Disusun oleh:
Kelompok 6 :
Nurul Asfiyah (G73214013)
Fatkhur Rosi (G73214017)
Ubaidillah Jalil (G03214008)
Devi Violita (G93214024)
Nuzula Abdussalam (G93214034)
Tri Wahyuni (G93214036)
Yulia Rachmah (G93214037)
Dosen Pengampu :
Isma Suwajaja, MM
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................2
BAB I..............................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................5
1.3 TUJUAN..........................................................................................5
BAB II............................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................6
2.1 TEKNIK DAN PROSEDUR KONSOLIDASI....................................6
2.2 PENGERTIAN DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI..........................................................................................6
2.3 PROSEDUR AKUNTANSI............................................................7
2.4 TEKNIK DAN PROSEDUR LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI..........................................................................................7
2.5 KONSOLIDASI SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI.............12
BAB III.........................................................................................................19
ANALISA KASUS......................................................................................19
3.1 STUDI KASUS..............................................................................19
3.2 PEMECAHAN MASALAH..........................................................20
BAB IV.........................................................................................................21
PENUTUP....................................................................................................21
4.1 KESIMPULAN..............................................................................21
4.2 SARAN..........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang
melakukan penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan
keuntungan mereka. Penggabungan ini dapat berbentuk merger yang
mengekor pada perusahaan pembeli, konsolidasi yang mendirikan
perusahaan baru, atau akuisisi saham, yaitu perusahaan yang bergabung
tapi masih melakukan operasi masing-masing.Jika perusahaan
bergabung dalam bentuk merger atau konsolidasi, maka pencatatan
akuntansinya akan lebih mudah dibandingkan dengan akuisisi
saham,yaitu hanya memindahkan semua akun aktiva bersih ke
perusahaan yang masih berdiri atau perusahaan yang didirikan,
kemudian perusahaan lainnya yang bergabung dibubarkan.
Dari apa yang telah kami perhatikan, sebenarnya hal apa saja yang
harus dilakukan saat melakukan konsolidasi dan hal apa yang harus
dilakukan ketika ada permasalahan dalam konsolidasi atau sengketa?
1.3 TUJUAN
A. Pengertian Konsolidasi
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan
(konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau
lebih, untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang baru
yang karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang
meleburkan diri dan status badan hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri berakhir
karena hukum. Sementara Pasal 1 angka PP Nomor 27 Tahun 1998, peleburan
(konsolidasi), adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan terbatas baru dan
masing-masing perseroan terbatas yang meleburkan diri menjadi bubar.1
Contoh : pembentukan Bank Mandiri yang berasal dari peleburan empat Bank
BUMN yang sedang sekarat akibat dampak krisis moneter 1997/1998, yaitu Bank BDN,
Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor, dan Bank Bapindo. Kebijakan peleburan empat
Bank BUMN tersebut diambil pemerintah guna menyelematkan bank dari risiko
kebangkrutan karena pada saat itu modal keempat Bank BUMN tersebut sudah negatif.
Menurut IAS 27, laporan keuangan konsolidasi adalah suatu laporan keuangan dari
suatu kelompok (group) perusahaan yang disajikan sebagai satu kesatuan ekonomi.
Dipandang dari segi hukum, perusahaan induk dan perusahan anak memang berdiri
sendiri. Akan tetapi, dipandang dari segi ekonomi perusahaan anak hanyalah
perpanjangan tangan dari perusahaan induk, karena kebijaksanaannya akan ditentukan
oleh perusahaan induk. Oleh karena itu, dari segi ekonomi, kedua perusahaan tersebut
sebenarnya merupakan satu kesatuan ekonomi. Agar perusahaan induk dan perusahaan
anak dapat mencerminkan satu kesatuan ekonomi, maka kedua perusahaan tersebut harus
menyusun satu laporan keuangan yang mencakup dan mencerminkan operasi perusahaan
1 http://haris-ahdb.blogspot.co.id/2015/04/7-merger-konsolidasi-dan-akuisisi.html diakses
tanggal 13 oktober 2015
induk dan perusahaan anak. Laporan keuangan seperti ini disebut laporan keuangan
konsolidasi (consolidated financial statement). Anak perusahaan adalah suatu entitas
yang dikendalikan oleh perusahaan lain. Induk perusahaan adalah suatu entitas yang
memiliki satu atau lebih anak perusahaan. Kepentingan minoritas adalah porsi dari
kepentingan terhadap modal yang tidak dimiliki oleh induk perusahaan. Penyajian
laporan keuangan konsolidasi oleh perusahaan induk bertujuan untuk memberikan
informasi kepada para pemakai laporan keuangan mengenai data keuangan dari suatu
kelompok (group) perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing
perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu
sama lain.
Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain
dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan
Induk Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company)
digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva,
Kewajiban, Ekuitas, pendapatan dan beban.Adapun prosedur penyusunan Laporan
Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci lagi, yaitu:
Penyesuaian untuk mencatat hak minoritas dalam laba dan dividen perusahaan
anak.
f. Mengeliminasi akun resiprokal, yaitu akun investasi pada perusahaan anak (di
neraca induk) dan akun ekuitas (di neraca anak) dikali dengan persentase
kepemilikan induk.
Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak = NB dari akun ekuitas
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:
Jika metode ekuitas diterapkan secara benar ,laba bersih perusahan induk adalah sama
dengan laba bersih konsolidasi,dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo
laba konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi
ini tidak selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak
secara benar,atau jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak.
Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan
metode biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini
dikarenakan akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan
mengabaikan bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada
perusahan anak. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan
perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang
lain. Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa
perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya
sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entias utama.
Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak
Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak
Perusahaan) yang diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya
laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh
jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual.
Pada metode biaya bagian dividen yang dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada
sisi debit dalam rekening “Piutang Dividen (Kas)”, dengan rekening lawan kredit
“Penghasilan Dividen”.
Misalnya PT. Raihan membeli semua saham PT. Ramadhan dengan kas sebesar
Rp600.000,- tunai. Diasumsikan, nilai wajar/harga pasar PT. Ramadhan sama dengan nilai
bukunya pada tanggal penggabungan.
Karena nilai wajar/harga pasar dan nilai bukunya sama, maka tidak ada selisih, dan tidak ada
pengakuan terhadap goodwill.
Selanjutnya transaksi pembelian saham PT. Ramadhan ini dicatat dalam jurnal seperti
berikut:
Dalam hal ini, tidak ada penambahan aset (aktiva) maupun kewajiban, melainkan dicatat
sebagai “Investasi” saja karena yang diakuisisi hanya sahamnya saja, dimana nilai saham
seharga 600.000 tersebut merupakan cerminan dari nilai net aset atau aktiva bersihnya juga.
Disini, hak pengendali diperoleh dengan membeli saham PT. Ramadhan.
Perlu diingat bahwasannya neraca konsolidasi ini dibuat oleh PT. Raihan adalah untuk
menyatukan laporan keuangan dua perusahaan yang sebelumnya terpisah. Transaksi investasi
ini merupakan transaksi antar perusahaan yang ada dalam satu grup, maka harus dieliminasi.
Sehingga perlu membuat jurnal sebagai berikut:
Dan setelah kertas kerja selesai dibuat dengan diikutsertakan eliminasi, Neraca
Konsolidasi PT. Raihan akan tampak seperti berikut:
a. Ada dua atau lebih perusahaan yang meleburkan diri untuk membentuk perusahaan
baru.
b. Perusahaan yang meleburkan diri, bubar demi hukum tanpa likuidasi.
c. Perusahaan baru hasil peleburan harus mendapatkan status badan hukum yang baru
dari menhukham.
d. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS di masing-
masing perseroan.
e. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
f. Salinan akta konsolidasi dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk
mendapatkan keputusan Menhukham mengenai pengesahan badan hukum perseroan
hasil peleburan.
g. Perseroan hasil konsolidasi memperoleh status badan hukum pada tanggal
diterbitkannya keputusan Menhukham mengenai perusahaan yang meleburkan diri
bubar demi hukum tanpa proses likuidasi.
h. Aktiva dan pasiva perusahaan yang meleburkan diri demi hukum akan beralih ke
dalam perusahaan baru hasil konsolidasi berdasarkan titel umum
Tata cara konsolidasi :
a. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi. Usulan
rencana konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.
b. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi yang
disusun bersama oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
c. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua surat
kabar harian dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan
melakukan peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
d. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS masing-
masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Akta konsolidasi
yang sudah disahkan notaris selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan
akta pendirian PT hasil peleburan.
e. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari sejak tanggal
keputusan RUPS.
f. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan
diterima. PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta
pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.
g. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan wajib
dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan berita Negara
RI.2
2 http://galihpradipto.wordpress.com/2013/04/22/apa-itu-merger-konsolidasi-akuisisi-
pemisahanan-perusahaan-mkapp/ diakses tanggal 15 Oktober 2015
3 http://clipmart.blogspot.com/2011/04/penyelesaian-sengketa-negosiasi-mediasi.html diakses
tanggal 15 oktober 2015
Dalam Bab I Ketentuan Umum UU No. 30 tahun 1999, Pasal 1 butir 10, disebutkan
bahwa ADR adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur
yang disepakati oleh para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsolidasi, atau penilaian ahli.4
4 http://id.shvoong.com/law-and-politics/1909002-mengenal-adr-alternative-dispute-
resolution/#ixzz2lGiLywJ0 diaksses tanggal 14 oktober 2015
BAB III
ANALISA KASUS
Lebih lanjut, Frans mengatakan, melalui konsolidasi tersebut, premi reasuransi ke luar
negeri dapat dikurangi sekitar 10%-15% pada 2015. “Dalam 3 tahun ke depan, kami
perkirakan terus meningkat hingga 40%-50%,” imbuhnya.Dalam jangka panjang, kerja
sama tersebut diharapkan mampu memasok hingga 85% dari kapasitas produksi industri
asuransi Indonesia.5
Menurut kelompok kami, hal tersebut sangat tepat dilakukan karena selain
bertujuan untuk reasuransi , program konsolidasi ini juga bertujuan menyambut
datangnya MEA. Jadi bisa mengajak perusahaan lain gabung serta ada kemungkinan
untuk meraup tenaga kerja baru.
5 http://finansial.bisnis.com/read/20141118/215/273851/4-perusahaan-reasuransi-lakukan-konsolidasi
diakses tanggal 14 oktober 2015
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Tata cara konsolidasi :
a. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi. Usulan
rencana konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.
b. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi yang
disusun bersama oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
c. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua surat
kabar harian dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan
melakukan peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
d. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS masing-
masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Akta konsolidasi
yang sudah disahkan notaris selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan
akta pendirian PT hasil peleburan.
e. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari sejak tanggal
keputusan RUPS.
f. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan
diterima. PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta
pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.
g. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan wajib
dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan berita Negara
RI.6
4.2 SARAN
6 http://galihpradipto.wordpress.com/2013/04/22/apa-itu-merger-konsolidasi-akuisisi-
pemisahanan-perusahaan-mkapp/ diakses tanggal 15 Oktober 2015
DAFTAR PUSTAKA
http://clipmart.blogspot.com/2011/04/penyelesaian-sengketa-negosiasi-mediasi.html
http://finansial.bisnis.com/read/20141118/215/273851/4-perusahaan-reasuransi-
lakukan-konsolidasi
http://galihpradipto.wordpress.com/2013/04/22/apa-itu-merger-konsolidasi-akuisisi-
pemisahanan-perusahaan-mkapp
http://haris-ahdb.blogspot.co.id/2015/04/7-merger-konsolidasi-dan-akuisisi.html
http://id.shvoong.com/law-and-politics/1909002-mengenal-adr-alternative-dispute-
resolution/#ixzz2lGiLywJ0