Anda di halaman 1dari 34

RANGKUMAN

“ORGANIZING”

DOSEN
FIRLY FIRMANSYAH S., SE., MM.

DISUSUN OLEH
NENI MEILANI
10090118015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI& BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018/2019
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
Fungsi Manajemen.................................................................................................................3
Management Process In 3-D..................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.....................................................................................................................9
Definisi Organisasi dan Pengorganisasian.............................................................................10
Tujuan Pengorganisasian.......................................................................................................13
Fungsi pengorganisasian :......................................................................................................14
Proses atau Langkah-langkah Pengorganisasian....................................................................14
Proses Pengoranisasian..........................................................................................................15
PERLUNYA RENTANG KENDALI....................................................................................18
Faktor yang Membatasi Rentang Kendali..............................................................................19
Teori-teori Organisasi............................................................................................................23
Asas-asas atau Prinsip Organisasi.........................................................................................26
Asas atau Prinsip Organisasi Secara Umum..........................................................................27
Elemen Struktur Organisasi...................................................................................................28
Desain Struktur Organisasi yang Umum................................................................................29
Desain Struktur Organisasi Modern.......................................................................................30
Faktor Penentu Struktur Organisasi.......................................................................................31
BAB III.................................................................................................................................33
PENUTUP............................................................................................................................33
Kesimpulan............................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................34
BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen berasal dari bahasa Inggis “Management” yang berasal dari kata
dasar “manage”. Definisi Manage menurut “Kamus Oxford” Memimpin atau
membuat keputusan di perusahaan ataupun organisasi Dan definisi Management
menurut “Kamus Oxford” pula yaitu pengendalian dan pembuatan keputusan di
perusahaan ataupun di organisasi. Dan Muklis Kanto, S.E, M.S, Ph.D. menjelaskan
pada bukunya “Filsafat Manajemen” Manajemen sendiri diartikan sebagai seni yan
ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan, sesuai
apa yang dia adopsi dari teorinya Drs. Oey Liang Lee
Pada intinya manajemen di ciptakan atas dasar keterbutuhan manusia dalam
mengelola dalam bentuk apapun sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang berjalan
secara efektif dan efisien.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengontrolan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (Planning) Perencanaan (planning) adalah 1) pemilihan atau
penetapan tujuan-tujuan organisasi,
2. penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem,
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
3. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian (organizing) adalah 1)
penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan pengembangan suatu
organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke
arah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab tertentu dan 4) pendelegasian
wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan
tugas-tugasnya.
4. Penyusunan Personalia (Staffing) Adalah penarikan (recruitment), latihan dan
pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan
dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
5. Pengarahan (Leading) Fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk
membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan
dan harus mereka lakukan.
6. Pengawasan (Controlling) Adalah penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
yang diharapkan.

Management Process In 3-D


Adapun pendapatlain mengenai Manajemen dari R. Alec Mackenzie. Bagi
banyak pengusaha yang mencoba mengikuti konsep manajemen, literatur terkadang
tampak lebih membingungkan dari pada mencerahkan. Selain mencerminkan
perbedaan pendapat dan semantik, buku ini umumnya sampai pada pembaca dalam
fragmen. Tujuan dari diagram yang dibuat oleh R. Alec Mackenzie ini bukan untuk
memberikan informasi baru kepada eksekutif, tapi untuk membantunya
mengumpulkan poin-poin mendasar dri terpenting hingga paling terpenting.
Menurut Alec Mackenzie manjemen memiliki 3 elemen yaitu ideas, things,
dan people.tiap elemen memiliki tugas, fungsi dan aktifitas.
1. Elemen Ideas mempunyai tugas menciptakan gagasan yang akan di jalankan
organisasi, dan memiliki fungsi lanjutan yaitu menganalisis masalah dengan
cara mengumpulkan informasi, mencari dan memastikan penyebab dan
mencari solusi alternatif terbaik, lalu fungsi selanjutnya yaitu menjalankan
fungsi perencanaan untuk merencanakan suatu tindakan yang akan di ambil
atau di jalankan. Aktivitasnya yaitu :
 Forecasting , yaitu memperkirakan hasil dari setiap tindakan.
 Set objectives, yaitu menentukan hasil yang di inginkan.
 Develop strategies ,yaitu menetapkan bagaimana dan kapan untuk
mencapai tujuan.
 Program, yaitu menetapkan urutan prioritas dan waktu dalam langkah-
langkah yang diambil.
 Budget, yaitu mengalokasikan sumber daya/ biaya.
 Set procedures yaitu mengatur bagaimana metode yang digunakan
untuk pencapaian tujuan.
 Develop policies, yaitu mengembangkan kebijakan membuat
keputusan pada masalahyang berulang.
2. Elemen selanjutnya adalah things yang memiliki tugas untuk di mengelola
rincian urusan pelaksanaan. Fungsi lanjutan dari elemen ini adalah membuat
keputusan dan membuat kesimpulan serta penilaian. Elemen things ini akan
melahirkan fungsi manajemen yaitu organizing yang akan mengatur hubungan
pekerjaan untuk pencapaian tujuan yang efektif.
Aktivitasnya adalah :
 Establish organization structure yaitu membuat bagan organisasi
 Delinate relationships yaitu, menentukan jalur penghubung untuk
mempermudah koordinasi.
 Create position description yaitu menentukan ruang lingkup,
hubungan, tanggung jawab dan wewenang.
 Establish position qualifications yaitu mendefinisikan kualifikasi
untuk orang di setiap posisi.
3. Elemen people mempunyai tugas kepemimpinan atau mempengaruhi orang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan lanjutan dari elemen ini
adalah communicate yaitu berkomunikasi dengan baik dengan bawahannya.
Elemen people akan melahirkan fungsi manajemen yaitu:
a. Staff, yaitu memilih orang yang kompeten untuk posisi tertentu di dalam
organisasi. Staff memiliki aktifitas yaitu :
 Select, yaitu merekrut orang yang sesuai dengan kualifikasi untuk
setiap posisi.
 Orient yaitu mengenalkan karyawan baru dengan lingkungan kerja
yang baru
 Train, yaitu membuat karyawan mahir dalam pekerjaannya dengan
instruksi dan praktik.
 Develop, yaitu membantu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan karyawan.
b. Direct yang berarti mengarahkan bawahannya untuk bertindak sesuai dengan
tujuan yang di inginkan organisasi. Direct memiliki aktivitas yaitu :
 Delegate ,yaitu menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas yang
tepat untuk hasil.
 Motivate yaitu, membujuk dan menginspirasi orang untuk mengambil
tindakan yang diinginkan.
 Coordinate yaitu, menghubungkan usaha dalam kombinasi yang paling
efektif.
 Manage Differences yaitu, mendorong pemikiran independen dan
menyelasaikan konflik.
 Manage Change yaitu, meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam
mencapai tujuan.
c. Control yang berarti mengawasi atau memastikan setiap tindakan yang di
lakukan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan. Aktivitasnya adalah :
 Establish reporting system yaitu, menentukan data penting yang
dibutuhkan, bagaimana dan kapan dibutuhkannya.
 Develop performance standards yaitu, mengatur kondisi yang akan
terjadi ketika tugas utama dilakukan dengan baik.
 Measure result yaitu, memastikan sejauh mana penyimpangan terjadi
dari tujuan dan standar yang sudah ditetapkan.
 Take corrective action yaitu menyesuaikan rencana perencanaan untuk
mencapai standar dan mengulang kembali.
 Reward yaitu penghargaan berupa pujian dan gaji untuk karyawan.
4. Anatomi Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia kita
ketahui sebagai elemen utama dari beberapa elemen lainnya seperti modal
ataupun teknologi, karena manusia lah yang akan memilah hal tersebut.
Manajemen sumber daya manusia adalah produk dari gerakan hubungan
manusia abad ke-20 awal, ketika para peneliti mulai mendokumentasikan
cara-cara menciptakan nilai bisnis melalui manajemen strategis dari angkatan
kerja . Fungsi awalnya didominasi oleh pekerjaan transaksional, seperti gaji
dan administrasi manfaat, namun karena globalisasi, konsolidasi perusahaan,
kemajuan teknologi, dan penelitian lebih lanjut, HR sekarang berfokus pada
inisiatif strategis seperti merger dan akuisisi, manajemen artis, perencanaan
suksesi, industri dan hubungan kerja, dan keragaman dan inklusi.
Marihot Tua Efendi Hariandja pada bukunya “Manajemen Sumber
Daya Manusia” menjelaskan HRM sendiri sebagai perencanaan,
pengorganisasian, pengarahandan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi dan
masyarakat
H. Koontz & O’Donnel menyatakan manajemen berhubungan dengan
pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang
lain. Artinya untuk mencapai tujuan perlu adanya manajemen SDM yang baik
dalam sebuah organisasi untuk mencari dan mempertahankan sumberdaya
manusia yang sesuai
Menurut Edwin B. Flippo Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-
kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai
tujuan individu, organisasi dan masyarakat
Gary Dessler Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dari
praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang” atau
SDM dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan,
pelatihan, pengimbalan dan penilaian.
Menurut Bohlarander dan Snell Manajemen sumber daya manusia
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan karyawan dalam
perusahaan, membuat pekerjaan, kelompok kerja, mengembangkan para
karyawan yang mempunyai kemampuan, mengidentifikasi suatu pendekatan
untuk dapat mengembangkan kinerja karyawan dan memberikan imbalan
kepada mereka atas usahanya.
Handoko mengemukakan Manajemen sumber daya manusia adalah
penarikan, seleksi pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber
daya manusia untuk mrncapai titik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.
Menurut hasibuan (2000:10) manajemen SDM adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan karyawan dan masyarakat. Maka
dari itu manajemen SDM harus bisa menjamin tenaga kerja yang di milikinya
menunjukan kinerjanya

Dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
manajemen keorganisasian yang menekankan pada unsur sumber daya manusia
dengan mengelola sumber daya manusia dengan baik agar diperoleh tenaga kerja
yang tepat sesuai pekerjaannya sehingga mampu bekerja secara optimal demi
tercapainya tujuan.
Untuk menjamin tenaga kerja yang kita miliki menunjukkan performancenya, maka
ada beberapa aspek dalam sdm yaitu ability to work dan willingness to work.
1. Ability to Work (kemampuan untuk bekerja) Dalam menemukan karyawan
yang memiliki
kemampuan dalam bekerja maka perusahaan melakukan beberapa langkah,
yaitu:
a. Procurement of people
Usaha untuk memperoleh sejumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan,
terutama yang berhubungan dengan penentuan kebutuhan tenaga kerja, maka
diperlukan :
 Recruitment : Proses penarikan sumber daya manusia yang memiliki
kualifikasi dan kemampuan yang unggul untuk mengisi posisi yang
ada pada organisasi guna mencapai tujuan organisasinya.
 Selection : Suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang
diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu. Seleksi
ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan
bersangkutan
 Placement : Penempatan karyawan yang telah lulus seleksi pada
jabatan atau pekerjaan tertentu yang membutuhkan dan
mendelegasiakan wewenangnya.
 Orientation : Aktivitas sumber daya manusia yang memperkenalkan
karyawan baru kepada organisasi dan kepada tugas-tugas yang harus
dikerjakan, atasan, dan kelompok kerja
b. Development of people
Usaha untuk meningkatkan keahlian/keterampilan karyawan agar dapat
melakukan tugasnya dengan baik. Tingkat keterampilan ini dapat dicapai
melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan perusahaan untuk karyawan,
baik yang baru masuk ataupun yang sudah lama bekerja di perusahaan
tersebut. Aktivitas ini penting dan akan terus berkembang karena adanya
perubahan teknologi, penyesuaian dan meningkatnya kesulitan tugas manajer,
maka diperlukan :

 Education : Merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang


fundamental, baik menyangkut daya fikir (daya intelektual) maupun
daya emosional (perasaan) yang diarahkan kepada tabiat manusia dan
kepada sesamanya.
 Training : Suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan,
keahlian dan perilaku mengenai karyawan.
 Promotion : Penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu
organisasi yang diikuti dengan kewajiban, hak, status, dan penghasilan
yang lebih besar.
2. Willingness to Work (kemauan untuk bekerja)
Maintenance of people adalah suatu langkah perusahaan untuk
mempertahankan karyawannya agar tetap mau bekerja dengan baik dan
produktif, dengan cara memperhatikan kondisi fisik, mental, dan sikap
karyawanya agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Maka diperlukan beberapa
hal sebagai berikut :
 Compensation : Semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan kepadaperusahaan.
 K3 : Sebuah rencana tindakan yang dirancang untuk mencegah
kecelakaan kerja dan jaminan kesehatan agar kryawan tetap dapat
bekerja optimal untuk perusahaan.
 Motivation : Kondisi yang menggerakan diri karyawan yang terarah
untuk mencapai tujuan organisasi
 Integration : Penyesuaian antara perbedaan kepentingan perusahaan
dengan karyawan sebagai individu agar dapat bekerja sama secara
harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan.
 Separation : Pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu
yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara karyawan
dan perusahaan/organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Organisasi dan Pengorganisasian


Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah
“organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata
kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada
perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti
kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi
manajemen.
Menurut Drs. M. Manullang Organisasidalam arti dinamis disebut
pengorganisasian, dan dalam arti statis disebut organisasi.
Pengertian Organisasi
a. Menurut Stoner: Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
b. Menurut James D. Mooney: Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
c. Menurut Chester I. Bernard: Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang
atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
e. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro: Organisasi adalah struktur tata
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai
suatu tujuan tertentu.
Pengertian Organisasi Secara Umum
Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang
secara formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau alokasi tugas
dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-
dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian
a. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme)
yang merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian
rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka
terhadap keseluruhan.
b. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan
kesatuan yang telah ditetapkan.
c. Drs.H. Malayu S. P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan,
dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap
individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
d. T. Hani handoko: sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi
dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.
e. Kamus lengkap bahasa indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan
merancang dan merumuskan struktur.
Pengertian Pengorganisasi Secara Umum
Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan,
menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas
pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam
rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien.
Unsur-unsur Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan
ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi
saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah:
a. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan sering
disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari
semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri
dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam
organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management/workers). Semua itu
secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
b. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan
yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena
itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya
dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-
sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
c. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan
tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir
tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang
harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy),
strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.
d. Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan atau
equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan
barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
e. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkungan:

 Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung
berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau
situasi akan selalu mengalami perubahan.
 Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan
transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
 Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi
dibedakan menjadi :
 Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa
saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
 Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial,
menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
 Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang
mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
 Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan,
kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan
dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan
main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan
iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan
fauna.

Tujuan Pengorganisasian
Tidak cukup mengetahui tentang fungsi pengorganisasian dalam manajemen tetapi
kita juga harus tahu tentang tujuan pengorganisasiannya juga. Adapun tujuan dari
pengorganisasian ialah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas ini diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan sebuah keterampilannya secara khusus (spesialisasi)
dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.
Beberapa tujuan pengorganisasian yaitu antara lain :
a. Membantu koordinasi
Yakni memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan
organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasi ini dibutuhkan
ketika harus membagi unit kerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam
satu organisasi.
b. Memperlancar Pengawasan
Dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang
berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat
ditempatkan dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat
mencapat sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit
operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik
pula secara terpadu.
c. Maksimalisasi manfaat spesialisasi
Pengorganisasian ini dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-
pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar dari keahlian dapat
menghasilkan seebuah produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk
dapat memberikan kepuasan dan akan memperoleh kepercayaan masyarakat
pengguna.
d. Penghematan biaya
Dengan melakukan pengorganisasian seseorang akan semakin mempertimbangkan
segala sesuatu hal yang akan merugikan, seseorang akan menganalisis dahulu agar
apa yang dikerjakannya dapat efisien dan bisa menghemat biaya bahkan seorang
tersebut bisa jadi bertambah profit baik gajinya ataupun upah.
e. Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia
Setiap orang pasti tidak akan mampu untuk hidup dan melakukan pekerjaannya
seorang diri, kita harus bisa saling melengkapi, mengurangi rasa materialistik dan
harus mampu menumbuhkan rasa saling membutuhkan, maka dari itu seorang
manajer harus mampu megadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa
solidaritas dan menghilangkan sifat individualismenya agar seorang pekerja tidak
merasa dirinya terkotak-kotakkan oleh harta, tahta dan jabatan.

Fungsi pengorganisasian :
1. Mengatur orang - orang.
2. Mengatur kegiatan dalam perusahaan
3. Mengadakan pembagian kerja. ( uraian tugas )
4. Menempatkan orang – orang dalam departemen.
5. Menetapkan batasan – batasan wewenang
1.5 Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasianyaitu:
a. Mengalokasikan sunber daya,merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan.
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggung jawab.
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengambangan sunber daya
manusia/tenaga kerja.
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

Proses atau Langkah-langkah Pengorganisasian


Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian
terdiri dari lima langkah:
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi
b. Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
c. Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
d. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam
satu kesatuan yang harmonis
e. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Menurut T.Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan
tiga langkah prosedur sebagai berikut:
a. Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis
dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat
juga tidak terlalu ringan.
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

Proses Pengoranisasian
1. Penentuan sasaran yang ingin dicapai.
2. Penentuan jenis kegiatan – kegiatan.
3. Pengelompokan Pekerjaan
4. Pendelegasian wewenang atau pembagian wewenang
Seorang manajer atau seorang pimpinan perusahaan sebagai mansuia
mempunyai waktu, kemampuan dan perhatian yang sangat terbatas maka tidaklah
mungkin seorang pimpinan itu dapat melaskanakan tugasnya sendiri, sungguhpun
pimpinan itu harus bertanggung jawab akan pelaksanaan tugasnya dengan sebaik
mungkin.
Karena hal tersebut di atas, maka seorang manajer perlu mendelegasikan
sebagian tugas kepada bawahannya. Pendelagasian wewenang adalah suatu
pelimpahan hak atau kekuasaan pimpinan terhadap bawahannya untuk melaksanakan
tugas-tugasnya dengan sekaligus meminta pertanggung jawaban atas penyelesaian
tugas-tugas tersebut.
Dengan demikian, menurut (James, A.F.Stoner, 1996) jika seorang manajer
mendelegasikan tugasnya kepada bawahan maka ia harus mendelegasikan
kekuasaannya yang artinya jika seorang diserahi tugas untuk melaskanakan suatu
tugas tertentu, ia mbertanggungjawab dalam melaksanakan tugas tersebut. Pendapat
para ahli mengenai pengertian pendelegasian wewenang antara lain:
Menurut (James, A.F. Stoner,1996) :
1. Tugas, adalah suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam
organisasi, untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidang
masing-masing jabatan.
2. Kekuasan, adalah suatu pekerjaan yang telah diberikan wewenang (tugas),
penyerahan dari tugas-tugas yang dipecaya, seorang memperoleh kekuasaan secara
formal. Misalnya karena adanya surat keputusan dari pimpinan perusahaan yang
berwenang.
3. Tanggung jawabm adalah sutau pekerjaan yang dilakukan organisasi suatu
perusahan yang diperoleh dari atasan terhadap tanggung jawab pekerjaan ataupun
kepercayaan yang diberikan.
Menurut (Alex. S. Nitisemito, 1981) Untuk kelancaran dalam memberikan wewenang
maka ada beberapa teknis khusu untuk melakukan pelimpahan wewenang:
1. Tentukan dulu sasaran
2. Tentukan tanggung jawab dan otoritas
3. Berikan motivasi pada bawahan
4. Haruskah bawahan merampungkan pekerjaan.
5. Beritakan latihan
6. Lakukan pengedalian
Menurut ( Manulang, 1987) Dalam mendelegasikan wewenang, agar proses delegasi
itu berjalan efektif, sedikitnya tiga hal harus diperhatikan yaitu:
1. Delegasi wewenang adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, dan bila
kedua-duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya, pertanggungjawaban.
Dengan kata lain dalam proses delegasi harus di deleger tugas dan ekuasan dan bila
kedu-duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya pertanggungjawab.
Dengan kata lain, proses delegasi harus mencakup tigas unsure yaitu delegasi tugas,
delegasi wewenang dan adanya pertanggungjawab.
2. Wewenang yang di delegasikam harus memberikan kepada orang yang tepat, baik
dilihat dari sudut kuelifikasi maupun dari sudut fisik.
3. Mendelegasikan wewenang kepada seseorang, harus dibarengi dengan pemberian
motivasi,
4. Pejabat yag mendelegasikan kekuasaan harus membimbing dan mengawasi orang
yang menerima dlegasi wewenang.
Menurut (James A.F. Stoner ,1996) Banyak dijumpai para pimpinan yang tampaknya
enggan untuk melakukan pelimpahan wewennag dalam organisasi atau perusahan
yang dipimpin, keengganan smeentara pimpinan untuk melakukan pelimpahan sebaai
wewenng dengan alasan sebagai berikut :
1. Perasaan yang tidak aman. Para manajer bertanggungjawab atas kegiatan
bawahannya, dan membuat mereka enggan untuk mengambil resiko dan
melimpahkan wewenang.
2. Manajer takut kehilangan kekuasaan bila bawahan teralu baik melaskanakan tugas.
3. ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa nsagt tak teratur atau tidak
luwes dalam membuat perencaan ke depan dan menetukan tugas mana yang harus
dilimpahkan kepada siapa atau dalam memnciptakan suatu system pengedalian atau
selalu bisa memantau kegiatan bawahan.
4. ketidak percayaan kepada bawahan.
Menurut (Abdul Syani, 1981) Ada beberapa sikap pribadi yang harus dimiliki
seorang manajer atau pimpinan dalam pendelegasian wewennang adalah sebagai
berikut :
1. Sikap pribadi terhadap pendelagsian.
Penerapan yang paling utama dalah sikap pribadi tertentu terhadap bawahan yang
memberikan wewenang melaksanakan tugasnya sunguh-sunggum artinya mereka
melakukan tugasnya dengan sepenuh kerelaan tanpa adanya rasa terpaksa.
2. Kesedian manajer untuk melepaskan wewenangnya kepada bawahan dengan begitu
manajer dapat menguangi waktu, tenaga dan pikirannya untukjk menangani berbagai
keputusan, yang erat kaiatannya dengan kemajuan dan perkembangan suatu
organisasi atau perusahaan.

3. Kesediaan manajer untuk memanfaatkan bawahan.


Memaafkjan kesalahan para bawahan bukanlah berate bermaskud membiakan
kesalahan itu dilakukan terus menrus sehingga akan membahayakan organisasi atau
perusahaan, akan tetapi memaafkan dalam arti memaklumi mengapa kesalahan itu
sampai terjadi dan pada dsarnya setiap manusia tidak pernah dapat menghindari dari
kesalahan.
4. Kesadaran manajer untuk memeprcayai bawahan
Bahwa suatu pendelgasikan dapat dilakuan secara efektif, jika antara keudanya
(atasan dan bawahan) telah tersirat sikap saing dapat mempercayai. Oleh karena itu
mau tidak mau para manajer tidak mempunyai pilihan lain kecuali harus dapat
memeprcayai para bawahannya dalam mengadakan wewenangnya.
5. Kesediaan manajer untuk mengdakan pengawasan secara luas.
Pendelegasikan wewenang dan anggungjawab tersebut bersamaan dengan
pengawasan kepada seluuh struktur organisasi. Pengawasan tersebut merupakan
penyokong dalam upaya mencapaii tujuan suatu perusahan.
Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa pimpinan perusahaan yang
mendelegasikan pertanggung jawaban sepenuhnya melainkan tetap bertanggung
jawab akan pelaksanaan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Serta proses delegasi dan
sikap-sikap pribadi dari pimpinan sangat penting sekali dan merupakan upaya untuk
mengatasi kekeliruan serta kesalahpahaman.
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap
wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang
sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan
terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang
mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila
manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang
yang ada padanya merupakan bumerang.
5. Rentang Kendali atau Menentukan jumlah personal pada setiap departemen.
Rentang Kendali (Span of Control)
Sering disebut juga Span of Management, Span of Executive atau Span of Authority.
Adalah batas jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara
effektif oleh seorang manager. Rentang Kendali setiap pemimpin/ manager tidak
sama(relatif).
PERLUNYA RENTANG KENDALI
 Keterbatasan waktu
 Keterbatasanpengetahuan
 Keterbatasan kemampuan
 Keterbatasan perhatian

Faktor yang Membatasi Rentang Kendali


 Sifat dan terperincinya rencana
 Latihan-latihan dalam perusahaan
 Posisi Manager dalam perusahaan
 Dinamis & Statisnya Organisasi
 Efektivitas Komunikasi
 Tipe pekerjaan yang dilakukan
 Kecakapan & Pengalaman Manager
 Span of Personality and Energy
 Dedikasi dan Partisipasi bawahan.

6. Pembagian Kerja ( Division of work )


Pembagian kerja timbul disebabkan bahwa seseorang mempunyai kemapuan terbatas
untuk melakukan segala macam pekerjaan. Oleh Karen itu pembagian kerja berarti
bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan dan
dikelompokkan agar lebih efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dengan danya pembagian kerja apat menjadikan orang bertambah ketrampil dalam
menagani tugasnya, karena tugasnya itu merupakan bidang tertentu saja. Pembagian
kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelenggaraan kerja terutama dlam
memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan eisien kerjanya. Sebaliknya
jika pembagian kerja itu dilakukan dengan ceroboh, artinya tidak menyesuaikan
kemampuan seseorang dengan bidang pekerjaannya, maka ia akan bepengaruh tidak
baik bahkan dapat menimbulkan kegaga;an dalam penyelenggaraan pekerjaannya.
Pengertian pembagian kerja dapat lebih jelas kita ketahui dengan mempelajari
beberapa batsan yang dikemuakan oleh para ahli di bawah ini:
Menurut (Abdul Syani, 1987) , yaitu :
“ Pembagian kerja dalah pemecahan tugas dengan demikian rupa sehingga setiap
orang atau karyawan dalam organisasi bertanggungjawab dan melaskanakan aktivitas
tertenu saja.”
Menurut (James A.F. Stoner, 1996) :
“ Pembagian kerja adalah penjabaran tugas yang harus dikerjakan sehingga setiap
orang dalam organisasi bertanggungjawab untuk dan meksanakan seperangkat
aktivitas tertentu dan bukan keseluruhan tugas.”
Dengan demikian pembagian kerja perlu dilaksanakan secara seksama dengan penuh
pertimbangan. Hal ini berarti dalam pembagian kerja harus ada penyesuaian antara
kemampuan dan jenis pekerjaan yang akan ditangai, disamping itu disertai oleh
prosedur dan disiplin kerja yang mudah dipahami oleh para pekerja yang
bersangkutan.
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan
harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus
rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and
dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the
right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi
kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja.
kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin
menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang
manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip
utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya
Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan
pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
1. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat
atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2. Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen
suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
3. Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan
secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan
sebagainya.
4. Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi,
bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
5. Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam
suatu organisasi, yakni:
 Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari
organisasi tersebut.
 Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan
yang lainnya.
 Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah
tidak tepat lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja
maupun hubungan kerja.
 Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi
tersebut.
6. Menentukan tipe organisasi ( garis, fungsional )
1. Organisasi lini (line organization)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang
menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari
pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu
dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau
komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini
hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi,
Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki ciri-ciri:

 Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu
garis wewenang
 Jumlah karyawan sedikit
 Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
 Belum terdapat spesialisasi
 Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh
atas segala bidang pekerjaan
 Struktur organisasi sederhana dan stabil
 Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
 Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah :

 Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik


 Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
 Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
 Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
 Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung
berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti
dan dilaksanakan
 Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
 Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
 Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat
pimpinan.
 Adanya penghematan biaya
 Pengawasan berjalan efektif

Kelemahan-kelemahan organisasi garis :

 Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan


tujuan organisasi
 Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri
 Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor,
cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
 Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk
mengabil inisiatif sendiri
 Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
 Kurang tersedianya saf ahli

2. Organisasi fungsional (functional org)


Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan
macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan
masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh. Memiliki ciri-ciri:

 Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan


 Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
 Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
 Target-target jelas dan pasti
 Pengawasan ketat
 Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi

Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional :


1. Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
2. Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing
3. Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
4. Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan
lancar dan tertib
5. Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama
biasanya cukup tinggi.
6. Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional:

 Pekerjaan seringkali sangat membosankan


 Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian
lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
 Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga
koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan
7. Struktur organisasi.
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah
berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan
Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara
posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal

Teori-teori Organisasi
Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat
atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil
bahkan pada gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan, adapun
yang dimaksud masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan
pemecahan dan pengambilan keputusan.
Para ilmuan sejak lama menyadari bahwa adanya teori-teori dari berbagai
disiplin ilmu yang berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan suatu
masalah, dan isu organisasi. Walaupun demikian, fenomena ini justru membantu para
ilmuan untuk memberikan sejumlah jawaban terhadap 1 (satu) persoalan yang sama.
Dengan berpegang kepada sejumlah teori dan konsep, kita dapat menghadirkan
berbagai pandangan (perspectives) untuk mengkaji isu, masalah, dan pertanyaan yang
sama tentang organisasi (Champoux, 2003).
Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap masalah
organisasi yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai kajian untuk lebih
memahami efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual itu kemudian berkembanglah
berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya.
Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses,
teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan
keputusan dan teori organisasi kontingensi. Namun, Perkembangan teori-teori
organisasi yang dilihat dan dikaji sejak tahun-tahun pertama abad kedua puluh secara
garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat) kelompok besar teori yakni klasik,
perilaku, system, dan kontingensi.
1. Teori Organisasi Klasik. Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau
disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini
organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak
mengandung kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori pokok pendekatan klasik yakni,
scientific management, administrative management, the bureaucratic model of
organization (Beach, 1980: 133).
2. Teori Human Relations. Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori hubungan
kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan
atau the human relations theory. Teori ini muncul akibat ketidak puasan dengan teori
klasik dan teori ini merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan
pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun
kelompok kerja”. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila
hubungan tersebut sudah dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak
lain merasa puas.
3.Teori Organisasi Perilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang
organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik
atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan
berasal dari para anggotanya.
4. Teori Birokrasi. Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk
mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus.
b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya
langsung.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari
pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-
bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal.
e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem
tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan
prinsip uniformitas.
5. Teori Organisasi Proses. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang
organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam
suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu
bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat
umum (Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya
organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin
mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan
semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif,
adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah
kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori Kebebasan (Teory laissez fairre)
d. Teori Petnernalisme
e. Teori Personal atau Pribadi
f. Teori Non-Personal
7. Teori Organisai Fungsi. Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus
dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau
manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi
seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan
(Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision
making).
8. Teori Pengambilan Keputusan. Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai
keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat
puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di
tingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan
adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan). Teori ini berlandaskan pada pemikiran
bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila
pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang
sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling
sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori
dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan
lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.

Asas-asas atau Prinsip Organisasi


Menurut Alford dan Russel:
a. Situation Analysis (Analisis Situasi).
b. Objectives (obyektif).
c. Strategy (strategi).
d. Tactics (taktik).
e. Actions (aksi) .
f. Control (pengawasan).
Menurut Louis A. Allen
a. Forecasting yaitu memperkirakan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan pada
saat yang akan datang yang akan dilakukan oleh manajer. Kegiatan yang dilakukan
oleh manajer ini atas dasar sistematisasi dan kontinitas pekerjaan serta berdasarkan
dimana ia bekerja.
b. Establising objectives yaitu menentukan tujuan akhir yang akan dicapai dari apa
yang telah direncanakan keseluruhannya baik tujuan tiap pekerjaan maupun tujuan
globalnya.
c. Programming yaitu dibuat suatu program yang terdiri dari serangkaian tindakan
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada prioritas pelaksanaan.
d.Sceduling yaitu membuat jadwal pekerjaan sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
e. Budgeting yaitu penyusunan anggaran untuk mengalikasikan sumber-sumber yang
ada atas dasar efisiensi dan efektifitas, anggaran belanja ini dinyatakan dalam bentuk
uang.
f. Developing prosedur yaitu menentukan cara yang tepat dalam penyelenggaraan
pekerjaan di dalam rangka adanya efisiensi, efektivitas dan keseragaman pekerjaan.
g. Establising dan interpreting policy yaitu manajer harus dapat menafsirkan
kebijakan yang akan diambil agar terjamin dalam keselarasan dan keseragaman
kegiatan serta tindakan yang akan dilakukan.

Asas atau Prinsip Organisasi Secara Umum


a. Perumusan Tujuan. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan yang
akan memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin jelas tujuan yang akan diraih
maka semakin mudah pula organisasi menentukan langkah yang tepat.
b. Departementasi. Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-tugas
sesuai bidang tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis.
c. Pembagian kerja. Setelah dilakukan departemetasi perlu pengisian aktifitas kerja
sesuai dengan bidangnya masing-masing Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk
mencapai keselarasan dalam organisasi
d. Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku hanya
bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu dan hanya menerima perintah darinya.
e. Fleksibilitas. Organisasi semestinya menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya. Perubahan tersebut antara lain mencakup revisi tujuan, teknologi, SDM
yang spesialis.
f. Berkesinambungan. Organisasi setelah dibentuk diharapkan terus beroperasi dan
memenuhi kebutuhan stakeholders-nya.
g. Keseimbangan. Bagian atau satuan dalam organisasi yang memiliki peran yang
sama pentingnya harus ditempatkan pada level yang sama pula.
h. Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam
organisasi.
i. Pelimpahan wewenang. Pelimpahan kewenangan dari pejabat yang lebih tinggi ke
pejabat yang lebih rendah atau antar pejabat yang setara.
j. Rentang kendali (span of control).Merupakan jumlah bawahan yang dipimpin
dengan baik oleh seorang pemimpin di atasnya.
k. Jenjang organisasi/hiraki. Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan yang perlu
dilewati dalam menentukan sebuah keputusan.
l. Pemisahan fungsi lini dan staf. Fungsi lini seharusnya dipisahkan dengan fungsi
staff walaupun mereka memiliki karakter yang mirip. Fungsi lini langsung terhubung
dengan kegiatan operasi sedangkan fungsi staf adalah pelengkap dari fungsi lini.
Fungsi ini harus dikoordinaiskan jika dibutuhkan tetapi secara normal harus
dipisahkan.
m. Efisiensi. Struktur organisasi seharusnya mampu untuk meningkatkan fungsi
secara lebih efisien. Untuk itu, struktur harus sesuai dengan nature, ukuran, aktifvitas,
dll dari organisasi.
n. Prinsip pengecualian. Eksekutif pada level yang level lebih tinggi sibuk dengan
hal-hal yang penting dan memiliki batas waktu untuk mempelajari hal-hal
administratif rutin. Masalah yang sangat rumit dan luar biasa kompleks harus
diselesaikan oleh top management dan masalah rutin harus dihadapi oleh eksekutif
yunior pada tingkat yang lebih rendah. Lebih dari itu, waktu dari top management
ditabung. Mereka dapat mempergunakan waktu mereka untuk menghadapi masalah
yang lebih penting dan kompleks.
o. Chain of command. Prinsip dari chain of command adalah batas kewenangan dari
kepala eksekutif kepada atasan level pertama sudah didefinisikan dengan jelas. Batas
kewenangan harus didefinisikan dengan wajar untuk menghindari kebingungan.
p. Simple/sederhana. Struktur organisasi harus dibuat sederhana untuk pemahaman
yang lebih jelas dari karyawan. Struktur juga seharusnya lebih mudah untuk diatur.
Komunikasi internal akan lebih mudah jika struktur organisasi lebih sederhana.
Struktur organisasi harus sesederhana mungkin.

Elemen Struktur Organisasi


Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak
mendesain struktur, antara lain:
a. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke
dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
b. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan
pelanggan.
c. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari
puncakorganisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab
kepada siapa.
d. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer
secara efisien dan efektif.
e. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi.
Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
f. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

Desain Struktur Organisasi yang Umum


a. Struktur Sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat
pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.Struktur sederhana paling banyak
dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di manamanajer dan pemilik adalah orang yang
satu dan sama.Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin
dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan
akuntabilitas.Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di
mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai
tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di
puncak.
b. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin
yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-
tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang
terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti
rantai komando.Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-
kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah
dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit,
karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan
organisasi.Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai
sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya
efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka
hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
c. Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang
ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Struktur
matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang,
laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit,
lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan
perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi fungsional
terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang
diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber dayakhusus
untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi
tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat
waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki
keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan
koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan
memenuhi target anggaran.Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung
jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi
dengan duplikasi biaya dan kegiatan.Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut
sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia
mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks
memiliki dua atasan manajerdepartemen fungsional dan manajer produk.Karena
itulah matriks memiliki rantai komando ganda.

Desain Struktur Organisasi Modern


a. Struktur tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah
bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi
pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan
untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.
b. Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-
fungsi utama bisnis secara detail.
c. Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan
rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen
dengan tim yang diberdayakan.
Model Desain Struktur Organisasi
a. Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi
yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
b. Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki
dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi
yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
c. Model Piramid, model ini di buat persis sebuah piramida.
d. Model Horizontal, model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal
dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing.

Faktor Penentu Struktur Organisasi


Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan
sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor
utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
a. Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara
keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur
harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam
strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan
mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada
tiga dimensi inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada desain struktur yang
berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk
dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang
menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi
danpemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah
strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah
viabilitas terbukti.
b. Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi
secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi
besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak
spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan
daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.
Alih-alih, ukuran memengaruhi strukturdengan kadar yang semakin menurun.
Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
c. Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input
menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk
mengubah sumber dayafinansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau
jasa.
d. Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-
kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.
Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan
peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu
berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak
kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru,
tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas
dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi.
Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan
pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan
dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap
produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih
sedikit ketidakpastian bagi para manajerdibanding lingkungan yang dinamis. Karena
ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi,
manajemenakan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi
ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Sangat penting Pengorganisasian (organizing) dalam manajemen. Karena merupakan
fungsi dari manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan maka peran
Pengorganisasian sangat penting dan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam
manajemen.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada
perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti
kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi
manajemen.
Sub bab lain fungsi pengorganisasian juga terdapat suatu fungsi, tujuan, unsure-unsur
yang pada akhirnya dapat membentuk struktur organisasi yang di dalam struktur
tersebut dibagi menjadi beberapa bagian.
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para
anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik antar para
anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karena adanya faktor internal di
pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA
1) Bakir Ihsan, Etika dan Logika Berpolitik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), pengantar hal
2) Angus Stevenson “Oxford Dictionary of English” (Inggris: Oxford University
Press, 2005)
3) Muklis Kanto, S.E, M.S, Ph.D, “Filsafat Manajemen” (Bandung: Celebes
Media Perkasa, 2017)
4) Marihot Tua Efendi Hariandja, “Manajemen Sumber Daya Manusia” ”
(Jakarta : Grasindo, 2002)
5) H. Koontz & O’Donnell & weihrich
6) Edwin B. Flippo
7) Gary Dessler
8) Bohlarander dan Snell
9) Handoko
10) Hasibuan (2000:10)
11) Chuckwilliams
12) Stephen P. Robbins & Mary Coulter
13) Ernie Tisnawati Sule Kurniawan Saefullah

Anda mungkin juga menyukai