Anda di halaman 1dari 16

Manajemen adalah hal yang dilakukan oleh seorang manajer.

Manajemen berasal dari


bahasa Inggris yaitu management dengan kata dasar to manage yang berarti mengelola.
Manajemen sendiri bisa didefinisikan sebagai sebuah proses agar bisa mencapai tujuan
dalam suatu organisasi yang bisa bekerja sama langsung dengan sumber daya yang dipunyai
dengan tepat. Cara ini tentunya harus bisa dilakukan oleh siapa saja, baik seorang individu
atau kelompok. Management is the process of deciding how best to use abusiness’s
resources to produce goods or provide service (Rue & Byars, 2005). Manajemen adalah
proses yang menentukan pengambilan keputusan terbaik mengenai bentuk sumber daya
bisnis yang akan digunakan untuk memproduksi barang atau layanan jasa. Termasuk di
dalam sumber daya bisnis antara lain pekerja, lahan, dan dana produksi. Manajemen juga
merupakan suatu bentuk kerja yang mengikutsertakan pengkoordinasian sumber daya
organisasi untuk memenuhi tujuan organisasional.
a. Ruang Lingkup
Ruang lingkup manajemen terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Manajemen stratejik, Berkaitan dengan proses menyeleksi strategi dan aturan yang
menyangkut pemaksimalan tujuan organisasi. Termasuk di dalamnya aktivitas yang
mengarah pada tujuan, strategi, dan pengembangan rencana, aksi, dan aturan
organisasi untuk menyempurnakan tujuan organisasi secara keseluruhan. Fokus
manajemen stratejik pada lingkungan luar dan operasi yang akan datang. Manajemen
stratejik menentukan arah jangkauan organisasi dan berkonsentrasi pada
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menganbil kesempatan yang lebih besar.
2) Manajemen operasi, Manajemen operasi terbagi menjadi 6 cabang. Disini akan
dijelaskan secara umum mengenai setiap cabang ruang lingkup manajemen operasi:
a) Manajemen sumber daya manusia, Manusia adalah titik sentral dalam
pembahasan manajemen. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia
haruslah dilakukan dengan baik. Manusialah yang menentukan kegagalan atau
keberhasilan organisasi. Secanggih apapun mesin, sistem, perangkat komputer,
akan menjadi tidak berguna ketika tidak ditopang oleh kehandalan manusia. Oleh
karenanya, manusia adalah jiwa atau ruh dari suatu organisasi. Kewajiban
manajemen sumber daya manusia saat ini adalah mengikuti
paradigma “sistem sosial” dimana karyawan
diperlakukan sebagaimana layaknya seorang
manusia yang bermartabat. Sebagai cabang ilmu
manajemen, manajemen sumber daya manusia juga
mempunyai empat fungsi manajemen yaitu, POAC
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
b. Manajemen Produksi
Pemakaian istilah manajemen operasi adalah
untuk mengakomodasi kegiatan penciptaan nilai
tambah atas inputan yang terjadi di sektor jasa.
Pada hakikatnya, manajemen operasi adalah upaya
pengelolaan manusia menciptakan nilai tambah atas
input berupa berbagai sumber daya atau yang sering
disebut faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin
dan peralatan, bahan mentah, (5M = Man, Money,
Machine, Material, and Method) dan sebagainya.
Proses penciptaan nilai tambah (added value) di
dunia industri (manufacturing) sering disebut sebagai
produksi. Sedangkan proses penciptaan nilai tambah
(added value) di dunia jasa (services) sering disebut
sebagai operasi.
c. Manajemen Pemasaran
Pada dasarnya manajemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan,
pemberian harga, promosi dan distribusi dari
barang, jasa dan gagasan. Dimaksudkan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran
yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.
Hal ini berarti, dalam manajemen pemasaran
tercakup serangkaian kegiatan analisis, perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan atas barang, jasa dan
gagasan dengan tujuan utama pihak yang terlibat.
d. Manajemen keuangan
Pengertian manajemen keuangan adalah semua
aktivitas perusahaan untuk mendapatkan dana
yang dibutuhkan dan menggunakannya seefisien
mungkin. Mengingat pengertian itu maka
seorang manajer keuangan haruslah mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang perbankan,
pasar modal, dan perekonomian secara luas. Pasar
uang untuk mendapatkan dana yang murah serta
mempunyai pengetahuan yang cukup untuk
menginvestasikan baik dalam bentuk investasi surat
berharga (deposito, saham, obligasi, reksadana)
maupun investasi fixed assets.
e. Manajemen Mutu
Tidak hanya berfokus pada kualitas produk, tapi juga
cara untuk mencapainya. Termasuk di dalamnya
menetapkan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung
jawab perusahaan dan tanggung jawab perusahaan
serta melaksanakannya dengan cara seperti
perencanaan mutu, pengendalian mutu, pemastian
mutu, dan peningkatan mutu dalam sistem mutu.
f. Manajemen Logistik
Menangani pemanfaatan dari material secara
efisien dan efektif sehingga modal yang digunakan
seminimal mungkin dan agar produk ataupun jasa
yang dihasilkan berharga seminim mungkin tetapi
tetap berkualitas tinggi.
Keenam cabang fungsional manajemen tersebut
merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan oleh
organisasi, kesemuanya saling terkait dan tergantung.
Keberhasilan manajemen juga ditentukan oleh
keberhasilan keenam cabang fungsional tersebut.
Artinya keberhasilan organisasi berasal dari salah satu,
salah dua, salah tiga atau kesemua cabang fungsional
manajemen tersebut secara kumulatif.
Bisa jadi keberhasilan manajemen keuangan bisa
menutup ketidakberhasilan kelima manajemen yang
lain atau sebaliknya. Secara kumulatif keberhasilan satu,
dua atau tiga cabang manajemen akan mempengaruhi
keberhasilan manajemen organisasi secara
keseluruhan. Meski demikian, dalam praktek, tidak
ada satu organisasipun yang mampu mempertahankan
kesuksesan dalam jangka panjang hanya dengan
keberhasilan salah satu cabang fungsional tersebut.
Jadi, untuk mencapai kesuksesan pencapaian tujuan
manajemen perlu keberhasilan dari 2 cabang ruang
lingkup, yaitu manajemen stratejik dan manajemen
operasional (manajemen sumber daya manusia,
manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen
pemasaran, manajemen mutu dan manajemen logistik).
Fungsi Manajemen
Sebagai seorang yang sudah manajer perlu memiliki banyak
pengetahuan dan juga wawasan dalam bidang manajemen,
dan supaya mendapatkan hasil yang lebih optimal. Sebagai
seorang manajer haruslah mengerti dan menguasai setiap
detail dari masing-masing fungsi manajemen yang ada saat
ini.
Dari masing-masing fungsi itulah seorang manajer dapat
berperan dan berlaku sesuai dengan kaidah manajemen.
Lantas apa saja fungsi dari manajemen itu? Berikut
penjelasannya:
1. Planning
Merupakan suatu usaha atau upaya untuk merencanakan
kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini biasanya
dituangkan dalam bentuk konsep atau suatu program
kerja.
2. Organizing
Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas dan
kewajiban, fungsi pekerjaan dan hubungan antar fungsi.
3. Staffing
Termasuk perekrutan karyawan, pemanfaatan,
pelatihan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya
karyawan tersebut dengan efektif. Tujuan dari staffing
adalah untuk mengusahakan tersedianya sumber daya
karyawan yang terbaik untuk organisasi tersebut.
4. Directing
Yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan. Selain
itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan, bimbingan,
motivasi, dan pengarahan, sehingga karyawan dapat
bekerja dengan lebih efektif.
5. Coordinating
Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam
satu totalitas organisasi pekerjaan.
6. Reccording and Reporting
Mencatat dan melaporkan secara terinci dengan tujuan
evaluasi terhadap yang telah diperoleh dan yang masih
perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan.
7. Budgeting
Meliputi penyediaan dana ataupun sarana dan prasarana
serta penetapan anggaran sebagai strategi untuk
pelaksanaan program yang akan berlangsung.
8. Evaluating
Menilai kinerja karyawan secara keseluruhan dalam
menyelesaikan tugas dan kewajibannya untuk mencapai
tujuan organisasi.
Proses Manajemen
Adapun proses manajemen yaitu : POLC (Planning,
Organizing, Leading, Controlling).
Gambar 1.1: Proses Manajemen (Daft, 2000)
Empat tahap dalam proses manajemen, yakni:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan definisi mengenai organisasi di
masa depan dan cara mencapai tujuannya. Perencanaan
berarti penentuan sasaran sebagai pedoman kinerja
organisasi di masa depan, ditambah dengan penetapan
tugas serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran organisasi.
Ketiadaan rencana atau perencanaan yang
buruk dapat menjatuhkan kinerja organisasi. Dalam
proses manajemen, rencana jangka panjang untuk
kelangsungan organisasi (usaha) sangat diperlukan.
Perkembangan organisasi sangat bergantung salah
satunya oleh perencanaan yang baik dan tepat sasaran
untuk organisasi, tanpa perencanaan, kelangsungan
organisasi kedepannya tidak terjamin.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan
dan mencerminkan organisasi yang mencoba untuk
menyelesaikan rencana itu. Pengorganisasian melibatkan
penetapan dan pengelompokan tugas ke departemen, dan
alokasi berbagai sumber daya ke berbagai departemen.
Melalui pengorganisasian diharapkan organisasi bersifat
lebih sistematik dan tim lebih mempunyai tanggung
jawab. Hal itu berguna untuk manajemen pribadi
menempati posisi yang seharusnya.
3. Kepemimpinan
Dalam organisasi memberikan kepemimpinan
menjadi fungsi manajemen yang semakin penting.
Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh
untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran
organisasi. Memimpin berarti menciptakan budaya dan
nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada
karyawan, dan memberikan inspirasi agar karyawan
berprestasi. Memimpin termasuk memotivasi seluruh
departemen, divisi, dan juga orang yang bekerja langsung
dengan manajer.
Kompetisi internasional, dan keragaman yang
meningkat dalam tenaga kerja, kemampuan untuk
membentuk budaya, mengkomunikasikan sasaran,
dan memotivasi karyawan merupakan hal penting
bagi kesuksesan bisnis. Selain itu, anjuran untuk setiap
karyawan memiliki tanggung jawab kepimpinan,
memecahkan masalah, dan membantu memotivasi
orang lain akan membuat para karyawan merasa
dihargai. Kepemimpinan yang buruk akan menyebabkan
pengaruh negatif terhadap sebuah organisasi.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah fungsi keempat dalam proses
manajemen dan yang terakhir dalam proses manajemen.
Pengendalian (controlling) artinya memantau aktivitas
karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke
arah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila
diperlukan. Para manajer juga harus memastikan bahwa
organisasi yang mereka atur bergerak menuju tujuannya.
Siklus Manajemen
Siklus manajemen adalah proses pencapaian berbagai
sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian sumber daya organisasi yang digambarkan
pada suatu bagan.

Gambar 1.2: Bagan proses POAC


1. Planning (Perencanaan)
Menetapkan sesuatu yang harus dilakukan anggota
organisasi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Perencanaan juga memerlukan adanya peran manajer
dalam mengarahkan pekerjaan yang harus dilakukan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Mendistribusikan atau mengalokasikan tugas pada
semua anggota organisasi, membagi kekuasaan dan
menetapkan hubungan kerja antar anggota organisasi.
3. Actuating (Pelaksanaan)
Menggerakkan organisasi secara efektif dan efisien ke
arah pencapaian tujuan. Proses ini diperlukan adanya
sarana komunikasi, kepemimpinan, perundingan, serta
pemberian instruksi.
4. Controlling (Pengawasan)
Manajer mengadakan pengawasan atau pengendalian
agar jalannya organisasi sesuai rencana yang ditetapkan.
Pengawasan atau pengendalian ini juga dapat dilakukan
agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Tujuan dari siklus manajemen ini adalah untuk
menunjukan proses dari manajemen yang digambarkan
dalam sebuah bagan. Proses ini di mulai dari pembuatan
perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan, hingga
terakhir melakukan pengendalian.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siklus
manajemen ini terdiri dari 4 proses yang antara 1 proses
dengan yang lain sangat berkaitan. Setelah melakukan
perencanaan mengenai apa yang harus dilakukan, kemudian
mengorganisir dengan membagi tugas. Pelaksanaan
dilakukan setelah mengorganisir, dengan menggerakan
organisasi ke arah tujuan. Agar jalannya organisasi tetap
berada rencana yang di buat, maka manajer melakukan
pengendalian.
Tingkat dan Kompetensi Manajerial
Sebuah organisasi pasti membutuhkan manajer, yaitu anggota
organisasi yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
pekerjaan dalam sebuah organisasi (Robbins & Stephen,
1999). Organisasi yang baik membutuhkan lebih dari satu
manajer untuk mengkoordinasikan sumber daya mereka.
Menurut Daft (2000), perusahaan besar umumnya memiliki
banyak manajer pada tiga tingkat yang berbeda. Setiap
tingkat memiliki porsi kompetensi tersendiri.

Gambar 1.3: Tingkatan Manajemen

Gambar 1.4: Kompetensi Manajemen


1. Manajemen Puncak (Top Manager)
Manajer puncak (top manager) memiliki tanggung
jawab atas keseluruhan organisasi. Manajer puncak
bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi,
mendefinisikan strategi untuk mencapai tujuan,
memonitor dan menginterpretasikan lingkungan
eksternal, serta membuat keputusan yang mempengaruhi
keseluruhan organisasi. Mereka memandang masa depan
dalam jangka panjang dan memperhatikan berbagai tren
lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari
organisasi.
Di antara tanggung jawab yang terpenting bagi
para manajer puncak adalah mengkomunikasikan visi
bersama bagi organisasi, membentuk budaya perusahaan,
dan memelihara semangat usaha yang dapat membuat
perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat.
Para manajer puncak harus melibatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang unik dari setiap
karyawan. Mereka mempunyai jabatan seperti presiden,
ketua, direktur eksekutif, chief executive officer (CEO),
dan executive vice president. Dalam bidang kesehatan,
manajer puncak contohnya direktur rumah sakit dan
wakil direktur rumah sakit.
Agar suatu organisasi dapat berjalan efektif
dan efisien dibutuhkan seseorang yang mempunyai
kompetensi manajer untuk mengelolanya. Keahlian yang
sangat dibutuhkan dalam mendukukng kompetensi
manajer puncak ialah keahlian konseptual (conceptual
skill). Keahlian konseptual merupakan kemampuan
kognitif untuk melihat organisasi secara keseluruhan dan
keterlibatan di antara berbagai bagiannya (Daft, 2000).
Keahlian konseptual melibatkan pemikiran manajerial,
pengolahan informasi, dan kemampuan perencanaan.
Keahlian konseptual ini melibatkan pengetahuan
yang sesuai dengan organisasi secara keseluruhan
dan bagaimana organisasi sesuai dengan industri, masyarakat, lingkungan bisnis, dan sosial yang
lebih
luas. Ini berarti kemampuan untuk berpikir strategis
dengan mengambil pandangan yang luas dan jangka
panjang. Manajer puncak harus memandang elemen-
elemen signifikan dalam sebuah situasi dan pola
konseptual yang luas. Banyak tanggung jawab manajer
puncak, seperti pengambilan keputusan, pengalokasian
sumber daya dan inovasi, memerlukan pandangan yang
lebih luas.
Seorang manajer puncak harus memiliki pengetahuan
yang meluas dalam berbagai aspek di masyarakat.
Pengetahuan yang dimiliki tidaklah terbatas pada satu
aspek, melainkan berkembang dan merinci. Menjadi
manajer puncak harus selalu mengasah pengetahuannya
yang disesuaikan dengan fenomena di masyarakat.
Selain itu, manajer puncak layak memliki inspirasi untuk
menentukan strategi dan kebijakan yang tepat sehingga
pada penerapannya suatu organisasi lebih terarah dan
jelas.
Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan pula kreatifitas
seorang manajer puncak dalam menilai kemampuan
setiap karyawan. Dengan mengetahui keunikan
karyawannya, akan mendukung keberhasilan strategi
dan kebijakan yang diterapkan pada organisasi. Seluruh
kompetensi di atas juga harus disertai dengan legalitas
kebijakan yang tinggi, sehingga kinerja manajer puncak
menjadi fokus dan tujuan organisasi dapat dicapai.
2. Manajemen Menengah ((Middle manager)
Manajer menengah (middle manager) bekerja pada tingkat
menengah organisai dan bertanggung jawab atas unit
bisnis dan departemen utama. Contoh manajer menengah
adalah kepala departemen, kepala divisi, manajer
pengendalian kualitas, dan direktur laboratorium riset.
Pada bidang kesehatan contohnya bidang pelayanan
medis, sarana, kepegawaian, dan bidang farmasi. Manajer menengah bertanggung jawab
mengimplementasikan strategi dan kebijakan
keseluruhan yang didefinisikan manajer puncak.
Umumnya manajer menengah berkutat dengan masalah
operasional dan diharapkan membangun hubungan
yang baik dengan rekan di sekeliling organisasi,
mendorong kerja tim, dan memecahkan konflik.
Manajer menengah juga memposisikan diri sebagai
manajer proyek (project manager) yang bertanggung
jawab atas proyek pekerjaan temporer yang melibatkan
partisipasi banyak orang dari berbagai fungsi dan
level dalam organisasi, dan mungkin juga dari luar
perusahaan.
Menjadi seorang manajer menengah yang berperan
sebagai tingkatan yang menunjang manajer puncak juga
harus mempunyai kompetensi manajer yaitu keahlian
komunikasi (communication skill). Keahlian komunikasi
adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan
melalui orang lain, serta secara efektif sebagai anggota
kelompok (Daft, 2000). Keahlian ini diperihatkan dengan
cara seorang manajer berhubungan dengan orang lain,
termasuk kemampuan untuk memotivasi, memfasilitasi,
mengkoordinasi, memimpin, berkomunikasi, dan
menyelesaikan konflik
Seorang manajer dengan keahlian manusia akan
memungkinkan bawahannya untuk mengekspresikan
diri mereka sendiri tanpa merasa dipermalukan dan
mendorong partisipasi. Keahlian ini sangat dibutuhkan
manajer menengah untuk memerhatikan kebutuhan
emosional para karyawan mereka dan tidak hanya
kebutuhan fisik yang berkaitan dengan tugas pekerjaan.
Namun pada tingkat manajer menengah, kompetensi
yang dimiliki juga meliputi kompetensi manajer puncak
dan lini depan. Karena menjadi manajer menengah
berhubungan dengan tingkat di atasnya (manajer
puncak) dan juga di bawahnya (manajer lini depan).
Kompetensi manajer diantaranya pengetahuan
yang memadai untuk mendukung kinerja manajer
puncak. Ketrampilan menjalin hubungan yang baik
juga dibutuhkan. Ketrampilan untuk berhubungan
dengan rekan di sekeliling organisasi sehingga akan
tercapai hubungan yang kondusif bagi kerjasama dalam
organisasi. Manajer menengah juga harus mampu
memotivasi rekan kerjanya sehingga mendorong kerja
tim dalam suatu organisasi.
Menjadi manajer menengah layak memiliki
kemampuan dalam memecahkan konflik. Sikap berhati-
hati serta kemampuan pengelolaan perubahan yang
terjadi pada organisasi sangat diperlukan. Hal tersebut
akan mendukung keberhasilan proses negosiasi dengan
berbagai pihak agar konflik dapat teratasi.
3. Manajer lini depan (First-line manager)
Manajer Lini Depan (first-line manager) bertanggung
jawab atas produksi barang dan jasa. Mereka berada pada
level manajemen pertama atau kedua dan mempunyai
jabatan seperti manajer lini, kepala seksi, dan manajer
kantor. Mereka bertanggung jawab atas kelompok
karyawan non-manajerial.
Perhatian utama mereka adalah aplikasi peraturan
dan prosedur untuk mencapai produksi yang efisien,
memberikan bantuan teknis, dan memotivasi bawahan.
Tenggat waktu pada tingkatan ini adalah singkat, dengan
tekanan pada pencapaian tujuan setiap hari. Manajer
tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan
para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan
keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan
menengah telah dijalankan dengan baik
Manajer lini depan juga memiliki andil dan turut
serta dalam proses pengimplementasian strategi yang
telah ditetapkan. Pada manajer lini depan, lebih tertuju
pada hubungan langsung dengan masyarakat. Dalam
bidang kesehatan, contoh manajer lini depan seperti dokter, dokter gigi, apoteker, perawat.
Manajer lini depan membutuhkan kompetensi
manajer berupa keahlian teknis (technical skill).
Keahlian teknis merupakan pemahaman dan kefasihan
dalam melakukan tugas tertentu. Keahlian teknis
meliputi penguasaan metode, teknik, dan peralatan
yang digunakan di dalam fungsi tertentu (Daft, 2000).
Misalnya rekayasa, manufaktur, atau keuangan.
Keahlian teknis juga mencakup pengetahuan khusus,
kemampuan analisis, dan penggunaan alat dan teknik
yang tepat untuk menyelesaikan masalah dalam bidang
disiplin ilmu tertentu. Dalam pelaksanaannya termasuk
dalam pengaturan waktu untuk melaksanakan tugas
pada bidang tertentu.
Manajer lini depan harus mampu menerapkan
dengan jelas dan tepat tentang pengaplikasian program
organisasi. Maka dari itu manajer lini depan harusnya
memilikikemampuankoordinasi.Dalammengkoordinasi
kerjasama baik dengan sesama rekan dalam organisasi,
luar organisasi, maupun dengan masyarakat. Koordinasi
yang baik akan menghasilkan kinerja yang berhasil pada
pengaplikasian segala program organisasi.
Pengetahuan juga menjadi kompetensi yang
sebaiknya dimiliki manajer lini depan, pengetahuan
secara ilmu yang menjadi dasar bidangnya, juga seni
bila berhadapan dengan masyarakat. Memposisikan diri
dengan baik dalam menangani dan menerapkan program
pada masyarakat, agar tujuan organisasi dapat tercapai
dan berhasil. Berkaitan dengan pengaplikasian program,
manajer lini depan berperan penting dalam output dari
sebuah organisasi, menghasilkan produk baik barang
maupun jasa sebagai hasil pencapaian tujuan organisasi.
Peran dan Tugas Manajer
Suatu peran (role) adalah serangkaian perkiraan dan perilaku
seorang manajer. Peran dibagi kedalam tiga kategori yakni peran informasional, peran
interpersonal, dan peran
mengambil keputusan. Setiap peran mencerminkan aktivitas
yang diambil manajer untuk menyelesaikan tugas manajer
yakni memecahkan masalah, menggerakkan orang, dan
mengambil keputusan. Setiap menajalankan perannya
manajer tidak dapat mengerjakan seorang diri dan seorang
manajer pasti sangat membutuhkan orang lain untuk dapat
membantunya dalam menyelesaikan segala tugasnya.
Dalam Daft (2000), Mintzberg menyatakan bahwa
manajer yang hanya berkomunikasi atau hanya merancang
saja tak akan pernah menyelesaikan apapun, sementara
manajer yang hanya melakukan akhirnya melakukan segala
sesuatunya sendiri. Maksudnya adalah segala hal yang
terjadi pada suatu organisasi penyelesaian akhir berada
ditangan seorang manajer. Menurut Mintzberg, terdapat
sepuluh peran manajer yang dibagi menjadi tiga, yakni:
1. Peran informasional (Informational roles)
Peran informasional menggambarkan berbagai aktivitas
yang digunakan untuk menjaga dan mengembangkan
sebuah jaringan informasi. Pengembangan jaringan
informasi dapat dilakukan dengan cara memperbanyak
kerjasama dengan berbagai pihak di luar organisasi.
Berbagai hal yang harus dilakukan seorang manajer
untuk meningkatkan peran informasionalnya sebagai
seorang manajer, yakni:
a. Monitor
Monitor meliputi pencarian informasi terbaru dari
berbagai sumber. Manajer memperoleh dan mencari
informasi dari orang dan membaca cepat materi
tertulis agar dapat mengikuti perkembangan dengan
baik, memantau kontak interpersonal individu di
dalam organisasi tersebut. Tugas manajer sebagai
monitor adalah mengawasi setiap kegiatan yang
terjadi suatu organisasi. Contohnya seorang manajer
keuangan pada suatu organisasi bertugas memantau
keuangan dan keuntungan organisasi, mengamati
perubahan inflasi dan deflasi.
b. Penyebar informasi (Disseminator)
Penyebar berita meliputi penerimaan informasi
dari luar organisasi yang dilanjutkan dengan
memberikan informasi kepada anggota di dalam
organisasi. Tugas manajer pada kompetensi penyebar
informasi adalah menyampaikan informasi kepada
para anggota organisasi lainnya melalui memo
dan laporan serta aktivitas telepon. Hal tersebut
dilakukan dengan tujuan mempermudah proses
komunikasi. Contohnya seorang manajer keuangan
akan memberitahukan seluruh jajaran direksi apabila
terjadi inflasi dan deflasi yang dapat mempengaruhi
kegiatan perekonomian organisasi tersebut.
c. Juru bicara (Spokesperson/Spokesman)
Juru bicara meliputi pemberian informasi mengenai
berbagai kegiatan organisasi kepada pihak luar
melalui kegiatan pidato, seminar, dan pertemuan.
Seorang manajer yang baik harus mampu berbicara
di depan orang banyak supaya maksud dan
tujuan manajer dapat terlaksana sesuai harapan.
Tugas manajer sebagai juru bicara adalah sebagai
pembicara kepada pihak luar organisasi mengenai
berbagai kegiatan yang sedang dikelola oleh
organisasi tersebut. Contohnya seorang manajer
sumber daya hanya memiliki kewenangan berbicara
mengenai kompetensi pekerja saja dan tidak berhak
berbicara mengenai perekonomian maupun logistik
pada suatu forum.
2. Peran interpersonal (Interpersonal role)
Peran interpersonal meliputi hubungan dengan orang
lain dan berkaitan dengan ketrampilan interpersonal.
Seorang manajer yang baik harus memiliki ketrampilan
dalam menjaga hubungan komunikasi dengan orang lain
supaya segala sesuatu yang direncanakan manajer dapat
terwujud. Berbagai hal yang dapat dilakukan seorang manajer untuk dapat meningkatkan peran
komunikasi
dengan orang lain antara lain:
a. Simbol kepemimpinan (Figurehead)
Simbol kepemimpinan meliputi penanganan
aktivitas upacara dan simbolis untuk departemen
atau organisasi. Manajer mewakili organisasi dalam
kapasitas manajerial formalnya sebagai kepala unit.
Salah satu tugas manajer seperti menyambut tamu
seperti tamu di luar organisasi yang datang dengan
tujuan untuk menjalin kerjasama. Tugas manajer yang
lainnya adalah menandatangani berbagai dokumen
legal untuk keberlangsungan organisasi. Dokumen
legal dalam sebuah organisasi merupakan hal yang
sangat vital, sehingga sangat membutuhkan manajer
untuk menguatkan legalitas dokumen tersebut.
Contohnya kerjasama dua organisasi dapat terjalin
apabila kontrak kerjasama telah ditandatangani oleh
pimpinan kedua organisasi tersebut.
b. Pemimpin (Leader)
Pemimpin mencakup hubungan dengan bawahan,
termasuk mengarahkan dan memotivasi bawahan,
melatih, menasehati, dan berkomunikasi dengan
bawahan. Seorang manajer yang baik adalah
seorang manajer yang peduli terhadap berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang di dalam
organisasi yang dipimpinnya, apabila bawahannya
melakukan kesalahan, sebagai manajer yang baik
harus mengingatkan kemudian mengarahkan agar
tidak mengulang kesalahan lagi. Tugas manajer
sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab kepada
setiap kegiatan di dalam organisasi. Contohnya
pimpinan rumah sakit menjalankan aktivitasnya
yakni memimpin rumah sakit agar dapat terkelola
dengan baik. c. Penghubung (Liaision)
Penghubung berkenaan untuk memelihara
jaringan informasi baik di dalam maupun di luar
organisasi melalui surat, telepon, pertemuan,
dan alat komunikasi elektronik lainnya. Manajer
beperan sebagai penghubung maksudnya adalah
peran manajer yang berhubungan dengan orang di
luar organisasi kemudian menghubungkan orang
tersebut dengan setiap orang yang berada di dalam
organisasi, begitu pula sebaliknya. Tugas manajer
sebagai penghubung adalah menjaga hubungan
dengan pihak luar organisasi supaya kerjasama
tetap terjalin dengan baik. Contohnya pimpinan
rumah sakit yang menginginkan pelayanan rumah
sakit ditingkatkan kemudian pimpinan tersebut
menyampaikan kepada Wakil Direktur Pelayanan
supaya dapat disampaikan kepada manajer
pelaksana untuk dapat segera terlaksana.
3. Peran pengambilan keputusan (Decisional role)
Peran pengambilan keputusan berhubungan dengan
berbagai peristiwa dimana manajer harus membuat
sebuah pilihan dan mengambil tindakan. Peranan
ini sering menutut ketrampilan konseptual dan
kemanusiaan. Para manajer terus memikirkan masa
depan dan cara mencapainya. Para manajer sadar akan
masalah dan mencari solusi yang dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Peran manajer sebagai pengambil
keputusan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara,
yakni:
a. Penanganan gangguan (Disturbance handler)
Penanganan gangguan mencakup pemecahan
konflik antar bawahan atau antar manajer
departemen dengan departemen lainnya melalui
tindakan korektif selama perselisihan atau krisis,
beradaptasi dengan krisis di lingkungan organisasi.
Tugas manajer sebagai penanganan gangguan adalah meredam permasalahan dan memberikan
penyelesaian atas permasalahan tersebut. Contohnya
saat terjadi musim paceklik bahan baku sehingga
bahan baku sukar didapat, manajer logistik harus
pandai dalam mengelola persediaan bahan baku
hingga cukup untuk beberapa saat ke depan.
b. Pembagi sumber daya (Resource allocator)
Pembagi sumber daya berhubungan dengan
keputusan mengenai bagaimana membagi orang,
waktu, peralatan, anggaran, dan sumber daya lainnya
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajer
harus memutuskan pengalokasian anggaran proyek
penentuan prioritas penanganan keluhan pelanggan.
Seorang manajer harus mampu menganalisis setiap
kemampuan orang yang bekerja di dalam organisasi
tersebut sesuai dengan bidangnya. Apabila seorang
manajer tidak mampu menganalisis kemampuan
setiap orang yang bekerja di organisasinya, maka
kesalahan dalam bekerja tidak dapat dihindari. Oleh
karena itu, seorang manajer harus peka terhadap
kemampuan setiap orang di sekelilingnya. Tugas
manajer sebagai pembagi sumber daya adalah
seorang manajer sumber daya harus mampu
menempatkan pekerjanya sesuai dengan kompetensi
setiap individu. Contohnya lulusan sarjana ekonomi
ditempatkan pada bagian keuangan sedangkan
lulusan hukum ditempatkan pada bagian legalitas
di dalam organisasi.
c. Perunding (Negotiator)
Perunding meliputi negosiasi formal dan penawaran
untuk mencapai hasil bagi unit yang menjadi
tanggung jawab manajer yang bersangkutan, seperti
mewakili kepentingan departemen selama negosiasi
kontrak, penjual, pembelian, dan anggaran. Seorang
manajer harus mampu melakukan perundingan
supaya organisasi yang dipimpinnya tidak merugi. Kehandalan seorang manajer dipertaruhkan
apabila
tidak mampu melakukan perundingan dengan
organisasi lain yang dapat berdampak kerugian
organisasinya. Tugas manajer sebagai perunding
adalah mengajukan persyaratan yang dapat
menguntungkan organisasi. Contohnya seorang
manajer logistik melakukan tawar-menawar harga
dengan perusahaan yang menjual bahan baku
supaya perusahaan yang dikelolan manajer tersebut
tidak mengalami kerugian.
d. Enterpreneurship
Enterpreneurship berhubungan dengan mencari
peluang dalam kegiatan untuk memajukan
organisasi dengan cara mencari perubahan,
menanggapi perubahan, dan memanfaatkan
kesempatan yang ada. Seorang manajer harus
mampu mencari celah usaha supaya organisasinya
tetap berjalan. Usaha yang dapat dilakukan oleh
manajer supaya organisasinya tetap berjalan adalah
melalui berbagai kegiatan seperti mengajukan
proyek yang memiliki nilai bisnis, mengidentifikasi
ide baru, mendelegasikan tanggung jawab ide
kepada organisasi lain yang dapat memberi peluang
usaha. Tugas manajer sebagai Enterpreneurship
adalah mencari strategi untuk memajukan organisasi
yang dikelola, utamanya dalam bidang ekonomi.
Contohnya seorang manajer pelayanan rumah sakit
memberikan fasilitas pelayanan kepada pasien dan
keluarga seperti cafeteria, warung telekomunikasi
(wartel), toko obat di dalam gedung rumah sakit
yang memiliki peluang bisnis bagi pihak rumah
sakit.

Anda mungkin juga menyukai