Anda di halaman 1dari 24

FUNGSI PENGGERAKAN (ACTUATING)

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen
Dosen Pengampu : Dr. Damayanti, SE, MSI

Disusun Oleh :
Kelompok III – Kelas Manajemen Sore 1
1. Muhamad Andre ( 22010004 )
2. Ahmad Nur Arifin ( 22010012 )
3. M. Syaiful Umam ( 22010029 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MENEJEMEN
UNIVERSITAS YPPI REMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


menganugerahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul ‘’Fungsi Penggerakan
(Actuating)’’. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu
tugas terstruktur pada mata kuliah Pengantar Manajemen.
Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembuatan
dari semua pihak terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya khususnya bagi mahasiswa.

Rembang, 4 November 2022

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
...............................................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. PENGERTIAN ACTUATING..................................................................
1. Pengertian Secara Umum Fungsi Penggerakan (Actuating)...............
2. Pengertian Fungsi Penggerakan (Actuating) Menurut Para Ahli........
B. PRINSIP ACTUATING............................................................................
C. FUNGSI ACTUATING............................................................................
D. TUJUAN ACTUATING...........................................................................
E. FAKTOR YANG MEMENGARUHI ACTUATING...............................
1. Faktor-faktor penting dalam actuating (penggerakan)........................
.............................................................................................................
2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan (actuating)..............
F. HUBUNGAN ACTUATING DENGAN ORGANISASI.........................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
A. KESIMPULAN.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang baik individu maupun organisasi masih
banyak yang belum mampu untuk menerapkan manajemen yang baik.
Dalam sebuah manajemen yang baik kita harus empat fungsi penting
dari Planning (perencanaan), Organizing (penempatan), Actuating
(pengarahan/penggerakan), dan Controlling (pengendalian).
Salah satu fungsi tidak berjalan dengan baik dapat
mempengaruhi segala aspek manajemen. Banyak individu maupun
organisasi yang tidak dapat melakukan pengarahan organisasi dengan
baik. Pengarahan dalam memotivasi tiap anggotanya dan
berkomunikasi antar anggota maupun mengatasi masalah yang ada di
dalam organisasi. Pengetahuan tentang actuating
(penggerakan/pengrahan) dikalangan para remaja zaman sekarang
harus ditingkatkan. Pengetahuan tentang actuatingpun penting untuk
diketahui dan dipelajari. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan
agar lebih meningkatkan pengetahuan kita mengenai penjelasan
Actuating.
Pengarahan dalam Ilmu manajemen merupakan aspek hubungan
manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif dan
efisien untuk mencapai sebuah tujuan. Directing bukan saja agar
pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi
dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur
organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengarahan atau
actuating. Di dalam aspek pengarahan ini akan timbul hubungan
manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga secara lebih berdaya
guna untuk mencapai tujuan bersama

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan actuating dan apa saja prinsip-prinsip
actuating?
2. Apa fungsi dan tujuan dari actuating?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi actuating?
4. Bagaimana hubungan actuating dengan organisasi?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan Prinsip-prinsip actuating.
2. Memahami fungsi dan tujuan actuating.
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi actuating,
4. Mendeskripsikan hubungan actuating dengan organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ACTUATING
1. Pengertian Secara Umum Fungsi Penggerakan (Actuating)
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Actuating
adalah pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik
kegiatan dari aktivitas tersebut, maka pimpinan mengambil tindakan-
tindakan kearah itu seperti Leadership (pimpinan), perintah,
komunikasi, dan Conseling (nasehat). Actuating disebut juga gerakan
aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang pemimpin untuk
mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur
perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. (Rahman,2021).
1. Pengertian Fungsi Penggerakan (Actuating) Menurut Para Ahli
a. George R. Terry
‘’ Acuating is setting all members of the group to want to
achieve and to strike to achieve the objective willingly and
keeping with the managerial planning and organizing efforts.”
‘’.........Penggerakan adalah membangkitkan dan
mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak
dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dan ikhlas
serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian dari pihak pimpinan. (Sukarna, 2011: 82-83)
Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya
tujuan tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh
anggota kelompok manajemen, mulai dari tingkat atas,
menengah, sampai ke bawah. Segala kegiatan harus terarah
kepada sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak terarah
kepada sasarannya hanyalah merupakan pemborosan terhadap
tenaga kerja, uang, waktu, dan materi atau dengan kata lain
merupakan pemborosan terhadap tools of management. Hal ini

3
sudah barang tentu merupakan mis-management.
Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung kepada
planning dan organizing yang baik, melainkan juga tergantung
pada penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan
pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat
untuk adanya pergerakan yang terarah kepada sasaran yang
dituju. Penggerakan tanpa planning tidak akan berjalan efektif
karena dalam perencanaan itulah ditentukan tujuan, budget,
standar, metode kerja, prosedur dan program.

4
B. PRINSIP ACTUATING
Penggerakan merupakan aspek hubungan antar manusiawi
dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia
mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efisien untuk
mencapai tujuan.
Fungsi penggerakan ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah
laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai
tingkat laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup
yang berbeda pula. Oleh karena itu, penggerakan yang dilakukan oleh
pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu :
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari penggerakan nampak pada prinsip yang
menyatakan bahwa makin efektifnya proses penggerakan, akan
semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.
Penggerakan tidak dapat berdiri sendiri, artinya dalam melaksanakan
fungsi penggerakan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari faktor-
faktor lain seperti : perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja
yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk
meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang
mungkin tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
menghendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan
yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai
pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini
dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang
baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya
dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan dipenuhi apabila
mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka
menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi .

5
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan
arah tujuan dan tanggung jawab para bawahan. Bilamana para
bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala
kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka
pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta
semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil
maksimal.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/
actuating antara lain :
a. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya.
b. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
c. Menanamkan pada manusia keinginan untuk lebih.
d. Menghargai hasil yang baik dan sempurna mengusahakan.
e. Adanya keadilan tanpa pilih kasih.
f. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang
cukup.
g. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi
dirinya.
Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah ketika
menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi, perlu di ingat
prinsip-prinsip lain sebagai berikut :
a. Efisien
Efisien adalah bekerja dengan menggunakan sumber
daya dan energi yang sesuai tanpa pemborosan namun efisiensi
tidak melihat tujuan. Organisasi bisa saja menjadi efisiensi
namun gagal dalam mencapai apa yang dicita-citakan. Untuk itu
selain efisien, kita harus juga efektif. Efisien mengerjakan
pekerjaan dengan benar. Efektif mengerjakan pekerjaan yang
benar.
b. Komunikasi
Dalam fungsi actuating komunikasi antar anggota sangat
diperlukan karena dengan komunikasi kita dapat menyampaikan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

6
c. Jawaban terhadap pertanyaan 5W + 1H
Untuk mampu menggerakkan seseorang kita harus
mampu menguasai menguasai jawaban 5W + 1H terlebih
dahulu atau kita sudah memiliki rencana untuk dapat
menggerakkan seseorang, karena fungsi penggerakan tidak
dapat dipisahkan dari fungsi-fungsi sebelumnya yaitu fungsi
perencanaan dan pengorganisasian serta pengarahan.
d. Penghargaan atau insentif
Dalam menggerakkan seseorang hendaklah kita melihat
kinerja dan motivasi seseorang tersebut dalam bekerja untuk
memberi insentif atau penghargaan sesuai dengan yang
dilakukannya, hal ini penting dilakukan untuk memenuhi
kepuasan dalam bekerja dan memberi dorongan atau semangat
atau motivasi dalam bekerja.

7
C. FUNGSI ACTUATING
Fungsi actuating merupakan pelaksanaan kerja, bagian penting
dari proses organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Semua organisasi di
dalam organisasi mulai tingkat atas sampai tingkat bawah berusaha
mencapai sasaran organisasi sesuai dengan perencanaan memakai cara
yang benar. Fungsi actuating mengandung kepemimpinan yang masuk
kedalam fungsi-fungsi lainnya.
Fungsi actuating identik dengan fungsi menggerakan, yaitu
menggambarkan bagaimana manajer mengarahkan dan memengaruhi
para anggotanya, bagaimana orang lain melaksanakan tugas dengan
menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerjasama.
Fungsi actuating berhubungan dengan kegiatan yang bertujuan
supaya setiap orang yang terlibat di dalam organisasi dapat bekerja
sesuai dengan pembagian kerja yang sudah ditetapkan.
Fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dari orang yang ada di dalam organisasi.
Beberapa fungsi actuating antara lain :
1. Koordinasi Kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan dilaksanakan secara atau
sesuai rencana, manajer harus memastikan bahwa semua kegiatan
yang sebelumnya sudah dilaksanakan dengan tepat waktu.
Penempatan orang dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat,
meliputi mengarahkan, mengorganisasikan, dan mengawasi .
2. Mobilisasi Alokasi dan Sumber Daya
Mobilisasi alokasi dan sumber daya ini, meliputi :
a. Pemantauan dan pengawasan.
b. Logistik (penyaluran, perolehan, pengiriman, penyebaran,
dan pengembalian barang).
c. Akuntansi, dan
d. Organisasi.

8
3. Pengarahan
Merupakan hubungan manusia di dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan supaya bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaganya secara efisien dalam mencapai tujuan
suatu kelompok atau organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan
tersebut bersifat kompleks karena disamping menyangkut manusia
juga menyangkut berbagai tingkah laku dari para manusia itu
sendiri. Karena tiap manusia memiliki tingkah laku yang berbeda-
beda.
Selain fungsi pokok, actuating di dalam manajemen mempunyai
indikator pelaksanaan fungsi actuating sebagai berikut :
1. Directing
Adalah suatu usaha melaksanakan kegiatan yang sudah
direncanakan. Pelaksanaan kegiatan ini salah satunya adalah dengan
orientasi, yaitu pengarahan dengan memberi informasi yang perlu
agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Commanding
Yaitu menggerakkan kegiatan yang dilaksanakan.
Menggerakkan orang untuk mencapai tujuan dengan arahan sesuai
dengan potensi yang dimilikinya membutuhkan upaya
membangkitkan motivasi. Pemberian motivasi merupakan salah
satu aktivitas yang harus dilaksanakan. Setelah memberi motivasi
langkah selanjutnya ialah memberikan perintah. Perintah ini berasal
dari atasan yang ditunjukkan untuk para anggotanya.
3. Leading
Merupakan suatu pemberian contoh yang dilakukan pimpinan
untuk bawahannya dalam kegiatan yang dilaksanakan. Pemberian
contoh yang berupa tindakan ini dilakukan lewat pembimbingan.
4. Coordinating
Adalah suatu usaha menyelenggarakan pertemuan yang bisa
menstimulasi pekerjaan. Usaha tersebut dilakukan pimpinan dalam
rangka menjalin hubungan dan menyelenggaraan komunikasi.
Menjalin hubungan atau koordinasi ini merupakan penggerakan
suatu kelompok atau organisasi, dengan menjalin hubungan

9
pimpinan dan anggotanya akan saling terhubung agar tidak dapat
terjadi kekacauan. Kemudian menyelenggarakan komunikasi
merupakan suatu proses yang mempengaruhi seluruh proses
kegiatan yang termasuk dalam kesamaan arti supaya organisasi bisa
berinteraksi dengan baik untuk mencapai sasaran yang efektif.
Fungsi actuating (penggerakan) adalah fungsi manajemen yang
kompleks dan merupakan ruang lingkup yang luas serta sangat
berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya,
actuating merupakan pusat di sekitar aktivitas aktivitas manajemen.
Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam membina kerjasama,
mengarahkan dan mendorong kerja pada bawahannya harus bisa
memahami faktor-faktor manusia dan pelakunya.

10
D. TUJUAN ACTUATING
Tujuan actuating dalam organisasi ialah usaha atau tindakan
dari pemimpin dalam rangka menimbulkan kemauan dan membuat para
bawahan mengetahui pekerjaannya, sehingga secara sadar mengerjakan
tugas sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Tujuan dari
actuating, antara lain :
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efektif dan efisien.
2. Dapat mengembangkan keterampilan dan kreativitas para anggota
organisasi.
3. Menumbuhkan rasa untuk memiliki dan menyukai pekerjaan.
4. Membuat organisasi lebih berkembang.
5. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak.
6. Memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh anggota dan
mengusahakan pencegahan supaya tidak terulang kembali
kesalahan yang pernah dibuat ataupun membuat kesalahan baru.
7. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya sesuai dengan
program seperti yang sudah ditentukan dalam planning atau tidak.
8. Untuk mengetahui supaya Pelaksanaan kerja sesuai dengan
prosedur dan kebijakan yang telah ditentukan.
Tindakan actuating ini oleh para ahli diperinci kedalam 3 tindakan,
yaitu :
a. Memberi motivasi, semangat, inspirasi, maupun dorongan
sehingga menimbulkan kemauan dan kesadaran para anggota
untuk bekerja lebih baik.
b. Memberikan bimbingan melalui contoh-contoh tindakan
teladan, seperti pengambilan keputusan, memperbaiki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan bawaan.
c. Pengarahan yang dilakukan dengan memberi petunjuk yang
benar dan jelas. Segala saran dan perintah kepada bawahan
dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan tegas dan jelas
supaya terlaksana dengan baik dan terarah pada tujuan yang
sudah ditetapkan sebelumnya.

11
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ACTUATING
1. Faktor-faktor penting dalam actuating
a. Dilihat dari sudut organisasi
Lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan
nonmanusia pada pelaksanaan tugas.
b. Terdapat peraturan-peraturan
Maksudnya adalah adanya ketentuan-ketentuan yang memberi
kemungkinan adanya kepastian perkembangan organisasi baik
kedalam maupun keluar.
c. Terdapat fasilitas-fasilitas
Maksud fasilitas fasilitas-fasilitas perangkat lunak atau
perangkat keras yang diperlukan untuk gerak organisasi yang
didasarkan atas pengkajian yang dapat dipertanggung jawabkan
untuk memenuhi aspek kuantitas dan kualitas.
d. Terdapat sarana komunikasi yang memadai
Sarana komunikasi yang memadai adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyampaikan dan menerima informasi, misalnya
telepon, internet, mimbar, publikasi, jurnal dan sebagainya.
e. Terdapat pemimpin pemimpin
Terdapat kader-kader pimpinan Artinya bahwa untuk
mendapatkan pimpinan yang jelas dan tegas ruang lingkup
kepemimpinannya perlu dipertimbangkatkan dari dalam organisasi
untuk memotivasi gerak organisasi ke arah yang sesuai tujuan
organisasi.
f. Terdapat wewenang-wewenang
Maksudnya adalah pemimpin harus memahami akan tugas dan
wewenang yang diembannya (Delegation Of Authority).
g. Memiliki watak kepemimpinan
Kemampuan dan sifat kepribadian, termasuk kewibawaan,
untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan orang-
orang yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh

12
semangat, dan kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

h. Memiliki berbagai kelebihan cakap (komunikasi)


Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil
tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap
pemimpin (leader) memiliki pengikut (follower) guna
merealisasikan gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang
pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi perilaku
orang lain.
i. Memahami teknik-teknik kepemimpinan
Terdapat beberapa teknik-teknik kepemimpinan. Dalam
pelaksanaan kepemimpinan, seorang pemimpin harus berusaha
untuk meningkatkan kecakapan, kemampuan serta pengetahuan
para pegawai, sehingga pada akhirnya akan tercapai prestasi kerja
yang optimal. Untuk pencapaian tujuan kepemimpinan tersebut,
maka seorang pemimpin harus memperhatikan teknik-teknik
kepemimpinan dalam pelaksanaan kepemimpinannya.
j. Mempunyai pengetahuan dan skill yang memadai
Skill (keahlian) melibatkan pengetahuan yang sesuai dengan
organisasi serta secara keseluruhan dan bagaimana organisasi sesuai
dengan industri, masyarakat, lingkungan bisnis, dan sosial yang
lebih luas. Ini berarti kemampuan untuk berpikir strategis dengan
mengambil pandangan yang luas dan jangka panjang. Seorang
pemimpin harus memiliki pengetahuan yang meluas dalam berbagai
aspek di masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki tidaklah terbatas
pada satu aspek, melainkan berkembang dan merinci. Menjadi
pemimpin harus selalu mengasah pengetahuannya yang disesuaikan
dengan fenomena di masyarakat. Selain itu, pemimpin layak
memiliki inspirasi untuk menentukan strategi dan kebijakan yang
tepat sehingga pada penerapannya suatu organganisasi lebih terarah
dan jelas.

13
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
(actuating)
2.1 Faktor pendukung pelaksanaan (actuating)
a. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi
orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai
tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki
kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi
bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang
demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat
kepemimpinan menurut Harold Koontz, diantaranya sebagai
berikut :
1. Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin.
2. Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh .
3. Memiliki kelancaran dan berbicara.
4. Matang dalam berpikir dan emosi.
5. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin.
6. Memahami/menghayati kepentingan kerjasama.
b. Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara
berpikir, berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap
manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya.
Beberapa sikap manajer diantaranya yaitu :
1. Sikap Feudal (Feudal Attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara
berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan
pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat
oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan
selalu ingin penghormatan yang serba lebih.
Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana
sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola
hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan
demokratis dari para manajer, mengingat manajer
tersebut hidup dari masyarakat feudal.

14
2. Sikap Kediktatoran (Dictatoral Attitude)
Manajer yang bersikap kediktatoran akan
berpikir berperasaan dan bertindak sebagai diktator
yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga
bawahan, pekerja akan menjadi sasaran daripada
kekuasaannya.
c. Tata Hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial
dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian manajerial
dilakukan dengan efektif penggunaan managerial diikuti
dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif.
Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada
beberapa macam diantaranya :
1) Komunikasi Intern
Yaitu komunikasi yang dilakukan dalam
organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan
atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara
atasan dengan bawahan atau sebaliknya.
2) Komunikasi Ekstern
Yaitu komunikasi yang dilakukan keluar
organisasi.
3) Komunikasi Horizontal
Yaitu komunikasi yang dilakukan baik
intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
4) Komunikasi Vertikal
Yaitu komunikasi yang dilakukan dalam
intern organisasi antara atasan dan bawahan atau
sebaliknya dalam suasana formal.
d. Perangsang (Insentive)
Ialah suatu yang menyebabkan atau menimbulkan
seseorang bertindak.
e. Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan
pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan pengertian

15
dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control.
Menurut Terry Supervisi ialah kegiatan pengurusan dalam
tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan
anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.
Dengan demikian tugas supervisor cukup berat karena ia
harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan
memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk
menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberikan nasihat-
nasihat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
d. Disiplin (Disipline)
Ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak
untuk melahirkan ke ketaatan dan tingkah laku yang teratur.
jenis disiplin ada dua :
a. Self Imposed Disipline (Disiplin yang timbul dengan
sendirinya)
b. Command Disipline (Disiplin berdasarkan perintah).
Hal-hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi
penggerakan:
 Manajer harus bekerja lebih produktif.
 Manajer perlu memahami ilmu psikologi,
komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi.
 Manajer harus mempunyai tekad untuk
mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungan.
 Manajer harus bersikap objektif.
2.2 Faktor-faktor penghambat actuating (pelaksanaan)
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal
ini terjadi karena manajer kurang memahami hakikat perilaku dan
hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang
dikemukakan oleh Maslow, di negara berkembang yang menjadi
prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh
lingkungan sedangkan di negara maju kebutuhan yang menonjol
adalah aktualisasi diri dan selfe esteem. Perbedaan tersebut juga
akan mempengaruhi etos kerja dan produktif kerja.

16
F. HUBUNGAN ACTUATING DENGAN ORGANISASI
Organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang
bekerja sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau
terkendali untuk mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada di dalamnya, misalnya lingkungan, cara atau
metode, material, mesin, uang, dan beberapa sumber daya lain.
Tentunya untuk mencapai tujuan yang diharapkan harus ada penggerak
dalam organisasi tersebut. Maka, dalam sebuah organisasi harus ada
yang namanya fungsi actuating (penggerakan) yang menekan pada
kegiatan yang berhubungan dengan orang-orang di dalam organisasi.
Perencanaan dan pengorganisasian yang tersusun baik dengan akan
menjadi percuma bila tidak diikuti dengan penggerakkan seluruh
sumber daya manusia dan non manusia Pada pelaksanaan tugas.
Pada dasarnya fungsi actuating erat kaitanya dengan unsur
manusia dalam organisasi. Keberhasilan kegiatan organisasi sangat
ditentukan oleh bagaimana unsur manusia dalam mendayagunakan
unsur-unsur lain serta melaksanakan tugas yang telah ditetapkan.
Sumber daya yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai program
kerja organisasi yang mana SDM harus bekerja sesuai fungsi, peran,
tugas, dan keahlian masing-masing. Unsur-unsur lain dalam organisasi
seperti dana, sarana-prasarana, alat metode, dan informasi tidak akan
berarti bagi organisasi ketika unsur manusiawi tidak memiliki semangat
untuk memanfaatkannya secara efektif dan efisien.
Actuating sangat penting karena menentukan apakah semua
rencana yang telah dibuat pihak manajemen dapat berjalan baik atau
tidak. Perencanaan tanpa adanya pelaksanaan merupakan suatu hal
yang percuma sehingga sangat penting agar rencana tersebut dapat
tercapai dan terlaksana di dalam fungsi actuating ini. Karena
pentingnya actuating, maka pihak manajemen harus melakukan cara
agar seluruh anggota organisasi mau untuk mencapai sasaran
organisasi dengan menjalankan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Oleh karena itu, keberhasilan suatu organisasi akan sangat
ditentukan oleh unsur manusia yang terlibat dalam organisasi itu
sendiri. Penggerakan merupakan aktualisasi dari perencanaan dan

17
pengorganisasian secara konkrit. Perencanaan dan pengorganisasian
tidak akan mencapai tujuan yang ditetapkan tanpa adanya aktualisasi
dalam bentuk kegiatan. Actuating mencakup kegiatan yang dilakukan
seorang yang ditetapkan manajer untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan yang telah ditetapkan oleh unsur perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuan tujuan dapat tercapai (Terry, 1993: 17).
Menggerakkan (actuating) berhubungan erat dengan sumber daya
manusia yang pada akhirnya merupakan pusat aktivitas aktivitas
manajemen. Arti penting sumber daya manusia bagi suatu perusahaan
terletak pada kemampuan untuk bereaksi sukarela dan secara positif
melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan (Terry, 1979: 311).

18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Actuating penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga
fungsi lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang
mencakup dengan proses dari sebuah manajemen, juga mengatur
tentang hubungan kerja antar orang.
Actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang
terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan
sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang baik dan benar.
Fungsi dan peranan actuating yakni pertama, melakukan pengarahan
(commanding), bimbingan (directing), dan komunikasi
(communication). Kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian. Pengaplikasian actuating dalam perusahaan adalah
pengarahan dan pemotivasian seluruh personil pada setiap kegiatan
perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non manusia
pada pelaksanaan tugas. Fungsi manajemen yang satu ini akan berjalan
baik bila pegawai diberi motivasi untuk meningkatkan prestasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Ferryal, Pengembangan Organisasi. (Yogyakarta : Penerbit Pohon


Cahya, 2019). Hlm 87.
Adawiyah, Sa’diyah El. Buku Ajar Human Relations. (Yogyakarta :
Deepublish, 2019). Hlm. 291.
Dewi, Indah Kusuma. Mashar, Ali. Nilai-nilai Profetik dalam Kepemimpinan
Modern pada Manajemen Kinerja. (Lampung : CV. GRE
PUBLISHING, 2019). Hlm. 110.
Dimas,dkk.2010. Dasar-dasar Manajemen Actuating. Bandung: Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung
Handoko T. Hani. 1986. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Herman,2009. Hubungan Pengarahan dalam Keperawatan.Universitas
Indonesia
Indrawan, Irjus. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
(Yogyakarta : Deepublish, 2015). Hlm. 5.
Maryono.2018. Istilah-istilah Dalam Kebijakan dan Managemen Kesehatan :
Qiara Media. Hal 406
Rahman, dkk 2011. Actuating dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.
Lampung: Universitas Negeri Lampung.
Sukarna, 2011. Dasar-Dasar Manajemen. CV. Mandar Maju, Bandung
Sukamadi. Dasar-dasar Manajemen. (Bandung : Humanoria Utama Press,
2017) Hlm. 90-93.
Zarofah, Alfiana (2016) Implementasi fungsi actuating pada program hafalan
Al-Qur’an di Pondok Pesantren Modern Khafidul Qur’an Jatirejo
Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang. UIN Walisongo.

20

Anda mungkin juga menyukai