Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR BISNIS DAN MANAJEMEN

MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN

VIVI WEDYAWANG DJUNAEDY


200901602042
KELAS B
AKUNTANSI TERAPAN (D4)
TOPIK :
I . MOTIVASI :
1. BEBERAPA PENDEKATAN MENGENAI MOTIVASI
a. Pendekatan Tradisional
b. Pendekatan Hubungan Manusia
c. Pendekatan Human Resource Management.
2. TEORI MOTIVASI ISI
a. Teori Motivasi Maslow
b. Teori Motivasi Alderfer (ERG)
c. Teori Motivasi David McClelland
d. Teori Motivasi Herzberg
e. Kritik Terhadap Teori Isi
3. TEORI PROSES (PROSES THEORY)
4. TEORI REINFORCEMENT (REINFORMENT THEORY)
II. KEPEMIMPINAN
1. MENDEFINISIKAN KEPEMIMPINAN
2. TEORI BAKAT
3. TEORI PERILAKU
4. TEORI SITUASI (CONTINGENCY)
5. TEORI – TEORI KEPEMIMPINAN KONTEMPORER
I. MOTIVASI

Motivasi merupakan sesuatu yang mendorong seseorang bertindak atau berperilaku tertentu. Motivasi membuat
seseorang memulai, melaksanakan dan mempertahankan kegiatan tertentu.

1. BEBERAPA PENDEKATAN MENGENAI MOTIVASI

a. Pendekatan Tradisional
b. Pendekatan Hubungan Manusia
c. Pendekatan Human Resource Management.
a. Pendekatan Tradisional

Dipelopori oleh bapak manajemen yaitu Frederick W. Taylor. Menurutnya motivasi seseorang didorong oleh keinginan
untuk memperolah gaji/uang

b. Pendekatan Hubungan Manusia

Bahwa motivasi seseorang didorong oleh keinginannya untuk berinteraksi dengan orang lain. Salah satu
pendukungnya adalah Elton Mayo
 

c. Pendekatan Human Resource Management

Kepentingan karyawan harus diperhitungkan. Tanggung jawab terhadap pekerjaan, penyelesaian pekerjaan, dan
prestasi kerja merupakan sumber motivasi penting untuk mendorong karyawan.
2. TEORI MOTIVASI ISI

Pada dasarnya ingin melihat “apa” dari motivasi tersebut. Ingin melihat faktor-faktor dalam diri seseorang yang
menyebabkan ia berperilaku tertentu dan kebutuhan apa yang ingin dipenuhi seseorang? Kenapa ia terdorong untuk
berperilaku tertentu? Kebutuhan tersebut ingin dipenuhi, dan hal ini menyebabkan seseorang berperilaku tertentu.
Beberapa tokoh yang mendukung teori ini adalah Maslow, Herzberg, dan McCleland.

1. Teori Motivasi Maslow


2. Teori Motivasi Alderfer (ERG)
3. Teori Motivasi David McClelland
4. Teori Motivasi Herzberg
5. Kritik terhadap Teori Isi.
1. Teori Motivasi Maslow 2. Teori Motivasi Alderfer (ERG)

Menurutnya kebutuhan seseorang tersusun secara hirarkis Menurutnya dorongan motivasi timbul dari tiga macam
sebagai berikut: kebutuhan yang disebut ERG, yaitu:
a. Aktualisasi: kebutuhan untu berkembang, kebutuhan untuk a. Existence (E): kebutuhan makan, minum, gaji, kondisi
mewujudkan potensi diri kerja
b. Pengakuan: kebutuhan untuk dihormati orang lain, b. Relatedness (R): kebutuhan berhubungan dengan orang
kebutuhan mampu menyelesaikan pekerjaan, kebutuhan lain
self-esteem c. Growth (G): kebutuhan untuk lebih kreatif atau produktif.
c. Sosial: kebutuhan akan cinta, perhatian, perasaan
bersatu, dan kontak dengan manusia lainnya
d. Keamanan: kebutuhan akan keamanan, bebas dari
ketakutan akan ancaman
e. Fisiologis: kebutuhan akan makan, minum, sandang,
tempat tinggal.
3. Teori Motivasi David McClelland

Menurutnya ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi manusia, yaitu:


• Kebutuhan akan kekuasaan (need for power atau n-pow): manusia ingin mempunyai kekuasaan
• Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation atau n-aff): manusia ingin berinteraksi dengan orang lain
• Kebutuhan akan prestasi (need for achievement atau n-ach): menusia ingin berprestasi dan keinginan untuk sukses termasuk
kekhawatiran untuk kegagalan.
Menurut McClelland, orang yang mempunyai n-ach tinggi punya cirri-ciri:
• Suka mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan suatu persoalan
• Suka menetapkan tanggung jawab yang moderat, tujuan tersebut ditetapkan dengan realistic
• Suka feed-back yang cepat, dengan begitu akan diperoleh evaluasi mengenai pekerjaannya.
4. Teori Motivasi Herzberg 5. Kritik terhadap Teori Isi

Studi dilakukan pada tahun 1950-an, Ia berkesimpulan ada a. Kebutuhan seseorang berubah dari waktu ke waktu dan
dua factor yang menentukan motivasi seseorang: dari individu ke individu lainnya
b. Perilaku manusia sering tidak konsisten, meskipun
a. Faktor pendorong motivasi (Satisfiers): faktor yang kebutuhannya tetap sama
mendorong motivasi c. Reaksi orang terhadap pemenuhan kebutuhan berbeda
b. Faktor hygiene (Dissatisfiers): bukan faktor pendorong d. Bias budaya dapat berpengaruh terhadap kebutuhan.
motivasi.
3. TEORI PROSES (PROCESS THEORY)

1) Teori Penghargaan Vroom


2) Model Porter-Lawler
3) Teori Motivasi Keadilan (Equity Approach)
4) Teori Penentuan Tujuan (Goal Setting Theory)
5) Kritik terhadap Teori Proses.

Berusaha menjelaskan “bagaimana” suatu motivasi. Motivasi timbul karena adanya kebutuhan (needs), kemudian ada harapan
(expectancy) terhadap kemungkinan memperoleh balasan (reward) yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
1). Teori Pengharapan Vroom
Ia melakukan kritik terhadap Herzberg dan teori lain yang terlalu tergantung pada isi dan konteks kerja dalam teori motivasi. Dia
mengajukan teori yang baru motivasi pengharapan. Menurutnya motivasi seseorang akan tergantung pada antisipasi hasil dari
tindakannya (dapat negatif atau positif) dikalikan dengan kekuatan penghargaan orang tersebut bahwa hasi yang diperoleh akan
menghasilkan sesuatu yang dia inginkan.

Ada dua jenis penghargaan:


Pengharapan Usaha-Prestasi: individu mempunyai pengharapan bagaimana hubungan antara usaha dan prestasiPengharapan
Prestasi-Hasil: individu mempunyai pengharapan bagaimana hubungan antara prestasi dengan hasil tertentu.Besarnya motivasi akan
tergantung dari valence dan expectancy sekaligus.

2). Model Porter-Lawler


Merupakan pengembangan model Vroom. Menurutnya prestasi kerja akan mendorong kepuasan kerja, menurutnya prestasi
menghasilkan dua macam balasan:
a) Intrinsik: balasan dari internal kerja itu sendiri, seperti pengakuan atau kepuasan mencapai prestasi tertentu, dan
b) Ekstrinsik: balasan dari pihak luar, seperti gaji dan promosi.
Karyawan akan mengevaluasi balasan tersebut untuk melihat apakah cukup wajar (fair) dan cukup adil. Apabila dirasakan cukup adil,
karyawan akan merasakan kepuasan kerja.
3). Teori Motivasi Keadilan (Equity Approach)
Bahwa motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja merupakan fungsi dari persepsi keadilan (atau kewajaran) yang dirasakan oleh
karyawan terhadap balasan yang diterimanya. Keadilan diukur berdasarkan rasio antara output yang dihasilkan orang tersebut (misal,
gaji atau promosi) dengan input (misal, usaha atau ketrampilan). Kemudian dibandingkan dengan rasio orang lain pada situasi yang
sama.

4). Teori Penentuan Tujuan (Goal Setting Theory)


Mengasumsikan manusia sebagai individu yang berfikir (thinking individual), yang berusaha mencapai tujuan tertentu. Psikolog Edwin
Locke berpendapat bahwa kecenderungan manusia untuk menetapkan dan berusaha mencapai suatu tujuan akan terjadi jika
manusia memahami dan menerima tujuan tertentu yang diharapkan.

5). Kritik terhadap Teori Proses


Teori proses motivasi tidak dapat langsung diapliksikan. Manajer harus memahami dulu bawahan dan kepribadian mereka, dan hal ini
memakan waktu dan usaha.
4. TEORI REINFORCEMENT (REINFORCEMENT THEORY)

TEORI REINFORCEMENT (REINFORCEMENT THEORY)


1) Perubahan Perilaku
2) Kritik terhadap Teori Perlakuan (Reinforcement).

TEORI REINFORCEMENT (REINFORCEMENT THEORY)


Teori ini mencoba menjelaskan peranan balasan dalam membentuk perilaku tertentu. Jika suatu perilaku akan diberi balasan yang
menyenangkan (rewarding), maka perilaku tersebut akan diulangi lagi di masa mendatang. Sebaliknya jika uatu perilaku diberi
hukuman (balasan yang tidak menyenangkan atau punishment) maka perilaku tersebut tidak akan diulangi lagi di masa mendatang.
Pendekatan semacam ini pada mulanya diterapkan dalam eksperimen dengan menggunakan binatang, tetapi kemudian psikolog
B.F.Skinner mengembangkan teori tersebut untuk manusia.
1). Perubahan Perilaku
a. Pada dasarnya ada empat jenis reinforcement:
Positif: ditujukan untuk memperkuat perilakutertentu (perilaku tertentu diulangi lagi) dengan jalan
b. Penghindaran (Avoidance): manusia tidak melakukan suatu perilaku tertentu karena ingin menghindari konsekuensi yang tidak
menyenangkan
c. Pemadaman (Extinction): digunakan tuntuk memperlemah perilaku tertentu dengan jalan mengabaikan, tidak ada reinforcement
perilaku tersebut
d. Hukuman (Punishment): dengan hukuman, konsekuensi negatif (tidak menyenangkan) dilakukan dan perilaku tertentu
diharapkan tidak akan diulangi lagi.

2). Kritik terhadap Teori Perlakuan (Reinforcement)


Perubahan perilaku manusia nampak seperti perubahan perilaku binatang atau robot, yang nempaknya menyalahi anggapan bahwa
manusia merupakan mahluk yang dapat memilih.
II. KEPEMIMPINAN

1. Mendefinisikan kepemimpinan
Pemimpin akan lebih jelas jika dibandingkandengan manajer.Manajer mempunyai kemampuan pengelolaan yang baik.Pemimpin
sering diasosiasikan denganorang yang mempunyai karisma tinggi,dan dapat menggerakkan orang lain dengan karismanya.

• Menurut Gareth Jones and Jennifer George (2003:440). Menurutnya, Kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu
mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan
mereka guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasi.
• Menurut Stephen P. Robbins (2003:40), Kepemimpinan adalah Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah
tercapainya tujuan.
• Menurut Richard L. Daft (2003:50) adalah Kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
• Menurut Ricky W. Griffin (2003:68), Pemimpin adalah individu yang mampun mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus
mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang laim sebagai pemimpin.
2. TEORI BAKAT

Teori ini dikenal dengan“Great Man Theory” (Mugianti, 2016). Teori ini sama dengan teori genetis yang diungkapkan oleh Kartono
(2009) yang menyatakan bahwa pemimpin ditakdirkan untuk bisa memimpin dalam kondisi apapun karena hal ini sudah menjadi takdir
yang alami dan luar biasa sejak lahir, hal ini dikenal dengan istilah "leaders are born and not made". Secara filosofi, teori ini menganut
pandanga deterministir ,menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dibentuk melainkan terlahir menjadiseorang pemimpin oleh bakat tidak
bisa dikatakan benar sepenuhnya, karenasetiap orang bisa menjadi pemimpin dengan mengembangkan pengetahuan dan
Keterampilan Kepemimpinannya.

3. TEORI PERILAKU

Menurut teori ini, Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya alam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan. Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan keputusan,cara memerintah (instruksi),
cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan mengarahkan, cara
menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan memberikan sanksi.
4. TEORI SITUASI (CONTINGENCY)

Teori Situasi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa
setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan Teori Kontingensi ini, seseorang
mungkin berhasil tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya akan
menurun apabila dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah.

5. TEORI – TEORI KEPEMIMPINAN KONTEMPORER

Teori Kepemimpinan kontemporer merupakan teori yang dikembangkan baru-baru ini.


ada beberapa teori kontemporer dalam kepemimpinan yang dapat disampaikan disini, yaitu :
• Teori atribusi kepemimpinan
• Kepemimpinan kharismatik
• Kepemimpinan transformasional
DAFTAR PUSTAKA :

https://slideplayer.info/slide/12402875/

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kepemimpinan-teori-kepemimpinan-definisi-leadership/

https://slideplayer.info/slide/11820125/

http://aliebackpack.blogspot.com/2016/01/teori-kepemimpinan-teori-bakat-teori.html

https://id.scribd.com/document/358309107/teori-bakat

https://www.academia.edu/34403659/TEORI_TEORI_KEPEMIMPINAN

https://indasarimuis.blogspot.com/2018/07/teori-dan-isu-kepemimpinan-kontemporer.html

Anda mungkin juga menyukai