Anda di halaman 1dari 10

BAB 6

BEDAH KASUS “DIAGNOSTIC PRODUCTS CORPORATION”


Kelompok 4 :
1. Muhammad Ammar T. B12.2018.03730
2. Sherly Erisliana B12.2018.03732
3. Muhamad Sidik B12.2018.03738
4. Aviani Widiningtyas B12.2018.03808
Pengendalian Personel/Personel Control

Pengendalian Personel / Personel Control adalah pengendalian yang membangun kecenderungan alami
karyawan untuk mengendalikan diri mereka sendiri. Pengendalian ini membantu memastikan bahwa tiap
karyawan memahami apa yang diinginkan perusahaan, memastikan bahwa setiap karyawan dapat melakukan
pekerjaan dengan baik, dan memastikan setiap karyawan memiliki self-monitoring agar dapat melahirkan self-
respect ( rasa hormat pada diri sendiri ).
• Dalam studi kasus ini, bisa dilihat dari desain pengendalian manajemennya yaitu adanya seleksi dan
penempatan dengan melakukan perubahan secara substansif dan menghitung kembali dalam satu
keseluruhan tingkat panggilan ulang FSE yang tergolong ke dalam pengendalian personel.

• Sedangkan, evaluasi yang dilakukan dari pengendalian personel adalah dengan pelatihan dan pendampingan
personel FSE, sebagai indikator kegagalan dan keberhasilan. Hal ini sebagai bentuk mempertahankan
pengendalian yang baik dan menjawab pertanyaan dari “ Apakah manfaat potensial dari pengendalian ketat
dan baik? “
Pengendalian Budaya

Pengendalian budaya adalah pengendalian yang didesain untuk mendukung pemantauan bersama
(mutual monitoring) sebuah tekanan kuat dari suatu kelompok terhadap individu yang menyimpang dari norma
dan nilai kelompok.
• Dari desain kode etik adalah DPC mengoperasikan field service organization sebagai pusat biaya, dengan menekankan
penyediaan pada “kepuasan pelanggan secara total”. Di sini terdapat evaluasi membentuk budaya perusahaan melalui
tingkah laku karyawan agar berjalan sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang berfokus pada perilaku.

• Pengembangan desain imbalan kelompok adalah DPC menciptakan Rencana Kompensasi Variabel yang memberikan
pembayaran secara kuartalan pada FSE untuk waktu kerja yang lebih dari jam kerja reguler. Hal ini memberikan evaluasi
agar manajer FSE dapat meningkatkan tingkat sumber daya manusia berupa kinerja dari para karyawan DPC serta
mewujudkan visi dan misinya.

• Penambahan FSE setiap tahunnya dan berkurangnya pembayaran comp unit sebagai bentuk transfer antar perusahaan
atau rotasi karyawan yang membantu DPC dalam memperbaiki sosialisasi antar karyawan dalam perusahaan dan
memitigasi penipuan karyawan, sehingga hal ini menjadi poin penting dalam evaluasi sistem pengendalian manajemen.

• Pengaturan prosedur pemeliharaan preventif yang merupakan bagian penting dari pekerjaan FSE. Jika pemeliharaan
preventif dilakukan secara tepat waktu, ada kesempatan yang lebih baik bagi pelanggan yang tidak memiliki masalah
dengan instrumen dan jika tidak maka pelanggan tidak puas dan menyebabkan DPC mengalami biaya lebih. Tindakan ini
merupakan pengaturan fisik yang berguna mengevaluasi kinerja karyawan dan pelayanan terhadap pelanggan dengan
menerapkan kemungkinan apabila pemeliharaan preventif dilakukan tepat waktu dan tidak.
Pengendalian Tindakan
Pengendalian tindakan adalah bentuk paling langsung dari pengendalian manajemen karena meliputi
pengambilan langkah – langkah tertentu untuk memastikan karyawan bertindak sesuai dengan keinginan
perusahaan dengan membuat tindakan karyawan sendiri sebagai fokus pengendalian.
• Desain pada setiap FSE yang berkunjung memberikan survei kepuasan pendek, jika komentar pelanggan
menyenangkan maka pelanggan akan berbagi kepada FSE dan manajemen apabila tidak maka hal ini ditangani oleh
FSE. Namun umpan balik pelanggan hanya sekitar 25% sehingga sebagai bentuk evaluasi pembatasan perilaku DPC
merekrut vendor dari luar untuk melakukan tindak lanjut secara acak dimulai Januari 2005.

• Desain dan evaluasi penilaian pra tindakan yang meneliti secara kritis rencana tindakan dari para karyawan yang
dikendalikan adalah manajer DPC berpikir agar uang tambahan akan lebih baik dibayarkan sesuai kinerja daripada
sesuai jam kerja.

• Akuntabilitas tindakan dalam kasus DPC diambil dari pemberian poin terhadap FSE yang tidak bermasalah sebesar
25 poin, dan bagi yang bermasalah tidak akan mendapat poin sehingga dapat dipanggil dalam rangka tindak
perbaikan. Hal ini mendesain tiap FSE untuk selalu mengikuti kebijakan dan mematuhi kode etik perusahaan. Juga
sekaligus evaluasi bagi tiap FSE agar bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.

• Pengurangan nilai comp unit dari tahun 2004 kuartal ketiga dan keempat sebesar 50% dan akan dihilangkan pada
tahun 2005. Manajemen akan mengambil “tahapan bayi” dalam implementasi program dan pengelolaan tiap-tiap
kuartal secara manual sampai mereka semua benar – benar memahami kenaikan dan penurunan data, ini semua
merupakan bentuk redundansi DPC dengan mendesain ulang sistem comp unit kembali ke “tahapan bayi” dan
melakukan penugasan lebih banyak kepada karyawan dan redundansi ini sebagai bentuk evaluasi terhadap sistem
yang telah lalu.
Pengendalian Hasil
Pengendalian hasil berfungsi meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menciptakan meritocracies.
Meritocracies adalah pemberian imbalan kepada karyawan yang paling berbakat dan bekerja paling keras
dibandingkan karyawan yang memiliki jangka waktu lebih lama atau memiliki hubungan sosial.
• Akuntabilitas hasil yang dilakukan pihak DPC adalah adanya pemberian poin kepada FSE yang tidak memiliki
permasalahan dan memberikan tambahan gaji bagi karyawan yang memiliki kinerja bagus. Desain cukup
baik dalam meningkatkan mutu sistem pengendalian manajemen DPC dan evaluasi terhadap kinerja
karyawan terhadap kepatuhan terhadap kode etik perusahaan juga baik.

Anda mungkin juga menyukai