Anda di halaman 1dari 30

RANGKUMAN

“THE EVOLUTION OF MANGEMENT”

DOSEN
FIRLY FIRMANSYAH S., SE., MM.

DISUSUN OLEH
NENI MEILANI
10090118015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI& BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018/2019
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
Management Process In 3-D........................................................................................4
ISI....................................................................................................................................10
EVOLUSI MANAJEMEN.........................................................................................10
Teori Manajemen Hubungan Manusiawi atau Aliran Perilaku (Neo-Klasik).......14
Teori Manajemen Modern.........................................................................................14
Perkembangan Teori Manajemen.............................................................................15
Manajemen pada Zaman Kuno.................................................................................16
KONTRIBUSI KEPADA MANAJEMEN PADA MASA LALU...........................17
Manajemen pada Zaman Kuno.............................................................................17
FAYOL: BAPAK TEORI MANAJEMEN OPERASIONAL MODERN..............22
Prinsip-prinsip Umum Manajemen......................................................................23
Unsur-unsur manusia............................................................................................23
TIMBULNYA ILMU-ILMU PERILAKU...............................................................24
Timbulnya Psikologi Industri................................................................................24
CHESTER BARNARD DAN TEORI SISTEM.......................................................26
KRITIK TERHADAP KESALAHFAHAMAN DARI AHL I KLASIK................26
TIMBULNYA PE-MIKIRAN MANAJEMEN MODERN.....................................27
PENUTUP.......................................................................................................................29
KESIMPULAN...........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................30
PENDAHULUAN

Manajemen berasal dari bahasa Inggis “Management” yang berasal dari


kata dasar “manage”. Definisi Manage menurut “Kamus Oxford” Memimpin atau
membuat keputusan di perusahaan ataupun organisasi Dan definisi Management
menurut “Kamus Oxford” pula yaitu pengendalian dan pembuatan keputusan di
perusahaan ataupun di organisasi. Dan Muklis Kanto, S.E, M.S, Ph.D.
menjelaskan pada bukunya “Filsafat Manajemen” Manajemen sendiri diartikan
sebagai seni yan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan
dan pengawasan, sesuai apa yang dia adopsi dari teorinya Drs. Oey Liang Lee
Pada intinya manajemen di ciptakan atas dasar keterbutuhan manusia
dalam mengelola dalam bentuk apapun sebagai upaya dalam mencapai tujuan
yang berjalan secara efektif dan efisien.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengontrolan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (Planning) Perencanaan (planning) adalah 1) pemilihan atau
penetapan tujuan-tujuan organisasi,
2. penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda,
sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
3. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian (organizing) adalah 1)
penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat
membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab
tertentu dan 4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-
individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Penyusunan Personalia (Staffing) Adalah penarikan (recruitment), latihan
dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para
karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
5. Pengarahan (Leading) Fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk
membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang
diinginkan dan harus mereka lakukan.
6. Pengawasan (Controlling) Adalah penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai
dengan yang diharapkan.
Management Process In 3-D
Adapun pendapatlain mengenai Manajemen dari R. Alec Mackenzie. Bagi
banyak pengusaha yang mencoba mengikuti konsep manajemen, literatur
terkadang tampak lebih membingungkan dari pada mencerahkan. Selain
mencerminkan perbedaan pendapat dan semantik, buku ini umumnya sampai pada
pembaca dalam fragmen. Tujuan dari diagram yang dibuat oleh R. Alec
Mackenzie ini bukan untuk memberikan informasi baru kepada eksekutif, tapi
untuk membantunya mengumpulkan poin-poin mendasar dri terpenting hingga
paling terpenting.
Menurut Alec Mackenzie manjemen memiliki 3 elemen yaitu ideas,
things, dan people.tiap elemen memiliki tugas, fungsi dan aktifitas.
1. Elemen Ideas mempunyai tugas menciptakan gagasan yang akan di
jalankan organisasi, dan memiliki fungsi lanjutan yaitu menganalisis
masalah dengan cara mengumpulkan informasi, mencari dan memastikan
penyebab dan mencari solusi alternatif terbaik, lalu fungsi selanjutnya
yaitu menjalankan fungsi perencanaan untuk merencanakan suatu tindakan
yang akan di ambil atau di jalankan. Aktivitasnya yaitu :
 Forecasting , yaitu memperkirakan hasil dari setiap tindakan.
 Set objectives, yaitu menentukan hasil yang di inginkan.
 Develop strategies ,yaitu menetapkan bagaimana dan kapan untuk
mencapai tujuan.
 Program, yaitu menetapkan urutan prioritas dan waktu dalam
langkah-langkah yang diambil.
 Budget, yaitu mengalokasikan sumber daya/ biaya.
 Set procedures yaitu mengatur bagaimana metode yang digunakan
untuk pencapaian tujuan.
 Develop policies, yaitu mengembangkan kebijakan membuat
keputusan pada masalahyang berulang.
2. Elemen selanjutnya adalah things yang memiliki tugas untuk di mengelola
rincian urusan pelaksanaan. Fungsi lanjutan dari elemen ini adalah
membuat keputusan dan membuat kesimpulan serta penilaian. Elemen
things ini akan melahirkan fungsi manajemen yaitu organizing yang akan
mengatur hubungan pekerjaan untuk pencapaian tujuan yang efektif.
Aktivitasnya adalah :

 Establish organization structure yaitu membuat bagan organisasi


 Delinate relationships yaitu, menentukan jalur penghubung untuk
mempermudah koordinasi.
 Create position description yaitu menentukan ruang lingkup,
hubungan, tanggung jawab dan wewenang.
 Establish position qualifications yaitu mendefinisikan kualifikasi
untuk orang di setiap posisi.
3. Elemen people mempunyai tugas kepemimpinan atau mempengaruhi
orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan lanjutan dari
elemen ini adalah communicate yaitu berkomunikasi dengan baik dengan
bawahannya. Elemen people akan melahirkan fungsi manajemen yaitu:
a. Staff, yaitu memilih orang yang kompeten untuk posisi tertentu di dalam
organisasi. Staff memiliki aktifitas yaitu :
 Select, yaitu merekrut orang yang sesuai dengan kualifikasi untuk
setiap posisi.
 Orient yaitu mengenalkan karyawan baru dengan lingkungan kerja
yang baru
 Train, yaitu membuat karyawan mahir dalam pekerjaannya dengan
instruksi dan praktik.
 Develop, yaitu membantu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan karyawan.
b. Direct yang berarti mengarahkan bawahannya untuk bertindak sesuai
dengan tujuan yang di inginkan organisasi. Direct memiliki aktivitas
yaitu :
 Delegate ,yaitu menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas yang
tepat untuk hasil.
 Motivate yaitu, membujuk dan menginspirasi orang untuk
mengambil tindakan yang diinginkan.
 Coordinate yaitu, menghubungkan usaha dalam kombinasi yang
paling efektif.
 Manage Differences yaitu, mendorong pemikiran independen dan
menyelasaikan konflik.
 Manage Change yaitu, meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam
mencapai tujuan.
c. Control yang berarti mengawasi atau memastikan setiap tindakan yang di
lakukan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan. Aktivitasnya
adalah :
 Establish reporting system yaitu, menentukan data penting yang
dibutuhkan, bagaimana dan kapan dibutuhkannya.
 Develop performance standards yaitu, mengatur kondisi yang akan
terjadi ketika tugas utama dilakukan dengan baik.
 Measure result yaitu, memastikan sejauh mana penyimpangan
terjadi dari tujuan dan standar yang sudah ditetapkan.
 Take corrective action yaitu menyesuaikan rencana perencanaan
untuk mencapai standar dan mengulang kembali.
 Reward yaitu penghargaan berupa pujian dan gaji untuk karyawan.
4. Anatomi Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia kita
ketahui sebagai elemen utama dari beberapa elemen lainnya seperti modal
ataupun teknologi, karena manusia lah yang akan memilah hal tersebut.
Manajemen sumber daya manusia adalah produk dari gerakan hubungan
manusia abad ke-20 awal, ketika para peneliti mulai mendokumentasikan
cara-cara menciptakan nilai bisnis melalui manajemen strategis dari
angkatan kerja . Fungsi awalnya didominasi oleh pekerjaan transaksional,
seperti gaji dan administrasi manfaat, namun karena globalisasi,
konsolidasi perusahaan, kemajuan teknologi, dan penelitian lebih lanjut,
HR sekarang berfokus pada inisiatif strategis seperti merger dan akuisisi,
manajemen artis, perencanaan suksesi, industri dan hubungan kerja, dan
keragaman dan inklusi.
Marihot Tua Efendi Hariandja pada bukunya “Manajemen Sumber
Daya Manusia” menjelaskan HRM sendiri sebagai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahandan pengawasan kegiatan-kegiatan
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan
organisasi dan masyarakat
. H. Koontz & O’Donnel menyatakan manajemen berhubungan
dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan
orang-orang lain. Artinya untuk mencapai tujuan perlu adanya manajemen
SDM yang baik dalam sebuah organisasi untuk mencari dan
mempertahankan sumberdaya manusia yang sesuai
. Menurut Edwin B. Flippo Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar
tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat
. Gary Dessler Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan
dari praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang”
atau SDM dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan,
penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian.
Menurut Bohlarander dan Snell Manajemen sumber daya manusia
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan karyawan
dalam perusahaan, membuat pekerjaan, kelompok kerja, mengembangkan
para karyawan yang mempunyai kemampuan, mengidentifikasi suatu
pendekatan untuk dapat mengembangkan kinerja karyawan dan
memberikan imbalan kepada mereka atas usahanya.
Handoko mengemukakan Manajemen sumber daya manusia adalah
penarikan, seleksi pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber
daya manusia untuk mrncapai titik tujuan-tujuan individu maupun
organisasi.
Menurut hasibuan (2000:10) manajemen SDM adalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan karyawan dan masyarakat.
Maka dari itu manajemen SDM harus bisa menjamin tenaga kerja yang di
milikinya menunjukan kinerjanya

Dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan bagian


dari manajemen keorganisasian yang menekankan pada unsur sumber daya
manusia dengan mengelola sumber daya manusia dengan baik agar diperoleh
tenaga kerja yang tepat sesuai pekerjaannya sehingga mampu bekerja secara
optimal demi tercapainya tujuan.
Untuk menjamin tenaga kerja yang kita miliki menunjukkan performancenya,
maka ada beberapa aspek dalam sdm yaitu ability to work dan willingness to
work.
1. Ability to Work (kemampuan untuk bekerja) Dalam menemukan
karyawan yang memiliki
kemampuan dalam bekerja maka perusahaan melakukan beberapa
langkah, yaitu:
a. Procurement of people
Usaha untuk memperoleh sejumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
perusahaan, terutama yang berhubungan dengan penentuan kebutuhan
tenaga kerja, maka diperlukan :
 Recruitment : Proses penarikan sumber daya manusia yang
memiliki kualifikasi dan kemampuan yang unggul untuk mengisi
posisi yang ada pada organisasi guna mencapai tujuan
organisasinya.
 Selection : Suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang
diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu.
Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap
perusahaan bersangkutan
 Placement : Penempatan karyawan yang telah lulus seleksi pada
jabatan atau pekerjaan tertentu yang membutuhkan dan
mendelegasiakan wewenangnya.
 Orientation : Aktivitas sumber daya manusia yang
memperkenalkan karyawan baru kepada organisasi dan kepada
tugas-tugas yang harus dikerjakan, atasan, dan kelompok kerja
b. Development of people
Usaha untuk meningkatkan keahlian/keterampilan karyawan agar dapat
melakukan tugasnya dengan baik. Tingkat keterampilan ini dapat dicapai
melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan perusahaan untuk
karyawan, baik yang baru masuk ataupun yang sudah lama bekerja di
perusahaan tersebut. Aktivitas ini penting dan akan terus berkembang
karena adanya perubahan teknologi, penyesuaian dan meningkatnya
kesulitan tugas manajer, maka diperlukan :

 Education : Merupakan proses pembentukan kemampuan dasar


yang fundamental, baik menyangkut daya fikir (daya intelektual)
maupun daya emosional (perasaan) yang diarahkan kepada tabiat
manusia dan kepada sesamanya.
 Training : Suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan
pengetahuan, keahlian dan perilaku mengenai karyawan.
 Promotion : Penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu
organisasi yang diikuti dengan kewajiban, hak, status, dan
penghasilan yang lebih besar.
2. Willingness to Work (kemauan untuk bekerja)
Maintenance of people adalah suatu langkah perusahaan untuk
mempertahankan karyawannya agar tetap mau bekerja dengan baik dan
produktif, dengan cara memperhatikan kondisi fisik, mental, dan sikap
karyawanya agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Maka diperlukan
beberapa hal sebagai berikut :

 Compensation : Semua pendapatan yang berbentuk uang, barang


langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan kepadaperusahaan.
 K3 : Sebuah rencana tindakan yang dirancang untuk mencegah
kecelakaan kerja dan jaminan kesehatan agar kryawan tetap dapat
bekerja optimal untuk perusahaan.
 Motivation : Kondisi yang menggerakan diri karyawan yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi
 Integration : Penyesuaian antara perbedaan kepentingan
perusahaan dengan karyawan sebagai individu agar dapat bekerja
sama secara harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan.
 Separation : Pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu
yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
karyawan dan perusahaan/organisasi
ISI

EVOLUSI MANAJEMEN

Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-hal


yang harus dikerjakan secara efektif untuk menjadi seorang manajer. Terdapat tiga
aliran manajemen yang mengikuti evolusinya, yaitu: Teori Klasik, Teori Neo-
Klasik, dan Teori Modern
1. Teori Manajemen Klasik
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris
pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-
masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun
masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry
Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.
Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan
anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan
kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan
temadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen
yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik,
rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan,
menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk
menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha
memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun
rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi
menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal Manajemen Modem”. Selain
itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi
yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai
perbaikan kondisi kerja, beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan
produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha
penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-
prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya.
Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan
spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga
pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator.
Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut
“rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)”, Prinsip-prinsip dasamya
digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833
beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah
komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern, sehingga beliau
sering dinamakan Bapak Komputer”.
Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On the Economy Of
Machinery and Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi
dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk
menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja
supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat
memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem
pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja
memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam
peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya
menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan
dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka
berikan dalam peningkatkan produktivitas.
Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah
yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan.
HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus
ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem “Charting” yang
terkenal dengan “Gant Chart”.
Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara
manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-
rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik.
Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan
rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya “Gantt Chart”
yang terkenal tersebut.
Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol mengarang buku “General and Industrial management”. Pada tahun
1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan
produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu
organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran
manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan
keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi
karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang
bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan
yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya
yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam
6 macam kegiatan :
1. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-
barang produksi.
2. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan
mentah dan menjual hasil produksi.
3. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha
mendapatkan dan menggunakan modal.
4. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi
pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
5. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang,
keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.
6. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi:
a) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
b) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil
dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
c) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan
agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka.
d) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber
daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam
mencapai tujuannya.
e) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk
membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana
mestinya.
Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional,
berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh karena itu, teori
klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis
dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktur atau
anatomi organisasi. Teori klasik terbagi menjadi dua cabang yaitu:
Pertama, teori manajemen ilmiah (Scientific Management Theory). Frederick W.
Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth, dan Lilian Gillberth adalah tokoh-
tokoh di balik teori ini. Mereka memikirkan suatu cara meningkatkan
produktivitas dengan menanganai kondisi kekurangan tenaga terampil melalui
efisiensi pekerja.
Frederick W. Taylor disebut sebagai “ Bapak manajemen ilmiah” dengan
karyanya “Scientific Management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar
penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah
teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar yang
dikembangkannya adalah :
1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar suatu
pekerjaan dapat ditetukan metode pencapaian tujuannya secara
maksimal.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberiakn
tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian.
3. Pendidikan dan pengembangan karyawan.
4. Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan karyawan.
Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi
gerak dan waktu, pengawasan fungsional, sistem tarif berbeda, yaitu karyawan
yang lebih priduktif dan efisien mendapatkan gaji lebih besar dari yang lainnya
Kedua, teori manajemen administratif atau organisasi klasik (Classical
Organization Theory) dipelopori oleh Henry Fayol (1841-1925). Timbulnya teori
organisasi klasik sebagai dampak adanya organisasi yang kompleks. Menurut
Fayol, manajemen akan berjalan efektif jika empat belas prinsip dan keterampilan
dijalankan. Empat belas prinsip itu ialah :
1. Pembagian kerja
2. Otoritas atau wewenang
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah
5. Kesatuan arah
6. Mengemudiankan kepentingan pribadi di bawah kepentingan
umum
7. Balas jasa atau imbalan
8. Sentalisasi
9. Hirarki
10. Tertib
11. Keadilan
12. Stabilitas staf organisasi
13. Inisiatif
14. Semangat korps
Teori Manajemen Hubungan Manusiawi atau Aliran Perilaku (Neo-Klasik)
Teori ini timbul sebagian karena para manajer terdapat berbagai kelemahan
dengan pendekatan klasik. Teori ini berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial
dengan mengaktualisasikan dirinya. Beberapa pelopor aliran neo-klasik antara
lain: Elton Mayo dengan studi hubungan antar manusia, atau tingkah laku
manusia dalam situasi kerja terkenal dengan Studi Hawthorne. berdasarkan studi
ini ternyata kelompok kerja informal linhkungan sosial pekerja mempunyai
pengaruh besar terhadap produktivitas. Pelopor lainnya adalah Douglas
McGregor, ia menyatakan bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar
bila menaruh perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan.
Teori manajemen aliran perilaku memandang kemungkinan bahwa pekerja yang
menerima perhatian khusus akan bekerja lebih baik hanya karena mereka
menerima perhatian tersebut. Teori ini menganut prinsip bahwa :
1. Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian per bagian.
2. Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk
pencapaian tujuan organisasi.
3. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat
(peranan, prosedur, dan prinsip).

Teori Manajemen Modern


1) Pendekatan Sistem ( System Approach)
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang
dipersatukan dan diarahkan dari komponen-komponen yang saling berkaitan.
Chester I. Barnard menjelaskan bahwa tugas manajer adalah mengupayakan
adanya suatu upaya kerjasama dalam organisasi dengan menyarankan
pendekatan komprehensif dalam aktifitas managing.
Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
merupakan satu kasatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi,
membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu, harus disadari bahwa
perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen
lainnya. dengan demikian berpikir dan bertindak sistem berarti tidak
memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain
secara sinergi.
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dan
bagian-bagiannya. sistem yang sinergi adalah tiap-tiap unit atau bagian
bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan
bertanggungjawab terhadap kemajuan sistem secara umum.
2) Pendekatan Kontingensi atau pendekataan situasional
Istilah contingent berarti dapat terjadi, tetapi hal tersebut tidak pasti
akan terjadi. dalam bidang manajemen menurut keadaan hal etrsebut berarti
kondisi-kondisi atau lingkungan di dalam manajemen terjadi. dalam kondisi-
kondisi tertentu, sebuah rencana akan dijalankan, tetapi apabila terdapat
kondisi-kondisi yang berbeda makan akan digunakan sebuah rencana yang
berbeda.
Ide memperhatikan variabel-variabel lingkungan yang mempengaruhi
manajemen dikenal sebagai situasional manajemen dan dalam sebuah paper
thaun 1919, Mary Paarker Follat mengguankan istilah Law of the Situation
(Hukum Keadaaan).

Perkembangan Teori Manajemen


Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai
sekarang berkembang terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen
memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah manajemen. Demikian pula aliran klasik yang
telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan
terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan
kontingensi.
Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen.
Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai
aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan
antara aliran-aliran ini.
Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang
dilihat dari lima sisi yaitu:
1) Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian
dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi
pengembangan teori manajemen.
2) Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng
sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3) Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna
sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah
yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang
karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4) Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi
dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem
dan kontingensi.
5) Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan
munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian
kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.
Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan
pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini
dapat dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain
di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena keahlian danpengalaman
dari para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan
baru, service, system, produk.
Adanya inovasi yang terus menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari
individual dan interaksi dalam kelompok sehingga perubahan terns teljadi
merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan
pengetahuan baru.
Manajemen pada Zaman Kuno
Interpretasi terhadap tulisan peninggalan mesir, yang sudah ada sejak tahun 1300
sebelum masehi, menunjukan pengakuan betapa pentingnya organisasi dan admi
istrasi dalam negara-negara birokratis dizaman kuno
Walaupun teori dan ilmu manajemen itu tidak eksak dan relatif masih muda,
namun perkembangan pemikiran mengenai manajemen sudah ada sejak manusia
berusaha mencapai tujuan dengan bekerjasama dalam kelompok. Meskipun
pemikiran dan penelitian manajemen telah semakin cepat dalam tiga dekade
terakhir dan meskiptm teori manajemen operasional modern sudah ada terutama
sejak permulaan abad keduapuluh, bersamaan dengan karya Frederick Taylor dan
Henri Fayol, bertahun-tahun sebelum itu sudah ada pemikiran dan usaha yang
serius untuk membuat teori manajemen. Kendati bab ini tidak hanya ditujukan
untuk mengungkapkan tonggaktonggak penting dalam perkembangan pemikiran
manajemen, namun adaIah bermanfaat bagi mereka yang tertarik kepada bidang
manajemen untuk mengetahui latar belakang evolusi pemikiran manajemen.
Bahkan pengetahuan yang terbatas pun dapat membantu kita untuk menghargai
wawasan, ide, dan landasan ilmiah yang mendahului munculnya karya tulis
manajemen selama tahun-tahun terakhir. Pengetahuan akan sejarah pemikiran
manajemen mungkin dapat menolong pembaca untuk menghindarkan timbulnya
kembali ide-ide yang sudah sangat lazim sebelumnya dan untuk menghindarkan
diakuinya kebenaran dari pernyataan yang selama ini masih tersamar, seperti
pernyataan bahwa "para penganut aliran klasim menganggap manusia sebagai
instrumen yang tak berdaya."
KONTRIBUSI KEPADA MANAJEMEN PADA MASA LALU
Banyak catatan dan ide yang berhubungan dengan manajemen sudah ada sejak
zaman kuno. Di antaranya ada catatan dari orang Mesir, orang Yunani
pengalaman dan praktek administratif dari Gereja Katolik, organisasi militer, dan
para kameraJis dari abad keenambelas sampai abad ke delapan belas.
Manajemen pada Zaman Kuno
Interpretasi terhadap tulisan peninggalan Mesir, yang sudah ada sejak. Tahun
1300 sebelum Masehi, menunjukkan pengakuan betapa pentingnya organisasi dan
administrasi dalam negara-negara birokratis di zaman kuno. Catatan-catatan yang
serupa ada juga di Cina purba. Perumpamaan-perumpaan dari Confucius memuat
saran-saran praktis untuk administrasi negara yang baik, dan nasihat untuk
memilih pejabat pemerintah yang jujur, tidak memikirkan diri sendiri, dan mampu
bekerja. Meskipun catatan peninggalan Yunani tidak memberi banyak pengertian
tentang prinsip-prinsip manajemen yang digunakan, namun dengan adanya
persemakmuran di Athena, yang disertai dengan dewan-dewannya, pengadilan
rakyat, pejabat administrasi, dan dewan jenderal, kita bisa melihat adanya
penghargaan kepada fungsi manajerial. Definisi Socrates tentang organisasi-
organisasi militer. Kecuali Gereja, tidak ada bentuk organisasi lainnya dalam
sejarah peradaban Barat yang dipaksanakan, oleh masalah-masalali dalam
pemanajemenan kelompok besar, untuk mengembangkan prinsipprinsip
organisasi. Namun, walaupun ada kebutuhan, organisasi-organisasi militer gagal
menerapkan banyak teori sebelum dua abad yang lalu. Meskipun organisasi-
organisasi militer tetap agak sederhana sarnpai belakangan ini, karena sebagian
besar dibatasi oleh perbaikan dalam bidang hubungan otoritas, namun setelah
berabad-abad, mereka semakin meningkatkan teknik-teknik kepemimpinan
mereka. Angkatan perang terdahulu, meskipun ada yang terdiri dari prajurit
sewaan, seringkali mempunyai moral yang cukup baik dan hubungan yang saling
mengisi antara tujuan perorangan dan kelompok. Sejarah penuh dengan contoh
tentang pemimpin-pemimpin militer yang menyampaikan ren cana dan tujuan
mereka kepada prajuritprajurit mereka, dan dengan berbuat begitu mereka
mengembangkan apa yang disebut Mooney sebagai suatu ”kesatuan doktrin” di
dalam organisasie Bahkan seorang komandan -yang bersifat otokratis seperti
Napoleon, menambah kuasanya untuk memimpin dengan memberi keterangan
cermat mengenai maksud perintah-perintahnya. Tetapi kemudian, organisasi-
organisasi militer telah menerapkan prinsipprinsip manajemen lain. Yang paling
penting dari prinsip-prinsip itu antara lain adalah prinsip staf. Meskipun istilah
“staf umum” telah dipakai dalam tentara Perancis tahun 1790, dan meskipun
fungsi-fungsi staf tertentu telah memberi ciri kepada organisasi-organisasi militer
selama berabad-abad, namun konsep modern dari staf umum dapat ditemukan
pada tentara Rusia dalarn abad kesembilan belas. Kelompok itu, yang diorganisasi
di bawah seorang kepala staf, memberi nasihat dan informasi yang terinci dan
menyediakan jasa-jasa penolong yang menjadi ciri-ciri pokok kemiliteran maupun
segala macam usaha lainnya.
Para Kameralis
Para kameralis adalah sekelompok cendekiawan dan administrator. negara
berkebangsaan Jerman dan Austria. Pada umumnya, dari abad keenam belas
sampai kedelapan belas, mereka menganut ajaran yang sama dengan kanm
merkąntilis Inggris dan aliran-aliran fisiokratis Perancis dalam bidang ekonomi
politik. Mereka semua percaya bahwa untuk mempertinggi kedudukan suatu
negara, orang perlu meningkatkan kekayaan materi semaksimal mungkin. Tetapi
hanya aliran para kameralis yang menekankan administrasi sistematis sebagai
suatu sumber kekuatan, dan mereka adalali kelompok yang paling dini
melakukannya. Para kameralis juga percaya dalam universalitas teknik
manajemen, dengan mencatat bahwa mutu yang sama, yang meningkatkan
kekayaan seseorang, diperlukan dalam administrasi yang baik dari negara serta
departemendepartemennya. Dalam mengembangkan prinsip-prinsip manajemen,
mereka memberi tekanan pada spesialisasi fungsi, ketelitian dalam seleksi dan
pelatihan para bawahan untuk posisi administratif, penetapan jabatan pengawas
dalam pemerintahan, pelaksanaan proses hukum, dan penyederhanaan prosedur-
prosedur administratif. menguntungkan bagi sang majikan, dan merupakan bagian
pokok dari setiap pekerjaan manajer. Dalam suatu instruksi yang ditulisnya
kepada para
penyelia, dia mengatakan :
Selama bekerja di pabrik Anda telah mereguk keuntungan dari mesinmesin yang
kokoh, yang dikonstruksi dengan baik dan dijalankan dengan baik pula. Jadi kalau
Anda memberi perhatian yang pantas kepada keadaan mesin-mesin Anda yang
tidak bernyawa itu sehingga bisa memberikan keuntungan, apa lagi yang tidak
mungkin dapat diharapkan kalau Anda memberikan perhatian yang sama besarnya
kepada "mesin jasmani Anda yang hidup itu, yang dikonstruksi dengan cara yang
jauh lebih mengagumkan?
Charles Babbage
Babbage bukanlah seorang industriawan atau manajer, melainkan seorang
profesor dan ilmuwan. Dia seorang ahli matematika Inggris terkemuka yang
bekerja sebagai profesor matematika di Universitas Cambridge dari tahun 1828
sampai 1839. Pekerjaan keilmuannya sebelum dan sesudah kedudukan_ tetapnya
sebagai profesor mencurahkan perhatian yang terus- menerus kepada toko-toko
dan pabrik-pabrik baik di Inggris Raya maupun di benua Eropa. Babbage
mungkin paling dikenang karena penemuannya poda tahun 1822 berupa
kalkulator mekanis, yang disbutnya "mesin penambah dan rengurang" (difference
machine), Prinsip-prinsip dasarnya dipakai pada mesin-mesin hitung hampir
seabad kemudian. Dia menyusun sebuah “mesin analiti" (analytical machine) pada
tahun 1833, yaitu sebuah komputer yang menuruti instruksi-instruksi secara
otomatis dan mempunyai sega)a unsur dasar dari komputer modern yakni alat
memori, sistem input mernakai kartu berblong, unit ilmu hitung, dan sistem
memori eksternal (melalui penyimpåhan kartu blong). Tidak mengherankan kalau
Babbage disebut sebagai "bapak komputer." Tetapi dipandang dari sudut
manajemen, Babbage paling dikenang karena bukunya yang terkenal: ”On the
Economy of Machinery and.Manufactures" yang diterbitkan pada tahun 1832.
Dalam arti yang sebenarnya, Babbage adalah seorang ilmuwan manajemen
matematik. Dia khususnya tertarik kepada prinsip efisiensi pembagian tugas dan
perkembangan prinsip nprinsip ilmiah untuk menentukan bagaimana seorang
manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya mendapat hasil
yang sebaikbaiknya. Dia terkesan dengan prinsip efisiensi pembagian tugas, tidak
hanya demi pekerjaan manual saja, melainkan juga demi aktivitas mental. Tetapi
meskipun dia seorang ilmuwan dan ahli matematika, dia tidak melupakan unsur
manugia. Seperti Tayior, tiga perempat abad kemudian, Babbage rnenyarankan
bahwa sebaiknya ada kepentingan bersama antara pekerja dan pemilik pabrik
yang baru. Dia sangat menganjurkan adanya semacam sistem pembagian
keuntungan sehingga para pekerja bisa mendapat bagian dari keuntungan pabrik
apabila mereka ikut menyumbang dalam produktivitasnya. Dia menyarankan
supaya para pekerja dapat menerima jemen ilmiah." Barangkali tidak ada orang
lain yang mempunyai pengaruh lebih kuat atas perkembangan manajemen.
Pengalamannya sebagai seorang magang, pekerja kasar, mandor, pemimpin
mekanik, dan kemudian insinyur kepala dari perusahaan baja, memberikan kepada
Taylor cukup peluang untuk mengetahui dari tangan pertama masalah dan sikap
para pekerja dan untuk melihat peluang-peluang besar agar mutu manajemen
ditingkatkan. Penemuan Taylor yang orisinal berupa alat-alat pemotong baja yang
bekerja dengan kecepatan tinggi, dan penemuan-penemuan lain, serta
pekerjaannya yang terdahulu sebagai konsultan insinyur, membuat dia begitu kaya
sehingga dia berhenti bekerja dengan menerima upah, pada tahun 1901, dalam
usia 45 tahun. Kemudian sisa hidupnya selama 14 tahun dihabiskannya sebagai
konsultan dan dosen tanpa dibayar untuk mengembangkan. ideidenya tentang
manajemen ilmiah tersebut.

Perhatian Taylor yang Utama


Yang menjadi perhatian Taylor yang utama dalam hampir seluruh hidupnya
adalah peningkatan efisiensi dalam produksi, tidak hanya untuk menurunkan
biaya dan menaikkarl laba tetapi juga untuk memungkinkan-penambahan upah
bagi para pekerja melalui produktivitas mereka yang lebih tinggi. Sebagai seorang
pemuda yang bekerja pada bengkel mesin, dia jengkel terhadap pekerja yang
pura-pura bekerja, dengan kesibukan yang- dibuat-buat, agar produksi menjadi
berkurang bukannya bertam bah, terutama karena para pekerja takut akan
kehilangan pekerja kalau mereka menghasilkan produk lebih banyak. Dia
memandang "kepura-puraan" bekerja tadi sebagai suatu sistem dari
pengalamannya sendiri dia tahu bahwa produktivitas yang tinggi bisa dicapai
tanpa usaha yang berlebihan dari pihak pekerja Taylor memutuskan bahwa
masalah produktivitas ituterjadi karena ketidaktahuan itu timbul dari fakta bahwa
baik para manajer maupun para pekerja tidak tahu apa yang merupakan "kerja.
hariall yang wajar" dan "upah harian yang wajar." Selain itu, dia percaya bahwa
baik para manajer maupun para pekerja terlalu memikirkan bagaümana mereka
dapat membagi surplus yang timbul clari produktivitas pemikiran yang terbagi
arxtara upah dan laba dan kurang memperhatikan peningkatan surplus supaya baik
para pemilik maupun pekerja dapat memperoleh lebih banyak imbalan jasa.
Pendek kata, Taylor menganggap produktivitas merupakan jawaban terhadap upah
yang lebih tinggi dan laba yang lebih tinggi pula, dan dia percaya bahwa
pene.rapan metode ilmiah, dan bukannya cara-cara yang gampang dikerjakan dan
asal jadi, dapat mencapai produktivitas itu tanpa pemborosan lebih banyak energi
atau usaha manusia.
Prinsip-prinsip Taylor
Karya Taylor yang terkenal berjudul The Principles of Scientific Mancgement
(Prinsip-prinsip Manajemen Ilmiah) diterbitkan pada tahun 1911. Tetapi satu dari
pernyataan yang paling baik dalam falsafahnya mengenal manajemen ditemukan
dalam kesaksiannya di hadapan sebuah panitia Majelis Rendah, di mana dia
terpaksa membela ide-idenya di depan sekelompok wakil rakyat.
Prinsip-prinsip dasar yang menurut Taylor mendasari pendekatan ilmiah terhadap
manajemen bisa diringkaskan sebagai berikut:
1. Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan yang
tersusun)
2. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok, dan bukannya
perpecahan
3. Mencapai kerjasama manusia, dan bukannya individualisme yang kacau
4. Bekerja untuk output yang maksimum, dan bukannya output yang terbatas
5. Mengembangkan semua pekerja sampai taraf yang setinggi-tingginya
untuk kesejahteraan maksimum
mereka sendiri dan perusahaan mereka Pembaca akan melihat bahwa dasar-dasar
ajaran Taylor tidak jauh dari keyakinan fundamental manajer modern. Memang
benar bahwa beberapa dari teknik Taylor dan rekan-rekan serta para pengikutnya,
yang dikembangkan untuk mempraktekkan falsafahnya dan prinsip-prinsipnya,
mempunyai aspek-aspek mekanistis tertentu. Untuk menentukan apa arti- kerja
harian yang wajar dan menolong menemukan cara terbaik untuk melaksanakan
tugas apa pun yang diberikan, studi yang cermat mengenai waktu dan gera
diterapkan secara luas. Begitu juga mengenai rupa-rupa rencana pengupahan,
yang didasarkan output, telah dipakai dalam usaha meningkatkall "surplus”
(istilah ıtulah yang dipakai Taylor untuk menyebut (“Ypröduktivitas”), untuk
menjamin bahwa pekerja yang telah berprestasi dibayar menurut prodüktivitas
mereka, dan untuk memberikan kepada para pekerja suatu rangsangan berprestasi.
Seperti dapat dilihat, teknik-t,eknik seperti itü penting untuk membuat falsafah
Taylor berhasil, karena didasarkan pada upaya untuk meningkatkan prodüktivitas,
dengan memberikan kesempatan terbaik supaya prodüktif, dan memberi
penghargaan kepada pekerja atas prodüktivitas masing-masing. Benar juga bahwa
teknik-teknik ini dapat dipakai, sebagaimana biasanya dipakai banyak pemilik
pabrik di seluruh durıia, untuk meningkatkan produktivitas pekeria tanpa
memberikan penghargaan yang besar, pelatihan yang memadai, atau bantuan
manajerial. Tetapi hal ini pasti bukan yang dimaksudkan Frederick Taylor.
Sebaliknya, tulisan-tulisan Taylor, meskipun memang tampak terlalu sarat dengan
prodüktivitas pada tingkat perusahaan, seluruhnya bernafaskan suatu tema
kemanusiaan yang mendalam. Dia percaya bahwa pekerja harus dipilih dan dilatih
dengan cermat dan bahwa mereka harus diberi pekerjaan yang paling dapat
mereka lakukan. Barangkali dia mempunyai pemikiran idealistis bahwa minat
para pekerja, manajer, dan pemilik bisa dan harus dipadukan. Selain itu, Taylor
menekankan pentingnya perencanaan terlebih dahulu secara cermat oleh para
manajer dan tanggung jawab para manajerlah untuk mendesain sistem-sistem
pekerjaan sehingga para pekerja dapat dibantu untuk bekerja sebaik mungkin.
Tetapi ketika dia berbicara tentang manajemön, dia tidak pernah melupakan fakta
bahwa "hubungan antara majikan dan pekerjat tanpa diragukan lagi, merupakan
bagian yang paling penting dalam seni ini manusia. Setelah berłemu dengan
Taylor pada tahun 1907, dia menggabungkan ide-idenya dengan ide-ide Taylor
untuk melaksanakan manajemen ilmiah. Dałam melaksanakan pekerjaanya, Frank
Gilbreth sangat dibantu dan didukunŔ oleh Lillian, istrinya. Dia adalah salah
seorang ahli psikologi industri yang pertama dan menerima gelar doktornya dałam
bidang ini pada tahun 1915, yaitu sembilan tahun setelah perkawinannya dan
dałam periode kesibukannya karena mempunyai dan mengasuh kedua belas
anaknya yang terkenal iłu (beberapa tahun kemudian mereka menjadi terkenal
karena buku dan film yang berjudul Cheaper by the Dozen—Selusin iłu lebih
murah). Setelah suaminya meninggal pada usia yang belum begitu tua, dalam
tahun 1924, dia meneruskan perusahaan konsultan suaminya iłu dan di mana-
mana terkenal sebagai "wanita manajemen yang pertama” sepanjang hidupnya
yang lama iłu. Dia meninggal pada usia 93 tahun dałam tahun 1972. Perhatian
Lillian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suaminya
pada efisiensi yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dałam
melaksanakan tugas tertentu. Kedua perhatian iłu menghasilkan suatu gabungan
bakat yang jarang terjadi. Sebab iłu tidak mengherankanlah bahwa Frank Gilbreth
lama menekankan bahwa dałam menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah,
pertama-tama kita harus memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta
kebutuhan mereka. Yang juga menarik perhatian adalah bahwa suami istri iłu
berkesimpulan bahwa bukannya sifat pekërjaan yang - membosankan iłu yang
menyebabkan begitu banyak ketidakpuasan di antara para pekerja, tetapi karena
kurangnya perhatian d ari fihak manajemen t-ćrhadap para pekerja. Seorang
pengikut lain dari Taylor adalah Edward A. Filene; yang mengupah Gilbreth
untuk membantunya menerapkan metode-metode manajemen ilmiah pada toko
serba ada milik keluarganya diBoston. Perhatian ułama Filene adalah
mempraktekkan metode tersebut, khususnya latihan -dan evaluasi pegawai dengan
perhatian yang memadai terhadap unsur manusia di dałam perusahaannya.
Sebagai hasil efisiensinya yang banyak iłu, dan joga imajinasinya dałam
manajemen dari perusahaan toko serba ada-itu, toko Filene menjadi sangat
berhasil, dan dia memakai sebagian dari hartanya untuk menciptakan the
Twenłieth Century Fund (Dana Abad Keduapuluh), suatu organisasi penelitian
yang termasyur dan yang sekarang masih ada. Tentu saja banyak pionir
manajemen lainnya yang membangun beberapa pemikiran dan praktek mereka
berdasarkan ide-ide dan penemuan Frederick Taylor. Tetapi keempat orang yang
disebut tadi akan memberikan kepada pembaca suatu ide dari pengaruh Taylor
dan sifat pemikiran yang dikembangkan oleh murid-muridnya.
FAYOL: BAPAK TEORI MANAJEMEN OPERASIONAL MODERN
Barangkali bapak yang sebenarnya dari teori manajemen modern adalah Henri
Fayol, seorang industriawan Perancis. Meskipun tidak banyak bukti tansi
(termasuk statistik); dan (6) manajerial (perencanaan, organisasi, komando,
koordinasi, dan pengendalian). Dengan menunjukkan bahwa aktivitas-aktivitas ini
ada pada perusahaan dalam segala ukuran, Fayol mengatakan bahwa kelima hal
yang pertama itu sudah terkenal, sehingga sebagian besar dari bukunya ditujukan
untuk menganalisis bagian yang keenarn. Karena masih ada kesempatan untuk
mengacu kepada Fayol di halaman-halaman berikutnya, maka ada manfaatnya
jika sekarang kami memberi skema ringkas mengenai isi monografnya yang hebat
itu. Bukunya bisa dibagi ke dalam pengarnatan-pengamatan tentang sifat-sifat dan
pelatihan manajemen. Fayol membeda- bedakan antara prinsip dan unsur. Istilah
yang pertama digunakan untuk aturan-aturan atau pedoman-pedoman, dan yang
kedua digunakannya untuk fungsi-fungsi. Kualitas dan Pelatihan Manajerial Fayol
menganggap kualitas yang diperlukan para manajer adalah kualitas fisis
("kesehatan, kegesitan, ketangkasan"); kualitas mental ("kesanggupan untuk
mengerti dan belajar, pertimbangan, semangat mental, dan kesanggupan untuk
menyesuaikan diri"); kualitas moral ("daya kerja, ketegasan, kemauan untuk
menerima tanggung jawab, inisiatif, kesetiakawanan, kebijakan, wibawa");
kualitas pendidikan ("pengenalan umum terhadap hal-hal yang tidak secara
eksklusif termasuk fungsi yang dilaksanakan"); kualitas teknis ("aspek-aspek
khusus dari fungsi"); dan kualitas pengalaman ("timbul dari pekerjaan yang
sebenarnya Dengan penalarannya sendiri, diperkuat dengan studi-studi yang lebih
mutakhir, Fayol melihat bahwa meskipun kesanggupan yang paling penting bagi
seorang pekerja adalah segi teknis, -namun pentingnya kesanggupan manajerial
relatif meningkat ketika orang menaiki jenjang kedudukanvygng menjadi
keterampilan yang paling penting bagi eksekutif tingkat_puncak. Atas dasar
kesimpulan itu, Fayol mengakui adanya kebutuhan yang_ tersebar luas akan
prinsip-prinsip manajemen dan akan pengajaran manajemen, dan dia mengutuk
kurangnya hal terakhir ini pada sekQlah-sekolah teknik pada zamannya. Dia
berpendapat bahwa_kesanggupan manajerial seharusnya didapatkan seperti
halnya kesanggupan teknis,-mula-mula di sekolah dan kémudian di bengkel.
Menyadari ketiadaan teori manajemen yang berkembang baik dan diterima, kira-
kira pada permulaan abad kedua puluh, dia mulai membuat beberapa teori.
Seandainya kemudian para cendekia manajemen mengikuti teladannya dengan
lebih tekun, barangkali mereka akan berhasil menutup jurang pemisah yang
sekarang pun masih ada.
Prinsip-prinsip Umum Manajemen
Melihat bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifat fleksibel, bukan mutlak, dan
harus bisa dipakai tanpa memoedulikan kondisi-kondisi yang berubah atau
khusus, Fayol memberikan 14 prinsip yang didasarkan pada pengalamannya.
Prinsip-prinsip itu bisa diringkas sebagai berikut:
Pembagian kerja Inilah spesialisasi yang oleh para ahli ekonomi dianggap perlu
bagi efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja. Fayol menerapkan prinsip itu pada
segala macarn pekerjaan, baik yang bersifat manajerial maupun teknis. terhebat
bagi seseorang yang cerdas," Fayol mendesak para manajer untuk "mengorbankan
kegombongan pribadi" guna membiarkan bawahan mereka menjalankannya.
Semangat Korps Inilah prinsip "bersatu kita teguh,- bercerai kita runtuh dan juga
suatu perluasan prinsip kesatuan komando, dengan menekankan perlunya
kerjasama kelompok dan pentingnya komunikasi dalam mencapainya. Dalam
menutup pembicaraannya mengenai prinsip-prinsip tersebut, Fayol mengatakan
bahwa dia tidak berusaha untuk memhicarakannya secara lengkap, tetapi dia
hanya mencoba untuk menggambarkan prinsip-prinsip yang dalam banyak
kesempatan telah dipakainya, sebab suatu kodifikasi prinsip-prinsip ternyata
sangat diperlukan dalam setiap upaya.
Unsur-unsur manusia
Fayol menganggap unsur-unsur manajemen sebagai fungsi-fungsi manajemen—
yåitu merencanakan, mengorganisasi, memimpin, mengkoordinasi, dan
mengendalikan. 17 Sebagian besar dan risalahnya dipersembahkan untuk menguji
fungsi-fungsi itu, dan pengamatannya secara keseluruhan masih berlaku, setelah
lebih dari enam dekade orang menelaah dan mengalaminya dalam bidang itu. Di
dalam seluruh risalah Fayol ada suatu pengertian mengenai keuniversalan prinsip.
Berkali-kali dia menunjukkan bahwa hal itu tidak hanya cocok bagi perusahaan
saja,- tetapi juga bagi kegiatankegiatan seperti politik, keagamaan, panti asuhan,
kemiliteran, dan Iain-Iain. Karena semua usaha memerlukan manajemen,' maka
formula suatu teori rnanajemen adalah penting untuk diajarkan secara efektif.
TIMBULNYA ILMU-ILMU PERILAKU
Praktis selama periode yang sama di mana Taylor, Fayol, dan Iain-Iain
memusatkan diri pada manajemen ilmiah dan tugas-tugas manajer, banyak sarjana
dan -para praktisi memikirkan, mengadakan percobaan, dan menulis tentang
psikologi industri Clan tentang teori sosial, yang kedua-duanya dalam banyak hal,
dirangsang oleh gerakan manajemen ilmiah. Kita dapat merasakan perkembangan-
perkembangan tersebut dengan melihat sepintas timbulnya psikologi industri,
tumbuhnya manajemen personalia, dan perkembangan pendekatan sosiologis
terhadap hubungan manusiawi dan manajemen.
Timbulnya Psikologi Industri
Untuk diakui sebagai "bapak psikologi industri," Hugo Munsterberg telah belajar
psikologi, dan meraih gelar Ph.D-nya dari Universitas Leipzig pada tahun 1885.
Dia juga belajar ilmu kedokteran, memperoleh M.D. dari Universitas Heidelberg
cahun 1887. Pada usia 29, dalam tahun 1892, Munsterberg pergi ke Harvard atas
undangan psikolog William James untuk memimpin laboratorium psikologi dan
bertindak sebagai profesor psikologi eksperimental. Pada tahun 1910 minatnya
tertuju pada penerapan psikologi da-paling penting, yang mengembangkan
praktek-praktek manajemen personalia secara luas adalah B. Seebohm Rountree,
putra pendiri pabrik coklat Inggris, Rountree & Co. Ltd., sekarang bagian dari
John Macintosh & Sons, Ltd. Pada tahun 1889 Rountree mulai bekerja di
perusahaan ayahnya sebagai ahli kimia. Kemudian pada tahun 1897, dia menjadi
"direktur buruh" di situ juga, dan dari tahun 1923 sampai 1936 dia memimpin itu
sebagai pimpinan tertinggi. Sejak tahun 1897, dia mengembangkan banyak
program yang bertujuan mempertinggi status para pekerja. Di antara banyak
program itu ada departemen kesehatan (1904), sekolah lanjutan siang hari (1905),
minggu kerja selama 5 hari (1919), membagi laba (1923), dan praktek-praktek
inovasi, seperti tunjangan pengangguran, menggaji psikolog-psikolog industri
perusahaan yang terlatih untuk membimbing baik para manajer maupun pekerja,
dan perbekalan untuk kantin-kantin dan rekreasi. Karena itu, Rountree telah
disebut sebagai "pionir terbesar dari gerak-an manajemen Inggris. Ilmu jiwa
manajerialnya dilandaskan pada dua prinsip dasar: (1) "Apa pun yang menjadi
alasan bagi setiap individu untuk ikut serta dalam industri, tujuan dasarnya yang
benar haruslah pelayanan kepada masyarakat," dan (2) "Industri adalah suatu hal
yang manusiawi, di mana pria dan wanita mendapatkan nafkah, dan dari mana
pria dan wanita harus mengharapkan nafkah untuk hidup yang layak dijalani.
Perlu dicatat betapa banyaknya ilmu jiwa dan praktek Rountree melekat pada dua
orang pionir manajemen lainnya, yaitu Oliver Shelton dan Lyndall Urwick.
Mereka berdua bekerja untuk dia. Mary Parker Follett juga memuji perusahaan
Rountree sebagai-teladan bagaimana suatu perusahaan harus dijalankan. Begitu
juga sangat menarik, betapa cocoknya prinsi#-prinsip itu dengan ilmu jiwa
manajerial dari banyak perusahaan -modén pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Pengem bangan Pendekatan Sosiologis terhadap Manajemen Perilaku individu
sebagian akibat dariperilaku kelompok juga banyak dikaji dan diteliti dalam
manajemen. Hal itu sudah mulai berlangsung sebelum kembangkannya
manajemen ilmiah pleh Taylor dan manajemen administratif oleh Fayol,
meskipun ketiganya boleh dikatakan berlangsung secara bersamaan. Pengkajian
atas pengaruh kelompok ini kadang-kadang disebut pendekatan "manusia sebagai
mahluk sosial" dalam manajemen. Tiga orang cendekiawan ulung biasanya
dianggap sebagai bapak teori organisasi, atau bapak pendekatan sistem sosial
kepada manajemen. Ketiga orang itu menulis buku-buku dan esei-esei pada akhir
abad kesembilan belas dan selama tahun-tahun pertama abad kedua puluh.
Seorang dari mereka adalah Max Weber, seorang cendekiawan berbangsa Jerman.
Analisisnya yang empiris mengenai gereja, pemerintahan, ketentaraan, dan
perusahaan menyebabkan dia yakin bahwa hirarki, otoritas, dan birokrasi (yang
mencakup peraturan-peraturan yang jelas, definisi tugas, dan disiplin) merupakan
pondasi segala organisasi sosial. Yang seorang lagi adalah Emile Durkheim,
seorang cendekiawan Perancis. Disertai doktornya Mayo dan para peneliti )ainnya
kemudian mengambil kesimpulan bahwa hal itü terletak pada faktor-faktor lain.
Mereka menemukan sebab-sebabnya dalam sikap dan hubungan sosial yang
terdapat di dalam kelompok kerja. Perubahan penerangan ditambah dan dikurangi
menyebabkan peningkatan prodüktivitas karena kelompok percobaan itü merasa
mulai diperhatikan, dan dirasa penting. Pada umumnya mereka menemukan,.
bahwa peningkatan prodüktivitas disebabkan oleh faktor-faktor seperti moral,
hubungan timbal-balik yang memuaskan antara anggota kelompok kerja
("perasaan termasuk anggota") dan manajemen yang efektif suatu jenis
pemanajemenan yang harus memahami perilaku manusia, khususnya perilaku
kelompok, dan mempraktekkannya melalui keterampilan antarperseorangan,
seperti memotivasi, memberi penyuluhan, memimpin, dan berkomunikasi; Gejala
ini, yang pada dasarnya timbul dari orang-orang yang sedang "diperhatikan,” telah
dikenal sebagai “Hawthorne.” Apa yang dijelaskan secara dramatis oleh penelitian
Hawthorne adalah bahwa manusia adalah makhluk sosial-rbabwa pengoperasian
perusahaan bukan hanya perkara meşin dan metode, tetapi juga penyesuaiannya
dengan sistem sosial guna membangun suatu sistem sosioteknis yang lengkap.
Percobaan-percobaan itü mengakibatkan penekanan yang makin kuat terhadap
ilmu-ilmu perilaku sebagaimana diterapkan terhadap manajemen dan terhadap
kenyataan bahwa para manajer menjalankan pekerjaannya dalam sistem sosial.
Sebaiknya jangan diambil kesimpulan bahwa sebelum diadakannya percobaan
Hawthorne, para manajer yang berhasil baiktidak mengakui pentingnya faktor
manusia, atau bahwa para ahli teori manajemen melupakan hal itu. Sebagaimana
digambarkan dengan jelas dalam pembahasan singkat-pada awal bab ini, hal -itü
sungguh tidak benar. Tetapi apa yang ditekankan oleh pekerjaan Mayo darı rekan-
rekannya adalah perlurıya pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam mengenai
aspek-aspek sosial dan aspek-aspek perilaku dalam manajemen.
CHESTER BARNARD DAN TEORI SISTEM
Barangkali bükü yang paling berpengafuh dalam keseluruhan bidang manajemen
adalah risalah klasik yang berjudul The Functjons of the Executive (Fungsi-fungsi
Eksekutif), yang ditulis oleh Chester I. Barnard pada tahun 1938.27 Dia sendiri
adalah seorang eksekutif seumur hidupnya dan sebagai presiden direktur dari New
Jersey Bell Telephone Company dari tahun 1927 sampai 1948. Dia seorang
sarjana dan cendekiawan kesohor yang sangat dipengaruhi oleh Pareto, Mayo, dan
anggota-anggota staf dosen lainnya di Harvard, di mana dia kadang-kadang
memberi kuliah. Analisisnya mengenai sang manajer sungguh-sungguh
merupakan suatu pendekatan sistem sosial karena, guna mengerti dan
menganalisis fungsi-fungsi para eksekutif, Barnard memperhatikan tugas-tugas
mereka yang utama dalam sistem di mana mereka beroperasi. Dalam menentukan
bahwa tugas para eksekutif (di sini dimaksudkan sebagai segala macam manajer)
adalah memelihara suatu sistem usaha kerjasama dalam organisasi formal,
Barnard memusatkan perhatiannya pertamatama pada alasan adanya sistem
kerjasama itu, maupun sifat sistem itu. Lo- Fungsi-fungsi eksekutif memasuki
proses melalui Pekerjaan eksekutif dalam mengintegrasikan keseluruhannya dan
dalam menemukan keseimbangan yang paling baik di antara kekuatan-kekuatan
dan kejadian-kejadian yang berlawanan. Untuk mengefektifkan eksekutif,
diperlukan suatu tata kepemimpinan yang mempunyai tanggung jawab tinggi;
sebagaimana telah ditekankan dengan tepat oleh Barnard, "Kerjasamalah, dan
bukannya kepemimpinan, yang menjadi proses kreatif; tetapi kepemimpinan
adalah pengecam yang sangat diperlukan terhadap kekuatan-kekuatannya." Tidak
mengherankan bahwa buku tersebut telah mempunyai begitu banyak pengaruh.
Meskipun uraian singkat dari tesis Barnard tidak dapat menunjukkan kebaikan
buku itu, namun buku itu adalah suatu pendekatan sistem sosial, yang
memusatkan diri pada unsur-unsur utama pekerjaan manajerial; dæi memuat
pemahaman yang luar biasa mengenai pengambilan keputusan dan
kepemimpinan, serta mengandung otoritas seorang cendekiawan dengan
pengalaman-pengalaman istimewa sebagai eksekutif.
KRITIK TERHADAP KESALAHFAHAMAN DARI AHL I KLASIK
Meskipun hanya sedikit dari pionir yang terkenal dalam pengembangan pemikiran
manajemen telah dibicarakan di atas, pembaca akan heran mendengar berbagai
kritik yang telah dilontarkan kepada "ahli klasik" dan "teori manajemen
tradisional." Kita berkali-kali membaca, terutama dalamtulisan para ilmuwan
perilaku manusia, tetapj juga dalam -karya penulis modern Iainnya, bahwa. para
ahli klasik menganggap-manusia sebagai "instrumen yang tidak berdaya." Orang
jugamembaca bahwa teori manajemen tradisional memandang manajemen sebagai
"sistem tertutup." Meskipun bagi- beberapa penulis jelas siapa .yang dimaksudkan
mereka dengan istilah "ahli klasik," namun sekurang-kurangnya mereka teringat
akan penulis-penulis seperti Taylor, Fayol, Gantt; pasangan Gilbreth, Filene dan
pengikut-pengikut mereka. Yang dimaksudkan-pasti bukan psikolog atau ahli
sosiologi industri terdahulu yang karyanya disejajarkan dengan karya penulis-
penulis seperti Fayol dan Taylor. Hampir tidak dapat diterima bahwa yang
dimaksudkan adalah Chester Barnard. Sebagaimana telah dilihat dari ikhtisar
berbagai pionir manajemen, maka pastilah sejak zaanan Taylor, tidak seorang pun
melupakan faktor manusia alau memperlakekannya dengan cara mekanis. Selain
itu, banyak pionir-pionir yang tidak dibicarakan di sini, seperti Mary Parker
Follet29 dan Lyndall Urwick,30 yang bertahun-tahun yang lalu telah mengambil
sikap yang sepaham dengan pokok pikiran yang diambil belakangan ini oleh para
ahli perilaku manusia, tentu klasik" dan "para tradisionalis" itu? Kalau kita gagal
menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, maka itu berarti bahwa kita
tidak mau memperhatikan apa yang sesungguhnya dikatakan, dipikirkan, dan
dilakukan orang.
TIMBULNYA PE-MIKIRAN MANAJEMEN MODERN
Seperti dapat dilihat dari pembahasan sebelumnya, perkembangan pemikiran
manajemen mempunyai sejarah yang panjang, meskipun sebagian besar tercakup
pada abad kedua puluh. Beberapa untai pemikiran terdahulu berkisar pada
gagasan untuk merangkaikan ilmu ke delam seni pemanajemenan; penelitian
fungsi-fungsi manajerial; analisis percobaan-percobaan yang bertalian dengan
aspek-aspek psikologis dari para pekerja dalam perusahaan yang terorganisasi;
penelitian perilaku kelompok; dan pengenalan.. konsep sistem sosial. Meskipun
tidak mungkin untuk menghitung kembali umbangsih dari banyaknya analisis
manajemen, namun kita dapat menggambarkan secara kasar beberapa dari
pemikiran yang sedang berkembang dalam bidang yang penting itu. Beberapa di
antaranya dicetuskan oleh para pejabat negara, manajer perusahaan, ahli-ahli
perilaku manusia, dan, pada tahun-tahun terakhir ini, oleh sejumlah besar
ilmuwan dalam bidang sistem. Mungkin akan menjadi terlalu rumit dan padat bila
dalam tabel itu dimasukkan semua orang yang telah memberi kontribusi dalam
evolusi pemikiran manajemen; karena itu, hanya kontribusi-kontribusi utama
dicantumkan dan gerakan-gerakan penting daiam -evolusi tersebut disoroti.
Kontribusi dari Para Pejabat Negara Bertepatan dengan adanya gerakan
manajemen ilmiah dan dorongan yang ditlmbulkannya, sejumlah cendekiawan
berusaha meningkatkan. efisiensi dalam pemerintahan melalui perbaikan praktek-
praktek kepegawåiån dan manajemen. Seöfang tokoh yang menonjol dari gerakan
ini adaiah Woodrow Wilson, yang sudah sejak tahun 1885 dan kemudian pada
kesempatan-kesempatan lainnya, menyerukan perlunya pemerintahan yang
efisien.
Dalam suatu tanya jawab mengenai ekonomi dan efisiensi, mereka yang tertarik
kepada administrasi negara tentu saja menekankan perlunya organisasi, praktek-
praktek kepegawaian, pengawasan anggaran, dan perencanaan; kepada bidang-
bidang itulah banyak pejabat negara dan ilmuwan politik memberikan kontribusi
utama mereka. Di antaranya ada sarjana-sarjana seperti Luther Gulick, dengan
pengamatannya terhadap organisasi pemerintahan dan penelitiannya mengenai
penerapan metodologi ilmiah pada administrasi negara.
PENUTUP

KESIMPULAN

Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang definisi manajemen, namun
secara umum manajamen dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian
terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kaitannya dengan bidang pendidikan manajemen dapat
diartikan sebagai suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan
melalui aktivitas perncanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan,
pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggran, pengendalian,
pengawasan, penilaian, dan pelaporan secara sisitematis untuk mencapai tujuan
pendidikan secara berkualitas. Evolusi teori manajemen berkembang secara klasik
dan ilmiah. Pendekatan Klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-
hasil penelitian dari pendekatan lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru
yang disebut Pendekatan Sistem dan Pendekatan Kontingensi. Demikian pula
Pendekatan Hubungan Manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan
yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah
manajemen
DAFTAR PUSTAKA

1. Bakir Ihsan, Etika dan Logika Berpolitik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010),
pengantar hal vii
2. Angus Stevenson “Oxford Dictionary of English” (Inggris: Oxford University Press,
2005)
3. Angus Stevenson “Oxford Dictionary of English” (Inggris: Oxford University Press,
2005)
4. Muklis Kanto, S.E, M.S, Ph.D, “Filsafat Manajemen” (Bandung: Celebes Media
Perkasa, 2017)
5. Marihot Tua Efendi Hariandja, “Manajemen Sumber Daya Manusia” ” (Jakarta :
Grasindo, 2002)
6. H. Koontz & O’Donnell & weihrich
7. Edwin B. Flippo
8. Gary Dessler
9. Bohlarander dan Snell
10. Handoko
11. Hasibuan (2000:10)
12. Chuckwilliams
13.

Anda mungkin juga menyukai