LIKUIDASI PERSEKUTUAN
DI SUSUN:
NAMA KELOMPOK 3:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Keuangan Lanjutan I berjudul
“ Akuntansi Likuidasi Persekutuan (Firma)” dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini
kami banyak mengalami kesulitan dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan, pengetahuan dan wawasan serta wawasan. Namun berkat keinginan, keyakinan
dan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya semua hambatan itu dapat diatasi. Makalah ini
berisikan tentang informasi-informasi yang berisikan tentang bagaimana bentuk firma dan
hal-hal yang terkait didalamnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak akan kami terima dengan tangan terbuka demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati segala usaha dan kerja kera kita. Amin.
.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................
A. Pengertian Likuidasi......................................................................................................
B. Prosedur Liquidasi.........................................................................................................
C. Likuidasi Yang Berlangsung Setelah Proses Relisasi
Selesai......................................
D. Penerapan Akuntansi Pada Perusahaan Likuidasi.....................................................
E. Contoh Kasus-Kasus Perusahaan Yang DiLikuidasi Di Indonesia...........................
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan
sekutu yang menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi,
persekutuan tetap bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga
berhenti/bubar secara bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga
likuidasi.
Likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau perubahan
terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya dan tidak
mampu untuk membayar segala kerugian tersebut. Sehingga perusahaan tersebut dengan
terpaksa memberhentikan untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja perusahaannya
agar tidak menimbulkan risiko-risiko yang mungkin saja dapat terjadi, Risiko merupakan
aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan faktor penting
dalam dunia bisnis. Risiko merupakan kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak
menguntungkan, yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak diinginkan. Pembubaran
persekutuan dapat disebabkan oleh:
Tujuan utama dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas
harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang tentang Kepailitan. Aturan dalam mendistribusikan
aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai prioritas:
1) jumlah yang terhutang kepada negara.
2) jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu.
3) jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.
4) jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari likuidasi.
2. Dapat mengetahui prosedur likuidasi.
3. Dapat mengetahui likuidasi yang berlangsung setelah proses realisasi selesai.
4. Dapat mengetahui penerapan akuntansi pada perusahaan likuidasi.
5. Dapat mengetahui contoh kasus perusahaan yang dilikuidasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Likuidasi
Likuidasi juga adalah tindakan penyelesaian seluruh aset dan kewajiban sebagai
akibat pengakhiran atau pembubaran entitas akuntansi dan atau entitas pelaporan pada
kementerian negara dan lembaga. Situasi tersebut mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 272/PMk.05/2014 tentang Pelaksanaan Likuidasi
Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Likuidasi bertujuan untuk membereskan harta suatu perusahaan atau badan hukum
yang dibubarkan. Jika syarat pembubaran terpenuhi, proses likuidasi akan dimulai dengan
menunjuk seorang atau lebih likuidator. Berbeda dengan kepailitan, likuidasi dilakukan
untuk membubarkan sebuah badan hukum atau perusahaan sedangkan kepailitan tidak
menyebabkan pembubaran tersebut.
Likuidasi sangat erat kaitannya dengan masalah finansial yang sedang dihadapi
perusahaan, di mana kondisi perusahaan sedang tidak stabil. Salah satu penyebabnya,
karena perusahaan tidak bisa membayar utang. Pada dasarnya, berdirinya sebuah
perusahaan pasti akan menargetkan cuan meskipun tidak dalam jangka waktu yang cepat.
Biasanya, perusahaan sudah memiliki metode perhitungan likuidasi, ada yang
menggunakan metode Break Even Point (BEP). ADVERTISEMENT Jadi, jika tidak bisa
membayarkan utangnya, perusahaan bisa meminjam dana kembali dari pihak lain untuk
menutupi utang tersebut.
Menurut The Uniform Of Partnership Act (UPA), undang-undang Persekutuan di
AS, pasal 31 menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu persekutuan
dibubarkan yang pada intinya dapat diklasifikasikan sebagai berikut (seperti yang dikutip
oleh Arifin (1997) dalam bukunya pokok-pokok akuntansi lanjutan) :
1. Sistem perkonomian masyarakat atau negara tidak mendukung adanya kegiatan
usaha, seperti adanya undang-undang pemerintah, sistem monopoli perusahaan besar
dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
hidup.
2. Ada faktor-faktor ekstern yang berada diluar jangkauan manajemen perusahaan
seperti bencana alam, kecelakaan, kebakaran dan sejenisnya yang kesemuanya tidak
memungkinkan lagi suatu persekutuan mempertahankan hidupnya.
3. Adanya faktor-faktor intern di dalam persekutuan, seperti adanya perselisihan antar
anggota, kesalahan dalam manajemen, ketidakserasian dalam kerja dan sejenisnya
yang kesemuanya itu dapat berakibat tidak memungkinkan lagi suatu persekutuan
dipertahankan hidupnya.
B. Prosedur Likuidasi
Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu:
1) Proses realisasi
Mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash).
2) Proses likuidasi
Pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan pembayaran
kembali sisa modal kepada para anggotanya.
Prosedur dalam likuidasi adalah sebagai berikut:
1) Rekening–rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi
bersih selama periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing–masing,
sesudah itu dikatakan persekutuan siap untuk dilikuidasi.
2) Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang tunai, apabila ada perbedaan antara
nilai buku dan nilai realisasi yang menunjukkan keuntungan atau kerugian harus
dibagi di antara anggota sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo
modal selanjutnya dipakai sebagai dasar penyelesaian.
3) Apabila dijumpai keadaan di mana salah seorang anggota mempunyai saldo debit
di dalam rekening modalnya, di lain pihak ia mempunyai piutang kepada
persekutuan, maka piutang kepada persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo
debit rekening modal yang Di samping itu pada prinsipnya apabila seorang
anggota mengalami defisit maka anggota yang lain berkewajiban untuk
menutupnya terlebih dahulu.
4) Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus
dibayarkan terlebih dahulu kepada para kreditur extern, baru sesudah itu
dibayarkan saldo–saldo modal masing–masing anggota.
A. Kesimpulan
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi
pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada
para pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk
melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut.
Berikut ini adalah tahap-tahap pembubaran persekutuan :
a. Tahap Pengumuman dan Pemberitahuan Pembubaran Perseroan
b. Tahap Pencatatan dan Pembagian Harta Kekayaan
c. Tahap Pengajuan Keberatan Kreditor
d. Tahap Pertanggung Jawaban Likuidator
e. Tahap Pengumuman Hasil Likuidasi
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan
bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis
adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya
kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke
depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Beams, Floyd A., Jusuf, Abadi, Amir, 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia,
Salemba Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat,
Jakarta.