“ORGANIZING”
DOSEN
FIRLY FIRMANSYAH S., SE., MM.
DISUSUN OLEH
NENI MEILANI
10090118015
PENDAHULUAN
Manajemen berasal dari bahasa Inggis “Management” yang berasal dari kata
dasar “manage”. Definisi Manage menurut “Kamus Oxford” Memimpin atau
membuat keputusan di perusahaan ataupun organisasi Dan definisi Management
menurut “Kamus Oxford” pula yaitu pengendalian dan pembuatan keputusan di
perusahaan ataupun di organisasi. Dan Muklis Kanto, S.E, M.S, Ph.D. menjelaskan
pada bukunya “Filsafat Manajemen” Manajemen sendiri diartikan sebagai seni yan
ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan, sesuai
apa yang dia adopsi dari teorinya Drs. Oey Liang Lee
Pada intinya manajemen di ciptakan atas dasar keterbutuhan manusia dalam
mengelola dalam bentuk apapun sebagai upaya dalam mencapai tujuan yang berjalan
secara efektif dan efisien.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian dan pengontrolan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (Planning) Perencanaan (planning) adalah 1) pemilihan atau
penetapan tujuan-tujuan organisasi,
2. penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem,
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
3. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian (organizing) adalah 1)
penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi, 2) perancangan dan pengembangan suatu
organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke
arah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab tertentu dan 4) pendelegasian
wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan
tugas-tugasnya.
4. Penyusunan Personalia (Staffing) Adalah penarikan (recruitment), latihan dan
pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan
dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.
5. Pengarahan (Leading) Fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk
membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan
dan harus mereka lakukan.
6. Pengawasan (Controlling) Adalah penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
yang diharapkan.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
manajemen keorganisasian yang menekankan pada unsur sumber daya manusia
dengan mengelola sumber daya manusia dengan baik agar diperoleh tenaga kerja
yang tepat sesuai pekerjaannya sehingga mampu bekerja secara optimal demi
tercapainya tujuan.
Untuk menjamin tenaga kerja yang kita miliki menunjukkan performancenya, maka
ada beberapa aspek dalam sdm yaitu ability to work dan willingness to work.
1. Ability to Work (kemampuan untuk bekerja) Dalam menemukan karyawan
yang memiliki
kemampuan dalam bekerja maka perusahaan melakukan beberapa langkah,
yaitu:
a. Procurement of people
Usaha untuk memperoleh sejumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan,
terutama yang berhubungan dengan penentuan kebutuhan tenaga kerja, maka
diperlukan :
Recruitment : Proses penarikan sumber daya manusia yang memiliki
kualifikasi dan kemampuan yang unggul untuk mengisi posisi yang
ada pada organisasi guna mencapai tujuan organisasinya.
Selection : Suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang
diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan itu. Seleksi
ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan
bersangkutan
Placement : Penempatan karyawan yang telah lulus seleksi pada
jabatan atau pekerjaan tertentu yang membutuhkan dan
mendelegasiakan wewenangnya.
Orientation : Aktivitas sumber daya manusia yang memperkenalkan
karyawan baru kepada organisasi dan kepada tugas-tugas yang harus
dikerjakan, atasan, dan kelompok kerja
b. Development of people
Usaha untuk meningkatkan keahlian/keterampilan karyawan agar dapat
melakukan tugasnya dengan baik. Tingkat keterampilan ini dapat dicapai
melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan perusahaan untuk karyawan,
baik yang baru masuk ataupun yang sudah lama bekerja di perusahaan
tersebut. Aktivitas ini penting dan akan terus berkembang karena adanya
perubahan teknologi, penyesuaian dan meningkatnya kesulitan tugas manajer,
maka diperlukan :
PEMBAHASAN
Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung
berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau
situasi akan selalu mengalami perubahan.
Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan
transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi
dibedakan menjadi :
Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa
saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial,
menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang
mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan,
kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan
dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan
main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan
iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan
fauna.
Tujuan Pengorganisasian
Tidak cukup mengetahui tentang fungsi pengorganisasian dalam manajemen tetapi
kita juga harus tahu tentang tujuan pengorganisasiannya juga. Adapun tujuan dari
pengorganisasian ialah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas ini diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan sebuah keterampilannya secara khusus (spesialisasi)
dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.
Beberapa tujuan pengorganisasian yaitu antara lain :
a. Membantu koordinasi
Yakni memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan
organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasi ini dibutuhkan
ketika harus membagi unit kerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam
satu organisasi.
b. Memperlancar Pengawasan
Dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang
berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat
ditempatkan dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat
mencapat sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit
operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik
pula secara terpadu.
c. Maksimalisasi manfaat spesialisasi
Pengorganisasian ini dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-
pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar dari keahlian dapat
menghasilkan seebuah produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk
dapat memberikan kepuasan dan akan memperoleh kepercayaan masyarakat
pengguna.
d. Penghematan biaya
Dengan melakukan pengorganisasian seseorang akan semakin mempertimbangkan
segala sesuatu hal yang akan merugikan, seseorang akan menganalisis dahulu agar
apa yang dikerjakannya dapat efisien dan bisa menghemat biaya bahkan seorang
tersebut bisa jadi bertambah profit baik gajinya ataupun upah.
e. Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia
Setiap orang pasti tidak akan mampu untuk hidup dan melakukan pekerjaannya
seorang diri, kita harus bisa saling melengkapi, mengurangi rasa materialistik dan
harus mampu menumbuhkan rasa saling membutuhkan, maka dari itu seorang
manajer harus mampu megadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa
solidaritas dan menghilangkan sifat individualismenya agar seorang pekerja tidak
merasa dirinya terkotak-kotakkan oleh harta, tahta dan jabatan.
Fungsi pengorganisasian :
1. Mengatur orang - orang.
2. Mengatur kegiatan dalam perusahaan
3. Mengadakan pembagian kerja. ( uraian tugas )
4. Menempatkan orang – orang dalam departemen.
5. Menetapkan batasan – batasan wewenang
1.5 Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasianyaitu:
a. Mengalokasikan sunber daya,merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan.
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggung jawab.
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengambangan sunber daya
manusia/tenaga kerja.
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
Proses Pengoranisasian
1. Penentuan sasaran yang ingin dicapai.
2. Penentuan jenis kegiatan – kegiatan.
3. Pengelompokan Pekerjaan
4. Pendelegasian wewenang atau pembagian wewenang
Seorang manajer atau seorang pimpinan perusahaan sebagai mansuia
mempunyai waktu, kemampuan dan perhatian yang sangat terbatas maka tidaklah
mungkin seorang pimpinan itu dapat melaskanakan tugasnya sendiri, sungguhpun
pimpinan itu harus bertanggung jawab akan pelaksanaan tugasnya dengan sebaik
mungkin.
Karena hal tersebut di atas, maka seorang manajer perlu mendelegasikan
sebagian tugas kepada bawahannya. Pendelagasian wewenang adalah suatu
pelimpahan hak atau kekuasaan pimpinan terhadap bawahannya untuk melaksanakan
tugas-tugasnya dengan sekaligus meminta pertanggung jawaban atas penyelesaian
tugas-tugas tersebut.
Dengan demikian, menurut (James, A.F.Stoner, 1996) jika seorang manajer
mendelegasikan tugasnya kepada bawahan maka ia harus mendelegasikan
kekuasaannya yang artinya jika seorang diserahi tugas untuk melaskanakan suatu
tugas tertentu, ia mbertanggungjawab dalam melaksanakan tugas tersebut. Pendapat
para ahli mengenai pengertian pendelegasian wewenang antara lain:
Menurut (James, A.F. Stoner,1996) :
1. Tugas, adalah suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam
organisasi, untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidang
masing-masing jabatan.
2. Kekuasan, adalah suatu pekerjaan yang telah diberikan wewenang (tugas),
penyerahan dari tugas-tugas yang dipecaya, seorang memperoleh kekuasaan secara
formal. Misalnya karena adanya surat keputusan dari pimpinan perusahaan yang
berwenang.
3. Tanggung jawabm adalah sutau pekerjaan yang dilakukan organisasi suatu
perusahan yang diperoleh dari atasan terhadap tanggung jawab pekerjaan ataupun
kepercayaan yang diberikan.
Menurut (Alex. S. Nitisemito, 1981) Untuk kelancaran dalam memberikan wewenang
maka ada beberapa teknis khusu untuk melakukan pelimpahan wewenang:
1. Tentukan dulu sasaran
2. Tentukan tanggung jawab dan otoritas
3. Berikan motivasi pada bawahan
4. Haruskah bawahan merampungkan pekerjaan.
5. Beritakan latihan
6. Lakukan pengedalian
Menurut ( Manulang, 1987) Dalam mendelegasikan wewenang, agar proses delegasi
itu berjalan efektif, sedikitnya tiga hal harus diperhatikan yaitu:
1. Delegasi wewenang adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, dan bila
kedua-duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya, pertanggungjawaban.
Dengan kata lain dalam proses delegasi harus di deleger tugas dan ekuasan dan bila
kedu-duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya pertanggungjawab.
Dengan kata lain, proses delegasi harus mencakup tigas unsure yaitu delegasi tugas,
delegasi wewenang dan adanya pertanggungjawab.
2. Wewenang yang di delegasikam harus memberikan kepada orang yang tepat, baik
dilihat dari sudut kuelifikasi maupun dari sudut fisik.
3. Mendelegasikan wewenang kepada seseorang, harus dibarengi dengan pemberian
motivasi,
4. Pejabat yag mendelegasikan kekuasaan harus membimbing dan mengawasi orang
yang menerima dlegasi wewenang.
Menurut (James A.F. Stoner ,1996) Banyak dijumpai para pimpinan yang tampaknya
enggan untuk melakukan pelimpahan wewennag dalam organisasi atau perusahan
yang dipimpin, keengganan smeentara pimpinan untuk melakukan pelimpahan sebaai
wewenng dengan alasan sebagai berikut :
1. Perasaan yang tidak aman. Para manajer bertanggungjawab atas kegiatan
bawahannya, dan membuat mereka enggan untuk mengambil resiko dan
melimpahkan wewenang.
2. Manajer takut kehilangan kekuasaan bila bawahan teralu baik melaskanakan tugas.
3. ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa nsagt tak teratur atau tidak
luwes dalam membuat perencaan ke depan dan menetukan tugas mana yang harus
dilimpahkan kepada siapa atau dalam memnciptakan suatu system pengedalian atau
selalu bisa memantau kegiatan bawahan.
4. ketidak percayaan kepada bawahan.
Menurut (Abdul Syani, 1981) Ada beberapa sikap pribadi yang harus dimiliki
seorang manajer atau pimpinan dalam pendelegasian wewennang adalah sebagai
berikut :
1. Sikap pribadi terhadap pendelagsian.
Penerapan yang paling utama dalah sikap pribadi tertentu terhadap bawahan yang
memberikan wewenang melaksanakan tugasnya sunguh-sunggum artinya mereka
melakukan tugasnya dengan sepenuh kerelaan tanpa adanya rasa terpaksa.
2. Kesedian manajer untuk melepaskan wewenangnya kepada bawahan dengan begitu
manajer dapat menguangi waktu, tenaga dan pikirannya untukjk menangani berbagai
keputusan, yang erat kaiatannya dengan kemajuan dan perkembangan suatu
organisasi atau perusahaan.
Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu
garis wewenang
Jumlah karyawan sedikit
Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
Belum terdapat spesialisasi
Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh
atas segala bidang pekerjaan
Struktur organisasi sederhana dan stabil
Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Teori-teori Organisasi
Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat
atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil
bahkan pada gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan, adapun
yang dimaksud masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan
pemecahan dan pengambilan keputusan.
Para ilmuan sejak lama menyadari bahwa adanya teori-teori dari berbagai
disiplin ilmu yang berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan suatu
masalah, dan isu organisasi. Walaupun demikian, fenomena ini justru membantu para
ilmuan untuk memberikan sejumlah jawaban terhadap 1 (satu) persoalan yang sama.
Dengan berpegang kepada sejumlah teori dan konsep, kita dapat menghadirkan
berbagai pandangan (perspectives) untuk mengkaji isu, masalah, dan pertanyaan yang
sama tentang organisasi (Champoux, 2003).
Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap masalah
organisasi yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai kajian untuk lebih
memahami efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual itu kemudian berkembanglah
berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya.
Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses,
teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan
keputusan dan teori organisasi kontingensi. Namun, Perkembangan teori-teori
organisasi yang dilihat dan dikaji sejak tahun-tahun pertama abad kedua puluh secara
garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat) kelompok besar teori yakni klasik,
perilaku, system, dan kontingensi.
1. Teori Organisasi Klasik. Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau
disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini
organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak
mengandung kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori pokok pendekatan klasik yakni,
scientific management, administrative management, the bureaucratic model of
organization (Beach, 1980: 133).
2. Teori Human Relations. Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori hubungan
kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan
atau the human relations theory. Teori ini muncul akibat ketidak puasan dengan teori
klasik dan teori ini merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan
pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun
kelompok kerja”. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila
hubungan tersebut sudah dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak
lain merasa puas.
3.Teori Organisasi Perilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang
organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik
atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan
berasal dari para anggotanya.
4. Teori Birokrasi. Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk
mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus.
b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya
langsung.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari
pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-
bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal.
e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem
tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan
prinsip uniformitas.
5. Teori Organisasi Proses. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang
organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam
suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu
bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat
umum (Universal).
6. Teori Organisasi Kepemimpinan. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya
organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin
mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan
semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif,
adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah
kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori Kebebasan (Teory laissez fairre)
d. Teori Petnernalisme
e. Teori Personal atau Pribadi
f. Teori Non-Personal
7. Teori Organisai Fungsi. Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus
dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau
manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi
seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan
(Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision
making).
8. Teori Pengambilan Keputusan. Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai
keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat
puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di
tingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan
adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan). Teori ini berlandaskan pada pemikiran
bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila
pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang
sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling
sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori
dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan
lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
PENUTUP
Kesimpulan
Sangat penting Pengorganisasian (organizing) dalam manajemen. Karena merupakan
fungsi dari manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan maka peran
Pengorganisasian sangat penting dan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam
manajemen.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada
perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti
kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi
manajemen.
Sub bab lain fungsi pengorganisasian juga terdapat suatu fungsi, tujuan, unsure-unsur
yang pada akhirnya dapat membentuk struktur organisasi yang di dalam struktur
tersebut dibagi menjadi beberapa bagian.
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para
anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik antar para
anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karena adanya faktor internal di
pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA
1) Bakir Ihsan, Etika dan Logika Berpolitik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), pengantar hal
2) Angus Stevenson “Oxford Dictionary of English” (Inggris: Oxford University
Press, 2005)
3) Muklis Kanto, S.E, M.S, Ph.D, “Filsafat Manajemen” (Bandung: Celebes
Media Perkasa, 2017)
4) Marihot Tua Efendi Hariandja, “Manajemen Sumber Daya Manusia” ”
(Jakarta : Grasindo, 2002)
5) H. Koontz & O’Donnell & weihrich
6) Edwin B. Flippo
7) Gary Dessler
8) Bohlarander dan Snell
9) Handoko
10) Hasibuan (2000:10)
11) Chuckwilliams
12) Stephen P. Robbins & Mary Coulter
13) Ernie Tisnawati Sule Kurniawan Saefullah