Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA NEGARA

“LEASING”

Dosen Pengampu: Dr. Siti Nurjanah, M.Si

Disusun Oleh:

1. Fahmi Aulia Syahputra (1703519061)


2. Hamidah Cahyaningtyas (1703519011)
3. Jasmine Vella Z. A (1703519019)
4. Kirana Widya Utari (1703519047)
5. Nisa Humairoh (1703519005)

PRODI D3 ADMNISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini, dalam rangka menyelesaikan tugas mata kulia Bank dan
Lembaga Keuangan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bank
dan Lembaga Keuangan dosen yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikannya. Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalh ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 18 Maret 2020

Penyusun
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG............................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LEASING.................................................... 2
B. PENGARUH LEASING ..................................................... 3
C. MACAM-MACAM LEASING ............................................ 4
D. KEUNTUNGAN LEASING ............................................... 5
E. KERUGIAN LEASING ...................................................... 7
F. ATIKEL DAN ANALISIS .................................................. 8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN ......................................................................... 11
B. SARAN...................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada dasar setiap perusahaan yang berdiri memerlukan bantuan dari
pihak lain. Seperti saat ingin mendirikan sebuah perusahaan, perusahaan tentu
membutuhkan modal sebagai pembiayaan dalam mendirikan perusahaan itu. Jika
biaya yang ada tidak memungkinkan untuk memodali perusahaan sendiri, seorang
pengusaha akan menyewa peralatan atau memuat perjanjian dalam jangka waktu
tententu untuk menjalankan perusahaannya.

Agar seorang pengusaha tidak terlalu merasa terbebani dengan biaya dan
anggaran yang sangat besar, seorang pengusaha akan melakukan perjanjian dalam
waktu yang telah disepakati yang disebut juga dengan leasing. Jadi leasing adalah
suatu perjanjian antara pemilik leasing (lessor) dan nasabah (lesse), Pihak lessor
yang menyediakan barang yang akan di gunakan oleh lesse sebagai modal.
Kemudian imbalan untuk lessor berupa bayaran sewa oleh lesse dalam waktu
tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan leasing?


2. Bagaimana pengaruh leasing terhadap berjalannya suatu perusahaan?
3. Apa saja macam-macam leasing?
4. Apakah keuntungan leasing terhadap perusahaan?
5. Apakah kerugian leasing terhadap perusahaan?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui arti dan maksud dari leasing.
2. Mengetahui pengaruh leasing terhadap perusahaan yang berjalan.
3. Mengetahui macam-macam dari leasing.
4. Mengetahui dampak positif dan negatif dari adanya leasing.
1

BAB II

PEMBAHASAN

A. LEASING
Sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan leasing.
Leasing berasal dari bahasa inggris, yaitu lease yang berarti menyewakan.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991, sewa guna
usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun
sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan
oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala. Finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha di mana lesse pada
akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha. [ CITATION Kar17 \l
1057 ]

Maka leasing dapat diartikan sebagai perusahaan yang melakukan


aktivitas pembiayaan dalam bentuk peminjaman modal dan sudah melakukan
perjanjian/kesepakatan terlebih dahulu. Jadi bagi perusahaan yang modalnya
kurang atau menengah, dengan melakukan perjanjian leasing akan membantu
untuk menjalankan perusahaannya. Perusahaan dapat memperoleh barang-
barang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat.
Setelah leasing selesai, perusahaan dapat membeli barang modal atau
mengembalikannya pada akhir jangka waktu perjanjian leasing.
Sewa guna usaha (leasing) sebagai salah satu sistem pembiayaan
mempunyai peranan dalam peningkatan pembangunan perekonomian nasional.
Usaha leasing dapat membantu badanbadan dan pengusaha-pengusaha di
Indonesia, terutama pengusaha industri kecil.[ CITATION Suk18 \l 1057 ]
2
         Dalam perjanjian leasing, terdapat 3 pihak yang akan terlibat,
yaitu : Lessor (Perusahaan Leasing), Lessee (Nasabah), Supplier , dan bisa juga
Perusahaan Asuransi. Lessor merupakan perusahaan leasing yang membiayai
keinginan para nasabahnya untuk memperoleh barang-barang
modal. Lessee merupakan perusahaan atau perorangan yang memperoleh barang
modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan leasing. Supplier adalah pihak
penyedia barang dan termasuk juga pihak penyedia jasa asuransi yang
digunakan. Sedangkan Perusahaan Asuransi merupakan perusahaan yang akan
menanggung risiko terhadap perjanjian antara lessor dan lessee dengan
dikenakannya biaya asuransi kepada lessee.

B. PENGARUH LEASING TERHADAP BERJALANNYA SUATU


PERUSAHAAN

1. Ongkos lebih rendah


Dengan adanya leasing keuntungan yang paling jelas adalah ongkos yang
rendah, pihak lessor dapat menawarkan pembiayaan dengan ongkos rendah
melalui leasing dengan menahan keuntungan tertentu yang berasal dari pajak
dan menyalurkan sebagian besar simpanan pajak yang ditimbulkan oleh
keuntungan-keuntungan semacam itu kepada pihak lessee dalam bentuk
pembayaran sewa yang lebih ringan yang juga secara tidak langsung terjadi
efisiensi biaya pada perusahaan.

2. Biaya perawatan
Efisiensi biaya yang diperoleh dari transaksi leasing. Dalam perjanjian
leasing biasanya biaya instalasi, asuransi dan perawatan menjadi tanggungan
pihak lessor. Dengan kebijakan dalam perjanjian tersebut otomatis biaya
perusahaan menjadi efisien dan laba yang dihasilkan akan lebih besar. Lessee
memiliki hak untuk meminta tambahan atau menukar barang yang di lease jika
barang tersebut mengalai kerusakan atau memerlukan perbaikan atau pergantian

3
komponen tertentu dengan cara menukar dengan barang sejenis atau
yang lebih canggih hal ini tentunya dapat mengurangi beban biaya operasional
dari perusahaan.

3. Pembiayaan 100%
Leasing biasanya memberikan pembiayaan 100% (yang meliputi biaya
pajak, dan ongkos pemasangan). Sehingga pihak lessee tidak mengeluarkan
biaya sedikit pun atau jika perusahaan membeli dengan alternatif kredit biasanya
memerlukan suatu pembayaran uang muka (down payment). Dengan hal
tersebut terjadi efisiensi biaya pada perusahaan dengan tidak keluarnya biaya
untuk pembayaran di muka atau biaya pajak, ongkos pemasangan dan biaya lain-
lain.Kerugian leasing terhadap perusahaan

C. MACAM-MACAM LEASING
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis leasing, tetapi secara mendasar,
leasing dapat dikelompokkan dalam 2 katagori:
1). Direct lease, yaitu lessee mengidentifikasi barang (asset) yang
sebelumnya telah dilakukan negosiasi harga, dan menghubungi perusahaan
leasing (lessor) untuk membelinya dari pabrik (jika baru) dan dari pemilik
sebelumnya (jika sudah dipakai) untuk disewakan kepada lessee.
2). Sale-and-lease back (biasa juga disebut dengan purchase leaseback),
yaitu lessee menjual barang yang sebelumnya dimiliki kepada perusahaan
leasing dengan harga pasar atau nilai buku (yang mana lebih rendah) dan
kemudian menyewakannya kembali.

Berdasarkan jenisnya, leasing dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis


utama , yaitu:
1). Finance leasing (full payout lease). Secara umum lessee tidak dapat
memiliki barang (asset) yang sebelumnya disewa. Meskipun demikian, lessee
biasanya mempunyai pilihan untuk melanjutkan penyewaan dan membayar sewa
4
dengan nilai minimal (seringkali disebut sebagai “peppercorn rental”).
Pada akhir waktu penyewaan, barang akan dijual kepada pihak ketiga dan lessee
menerima share dari penjualan (jika penyewaan tidak dilanjutkan).

2). Operating lease. Biasanya jangka waktu lebih pendek dibandingkan


finance leasing (selalu lebih pendek dibandingkan umur ekonomis dari
barang/asset). Operating lease tidak berbeda dengan sewa biasa. Lessor
mengharapkan untuk menjual barang/asset di pasar second-hand atau
menyewakannya kembali, sehingga lessor tidak membutuhkan untuk menutupi
nilai total asset dari pembayaran sewa. Tidak berbeda dengan finance leasing,
lessee tidak dapat memiliki asset. Berbeda dengan finance lease, lessee tidak
memiliki share dari penjualan barang kepada pihak ketiga.
3). Contract hire. Sebagai bentuk dari operating lease (biasanya
digunakan untuk mobil atau kendaraan lain), dimana lessee memperoleh jasa
tambahan seperti pemeliharaan, manajemen, atau memperoleh penggantian jika
asset dalam perbaikan.

D. KEUNTUNGAN LEASING

1. Penghematan modal
Dengan adanya sistem pembiayaan melalui leasing, maka lessee bisa
didapatkan dana untuk membeli peralatan atau mesin-mesin untuk proses
produksinya hingga sebesar 100% dari harga barang tersebut. Dengan
demikian lessee bisa memanfaatkan modal yang sudah ada untuk keperluan
lain misalnya membiayai proyek-proyek lainnya sebagai cadangan untuk
pembiayaan musiman dan lain-lain.
2. Sangat flexible
Bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama bagi kelebihan leasing
dibandingkan dengan kredit dari bank.

5
3. Sebagai sumber dana
Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan-perusahaan
industry maupun perusahaan komersil lainnya Mekanisme untuk
memperoleh dana yaitu dengan melalui sale and lease back atas aset yang
sudah dimiliki oleh lessee.

4. On atau off balance sheet


Tanpa adanya maksud-maksud melakukan window dressing, leasing sesuai
dengan kebutuhannya bisa dibukukan dengan menggunakan on atau off
balance sheet.
5. Menguntungkan cash flow
Fleksibilitas dari penentuan besarnya rental sangat menguntungkan cash
flow. Untuk suatu investasi di mana pendapatan penjualan diperoleh secara
musiman atau juga di mana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa-masa
akhir investasi maka besarnya rental juga bisa disesuaikan dengan
kemampuan cash flow yang ada.
6. Menahan pengaruh inflasi
Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya rental yang sama. Dengan
demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Atau bisa dikatakan
bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata uang
kemarin. Sarana kredit jangka menengah dan jangka panjang Terutama
sekali di Indonesia
7. Dokumentasinya sangat sederhana Leasing biasanya menggunakan
Dokumentasi yang sudah standar. Adalah lebih simple bagi lessee untuk
melakukan transaksi leasing yang 4 berikutnya dengan mengikuti
dokumentasi yang sudah ada dibandingkan dengan merundingkan pinjaman
baru dari bank.
8. Berbagai biaya yang ada bisa dikelompokkan dalam satu paket
Sebagai akibat dari pembelian suatu barang akan menimbulkan biayabiaya
antara lain berupa biaya pengiriman, biaya pemasangan, konsultan fee, biaya
6
down payment dan termasuk juga biaya premi asuransi. Semua biaya-biaya
tersebut bisa digabung menjadi satu dengan harga barang untuk kemudian
diamortisasikan sepanjang masa leasing.

E. KERUGIAN LEASING
Disamping keuntungan pengguna leasing, sebenarnya terdapat juga beberapa
kerugian yaitu :
a) Biaya bunga yang tinggi
Karena perusahaan leasing juga memperoleh biaya dari bank, maka pada
prinsipnya keberadaan lessor hanyalah sebagai perantara saja dalam
menyalurkan dana kepada lesse. Konsekuensi nya perhitungan bunga
ataupun kopensasi terhadap bunga dalam transaksi leasing akan relative
tinggi.
b) Biaya marginal yang tinggi
Bisa saja biaya yang sebenarnya marginal menjadi tinggi jika biaya
tersebut tidak di tekan secara hati-hati oleh lessor.
c) Kurangnya perlindungan hukum
Karena leasing termasuk bisnis yang loosely regulated tidak seperti
sektor perbankan , misalnya maka perlindungan para pihak hanya sebatas
itikad baik dari masing-masing pihak tersebut yang semuanya dapat
dituangkan dalam bentuk perjanjian leasing.
d) Proses eksekusi leasing macet yang sulit
Tidak ada prosedur yang khusus terhadap eksekusi leasing yang macet
pembayaran cicilannya. Karena itu jika ada sengketa haruslah berbicara
seperti biasa lewat pengadilan dengan prosedur biasa.
7
F. ARTIKEL TERKAIT LEASING

PELAKSANAAN PERJANJIAN LEASING DAN PERMASALAHANNYA


DI INDONESIA

 POTRET

Sewa guna usaha (leasing) sebagai salah satu sistem pembiayaan mempunyai
peranan dalam peningkatan pembangunan perekonomian nasional. Usaha leasing
dapat membantu badanbadan dan pengusaha-pengusaha di Indonesia, terutama
pengusaha industri kecil. Pembiayaan investasi melalui lease lebih memberikan
kemudahan-kemudahan dibandingkan dengan pembiayaan melalui pinjaman dari
bank. Hal ini terutama berlaku bagi usaha yang baru didirikan, yang mana belum
mempunyai asset yang dapat dijadikan sebagai collateral (jaminan) bagi pinjaman
yang akan diperoleh dari bank.
Dalam lease pengusaha tidak perlu menyediakan jaminan karena asset yang
diperoleh melalui lease sekaligus merupakan jaminan bagi perusahaan leasing.
Meskipun lembaga leasing tidak dikenal dalam KUH Perdata, tetapi dikenal dalam
prakteknya. Dalam bahasa Indonesia istilah leasing diterjemahkan dengan kata
“sewa guna usaha”.
Di Indonesia kegiatan leasing ini baru diperkenalkan pada tahun 1974. Pasal
1 angka 5 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang
Lembaga Pembiayaan, yang dimaksud sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(Operating Lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (Lessee) selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.
8
 PERMASALAHAN LEASING

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian leasing adalah


sebagai berikut :
a. Lessee terlambat dalam melakukan pembayaran angsuran baik sebagian
maupun seluruhnya dari waktu yang telah ditentukan.
b. Lessee tidak membayar denda atas keterlambatannya membayar uang
sewa.
c. Lessee tidak dapat melunasi lagi sebagian atau seluruh hutangnya atau
tidak memenuhi kewajibannya menurut ketentuan dalam perjanjian atau
memang dengan sengaja Lessee tidak membayar sewa yang telah jatuh
tempo pembayarannya.
d. Lessee melakukan tindakantindakan yang dilarang dilakukannya sesuai
perjanjian yang telah disepakati bersama, umpamanya meminjamkan,
menggadaikan, atau memindahtangankan barang lease kepada orang lain
dan sebagainya.
e. Terjadinya suatu kerusakan atau kehilangan atas barang lease.
f. Adanya keterbatasan modal usaha lessor seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah pengusaha atau masyarakat pada umumnya yang
mengajukan permohonan pembiayaan pembelian barang lease.

 SOLUSI DAN ANALISIS


Penyelesaian terhadap permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

a. Apabila Lessee terlambat dalam membayar angsuran,


Maka pertama tama pihak lessor akan memberikan teguran secara lisan dan
tertulis supaya membayar angsuran, jika teguran tersebut tidak digubris maka
lessee akan dikenakan denda dan harus membayar denda yang besarnya telah
ditentukan oleh lessor.

9
b. Apabila lessee tidak membayar denda atas keterlambatan pembayarannya,
Maka pihak lessor akan memberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis
kepada lessee, serta dengan menarik suatu deposito guna menjamin ketaatan
lessee terhadap perjanjian leasing yang akan dikembalikan lagi kepada lessee
pada masa berakhirnya perjanjian leasing dengan dikurangi jumlah-jumlah yang
harus dibayar oleh lessee.

c. Dalam hal lessee tidak dapat melunasi hutangnya baik sebagain atau seluruhnya,
Setelah diberi teguran baik lisan maupun tulisan, maka lessor berhak
mengambil/menyita dimanapun dan ditempat siapapun barang lease tersebut
berada. Mengingat lessor memiliki hak subtitusi yaitu hak untuk
mengambil/menyita dimanapun dan ditempat siapapun barang lease tersebut
berada dengan menunjukkan surat keterangan penarikan barang lease dari pihak
lessor. Lessor juga dapat menjual dengan perantara siapapun barang lease
tersebut setelah ditarik oleh lessor, maka lessor berhak penuh melaksanakan
penjualan atas barang lease tersebut.

d. Apabila lessee telah terbukti meminjamkan, menggadaikan, menjual, atau


memindahtangankan barang lease tersebut kepada orang lain, maka lessor akan
menarik kembali/menyita barang lease dari lessee.

e. Rusak atau hilangnya barang lease menjadi tanggung jawab lessee,


Lessee akan bekerja sama dengan perusahaan asuransi, sehingga yang
mengganti atas rusak atau hilangnya barang lease adalah perusahaan asuransi.

f. Untuk mengatasi keterbatasan modal usaha leasing,


Maka lessor berusaha mengadakan kerjasama dengan salah satu bank atau
instansi lain. Bahwa selama lessee belum membayar lunas seluruh harga barang
lease, maka barang lease yang tercantum dalam perjanjian yang telah diserahkan
oleh lessor kepada lessee tetap masih berstatus barang pinjaman. Lessee selaku
peminjam harus bertanggung jawab penuh terhadap barang lease.
10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam menyelenggarakan jasa pembiayaan pembelian barang-barang


modal dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis dan berupa akta otentik.
Sehingga apabila lessee tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian
maka lessor mempunyai alat bukti yang cukup kuat untuk mengenakan tindakan
terhadap lessee. Apabila lessee melakukan keterlambatan pembayaran angsuran
maka lessor berhak memberi denda yang besarnya telah ditentukan sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati. Apabila lessee sudah tidak mampu lagi
melunasi pembayaran angsuran, maka semua pembayaran (uang muka +
angsuran leasing) yang telah dilakukan lessee dianggap hangus, karena
diperhitungkan sebagai biaya sewa atas barang lease yang pernah digunakan,
selain itu lessor berhak menarik kembali atau menyita objek leasing tersebut.

B. SARAN
Dengan mengenal perusahaan leasing dengan baik diharapkan untuk
pembaca bisa terhindar dari penipuan yang berlandaskan perusahaan leasing.
Demikianlah penulisan makalah ini. Makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.segala bentuk kesalahan dalam
penulisan makalah ini mohon di maafkan.Akhir kata, semoga makalah ini
banyak memberikan manfaat untuk kita semua,dan penulis mengucapkan
limpah terima kasih untuk kita semua.

11

DAFTAR PUSTAKA

Karman, V. E. (2017, Juni 14). APA ITU SEWA GUNA USAHA (LEASING)? Dipetik
Maret 18, 2020, dari http://student-activity.binus.ac.id/: http://student-
activity.binus.ac.id/financeclub/2017/06/apa-itu-sewa-guna-usaha-leasing/

Sukmawati. (2018, Oktober 2). PELAKSANAAN PERJANJIAN LEASING DAN.


Jurnal Law and Justice, 3(2), 120-124.

Anwari, A. (1987). Leasing Indonesia. (G. Indonesia, Penyunt.)


http://eprints.ums.ac.id/57299/5/04.BAB%20I.pdf , 14.3.

DJANUWANTO, D. (2006). TANGGUNG JAWAB SUPPLIER DALAM PERJANJIAN.


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/9412/RTB%20199.pdf?
sequence=1&isAllowed=y , 116.

MAKATALLU, A. B. (2017). ANALISIS KEBIJAKAN SEWA GUNA USAHA (LEASING).


https://core.ac.uk/download/pdf/89564581.pdf , 132.
12

Anda mungkin juga menyukai