Anda di halaman 1dari 22

Konflik Kepentingan

-Conflict of Interest-

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC


Mengapa perlu Moralitas (Etika) dalam
Manajemen
• Dilema moral;
• Ambiguitas Fundamental
atas Eksistensi Manusia;
• Kodrat dan fitrah
manusia;
• Ketertiban sosial.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC
"Whoever is careless with the truth in small matters cannot
be trusted with important matters."

– Albert Einstein
For a business to be successful
in the long term it has to create
value, not only for its
shareholders but also for
society.

We call this Creating Shared


Value. It is not philanthropy or
an add-on, but a fundamental
part of our business strategy.

Taken from Alcatel-Lucent CSR


Copyleft by Ahmad Rizki Sridadi Report 2007 4
© 2008
• Mengapa manajer perlu berlaku etik ?

Karena masyarakat berharap manajer mengedepankan norma


etika dan saat yang sama manajer dapat memenuhi harapan
tersebut jika mereka ingin merawat legitimasinya sebagai agen
dalam masyarakat (Kidder, 1997)

Terhadap siapa ?
• do the right thing— following the law, acting honorably, and treating
co-workers with courtesy and respect.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC


• to improve social welfare by ensuring efficiency in the market. With
our technology, we strive to spread positive social impact by
increasing the earnings of GOJEK partners and ensuring a better
standard of living for themselves as well as their families.
Carroll (1987,h.8) memberikan tiga model moralitas yang lazim
dilakukan manajemen :
immoral management,
moral management, dan
amoral management
Manajemen yang Immoral
• Manajemen yang motifnya untuk kepentingan diri sendiri atau hanya
untuk organisasinya saja;
• Karena tujuan manajemen adalah meraih keuntungan dan
keberhasilan perusahaannya meskipun harus melanggar hukum
(terjadi pelanggaran hokum/ fraud)
• Pertanyaan: apakah yang saya dapatkan ketika suatu keputusan saya
ambil ?
Manajemen moral
• Manajemen (berorientasi) moral, yang bersandar pada norma etika
dan standar professional, berdasarkan hukum;
• Manajemen tipe ini tidak akan menukar keuntungan dengan hukum
dan standar etik, karena hukum merupakan standar minimal dari
pelaksanaan etik
• Lynn Sharp Paine (1994, 110) menyebutnya "integrity strategy“,
konsepsi etik sebagai kekuatan pendorong (driving force) dalam
organisasi
Manajemen yang Amoral
• manajemen yang amoral mempunyai dua bentuk : tidak sengaja
(unintentional) dan dengan sengaja (intentional). Manajer yang secara
tidak sengaja amoral, bermakna ia tidak peka, tidak memiliki
kewaspadaan terhadap kenyataan bahwa para stakeholder mengalami
kerugian akibat tindakannya.
• Manajer yang amoral secara sengaja, berarti ia melakukan tindakan
hanya untuk kehidupan pribadi, dan bukan untuk bisnis. Saat ini
kebanyakan manajer adalah unintentional (Carroll, 1987)
Good Corporate Governance:
Definisi dan Prinsip
sistem (input, process, output) dan seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang
saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan
perusahaan.

Competence, transparency, accountability, participation, rule of law,


social justice
Managers in organizations face ethical issues
every day of their working lives

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC


Konflik Kepentingan: Definisi
a situation that has the potential to undermine the impartiality of a
person because of the possibility of a clash between the person’s self-
interest and professional interest or public interest
(businessdicitonary.com)

Duncan Williamson mengartikan konflik kepentingan sebagai “suatu


situasi dalam mana seseorang, seperti petugas publik, seorang
pegawai, atau seorang profesional, memiliki kepentingan privat atau
pribadi dengan mempengaruhi tujuan dan pelaksanaan dari tugas-tugas
kantornya atau organisasinya
Tiga tipe utama konflik kepentingan
1. Actual conflict of interest, yaitu konflik kepentingan yang ada di
antara tugas/tanggung jawab resmi dan kepentingan pribadi
2. Perceived conflict of interest, yaitu konflik kepentingan yang
dipandang bercampur dengan tugas/tanggung jawab resmi yang
nyatanya menjadi suatu kasus atau bukan
3. Potential conflict of interest, yaitu kepentingan pribadi bercampur
dengan tugas/tanggung jawab resmi di masa mendatang
Situasi/Wujud Konflik Kepentingan
• Situasi yang menyebabkan penggunaan jabatan/instansi untuk
kepentingan pribadi/kelompok/golongan
• Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/instansi
dipergunakan untuk kepentingan pribadi/golongan.
• Perangkapan jabatan di beberapa lembaga/instansi/perusahaan yang
memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak
sejenis, sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk
kepentingan jabatan lainnya.
• Situasi dimana dengan kewenangannya bisa memberikan akses
khusus kepada pihak tertentu misalnya dalam rekrutmen pegawai
tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya
• Situasi di mana seorang pejabat menentukan sendiri besarnya gaji/
remunerasi.
• Moonlighting atau outside employment (bekerja lain di luar pekerjaan
pokoknya).
Strategi Penanganan
1) Membuat pernyataan deklarasi tidak mempunyai konflik kepentingan serta
patuh terhadap kebijakan Kode Etik dan Perilaku Bisnis.
2) Meningkatkan kesadaran akan pemahaman Kode Etik dan Perilaku Bisnis
dengan cara pendidikan dan pelatihan.
3) Penegakan internal control.
4) Penggunaan teknologi berbasis teknologi informasi (TI) misal tender
dilakukan secara e-transaction agar traceable dan auditable.
5) Kepemimpinan yang beretika.
6) Membudayakan nilai-nilai organisasi.
7) Pembuatan kode etik
Pengendalian Internal
Pengendalian Internal
1. Suasana atau Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Resiko
3. Aktifitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan
Kepemimpinan dan Budaya Kerja Beretika
• Pemimpin menjadi role of model bagi orang yang dipimpin, dengan itu
komitmen pembudayaan kerja yang beretika tinggi sejatinya dimulai
dari pucuk pemimpin tertinggi. Agar efektivitas pembudayaan nilai-
nilai kerja luhur bisa diterapkan di seluruh lini organisasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai