Anda di halaman 1dari 23

KONSOLIDASI

Makalah Ini Ditujukan Untuk Mata Kuliah


Aspek Hukum Dalam Bisnis

Disusun oleh:
Kelompok 6 :
Nurul Asfiyah (G73214013)
Fatkhur Rosi (G73214017)
Ubaidillah Jalil (G03214008)
Devi Violita (G93214024)
Nuzula Abdussalam (G93214034)
Tri Wahyuni (G93214036)
Yulia Rachmah (G93214037)

Dosen Pengampu :
Isma Suwajaja, MM

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Allah SWT Kami dapat


menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “konsolidasi “
dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, Kami mendapat bantuan dari berbagai
pihak maka dari itu dikesempatan ini kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada : Dosen pengampu mata kuliah aspek hukum dalam bisnis atas
bimbingan beliau dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa pula untuk kedua
Orang Tua Kami di rumah, yang telah memeberikan bantuan materil
maupun doa sehingga pembuatan makalah ini dapat berjalan lancar. Dan
semua pihak yang tidak dapat Kami sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan Kami pada khususnya. Kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu Kami menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Surabaya,15 Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2
BAB I..............................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................5
1.3 TUJUAN..........................................................................................5
BAB II............................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................6
2.1 TEKNIK DAN PROSEDUR KONSOLIDASI....................................6
2.2 PENGERTIAN DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI..........................................................................................6
2.3 PROSEDUR AKUNTANSI............................................................7
2.4 TEKNIK DAN PROSEDUR LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI..........................................................................................7
2.5   KONSOLIDASI SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI.............12
BAB III.........................................................................................................19
ANALISA KASUS......................................................................................19
3.1 STUDI KASUS..............................................................................19
3.2 PEMECAHAN MASALAH..........................................................20
BAB IV.........................................................................................................21
PENUTUP....................................................................................................21
4.1 KESIMPULAN..............................................................................21
4.2 SARAN..........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam perkembangan ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang
melakukan penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan
keuntungan mereka. Penggabungan ini dapat berbentuk merger yang
mengekor  pada perusahaan pembeli, konsolidasi yang mendirikan
perusahaan baru, atau akuisisi saham, yaitu perusahaan yang bergabung
tapi masih melakukan operasi masing-masing.Jika perusahaan
bergabung dalam bentuk merger atau konsolidasi, maka pencatatan
akuntansinya akan lebih mudah dibandingkan dengan akuisisi
saham,yaitu hanya memindahkan semua akun aktiva bersih ke
perusahaan yang masih berdiri atau perusahaan yang didirikan,
kemudian perusahaan lainnya yang bergabung dibubarkan.

Kondisi berbeda terjadi bila perusahaan-perusahaan yang bergabung


ini masih menjalankan operasinya masing-masing. Yang terjadi adalah
akan muncul akun resiprokal pada masing-masing perusahaan yang
bergabung ini.Untuk itulah dibuat laporan keuangan konsolidasi.
Walaupun disebut laporan keuangan konsolidasi, bukan berarti laporan
ini digunakan untuk penggabungan usaha bentuk konsolidasi. Dalam
praktiknya,laporan ini biasa digunakan untuk perusahaan induk dan
perusahaan anak. Lebih lengkapnya laporan konsolidasi model laporan
keuangan untuk menunjukkan pengaruh ekonomi dari penggabungan
dua atau lebih perusahaan yang didasarkan atas pemilikan dan
pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum
tidak dilakukan. Dalam penyusunan neraca gabungan untuk
kantor  pusat dan cabang saldo aktiva dan kewajiban masing-masing
cabang digabungkan dengan saldo yang sama pada kantor pusat.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari apa yang telah kami perhatikan, sebenarnya hal apa saja yang
harus dilakukan saat melakukan konsolidasi dan hal apa yang harus
dilakukan ketika ada permasalahan dalam konsolidasi atau sengketa?

1.3 TUJUAN

a) Agar kita dapat memahami beberapa hal yang


mengakibatkan perubahan hak pemilikan beserta
pengaruhnya terhadap neraca konsolidasi. Kemudian kita
juga dapat mengetahui Hal yang Menyebabkan Perubahan
Hak   pemilikan.
b) Kita juga dapat memahami  perlakuan akuntansi untuk
pembelian saham perusahaan anak yang dilakukan beberapa
kali.
c) Dapat Memahami perlakuan akuntansi untuk pembelian dan
penjualan saham perusahaan anak yang dimiliki perusahaan
induk.
d) Dapat mengerti perlakuan akuntansi untuk emisi saham dan
penarikan kembali saham-saham perusahaan anak yang
mempengaruhi hak pemilikan perusahaan induk.
e) Dan Terakhir kita dapat mengerti tentang perlakuan
akuntansi transaksi lainnya yang mempengaruhi perubahan
hak pemilikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEKNIK DAN PROSEDUR KONSOLIDASI

A. Pengertian Konsolidasi
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan
(konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau
lebih, untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang baru
yang karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang
meleburkan diri dan status badan hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri berakhir
karena hukum. Sementara Pasal 1 angka PP Nomor 27 Tahun 1998, peleburan
(konsolidasi), adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan terbatas baru dan
masing-masing perseroan terbatas yang meleburkan diri menjadi bubar.1
Contoh : pembentukan Bank Mandiri yang berasal dari peleburan empat Bank
BUMN yang sedang sekarat akibat dampak krisis moneter 1997/1998, yaitu Bank BDN,
Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor, dan Bank Bapindo. Kebijakan peleburan empat
Bank BUMN tersebut diambil pemerintah guna menyelematkan bank dari risiko
kebangkrutan karena pada saat itu modal keempat Bank BUMN tersebut sudah negatif.

2.2 PENGERTIAN DAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Menurut IAS 27, laporan keuangan konsolidasi adalah suatu laporan keuangan dari
suatu kelompok (group) perusahaan yang disajikan sebagai satu kesatuan ekonomi.
Dipandang dari segi hukum, perusahaan induk dan perusahan anak memang berdiri
sendiri. Akan tetapi, dipandang dari segi ekonomi perusahaan anak hanyalah
perpanjangan tangan dari perusahaan induk, karena kebijaksanaannya akan ditentukan
oleh perusahaan induk. Oleh karena itu, dari segi ekonomi, kedua perusahaan tersebut
sebenarnya merupakan satu kesatuan ekonomi. Agar perusahaan induk dan perusahaan
anak dapat mencerminkan satu kesatuan ekonomi, maka kedua perusahaan tersebut harus
menyusun satu laporan keuangan yang mencakup dan mencerminkan operasi perusahaan

1 http://haris-ahdb.blogspot.co.id/2015/04/7-merger-konsolidasi-dan-akuisisi.html diakses
tanggal 13 oktober 2015
induk dan perusahaan anak. Laporan keuangan seperti ini disebut laporan keuangan
konsolidasi (consolidated financial statement). Anak perusahaan adalah suatu entitas
yang dikendalikan oleh perusahaan lain. Induk perusahaan adalah suatu entitas yang
memiliki satu atau lebih anak perusahaan. Kepentingan minoritas adalah porsi dari
kepentingan terhadap modal yang tidak dimiliki oleh induk perusahaan. Penyajian
laporan keuangan konsolidasi oleh perusahaan induk bertujuan untuk memberikan
informasi kepada para pemakai laporan keuangan mengenai data keuangan dari suatu
kelompok (group) perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi meskipun masing-masing
perusahaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu
sama lain.

2.3 PROSEDUR AKUNTANSI

Grup harus menggunakan uniform accounting policies for reporting transaction,


without exception (IAS 27).  Hak minoritas harus disajikan secara terpisah dari ekuitas
induk dan harus disajikan dalam kelompok ekuitas. Hak minoritas atas laba (rugi) dari
group juga disajikan secara terpisah. Seluruh transaksi antargroup harus dieliminasi
dalam laporan neraca dan laba rugi. Laporan keuangan induk dan anak seharusnya
disusun berdasarkan tanggal yang sama. Jika tanggal pelaporan berbeda, anak
perusahaan seharusnya mempersiapkan laporan tambahan untuk tujuan konsolidasi
hingga sama dengan tangal pelaporan induk.

2.4 TEKNIK DAN PROSEDUR LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain
dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan
Induk Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company)
digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva,
Kewajiban, Ekuitas, pendapatan dan beban.Adapun prosedur penyusunan Laporan
Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci lagi, yaitu:

a. Mempersiapkan kertas kerja penyusunan laporan keuangan konsolidasi


b. Memasukkan laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan laba ditahan
dan neraca masing-masing perusahaan induk dan anak pada kolomnya masing-
masing.
c. Jika ada kesalahan-kesalahan pada laporan keuangan induk atau anak (seperti
koreksi terhadap pencatatan investasi dengan metode biaya dikonversi ke metode
ekuitas) perlu dibuatkan jurnal penyesuaian (diposting ke buku besar perusahaan
induk atau anak).
d. Memasukkan jurnal eliminasi dalam kertas kerja.
e. Mengeliminasi laba atau rugi antar perusahaan (laba atau rugi anak yang telah
diakui dalam laporan laba-rugi perusahaan induk). Mengeliminasi dividen anak
perusahaan yang telah dicatat pada saat perusahaan induk menerima dividen dari
anak.

Pendapatan dari perusahaan anak..................xxx

                             Dividen...............................................................    xxx

                             Investasi pada perusahaan anak.................     xxx

Penyesuaian untuk mencatat hak minoritas dalam laba dan dividen perusahaan
anak.

Beban hak minoritas....................................   xxx

                             Dividen......................................................       xxx

                             Hak minoritas.............................................      xxx

f. Mengeliminasi akun resiprokal, yaitu akun investasi pada perusahaan anak (di
neraca induk) dan akun ekuitas (di neraca anak) dikali dengan persentase
kepemilikan induk.

Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak = NB dari akun ekuitas

Modal saham.................................................  xxx

Tambahan modal (jika ada)..........................  xxx

Laba ditahan..................................................  xxx

                   Investasi pada perusahaan anak.................................   xxx

                   Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas)........  xxx


Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak > < NB dari akun ekuitas.
(catatan lihat penjelasan selanjutnya)

Modal saham.................................................  xxx

Tambahan modal (jika ada)..........................  xxx

Laba ditahan..................................................  xxx

Alokasi kelebihan .........................................  xxx 

                   Investasi pada perusahaan anak..............................   xxx

                   Hak monoritas (% kepemilikan x total ekuitas).....  xxx

g. Mengalokasikan dan mengamortisasi perbedaan nilai wajar dari akun


investasi  dengan nilai buku ekuitas (dari langkah ke 5).
h. Jika ada perbedaan itu dialokasikan ke aktiva tetap, maka perlu dibuatkan jurnal
penyusutan. Demikian pula jika ada hak paten perlu diamortisasi pertahun.
i. Mengeliminasi akun resiprokal lainnya (seperti hutang, piutang, pembelian dan
penjualan antar perusahaan.
j. Menjumlah akun-akun pada kedua laporan keuangan untuk akun-akun yang tidak
resiprokal pada kolom laporan konsolidasi.
k. Menjumlahkan akun-akun pada kedua laporan keuangan ditambah dan dikurangi
akun-akundalam kolom jurnal eliminasi.

Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:

a.         Metode Ekuitas (Equity Method)

b.         Metode Ekuitas Tidak Lengkap

c.         Metode Harga Perolehan (Cost Method)

1) Konsolidasi dengan Metode Ekuitas (Equity Method)


Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk
Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga
jika aktiva bersih Anak Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara
otomatis akan menyebabkan perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan.data.
Pencatatan investasi saham pada Anak Perusahaan dengan metode ekuitas,
didasarkan pada suatu anggapan investasi pada Anak Perusahaan sejajar dan sama
dengan investasi pada perusahaan-perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya
metode ekuitas juga didasarkan atas suatu fakta bahwa  Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan merupakan bagian-bagian dari satu kesatuan usaha, seperti halnya
hubungan antara Kantor Pusat dan Cabang-Cabangnya. Oleh sebab itu perubahan-
perubahan yang terjadi didalam hak-hak pemegang saham pada Anak Perusahaan
harus diakui dan dicatat oleh Induk Perusahaan, untuk dapat mengikuti dan
melaporkan posisi keuangan dan perkembangan usahanya secara lengkap.

Nilai investasi Induk Perusahaan terhadap Perusahaan akan meningkat jika


Anak Perusahaan memperoleh laba bersih dan akan menurun atau berkurangnya
nilainya, jika Anak Perusahaan menderita kerugian.

Meskipun Laporan Keuangan Konsolidasi hasil penerapan metode ekuitas ini


nantinya akan sama dengan penerapan metode biaya, namun lembar kerja
konsolidasi beserta jurnal untuk penyesuaian dan eliminasi akan berbeda. Harus
memperhatikan pengaruh perubahan modal anak Perusahaan terhadap hak pemilikan
Induk Perusahaan. Beberapa perkiraan (account) yang perlu diperhatikan antara lain:

a) Perkiraan “Investasi Saham dalam Anak Perusahaan


Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya Laba Rugi
atau pembagian Dividen.
b) Perkiraan “Kas
Akan berubah jumlahnya apabila Induk Perusahaan melaporkan adanya Laba Rugi
atau pembagian Dividen.
c) Perkiraan “Piutang Dividen Anak Perusahaan”
Timbul karena perusahaan mengumumkan Dividen namun belum dibayar.Perkiraan
ini harus dihapuskan apabila telah dibayar tunai (kas).
d) Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Induk Perusahaan”
Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya Laba atau
Rugi. Selain itu akan berubah juga karena adanya Laba atau Rugi milik Induk
Perusahaan sendiri.
e) Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Anak Perusahaan”
Akan berubah jumlahnya apabila ada Laba Rugi atau pembagian Dividen pada Anak
Perusahaan sendiri.
Perkiraan-perkiraan diatas, dalam Kertas Kerja (Worksheet) penyusunan
Laporan Keuangan Konsolidasi harus sudah menunjukkan Saldo Akhir pada
Laporan Keuangan Konsolidasi, artinya sudah diperhitungkan perubahan jumlahnya.
2) Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap

Jika metode ekuitas diterapkan secara benar ,laba bersih perusahan induk adalah sama
dengan laba bersih konsolidasi,dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo
laba konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi
ini tidak selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak
secara benar,atau jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak.

Contohnya, perusahaan induk dalam menerapkan akuntansi metode ekuias mungkin


mengamortisasikan perbedaan antara investasi dan nilai buku yang diperoleh pada buku
terpisah perusahaan induk, atau mungkin tidak mengeliminasi laba atau rugi antar-
perusahaan.Kelalaian-kelalaian seperti itu menyebabkan tidak lengkapnya penerapan
akuntansi metode ekuitas. Kesalahan-kesalahan lain dalam penerapan metode ekuitas
menyebabkan salah saji yang seruppa dalam laba dan saldo laba perusahaan induk.

Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan 
metode biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini
dikarenakan akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan
mengabaikan bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada
perusahan anak. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan
perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang
lain. Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa
perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya
sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entias utama.

3) Konsolidasi dengan Metode Biaya (Cost Method)

Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak
Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak
Perusahaan) yang diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya
laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh
jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual.

Pada metode biaya bagian dividen yang dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada
sisi debit dalam rekening “Piutang Dividen (Kas)”, dengan rekening lawan kredit
“Penghasilan Dividen”.

a. Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, tidak mengalami perubahan


jumlahnya. Perubahan modal Anak Perusahaan akibat adanya Laba, Rugi atau
pembagian Dividen tidak mempengaruhi Perkiraan “Investasi Saham pada Anak
Perusahaan, atau Induk Perusahaan tidak menyesuaikan Investasinya.
b. Laba atau rugi dari Anak Perusahaan baru diakui oleh Induk Perusahaan sebesar
Prosentase (%) kepemilikannya pada saat disusun Neraca Konsolidasi melalui
perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) untuk Induk Perusahaan”. Perkiraan
ini hanya tampak pada Worksheet penyusunan neraca Konsolidasi.
c. Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan-perkiraan Modal Saham, Agio Saham
dan Retained Earning Anak Perusahaan hanya didasarkan pada jumlah awal/Saldo
Awal tahun atau Saldo Awal pada saat kepemilikan.
d. Metode Biaya berdasarkan pada asumsi bahwa investasi Induk terhadap Anak
Perusahaan merupakan bagian dari Aktiva.
e. Nilai Investasi harus selalu tetap, karena akan dittampakkan dalam neraca sebesar
harga perolehannya saja.
f. Perubahan nilai aktiva bersih Anak Perusahaan sebagai Konsekuensi dari kegiatan
operasionalnya tidak akan mempengaruhi besaarnya nilai investasi tersebut.

2.5   KONSOLIDASI SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

Misalnya PT. Raihan membeli semua saham PT. Ramadhan dengan kas sebesar
Rp600.000,- tunai. Diasumsikan, nilai wajar/harga pasar PT. Ramadhan sama dengan nilai
bukunya pada tanggal penggabungan.

Neraca kedua perusahaan sebelum tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:


Dari neraca diatas, dapat diketahui bahwa total saham yang diperoleh adalah 400.000 +
200.000 = 600.000.

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Karena nilai wajar/harga pasar dan nilai bukunya sama, maka tidak ada selisih, dan tidak ada
pengakuan terhadap goodwill.

Selanjutnya transaksi pembelian saham PT. Ramadhan ini dicatat dalam jurnal seperti
berikut:

(a)      Investasi di PT. Ramadhan (Db)                 600.000


Kas (Kr)                                                     600.000

           (Mencatat pembelian saham PT. Ramadhan)

Dalam hal ini, tidak ada penambahan aset (aktiva) maupun kewajiban, melainkan dicatat
sebagai “Investasi” saja karena yang diakuisisi hanya sahamnya saja, dimana nilai saham
seharga 600.000 tersebut merupakan cerminan dari nilai net aset atau aktiva bersihnya juga.
Disini, hak pengendali diperoleh dengan membeli saham PT. Ramadhan.

Berikut ini adalah neraca kedua perusahaan setelah akuisisi:

Perlu diingat bahwasannya neraca konsolidasi ini dibuat oleh PT. Raihan adalah untuk
menyatukan laporan keuangan dua perusahaan yang sebelumnya terpisah. Transaksi investasi
ini merupakan transaksi antar perusahaan yang ada dalam satu grup, maka harus dieliminasi.
Sehingga perlu membuat jurnal sebagai berikut:

(a)      Saham – PT. Ramadhan (Db)                          400.000

Laba di Tahan (Db)                                         200.000

Investasi di PT. Ramadhan (Kr)                            600.000

          (mencatat eliminasi di PT. Ramadhan)


Kemudian dibuat kerja kertas kerja konsolidasi:

Dan setelah kertas kerja selesai dibuat dengan diikutsertakan eliminasi, Neraca
Konsolidasi PT. Raihan akan tampak seperti berikut:

Ciri-Ciri Konsolidasi Perusahaan

a. Ada dua atau lebih perusahaan yang meleburkan diri untuk membentuk perusahaan
baru.
b. Perusahaan yang meleburkan diri, bubar demi hukum tanpa likuidasi.
c. Perusahaan baru hasil peleburan harus mendapatkan status badan hukum yang baru
dari menhukham.
d. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS di masing-
masing perseroan.
e. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.
f. Salinan akta konsolidasi dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk
mendapatkan keputusan Menhukham mengenai pengesahan badan hukum perseroan
hasil peleburan.
g. Perseroan hasil konsolidasi memperoleh status badan hukum pada tanggal
diterbitkannya keputusan Menhukham mengenai perusahaan yang meleburkan diri
bubar demi hukum tanpa proses likuidasi.
h. Aktiva dan pasiva perusahaan yang meleburkan diri demi hukum akan beralih ke
dalam perusahaan baru hasil konsolidasi berdasarkan titel umum

Tata cara konsolidasi :

a. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi. Usulan
rencana konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.
b. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi yang
disusun bersama oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
c. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua surat
kabar harian dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan
melakukan peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
d. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS masing-
masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Akta konsolidasi
yang sudah disahkan notaris selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan
akta pendirian PT hasil peleburan.
e. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari sejak tanggal
keputusan RUPS.
f. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan
diterima. PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta
pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.
g. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan wajib
dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan berita Negara
RI.2

C.    Penyelesaian Sengketa Dalam Konsilidasi

Langkah-langkah penyelesaian sengketa sebagai berikut:

1. Penyelesaian diajukan dulu pada mediasi


2. Bila mediasi gagal, bisa dicoba mencari penyelesaian melalui minirial.
3. apabila upaya ini gagal, disepakati untuk mencari penyelesaian melalui kosolidasi,
4. bila konsiliasi tidak berhasil, baru diajukan ke arbitrase.
Memang, setiap kegagalan pada satu sistem, penyelesaian sengketa dapat langsung
diajukan perkaranya ke pengadilan (ordinary court). Misalnya, mediasi gagal. Para
pihak langsung mencari penyelesaian melalui proses berperkara di pengadilan. Akan
tetapi pada saat sekarang jarang hal itu ditempuh. Mereka lebih suka mencari
penyelesaian melalui sistem alternatif, daripada langsung mengajukan ke pengadilan.

Biasanya lembaga konsolidasi merupakan salah satu bagian kegiatan lembaga


arbitrase, arbitrase institusional, bertindak juga sebagai conciliation yang bertindak sebagai
conciliator adalah panel yang terdaftar pada Arbitrase Institusional yang bersangkutan:

1. Sengketa yang diselesaikan oleh lembaga konsolidasi pada umumnya meliputi


sengketa bisnis,
2. Hasil penyelesaian yang diambil berbentuk resolution, bukan putusan atau award
(verdict),
3. Oleh karena itu, hasil penyelesaian yang berbentuk resolusi tidak dapat diminta
eksekusi ke pengadilan,
4. Dengan demikian, walaupun resolusi memeng itu bersifat binding (mengikat) kepada
para pihak, apabila salah satu pihak tidak menaati dengan sukarela tidak dapat diminta
eksekusi ke pengadilan. Dalam hal yang seperti itu penyelesaian selanjutnya harus
mengajukan gugatan ke pengadilan.3

2 http://galihpradipto.wordpress.com/2013/04/22/apa-itu-merger-konsolidasi-akuisisi-
pemisahanan-perusahaan-mkapp/ diakses tanggal 15 Oktober 2015
3 http://clipmart.blogspot.com/2011/04/penyelesaian-sengketa-negosiasi-mediasi.html diakses
tanggal 15 oktober 2015
Dalam Bab I Ketentuan Umum UU No. 30 tahun 1999, Pasal 1 butir 10, disebutkan
bahwa ADR adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur
yang disepakati oleh para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsolidasi, atau penilaian ahli.4

4 http://id.shvoong.com/law-and-politics/1909002-mengenal-adr-alternative-dispute-
resolution/#ixzz2lGiLywJ0 diaksses tanggal 14 oktober 2015
BAB III

ANALISA KASUS

3.1 STUDI KASUS

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak empat perusahaan reasuransi yang tergabung


dalam Indonesian Professional Reinsurer (IPR) sepakat melakukan konsolidasi kapasitas
atau joint-capacity (JC) dalam menjalankan transaksi reasuransi di Indonesia.

Keempat perusahaan yang melakukan konsolidasi yaitu PT Reasuransi Internasional


Indonesia (Reindo), PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nas Re), PT Tugu Reasuransi
Indonesia (Tugu Re), dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein).  

Frans Y. Sahusilawane, Direktur Utama PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re)


mengatakan, setelah dikonsolidasikan, kapasitas IPR mampu menampung
60% treaty. “Jadi sebenarnya kapasitas kita cukup besar,” ungkapnya, Selasa (18/11).

Frans menjelaskan, ada tiga hal yang melatarbelakangi dilakukannya JC


ini. Pertama, praktik impor jasa reasuransi yang berlebihan. Pada 2013 saja, total premi
reasuransi yang ditempatkan di luar negeri senilai Rp19,95 triliun.Kedua, dia
berpendapat bahwa kapasitas reasuransi di Indonesia belum
dioptimalkan. Ketiga,dibutuhkannya kerja sama yang lebih erat dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun depan.Menurut Frans, JC ini merupakan
sebuah pilot project yang dapat dikembangkan menjadi JC secara nasional dengan
melibatkan pelaku industri asuransi lainnya. “Kalau ini berhasil, kita bisa mengajak
perusahaan asuransi untuk ikut joint capacity,” katanya.

Perusahaan reasuransi raksasa yang sekarang masih dalam proses merger juga


dikabarkan akan bergabung dalam konsolidasi ini. Frans mengaharapkan, Indonesia Re
dapat mulai beroperasi pada awal 2015 dan segera ikut memperkuat konsolidasi
kapasitsa IPR.

Lebih lanjut, Frans mengatakan, melalui konsolidasi tersebut, premi reasuransi ke luar
negeri dapat dikurangi sekitar 10%-15% pada 2015. “Dalam 3 tahun ke depan, kami
perkirakan terus meningkat hingga 40%-50%,” imbuhnya.Dalam jangka panjang, kerja
sama tersebut diharapkan mampu memasok hingga 85% dari kapasitas produksi industri
asuransi Indonesia.5

3.2 PEMECAHAN MASALAH

Menurut kelompok kami, hal tersebut sangat tepat dilakukan karena selain
bertujuan untuk reasuransi , program konsolidasi ini juga bertujuan menyambut
datangnya MEA. Jadi bisa mengajak perusahaan lain gabung serta ada kemungkinan
untuk meraup tenaga kerja baru.

5 http://finansial.bisnis.com/read/20141118/215/273851/4-perusahaan-reasuransi-lakukan-konsolidasi
diakses tanggal 14 oktober 2015
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan


(konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas
atau lebih, untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang
baru yang karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang
meleburkan diri dan status badan hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri
berakhir karena hukum.

Tata cara konsolidasi :

a. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi. Usulan
rencana konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.
b. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi yang
disusun bersama oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
c. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua surat
kabar harian dan diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan
melakukan peleburan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
d. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS masing-
masing. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Akta konsolidasi
yang sudah disahkan notaris selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan
akta pendirian PT hasil peleburan.
e. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian PT hasil peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari sejak tanggal
keputusan RUPS.
f. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan
diterima. PT yang meleburkan diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta
pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.
g. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan wajib
dimasukkan dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan berita Negara
RI.6

Langkah-langkah penyelesaian sengketa sebagai berikut:

1. Penyelesaian diajukan dulu pada mediasi


2. Bila mediasi gagal, bisa dicoba mencari penyelesaian melalui minirial.
3. apabila upaya ini gagal, disepakati untuk mencari penyelesaian melalui kosolidasi,
4. bila konsiliasi tidak berhasil, baru diajukan ke arbitrase.
Memang, setiap kegagalan pada satu sistem, penyelesaian sengketa dapat langsung
diajukan perkaranya ke pengadilan (ordinary court). Misalnya, mediasi gagal. Para
pihak langsung mencari penyelesaian melalui proses berperkara di pengadilan. Akan
tetapi pada saat sekarang jarang hal itu ditempuh. Mereka lebih suka mencari
penyelesaian melalui sistem alternatif, daripada langsung mengajukan ke pengadilan.

4.2 SARAN

Seharusnya para perusahaan yang melakukan sistem konsolidasi harus


memenuhi syarat dan proses melakukan konsolidasi dengan baik dan benar, dan saat
terjadi kebuntuan dalam hal sengketa, seharusnya perusahaan yang bersengketa tetap
pada jalurnya atau ssesuai hukum yang telah ditetapkan diawal.

6 http://galihpradipto.wordpress.com/2013/04/22/apa-itu-merger-konsolidasi-akuisisi-
pemisahanan-perusahaan-mkapp/ diakses tanggal 15 Oktober 2015
DAFTAR PUSTAKA

http://clipmart.blogspot.com/2011/04/penyelesaian-sengketa-negosiasi-mediasi.html
http://finansial.bisnis.com/read/20141118/215/273851/4-perusahaan-reasuransi-
lakukan-konsolidasi

http://galihpradipto.wordpress.com/2013/04/22/apa-itu-merger-konsolidasi-akuisisi-
pemisahanan-perusahaan-mkapp

http://haris-ahdb.blogspot.co.id/2015/04/7-merger-konsolidasi-dan-akuisisi.html

http://id.shvoong.com/law-and-politics/1909002-mengenal-adr-alternative-dispute-
resolution/#ixzz2lGiLywJ0

Anda mungkin juga menyukai