PENGANTAR BISNIS
Tugas1
“APA ITU MANAJEMEN?, JENIS STRATEGI, PERUMUSAN
STRATEGI”
Oleh :
Nama Nim
Ema Dolfince Arwam 230411608927
Evan Risqy Shaputra 230411610434
Jurusan Manajemen
PROGRAM STUDI TATA NIAGA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PENDAHULUAN
BAB 1
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi
managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa inggris to
manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager untuk orang yang
melakukannya. Management diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi
manajemen (pengelolaan).
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
(p3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. [1]
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. [2]
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien dengan menggunakan sumber daya organisasi [3]
Pengertian manajemen di atas mencakup beberapa kata kunci:
1) proses yang merupakan kegiatan yang direncanakan,
2) kegiatan merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan
yang sering disebut sebagai fungsi manajemen,
3) koordinasi kegiatan,
4) tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui aktivitas tersebut,
5) sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
6) pencapaian tujuan dengan efektif dan efisien. [4]
Ada beberapa konsep dasar manajemen. Beberapa konsep dasar
manajemen, yaitu:
1. Manajemen sebagai ilmu (science) Dalam ilmu pengetahuan (science),
manajemen selalu berusaha secara sistematis agar dapat memahami
bagaimana dan mengapa manusia harus bekerja bersama agar dapat mencapai
1
tujuan dan membuat sebuah sistem kerjasama bisa bermanfaat bagi
kepentingan kemanusiaan.
2. Manajemen sebagai seni (art) Manajemen merupakan sebuah seni untuk
tercapainya suatu hasil yan optimal dengan usaha yang standar, dan juga agar
tercapainya sebuah kebahagiaan dan kesejahteraan yang optimal bagi sebuah
pemimpin maupun pekerja, serta mampu memberikan layanan yang sangat
baik bagi masyarakat.
3. Manajemen sebagai profesi Suatu bidang pekerjaan atau kegiatan yang
dikerjakan oleh banyak orang yang mempunyai keterampilan dan keahlian
sebagai pemimpin, manajer atau leader pada sebuah perusahaan atau
organisasi tertentu.
4. Manajemen sebagai proses Manajemen merupakan sebuah proses khas yang
terdiri dari sebuah tindakan yang direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan
dan dikendalikan, dimana pada masing-masing bidang menggunakan ilmu
pengetahuan dan skill yang diikuti secara urut dalam usaha untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.
Unsur-Unsur Manajemen
Terdapat unsur-unsur dalam manajemen, yaitu yang dikenal dengan 6M adalah:
1. Man (Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja.
2. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan
alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar (cash flow) dalam perusahaan. Oleh karena itu, uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan, karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, kebutuhan
material atau bahan baku, pembelian dan perawatan peralatan yang dibutuhkan
yang kesemuanya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
2
3. Materials (Bahan-bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya, juga harus dapat menggunakan material/bahan baku sebagai salah satu
sarana. Sebab material dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tanpa material tidak
akan tercapai hasil yang dikehendaki. Penentuan jumlah material juga
menentukan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam aktivitas
operasionalnya.
4. Machine (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar, serta
menciptakan efisiensi kerja. Produktivitas akan semakin tinggi dengan kehadiran
teknologi canggih sebagai pengganti dari tenaga manusia yang terbatas dan
memiliki biaya relatif besar.
5. Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja, diperlukan metode- metode kerja atau sistem-sistem
kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan.
Sebuah metode atau sistem kerja akan sangat dibutuhkan dalam menjalankan
seluruh aktivitas operasional perusahaan. Metode atau sistem ini bertindak sebagai
pemandu sikap dan tingkah laku, serta tata cara dalam proses pekerjaan, sehingga
diharapkan dalam pelaksanaannya sesuai dengan alur dan ketentuan yang berlaku
di perusahaan tersebut. Akan tetapi, hal yang perlu diingat meskipun metode atau
sistem yang dibangun sudah cukup baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman, maka hasilnya tentu tidak akan
memuaskan.[5]
Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen, yaitu; Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controlling (pengawasan), . Berikut
adalah gambaran tentang fungsi- fungsi manajemen.
Planning adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok
untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mancakup kegiatan
3
pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif
keputusan.
Organizing mencakup: (a) membagi komponen-komponen kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, (b)
membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan
tersebut dan (c) menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit
organisasi. Pengorganisasian berhubungan erat dengan manusia, sehingga
penugasannya di unitunit organisasi dimasukkan bagian dari unsur organizing.
Ada yang tidak berpendapat demikian, justru memasukkan staffing sebagai
fungsi utama.
Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari
pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan
memberi kompensasi kepada mereka.
Motivating merupakan kata yang lebih disukai oleh beberapa pihak daripada
kata actuating. Ada yang beranggapan bahwa kedua kata tersebut adalah sama.
Motivating berkonotasi emosional dan irrasional. Actuating bersifat
motivasional dan mencakup lebih banyak formulasi formal dan rasional.
Staffing mencakup mendapatkan, menempatkan dan mempertahankan anggota
pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan.
Directing mencakup pengarahan yang diberikan kepada bawahan sehingga
mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif
menuju sasaran yang telah ditetapkan.
Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-
kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanan kegiatan dievaluasi dan
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-
tujuan dapat tercapai dengan baik.
Innovating mencakup pengembangan gagasan-gagasan baru,
mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari gagasan-
gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya.
Representing mencakup pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota resmi
dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah, kalangan
swasta, bank, penjual, langganan dan kalangan luar lainnya.
4
Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu
yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka, sehingga dapat
diambil tindakan yang serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan. [6]
5
h) Sistem informasi kekayaan (treasury information systems). - Sistem informasi
analisis kredit (credit analysis information systems).
i) Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and
j) development information systems). Sistem informasi analisis software
k) Sistem informasi teknik (engineering information systems).
l) Sistem informasi Rumah Sakit (hospital information systems). [7]
6
2. Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)
5. Monitoring
7
pengelolaan sistem pengendalian manajemen merupakan upaya manajemen
untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut. (Wijermans et al., 2018)
b. Pemisahan tugas.
c. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik serta pengawasan yang wajar
untuk mengadakan pengendalian atas harta, utang, penerimaan, dan pengeluaran.
e. Periksa fisik harta dengan catatan-catatan harta dan utang, atau yang benar-
benar ada, dan mengadakan tindakan koreksi jika dijumpai adanya perbedaan.
(Wijermans et al., 2018)
BAB 2
8
B. Manajemen Strategi
Pengertian Manajemen Strategis menurut beberapa ahli yaitu :
Menurut (Wheelen, 2008)manajemen strategi adalah serangkaian keputusan-
keputusan dan tindakan-tindakan manajerial yang mengarah kepada penyusunan
strategi-strategi efektif untuk mencapai tujuan perusahaan dengananalisa
S.W.O.T.
Menurut (Pearce/Robinson, 2008) dikatakan bahwa manajemen strategik
adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan Tinjauan Umum Tentang Manajemen Strategis (implementasi)
rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.
(Routledge Schuler. R.S., 2010) “titik temu yang dirumuskan suatu organisasi
antara sumber daya dan keahlian internalnya dan kesempatan serta resiko yang
terbentuk melalui lingkungan eksternalnya “.
Proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin
mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.
Seni dan ilmu untuk memformulasi, menginplementasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan.
(David, 2012)
(Porter, 2012)Sesuatu yang membuat perusahaan secara keseluruhan
berjumlah lebih dari bagian-bagian dengan demikian ada unsur sinergi di
dalamnya.
9
Manajemen Strategik berdasarkan pada seluruh ruang lingkup
pekerjaannya. Dengan demikian dapat dimanfaatkan secara baik untuk lingkungan
makronya misalnya di dalam manajemen pemerintahan dan juga dapat
dimanfaatkan pula untuk di lingkungan mikronya misalnya di dalam manajemen
perusahaan atau organisasi. Perbedaan mendasar dalam penggunaan ruang lingkup
mikro dan makro meliputi sebagai berikut:
1. Kebijakan makro yang harus digunakan dan diperhatikan yaitu subyek dan
objek dalam suatu manajemen tersebut adalah yang berupa para masyarakat yang
bersifat aggregate, sedangkan untuk ruang lingkup mikro maka perhatiannya pun
terhadap subyek dan obyek di suatu manajemen berupa individual rumah tangga
perusahaan atau para pelanggan yang memakai hasil produksi.
2. Disamping itu mengenai prinsip kerja untuk manajemen strategik makro
kemungkinannya perhatian mengarah pada efektivitas, sedangkan pada
manajemen strategik yang rangkumannya secara mikro maka harus sesuai kepada
prinsip kerja efisiensinya.
10
6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan
menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan.
8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumberdaya
yang dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur,
teknologi, dan system penghargaan ditekankan.
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan
keputusan di masa mendatang.
Sebagaimana diindikasikan oleh kesembilan tugas tersebut, manajemen
strategi mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian
atas keputusan dan tindakan terkait strategi perusahaan.
11
didapatkan dengan melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan
pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.
12
Contoh: Strategi penjualan; mengandung uraian tentang target pencapaian
segmen pasar, pangsa pasar, waktu pencapaian, dan lain-lain
2. Analisis pasar industri (perusahaan) dan lingkungan
Strategi ideal yang dirumuskan adalah bersifat global: dengan makna
strategiyang dibuat sudah mempertimbangkan unsur-unsur persaingan dalam
pasar mikro dan makro. Unsur-unsur yang dianalisis dalam perumusan strategi
mencakup ruang lingkup domestic yakni kondisi industri dan pasar
perusahaan tersebut berada, kemudian ruang lingkup makro yakni kondisi
industri secara umum atau global, mencakuppasar internasional industri yang
terkait maupun industri pendukung kategori industri hulu dan hilir.
Contoh: Strategi penelitian produk baru mengandung uraian tentang produk
pesaing domestic, produk pesaing luar negeri, produk pengganti (substitusi),
dan lain-lain
3. Sumber daya internal dan eksternal
Dalam perumusan strategi juga perlu mencermati kondisi internal dan kondisi
eksternal perusahaan. Unsur yang menjadi focus dalam hal ini adalah sumber
daya. Demi mencapai hasil optimal dari strategi, maka pada tahap perumusan
perlu diperhatikan sumber daya yang tersedia bisa mendukung implementasi
strategi; baik sumber daya internal maupun sumber daya eksternal.
Keberhasilan implementasi strategitergantung pada sumber daya yang
tersedia, baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Ketimpangan factor sumber daya dalam implementasi strategi berakibat
pencapaian kinerja tidak sesuai dengan perencanaan. Sehingga dengan
demikian bisa diambil kesimpulan bahwa sumber daya merupakan faktor
pendukung yang tidak bisa diabaikan. Sumber daya tidak mumpuni bisa
menjadi penghalang atau bersifat kontra produktif dalam implementasi
strategi.
Contoh: Strategi pelatihan karyawan, mengandung uraian tentang
pemanfaatan sumber daya internal dan sumber daya eksternal.
4. Implementasi
Strategi yang telah dirumuskan, pada tahap berikutnya adalah implementasi.
Pada tahap ini melibatkan banyak pihak dan lintas fungsional dalam
13
organisasi. Pihak-pihak atau kelompok kerja, khususnya tingkat manajemen
yang terlibat dalam implementasi strategi perlu memahami substansi dan
menyeragamkan penafsiran. Penyeragaman penafsiran yang dimaksud adalah
terkait dengan proses dan hasil implementasi, antara lain: langkah-langkah
yang harus dilakukan, target pencapaian. Sehingga dengan demikian, ada
sinkronisasi aktivitas masing-masing kelompok kerja dengan tujuan atau fokus
yang sama.
Contoh: Strategi peluncuran produk baru secara nasional; mengandung uraian
tentang waktu, tempat, media promosi dan lain-lain.
5. Pengawasan implementasi
Strategi yang dibuat dengan cermat tidak menjamin implementasi bisa
berjalan baik dan lancar, karena situasi lingkungan bisa berubah tanpa batas
dan diluar batas kendali.Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan
implementasi. Tujuan dari pengawasan adalah untuk mencegah aktivitas
pelaksanaan yang menyimpang, Karena pada saat implementasi strategi tidak
tertutup kemungkinan akan menghadapi berbagai kendala; dan
penyelesaiannya bisa dilakukan dengan pengabaian atau melakukan
penyimpangan dari ketentuan. Kondisi seperti ini adalah sering terjadi dan
hanya bersifat minor, akan tetapi secara keseluruhan bisa menimbulkan
kegagalan. karena aktivitas strategi bagaikan mata rantai yang harus
tersambung antara satu dengan yang lainnya. Pada hakekatnya pengawasan
implementasi harus dijalankan secara aktif dan konsisten, dan dilaporkan
secara rutin tergantung tingkat urgensi temuan.
Contoh: Membuat laporan pengawasan rutin secara periodic (mingguan,
bulanan, triwulan) tentang rencana dan realisasi strategi. Paparan dalam
laporan mencakup kendala, penyimpangan dan tindakan penyelesaian
dilapangan
6. Evaluasi
Hasil implementasi strategi baik yang sukses mencapai sasaran, maupun yang
gagal mencapai aktivitas eksekusi strategi. Tujuan evaluasi adalah untuk
mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam masa implementasi. Pada sisi
lanjutan adalah menentukan langkah perbaikan atau penyesuaian apabila hasil
14
implementasi tidak memenuhi sasaran dan menentukan langkah penguatan
terhadap implementasi yang berhasil. Substansi aktivitas evaluasi, bukan
untuk menentukan salah atau benar dalam implementasi, akan tetapi untuk
mencari solusi atas kendala yang dihadapi pada saat implementasi.
Contoh: Membuat laporan evaluasi rutin secara periodic (mingguan, bulanan,
triwulan) tentang implementasi dan hasil yang dicapai, dan disertai dengan
rekomendasi revisi atau penghentian eksekusi strategi.[10]
15
1. Perumusan strategi
Perumusan strategi adalah proses memilih Tindakan utama (strategi) untuk
mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan
strategi seolah- olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi,
sampai terealisasinya program.
2. Perencanaan tindakan
Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan
adalah pembuat perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada
tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan
rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan
arahan (visi, misi, gol) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.
3. Implementasi
Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus
diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-
unsur organisasi yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada
rancangan struktur budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan
sumber daya manusia. Karena strategi diimplementasikan dalam suatu
lingkungan yang terus berubah, maka implementasi yang sukses menuntut
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan. Sehingga jika diperlukan dapat
dilakukan Tindakan-tindakan perbaikan yang tepat. [11]
BAB 3
C. Perumusan Strategi
Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan
antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
Perumusan strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis,
mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan
kelemahan internal, menetapkan objektif jangka panjang, menghasilkan strategi
alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi
termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus
dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi
atau diversifikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan
16
melakukan merger atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari
pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat
suatu organisasi pada produk, pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama
periode waktu tertentu.
17
1. Analisis Lingkungan:
- Identifikasi Faktor Internal: Evaluasi kekuatan dan kelemahan internal
organisasi, seperti sumber daya, budaya perusahaan, dan kinerja operasional.
- Analisis Faktor Eksternal: Memahami peluang dan ancaman dari lingkungan
eksternal, termasuk tren industri, persaingan, regulasi, dan perubahan pasar.
2. Penentuan Visi dan Misi:
- Visi: Membuat pernyataan visi yang menggambarkan gambaran besar dari
masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
- Misi: Menetapkan misi yang menjelaskan tujuan pokok dan nilai-nilai
organisasi serta peran yang ingin dimainkan dalam industri atau masyarakat.
3. Penetapan Tujuan dan Sasaran:
- Mengidentifikasi tujuan strategis yang spesifik dan terukur yang akan
membantu mewujudkan visi dan misi organisasi.
- Menetapkan sasaran yang konkret dan berorientasi waktu untuk setiap tujuan.
4. Analisis Strategi:
- Mengidentifikasi berbagai alternatif strategi yang bisa digunakan, seperti
strategi pertumbuhan, diversifikasi, diferensiasi, atau strategi efisiensi.
- Memilih strategi yang paling sesuai dengan tujuan dan kondisi lingkungan saat
ini.
5. Implementasi:
- Membuat rencana tindakan yang rinci untuk melaksanakan strategi, termasuk
alokasi sumber daya, tugas, tanggung jawab, dan jadwal.
- Komunikasikan rencana ini kepada seluruh organisasi sehingga semua anggota
memahami peran mereka dalam pencapaian strategi.
6. Evaluasi dan Pengendalian:
- Mengukur kemajuan melalui penggunaan indikator kinerja kunci (Key
Performance Indicators - KPIs) yang sesuai dengan tujuan dan sasaran.
- Memantau perubahan dalam lingkungan bisnis dan melakukan penyesuaian
strategis jika diperlukan.
- Mengendalikan pelaksanaan rencana untuk memastikan bahwa organisasi tetap
berada pada jalur yang benar.
7. Pengembangan Rencana Tindak Lanjut:
18
- Merumuskan langkah-langkah lanjutan dan strategi jangka panjang untuk
menjaga relevansi organisasi dan pencapaian tujuan jangka panjang.
Latar Belakang:
Perusahaan ABC adalah perusahaan teknologi yang beroperasi di pasar
yang sangat kompetitif. Beberapa tahun terakhir, mereka mengalami penurunan
dalam kinerja keuangan dan kehilangan pangsa pasar. Manajemen perusahaan
menyadari bahwa mereka perlu melakukan perubahan dalam cara mereka
memimpin dan mengelola organisasi.
Langkah-langkah Manajemen:
1. Evaluasi Kepemimpinan:
19
Manajemen perusahaan memulai dengan mengevaluasi tim kepemimpinan
mereka, mengidentifikasi kelemahan dalam kemampuan kepemimpinan dan
budaya perusahaan.
4. Pemberdayaan Karyawan:
Manajemen mengambil langkah-langkah untuk memberdayakan karyawan
agar merasa lebih terlibat dalam pengambilan keputusan.
Mereka memberikan ruang untuk ide kreatif dari karyawan.
5. Pengukuran Kinerja:
Pengukuran kinerja diperkenalkan untuk mengukur dampak perubahan yang
mereka lakukan.
Key Performance Indicators (KPIs) baru diterapkan untuk mengukur
perkembangan dan hasil.
Hasil:
Setelah mengimplementasikan transformasi kepemimpinan dan budaya
perusahaan, Perusahaan ABC mencapai hasil berikut:
Meningkatnya kinerja keuangan dengan pertumbuhan pendapatan yang
signifikan.
20
Perusahaan mengalami peningkatan dalam kepuasan pelanggan dan
mendapatkan pangsa pasar yang hilang kembali.
Karyawan lebih terlibat dan berkontribusi pada inovasi perusahaan.
Budaya kolaborasi dan komunikasi terbuka membantu perusahaan menjadi
lebih adaptif terhadap perubahan pasar.
Studi kasus ini mencerminkan bagaimana transformasi kepemimpinan dan
perubahan budaya perusahaan dapat memengaruhi kinerja dan keberhasilan
jangka panjang suatu perusahaan dalam pasar yang berubah-ubah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Husaini usman, (2014). Manajemen teori, praktik, dan riset pendidikan edisi 4, cet. 2,
Jakarta: Bumi Aksara.
2. Malayu S. P. (2009). Hasibuan, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Jakarta :
PT Bumi Aksara.
3. Taty, S., & Yulianto, H. (2016). Sistem informasi manajemen. PT. LEUTIKA
NOUVALITERA.
4. Hanafi, M. (2015). Manajemen.
5. Aditama, R. A. (2020). Pengantar manajemen. Ae Publishing
6. Pratama, R. Y. (2020). Fungsi-Fungsi Manajemen “POAC.”. Universitas Jenderal
Achmad Yani.
7. Tyoso, J. S. P. (2016). Sistem informasi manajemen. Deepublish.
8. Sumarsan, T. (2013). Sistem pengendalian manajemen. Jakarta: PT. Indeks.
9. Yunus, Eddy. Manajemen strategis. Penerbit Andi, 2016.
10. Yam, J. H. (2020). Manajemen strategi: konsep & implementasi. Nas Media Pustaka.
11. Ritonga, Z. (2020). Buku ajar manajemen strategi (teori dan aplikasi). Deepublish.
21
12. Soepardi, E. M. (2005). Pengaruh Perumusan Dan Implementasi Strategi Terhadap
Kinerja Keuangan (Survei Pada Bumn Yang Menderita Kerugian). MIMBAR: Jurnal
Sosial Dan Pembangunan, 21(3), 440-452.
22