Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS

Tugas1
“APA ITU MANAJEMEN?, JENIS STRATEGI, PERUMUSAN
STRATEGI”

Oleh :

Nama Nim
Ema Dolfince Arwam 230411608927
Evan Risqy Shaputra 230411610434

Jurusan Manajemen
PROGRAM STUDI TATA NIAGA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PENDAHULUAN
BAB 1
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti
tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi
managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke bahasa inggris to
manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager untuk orang yang
melakukannya. Management diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi
manajemen (pengelolaan).
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
(p3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. [1]
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. [2]
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan
mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien dengan menggunakan sumber daya organisasi [3]
Pengertian manajemen di atas mencakup beberapa kata kunci:
1) proses yang merupakan kegiatan yang direncanakan,
2) kegiatan merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan
yang sering disebut sebagai fungsi manajemen,
3) koordinasi kegiatan,
4) tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui aktivitas tersebut,
5) sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
6) pencapaian tujuan dengan efektif dan efisien. [4]
Ada beberapa konsep dasar manajemen. Beberapa konsep dasar
manajemen, yaitu:
1. Manajemen sebagai ilmu (science) Dalam ilmu pengetahuan (science),
manajemen selalu berusaha secara sistematis agar dapat memahami
bagaimana dan mengapa manusia harus bekerja bersama agar dapat mencapai

1
tujuan dan membuat sebuah sistem kerjasama bisa bermanfaat bagi
kepentingan kemanusiaan.
2. Manajemen sebagai seni (art) Manajemen merupakan sebuah seni untuk
tercapainya suatu hasil yan optimal dengan usaha yang standar, dan juga agar
tercapainya sebuah kebahagiaan dan kesejahteraan yang optimal bagi sebuah
pemimpin maupun pekerja, serta mampu memberikan layanan yang sangat
baik bagi masyarakat.
3. Manajemen sebagai profesi Suatu bidang pekerjaan atau kegiatan yang
dikerjakan oleh banyak orang yang mempunyai keterampilan dan keahlian
sebagai pemimpin, manajer atau leader pada sebuah perusahaan atau
organisasi tertentu.
4. Manajemen sebagai proses Manajemen merupakan sebuah proses khas yang
terdiri dari sebuah tindakan yang direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan
dan dikendalikan, dimana pada masing-masing bidang menggunakan ilmu
pengetahuan dan skill yang diikuti secara urut dalam usaha untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.

Unsur-Unsur Manajemen
Terdapat unsur-unsur dalam manajemen, yaitu yang dikenal dengan 6M adalah:
1. Man (Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja.
2. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan
alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar (cash flow) dalam perusahaan. Oleh karena itu, uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan, karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, kebutuhan
material atau bahan baku, pembelian dan perawatan peralatan yang dibutuhkan
yang kesemuanya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

2
3. Materials (Bahan-bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya, juga harus dapat menggunakan material/bahan baku sebagai salah satu
sarana. Sebab material dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tanpa material tidak
akan tercapai hasil yang dikehendaki. Penentuan jumlah material juga
menentukan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam aktivitas
operasionalnya.
4. Machine (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar, serta
menciptakan efisiensi kerja. Produktivitas akan semakin tinggi dengan kehadiran
teknologi canggih sebagai pengganti dari tenaga manusia yang terbatas dan
memiliki biaya relatif besar.
5. Methods (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja, diperlukan metode- metode kerja atau sistem-sistem
kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan.
Sebuah metode atau sistem kerja akan sangat dibutuhkan dalam menjalankan
seluruh aktivitas operasional perusahaan. Metode atau sistem ini bertindak sebagai
pemandu sikap dan tingkah laku, serta tata cara dalam proses pekerjaan, sehingga
diharapkan dalam pelaksanaannya sesuai dengan alur dan ketentuan yang berlaku
di perusahaan tersebut. Akan tetapi, hal yang perlu diingat meskipun metode atau
sistem yang dibangun sudah cukup baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman, maka hasilnya tentu tidak akan
memuaskan.[5]
 Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen, yaitu; Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controlling (pengawasan), . Berikut
adalah gambaran tentang fungsi- fungsi manajemen.
Planning adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok
untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mancakup kegiatan

3
pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif
keputusan.
 Organizing mencakup: (a) membagi komponen-komponen kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, (b)
membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan
tersebut dan (c) menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit
organisasi. Pengorganisasian berhubungan erat dengan manusia, sehingga
penugasannya di unitunit organisasi dimasukkan bagian dari unsur organizing.
Ada yang tidak berpendapat demikian, justru memasukkan staffing sebagai
fungsi utama.
 Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari
pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan
memberi kompensasi kepada mereka.
 Motivating merupakan kata yang lebih disukai oleh beberapa pihak daripada
kata actuating. Ada yang beranggapan bahwa kedua kata tersebut adalah sama.
Motivating berkonotasi emosional dan irrasional. Actuating bersifat
motivasional dan mencakup lebih banyak formulasi formal dan rasional.
 Staffing mencakup mendapatkan, menempatkan dan mempertahankan anggota
pada posisi yang dibutuhkan oleh pekerjaan organisasi yang bersangkutan.
 Directing mencakup pengarahan yang diberikan kepada bawahan sehingga
mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif
menuju sasaran yang telah ditetapkan.
 Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-
kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanan kegiatan dievaluasi dan
penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-
tujuan dapat tercapai dengan baik.
 Innovating mencakup pengembangan gagasan-gagasan baru,
mengkombinasikan pemikiran baru dengan yang lama, mencari gagasan-
gagasan dari kegiatan lain dan melaksanakannya.
 Representing mencakup pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota resmi
dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah, kalangan
swasta, bank, penjual, langganan dan kalangan luar lainnya.

4
 Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu
yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka, sehingga dapat
diambil tindakan yang serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan. [6]

Sistem Informasi Manajemen

Perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan merupakan


kegiatan manajerial yang pada hakikatnya merupakan proses pengambilan
keputusan. Semua kegiatan tersebut membutuhkan informasi. Informasi yang
dibutuhkan oleh para manajer disediakan oleh suatu Sistem Informasi
Manajemen. Informasi tersebut dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan
pemantauan dan penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai oleh organisasi.
Sistem Informasi Manajemen mempunyai pengertian sebagai suatu metode formal
untuk menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen, yang
diperlukan untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan
memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengendalian dan operasional
organisasi yang bersangkutan dapat dilakukan secara efektif .

 Sistem Informasi Manajemen merupakan kumpulan dari system Informasi


berikut ini:
a) Sistem informasi akuntansi (accounting information systems). menyediakan
informasi dan transaksi keuangan.
b) Sistem informasi akademik (academic information systems). menyediakan
informasi tentang proses pendidikan yang sedang berjalan di suatu
akademi/sekolah/perguruan.
c) Sistem informasi pemasaran (marketing information systems). menyediakan
informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran,
kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan pemasaran.
d) Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information
systems).
e) Sistem informasi personalia (personal information systems).
f) Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
g) Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).

5
h) Sistem informasi kekayaan (treasury information systems). - Sistem informasi
analisis kredit (credit analysis information systems).
i) Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and
j) development information systems). Sistem informasi analisis software
k) Sistem informasi teknik (engineering information systems).
l) Sistem informasi Rumah Sakit (hospital information systems). [7]

Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan


aktivitas yang terjadi pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus-
menerus. Pengendalian manajemen bukanlah suatu sistem terpisah dalam suatu
organisasi, melainkan harus dianggap sebagai bagian penting dari setiap sistem
yang dipakai manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya
Pengendalian internal dapat dapat disebut disebut pula internal pengendalian
manajemen yang terpasang dalam organisasi sebagal bagian dari sarana prasarana
orgaņisasi guna membantu manajemen menjalankan organisasi dan mencapai
tujuannya, Dengan demikian perkembangan pengetahuan dan teknologi yang
menghasilkan timbulnya gagasan baru berupa penerapan metode kerja baru
menuntut adanya pemodifikasian sistem pengendaliannya yang berjalan secara
terus-menerus. Contoh: adanya media akses nasabah perbankan melalui internet
banking system dan mobile banking menuntut pemodifikasian pengamanan dalam
sistem pengendalian manajemen perbankan sehingga para nasabah diharapkan
tidak mengalami kerugian akibat tindakan pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab. (Wijermans et al., 2018)

Committee of Sponsoring Organizations (COSO) memperkenalkan 5 (lima)


elemen kebijakan dan prosedur yang dirancang dan diimplementasikan untuk
memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian manajemen akan dapat dicapai.
Kelima elemen pengendalian internal tersebut adalah:

1. Lingkungan Pengendalian (Contro Environment)

6
2. Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)

3. Sistem Komunikasi dan Informasi (Information and Communication System)

4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

5. Monitoring

Sistem pengendalian manajemen dapat berjalan efektif jika dilaksanakan dengan


sungguh-sungguh oleh manusia. Tanggung jawab berjalannya sistem
pengendalian manajemen sangat tergantung pada manajemen. Manajemen
menetapkan tujuan, merancang dan melaksanakan metode pengendalian,
memantau serta mengevaluasi pengendalian Dengan demikian, seluruh pegawai
dalam organisasi memegang peranan penting untuk mencapaic dilaksanakannya
sistem pengendalian manajemen secara efektif. Karakter dan motivasi manusia
memegang peranan penting dalam membangun suatusistem pengendalian
manajemen yang efektif.

Tujuan Sistem Pengendalian Manajemen

Tujuan perancangan suatu sistem pengendalian manajemen adalah:

1. Diperolehnya keandalan dan integritas informasi.

2. Kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan yang


berlaku.

3. Melindungi harta perusahaan.

4. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien

Manajemen perlu menguji sistem pengendalian manajemen untuk menentukan


apakah sudah baik pengendalian itu beroperasi, bagaimana pengendalian dapat
ditingkatkan, dan pada tingkat mana pengendalian dapat membantu
mengidentifikasi risiko-risiko utama atas adanya kecurangan, pemborosan,
penyalahgunaan wewenang, dan salah pengelolaan (mismanagement). Evaluasi

7
pengelolaan sistem pengendalian manajemen merupakan upaya manajemen
untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut. (Wijermans et al., 2018)

Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Manajemen

Suatu sistem pengendalian manajemen yang dapat diandalkan (reliable) harus


memenuhi unsur-unsur berikut:

a. Keahlian karyawan (pegawai) sesuai dengan tanggung jawabnya.

b. Pemisahan tugas.

c. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik serta pengawasan yang wajar
untuk mengadakan pengendalian atas harta, utang, penerimaan, dan pengeluaran.

d. Pengendalian terhadap penggunaan harta dan dokumen serta formulir yang


penting

e. Periksa fisik harta dengan catatan-catatan harta dan utang, atau yang benar-
benar ada, dan mengadakan tindakan koreksi jika dijumpai adanya perbedaan.
(Wijermans et al., 2018)

Manajemen yang sering melakukan perbandingan secara periodik akan memiliki


kesempatan lebih banyak dalam menemukan kesalahan dalam pencatatan dan
melakukan tindakan koreksi atau perbaikan dengan cepat. Manajemen sebagai
Seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau
manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena-
fenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan
penjelasan-penjelasan. (Wijermans et al., 2018) [8]

BAB 2

8
B. Manajemen Strategi
Pengertian Manajemen Strategis menurut beberapa ahli yaitu :
Menurut (Wheelen, 2008)manajemen strategi adalah serangkaian keputusan-
keputusan dan tindakan-tindakan manajerial yang mengarah kepada penyusunan
strategi-strategi efektif untuk mencapai tujuan perusahaan dengananalisa
S.W.O.T.
Menurut (Pearce/Robinson, 2008) dikatakan bahwa manajemen strategik
adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan Tinjauan Umum Tentang Manajemen Strategis (implementasi)
rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.
(Routledge Schuler. R.S., 2010) “titik temu yang dirumuskan suatu organisasi
antara sumber daya dan keahlian internalnya dan kesempatan serta resiko yang
terbentuk melalui lingkungan eksternalnya “.
Proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin
mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.
Seni dan ilmu untuk memformulasi, menginplementasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan.
(David, 2012)
(Porter, 2012)Sesuatu yang membuat perusahaan secara keseluruhan
berjumlah lebih dari bagian-bagian dengan demikian ada unsur sinergi di
dalamnya.

Dari pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa


manajemen strategik merupakan suatu rangkaian aktivitas terhadap pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan komprehensif, dan disertai dengan
penetapan cara aplikasinya yang dibuat oleh pimpinan dan juga dilaksanakan oleh
seluruh pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu perusahaan dalam mencapai
tujuan yang diharapkan. Manajemen strategik ini juga suatu sistem yang
digunakan sebagai satu kesatuan dalam memiliki beragam komponen saling
berkaitan dan mempengaruhi antara satu Tinjauan Umum Tentang Manajemen
Strategis dan lainnya serta bergerak secara serentak menuju arah yang sama pula.

9
Manajemen Strategik berdasarkan pada seluruh ruang lingkup
pekerjaannya. Dengan demikian dapat dimanfaatkan secara baik untuk lingkungan
makronya misalnya di dalam manajemen pemerintahan dan juga dapat
dimanfaatkan pula untuk di lingkungan mikronya misalnya di dalam manajemen
perusahaan atau organisasi. Perbedaan mendasar dalam penggunaan ruang lingkup
mikro dan makro meliputi sebagai berikut:
1. Kebijakan makro yang harus digunakan dan diperhatikan yaitu subyek dan
objek dalam suatu manajemen tersebut adalah yang berupa para masyarakat yang
bersifat aggregate, sedangkan untuk ruang lingkup mikro maka perhatiannya pun
terhadap subyek dan obyek di suatu manajemen berupa individual rumah tangga
perusahaan atau para pelanggan yang memakai hasil produksi.
2. Disamping itu mengenai prinsip kerja untuk manajemen strategik makro
kemungkinannya perhatian mengarah pada efektivitas, sedangkan pada
manajemen strategik yang rangkumannya secara mikro maka harus sesuai kepada
prinsip kerja efisiensinya.

Beberapa pakar dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen strategis


dengan cara yang berbeda-beda. (Pearce/Robinson, 2008) mendefinisikan
manajemen strategis sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menhasilkan
formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu
perusahaan. Manajemen strategis terdiri atas Sembilan tugas penting :
1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai
maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan.
2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal
perusahaan.
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan
faktor kontekstual umum lainnya.
4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara
menyesuaikan sumberdayanya dengan lingkungan eksternal. Tinjauan Umum
Tentang Manajemen Strategis
5. Mengidentifikasikan pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi
setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.

10
6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan
menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan.
8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumberdaya
yang dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur,
teknologi, dan system penghargaan ditekankan.
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan
keputusan di masa mendatang.
Sebagaimana diindikasikan oleh kesembilan tugas tersebut, manajemen
strategi mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian
atas keputusan dan tindakan terkait strategi perusahaan.

(Certo, 2010)mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan,


dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan
keunggulan kompetitif. Definisi ini menggambarkan dua elemen utama
manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah perusahaan
berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis, keputusan,
dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana manajemen
menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi internal dan
eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan
keputusan strategis. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Strategis Keputusan ini
harus mampu menjawab dua pertanyaan utama: (1) industri apa yang digeluti
perusahaan dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut.
Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut. Tindakan yang
perlu dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan
merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.
Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah
perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu menentukan
bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya
unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau dicari subtitusinya sehingga mampu
bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya

11
didapatkan dengan melakukan aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan
pesaing, atau melakukan aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.

Karakteristik Manajemen Strategis


Manajemen strategisini sungguh berbeda dengan lainnya dimana manajemen
strategi ini senantiasa menyikapi dinamika terjadinya suatu perubahan lingkungan
sehingga bisa mempengaruhi terhadap implementasi manajemen itu sendiri serta
berupaya untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan dengan sejalan pada
hal tersebut maka berikut ini akan ditunjukkan karakteristik manajemen strategik :
1. Manajemen strategik bersifat jangka panjang,
2. Manajemen strategik bersifat dinamik, Tinjauan Umum Tentang Manajemen
Strategis
3. Manajemen strategik merupakan sesuatu yang berpadu oleh manajemen
operasional,
4. Manajemen strategik perlu dimotori oleh unsur-unsur pada manajer tingkat
puncak,
5. Manajemen strategik berorientasi dan mendekati untuk masa depan.
6. Manajemen strategik senantiasa harus didorong dan didukung dalam
pelaksanaannya oleh semua sumber daya ekonomi yang tersedia. [9]

Komponen-komponen Pokok Dalam Manajemen Strategi


1. Formulasi tujuan
 Formulasi atau perumusan tujuan strategi: Dalam strategiperlu diuraikan
secara rinci dan jelas tentang tujuan yang menjadi sasaran. Sasaran perlu
diformulasikan dalam bentuk kinerja yang bisa diukur. Dengan kata lain,
dalam uraian strategi menjelaskan aktivitas yang dijalankan secara rinci, jelas,
tidak multi tafsir dan bisa diukur secara kuantitatif, sehingga dapat dievaluasi
berdasarkan perbandingan atau pertumbuhan.

12
 Contoh: Strategi penjualan; mengandung uraian tentang target pencapaian
segmen pasar, pangsa pasar, waktu pencapaian, dan lain-lain
2. Analisis pasar industri (perusahaan) dan lingkungan
 Strategi ideal yang dirumuskan adalah bersifat global: dengan makna
strategiyang dibuat sudah mempertimbangkan unsur-unsur persaingan dalam
pasar mikro dan makro. Unsur-unsur yang dianalisis dalam perumusan strategi
mencakup ruang lingkup domestic yakni kondisi industri dan pasar
perusahaan tersebut berada, kemudian ruang lingkup makro yakni kondisi
industri secara umum atau global, mencakuppasar internasional industri yang
terkait maupun industri pendukung kategori industri hulu dan hilir.
 Contoh: Strategi penelitian produk baru mengandung uraian tentang produk
pesaing domestic, produk pesaing luar negeri, produk pengganti (substitusi),
dan lain-lain
3. Sumber daya internal dan eksternal
 Dalam perumusan strategi juga perlu mencermati kondisi internal dan kondisi
eksternal perusahaan. Unsur yang menjadi focus dalam hal ini adalah sumber
daya. Demi mencapai hasil optimal dari strategi, maka pada tahap perumusan
perlu diperhatikan sumber daya yang tersedia bisa mendukung implementasi
strategi; baik sumber daya internal maupun sumber daya eksternal.
Keberhasilan implementasi strategitergantung pada sumber daya yang
tersedia, baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Ketimpangan factor sumber daya dalam implementasi strategi berakibat
pencapaian kinerja tidak sesuai dengan perencanaan. Sehingga dengan
demikian bisa diambil kesimpulan bahwa sumber daya merupakan faktor
pendukung yang tidak bisa diabaikan. Sumber daya tidak mumpuni bisa
menjadi penghalang atau bersifat kontra produktif dalam implementasi
strategi.
 Contoh: Strategi pelatihan karyawan, mengandung uraian tentang
pemanfaatan sumber daya internal dan sumber daya eksternal.
4. Implementasi
 Strategi yang telah dirumuskan, pada tahap berikutnya adalah implementasi.
Pada tahap ini melibatkan banyak pihak dan lintas fungsional dalam

13
organisasi. Pihak-pihak atau kelompok kerja, khususnya tingkat manajemen
yang terlibat dalam implementasi strategi perlu memahami substansi dan
menyeragamkan penafsiran. Penyeragaman penafsiran yang dimaksud adalah
terkait dengan proses dan hasil implementasi, antara lain: langkah-langkah
yang harus dilakukan, target pencapaian. Sehingga dengan demikian, ada
sinkronisasi aktivitas masing-masing kelompok kerja dengan tujuan atau fokus
yang sama.
 Contoh: Strategi peluncuran produk baru secara nasional; mengandung uraian
tentang waktu, tempat, media promosi dan lain-lain.
5. Pengawasan implementasi
 Strategi yang dibuat dengan cermat tidak menjamin implementasi bisa
berjalan baik dan lancar, karena situasi lingkungan bisa berubah tanpa batas
dan diluar batas kendali.Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan
implementasi. Tujuan dari pengawasan adalah untuk mencegah aktivitas
pelaksanaan yang menyimpang, Karena pada saat implementasi strategi tidak
tertutup kemungkinan akan menghadapi berbagai kendala; dan
penyelesaiannya bisa dilakukan dengan pengabaian atau melakukan
penyimpangan dari ketentuan. Kondisi seperti ini adalah sering terjadi dan
hanya bersifat minor, akan tetapi secara keseluruhan bisa menimbulkan
kegagalan. karena aktivitas strategi bagaikan mata rantai yang harus
tersambung antara satu dengan yang lainnya. Pada hakekatnya pengawasan
implementasi harus dijalankan secara aktif dan konsisten, dan dilaporkan
secara rutin tergantung tingkat urgensi temuan.
 Contoh: Membuat laporan pengawasan rutin secara periodic (mingguan,
bulanan, triwulan) tentang rencana dan realisasi strategi. Paparan dalam
laporan mencakup kendala, penyimpangan dan tindakan penyelesaian
dilapangan
6. Evaluasi
 Hasil implementasi strategi baik yang sukses mencapai sasaran, maupun yang
gagal mencapai aktivitas eksekusi strategi. Tujuan evaluasi adalah untuk
mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam masa implementasi. Pada sisi
lanjutan adalah menentukan langkah perbaikan atau penyesuaian apabila hasil

14
implementasi tidak memenuhi sasaran dan menentukan langkah penguatan
terhadap implementasi yang berhasil. Substansi aktivitas evaluasi, bukan
untuk menentukan salah atau benar dalam implementasi, akan tetapi untuk
mencari solusi atas kendala yang dihadapi pada saat implementasi.
 Contoh: Membuat laporan evaluasi rutin secara periodic (mingguan, bulanan,
triwulan) tentang implementasi dan hasil yang dicapai, dan disertai dengan
rekomendasi revisi atau penghentian eksekusi strategi.[10]

Pentingnya Manajemen Strategi bagi Perusahaan


Beberapa alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi
perusahaan atau organisasi, yaitu:

1. Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.


2. Membantu perusahaan atau organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan
yang terjadi.
3. Membuat suatu perusahaan atau organisasi menjadi lebih aktif.
4. Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu Perusahaan atau organisasi
dalam lingkungan yang semakin berisiko.
5. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
6. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
7. Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan lebih memotivasi
mereka pada tahap pelaksanaannya.
8. Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan atau
organisasi tersebut untuk mencegah munculnya masalah di masa mendatang.

Dengan manajemen strategi diharapkan strategi benar- benar dapat dikelola


sehingga strategi dapat diimplementasikan untuk mewamai dan mengintegrasikan
semua keputusan dan tindakan dalam organisasi rincian. Tahapan kegiatan untuk
menjalankan strategi adalah sebagai berikut.

15
1. Perumusan strategi
Perumusan strategi adalah proses memilih Tindakan utama (strategi) untuk
mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan
strategi seolah- olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi,
sampai terealisasinya program.
2. Perencanaan tindakan
Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan
adalah pembuat perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada
tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan
rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan
arahan (visi, misi, gol) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.
3. Implementasi
Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus
diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-
unsur organisasi yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada
rancangan struktur budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan
sumber daya manusia. Karena strategi diimplementasikan dalam suatu
lingkungan yang terus berubah, maka implementasi yang sukses menuntut
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan. Sehingga jika diperlukan dapat
dilakukan Tindakan-tindakan perbaikan yang tepat. [11]

BAB 3
C. Perumusan Strategi
Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan
antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
Perumusan strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis,
mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan
kelemahan internal, menetapkan objektif jangka panjang, menghasilkan strategi
alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi
termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus
dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi
atau diversifikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan

16
melakukan merger atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari
pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat
suatu organisasi pada produk, pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama
periode waktu tertentu.

Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan


terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan
pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi strategi menuntut
perusahaan untuk menetapkan objektif tahunan, memperlengkapi dengan
kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga
strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.

Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi,


menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran,
menyiapkan anggaran. mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan
menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi. Implementasi
strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis. Strategi implementasi
berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang
dirumuskan menjadi tindakan. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam
manajemen strategis. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi
tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk
memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan
karena faktor- faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas
mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1. Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang
sekarang.
2. Mengukur prestasi.
3. Mengambil tindakan korektif. Aktivitas perumusan strategi, implementasi dan
evaluasi terjadi di tiga tingkat hierarki dalam organisasi yang besar, korporasi,
divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.

Serangkaian Langkah-langkah peruusan strategi manajemen:

17
1. Analisis Lingkungan:
- Identifikasi Faktor Internal: Evaluasi kekuatan dan kelemahan internal
organisasi, seperti sumber daya, budaya perusahaan, dan kinerja operasional.
- Analisis Faktor Eksternal: Memahami peluang dan ancaman dari lingkungan
eksternal, termasuk tren industri, persaingan, regulasi, dan perubahan pasar.
2. Penentuan Visi dan Misi:
- Visi: Membuat pernyataan visi yang menggambarkan gambaran besar dari
masa depan yang diinginkan oleh organisasi.
- Misi: Menetapkan misi yang menjelaskan tujuan pokok dan nilai-nilai
organisasi serta peran yang ingin dimainkan dalam industri atau masyarakat.
3. Penetapan Tujuan dan Sasaran:
- Mengidentifikasi tujuan strategis yang spesifik dan terukur yang akan
membantu mewujudkan visi dan misi organisasi.
- Menetapkan sasaran yang konkret dan berorientasi waktu untuk setiap tujuan.
4. Analisis Strategi:
- Mengidentifikasi berbagai alternatif strategi yang bisa digunakan, seperti
strategi pertumbuhan, diversifikasi, diferensiasi, atau strategi efisiensi.
- Memilih strategi yang paling sesuai dengan tujuan dan kondisi lingkungan saat
ini.
5. Implementasi:
- Membuat rencana tindakan yang rinci untuk melaksanakan strategi, termasuk
alokasi sumber daya, tugas, tanggung jawab, dan jadwal.
- Komunikasikan rencana ini kepada seluruh organisasi sehingga semua anggota
memahami peran mereka dalam pencapaian strategi.
6. Evaluasi dan Pengendalian:
- Mengukur kemajuan melalui penggunaan indikator kinerja kunci (Key
Performance Indicators - KPIs) yang sesuai dengan tujuan dan sasaran.
- Memantau perubahan dalam lingkungan bisnis dan melakukan penyesuaian
strategis jika diperlukan.
- Mengendalikan pelaksanaan rencana untuk memastikan bahwa organisasi tetap
berada pada jalur yang benar.
7. Pengembangan Rencana Tindak Lanjut:

18
- Merumuskan langkah-langkah lanjutan dan strategi jangka panjang untuk
menjaga relevansi organisasi dan pencapaian tujuan jangka panjang.

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk


mengelola secara efektif peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang terdapat
dalam lingkungan eksternal dan memfokuskan pada kekuatan dan kelemahan
internal perusahaan (Wheelen dan Hunger, 2004 : 10). Sebelum merumuskan
strategi, maka manajer harus melakukan analisis secara seksama terhadap
lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun internal. Analisis lingkungan ini
menggunakan teknik analisis SWOT.
Pada saat perumusan strategi menurut Wheelen dan Hunger (2004)
setidaknya terdapat empat aktivitas yang perlu dijalankan. Aktivitas tersebut
antara lain: (1) penetapan misi; (2) penetapan tujuan; (3) penetapan strategi; dan
(4) penetapan kebijakan. [12]

CONTOH STUDI KASUS TENTANG MANAJEMEN DI SUATU


PERUSAHAAN

Studi Kasus: Transformasi Kepemimpinan di Perusahaan ABC

Latar Belakang:
Perusahaan ABC adalah perusahaan teknologi yang beroperasi di pasar
yang sangat kompetitif. Beberapa tahun terakhir, mereka mengalami penurunan
dalam kinerja keuangan dan kehilangan pangsa pasar. Manajemen perusahaan
menyadari bahwa mereka perlu melakukan perubahan dalam cara mereka
memimpin dan mengelola organisasi.

Langkah-langkah Manajemen:
1. Evaluasi Kepemimpinan:

19
 Manajemen perusahaan memulai dengan mengevaluasi tim kepemimpinan
mereka, mengidentifikasi kelemahan dalam kemampuan kepemimpinan dan
budaya perusahaan.

2. Pelatihan dan Pengembangan Kepemimpinan:


 Mereka menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan untuk para pemimpin
yang ada dan memperkenalkan program pengembangan kepemimpinan.
 Fokus diberikan pada kemampuan komunikasi, kepemimpinan
transformasional, dan pemahaman pasar.

3. Perubahan Budaya Perusahaan:


 Manajemen berusaha untuk merombak budaya perusahaan agar lebih
berinovasi dan responsif terhadap perubahan pasar.
 Komunikasi terbuka dan kolaborasi antar departemen ditingkatkan.

4. Pemberdayaan Karyawan:
 Manajemen mengambil langkah-langkah untuk memberdayakan karyawan
agar merasa lebih terlibat dalam pengambilan keputusan.
 Mereka memberikan ruang untuk ide kreatif dari karyawan.

5. Pengukuran Kinerja:
 Pengukuran kinerja diperkenalkan untuk mengukur dampak perubahan yang
mereka lakukan.
 Key Performance Indicators (KPIs) baru diterapkan untuk mengukur
perkembangan dan hasil.

Hasil:
Setelah mengimplementasikan transformasi kepemimpinan dan budaya
perusahaan, Perusahaan ABC mencapai hasil berikut:
 Meningkatnya kinerja keuangan dengan pertumbuhan pendapatan yang
signifikan.

20
 Perusahaan mengalami peningkatan dalam kepuasan pelanggan dan
mendapatkan pangsa pasar yang hilang kembali.
 Karyawan lebih terlibat dan berkontribusi pada inovasi perusahaan.
 Budaya kolaborasi dan komunikasi terbuka membantu perusahaan menjadi
lebih adaptif terhadap perubahan pasar.
Studi kasus ini mencerminkan bagaimana transformasi kepemimpinan dan
perubahan budaya perusahaan dapat memengaruhi kinerja dan keberhasilan
jangka panjang suatu perusahaan dalam pasar yang berubah-ubah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Husaini usman, (2014). Manajemen teori, praktik, dan riset pendidikan edisi 4, cet. 2,
Jakarta: Bumi Aksara.
2. Malayu S. P. (2009). Hasibuan, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Jakarta :
PT Bumi Aksara.
3. Taty, S., & Yulianto, H. (2016). Sistem informasi manajemen. PT. LEUTIKA
NOUVALITERA.
4. Hanafi, M. (2015). Manajemen.
5. Aditama, R. A. (2020). Pengantar manajemen. Ae Publishing
6. Pratama, R. Y. (2020). Fungsi-Fungsi Manajemen “POAC.”. Universitas Jenderal
Achmad Yani.
7. Tyoso, J. S. P. (2016). Sistem informasi manajemen. Deepublish.
8. Sumarsan, T. (2013). Sistem pengendalian manajemen. Jakarta: PT. Indeks.
9. Yunus, Eddy. Manajemen strategis. Penerbit Andi, 2016.
10. Yam, J. H. (2020). Manajemen strategi: konsep & implementasi. Nas Media Pustaka.
11. Ritonga, Z. (2020). Buku ajar manajemen strategi (teori dan aplikasi). Deepublish.

21
12. Soepardi, E. M. (2005). Pengaruh Perumusan Dan Implementasi Strategi Terhadap
Kinerja Keuangan (Survei Pada Bumn Yang Menderita Kerugian). MIMBAR: Jurnal
Sosial Dan Pembangunan, 21(3), 440-452.

22

Anda mungkin juga menyukai