Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

LIKUIDASI PERSEKUTUAN

DI SUSUN:
NAMA KELOMPOK 3:

1. RETNO ANGGRIANI (AK.20.02.055)


2. ARIKA RATRI RIZKY (AK.20.02.006)
3. ANANDA RIZKY RAMECY (AK.20.02.002)
4. FITRIANINGSIH (AK.20.02.065)
5. ANI RAHMWATI (AK.20.02.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) YAPIS DOMPU


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Keuangan Lanjutan I berjudul
“ Akuntansi Likuidasi Persekutuan (Firma)” dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini
kami banyak mengalami kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan, pengetahuan dan wawasan serta wawasan. Namun  berkat keinginan, keyakinan
dan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya semua hambatan itu dapat diatasi. Makalah ini
berisikan tentang informasi-informasi yang berisikan tentang bagaimana bentuk firma dan
hal-hal yang terkait didalamnya. 

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak akan kami terima dengan tangan terbuka demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati segala usaha dan kerja kera kita. Amin.

.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Pengertian Likuidasi......................................................................................................
B. Prosedur Liquidasi.........................................................................................................
C. Likuidasi Yang Berlangsung Setelah Proses Relisasi
Selesai......................................
D. Penerapan Akuntansi Pada Perusahaan Likuidasi.....................................................
E. Contoh Kasus-Kasus Perusahaan Yang DiLikuidasi Di Indonesia...........................

BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan
sekutu yang menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi,
persekutuan tetap  bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga
berhenti/bubar secara  bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga
likuidasi.

Likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau perubahan
terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya dan tidak
mampu untuk membayar segala kerugian tersebut. Sehingga perusahaan tersebut dengan
terpaksa memberhentikan untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja perusahaannya
agar tidak menimbulkan risiko-risiko yang mungkin saja dapat terjadi, Risiko merupakan
aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan faktor penting
dalam dunia bisnis. Risiko merupakan kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak
menguntungkan, yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak diinginkan. Pembubaran
persekutuan dapat disebabkan oleh:

1) salah seorang sekutu menghendaki pembubaran


2) salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui untuk
melanjutkan persekutuan
3) perselisihan intern diantara sekutu
4) salah seorang sekutu dinyatakan pailit

Tujuan utama dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas
harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang tentang Kepailitan. Aturan dalam mendistribusikan
aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai prioritas:
1) jumlah yang terhutang kepada negara.
2) jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu.
3) jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.
4) jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari likuidasi?

2. Bagaimana prosedur likuidasi?

3. Bagaimana likuidasi yang berlangsung setelah proses realisasi selesai?

4. Bagaimana penerapan akuntansi pada perusahaan likuidasi?

5. Bagaimana contoh kasus perusahaan yang dilikuidasi di Indonesia?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari likuidasi.
2. Dapat mengetahui prosedur likuidasi.
3. Dapat mengetahui likuidasi yang berlangsung setelah proses realisasi selesai.
4. Dapat mengetahui penerapan akuntansi pada perusahaan likuidasi.
5. Dapat mengetahui contoh kasus perusahaan yang dilikuidasi di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Likuidasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, likuidasi adalah pembubaran perusahaan


sebagai badan hukum yang meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan
pembagian harta yang tersisa kepada para pemegang saham (persero).

Adapun Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan definisi likuidasi adalah pembubaran


perusahaan sekaligus pemberesan dengan cara melakukan penjualan harta perusahaan,
penagihan piutang, pelunasan utang, dan penyelesaian sisa harta atau utang di antara para
pemilik (liquidation).

Likuidasi juga adalah tindakan penyelesaian seluruh aset dan kewajiban sebagai
akibat pengakhiran atau pembubaran entitas akuntansi dan atau entitas pelaporan pada
kementerian negara dan lembaga. Situasi tersebut mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 272/PMk.05/2014 tentang Pelaksanaan Likuidasi
Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga.

Likuidasi bertujuan untuk membereskan harta suatu perusahaan atau badan hukum
yang dibubarkan. Jika syarat pembubaran terpenuhi, proses likuidasi akan dimulai dengan
menunjuk seorang atau lebih likuidator. Berbeda dengan kepailitan, likuidasi dilakukan
untuk membubarkan sebuah badan hukum atau perusahaan sedangkan kepailitan tidak
menyebabkan pembubaran tersebut.

Likuidasi sangat erat kaitannya dengan masalah finansial yang sedang dihadapi
perusahaan, di mana kondisi perusahaan sedang tidak stabil. Salah satu penyebabnya,
karena perusahaan tidak bisa membayar utang. Pada dasarnya, berdirinya sebuah
perusahaan pasti akan menargetkan cuan meskipun tidak dalam jangka waktu yang cepat.
Biasanya, perusahaan sudah memiliki metode perhitungan likuidasi, ada yang
menggunakan metode Break Even Point (BEP). ADVERTISEMENT Jadi, jika tidak bisa
membayarkan utangnya, perusahaan bisa meminjam dana kembali dari pihak lain untuk
menutupi utang tersebut.
Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA), undang-undang Persekutuan di
AS, pasal 31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu persekutuan
dibubarkan yang pada intinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip
oleh Arifin (1997) dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :
1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya kegiatan
usaha, seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli perusahaan besar
dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
hidup.
2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen perusahaan 
seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya yang kesemuanya tidak
memungkinkan lagi suatu persekutuan mempertahankan hidupnya.
3. Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya perselisihan antar
anggota, kesalahan dalam manajemen, ketidakserasian dalam kerja dan sejenisnya
yang kesemuanya itu dapat berakibat tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
dipertahankan hidupnya.

B. Prosedur Likuidasi
 Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu:
1) Proses realisasi
Mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash).
2) Proses likuidasi
Pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan pembayaran
kembali sisa modal kepada para anggotanya.
 Prosedur dalam likuidasi adalah sebagai berikut:
1) Rekening–rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi
bersih selama periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing–masing,
sesudah itu dikatakan persekutuan siap untuk dilikuidasi.
2) Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang tunai, apabila ada perbedaan antara
nilai buku dan nilai realisasi yang menunjukkan keuntungan atau kerugian harus
dibagi di antara anggota sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo
modal selanjutnya dipakai sebagai dasar penyelesaian.
3) Apabila dijumpai keadaan di mana salah seorang anggota mempunyai saldo debit
di dalam rekening modalnya, di lain pihak ia mempunyai piutang kepada
persekutuan, maka piutang kepada persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo
debit rekening modal yang Di samping itu pada prinsipnya apabila seorang
anggota mengalami defisit maka anggota yang lain berkewajiban untuk
menutupnya terlebih dahulu.
4) Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus
dibayarkan terlebih dahulu kepada para kreditur extern, baru sesudah itu
dibayarkan saldo–saldo modal masing–masing anggota.

C. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi berakhir


Apabila semua anggota persekutuan mengalami deficit modal, maka secara pribadi
dinyatakan mampu untuk menutup kewajiban kewajibannya , maka penyelesaian dapat
menenmpuh antara lain :
1. Anggota anggota yang mengalami deficit modalnya menyetorkan sejumlah uang
kepada perusahaan untuk menutup deficit modal tersebut, tentunya pertama – tama
harus di bayarkan kepada kreditur bayarkan kepada anggota sebesar hak mereka
masing masing.
2. Pelunasan sisa hutang kepada kreditur oleh salah satu pemilik. Pelunasan hutnag ini
boleh dilakukan oleh anggota yang mengalami defisit saldo modalnya maupun oleh
anggota yang masih mempunyai hak klaim di dalam perusahaan, tetapi tetap harus
mengutamakan hak kreditur utuk melunasisemua hutang yang dimilki oleh
persekutuan.
Apabila rugi realisasi aktiva lain lain sedemikian besarnya sehingga mengakibatkan
jumlah uang tunai tidak cukup untuk melunasi hutang trhadap kreditur, sedang anggotan
persekutuan juga tidak memiliki  kemampuan yang sama utuk memenuhi kewajiban,
maka perlu diadakan penyidikan terhadap posisi hutang dan harta, karena ini menyangkut
hak kreditur perusahaan dan hak kreditur pribadi anggota, antara lain :
1. Hak untuk para kreditur perusahaan antara lain adalah berhak sepenuhya untuk
menerima pembayarab kembali atas piutangnya, dari hasil penjualan ( realisasi ) aktiva
perusahaan sampai dengan jumlah piutang yang bersangkutan.
2. Hak untuk kreditur anggota antara lain adalah kreditur pribadi anggota berhak
sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali dari hasil penjualan harta pribadi
pemilik sampai dengan jumlah piutnag yang bersangkutan.

D. contoh kasus perusahaan yang dilikuidasi di Indonesia


 perusahaan akan dilikuidasi apabila:
1. Tidak ada prospek keuangan dan usaha.
2. Tidak mempunyai nilai tambah.
3. Tidak menarik bagi investor
4. Adanya keterbatasan akan sumber daya manusia yang berkualitas.
5. Bidang usahanya kompetitif sehingga tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap pelayanan masyarakat.
 Contoh kasus perusahaan yang dilikuidasi di Indonesia
1. PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA)
Perusahaan teh Sariwangi dinyatakan pailit setelah terlilit utang sebesar Rp
1,5 triliun kepada beberapa bank. Sariwangi dinyatakan gagal bayar ketika hendak
berinvestasi untuk peningkatan produktivitas. Pada saat itu, PT Sariwangi
Agricultural Estate Agency sudah mengeluarkan uang berjumlah fantastis untuk
mengembangkan teknologi. Sayangnya, hasil tidak sesuai ekspektasi, akibatnya
terjadi kemacetan pembayaran.
2. Nyonya Meneer
PT Nyonya Meneer, usaha jamu terbesar di Indonesia menutup pabrik area
Semarang. Kebangkrutan ini terjadi akibat Nyonya Meneer tidak mampu menaati
landasan hukum likuidasi perusahaan yaitu membayar utang kepada kreditur.
Nyonya Meneer sebelumnya juga mengalami krisis operasional dalam jangka
waktu cukup panjang. Pihak internal terus menerus diuji dengan perebutan
kekuasaan antar anggota keluarga selama puluhan tahun.
3. Seven Eleven
Anak usaha PT Modern Internasional Tbk, yaitu PT Modern Sevel
Indonesia, memantapkan langkah untuk menghentikan kegiatan usaha. Keputusan
ini berlaku mulai tahun 2017 di seluruh gerai. Padahal Seven Eleven merupakan
tempat nongkrong favorit anak muda Jakarta, namun hal ini harus terjadi akibat
beberapa faktor. Salah satunya adalah beban operasional besar meliputi sewa serta
infrastruktur.
4. Kodak
Kodak juga mengalami kebangkrutan seperti nama besar lainnya,
penyebabnya karena lambat melakukan inovasi. Meskipun menjadi penemu film
gulung serta fotografi, jika tidak berinovasi akan tetap terkena resikonya. Inovasi
menjadi sangat penting sebagai strategi bagi keberlangsungan hidup semua jenis
usaha, kecil maupun besar. Contoh kasus likuidasi perusahaan ini menjadi
pengingat bagi semua orang bahwa kerugian pasti menemukan tempatnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi
pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada
para  pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut. 
Berikut ini adalah tahap-tahap pembubaran persekutuan :
a.        Tahap Pengumuman dan Pemberitahuan Pembubaran Perseroan
b.        Tahap Pencatatan dan Pembagian Harta Kekayaan
c.        Tahap Pengajuan Keberatan Kreditor
d.       Tahap Pertanggung Jawaban Likuidator
e.        Tahap Pengumuman Hasil Likuidasi

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan  penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan
bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis
adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya
kritik dan saran dari pembaca,  penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke
depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, 2002. Pokok-pokok Akuntansi Lanjutan, Edisi Revisi, liberty, Yogyakarta.

Beams, Floyd A., Jusuf, Abadi, Amir, 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia,
Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat,
Jakarta.

Yunus,Hadori dan Harnanto.”Akuntansi Keuangan Lanjutan 1”

Anda mungkin juga menyukai