi pada saat pembukuan, setoran tunai,
pemindah bukuan, setoran kliring, penarikan tunai maupun penarikan kliring dan transaksi
lainnya. Pencatatan akuntansi giro dapat diatur sebagai berikut:

1. Transaksi rekening giro diakui sebesar nominal uang yang disetorkan oleh nasabah
atau yang ditarik atau dicairkan. Pada saat nasabah melakukaan transaksi setoran atau
penarikan secara tunai, maka bank akan melakukan pencatatan transaksi tersebut sesuai
dengan uang tunai yang diterimanya.
2. Setoran giro dapat dilakukan secara tunai dan non tunai. Dalam hal setoran
dilakukan secara tunai, maka setoran tersebut diakui pada saat uang diterima. Dalam
setoran dilakukan secara non tunai (setoran kliring), sehingga setoran tersebut diakui
setelah kliring efektif, yaitu setelah setoran berhasil ditagihkan ke bank tertagih.
3. Bank akan memberikan imbalan kepada pemegang rekening giro. Besarnya imbalan
yang diberikan tergantung kebijakan masing-masing bank. Imbalan yang berasal dari
rekening giro disebut dengan jasa giro.
4. Dalam hal rekening giro bersaldo negative, maka bank dapat memberikan kredit
overdraft, kredit overdraft adalah kredit yang diberikan untuk memberikan tambahan dana
kerekening giro nasabah, bila terdapat penarikan cek dan atau biliyet giro yang jumlahnya
melebihi saldo rekening giro. Bank akan membebankan bunga overdraft.

Pembukaan Rekening Giro


Pembukaan rekening giro dapat dilakukan oleh nasabah dengan mengisi formulir
pembukaan rekening yang telah disediakan oleh bank. Calon nasabah simpanan giro bisa
membuka rekening giro apabila memenuhi syarat dan ketentuan. Syarat yang harus dimiliki
calon nasabah yaitu sekurang-kurangnya sebagai berikut:

1. Calon nasabah tidak tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI).
2. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).
3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank.
4. Jumlah minimal setoran dan minimal saldo pengendapan.

Setelah persyaratan terpenuhi, maka nasabah dapat membuka simpanan giro kemudian
melakukan setoran pertama yang jumlah setoran minimalnnya tergantung pada masing-
masing bank.

Contoh: Pada tanggal 16 april 2016 PT. Yudistira membuka rekening giro di Bank Bima
Surabaya dengan setoran pertama sebesar Rp 5.000.000 secara tunai. Pada saat yang sama
PT. Yudistira membeli 25 lembar buku cek dan 25 lembar buku biliyet giro dengan harga
masing-masing Rp 100.000 pembelian buku cek dan biliyet giro didebit dari saldo rekening
giro PT. Yudistira. Dari transaksi diatas maka yang dibuat adalah:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit

16 Kas 5.000.000
Giro-PT Yudistira 5.000.000

(mencatat setoran awal rekening


giro)

200.000

16 Giro- PT Yudistira 200.000

Pendapatan buku cek & BG

(mencatat pembelian buku cek &


BG)

Dari transaksi pembukaan rekening giro PT. yudistira dengan jumlah setoran awal sama
dengan Rp 5.000.000 dan pembelian buku cek dan BG tersebut sebesar Rp 200.000, maka
pada bulan laporan (30 April 2016) bank akan membuat laporan rekening giro atau disebut
juga laporan rekenung Koran PT. Yudistira per 30 April 2016 seperti pada contoh berikut ini:

PT Yudidistita

Laporan Rekening Giro

Per 30 April 2016

Mutasi
Tgl keterangan Saldo
Debit Kredit

16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000

Pembelian buku cek &


16 200.000 4.800.000
BG

Setoran
Setoran adalah aktifitas yang dilakukan oleh pemegang rekening giro untuk menyetorkan
sejumlah uang tunai atau warkat tagihan dengan maksud untuk menambah jumlah saldo
rekening gironya. Setoran dapat dilakukan dengan setoran secara tunai dan setoran non
tunai (kliring dan pemindah bukuan).

Setoran Tunai

1. Setoran tunai, merupakan setoran yang dilakukan dengan menyerahkan sejumlah


uang kepada bank dan atau dengan menggunakan cek yang diterbitkan oleh bank itu
sendiri. Nasabah menyetorkan uang tunai sejumlah tertentu kepada bank untuk
menambah saldo rekening gironya.
2. Setoran Non-tunai

Setoran non-tunai yaitu setoran yang tidak dilakukan secara resmi kepada bank. Setoran
non-tunai bias berasal dari trasaksi antara lain:
 Pemindahbukuan antar rekening dalam cabang bank yang sama

Pemilik rekening giro menerima setoran dari pemindahan dana dari rekening lain pada
cabang bank yang sama. Rekening lain tersebut bias bersal dari rekening giro atau rekening
tabungan. Dengan adanya setoran dari rekening lain, maka setoran tersebut akan menambah
saldo rekening giro nasabah.

 Pemindahbukuan dari bank yang sama tetapi berasal dari cabang lain.

Pemegang rekening giro mendapatkan kiriman dana dari cabang lain. Kiriman dana tersebut
melibatkan dua cabang, maka pencatatan yang dilakukan yaitu terkait dengan Akun
Rekening antar kantor (RAK) masing-masing cabang. Akun rekening antar kantor dilakukan
untuk mencatat ttransaksi antar bank yang sama tapi pada kantor cabang yang berbeda.

 Penerimaan transfer/kiriman uang dari bank lain

Bank menerima transferan uang dari bank lain yang masih dalam wilayah kliring yang sama.
Kiriman uang (transfer in) ini sebagai keuntungan pemegang rekening giro. Dalam hal
adanya transfer ini yang berasal dari bank lain, oleh karena itu transaksi kirioman uang atau
transfer ini dilakukan memalalui mekanisme kliring, sehingga dilibatkan rekening giro pada
bank Indonesia.

 Setoran kliring oleh pemegang rekening giro

Nasabah menyetorkan cek atau bilyet giro yang diterbitkan oleh bank lain. Setiap transaksi
yang melibatkan bank lain baik dalam wilayah kliring maupun diluar wilayah kliring, maka
pencatatannya melalui akun “giro pada bank Indonesia”. Hal ini karena setiap ada transaksi
dengan bank lain, maka terdapat perubahan saldo rekening bank di bank Indonesia.
Perubahan tersebut berpengaruh pada perubahan saldo pada akun giro pada bank
Indonesia. Tagihan warkat antar bank hanya dapat dilakukan melalui lembaga kliring atau
bank Indonesia.

Penarikan
Penarikan merupakan transaksi penarikan atau pengambilan atas beban rekening giro. Dari
transaksi penarikan, maka saldo rekening giro nasabah akan berkurang. Penarikan dibagi
menjadi dua, yaitu penarikan tunai dan penarikan non-tunai.

 Penarikan Tunai

Penarikan tunai rekening giro dapat dilakukan dengan menggunakan cek. Artinya, penarikan
dana secara tunai karena cek juga berfungsi sebagai alat pembayaran. Dalam hal pemegang
rekening giro ingin mencairkan dananya, maka dia dapat menggunakan cek dan
menyerahkan cek tersebut kepada bank penerbit, yaitu bank yang menerbitkan cek.
Penarikan cek yang dilakukan di bank penerbit adalah house cheque. Dalam hal cek ditarik
melalui bank yang menrbitkan cek, maka bank harus membayarnya selama dananya
tersedia, dan bank dapat menolak pencairan cek tersebut dalam hal saldo dananya lebih
rendah disbanding jumlah penarikan sesuai jumlah nominal yang tertera dalam cek. Dalam
penarikan rekening giro secara tunai dengan menggunakan cek, maka transaksi ini akan
berpengaruh apda penurunan kas yang ada di bank.
 Penarikan non-tunai

Penarikan non-tunai yaitu penarikan yang dilakukan dengan menyerahkan bilyet giro, bukti
transfer, dan penarika kliring. Penarikan non-tunai tidak berpengaruh pada pengurangan kas
dibank, akan tetapi hanya akan mempengaruhi penurunan saldo pemilik rekening giro.

 Penarikan Kliring

Penarikan kliring terjadi dalam hal penarikan cek dan atau bilyet giro dilakukan di bank lain,
bukan bank penerbit cek atau bank tertarik. Pada nasabah menarik cek dan atau BG tidak
kepada bank penerbit, tetapi melalui bank lain, maka penagihannya dilakukan melalui
lembaga klirimg (Bank Indonesia). Penarikan cek atau BG yang dilakukan melalui bank lain
akan berpengaruh pada akun Giro pada Bank Indonesia.

 Pemindah bukuan

Penarikan nontunai dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan atau transfer ke bank
lain. Pemindahanbukuan merupakan transaksi nontunai yang dilakukan oleh nasabah untuk
keuntungan nasabah lain yang mempunyai rekening di bank yang sama. Pemindahbukuan
dari Rek. Giro ke Rek. Tabungan pada bank yang sama. Pemindahan dana ini merupakan
penarikan dan dana dari rekening giro dengan menggunakan cek atau Bilyet Giro, kemudian
dipindahkan (dikreditkan) ke rekening tabungan. Atas transaksi ini maka giro nasabah akan
berkurang dan Tabungan akan bertambah.

Perhitungan Jasa Giro


Bank memberikan imbalan berupa jasa giro untuk nasabah pemilik rekening giro.
Perhitungan jasa giro pada umumnya dihitung dengan memakai saldo harian, karena
perhitungan dengan saldo harian yaitu perhitungan jasa giro yang sangat fair bagi nasabah
maupun bagi bank. Dengan perhitungan jasa giro yang didasarkan pada saldo harian
rekening giro dalam bulan bersangkutan, sehingga bank akan menghitung jasa giro
berdasarkan saldo yang mengendap dikalikan dengan jumlah hari pengendapan saldo
setelah dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun dan dikalikan persentase jasa giro.

Perhitungan Jasa Giro dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah hari dalam satu tahun dihitung dengan 365 hari.

Sesuai dengan laporan rekening giro per 30 April 2016 pada ilustrasi sebelumnya dan jasa
giro 3% per tahun, maka jasa giro dapat dihitung dengan menggunakan dua cara seperti
pada contoh dibawah ini:

1. Perhitungan cara pertama

Jml. Hari Nominal


Jumlah % jasa Nominal
Tgl dalam jasa
hari giro saldo
setahun giro
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

16-20
5 365 3% 4.800.000 1.973
5 365 3% 19.800.000 8.137
21-25
1 365 3% 44.800.000 3.682
26-26
1 365 3% 42.300.000 3.477
27-27
3 365 3% 37.300.000 9.197
28-30

26.466
26.466
Jasa giro PT Yudistira per 30 April 2016 sebesar
5.923
Pajak = 20% X 26.466

Jasa giro bersih yang diterima PT Yudistira sebesar
21.173

Jumlah hari pengendapan (kolom dua), dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun (kolom
tiga), dikalikan dengan presentase jasa giro (kolom empat) kemudian dikalikan saldo yang
mengendap (kolom lima), hasilnya sama dengan jasa giro (kolom enam). Kolom enam
dijumlahkan mulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 30 April 2016. Penjumlahan dari
kolom enam merupakan jasa giro bulan april 2016, yaitu sebesar Rp 26.466.

Dengan asumsi pajak 20% yang ditanggung oleh pemegang rekening giro atas jasa giro yang
diperoleh, maka beban pajak atas jasa giro sebesar Rp 5.293 dan jasa giro bersih yang
diperoleh oleh pemegang rekening giro adalah sebesar Rp 21.173 (Rp 26.466 – Rp 5.293).

2. Perhitungan Cara Kedua


3. Menghitung saldo rata-rata harian.
4. Mengalikan jumlah hari pengendapan dikalikan dengan saldo pada hari pengendapan.
5. Menjumlahkan butir (b) selama bulan laporan (contoh kasus, bulan april 2015), yaitu
sebesar Rp 322.000.000.
6. Saldo rata-rata harian sama dengan butir (c) dibagi dengan butir jumlah hari dalam
bulan laporan (Rp 322.000.000/ 30 hari) sama dengan Rp 10.733.333.
7. Jasa giro dihitung dengan rumus:

Jumlah hari dalam bulan bersangkutan X 3% X rata-rata saldo harian

jumlah hari dalam satu tahun

Tgl
Jumlah hari Saldo Total
mengendap

16-20 5 X 4.800.000 = 24.000.000


5 X 19.800.000 = 99.000.000
21-25 1 X 44.800.000 = 44.800.000

26 1 X 42.300.000 = 42.300.000

27 3 X 37.300.000 = 111.900.000

28-30

Total 322.000.000
Jumlah hari dalam bulan april 2015
30
Saldo harian Rp 322.000.000/ 30
10.733.333

Jasa giro = 30/365 x 3% X 10.733.333 =


26.466

Pajak 20% X 24.666 =


5.293-

Jasa giro bersih =


21.173

Perhitungan jasa giro dilakukan setiap akhir bulan, hal ini diperlukan untuk membebankan
biaya jasa giro untuk laporan bulanan. Pembayaran jasa giro kerekening nasabah akan
dilakukan setiap tanggal akhir bulan.

Jurnal yang dibuat oleh PT Bank Bima adalah sebagai berikut:

Tanggal 30 April 2016

Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit

Beban jasa giro


30
Giro – PT Yudistira hutang 26.466 26.466
pajak jasa giro

Jurnal beban pajak giro

Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit

Giro – PT Yudistira
30
5.293 5.293
Hutang pajak
Demikianlah artikel tentang Simpanan Giro, Pengertian Simpanan Giro, Jenis-jenis Giro,
Akuntansi Giro, Pembukaan Rekening Giro, Setoran, Penarikan, dan Perhitungan Jasa Giro
(Lengkap) dari Ayoksinau.com

Baca juga:

 Produksi Dalam Islam, Pengertian Produksi, Faktor-Faktor Produksi, Prinsip-Prinsip


Produksi Dalam Ekonomi Islam, dan Efisiensi Produksi (Lengkap)
 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia (Lengkap)
 Pengertian Pasar, Pemasaran dan Pemasar (Lengkap)
 Konsep Dasar Manajemen Pemasaran, Pengertian Manajemen Pemasaran,
Pemasaran Dalam Organisasi Dan Masyarakat, Dan Konsep Inti Pemasaran
(Lengkap)
2. Akuntansi Giro

Akuntansi Giro Pada Bank Lain

2 DefinitionGiro pada bank lain adalah saldo rekening giro bank, baik dalam rupiah maupun
dalam valuta asing di bank lain. Giro pada bank indonesia tidak termasuk dalam rekening
ini.Transaksi giro pada bank lain dalam valuta asing dicatat sebesar nilai
nominal.Transaksi giro pada bbank lain dalam valuta asing dicatat sesuai valuta asingnya
dan dikonversikan kedalam rupiah berdasarkan kurs laporan Bank Indonesia (booking
rate) pada saat terjadinya (multicurrency).Saldo rekening giro pada bank lain dalam valuta
asing dicatat sebesar saldo valuta asingnya dan dijabarkan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs laoran Bank Indonesi (booking rate).

3 Kegiatan bank yang berkaitan dengan pengelolaan giro pada bank lain adalah
penerimaan sertoran pajak, penyelesaian utang piutang, dsb.Pembukaan rekening giro di
bank lain dalam negeri pada umumnya dipergunakan untuk menyelesaikan utang piutang
berupa pajak.Penempatan giro di bank lain di bank luar negeri dimaksudkan untuk
menyelesaikan kewajiban utang piutangn dengan bank-bank di luar negeri misalnya
pembayaran impor barang, pengiriman uang ke luar negeri, dsb.

4 Prosedur Akuntansi Giro pada Bank Lain di Dalam Negeri


Begerapa kantor cabang bank pemerintah ditunjuk sebagai pengelola rekening kas
negara. Rekenung kas negara tersebut dipergunakan untuk menampung pendapatan
untuk, antara lain berupa pajak dan non pajak.

5 Misalkan Bank papua cabang nabire akan melimp[ahkan dana pajak yang telah diterima
dari masyarakat sebesar Rp ke kantor cabang Bank BRI cabang Biak. Untuk
menyelesaikan transaksi di Bank Papua Cabang Nabirfe membuka rekening giro di kantor
cabang Bank BRI Biak. Dengan pembukaan rekening rekening tsb akan memudahkan
pelimpahan pajak ke kas negara. Dalam kasus ini mempunyai giro yang mempunyai giro
pada bank lain adalah Bank papua cabang nabire, sedangkan bagi bank BRI cabang biak
akan tercatat sebagai simpanan bank lain dari transaksi tersebut masing – masing bank
akan melakukan jurnal pembukuan sebagai berikut :

7 Perdagangan luar negeri (internasional)


Pada perdagangan luar negeri, setiap terjadi transaksi perdagangan selalu melibatkan
bank dalam pembayarannya.Cara – cara pembayaran perdagangan internasional yang
lazim dipergunakan pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu :Pembayaran tanpa
letter of credit (L/C)Pembayaran dengan letter of credit (L/C)

8 Pembayaran tanpa letter of credit terdiri dari :


Advance paymentCara pembayaran yang dilakukan oleh buyer/pembeli/importir sebelum
barang dikirimkan atau dikapalkan, baik untuk seluh nilai barang (full payment) maupun
untuk sebagian nilai barang (partial payment), ini berarti buyer memberikan kredit pada
seller.2. Open AccountCara pembayaran yang dilakukan ketika barang telah diterima.3.
Collection (Inkaso)Cara pembayaran oleh buyer setelah buyer menerima tagihan dari
seller.collection dibagi menjadi tiga jenis :Documentary collectionClean/bill againts
documentCash againts document4. Consigment : mengekspor barang yang telah terjual.
Contoh Kasus

Bank Indonesia (BI) menyatakan telah memantau laporan terkait pemalsuan bilyet giro.
Kasus penyalahgunaan tersebut berkedok manipulasi bilyet giro palsu. "Modus
manipulasi bilyet giro yang seolah-olah asli dan mengubah nomor rekening dan jumlah
nominal," kata Direktur Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran BI Ery Setiawan di
Jakarta, Senin (20/3/2017). (Baca: Pemalsuan Bilyet Deposito, BTN Laporkan Sindikat
Kejahatan Perbankan) Untuk memitigasi risiko penyalahgunaan tersebut, maka BI
melakukan penyempurnaan ketentuan bilyet giro. Ketentuan tersebut kini dirangkum
dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 18/41/PBI Tanggal 21 November 2016 dan
Surat Edaran (SE) BI Nomor 18/32/DPSP Tanggal 29 November 2016. Beberapa ketentuan
baru yang dicantumkan antara lain penggunaan tanda tangan basah penarik, tanggal
penarikan, dan tanggal efektif. Selain itu, syarat formal harus diisi oleh penarik pada saat
penerbitan bilyet giro. Selain itu, pada ketentuan yang baru, jumlah koreksi maksimal tiga
kali, pada seluruh field kecuali tanda tangan. Pun batas kliring ditetapkan maksimal Rp
500 juta. "Bank juga sekarang ada SOP kalau jumlah penarikannya tinggi biasanya
dimintakan konfirmasi kepada nasabah penarik. Kalau benar, maka dilanjutkan. Kadang
ada yang tidak bisa dihubungi atau bisa dihubungi tapi lupa," jelas Ery. Ketentuan baru
mengenai bilyet giro ini berlaku sejak tanggal 1 April 2017. Bilyet giro yang diterbitkan
sebelum Peraturan Bank Indonesia (PBI) tersebut berlaku tetap dapat dibayarkan sampai
berakhirnya masa berlaku bilyet giro. Adapun bilyet giro dengan format lama masih dapat
digunakan paling lambat 31 Desember 2017.
3. Akuntansi Tabungan

Definisi Tabungan adalah simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak bisa
ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu.
Syarat-syarat tertentu misalnya harus ditarik secara tunai, penarikan hanya dalam kelipatan
nominal tertentu, jumlah penarikan tidak boleh melebihi saldo minimal tertentu.

Pada awalnya, tabungan jaman dulu di Indonesia hanya tiga jenis yaitu:

1. Tabanas
2. Taska
3. Tabungan ONH (ongkos naik haji)
Namun dalam perkembangannya setelah tahun 1989 Bank Indonesia memberikan
kebebasan kepada bank-bank komersial untuk menciptakan produk tabungan.

Oleh karena itu jenis-jenis produk tabungan jaman now sangat banyak, contoh tabungan
BRI Simpedes, Tahapan BCA, Taplus BNI, Tabungan Emas, Tabungan Mapan CIMB Niaga,
Tabungan Citibank, Tabungan Mandiri dari Bank Mandiri.

02. Akuntansi Tabungan – Pencatatan Jurnal Transaksi Setoran

Pengertian akuntansi tabungan adalah fungsi akuntansi perbankan untuk mendukung


aktivitas tabungan bank, seperti mencatat setoran dan penarikan tabungan, perhitungan
bunga, dan pencatatan biaya tabungan.

Bagaimana cara mencatat jurnal transaksi setoran tabungan bank?

Begini cara mudahnya…

Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan selanjutnya
disajikan sebesar nilai kewajiban.

Nilai kewajiban adalah saldo ditambah bunga yang diperhitungkan dikurangi pajak. Setiap
bunga yang diperhitungkan dikreditkan ke rekening tabungan.

Untuk setor tabungan, seorang penabung bisa menggunakan uang tunai, warkat, transfer
masuk yang disetujui bank.

Setoran menggunakan warkat atau surat berharga lain bisa dikreditkan ke tabungan jika
warkat itu sudah efektif, artinya bisa diuangkan saat itu.
Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi setoran tabungan bank berikut:

Tanggal 01 Mei 2019 Mas Jono membuka tabungan pada Bank Artha Bening Surabaya
dengan setoran berupa:

 Uang tunai RP 1.000.000,


 Wesel yang telah jatuh tempo dan telah diendos oleh Bank Milenial Cabang Banyuwangi
sebesar Rp 5.000.000,
 Cek Bank ABC Surabaya Rp 10.000.000
Inkaso dan kliring terhadap warkat tersebut dinyatakan berhasil pada tanggal 01 Mei 2019.
Biaya inkaso Rp 50.000, biaya meterai untuk surat kuasa Rp 10.000.
Maka Pencatatan jurnal transaksi tabungan pada tanggal 01 Mei 2019 adalah sebagai
berikut:

Terima warkat inkaso :


Dr. RAR Warkat Inkaso Diterima Rp 5.000.000

Inkaso berhasil:

Cr. RAR Warkat Inkaso diterima Rp 5.000.000

Pencatatan jurnal transaksi ke tabungan:

Dr. RAK Cabang Banyuwangi Rp 5.000.000


Dr. Giro BI Rp 10.000.000
Dr. Kas Rp 1.000.000
Cr. Pendapatan Inkaso Rp 50.000
Cr. Bea Meterai Rp 10.000
Cr. Tabungan Bank Artha Bening – Mas Jono Rp 15.940.000

Penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung membuka
tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang yang lain.

Bila ini yang terjadi maka akan dicatat pada rekening antar kantor (RAK).

Sebagai contoh, Mas Jono setor tunai untuk tabungan pada tanggal 5 Mei 2019 sebesar Rp
10.000.000 dari Cabang Bandung, maka pencatatan jurnal transaksi setoran tabungan ini
adalah sebagai berikut:

Di Cabang Surabaya:

Dr. RAK Cabang Bandung Rp 10.000.000


Cr. Tabungan Bank Artha Bening Rp 10.000.000

Di Cabang Bandung:

Dr. Kas Rp 10.000.000


Cr. RAK Cabang Surabaya Rp 10.000.000
03. Akuntansi Tabungan – Pencatatan Jurnal Transaksi Penarikan

Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai disetiap counter-counter cabang
bank yang bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu berupa kartu ATM.

Penarikan di cabang lain, umumnya dibatasi maksimum plafond penarikannya, sedangkan


di cabang tempat membuka tabungan penarikan diijinkan sampai tabungan bersaldo
minimal.

Kartu ATM adalah kartu tunai (cash card) yang hanya bisa digunakan untuk penarikan tunai
di setiap tempat yang tersedia Automatic Teller Machine (ATM – Anjungan Tunai Mandiri).

Penarikan tabungan di cabang lain akan dicatat pada Rekening Antar Kantor (RAK).

Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi penarikan tabungan di cabang lain berikut
ini:

 Tanggal 10/5/2019: Mas Jono mencairkan tabungan di cabang Surabaya Rp 10.000.000


 Tanggal 25/5/2019: Mas Jono mencairkan tabungan di cabang Jakarta sebesar Rp
15.000.000
Pencatatan transaksi ini dapat ditunjukkan baik di cabang Surabaya maupun di cabang
Jakarta sebagai berikut:

Di Cabang Surabaya:

Tanggal 10/5/2019:

Dr. Tabungan Bank Artha Bening Rp 10.000.000


Cr. Kas Rp 10.000.000

Tanggal 25/5/2019:

Dr. Tabungan Bank Artha Bening Rp 15.000.000


Cr. RAK Cabang Rp 15.000.000

Di Cabang Jakarta:

Tanggal 25/5/2019:

Dr. RAK Cabang Surabaya Rp 15.000.000


Cr. Kas Rp 15.000.000

Daftar mutasi tabungan Bank Artha Bening Mas Jono:


Contoh: mutasi tabungan nasabah bank

04. Perhitungan dan Pencatatan Bunga Tabungan

Bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan langsung dikreditkan ke rekening
tabunga. Dengan demikian bunga tabungan akan menambah saldo tabungan.

Perhitungan bunga tabungan bisa bisa dilakukan secara harian atau bulanan dengan
mendasarkan pada:

 Suku bunga berubah-ubah


 Suku bunga tetap, dan
 Suku bunga terendah
Begini pejelasan dan contoh masing-masing cara tersebut:

A. Bunga diperhitungkan dengan dasar lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga
berubah-ubah.

Bila pendekatan in yang digunakan, lamanya waktu mengendap dihitung sejak perubahan
sampai terjadi perubahan bunga.

Perhatikan contoh perhitungan dan pencatatan bunga tabungan bank berikut :

Perhitunga waktu tanggal 5/5/2019 sampai 10/5/2019, maka lamanya dana mengendap
adalah 10-4 = 6 hari.

Di sini hari pada tanggal 5/5/2019 diperhitungkan , sedangkan tanggal 10/5/2019 tidak
diperhitungkan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan kasus perhitungan bunga seperti di bawah ini. Suku bunga
tabungan selama Mei 2019 adalah sebagai berikut:
Contoh perhitungan suku bunga

Bila di minta untuk menentukan bunga yang diperoleh Mas Jono pada bulan Mei 2019, maka
perhitungan bunganya adalah:

Contoh perhitungan tingkat bunga tabungan

Keterangan:

= 4/360 X 15.940.000 X 12% = 21.253.33 yang lain sama cara untuk menghitungnya.

Pencatatan jurnal transaksi bunga dan PPh dapat ditunjukkan di bawah ini:

#1: Pencatatan jurnal transaksi bunga:

Dr. Biaya Bunga Rp 156.979,43


Cr. Tabungan Rp 156.979,43

#2: Pencatatan jurnal transaksi pajak 15%:

Dr. Tabungan Rp 23.546,92


Cr. Hutang PPh Rp 23.546,92

#3: Pencatatan jurnal transaksi bila PPh disetor ke Kas

Dr. Hutang PPh Rp 23.546,92


Cr. Giro Kantor Kas Negara Rp 23.546,92
B. Perhitungan bunga berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga
tetap

Dengan menggunakan contoh sebelumnya dan tingkat suku bunga tetap 12%, maka dapat
ditentukan bunga sebagai berikut:

Contoh perhitungan suku bunga tabungan bank

C. Perhitungan Bunga tabungan berdasarkan saldo terendah

Cara menghitung bunga tabungan didasarkan pada saldo terendah dalam bulan yang
bersangkutan dengan bunga berjenjang.

Perhatikan contoh perhitungan bunga tabungan berikut ini:

Contoh
tingkat suku bunga tabungan

Keterangan:

Perhitungan bunganya adalah sebagai berikut:

= (31/360) X 940.000 X 12% = Rp 9.713,33

05. Akuntansi Tabungan – Pencatatan Jurnal Transaksi Hadiah


Bank sering menyelenggarakan tabungan berhadiah. Hadiah yang diberikan ini dalam
pandangan akuntansi dicatat sebagai biaya.

Biaya ini umumnya diperhitungkan proporsional dengan kemampuan suatu bank dalam
menghimpun dana melalui tabungan.

Kemampuan itu tercermin dari posisi saldo tabungan di neraca. Dengan demikian semakin
besar suatu bank menghimpun dana tabungan, maka relatif besar kemampuan untuk
memberikan hadiah.

Total biaya hadiah ditentukan sekian persen dari total dana tabungan yang dihimpun dari
seluruh cabang termasuk kantor pusat ditambah sumbangan untuk sosial memlalui
pemerintah dan pajak undian.

Pajak undian adalah pajak yang ditanggung bank. Bila pajak ditanggung pemenang, maka
pajak tidak diperhitungkan bank.

Nilai hadiah undian sebelum sumbangan sosial berkisar antara 0,1% hingga 0,5% dari
posisi saldo tabungan bank yang bersangkutan.

Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi hadiah berikut ini:

Bank Bahana berkantor pusat di Jakarta mempunyai cabang di Banyuwangi, Pekalongan,


Banyumas, dan Banjarnegara.

Pada tahun 2019 akan mengadakan undian berhadiah untuk Tabungan Bahana Plus Undian
akan dilaksanakan setiap akhir semester (dua kali dalam satu tahun)

Diketahui posisi saldo tabungan bank Bahana Plus per 31 Desember 2018 sebesar Rp
1.578.000.000. Nilai hadiah sebelum sumbangan ditentukan 0,045% dar posisi saldo
tabungan tersebut.

Sumbangan sosial melalui pemerintah 10% dari nilai hadiah, pajak undian 25% ditanggung
bank.

Perhitungan hadiah adalah sebagai berikut:

Nilai hadiah sebelum sumbangan sosial:

= Rp 1.578.000.000
= Rp 7.101.000

Sumbangan sosial:

= 10% X Rp 7.101.000
= Rp 710.100
Pajak undian:

= 25% X Rp 7.101.000
= Rp 1.775.250

Nilai biaya hadaih adalah:

= Rp 7.101.000 + Rp 710.000 + Rp 1.775.250


= Rp 9.586.350

Dengan demikian biaya yang harus dilimpahkan ke cabang adalah secara proporsional
sebagai berikut:

Contoh akuntansi transaksi tabungan bank

Pencatatan jurnal biaya promosi berupa hadiah adalah sebagai berikut:

#1: Di kantor pusat:

Dr. Biaya promosi dibayar di Muka Rp 3.037.500


Dr. RAK Cabang Banyuwangi Rp 1.215.000
Dr. RAK Cabang Pekalongan Rp 1.518.750
Dr. RAK Cabang Banyumas Rp 1.822.500
Dr. RAK Cabang Banjarnegara Rp 1.992.600
Cr. Kas Rp 9.586.350

#2: Cabang Banyuwangi

Dr. Biaya promosi di Muka Rp 1.215.000


Cr. RAK Cabang Banyuwangi Rp 1.215.000

#3: Cabang Pekalongan

Dr. Biaya promosi di Muka Rp 1.518.750


Cr. RAK Cabang Pekalongan Rp 1.518.750
#4: Cabang Banyumas

Dr. Biaya promosi di Muka Rp 1.822.500


Cr. RAK Cabang Banyumas Rp 1.822.500

#5: Cabang Banjarnegara

Dr. Biaya promosi di Muka Rp 1.992.600


Cr. RAK Cabang Banjarnegara Rp 1.992.600

Biaya promosi yang dibayar di muka tersebut di-amortisasi setiap bulan selama enam bulan
(satu semester).

Dan pencatatan jurnal umum biaya dibayar di muka adalah sebagai berikut:
#1: Kantor Pusat:

Dr. Biaya Promosi Rp 506.250


Cr. Biaya Promosi di Muka Rp 506.250

#2: Cabang Banyuwangi

Dr. Biaya Promosi Rp 202.500


Cr. Biaya Promosi di Muka Rp 202.500

#3: Cabang Pekalongan

Dr. Biaya Promosi Rp 253.125


Cr. Biaya Promosi di Muka Rp 253.125

#4: Cabang Banyumas

Dr. Biaya Promosi Rp 303.750


Cr. Biaya Promosi di Muka Rp 303.750

#5: Cabang Banjarnegara

Dr. Biaya Promosi Rp 332.100


Cr. Biaya Promosi di Muka Rp 332.100

Bila dalam undian terdapat penabung yang memenangkan hadiah, maka cabang akan men-
DEBIT RAK Kantor Pusat dan meng-kredit rekening tabungan nasabah yang
bersangkutan.

Pencatatan seperti ini dilakukan karena pada saat pembagian hadiah, asumsinya dana
promosi telah di pool di kantor pusat sebagaimana ditunjukkan ditunjukkan dalam jurnal
di atas.
Sehingga pada saat pembagian ke nasabah, kantor cabang meminta ke kantor pusat.

Contoh:

Indra, nasabah Tabungan Bahan Plus Cabang Banyuwangi memperoleh hadiah utama
senilai Rp 5.000.000.

Pencatatan jurnal hadiah ini pada saat pelimpahan ke rekening nasabah adalah sebagai
berikut:

#1: Pencatatan jurnal transaksi di Cabang Banyuwangi:

Dr. RAK Kantor Pusat Rp 5.000.000


Cr. Tabungan sdr. Indra Rp 5.000.000

#2: Pencatatan jurnal transaksi di Kantor Pusat

Dr. Biaya Promosi Rp 5.000.000


4. Penarikan Tabungan

Untuk sakarang ini pasti banyak sekali orang yang menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk ditabung. Khususnya bagi individu atau orang yang berpenghasilan tinggi tentunya
akan menyisihkan uangnya untuk tabungan, karena tidak mungkin semua pendapatannya
dibelanjakan sekaligus. Terdapat beberapa jenis tabungan yang diantaranya seperti
Tabanas “Tabungan Pembangunan Nasional”, Taskah, ONH dan lain-lian. Dan pada
kesempatan kali ini kami akan memberikan penjelasan mengenai tabungan, kalau begitu
simak berikut ini.

Pengertian Tabungan
Tabungan merupakan suatu simpanan yang berupa uang dari pihak ke tiga “perorangan”
atau suatu badan usaha pada Bank, yang dimana penarikan uangnya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan media tertentu, tapi tidak dapat menggunakan biyet
giro, cek ataupun alat-alat lainnya yang sama.

Tabungan dapat di definisikan juga sebagai sisa dari pendapatan yang telah digunakan
untuk berbagai macam pengeluaran atau kebutuhan konsumsi. Tabungan dengan kata
lain disebut juga dengan Saving yakni bagian dari pada pendapatan yang tidak
dikonsumsi dan disimpan untuk di gunakan di masa yang akan datang. Jika dalam lingkup
ekonomi Makro saving diartikan sebagai suatu bagian dari pendapatan nasional per-
tahunya yang tidak dibelanjakan atau dikonsumsi. Jika ingin memiliki tabungan di Bank,
tentunya terlebih dahulu kalian harus membuka rekening tabungan di Bank dan
melampirkan beberapa persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak bank, selanjutnya
akan di proses oleh pegawai bank.

Cara Menambah Saldo Tabungan Di Bank


Untuk menambah saldo yang ada pada tabungan, nasabah atau pemegang tabungan harus
melakukan setoran pada tabungannya. Apa itu setoran tabungan? Setoran tabungan
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh nasabah bank dengan tujuan untuk
menambah saldo yang ada pada tabungannya. Adapun setoran yang dapat dilakukan
diantaranya yaitu:

Setoran Tunai
Merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabh bank secara langsung dengan
menyetorkan sejumlah uang tunai kepada pihak bank.

Setoran Non-Tunai
Setoran non-tunai akan dicatat jika dana atau uang tersebut telah benar-benar diterima oleh
pihak bank. Setoran ini merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabah bank ataupun
pihak tertentu dengan menyerahkan sejumlah uang tunai dengan cara sebagai berikut ini:

 Pemindah bukuan, merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pihak bank atas permintaan
nasabh untuk memindahkan dana atau uang dari satu rekening ke rekening yang lain, tapi
pemindah bukuan ini harus dilakukan pada bank yang sama.
 Transfer yang masuk, merupakan kiriman uang yang sumbernya berasal dari nasabah
bank yang sama ataupun yang berbeda, dengan maksud untuk menambah saldo rekening
nasabah dari bank yang menerima dana atau uang tersebut.
 Setoran kliring merupakan suatu setoran non-tunai yang dapat dilakukan oleh nasabah
misalnya dengan menyerahkan warkat bank “seperti cek” lain untuk keuntungan rekening
tabungan deposito ataupun giro.

Cara Penarikan Tabungan Di Bank


Nasabah dapat melakukan penarikan tabungan dengan beberapa cara yang diantaranya
sebagai berikut ini:

Penarikan Tunai
Merupakan penarikan tabungan yang dilakukan oleh nasabah secara langsung ke pihak
bank yakni dengan cara membawa buku tabungannya, kartu ATM, kartu identitas dan
bisanya harus mengisi slip penarikan. Atau bisa juga dengan melakukan penarikan uang
lewat mesin ATM, tentunya dengan menggunakan kartu ATM bank tersebut.

Penarikan Non-Tunai
Merupakan penarikan tabungan yang dapat dilakukan dengan menggunakan sarana lain
yang disediakan oleh bank selain kartu ATM dan tabungan. Salah satu contoh penarikan
non-tunai ialah transfer uang keluar atau mengirim uang. Seperti tranfer keluar yang
merupakan penarikan uang yang sumbernya berasal dari rekening nasabah yang
melakukan penarikan dan dikirimkan ke rekening nasabah lain.

Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Tabungan


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tabungan diantaranya sebagai berikut:

 Pendapatan yang diterima, jadi semakin banyak pendapatan yang diterima maka akan
semakin banyak juga pendapatan yang akan disisihkan oleh nasabah dan nantinya akan
ditabungkan.
 Hasrat untuk menabung hal ini merupakan keinginan pada masing-masing individu dalam
menyisihkan pendapatannya untuk ditabung.
 Tingkat suku bunga pada bank, jika semakin tinggi tingkat suku bunga dari simpanan
uang di bank maka akan semakin banyak individu-individu untuk menabung.
5. Bunga Tabungan beserta Perhitungannya

Sebagai pihak yang menerima sejumlah dana tabungan atau simpanan dari para
nasabahnya, maka bank juga menerapkan sejumlah bunga di dalam tabungan tersebut.
Meski berbeda-beda dan tergantung pada kebijakan masing-masing bank, namun pada
dasarnya besaran bunga ini akan ditentukan langsung oleh Bank Indonesia dan sekaligus
diawasi penerapannya di dalam setiap bank.

Secara garis besar, terdapat tiga metode perhitungan bunga yang diterapkan oleh bank
pada tabungan nasabahnya:

1. Perhitungan bunga berdasarkan saldo terendah


Dalam perhitungan ini, bunga tabungan akan didasarkan pada jumlah saldo terendah yang
terjadi pada bulan laporan, di mana jumlah saldo tersebutlah yang akan digunakan
sebagai acuan dalam perhitungan bunga.

Contoh:
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

01/04/2015 Saldo Awal 10.000.000 10.000.000

04/04/2015 Setoran Tunai 5.000.000 15.000.000

06/04/2015 Setoran Tunai 7.000.000 22.000.000

15/04/2015 Penarikan Tunai 10.000.000 12.000.000

17/04/2015 Penarikan Tunai 1.000.000 11.000.000

28/04/2015 Setoran Tunai 3.000.000 14.000.000

Bunga tabungan yang berlaku adalah 6% per tahun.

Maka perhitungan bunga = (Jumlah saldo terendah x suku bunga % x jml hari pd bulan
laporan) / Jumlah hari dalam 1 tahun

Berdasarkan tabel di atas, saldo terendah yang terdapat dalam tabungan tersebut adalah
Rp 10.000.000,-

Maka kita bisa menghitungnya dengan cara berikut:


Bunga tabungan : Rp 10.000.000,- X 6% x 30 / 365 = Rp 49.315,-

Bunga sebesar Rp 49.315,- merupakan bunga gross (belum dipotong pajak).

Maka pajak bunga tabungan tersebut: 20% x Rp 49.315 = Rp 9.863,-

Jadi bunga yang diterima oleh nasabah: Rp 49.315,- – Rp 9.863,- = Rp 39.452,-

2. Perhitungan bunga berdasarkan saldo rata-rata


Perhitungan bunga dengan menggunakan metode ini didasarkan pada rata-rata saldo
harian pada bulan berjalan, sehingga nilai rata-rata tersebut yang akan dijadikan acuan
dalam perhitungan bunga.

Contoh:
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

01/05/2015 Saldo Awal 10.000.000 10.000.000

04/05/2015 Setoran Tunai 5.000.000 15.000.000

06/05/2015 Setoran Tunai 7.000.000 22.000.000

15/05/2015 Penarikan Tunai 10.000.000 12.000.000

17/05/2015 Penarikan Tunai 1.000.000 11.000.000

28/05/2015 Setoran Tunai 3.000.000 14.000.000

Maka perhitungan bunga = (Saldo rata-rata harian x suku bunga % x jml hari pada bulan
berjalan) / Jumlah hari dalam 1 tahun

Menghitung saldo rata-rata harian:

10.000.000 x 3 hari (tgl 1-3) = 30.000.000

15.000.000 x 2 hari (tgl 4-5) = 30.000.000

22.000.000 x 9 hari (tgl 6-14) = 198.000.000

12.000.000 x 2 hari (tgl 15-16) = 24.000.000

11.000.000 x 11 hari (tgl 17-27) = 121.000.000


14.000.000 x 4 hari (tgl 28-31) = 56.000.000

Jumlah = 459.000.000

Saldo rata-rata harian : 459.000.000 / 31 = 14.806.452

Bunga : (14.806.452 x 6% x 31) / 365 = Rp 75.452,- (belum dipotong pajak).

Pajak bunga tabungan: 20% x Rp 75.452,- = Rp 15.090,-

Maka bunga tabungan yang diterima oleh nasabah: Rp 75.452,- - Rp 15.090,- = Rp 60.362,-

3. Perhitungan bunga berdasarkan saldo harian


Perhitungan bunga dengan menggunakan metode ini akan didasarkan pada besarnya saldo
harian pada bulan berjalan, sehingga dasar perhitungannya mempertimbangkan saldo
tabungan setiap harinya.

Contoh:
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
01/06/2015

Saldo Awal

10.000.000

10.000.000

04/06/2015

Setoran Tunai

5.000.000

15.000.000

06/06/2015

Setoran Tunai

7.000.000

22.000.000

15/06/2015

Penarikan Tunai

10.000.000

12.000.000
17/06/2015

Penarikan Tunai

1.000.000

11.000.000

28/06/2015

Setoran Tunai

3.000.000

14.000.000

Bunga tabungan yang berlaku adalah sebesar 6%.

Maka perhitungan bunga = (Saldo harian x suku bunga % x jml hari pd bulan berjalan) / Jml
hari dalam 1 tahun.

Bunga yang diterima:

Tanggal
Saldo
Jumlah Hari
Bunga Harian
1-3

10.000.000

10.000.000 x 6% x (3 / 365) = 4.931

4-5

15.000.000

15.000.000 x 6% x (2 / 365) = 4.931

6-14

22.000.000

22.000.000 x 6% x (9 / 365) = 32.547

15-16

12.000.000
2

12.000.000 x 6% x (2 / 365) = 3.945

17-27

11.000.000

11

11.000.000 x 6% x (11 / 365) = 19.890

28-30

14.000.000

14.000.000 x 6% x (3 / 365) = 6.905

Jumlah bunga selama bulan juni adalah sebesar: Rp 73.149 (bunga gross)

Pajak bunga tabungan: 20% x Rp 73.149 = Rp 14.629,-

Jadi bunga tabungan yang diterima oleh nasabah: Rp 73.149,- - Rp 14.629,- = Rp 58.520,-

Perhitungan Bunga Bank Bisa Berbeda Tiap Bank


Perhitungan bunga tabungan yang diterapkan oleh masing-masing bank bisa saja berbeda
antara satu bank dengan bank lainnya, di mana hal ini akan sangat tergantung pada
kebijakan yang digunakan oleh bank. Kita bisa menanyakan hal tersebut ke customer
service pada saat kita membuka rekening tabungan di sana.

Contoh Kasus Untuk Tabungan


Vega menyimpan uang di bank sebesar Rp2.000.000,00 dengan suku bunga 18% setahun
dengan bunga tunggal. Tentukan: a) besarnya bunga pada akhir bulan pertama; b) besarnya
bunga pada akhir bulan keenam; dan c) besarnya uang setelah 2 tahun.

Penyelesaian:
Diketahui:
Modal = Rp2.000.000,00;
Bunga = 18% setahun.

a) Bunga akhir bulan pertama (dalam 1 tahun ada 12 bulan maka untuk bulan pertama = 1/12
dan 18% artinya 18/100)
Bunga = (1 /12)(18/100)xRp2.000.000,00
Bunga = Rp30.000,00

b) Bunga akhir bulan keenam (dalam 1 tahun ada 12 bulan maka untuk bulan keenam = 6/12)
Bunga = (6/12) × (18/100) ×Rp2.000.000,00
Bunga =Rp180.000,00

c) Karena bunga pertahun maka untuk menghitung bunga dalam 2 tahun adalah sebagai
berikut.
Bunga n tahun = n x a% x M
Bunga 2 tahun = 2× (18/100) × Rp2.000.000,00
Bunga 2 tahun = Rp720.000,00

Jumlah uang seluruhnya tabungan mega selama 2 tahun adalah:


Total Tabungan = Modal + Bunga
Total Tabungan = Rp2.000.000,00 + Rp720.000,00
Iklan

Total Tabungan = Rp2.720.000,00


Jadi, jumlah uang setelah 2 tahun adalah Rp2.720.000,00.
DAFTAR PUSTAKA :

https://mafia.mafiaol.com/2012/11/cara-menghitung-bunga-tungal-tabungan.html

https://www.ayoksinau.com/simpanan-giro-pengertian-simpanan-giro-jenias-jenis-giro-akuntansi-
giro-pembukaan-rekening-giro-setoran-penarikan-dan-perhitungan-jasa-giro-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai