BISNIS
BERETIKA
Our Team
01 02 03 04
Muhammad Ammar
Sherly Erlisiana Muhamad Sidik Athala Zahwa P
T
B12.2018.03730 B12.2018.03732 B12.2018.03738 B12.2018.03810
Pandangan Tentang Bisnis
Pemahaman tentang adat pedagang yang baik diperlukan karena pekerjaan sebagai pedagang dianggap kurang bermatabat
di mata masyarakat. Pernyataan tersebut, pada dasarnya ingin mebangun kredibilitas.
Plato (427 SM-347 SM) menyatakan bahwa warga Negara (Yunani) yang bebas seharusnya mencurahkan perhatian dan
waktunya untuk kesenian dan ilmu pengetahuan (filsafat) selain membantu kepengurusan dan membela Negara.
Perdagangan sebaiknya diserahkan pada orang asing dan pendatang.
Dalam agama Kristen, perdagangan tidak di tolak sebagai sesuatu yang kurang etis, walaupun tetap dipandang dengan syak
wasangka. Pandangan yang lebih positif tentang perdaganagn terjadi setelah munculnya Prostanisme sehingga Vogel
(1991: 101-120) menganggap bahwa etika bisnis pada dasarnya baru dimulai pada masa itu.
Agama islam tidak mempunyai pandangan negative terhadap perdaganagn. Nabi Muhammad sendiri adalah seorang
pedagang. Namun, perdagangan curang tidak diperkenankan.
Skandal Bisnis
Revolusi industry dan inovasi-inovasi yang diciptakan oleh para ilmuan membuat semakin bervariasinya
barang dan jasa yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Barang dan jasa yang
memudahkan,menyamankan, dan meningkatkan martabat kehidupan semakin banyak yang diproduksi dan
diperdagangkan karena munculnya permintaan. Namun, perkembangan bisnis yang menggembirakan
tersebut tidak selalu diikuti dengan praktik usaha yang baik, terutama pada awal berkembangnya revolusi
industry. Bahkan, dapat dikatakan bahwa sampai saat inipun kegiatan bisnis masih banyak yang diwarnai
oleh penipuan dan kecurangan.
Salah satu contoh penipuan konsumen adalah skema Ponzi yang diciptakan oleh Charles Ponzi, dimana
bentuk penipuan dari skema ini adalah dalam penjualan produk (keuangan) kepada konsumen.
Etika Dalam Bisnis
Bisnis beretika, membahas tentang kegiatan
bisnis yang telah memperhatikan etika. Richard
De George dalam “The Status of Business
Ethics, past, and future” membedakan istilah
etika dalam bisnis (ethics in business) dengan
etika bisnis ( business ethics).
Etika dalam bisnis memandang etika sebagai praksis yang berarti nilai-nilai,norma,atau
prinsip moral sejauh dipraktikkan atau justru tidak dipraktikkan, walaupun seharusnya
dipraktikkan dalam bisnis. Etika sebagai refleksi berbicara tentang pemikiran moral,
tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan, setelah kajian ilmiah.
Siapa
Pengorganisasian etika bisnis adalah peraturan dan penjabaran konsep pemikiran bisnis
beretika ke dalam struktur organisasi perusahaan. Dari sinilah,kemudian muncul konsep
oragnisasi beretika )ethical organization). Etika akan dijalankan oleh orang-orang dalam
perusahaan (pimpinan maupun karyawan). Orang-orang dalam perusahaan bekerja dalam
struktur yang disebut organisasi. Oleh karena itu, etika harus tertanam (embedded) dalam
organisasi perusahaan.
Struktur
Pemegang saham
(shareholder) Kreditur ( creditor)
Karyawan (employees) Pelanggan (customer)
Organisasi beretika merupakan dasar bagi pengambilan keputusan beretika. Sementara itu, keputusan
beretika akan menentukan aktivitas yang beretika. Hasil aktivitasmenentukan kinerja beretika. Penilaian
masyarakat yang tercermin dalam presepsi mereka terhadap hasil kinerja beretika akan memunculkan
sikap empati kepada perusahaan. Pembahasan tentang keputusan beretika akan dilakukan dalam bab
tersendiri.
Etika Dalam Bisnis
Sebuah lembaga nirlaba di Amerika Serikat, yang berusaha mengembangkan perilaku etis untuk profesi di
bidang pemerintahaan,hukum,kedokteran,bisnis,akuntansi, dan jurnalisme, Josephson Institute for the
Advancement of Ethics menjelaskan bahwa perilaku etis ditandai oleh sifat-sifat berikut:
Sifat-sifat dasar tersebut tidak menunjukkan urutan prioritas. Pada dasarnya, sifat-sifat dasar itu memiliki
kedudukan yang sama.
THANK U