Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah yang
berjudul Bisnis Internasional ini bisa selesai pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Pengantar Bisnis . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
Kelompok 5
1
Daftar Isi
2
3. Kondisi ekonomi....................................................................................................................15
4. Nilai Tukar / Kurs.................................................................................................................16
5. Risiko Politik dan Undang – Undang...................................................................................16
H. Hambatan dalam memasuki bisnis international..........................................................................17
I. Pergerakan Nilai Tukar dapat Mempengaruhi Kinerja.................................................................17
3
Bisnis Internasional
Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert (1996) menurut mereka
“Business is an organization that provides goods or services inorder to earn profit” dapat
disimpulkan bahwa aktivitas binis tersebut bertujuan menghasilkan profit(laba).1
Menurut Glos, Steade dan Lowry Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang
dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan
berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.
Dari pengertian di atas mengenai bisnis dapat dikatkan dengan pengertian bisnis
internasional yaitu suatu kegiatan bisnis yang dilakukan antara negara yang satu dengan
negara yang lain. Dalam transaksinya dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan dapat
melibatkan beberapa perusahaan atau kelompok perusahaan, bahkan sampai kepada lembaga-
lembaga pemerintah.Berikut pengertian bisnis internasional menurut para ahli :
1
Sumber: Buku Pengantar Bisnis Erlangga
4
Ball, McCullach, Frantz, Geringer, dan Minor Bisnis Internasional merupakan
suatu bisnis yang kegiatannya melampui batas negara, yang mencakup perdagangan
internasional, pariwisata, transportasi dan yang lainnya.
Seperti penjelasan diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis
internasional (International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan
dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran
Internasional atau International Marketing.
5
Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya
dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya
transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara
balance of tread.Suatu negara dapat memiliki surplus neraca perdagangan atau devisit neraca
perdagangannya.
Neraca perdagangan yang surplus keadaan dimana negara tersebut memiliki nilai
ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner
dagangnya.Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan
yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas
keluarnya ke negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan
keluar antar negara disebut neraca pembayaran balance of paymnets.
Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea
masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi dan
pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan
dapat berupa barang dan/ atau jasa.
Licencing
Sebuah bentuk hubungan kerjasama dimana pemilik hak dari sebuah kekayaan
intelektual, seperti hak merek dagang, paten, copyright, disain industri dan lain sebagainnya,
membolehkan pihak lain untuk mengggunakan salah satu dari hak yang dimilikinya dengan
pengganti uang bayaran atau biaya lisensi (dapat berupa sejumlah uang atau royalti). Pihak
lain tersebut atau licensee akan menggunakan hak kekayaan interlektual itu serta
memproduksinya untuk berbagai keperluan dan menjualnya kepada publik.
Franchising
6
Sebuah kontrak hubungan kerjasama antara pihak franchisor (pemilik bisnis) dan
pihak franchisee (investor), dimana franchisor membolehkan franchisee untuk menggunakan
merek dagang dan sistem bisnisnya, serta memberikan pelatihan dan petunjuk bisnis dan
melakukan kontrol serta pengawasan keatasnya, sebagai pengganti franchisee diminta
memberikan sejumlah bayaran untuk semua itu. Ada dua jenis bayaran yang mesti
dikeluarkan oleh franchisee; franchisee fee (biaya franchise) dan royalty fee (biaya royalti)
yang dibayar secara berkelanjutan dan terus menerus selama kontrak hubungan berjalan.
Management Contracting
Joint Venturing
Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk membuat satu perusahaan atau
bisnis. Kedua belah pihak telah setuju untuk memberikan modal mereka untuk membangun
usaha baru dan membuat satu perjanjian yang saling mengikat diantara mereka. Pihak yang
terlibat bisa berasal dari luar negeri atau dalam negeri.
7
1. Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan beserta kelemahannya itu suatu Negara haruslah
menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu:
Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling
unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah
diantara Negara-negara yang lain.
Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara
Negara-negara yang lain.
Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi
yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
Ketiga strategi berkaitan erat dengan adanya dua buah konsep keunggulan yang
dimilki oleh suatu Negara ketimbang Negara lain dalam satu bidang tertentu, yaitu :
Keunggulan absolute (absolute advantage) Suatu negara dapat dikatakan memiliki
keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan
perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini dapat dicapai kalau tidak ada negara
lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu
satunya negara penghasil yang disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya,
misalnya hasil tambang, perkebunan , kehutanan, pertanian dan sebagainya.
Keunggulan absolut dapat diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk
memproduksikan suatu komoditi yang paling murah diantara negara negara lainnya.
Keunggulan pada umumnya tidak akan dapat berlangsung lama karena kemajuan
teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang lebih efisien dan ongkos
yang lebih murah.
Keunggulan komperatif (comperative advantage) Konsep keunggulan ini merupakan
konsep yang lebih realistik dan banyak terdapat dalam bisnis internasional. Suatu
keadaan dimana suatu negara memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk
menawarkan produk tersebut dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang
tinggi dalam menawarkan suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk
yaitu :
a. Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah.
b. Mutu yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.
c. Kontinuitas penyediaan (supply) yang lebih baik.
d. Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang baik.
e. Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan
maupun transportasi.
8
Perusahaan yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis didalam negeri
seringkali mencoba untuk mengembangkan pasarnya keluar negeri.
Hal ini menimbulkan beberapa pertimbangan yang mendorong suatu perusahaan
melaksanakan ke bisnis internasional tersebut :
Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu
perusahaan.
Produk didalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan dan bahkan sudah
mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan yang diluar negeri justru
sedang berkembang (growth).
Persaingan yang terjadi didalam negeri justru lebih tajam ketimbang persaingan
terhadap produk tersebut diluar negeri.
Mengembangkan pasar baru (keluar negeri) merupakan tindakan yang lebih mudah
ketimbang mengembangkan produk baru (didalam Negeri).
Potensi pasar internasional lebih luas ketimbang pasar domestic
Tidak semua negara memiliki sumber daya alam yang dibutuhkan dan diinginkan.
Apabila suatu negara mengalami kondisi dimana lebih murah membeli dibanding
memproduksi.
Penjualan secara langsung dapat meningkatkan kondisi keuangan suatu negara.
Semakin luas suatu negara memasarkan produknya, semakin banyak pula untung
yang akan didapat oleh negara tersebut.
Suatu Negara ingin melakukan perdagangan internasional karena ingin melaksanakan
transfer teknologi, dimana transfer teknologi modern berjalan lebih cepat karena
teknik produksi yang efisien dapat dipelajari dan diterapkan dengan mudah. Cara-cara
manajemen yang lebih modernpun dapat dengan mudah diserap dan diterapkan.
Adam Smith mengemukakan pendapatnya bahwa setiap negara akan mendapatkan
manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang ketika negara tersebut punya keunggulan mutlak, serta mengimpor
barang ketika negara tersebut punya ketidakunggulan mutlak. Teori absolute advantage ini
didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain: Faktor produksi yang digunakan
hanya tenaga kerja. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. Pertukaran
dilakukan secara barter atau tanpa uang. Biaya transport ditiadakan
Teori keunggulan komparatif adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh David Ricardo.
Menurutnya, perdagangan internasional terjadi jika ada perbedaan keunggulan komparatif
antarnegara. Ia menjelaskan bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara
mampu memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak dengan biaya yang lebih sedikit
dibanding negara lainnya.
9
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola
konsumsi masyarakat. Struktur penduduk yang bervariasi membuat Perusahaan Multinasional
harus memikirkan daerah mana yang cocok untuk memasarkan produknya. Daya beli yang
bervariasi membuat perusahaan tersebut harus membuat dan memasarkan produk yang sesuai
sehingga dapat menjangkau semua golongan. Pola konsumsi masyarakat yang tinggi
mempermudah perusahaan tersebut menjual produknya dan mereka akan meningkatkan
jumlah produksinya secara bertahap, sementara pola konsumsi yang rendah akan menyulitkan
perusahaan memasarkan produknya sehingga mereka akan menurunkan jumlah produksinya
secara bertahap.
Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan
pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan
ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan
orang asing di negeri kita kemudian ada yang membeli barang-barang kemudian kita harus
mengirimkannya ke negeri asing itu.
Ekspor Aktif
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah
hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan
semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan
semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut.
Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen
atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh
karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap
pertama tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.
Penjualan Lisensi
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang
menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual
adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan
manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan
baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan
negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
Franchising
10
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu
negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan
segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses
produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya,
serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal
bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee”
sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya
berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre dan
sebagainya.
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan
memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan
pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran
bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang merupakan
orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu
sehingga dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada
bisnis internasional yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”. Tahap ini juga
disebut sebagai “Total International Business”. Bentuk inilah yang menimbulkan MNC
(Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan
asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian
memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini
memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara
penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik
tersebut.
11
produk-produk perusahaan dapat turun karena perubahan dalam selera pelanggan.Seperti
The Coca Cola company, Marlboro, Acer, Nokia, Samsung, Mc Donald,
Pizza Hut, dan perusahaan asing lainnya, berhasil memasuki pasar asing untuk
menarik sumber permintaan baru.
Memanfaatkan teknologi
Banyak perusahaan AS telah mendirikan bisnis baru di negara-negara yang sedang
berkembang, yang memiliki tingkat teknologi yang relatif rendah. Contohnya,
perusahaan AT&T dan perusahaan-perusahaan lainnya telah mendirikan sistem
telekomunikasi baru di negara-negara berkembang. Perusahaan yang lainnya
menciptakan pembangkit tenaga, sistem jalan, dll. Amazon.com dapat memanfaatkan
keunggulan teknologinya dengan melakukan ekspansi ke negara-negara asing
dimana teknologinya tidak semaju itu. Memperluas usaha ke negara-negara lain yang
perkembangan teknologinya tidak semaju negara lain merupakan motif yang sangat
baik dan memiliki poin lebih. Dan juga seperti IBM membuka pabriknya di Cina,
Samsung membuka industri elektroniknya di Indonesia, sepeda motor suzuki
membuka pabriknya di Indonesia.
1. Mengimpor
Mengimpor (importing) melibatkan pembelian produk atau jasa asing. Misalnya saja
beberapa pelanggan AS membeli mobil,baju,kamera, dan produk-produk asing lainnya dari
12
negara-negara asing. Banyak perusahaan AS mengimpor bahan baku atau perlengkapan yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Bahkan jika perusahaan ini menjual produknya
secara lokal, perusahaan-perusahaan tersebut dapat memperoleh manfaat dari bisnis
internasional.
2. Mengekspor
Mengekspor (exporting) adalah penjualan produk atau jasa kepembeli yang ada di negara
lain. Banyak perusahaan seperti DuPont,Intel, dan Zenith, menggunakan ekspor sebagai alat
untuk menjual produknya di pasar pasar luar negeri. Banyak perusahaan perusahaan yang
lebih kecil di Amerika serikat juga melakukan ekspor ke negara negara asing.
Tren dari ekspor dan impor AS. Tren dari ekspor dan impor AS meningkat lebih dari
empat kali lipat antara tahun 1980 dan tahun 2004, yang mencerminkan semakin pentingnya
perdagangan internasional.
Neraca perdagangan (balance of trade) AS, yang disajikan pada gambar di atas adalah
setara dengan tingkat ekpor AS dengan tingkat impor AS. Saldo negatif dari neraca
perdagangan disebut dengan defisit perdagangan (trade deficit) dan berarti bahwa As
mengimpor ( membeli lebih banyak produk dan jasa dari negara negara asing dibandingkan
dengan yang dijual ke negara negara asing
13
mengirim prosedur keberbagai negara. Selain itu perusahaan juga dapat menambah lini
produknya dan mengubah harga hanya dengan merevisi web tersebut. Dengan
demikian,importir dapat tetap memperoleh informasi terkini dari produk eksportir dengan
memantau situs web dari si eksportir tersebut. Perusahaan juga dapat menggunakan situs web
nya untuk menerima pesanan secara online.
Ekspansi asing di Amerika serikat. Sama seperti perusahaan AS telah melakukan ekspansi
kenegara negara asing, perusahaan perusahaan asing telah melakukan ekspansi ke Amerika
serikat. Dalam beberapa industri, seperti industri mobil, kamera dan pakaian jadi, banyak
perusahaan asing menawarkan produknya diamerika serikat. Berapa perusahaan asing telah
mendirikan anak perusahaan baru di Amerika serikat seperti Toyota (memperluas pabriknya
di Kentucky), Mitsubishi materials ( membangun pabrik silikon di Oregon) dan Honda
(memperluas pabriknya di Ohio). Banyak perusahaan asing telah menghabiskan ratusan juta
dolar untuk mengembangkan atau memperluas bisnisnya di AS. Karena perusahaan
perusahaan asing telah melakukan ekspansi ke Amerika serikat, bahkan perusahaan
perusahaan AS yang hanya menjual produk nya secara domestik akan menghadapi
persaingan asing.
4. Outsourcing
Perusahaan pada umumnya mengatur agar sebagian dari jasanya dilakukan di negara
negara asing sebagai cara untuk menggunakan tenaga kerja yang lebih murah. Misalnya saja,
suatu perusahaan perusahaan manufaktur AS dapat mengatur agar staf pendukung
teknologinya dilakukan di Bulgaria,Cina, atau negara lain yang biaya tenaga kerja nya
rendah. Beberapa perusahaan AS menggunakan outsourcing sebagai alat untuk mengurangi
bebannya.
5. Aliansi strategis
Aliansi strategis (strategic alliance) merupakan perjanjian bisnis untuk kepentingan
perusahaan perusahaan yang terlibat. Misalnya saja ada berbagai jenis aliansi strategis yang
dapat dilakukan antara perusahaan AS dan perusahaan asing. Salah satu jenisnya adalah
usaha patungan (joint venture), yang melibatkan perjanjian antara dua perusahaan mengenai
proyek tertentu. Perusahaan AS dapat menghasilkan produk dan menjualnya keperusahaan
14
non AS, yang kemudian menjual produk tersebut dinegara itu. Perusahaan non AS terlibat
karena perusahaan tersebut dan lebih mampu menjual produk itu disana.
Dalam jenis usaha patungan yang lain, dua perusahaan berpartisipasi dalam
menghasilkan suatu produk. Jenis usaha patungan ini umumnya digunakan di industri
otomotif.
Melalui beberap medil seperti TV, radio, media social, internet, dan sli sebagainya,
kita selalu dapat menyimak berita tentang bisnis internasional. Bisnis yang bersifat
internasional ditandai dengan bisnis yang dilakukan oleh beberapa Negara. Hal ini dapat
dilihat dari kegiatan bisnis yang jangkauannya melampaui batas – batas wilayah Negara.
Meleburnya batas – batas wilayah tersebut merupakan sebuah tanda bahwa kita telah masuk
ke dalam era bisnis global.
Interdependent
Saling mempengaruhi dan membutuhkan. Dalam bisnis global, setiap Negara
mempunyai peran tertentu terhadap Negara lain. Dengan adanya peran tersebut, maka setiap
Negara dapat mempengaruhi Negara lain. Kerja sama perdagangan dan bisnis yang dilakukan
setiap Negara tentunya dapat saling mempengaruhi dan tentunya dilakukan karena adanya
saling membutuhkan dari masing – masing Negara yang melakukan perdagangan tersebut.
Complex
Tantangan bisnis global yang cenderung terus meningkat. Karena bisnis yang
dilakukan telah memasuki tingkat global, maka tantangan pun tentu berbeda dengan bisnis
yang beroperasi secara domestic. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa perbedaan dalam
hal budaya dan kebutuhan yang ada di setiap Negara. Di sisi lain, perbedaan peraturan dan
politik setiap Negara pun tentunya mempengaruhi kompleksitas bisnis global.
15
G. Karakteristik Asing Mempengaruhi Bisnis Internasional
1. Budaya
Sebelum memasarkan produk kita di negara tujuan, kita harus mempelajari budaya
yang berlaku serta kondisi lingkungan yang ada di negara tersebut. Sebagai contoh negara A
akan memasarkan produk baju musim panas terbarunya, negara B merupakan negara yang
terletak di kutub. Jika negara A memasarkan produknya di negara B tentu produknya tidak
akan laku, tetapi jika negara A memasarkan produknya di negara C yang mengalami musim
panas juga maka produknya akan laku.
2. Sistem ekonomi
Suatu perusahaan harus menyadari jenis sistem ekonomi yang digunakan di negara
manapun dimana perusahaan mmpertimbangkan untuk melakukan bisnis. Sistem ekonomi
suatu negara mencerminkan tingkat kepemilikan pemerintah atas bisnis investasi pemerintah
dalam bisnis.
Meskipun pemerintah dari setiap negara memiliki kebijakan yang unik mengenai
kepemilikan dari bisnis, kebanyakan kebijakan dapat diklasifiksikan sebagai kapialisme,
komunisme, atau sosialisme.
Kapitalisme. Memungkinkan kepemilikan swasta atau bisnis. Wiraswasta memiliki
kebebasan untuk menciptakan bisnis yang mereka yakni dapat memenuhi kebutuhan
masyrakat.
Komunisme. Sistem ekonomi yang melibatkan kepemilikan publik atas bisnis. Dalam siste
komunis murni, wiraswasta dibatasi dari memanfaatkan apa yang dianggap dibutuhkan oleh
masyarakat. Dalam masyarakat yang komunis, pemerintah berfungsi sebagai pusat
perencanaan. Pemerintah memutuskan produk apa yang akan dihasilkan dan berapa
jumlahnya.
Sosialisme. Sistem ekonomi yang memiliki sebagian fitur dari kapitalisme dan sebagian fitur
dari komunisme. Misalnya, pemerintah dibeberapa negara soaialis memperbolehkan orang
untuk memiliki bisnis, tetapi pemerintah ini sangat terlibat dalam penyediaan berbagai jasa,
dan pemerintah sosialis mengenakan tarif pajak yang tinggi atas penghasilan sehingga
pemerintah tersebut memiliki dana yang cukup untuk menyediakan semua layanan tersebut.
Privatisasi. Penjualan bisnis yang dimiliki oleh pemerintah kepada investor swasta. Privatasi
memungkinkan perusahaan untuk fokus pada penyediaan produk dan jasa yang diinginkan
masyakat dan memaksa perusahaan untuk lebih efsien guna memastikan kelangsungan
hidupnya.
3. Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi yang ada di setiap negara tentunya berbeda, ada yang termasuk
dalam negara maju, berkembang, bahkan, tertinggal. Jadi dalam memasarkan produk kita
harus menetapkan harga yang sesuai dengan tingkat penghasilan masyarakat yang ada di
negara tersebut.
Untuk memprediksi permintaan akan produknya di negara asing, suatu perusahaan
harus mencoba untuk meramalkan kondisi ekonomi di negara tersebut. Kinerja keseluruhan
dari perusahaan tersebut bergantung pada pertumbuhan ekonomi dari negara asing dan pada
16
sensitivitas perusahaan terhadap kondisi negara itu. Sistem ekonomi yang berlaku di suatu
negara menunjukkan seberapa besar campur tangan pemerintahnya dalam pengambilan
keputusan di bidang ekonominya
Pertumbuhan Ekonomi. Faktor utama yang mempengaruhi keputusan banyak perusahaan
untuk melakukan ekspansi disuatu negara tertentu adalah perkiraan akan pertumbuha
ekonomi dinegara tersebut. Selain itu, negara-negara asing dapat mengalami lemahnya
perekonomian di beberapa periode, yang dapat berdampak buruk pada perusahaan yang
melayani negara-negara tersebut.
4. Nilai Tukar / Kurs
Menurut Paul R Krugman dan Maurice Kurs adalah harga sebuah mata uang dari
suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lain. Menurut Nopirin Kurs
adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan
nilai/harga antara kedua mata uang tersebut.
Apabila dua mata uang yang dipertukarkan, maka akan terjadi perbandingan nilai
antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai mata uang sering disebut “kurs”. Secara
praktis kurs adalah harga nilai uang yang harus dibayar / ditukarkan untuk memperoleh satu
unit mata uang asing. Dalam bisnis intemasional / perdagangan internasional, perubahan kurs
yang terjadi antar mata uang negara-negara yang melakukan hubungan dagang akan
mempengaruhi ekspor dan impor negara-negara tersebut. Keadaan kurs nilai tukar ini tidak
selalu tetap, akan tetapi lebih sering mengalami perubahan. Perubahan ini dapat terjadi karena
proses price mechanisme di pasar bebas atau dapat juga terjadi karena kebijakan suatu negara
terhadap mata uangnya untuk maksud dan tujuan tertentu.
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan
ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan
yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu
kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh
karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni
transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain.
Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum
memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya
pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya
melayani satu negara itu saja.
18
Dampak dari Dollar yang kuat terhadap eksportir AS
Lindung nilai terhadap pergerakan nilai tukar Tindakan yang diambil untuk
melindungi suatu perusahaan terhadap pergerakan nilai tukar g.
Bagaimana nilai tukar memengaruhi persaingan asing
19