Anda di halaman 1dari 3

A.

Proses Penyusunan SAP


Komite standar yang dibentuk Menteri Keuangan sampai dengan pertengahan tahun
2004 telah menghasilkan draf SAP yang terdiri dari kerangka konseptual dan 11 pernyataan
standar, semua kerangka tersebut disusun melalui Due Process.
Proses penyusunan (Due Process) yang digunakan adalah proses yang berlaku umum
secara internasional dengan penyesuaian terhadap kondisi yang ada di Indonesia.
Penyesuaian dilakukan antara lain karena pertimbangan kebutuhan yang mendesak dan
kemampuan pengguna untuk memahami dan melaksanakan standar yang ditetapkan. Tahap –
tahap penyiapan SAP adalah sebagai berikut:
a) Identifikasi Topik untuk dikembangkan menjadi standar.
b) Konsultasi topik kepada komite pengarah
c) Pembentukan kelompok kerja (Pokja) dalam KSAP.
d) Riset terbatas oleh kelompok kerja.
e) Penulisan draf SAP oleh kelompok kerja.
f) Pembahasan draf oleh komite kerja.
g) Pengambilan keputusan draf untuk dipublikasikan.
h) Peluncuran draf publikasian SAP (exposure draft).
i) Dengar pendapat terbatas (limited hearing) dan dengar pendapat publik (public
hearings).
j) Pembahasan tanggapan dan masukan terhadap draf publikasian.
k) permintaan pertimbangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
l) pembahasan tanggapan BPK
m) Finalisasi standar.
n) pemberlakuan standar
o) sosialisai awal standar
Sebelum dan setelah dilakukan publik hearing, standar dibahas bersama dengan Tim
Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK. Setelah dilakukan pembahasan berdasarkan
masukan – masukan KSAP melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta
pertimbangan kepada BPK melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini belum diterima
oleh BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres. Sehubungan dengan hal tersebut,
melalui Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004 dibentuk Komite Standar Akuntasi
Pemerintahan. Komite ini segera bekerja untuk kembali menyempurnakan draf SAP yang
pernah diajukan kepada BPK agar pada awal tahun 2005 dapat segera ditetapkan.
Draf SAP pun diajukan kembali kepada BPK pada bulan November 2004 dan
mendapatkan pertimbangan dari BPK pada bulan Januari 2005. BPK meminta langsung
kepada Presiden RI untuk segera menetapkan Standar Akuntasi Pemerintahan dengan
Peraturan Pemerintah (PP). Proses penetapan PP SAP pun berjalan dengan Koordinasi antara
Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, dan Departemen Hukum dan HAM, serta pihak
terkait lainnya hingga penandatanganan peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan oleh Presiden tanggal 13 Juni 2005.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntasi
Pemerintahan terdiri dari:
1. PSAP 01: Penyajian Laporan Keuangan.
2. PSAP 02: Laporan Realisasi Anggaran.
3. PSAP 03: Laporan Arus Kas.
4. PSAP 04: Catatan Atas Laporan Keuangan.
5. PSAP 05: Akuntasi Persediaan.
6. PSAP 06: Akuntasi Investasi.
7. PSAP 07: Akuntansi Aset Tetap.
8. PSAP 08: Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan.
9. PSAP 09: Akuntansi Kewajiban.
10. PSAP 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan
Peristiwa Luar Biasa.
11. PSAP 11: Laporan Keuangan Konsolidasian.
Dengan adanya SAP maka laporan keuangan pemerintah pusat / daerah akan lebih
berkualitas (dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan). Dan laporan
tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini dalam rangka
meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para stakeholder antara
lain: pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif), investor, kreditor dan masyarakat
pada umumnya dalam rangka tranparansi dan akuntabilitas keuangan negara.

Penerapan SAP Berbasis Akrual

Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui


pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual,
serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan
anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.

SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi
dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku
penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan
pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

ii
i

Anda mungkin juga menyukai