LEADING
DOSEN PENGAJAR FIRLY FIRMANSYAH S., SE., MM
DISUSUN OLEH:
A-AKUNTANSI
BAB I.......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 3
A. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli ....................................................................... 3
B. Fungsi manajemen ................................................................................................................ 3
BAB II ........................................................................................................................................ 6
i
2.24 KE ARAH KOMUNIKASI YANG EFEKTIF ..................................................................... 39
2.25 PEDOMAN DAN TEKNIK KOMUNIKASI ....................................................................... 40
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
A. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli
Manajemen berasal dari bahasa Inggis “Management” yang berasal dari kata dasar “manage”.
Definisi Manage menurut “Kamus Oxford” Memimpin atau membuat keputusan di
perusahaan ataupun organisasi. Dan definisi Management menurut “Kamus Oxford” pula
yaitu pengendalian dan pembuatan keputusan di perusahaan ataupun di organisasi. Dan
Muklis Kanto, S.E, M.S, Ph.D. menjelaskan pada bukunya “Filsafat Manajemen”
Manajemen sendiri diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan, sesuai apa yang dia adopsi dari teorinya Drs. Oey
Liang Lee
Menurut koontz Manajemen adalah suatu seni yang produktif yang didasarkan pada suatu
pemahaman ilmu."Koontz menambahkan, ilmu dan seni tidaklah bertentangan, namun
masing masing saling melengkapi..
Pada intinya manajemen di ciptakan atas dasar keterbutuhan manusia dalam
mengelola dalam bentuk apapun sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang berjalan secara
efektif dan efisien.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian dan pengontrolan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan dengan efektif
dan efisien.
B. Fungsi manajemen
Fungsi dan peranan manajemen adalah sebagai hal-hal dasar yang harus ada dan
melekat dalam suatu manajemen yang dijadikan patokan atau tolak ukur bagi seorang
manajer (orang yang mengelola manajemen) supaya dalam pelaksanaan tugasnya dapat
melakukan tugas dan tujuan manajemen yaitu perencanaan (planning), organisir (organize),
koordinasi dan fungsi pengendalian manajemen dengan lebih optimal.
Dalam teorinya ada 5 fungsi dan peran utama manajemen, yaitu
1. Planning (Perencanaan)
Proses ini untuk menentukan tujuan dari perusahaan/organisasi dalam bentuk visi dan
misi baik jangka panjang dan jangka pendek. Selain itu, strategi-strategi yang harus
ditempuh juga sudah harus ditentukan dari awal. Supaya, dalam pelaksanaannya akan
mudah untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Organizing (Mengorganisasi)
Fungsi ini berguna untuk mengorganisasi/mengatur orang-orang yang ada dalam
organisasi/perusahaan tersebut. Supaya, mereka dapat menjalankan peran dan
fungsinya masing-masing dengan maksimal. Istilah kerennya adalah the right man at
the right place.
3
3. Staffing (Penempatan)
Tidak jauh berbeda dengan organizing, staffing ini lebih luas. Kalau organizing lebih
ke memanajemen sumber daya manusia sedangkan staffing lebih ke sumber daya
secara umum. Misalkan, peralatan dan inventaris yang dimiliki.
4.Directing
Directing / commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar-benar tertuju yang telah ditetapkan semula.
5. Controlling (Mengontrol)
Ini adalah fungsi terakhir manajemen, setelah semuanya dilakukan maka langkah
terakhir adalah mengontrolnya. Dalam fungsi ini terdapat elemen-elemen penting,
misalkan evaluasi dan pembuatan kebijakan baru. Fungsi controlling ini penting,
supaya kinerja orang-orang didalamnya tidak menurun minimal standard kalau bisa ya
meningkat.
Management Process in – 3D
Menurut Alec Mackenzie manajemen memiliki 3 elemen yaitu ideas, things, dan people. Tiap
elemen memiliki tugas, fungsi dan aktifitas.
1. Elemen Ideas
- Forecasting (memperkirakan hasil dari tindakan)
- Set objectives (menentukan hasil)
- Develop (menetapkan bagaimana dan kapan)
- strategis Program (menetapkan urutan prioritas)
- Budget (mengalokasikan sumberdaya/ biaya)
- Set procedures (mengatur metode yang digunakan)
- Develop policies (mengembangkan kebijakan)
2. Elemen things
Fungsi: membuat keputusan sampai pada keputusan dan penilaian
Aktivitas : Organize, mengatur pekerjaan yang terkait untuk mencapai prestasi yang efektif
sebagai berikut:
- Establish organization structure (membuat bagan organisasi)
- Delinate relationship (menentukan jalur penghubung)
- Create position description (menentukan ruang lingkup dan tanggung jawab)
- Establish position qualifications (mendefinisikan kualifikasi)
4
3. Elemen people
Tugas: kepemimpinan atau mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan: communicate yaitu berkomunikasi dengan baik dengan bawahannya. Elemen people
akan melahirkan fungsi manajemen, yaitu :
a. Staff, staff memiliki aktifitas yaitu :
- Select (merekrut karyawan)
- Orient (mengenalkan karyawan)
- Train (membuat karyawan mahir)
- Develop (mengembangkan kemampuan)
b. Direct, Direct aktivitas yaitu :
Delegate (menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas)
Motivate (membujuk dan menginspirasi)
Coordinate (menghubungkan usaha dalam kombinasi yg efektif)
Manage difference (mendorong pemikiran independen dan menyelesaikan konflik)
Manage charge (meningkatkan kreatifitas dan inovasi)
c. Control: mengawasi atau memastikan setiap tindakan
Aktivitasnya adalah :
Establish reporting system (menentukan data yang dibutuhkan)
Develop performance standard (mengatur kondisi)
Measure resultTake corrective action (menyesuaikan perencanaan)
Reward (penghargaan berupa pujian/ gaji)
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan (leadership) diartikan sebagai pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi
orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan
antusias.
Kebanyakan orang berfikir tentang kepemimpinan yang sama dengan manajemen. Pendapat
tersebut tidak benar. Dimana terdapat sekelompok orang-orang, yang biasanya terdapat
seorang pemimpin diantara kelompok tersebut. Untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah
harus menjadi seorang manajer. Tapi idealnya seorang manajer adalah seorang pemimpin.
Ada beberapa pendapat tentang pengertian kepemimpinan.
Menurut Koontz:
"Leadership is defined as the art or process of influencing people so that they strive
willingly and enthusiastically toward the achievement of group goals".
Menurut GR Terry Leardership (kepemimpinan) adalah:
"Leadership is the activity of influencing people to strive will ingly for mutual
objectives".
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan akan melibatkan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain. Untuk dapat mempengaruhi orang lain harus memiliki kekuasaan (power), karena
dengan dimilikinya power atau kekuasaan seseorang dapat mengarahkan dan mempengaruhi
bawahan agar bersedia melaksanakan tugas-tugas sebagaimana mestinya. Pemimpin tidak
berdiri di belakang kelompok untuk mendorong dan melecut; pemimpin berada di depan
kelompok pada saat melancarkan kemajuan dan mengilhami kelompok untuk mencapai
tujuan kelompok. Fungsi leading atau kepemimpinan adalah merupakan salah satu fungsi
untuk menggerakkan manusia dalam organisasi.
6
Kekuatan demikian didasarkan atas identifikasi seorang pengikut dengan seorang
pemimpin yang sangat dihormati dan terpandang oleh pengikut tersebut.
Jadi seorang pemimpin harus memilki kemampuan untuk membangkitkan kekuatan-kekuatan
emosional maupun rasional orang lain atau pengikut-pengikutnya. Adapun unsur-unsur
kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Leader adalah orang yang memimpin.
2. Pengikut adalah orang-orang yang dipimpin.
3. Organisasi yang bersangkutan.
4. Objective adalah tujuan yang hendak dicapai.
5. Lingkungan adalah nilai-nilai sosial, pertimbangan ekonomis dan politis.
2.3 PERBEDAAN LEADERSHIP DAN NONLEADERSHIP
leadership
1. Memberikan inspirasi
2. Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan kemampuan pengikutnya
3. Menunjukan kepda pengikutnya bagaimana cara melaksanakan pekerjaan
4. Menerima tanggung jawab
5. Memperbaiki kegagalan dalam rangka mencapai tujuan
Non leadership
1. Memaksa para pengikut
2. Menyelesaikan pekejaan dengan jalan mengorvankan para pengikutnya
3. Menanamkan perasaan takut pada pihak pengikutnya melalui ancaman-ancaman dan
paksaan paksaan
4. Menghindari tanggung jawab
5. Menyatakan bahwa kesalahan terletak pada orang lain apabila terjadikegagalan demi
hal untuk mencapai tujuan.
2.4 TEORI LEADERSHIP
I. The great man theory (teori sifat)
Teori inimengidentifikasi karakteristik seseorang pemimpin. Ada 4 siat umum yang
mempengaruhi kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi yaitu
1. Intelegasi
2. Kematangan social
3. Motivasi diri
4. Hubungan pribadi
II. Behavirol Theory (teori perilaku)
a. Teori Tannenbaum dan Warren H Schmidt Kedua orang akademisi tersebut mencoba
menjelaskan faktor- faktorapa saja yang mempengaruhi gaya kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrem yaitu fokus pada atasan (pemimpin)
dan fokus pada bawahan Menurut kedua orang ini gaya kepemimpinan akan ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu: faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi.
b. Studio Ohio State University Study ini menyimpulkan bahwa ada dua katagori perilaku
pemimpin yaitu:
7
1. Consideration, diartikan sebagai tingkat dimana pemimpin peduli dan mendukung
bawahan. Para pemimpin dengarn gaya ini cenderung memiliki hubungan dengan bawahan
yang mencerminkan perasaan saling percaya, dan mereka menghormati ide dan perasaan
bawahannya
2. Initiating Structure, diartikan sebgai tingkat dimana pemimpin membuat struktur
pekerjaannya sendiri dan pekerjaan bawahannya. Pemimpin dengan gaya ini cen- derung
mengarahkan pekerjaan kelompok melalui kegiatan perencanaan, pembelian tugas-tugas,
penjadwalan, dan penetapan deadline. Studi The University of Michigan
c. Study ini menyimpulkan bahwa para manajer dapat dibedakan berdasarkan dua dimensi
perilaku pemimpin, yaitu
1. Relationship Oriented, diartikan sebagai perilaku yang bersikap bersahabat pada
bawahan, mengakui prestasi bawahan dan memperhatikan kebutuhan dan kesejahtera
karyawan.
2. Task Oriented, diartikan sebagai perilaku manajer yan menetapkan standard kerja
yang tinggi menentukan metode kerja yang harus dilakukan dan mengawasi karyawan
dengan ketat
d. manajemen grid atau kisikisi manajemen yang dikembangkan oleh Robert Blake dan Jane
S Mauton mendorong manajer untuk memiliki 2 kualitas kepemimpinan sekaligus yaitu
orientasi pada tugas dan oriental pada hubungan
8
1. Kepemimpinan Transformasional atau karismatik
Teori ini dikembangkan oleh Bernard m bass. Ia membedakan kepemimpinan
transaksional dengan kepemimpinan transformasional
2. Teori kepemimpinan psikoanalisa
Teori ini dikembangkan dengan menggunakan pendekatan osikonalitis
3. Teori kepemimpinan romantic
Teori ini memandang bahwa pemimpin itu ada dan diperlukan untuk membantu
mencapai kebutuhan.
Pemimpin
oktoritas
Pemimpin
demokratis
atau
9
partisipatif
Pengikut
10
menemukan bahwa departemen-departemen dan perusahaan yang kelola dengan pendekatan
sistem 4 merupakan yang paling efektif dalam penyusunan tujuan serta dalam upaya
mencapainya ,
Geradi manajemen
Salah satu pendekata yang paling dikenal luas dalan mendramatisir gaya
kepemimpinan adalah geradi manajemen (managerial grid) yang dikembangkan beberapa
tahun yang lalu oleh Robert Blake dan jane mounton. Berdasarkan hasil penelitian
sebalumnya yag menujukan ikhwal pentingnya bagi para manajer untuk berfokus pada hasil
dan orang , makan Blake dan mounton menciptakan alat yang cerdik untuk mendaramatisir
fokus perhatian ini.
11
Empat pola gaya Blake dan mouton menegemukakan adanya empat pola dasar gaya,
yaitu gaya 1.1, gaya 9.9, gaya 1.9, dan gaya 9.1. para manajer yang bergaya 1.1 (yang disebut
oleh sebagian orang disebut sebagai”manajenem yang kering”) sangat kecil perhatiannya
terhadap orang maupun hasilnya,mereka melepas pekerjaannya dan hanya bertindak sebagai
kurir yang menyampaikan informasi dari atasan kepada bawahan. Pada ekstrim yang lain
adalah manajer 9.9 yang tindakannya memperlihatkan dedikasi sebesar-besarnya bagi orang-
orang atau hasil. Mereka ini merupakan “ manajer tim”yang sesungguhnya yang mampu
memadukan kebutuhan perusahaan akan hasil dengan kebutuhan orang-orangnya.
Gaya yang lain diidentifikasi sebagai manajemen 1.9 (yang oleh sebagisan orang
disebut “manajemen club”) dimana para manajer kurang atau sama sekali tidak menaruh
perhatian terhadap hasil tetapi lebih mementingkat perhatian terhadap orang-orangnya.pada
ekstrim yang lain adalah manajer 9.1 (adakalanya disebut sebagai “manajer otokratis”)yang
hanya mementingkan peningkatan efesiensi pelaksanaan pekerjaan, kurang perhatian atau
sama sekali tidak menaruh perhatian kepada orang-orangnya.
12
1. Kekuasaan posisi (Position Power) Ini merupakan tingkat seberapa jauh kekuasaan
posisi, yang dibedakan dari sumber kuasa lainnya seperti- kuasa karismatis atau keahlian,
memungkinkan pemimpin menimbulkan kepatuhan dari anggota kelompok terhadap
pengarahan; dalam hubungannya dengan manajer, kekuasaan ini berasal dari wewenang
organisasi.
2. Struktur Tugas Dimensi ini berarti sejauh mana kejelasan tugas dan orang yang
bertanggung jawab melaksanakannya, sebagai kebalikan dari situasi di mana tugas-tugas
tidak jelas dan tidak terstruktur.
3. Hubungan Pemimpin-Anggota Dimensi ini, menurut Fiedler, dipandang sebagai hal
yang paling penting ditinjau dari sudut pemimpin, karena kuasa posisi dan struktur tugas
boleh jadi sebagian besar dikendalikan oleh perusahaan.
Gaya kepemimpinan
Dalam studinya, fiedler memdalilkan 2 gaya utama kepemimpinan. Salah satu
diantaranya berorientasi pada tugas, dimana pemimpin memperoleh kepuasan dari
terlaksannya tugas tugas, Gaya yang lain berorientasi pada upaya pencapaian
hubungan antar pribadi yang baik dan pada upaya kedudukan pribadi yang menunjol.
13
(3) Kepemimpinan instrumental memberikan pedoman yang agak spesifik kepada
bawahan dan menjelaskan hal-hal yang diharapkan dari mereka; hal ini mencakup aspek-
aspek perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan oleh pemimpin. (
4) Kepemimpinan yang berorientasi pada-prestasi merupakan perilaku pemimpin
yang menetapkan tujuan yang menantang, mengupayakan peningkatan prestasi, dan
menunjuk keyakinan bahwa bawahan dapat mencapai tujuan-tujuan yang tinggi.
14
2.9 MODEL-MODEL MANUSIA
1. Pandangan rasional ekonomis sampai kepada manusia yang kompleks.
Edgar H. Schein telah menciptakan 4 macam konsepsi tentang manusia,yaitu:
1. Asumsi rasional ekonomis yang didasarkan pada pemikiran bahwa setiap tingkat laku
manusia terutama didorong oleh rangsangan ekonomis.
2. Asumsi social yang didasarkan pada teori Elton Mayo yang pada pokoknya
mengatakan bahwa perilaku manusia didorong oleh keputusan social
3. Asumsi aktualisasi diri yang berpendapat bahwa motif itu tergolong dalam 5 tingkatan
mulai dari yang sederhana yakni kbutuhan untuk bertahan hidup atau yang paling
tinggi yakni kebutuhan untuk menjadi manusia yang berguna dengan menggunakan
segala potensi dengan maksimal
4. Asumsi kompleks mengutamakan pandangan Scheim sebagai manusia ia
menekankan bahwa semua orang adalah kompleks dan dapat berubah-ubah.
15
sendiri, ingin memperkembangkannya, dan didorong untuk menggunakan potensi
mereka. Seseorang manajer yang menganut paham ini akan menciptakan suatu
suasana di mana masing-masing mengarahkan perbuatannya dan menggunakan
segenap kemampuannya semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan Bersama
3. pandangan menurut McGregor
Sedangkan McGregor mengimplikasi manajerial dari Teori X dan Y Dapat diuraikan
secara sederhana dalam proses manajemen sebagai berikut
1 Tetapkan tujuan dan susun rencana untuk mencapainya.
2 Laksanakan rencana melalui kepemimpinarn
3 Kendalikan dan buatlah penilaian atas hasil yang dicapai dengan membandingkannya
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Pandangan yang selektif tentang model perilaku (behaviol)
Manakah di antara pandangan-pandangan tentang individu ini yang benar? Sebelumnya telah
dijelaskan tentang bahwa Schein, mengusulkan empat konseps tentang manusia yang berkisar
mulai dari pandangan rasional ekonomis sampai kepada pendapat yang menekankan pada
motivasi yang kompleks. Porter dan kawan kawan mengemukakan enam macam pandangan
yang berbeda-beda tentang hakikat manusia. dan McGregor mengelompokkan asumsinya ke
dalam Teori X dan Teori Y. Tampaknya tidak ada satupun model yang mampu menjelaskan
seleng kapnya tentang perilaku individu dan organisasi. Seseorang akan berperila ku secara
berbeda dalam keadaan yang berlainan, dan lebih menyulitkan lagi bahwa mereka berbuat
lain dalam situasi yang sama, akan tetapi hanya dalam waktu yang berbeda. Kadang-kadang
seseorang bertindak secara rasional, sedangkan pada saat lain ia bertindak emosional. Adalah
menjadi tanggung jawab seorang manajer untuk menciptakan suatu suasana di mana setiap
orang digugah untuk berpartisipasi mencapai tujuan perusahaan. Selain daripada itu, jika
beranggapan bahwa para pekerja dapat digerak kan akan berarti mangecilkan peranan
kepribadian seseorang dan kemampu- annya berpikir. Imbalan secara ekonomis tentulah
penting di dalam suatu perusahaan, akan tetapi seringkali seseorang menghendaki tidak hanya
seke- dar uang dari pekerjaan. Mereka itu biasanya juga menghendaki pengem bangan dalam
tingkat kemampuan, kepandaian, serta potensi, Seorang manajer yang efektif akan bersikap
memilih dengan mengambil dari bermacam-macam model yang menjelaskan sifat-sifat
seseorang. Pada akhirnya, kita harus mengakui bahwa manusia itu berbeda satu sama lain nya
dan oleh karena itu tidak selalu cocok untuk suatu model tertentu. Mereka harus dihargai
martabatnya, diperlakukan sebagai manusia seutuh nya, dan harus dilihat suatu konteks
keseluruhan lingkungannya di mana ia melaksanakan beberapa peranan.
Motif manusia didasarkan atas kebutuhan, apakah disadari atau tidak disadari.
Sebagian dari kebutuhan itu adalah kebutuhan primer, seperti kebutuhan fisiologis akan air,
udara, makanan, seks, tidur, dan tempat tinggal. Ke- butuhan-kebutuhan lain dapat dipandang
sebagai kebutuhan sekunder, seperti kebutuhan akan harga diri, status, afiliasi dengan orang
lain, kasih sayang, prestasi, dan penonjolan diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berbeda
dalam intensitas dan dari waktu ke waktu bagi masing-masing orang.
16
2.11 MOTIVASI
Berelson dan Steiner mendefinisikan istilah motif sebagai "'suatu keadaan di dalam
diri seseorang (inner state) yang Motivasi mendorong, mengaktifkan, atau menggerakan
(karenanya "motivasi"), dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan"
Dengan perkataan lain, "motivasi" adalah istilah yang mencakup keseluruhan golongan
dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya yang sejenis. Dengan menyatakan bahwa para
manajer memotivasi bawahan berarti mereka melakukan hal-hal yang diharapkan dapat
memuaskan dorongan dan keinginan tersebut sehingga menimbulkan dorongan bagi bawahan
untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan.
TENSI
2.12 MOTIVATOR
Motivator adalah hal-hal yang menyebabkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motivator dapat terdiri dari: gaji yang lebih tinggi, ja-batan yang lebih terhormat, papan nama
pada pintu kantor, pengakuan dari rekan kerja, motivasi mencerminkan keinginan, motivasi
merupakan persepsi seseorang atas imbalan atau ganjaran, atau insentif., yang memperkuat
17
dorongan untuk memenuhi keinginan tersebut. Motivasi juga merupakan alat untuk
merekonsiliasi kebutuhan yang saling bertentangan atau untuk menekankan suatu kebutuhan
sehingga dapat diprioritaskan dari kebutuhan-kebutuhan yang lain. Seorang manajer dapat
berbuat banyak untuk memperkuat motif dengan membina lingkungan yang
motivator adalah sesuatu yang mempengaruhi perilaku orang. Motivator menimbulkan
keinginan untuk melakukan hal-hal lebih baik. Karenanya jelas, dalam suatu usaha yang
terorganisasi, para manajer harus mengetahui cara penggunaan motivator dan insentif. yang
harus dilakukan manajer adalah menggunakan motivator yang mengarahkan orang untuk
bekerja secara efektif bagi perusahaan atau organisasi yang mempekerjakan mereka Tidak
ada manajer yang bisa mengharapkan untuk menggaji seseorang secara keseluruhan
pribadinya karena orang-orang selamanya memiliki keinginan dan dorongan di luar
perusahaan.
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu secara luas adalah teori "hirarki
kebutuhan" yang dikemukakan oleh "Abraham Maslow." Maslow memandang kebutuhan
manusia tersusun dalam suatu hirarki, yang berawal dari kebutuhan yang paling rendah
hingga kebutuhan yang paling tinggi, dan Maslow menyimpulkan bahwa apabila seperangkat
kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan itu tidak lagi berfungsi sebagai motivator.
18
3. Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi
Karena manusia adalah mahluk sosial, mereka membutuhkan pergaulan dengan orang
lain, dan untuk diterima sebagai bagian dari yang lain.
Clayton P. rarki kebutuhan Alderfer telah mengajukan sebuah variasi dari teori
motivasi hirarki kebutuhan Maslow. Teori Alderfer dan penelitian yang mendukungnya
menemukan adanya tiga kebutuhan pokok manusia: kebutuhan radaan (existence needs),
kebutuhan berhubungan (relatedness needs), dan kebutuhan pertumbuhan (growth needs).
19
Perlu dicatat bahwa singkatan ERG berasal dari huruf pertama ketiga golongan kebutuhan
tersebut. Seperti yang terlihat, Alderfer mengurangi tujuh golongan kebutuhan yang
diidentifikasi Maslow menjadi tiga golongan kebutuhan.
Tetapi perbedaan antara Alderfer dengan Maslow tidak hanya terletak pada
pengurangan jumlah golongan kebutuhan. Alderfer tidak memandang ketiga golongan
kebutuhan itu sebagai suatu hirarki seperti halnya Maslow; sebaliknya Alderfer menemukan
bahwa salah satu golongan kebutuhan dapat tetap kuat, tidak jadi soal apakah golongan
kebutuhan lain telah terpenuhi atau tidak.
Hasil penemuan Alderfer lainnya tidak selamanya sejalan dengan teori Maslow.
Sebagai contoh, hasil penemuan Alderfer antara lain adalah sebagai berikut:
1. Makin kurang terpenuhinya kebutuhan keberadaan, makin besar pula
keinginan orang untuk memenuhinya (sama dengan Maslow).
Dengan demikian, teori Alderfer dalam banyak hal berbeda dengan teori Maslow.
Dengan menyederhanakan golongan kebutuhan itu, Alderfer telah berusaha menghindari
kesalahan pengertian. Tetapi hasil penemuannya, sebagian di antaranya telah dikemukakan
sebelumnya, cenderung agak berbeda dari hirarki kebutuhan Maslow. Tetapi, baik teori
Maslow maupun Alderfer belum cukup diuji oleh penelitian untuk dapat diterima oleh orang-
orang yang mempelajari manajemen.
Dengan hasil penelitian Brayfield dan Crockett serta hasil penelitian Herzberg dan
para pembantunya, tetapi masih berkaitan erat dengan teori Maslow, pendekatan kebutuhan
telah dimodifikasi secukupnya. Hasil penelitian Herzberg mengklaim telah menemukan
penjelasan dua faktor motivasi. Di satu pihak terdapat kelompok kebutuhan seperti
kebijaksanaan dan administrasi perusahaan, supervisi, kondisi kerja, hubungan antara pribadi,
gaji, status, jaminan kerja, dan kehidupan pribadi. Menurut Herzberg dan para pembantunya
hal-hal tersebut hanyalah "penyebab ketidakpuasan" dan bukannya motivator.
Efektivitas sistem motivasi bergantung pada kemampuan para supervisor untuk (1)
menyedia kan kondisi motivasi (melalui perencanaan dan pengorganisasian kerja secara
seksama) dan (2) memenuhi kebutuhan pemeliharaan (melalui tindakan- tindakan seperti
bersikap fair dan bersahabat serta menyebarkan informasi secara memadai)
20
Perwujudan diri Pekerjaan yang mendatang prestasi
(self actualization) pertumbuhan dalam pekerjaan tanggung jawab
Peningkatan pengakuan
Penghargaan atau status
Hubungan antara pribadi kebijaksanaan dan
Afilasi atau akseptansi administrasi perusahaan kualitas survisi
Gaji
Kebutuhan fisikologis
Kehidupan priibadi
Pendekatan lain untuk menjelaskan motivasi yang banyak dipercaya memiliki potensi
yang besar dalam pengertian dan praktek dapat disebut sebagai "teori ekspektansi." Unsur
yang esensial dari teori ini adalah bahwa orang- orang akan termotivasi untuk melakukan hal-
hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan
mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Pada dasarnya pendekatan ini merupakan
pengungkapan dari hasil pengamatan Martin Luther berabad-abad yang lalu ketika ia
menyatakan bahwa "segala sesuatu yang dilakukan dalam dunia ini dilandasi dengan harapan.
21
memiliki motivasi untuk mencapai suatu tujuan apabila ekspektansinya adalah nihil
atau negatif jabatan atau kenaikan gaji.
22
2.16 TEORI MOTIVASI McCLELLAND
23
dorongan kebutuhan yang cukup tinggi untuk berkuasa, tetapi rendah dalam berafiliasi. Para
manajer umumnya memperlihatkan keinginan dan dorongan yang tinggi untuk berprestasi
serta kekuasaan dan rendah dalam afiliasi, Penerapan tetapi tidak setinggi atau serendah
wiraswastawan.
McClelland menemukan pola-pola motivasi berprestasi dengan jelas pada perusahaan-
perusahaan kecil, yang direkturnya pada umumnya memiliki motivasi yang sangat tinggi
untuk berprestasi. Pertanyaan yang sering timbul adalah berkenaan dengan apakah seluruh
manajer harus memiliki motivasi yang tinggi untuk berprestasi.
6.5 Motivasi berprestasi dapat diajarkan
Salah satu hasil penemuan McClelland yang menarik adalah bahwa dorongan
berprestasi bahkan dapat diajarkan kepada orang-orang dari kebudayaan yang berbeda-beda.
Melalui percobaan dengan orang-orang yang berasal dari Amerika Serikat, Italia, Polandia,
dan India, McClelland menemukan bahwa dalam semua kasus, program-program pelatihan
(training) berhasil meningkatkan kebutuhan orang untuk berprestasi.
Penelitian tentang motivasi pada umumnya dilakukan terhadap orang-orang yang berada
dalam peringkat bukan pimpinan, meskipun sebagian, seperti halnya Porter dan Lawler dan
McClelland, telah meliputkan para profesional dan manajer..
Arch Patton, salah seorang ahli terkenal dalam bidang motivasi dan ang terbukti sangat
penting bagi para eksekutif. Motivator-motivator itu adalah kompensasi eksekutif, telah 1.
mengidentifikasi motivator-motivator itu sebagai berikut :
1. Tantangan dalam Pekerjaan Orang-orang harus mengetahui tujuan dan cakupan
tanggung jawab pekerjaan, wewenang, dan hal-hal yang diha- rapkan dari mereka,
dan mereka harus memiliki keyakinan atas nilai dari hal-hal yang dilakukan.
2. Status Meskipun telah diakui selama berabad-abad oleh pihak agama, militer, dan
pemerintah, baru tahun-tahun belakangan inilah dunia industri menyadari bahwa
status merupakan motivator; hal ini mencakup jabatan, promosi, dan simbol-simbol
seperti ukuran kantor, sekretaris "eksekutif," mobil perusahaan, dan keanggotaan
klub.
5. Rasa takut Hal ini timbul dalam banyak bentuk, termasuk rasa takut membuat
kesalahan, kehilangan pekerjaan, atau berkurangnya bonus.
24
6. Uang Meskipun ditempatkan pada urutan terakhir, uang sama sekali bukanlah
motivator yang tidak efektif; seringkali hal ini lebih dari sekedar uang, yang
umumnya mencerminkan motivator lainnya.
Setelah mengkaji semua teori motivasi, persoalannya sekarang adalah apa artinya
keseluruhan hal itu bagi para manajer.
8.1 Uang
Para ekonom dan umumnya manajer cenderung meletakkan uang pada tempat yang tinggi
dalam skala motivator, meskipun para ilmuwan perilaku cenderung meletakkannya pada
tempat yang rendah. Kemungkinan besar tidak satupun dari kedua pandangan itu yang benar.
Tetapi apabila uang merupakan salah satu jenis motivator- sebagaimana seharusnya, para
mana- jer seyogyanya perlu mengingat beberapa hal.
Pertama, uang tampaknya paling penting bagi orang-orang yang berusia lebih muda dan
sedang membina kehidupan keluarga dibandingkan dengan orang-orang yang telah "mapan"
dalam arti bahwa kebutuhan mereka akan uang tidak sebegitu mendesak. Uang merupakan
sarana penting untuk mencapai standar kehidupan yang "minimum",
Kedua, kemungkinan ada benarnya, seperti telah dikemukakan Gellerman, bahwa dalam
semua jenis usaha umumnya, kenyataannya uang digunakan sebagai alat agar perusahaan
tetap memiliki pegawai yang cukup dar tidak semata-mata digunakan sebagai motivator
Faktor ketiga yang perlu diingat adalah bahwa uang sebagai motivator cenderung
menurun keampuhannya oleh praktek dalam perusahaan yang berusaha untuk
menyamaratakan gaji para manajer
Ditinjau dari sudut teori ekuitas dalam penggajian, maka timbul pertimbangan keempat.
Apabila uang dinginkan berfungsi sebagai motivator yang efektif, pada tingkat yang sama,
harus diberikan gaji dan bonus yang mencerminkan prestasi mereka secara individual.
8.2 Penguatan positif
Penerapan teori motivasi yang menarik adalah teknik yang telah diterapkan secara
berhasil oleh B. F. Skinner seorang psikolog Harvard. Pendekatan yang sering diacu sebagai
"penguatan positif' (positive reinforcement) atau "modifikasi perilaku," beranggapan bahwa
orang-orang dapat dimotivasi melalui penciptaan lingkungan kerja mereka dengan baik dan
dengan memuji prestasi yang baik serta menghukum prestasi menghukum prestasi yang jelek
yang menimbulkan hasil negatif.
25
biasa konsisten dengan teori motivasi Henberg, di mana faktor-faktor isi pekerjaan seperti
tantangan, prestasi, pengakuan, dan tanggung jawab dipandang sebagai motivator yang
sesungguhnya. Meskipun teori Herzberg, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, tidak
diterima dengan mulus tanpa tantangan, tetapi teori itu telah menimbulkan minat yang luas di
Amerika Serikat dan di luar negeri dalam upaya mengembangkan cara untuk memperkaya isi
pekerjaan, terutama sekali bagi para pegawai bukan pimpinan.
Pemerkayaan pekerjaan dibedakan dengan pemekaran pekerjaan (job enlargement).
Teknik pemekaran pekerjaan terutama dimaksudkan untuk membuat pekerjaan lebih
bervariasi dengan menyingkirkan rasa bosan yang disebabkan oleh pekerjaan yang berulang-
ulang sama dan sangat rutin. Pemekaran pekerjaan, dimaksudkan untuk menimbulkan rasa
tantangan, rasa penting dan berprestasi dalam pekerjaan yang dilaksanakan, Suatu pekerjaan
dapat diperkaya dengan membuat lebih bervariasi, tetapi juga dapat diperkaya dengan (1)
lebih memberi kesempatan bagi karyawan untuk memutuskan tentang hal-hal seperti metode,
urutan, dan kecepatan kerja atau dengan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
mengambil keputusan-keputusan tentang dapat diterima atau ditolaknya bahan-bahan, (2)
mendorong partisipasi bawahan dan interaksi antarkaryawan, (3) menimbulkan perasaan
tanggung jawab pribadi dan diri karyawan atas tugas-tugas yang dilaksanakan (4) mengambil
langkah-langkah untuk memastikan bahwa para pegawai mengetahui kontribusi mereka
dalam suatu produk yang dihasilkan dan kesejahteraan perusahaan, (5) memberikan umpan-
balik kepada pegawai tentang prestasi kerja mereka, dan (6) melibatkan karyawan dalam
analisis dan perubahan aspek-aspek fisik lingkungan kerja, seperti tata letak kantor atau
pabrik, temperatur, cahaya penerangan, dan keberhasilan.
4. Fein menyatakan tidak terkesan dengan hasil-hasil bagus yang ditemukan pada pabrik
General Foods di Topeka karena pabrik itu berukuan kecil dan masih baru dengan
jumlah pegawai sebanyak 63 orang yang telah diseleksi dengan seksama dari 700
pelamar yang sangat ingin memperoleh pekerjaan di pabrik yang baru itu.
5. Demikian juga halnya Fein percaya bahwa keberhasilan program di Procter &
Gamble terjadi dalam perusahaan yang telah lama dikenal karena perhatiannya
terhadap pegawai "hanya dapat ditandingi oleh sedikit perusahaan saja di negeri ini."
6. Fein juga menemukan tidak ada bukti yang mendukung praduga bahwa terdapat
desakan yang kuat dari buruh kasar akan adanya pemerkayaan pekerjaan. Fein
mengutip pernyataan para pemimpin buruh yang mengemukakan bahwa mereka
belum pernah diminta para anggotanya untuk menegosiasikan program-program
tersebut dan, baik di Amerika Serikat maupun di Eropa. Program itu berasal dari pada
manajer dan bukan dari para karyawan.
Meskipun adanya analisis dan kritik Fein itu, sukar untuk mempercayai bahwa orang-
orang tidak menginginkan pekerjaan yang lebih berarti. Hal ini tentunya ada desakan bagi
para manajer dan profesional. dan tentunya ada desakan dari buruh kasar. Tetapi, boleh jadi
juga benar bahwa para pendukung pemerkayaan pekerjaan menetapkan sendiri skala nilai
terhadap orang-orang yang tidak sangat termotivasi oleh nilai-nilai yang sama.
27
lini perakitan, boleh jadi tidak mungkin memadukan pekerjaan sangat menarik. Hambatan
lain adalah biaya. General Motors mencoba membentuk tim yang terdiri dari enam dan tiga
orang dalam lini perakitan mesin. tetapi terbukti bahwa hal itu terlalu sukar, lamban, dan
mahal. Dua produsen mobil berkebangsaan Swedia, Saab dan Volvo, telah menerapkan
pendekatan tim dan membukukan bahwa biaya yang dikeluarkan agak lebih tinggi, tetapi
mereka percaya bahwa biaya yang dikeluarkan itu dapat diimbangi dengan berkurangnya
angkat ketidakhadiran dan berhenti kerja. Masalah lainnya adalah adanya kesukuan dalam
memperkaya pekerjaan yang memerlukan tingkat keterampilan rendah.
Salah satu batasan utama adalah persoalan tentang apakah karyawan benar-benar
menginginkan pamerkayaan pekerjaan. khususnya dalam bentuk yang mengubah isi pokok
pekerjaan mereka. Dari berbagai survey tentang sikap karyawan. termasuk sikap para
karyawan lini perakitan, terlihat bahwa sebagian besar karyawan merasa puas dengan
pekerjaan meneh dan hanya sedikit yang menginginkan pekerjaan yang "lebih menarik”. Apa
yang tampaknya diinginkan karyawan itu adalah jaminan pekerjaan dan bayaran. Selanjutnya,
terdapat adanya pandangan dan perasaan bahwa apabila manajer mulai mengubah hakekat
pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, ini dapat berarti hilangnya
pekerjaan.
Perlu dikemukakan bahwa batasan pemerkayaan pekerjaan terutama berlaku bagi
pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat keterampilan yang rendah.
Pekerjaan-pekerjaan bagi karyawan yang berketeranpilan tinggi, para profesional, dan
manajer telah memuat berbagai kadar tantangan dan keberhasilan. Barangkali pekerjaan
mereka ini masih dapat diperkaya lebih dari yang diperlukan. Tetapi, hal ini barangkali lebih
baik dilakukan dengan teknik manajemen modern seperti MBO, yang lebih memanfaatkan
pedoman kebijaksanaan dengan pendelegasian wewenang, penonjolan lebih banyak simbol-
simbol status dalam bentuk jabatan dan fasilitas kantor, dan lebih mengaitkan bonus dan
imbalan lain pada prestasi.
28
dalam perusahaan, maka ia akan harus meliwatkan waktunya memikirkan masalah-masalah
perusahaan.
Kesukaran lain adalah bahwa pemerkayaan pekerjaan biasanya dipaksakan penerapannya
terhadap pegawai; mereka diberitahu dan bukan ditanya apakah mereka menyukainya atau
tidak. Paling tidak, sebagian hal itu merupakan masalah yang dihadapi General Motors dalam
memekarkan pekerjaan karyawan lini perakitannya pada pabrik Vega di Lordstown. Pada
hakekatnya kita tidak boleh mengabaikan ikhwal pentingnya konsultasi, pentingnya
melibatkan orang-orang sebelum mengadakan perubahan yang signifikan.
Di samping itu, kurang atau tidak adanya dukungan terhadap pemerkayaan pekerjaan oleh
para pimpinan serikat buruh. Apabila pemerkayaan pekerjaan sedemikian pentingnya bagi
para karyawan, hal itu tentunya telah terungkap menjadi tuntutan dari serikat buruh, suatu
gerakan yang sama sekali belum terjadi.
29
mereka lakukan dan mengapa mereka melakukan hal itu. Mereka menyukai umpan-balik atas
prestasi mereka. Mereka senang dihargai dan diakui atas hasnl kerja mereka.
Dari hasil pertimbangan panitia tersebut, sejumlah perusahaan mungkin disarankan dalam
disain (rancang-bangun) pekerjaan dan dalam keseluruhan lingkungan kerja. Rekomendasi
panitia tersebut dapat mencakup hal-hal seperti perombakan struktur organisasi, cara
meningkatkan komunikasi; masalah-masalah dan pemecahannya yang belum pernah
terungkap sebelumnya, pengubahan pengaturan kerja melalui modifikasi teknis seperti
perancangan ulang lini perakitan, pengendalian mutu yang lebih baik, dan hal-hal yang dapat
meningkatkan kesehatan dan produktivitas perusahaan.
30
Tidak mengherankan apabila QWL, dengan kemungkinan hasil sedemikian itu, telah
menyebar dengan cepat, khususnya dalam perusahaan-perusahaan besar. Bukan pula hal yang
mengherankan apabila para pemimpin yang mengadaptasi program-program QWL tentunya
berasal dari perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan baik seperti General Motors,
Procter & Gamble, American Aluminium (ALCOA), dan AT & T.
Analisis teori, penelitian, dan penerapan di atas menunjukkan bahwa motivasi harus
ditinjau dari sudut pandang sistem dan kontingensi. Karena rumitnya masalah pemotivasian
dalam hubungannya dengan orang-orang dan situasi yang berbeda, jelas sekali bahwa risiko
gagal akan timbul apabila suatu motivator atau kelompok motivator diterapkan tanpa
memperhitungkan variabel perbedaan individu dan situasi. Perilaku manusia bukanlah
sesuatu yang sederhana, tetapi merupakan hal yang harus dipandang sebagai suatu sitem
variabel dan interaksi di mana faktor-faktor motivasi merupakan unsur yang penting.
31
Teori medan Lewin berasal dari konsep fisika tentang medan magnetis. Manusia
dipandang bertindak dalam suatu ”medan" yang terdiri dari berbagai faktor, dan perilaku
manusia dapat dipandang sebagai hasil dari faktor-faktor yang terdapat dalam medan itu.
Dengan mengaitkan hal itu terhadap produksi; orang-orang dipandang sebagai bertindak
dalam medan yang terdiri dari faktor-faktor yang menghambat dan faktor-faktor yang
mendukung (restraining forces and driving forces).Di mana terdapat faktor-faktor yang
cenderung membatasi produktivitas dan faktor-faktor yang memotivasi orang untuk lebih
produktif. Ditinjau dari sudut pandang manajerial, supaya produktif dapat ditingkatkan
apakah melalui pengurangan faktor-Iaktor penghambat atau melalui penguatan faktor-faktor
pendukung. Dengan menerapkan teknik, prinsip, dan konsep manajemen, manajer yang
efektif dapat melakukan keduanya.
32
disusun. Mereka juga melakukan hal itu dalam merancang bangun suatu sistem peranan
organisasi di mana orang-orang dapat efektif (dalam hubungan ini perlu dikemukakan bahwa
"struktur organisasi" tidak digunakan dalam arti birokrasi yang terbatas sebagaimana yang
digunakan Litwin dan Stringer pada saat menyebut istilah "organisasi"). Para manajer juga
melakukan hal itu pada saat mereka memastikan bahwa struktur tersebut telah dilengkapi
dengan orang-orang yang tepat. Gaya kepemimpinan dan kemampuan mereka untuk
memecahkan masalah-masalah komunikasi juga merupakan hal yang sangat pokok dalam
pengelolaan. Dan para manajer berupaya kuat untuk menciptakan Iingkungan yang efektif
pada saat memasukan bahwa alat pengendalian, infomasi; dan pendekatan membekali orang-
orang dengan pengetahuan umpan-balik yang harus mereka miliki bagi adanya motivasi yang
efektif.
2.21 KOMUNIKASI
33
hambatan terciptanya komunikasi yang baik, terutama yang berhubungan dengan
antarpribadi. Para sosiolog dan teoritisi informasi, termasuk para psikolog, telah
berfo kus di bidang komunikasi. Sebagai contoh, Katz dan Kahn; yang
berkomunikasi dari sudut pandang sosiologi, memandang sistem sistem sosial sebagai
"jaringan komunikasi terbatas.
2. Tujuan Komunikasi
Dalam arti yang luas, tujuan komunikasi dalam suatu perusahaan adalah untuk
melakukan perubahan untuk perubahan yang mempengaruhi dan untuk mencapai kese
jahteraan perusahaan. Dunia usaha, misalnya, memerlukan informasi harga,
kompetisi, teknologi, dan keuangan, serta informasi tentang usaha daur ulang dan
aktivitas pemerintah. Informasi ini merupakan dasar untuk keputusan yang
mempengaruhi lini produk, kualitas produk, kualitas, strategi gabungan faktor-faktor
produk, dan arus informasi internal. Namun, upaya mencerna informasi dan tindakan
yang segera dilakukan untuk menanggapinya, menjadi sangat sukar dalam perusahaan
yang besar dan melibatkan banyak orang. Komunikasi penting karena komunikasi
memadukan fungsifungsi manajemen. Secara khusus, komunikasi diperlukan untuk :
Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan
menyusun ren cana untuk mencapai tujuan itu
mengorganisasi Sumber Daya Manusia dan sumber daya dengan cara yang
paling efektif dan efisien
menyeleksi , mengembangkan, dan menilai anggota organisasi]
memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan iklim yang
menimbulkan keinginan orang untuk memberi kontribusi
mengendalikan prestasi
34
Proses manajemen
Perencanaan pengorganisasian staffing pemandu pengawan
Komunikasi
Lingkungan eksternal
Pelanggan
Pembekal
Pemegang saham
Pemerintah
Masyarakat
Lain-lain
3. Penerima pesan
harus "siap" menerima pesan agar dapat diolah menjadi pikiran. Misalnya, seseorang
yang sedang bermain atau menggambar pertandingan pak bola yang menarik dapat
mengurangi perhatiannya terhadap hal-hal yang dikemukakan dalam laporan
persiapan, yang semakin dipertanyakan oleh gagalnya komunikasi. Langkah
selanjutnya dalam proses komunikasi adalah "pengolahan dan decoding" pesan, di
mana penerima mengubah pesan menjadi pikiran. Komunikasi yang akurat hanya
dapat ter-jadi yang dapat mengirim dan menerima yang melekatkan arti yang sama
35
atau yang ditetapkan tidak dapat digunakan pada simbol-simbol yang mengandung
pesan. Suatu pesan yang diolah ke dalam bahasa Prancis mensyaratkan penerima
yang dapat mengerti bahasa Perancis.
36
komukasi kebawah, tetapi terdapat banyak bukti bahwa masalah akan timbul
apabila hany bentuk komunikasi seperti itu yang ada.
Komunikasi ke bawah, komunikasi kebawah mengalir dari orang-orang
tingkat atas kepada orang-orang tingkat bawah dalam hararki
organisasi.jenis komunikasi kebawah mencakup intruksi, pidato-pidato,
rapat-rapat, penggunaan telpon, pengeras suara.
Katz dan kahn mengidentifikasi lima jenis komunikasi dari atsan kepada
bawahan :
Pengarahan untuk melakukan tugas-tugas
Informasi untuk memahami hubungan tugas-tugas
Prosedur dan informasi tentang praktek perusahaan
Balikan tentang presentasi bawahan
Informasi tentang tujuan perusahaan
Komunikasi ke atas, komunikasi ke ats berasal dari baeahan kepada atasan
dan berlanjut terus keatas melalui hirarki organisasi. Arus ini terganggung
oleh orang-orang dalam mata rantai komunikasi yang menyaring pesan-
pesan dan tidak menyampaikan semua informasi tersebut.
Komunikasi bersilang, komunikasi ini mencakup arus informasi
horisontal, antara orang-orang pada tingkat organisasi yang sama dan arus
informasi diagonal. Jenis informasi ini digunakan untuk mempercepat arus
informasi, meningkatkan pemahaman, dan mengkoordinasi upaya-upaya
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
37
Dengan berkomunikasi nonverbal, seperti ekspresi wajah dan gerakan
tubuh, dan komunikasi ini juga diharapkan menompang komunikasi
verbal.
4. Jaringan komunikasi
Pola komunikasi ini jelas berkaitan dengan organisasi. Jaringan komunikasi yang
disentralisasi dengan yang diilustrasikan dengan roda dan rantai. cocok untuk
menghimpun informasi guna menanggulangi masalah-masalah rutin. dapat
memilih informasi yang relevan dengan masalah yang memerlukan selektif dan
menghindarkan komunikasi yang tidak diperlukan. Di samping itu, figur sentral
juga memiliki penempatan besar untuk mempengaruhi yang lain dan untuk
mempraktekkan kepemimpinan. Para anggota dalam jaringan roda dan rantai
mengeta-hui komunikasi mereka harus beralih dari orang yang sedang berada di
pusat.
38
murah" menuftjukkan ketidakjelasan yang disengaja; iklan itu menarik pertanyaan: Lebih
murah dari apa? Kata-kata yang dapat menimbulkan tanggap- an yang berbeda-beda. Bagi
sebagian besar orang, kata "pemerintah" dapat berar-ti campur tangan atau meminjam
defisit, bagi yang lain, kata yang sama dapat berarti bantuan, persamaan, dan keadilan.
Pesan yang Diungkapkan secara tidak baik, Tidak dapat menjawab pertanyaan yang jelas
dalam Diungkapkan Secarasak oleh pemilihan kata-kata yang tidak tepat, keseluruhan
Tidak Baik pemikiran transmisi komunikasi, hal itu dapat diru yang terlupa, perhatian, dan
ide pengorganisasian, struktur kalimat yang kaku, tanya ungkap kata-kata yang kosong,
penggunaan jargon yang tidak perlu, dan ketidakmampuan pria jelaskan implikasi pesan
yang disampaikan. Kekurangan pengelasan dan ketidaksesuaian itu, yang mungkin lebih,
dapat dihindarkan melalui pengolahan pesan dengan seksama.
Hilang pada saat penyampaian yang tidak baik, dalam penyampaian pesan dari seseorang
ke orang lain dan seterusnya, pesan tersebut menjadi semakin tidak akurat. Masalah serius
lan- Hilang pada Saat Penyampaian dan Pengungkapan yang merupakan kemampuan
informasi. Sebagai contoh, sebuah studio menemukan hanya pegawai yang bisa menerima
50 persen informasi yang mereka terima dan para penyelia hanya bisa mengendalikan 60
persen.
Kurang menyimak dan evaluasi terlalu dini terdapat banyak pembicara tetapi hanya sedikit
orang yang menyimak. Sebabnya barngkali karena orang-orang itu memikirkan masalah-
masalah mereka sendiri, seperti menyalurkan ego mereka. Menyimak menghendaki adanya
perhatian penuh dan swadisplin, menyimak juga berarti menghindari evaluasi terlalu dini
terhadap hal-hal yang dinyatakan orang lain.
Komunikasi impersonal. Komunikasi yang efektif lebih dari sekedar upaya penyampaian
informasi kepada pegawai. Ia memerlukan adanya komunikasi langsung dalam lingkungan
yang terbuka dan saling percaya.
Ketidakpercayaan, Ancaman, dan Rasa takut. Ketidakpercayaan, ancaman, dan rasa takut
menusak komunikasi. Dalam suasana yang berisi faktor-faktor itu, setiap pesan akan
dipandang dengan skeptis. Ketidakpercayaan dapat berasal dari perilaku atasan yang tidak
konsisten, atau disebabkan oleh pengalaman masa lampau dimana bawahan dihukum
karena secara jujur melaporkan informasi yang tidak menyenangkan kepasa atasan.
Tidak memadainya waktu untuk menyesuaikan pada perubahan. Tujuan komunikasi adalah
untuk mewakili perubahan yang mungkin merupakan hal yang menyesuaikan pada ius bagi
para pegawai: pergiliran waktu, tempat, Waktu untuk jenis, dan urutan pekerjaan atau
pergiliran pengontrol kelompok atau keahlian yang digunakan. Lebih dari sekedar
pelatihan tentang pentingnya komunikasi. Mengubah orang-orang dalam berbagai cara, dan
hal itu Perubahan dapat dilakukan saat untuk mengubah arti pesan utulh Konsekuensinya,
penting bagi efisiensi untuk tidak memaksakan perubahan sebelum orang-orang dapat
menyelamatkan diri terhadap implikasinyal.
39
Komunikasi organisasi yang dilihat terdiri dari kumpulan faktor-faktor komunikasi yang
terkait dengan tujuan Pengkajiarn Komunikasi organisasi.
TUJUAN
ORGANISASI
PERILAKU YANG
TUJUAN JARINGAN
TERKAIT DENGAN
KOMUNIKASI
TUJUAN
AKTIVITAS KEBIJAKAN
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
Keempat jaringan komunikasi utama yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1 Jaringan regulator atau tugas yang berhubungan dengan kebijaksanaan, prosedur, aturan,
dan hubungan atasan bahawan
2 Jaringan inovatif , yang mencakup pemecahan masalah, rapat-rapat dan saran untuk
perubahan
3 Jaringan integratif, yang terdiri dari pujian, ganjaran, promosi, dan hal-hal yang
menjembatani tujuan perusahaan dengan kebutuhan pribadi
4 Jaringan informatif-instruktif, yang mencakup publikasi perusahaan, papan buletin, dan
saluran informal.
40
6. Apabila Mungkin, berkomunikasi sesuatu yang membantu atau yang dihargai oleh
penerima.
7. Agar efektif, komunikasi perlu tindak lanjut.
8. Komunikasi pesan-pesan yang memiliki kadar penting dan jangka panjang.
9. Tindakan harus serasi dan sejalan dengan komunikasi.
10. Jadilah penyimak yang baik.
41
KASUS HOME RADIO AND TELEVISION COMPANY
Robert Gates mendirikan sebuah pabrik radio kecil di Detroit pada tahun 1930-an.
Usaha kecil ini ternyata kemudian menjadi salah satu perusahaan produsen radio, televisi, dan
produk sejenis yang terbesar di Amerika. Pada tahun 1965 penjualannya mencapai nilai $300
juta per tahun, dengan jumlah pegawai 15.000 orang dan sepuluh lokasi pabrik. Sepanjang
pertumbuhan perusahaan itu pendirinya tetap aktif, imajinatif, dan merupakan faktor
pendorong perusahaan. Pada masa-masa awal, setiap karyawan mengenalnya, dan ia dapat
memanggil pegawainya dengan nama kecil mereka; bahkan setelah perusahaan berkembang
cukup besar, para pegawai merasa bahwa mereka tahu pendiri perusahaan dan eksekutif
kepalanya, dan perasaan loyalitas pribadi yang kuat ini sangat berkaitan dengan adanya
kenyataan bahwa perusahaan ini belum pemah diserikatburuhkan.
Tetapi, ketika perusahaan makin makmur dan berkembang lebih besar, Tuan Gates
khawatir bahwa ia akan kehilangan jiwa "perusahaan kecilnya.” Ia juga khawatir bahwa
komunikasi akan terpengaruh, bahwa tujuan dan falsafahnya tidak lagi dipahami, bahwa akan
terjadi duplikasi sia-sia karena kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang dikerjakan
perusahaan lain, bahwa akibatnya hal-hal itu akan berpengaruh jelek terhadap pengembangan
dan pemasaran produk baru. Di samping itu, ia risau akan kehilangan hubungan baik yang
telah dibinanya selama ini dengan para pegawainya.
Untuk menanggulangi masalah komunikasi, ia mengangkat seorang direktur
komunikasi yang harus melapor langsung kepadanya. Bersama-sama kemudian mereka
memasang setiap sarana komunikasi yang juga digunakan perusahaan lain: papan buletin di
setiap kantor dan pabrik di seluruh pelosok negeri; pengadaan amat kabar perusahaan; "Buku
tentang Perusahaan" bagi setiap pegawai yang menyampaikan infomasi yang paling tentang
perusahaan; pengiriman surat-surat bagi-laba secara teratur; pengadaan kursus-kursus
komunikasi; pertemuan sekali dalam sebulan yang berlangsung satu hari di kantor pusat bagi
100 eksekutif; pertemuan tahunan yang berlangsung selama 3 hari bagi 1.200 manajer pada
semua tingkat; dan sejumlah basar panitia khusus untuk mendiskusikan masalah-maaalah
perusahaan.
Setelah menyita banyak waktu, upaya, dan dana, Tuan Gates kecewa karena masalah-
masalah komunikasi yang dihadapinya masih belum dapat disingkirkan, perasaan
berperusahaan kecil masih ada, dan hasil program-program yang dilancarkan tampaknya
belum ada artinya.
1. Menurut anda, kenapa Tuan Gates kecewa? Perlukah ia merasa kecewa?
2. Menurut anda apa masalah komunikasi yang sesungguhnya dihadapi perusahaan itu?
4. Benarkah menurut anda pendapat Tuan Gates bahwa komunikasi akan dapat
memenuhi keinginannya untuk mempertahankan jiwa "perusahaan kecil?”
42
BAB III
RINGKASAN
Kepemimpinan melibatkan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mau
berusaha untuk mencari organisasi. Kekuasaan bisa bersumber dari 5 sumber, yaitu:
legitimate power, expert power, referent power, reward power, dan coercive power. Teori
kepemimpinan terbagi menjadi 3 kelompok Pertama adalah teori sifat yang mengatakan
bahwa pemimpin memiliki sifat-sifat tertentu. Kedua adalah teori perilaku yang melihat pada
perilaku yang dilakukan oleh seorang pemimpin Dalam teori perilaku ini termasuk studi yang
dilakukan di Ohio State, studi yang dilakukan di University of Michigan, dan Managerial
Grid. Yang ketiga adalah contingency approach yang mengatakan bahwa tidak ada satu tipe
kepemimpinan yang cocok
43
DAFTAR PUSTAKA
Harold Koontz, Cyril O’Donnell dan Heinz Weihrich Manajemen; Jilid 1 Edisi
Kedelapan;Oleh.–Jakarta: Erlangga,1996.
Stoner, James A. F., R. Edward Freeman and Daniel R. Gibert Jr., 1996, dialihbahasakan oleh
Alexander Sindoro, Management, Jilid 2, Jakarta: PT Prenhallindo.
Sri Wiludjeng SP, 2007. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.
44