Anda di halaman 1dari 6

Tugas Reviu Riset Akuntansi (Critical Review)

Sujoko Efferin, Monika S. Hartono: Management Control and Leadership


Styles in Family Business: An Indonesian Case Study

FARIZ HAKIM (F1318030)

KELAS A
Jurnal yang akan direview adalah jurnal mengenai penelitian dalam bagaimana cara
implementasi kepemimpinan dan manajemen control system (MCS) dalam konteks bisnis
keluarga di negara-negara kurang berkembang. Penilitan ini mencoba untuk memberikan
wawasan lebih lanjut tentang makna dan persepsi kepemimpinan dan praktik MCS
(Managemeng Control and Leadership Styles) dalam bisnis keluarga di negara-negara kurang
berkembang. Dengan demikian, penelitian ini meneliti konteks budaya bisnis keluarga dan
sudut pandang peserta organisasi (pemilik-pemimpin dan karyawan). Dalam studi ini, peneliti
mengemukakan 3 pertanyaan utama, yaitu :
1. Apa konteks budaya bisnis keluarga dan seberapa penting konteksnya dalam
mengembangkan kepemimpinan bisnis keluarga?
2. Bagaimana proses produksi dan reproduksi kultur ke dalam MCS?
3. MCS macam apa yang muncul sebagai konsekuensi dari proses?

Untuk Perusahaan yang diteliti di sini adalah pengembang real-estate Indonesia


berukuran sedang dengan sebutan perusahaan "DR" (nama disamarkan). Perusahaan ini
dipilih karena terdapat beberapa alasan. Pertama, banyak anggota keluarga pendiri / pemilik
berpartisipasi dalam kegiatan manajemen sehari-hari. Ini memberi budaya kekeluargaan yang
sangat kuat bagi perusahaan, yang cocok untuk tujuan penelitian . Kedua, pendiri perusahaan
masih aktif sebagai CEO-nya. Ketiga, perusahaan itu tumbuh dengan cepat. Ini
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana perkembangan
perusahaan ciri perubahan organisasinya, termasuk desain dan implementasi nya
kepemimpinan dan MCS. Terakhir, perusahaan sangat mendukung penelitian ini,
memungkinkan para peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan secara mudah.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain
untuk memahami dan menyetujui tentang apa yang perlu dilakukan dan bagaimana
melakukannya, dan proses memfasilitasi individu dan kolektif dalam upaya mencapai tujuan
bersama. Ini penting karena hal tersebut dapat mempengaruhi efektivitas organisasi.

Berdasarkan jurnal ini, penelitian berlangsung selama 13 bulan. Penelitian ini


menggunakan metode studi kasus interpretif. Antara responden dan peneliti berbagi
pandangan bahwa realitas organisasi itu dinegosiasikan dan dibangun oleh kesadaran peserta
secara kolektif. Hal tersebut dikarenakan batin dan persepsi individu sangat penting untuk
memahami kepemimpinan dan kontrol manajemen dalam pengimplementasian di perusahaan.
Untuk mendapatkan pemahaman secara terperinci tentang bagaimana kontrol manajemen
praktik dibangun dan dinegosiasikan secara sosial, peneliti mengadopsi kerangka kerja
analitis Meek tentang budaya dan kepemimpinan (1988) dan konsep budaya Jawa sebagai
pandangan etik. Kerangka kerja Meek digunakan untuk menjelaskan tentang kepemimpinan
dan pengimplementasinnya. Budaya Jawa digunnakan untuk menguji nilai-nilai budaya
semua peserta organisasi. Antara Oktober 2010 dan November 2011, peneliti melakukan
wawancara dengan 14 subjek dari tingkat yang berbeda di perusahaan, dengan total 31 jam.
Pemilihan subjek dikalukan berdasarkan pada pentingnya peran mereka dalam perusahaan,
divisi mereka (semua unit), dan status mereka (keluarga dan keluarga Tn. TD). Hasil dari
setiap wawancara digunakan untuk menentukan tema wawancara berikutnya. Wawancara
awal dengan Tn. TD mengenai latar belakang pribadinya membantu mengidentifikasi
beberapa konsep emik kunci dengan istilah asli yang menjadi masalah besar di perusahaan
dan digunakan secara konsisten oleh peserta lain dalam wawancara berikutnya. Hal ini
mengungkapkan bahwa konsensus di antara para peserta kuat, mengenai hal-hal penting
untuk fokus dalam perusahaan.

Pada jurnal ini, latar belakang Perusahaan DR adalah pengembang real estate yang
didirikan pada 2003 oleh tiga orang yaitu Tn. TD (pemegang saham tertinggi), Tn. LJ dan Tn.
PJ. Saat ini, DR memiliki 18 pemegang saham yang memiliki hubungan keluarga dengan Tn.
TD. Visi DR adalah menjadi pemimpin perusahaan properti yang mampu menyediakan
pekerjaan kepada masyarakat dan kesejahteraan pemilik generasi berikutnya. Omset
penjualan tahunannya pada 2010 adalah USD 4 juta. Kantor pusatnya berlokasi di Surabaya,
Indonesia. Proyek-proyeknya meliputi pembangunan perumahan, apartemen dan toko di Jawa
Timur dan Sumatera Selatan untuk pasar menengah dan atas. Pada akhir 2010, sudah sekitar
60 karyawan tetap ditambah pekerja kontrak. Sedangkan Tn. TD adalah seorang Cina
beragama Katolik dan berdarah Cina-Indonesia dengan pengaruh kuat nilai-nilai budaya
jawa. Dia memegang gelar sarjana di bidang arsitektur dan memiliki empat saudara.

Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan data mengenai gaya kepemimpinan Tn. TD,
Tn. TD percaya bahwa gaya kepemimpinannya adalah kunci untuk mengelola perusahaan
dan harus dilestarikan di masa depan. Gaya kepemimpinan Tn. TD terdiri dari tiga
karakteristik : model bapak , konsentris lingkaran kepercayaan dan tarik ulur.

Model Bapak

Tn. TD percaya bahwa nilai-nilai pemimpin harus konsisten dengan semangat utama
sebuah perusahaan. Tn. TD menganggap DR sebagai perpanjangan dari keluarganya.
Sebagai kepala keluarga besar ini, dia ingin memberikannya perilaku teladan sehingga
karyawannya dapat menginternalisasi nilai-nilainya. Tn. TD sering merujuk pada prinsip
guru. Baginya, seorang pemimpin memiliki tanggung jawab untuk memelihara karyawannya.
Lalu, Tn. TD sering menggunakan istilah "anak-anak saya" ketika memanggil para
karyawannya.

Lingkaran Kepercayaan Konsentris

Mr. TD sadar bahwa ia tidak dapat secara pribadi memantau setiap kegiatan di DR.
Namun, dia telah belajar bahwa ada orang yang layak mendapatkan kepercayaannya yang
dengannya dia dapat membagikan informasi penting dan bertindak sebagai tangan kanannya .
Ada lima lingkaran konsentris :

1. Lingkaran dalam terdiri dari istri Mr. TD dan putra mereka (Mr. TY).
2. Lingkaran kedua terdiri dari dua karyawan non-keluarga
3. Lingkaran ketiga terdiri dari dua anggota keluarga
4. Lingkaran keempat terdiri dari tiga manajer DR
5. Lingkaran kelima terdiri dari karyawan – karyawan lingkar dalam.

Tarik Ulur

Tarik ulur adalah ungkapan bahasa Indonesia untuk "menarik dan mendorong" yang
berarti penggunaan kata lunak dan pendekatan sulit pada waktu yang tepat. Mr. TD
menggunakan taktik yang menggabungkan kontrol ketat dan longgar membuat karyawan
merasa bahwa mereka diberdayakan meskipun mereka harus menyadari batas di mana
perilaku mereka akan dianggap dapat diterima. Gaya tarik ulur menyeimbangkan identifikasi
pribadi yang kuat terhadap Tn dan ruang untuk lain untuk mengeksekusi otoritas individu.
Intervensinya diterima oleh para peserta (baik keluarga maupun non-keluarga) sebagai cara
mengajar mereka tentang cara membuat keputusan benar.

Implikasi dan Kesimpulan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis mendapatkan
tiga pertanyaan terkait pada penelitian yang dilakukan: Apa konteks budaya dalam bisnis
keluarga dan seberapa pentingkah konteks tersebut dalam mengembangkan kepemimpinan
bisnis keluarga? Bagaimana proses memproduksi dan reproduksi kultur budaya dalam MCS?
MCS macam apa yang muncul sebagai konsekuensi dari proses? Pertanyaan-pertanyaan
tersebut diminta untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang MCS dalam
konteks bisnis keluarga. Penulis menemukan bahwa konteks budaya dan pengembangan
kepemimpinan, jelas ada hubungannya antara backgorund pribadi Tn. TD dalam karakteristik
kepemimpinannya. Meskipun TD adalah orang Indonesia Tionghoa, nilai-nilai pribadinya
berasal dari budaya Jawa. Selain itu, pendidikan keluarga dan pengalaman pribadinya telah
memperkuat beberapa aspek budaya. Berbagai literatur struktural-fungsional menyebutkan
bahwa budaya sebuah keluarga bisnis berasal dari nilai pemiliknya yang ditransfer ke anggota
organisasi dan digunakan sebagai pedoman perilaku oleh keluarga dan anggota non-keluarga
organisasi (mis.Carlock dan Ward, 2010; Dyer, Jr., 2006). Artinya, anggota organisasi
menerima budaya organisasi yang dibuat yang dipaksakan oleh pemilik. Namun, pada hasil
penelitian penulis mengungkapkan bahwa Tn. TD tidak menciptakan budaya perusahaannya
tetapi ia mengadopsi budaya masyarakat yang lebih luas (Jawa) yang telah diajarkan oleh Tn.
TD kepada karyawannya.

Kemudian, mengenai memproduksi dan reproduksi budaya dalam MCS, penulis


menemukan Tn. TD mempekerjakan tim yang dipercaya, loyal, dan cakap termasuk keluarga
dan non-keluarga untuk mengendalikan organisasi dan untuk melindungi kepentingan
keluarganya. Berbagai mekanisme reproduksi budaya di perusahaan telah diidentifikasi
termasuk penyaringan karyawan baru, sesi pelatihan, pengaturan fisik dan sosial, pembagian
kepemilikan dan keterlibatan keluarga karyawan. Mekanisme ini melibatkan orang-orang inti
dari perusahaan yang terdiri dari anggota lingkaran kepercayaan. Artinya, pemilik bisnis
keluarga tidak dapat hanya mengandalkan karismanya sendiri dalam mengendalikan
perusahaan. Kepemimpinan tertanam dalam budaya masyarakat sebuah keluarga terwujud
dalam praktik MCS. Seorang pemilik dan anggota kunci didalamnya secara kolektif
memainkan peran penting dalam memproduksi dan mereproduksi kepemimpinan dalam MCS
keluarga yang sah dalam bisnis.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bagaimana ketiga kontrol terkait erat dalam
bisnis keluarga. Kontrol budaya berdasarkan norma keluarga kolektif di antara semua
anggota organisasi adalah yang paling dominan satu dan menyederhanakan bentuk kontrol
lainnya. Kontrol proses dan hasil menjadi tambahan yang bertujuan untuk mengurangi
kemungkinan ambiguitas yang mungkin ada. Karena itu, implementasi kontrol hasil dan
proses bersifat interaktif dan lebih analog dengan mekanisme koordinasi dan pencarian
konsensus daripada kontrol diagnostik murni pada delegasi otoritas. Dengan demikian,
kesesuaian budaya di antara semua anggota menentukan diperlukan tingkat mekanisme
birokrasi. Semakin kuat kontrol budaya, semakin rendah perlu menggunakan kontrol proses
dan hasil. Semakin lemah kontrol budaya, semakin tinggi kebutuhan untuk menggunakan
kontrol proses dan hasil untuk mengisi kesenjangan budaya. Kontrol budaya berdasarkan
konsep keluarga jawa membentuk cara kontrol lain diterapkan dan ditafsirkan oleh peserta
Produk akhir adalah MCS yang dapat membuat semua anggota organisasi (keluarga dan
bukan anggota keluarga) untuk berpikir seperti keluarga besar dan memiliki rasa memiliki
yang kuat satu sama lain di bawah nilai dan prinsip yang sama. Karena itu, untuk memahami
MCS dalam keluarga bisnis, peneliti perlu memeriksa hubungan antara budaya masyarakat,
sosialisasi, nilai pemilik, nilai karyawan, pola interaksi di antara semua peserta dan
pertimbangan pragmatis pemilik dalam mengatasi dinamika lingkungan bisnis.

Berdasarkan jurnal yang saya review, kelebihan pada jurnal ini menurut saya sudah
memiliki alur yang baik, dan menjelaskan secara detail apa yang sedang di teliti, terdapat
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pembaca seperti contoh-contoh literatur
sebelumnya, info mengenai data yang diteliti secara detail, dan juga pada jurnal ini peneliti
melakukan triangulasi dimana para peneliti melakukan penggalian kebenaran informasi
tertentu dengan cara melalui beberapa metode dan sumber-sumber perolehan data.

Anda mungkin juga menyukai