Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BESAR 1

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS

Disusun oleh:
PEBRYANTI SURYA NINGSIH SIHALOHO
43220010182

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Manajemen memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan, dan
mengembangkan. 

Manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam


menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama dengan orang lain. Seni manajemen
terdiri dari kemampuan untuk melihat totalitas di bagian-bagian yang terpisah dari
suatu kesatuan gambaran tentang visi. Seni manajemen mencakup kemampuan
komunikasi visi tersebut. Aspek-aspek perencanaan kepemimpinan, komunikasi dan
pengambilan keputusan mengenai unsur manusia tentang cara menggunakan
pendekatan manajemen seni.

Macam-macam Manajemen

1. Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan bidang manajemen yang memiliki fungsi untuk


mengkoordinasi semua kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi untuk
mencapai tujuan. Dalam mengelola kegiatannya, pihak manajemen produksi membuat
keputusan-keputusan untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang diproduksi
sesuai dengan apa yang direncanakan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang manajemen produksi antara lain


adalah sebagai berikut:

 Merencanakan sistem produksi meliputi lokasi produksi, bahan baku, sumber


daya, biaya yang dibutuhkan, mesin yang dignakan, metode produksi, dan lain
sebagainya.
 Mengendalikan produksi yakni memastikan semua komponen produksi terpenuhi
dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
 Mengawasi produksi yakni menjamin terlaksananya proses produksi sesuai
dengan standar operasional perusahaan.
2. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan bidang manajemen yang berfokus pada


pengendalian dana dan keuangan perusahaan, termasuk juga pencatatan dan
pembuatan laporan keuangan. Manajemen keuangan juga dapat diartikan sebagai
kegiatan perencanaan, pemeriksaan, penganggaran, pengelolaan, pencarian,
pengendalian dan juga penyimpanan dana yang dimiliki sebuah perusahaan atau
organisasi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang manajemen keuangan antara lain


adalah sebagai berikut:

 Merencanakan pencarian dana yang akan digunakan perusahaan.


 Menetapkan keputusan keuangan berkaitan dengan investasi.
 Menetapkan kebijakan pembagian dividen yang diperoleh dari laba perusahaan.
 Mengawasi dan mengontrol keuangan dengan membuat laporan perusahaan.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

Manajemen sumber daya manusia (SDM) merupakan bidang manajemen yang


berfokus pada kegiatan yang berhubungan dengan tenaga kerja atau karyawan suatu
perusahaan atau organisasi. Manajemen ini mempelajari cara mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja yang dimiliki individu secara efektif dan efisien serta digunakan
secara maksimal untuk mencapai tujuan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang manajemen sumber daya manusia


(SDM) antara lain adalah sebagai berikut:

 Merekrut tenaga kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang dibutuhkan.


 Mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja tenaga kerja atau pegawai
perusahaan.
 Memberikan kompensasi berupa upah atau gaji pada pegawai.
 Mengintegrasikan pegawai kepada keseluruhan struktur perusahaan.
 Menjaga dan mengawasi pegawai agar tetap bekerja sesuai tujuan perusahaan.
4. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan cabang manajemen berupa proses penetapan


tujuan pemasaran sebuah organisasi dengan mempertimbangkan sumber daya yang
tersedia dan juga peluang pasar. Manajemen pemasaran sangat penting untuk dapat
mengenalkan produk yang dihasilkan perusahaan kepada konsumen yang menjadi
segmentasi pasar.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang manajemen pemasaran antara lain


adalah sebagai berikut:

 Melakukan riset pasar dengan meneliti dan mengidentifikasi kehendak konsumen.


 Melakukan perencanaan pemasaran dengan menentukan segmentasi pasar dan
metode yang digunakan.
 Melaksanakan analisis pasar untuk mengetahui tantangan dan kendala yang
dihadapi.
 Mempromosikan produk, bisa dengan iklan, banner, reklame, brosur, dan lain
sebagainya.
 Mengelola usaha-usaha pemasaran dengan tujuan meningkatkan permintaan
produk.

5. Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan bidang manajemen berupa seni atau ilmu


penyusunan, penerapan, mengimplementasikan dan pengevaluasian keputusan lintas
fungsional sehingga memungkinkan organisasi mencapai tujuan. Manajemen strategis
berfokus pada proses penetapan tujuan dalam sebuah organisasi, yang membuat dan
mengembangkan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai tujuan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang manajemen strategi antara lain adalah
sebagai berikut:

 Menetapkan tujuan perusahaan yang jadi landasan awal kegiatan operasional.


 Mengembangkan kebijakan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.
 Merencanakan dan mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan.
 Merealisasikan semua kebijakan sesuai dengan target yang diinginkan.
6. Manajemen Administrasi

Manajemen administrasi merupakan cabang manajemen yang berfungsi


memberikan informasi dan layanan pada bidang administrasi dan akuntansi.
Tujuannya adalah untuk menentukan standar dan kebijakan yang akan diambil untuk
melaksanakan operasional perusahaan atau organisasi sehari-harinya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang manajemen administrasi antara lain


adalah sebagai berikut:

 Mengumpulkan data dari segala sumber operasional perusahaan.


 Mencatat data perusahaan, bisa lewat tulisan manual atau secara digital.
 Mengelompokkan data sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
 Melakukan analisis data perusahaan hingga didapat informasi yang dibutuhkan.
 Membuat laporan perusahaan untuk bahan pengambilan keputusan.

7. Manajemen Operasi

Manajemen operasi merupakan jenis manajemen berupa usaha pengelolaan


secara maksimal dalam penggunaan berbagai faktor produksi, mulai dari sumber daya
manusia (SDM), mesin, peralatan, bahan mentah , dan faktor produksi lainnya dalam
proses mengubahnya menjadi beragam produk barang atau jasa. Jenis manajemen ini
berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan secara menyeluruh.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang manajemen operasi antara lain adalah
sebagai berikut:

 Melakukan perencanaan dalam kegiatan operasional perusahaan.


 Mengatur skala inventaris yang diterapkan perusahaan.
 Menetapkan level proses pengerjaan pada perusahaan.
 Mengontrol kualitas bahan baku dan sumber daya yang digunakan.
 Menjaga dan merawat kinerja alat dan mesin yang digunakan.

8. Manajemen Informasi
Manajemen informasi merupakan bidang manajemen berupa pengelolaan data
yang terdiri dari proses mencari, menyusun, proses klasifikasi serta memperlihatkan
semua data yang terkait dengan kegiatan perusahaan. Hasil dari manajemen informasi
yang sudah diolah dan disajikan nantinay akan dapat dijadikan sebagai landasan untuk
mengambil keputusan oleh manajemen perusahaan secara umum.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang manajemen informasi antara lain


adalah sebagai berikut:

 Mencari dan menyusun informasi yang akan diolah dan dianalisis.


 Mengklasifikasikan informasi yang dibutuhkan perusahaan.
 Melakukan analisis terkait data dan informasi yang didapatkan.
 Menginterpretasikan informasi yang sudah diolah untuk bahan pengambilan
keputusan.

Fungsi-fungsi Manajemen

Fungsi manajemen meliputi beberapa hal, yaitu:

1. Perencanaan ( Planning )

Perencanaan ( planning ) merupakan fungsi manajemen yang meliputi penentuan


arah tujuan perusahaan, merancang strategi yang diperlukan untuk meraih tujuan yang
ditentukan seta mengembangkan rencana dalam melakukan koordinasi kegiatan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan strategi tersebut. Perencanaan sangat penting
dilaksanakan karena tanpa adanya perencanaan, segala fungsi manajemen yang
dibutuhkan tidak akan berjalan. Dalam melakukan perencanaan, terdapat beberapa hal
yang harus dipertimbangkan, yaitu:

 Specific: sebuah perencanaan harus memiliki maksud dan tujuan yang jelas,
dengan menyertakan batasan ruang lingkup dari tujuan yang hendak dicapai

 Measureable: perencanaan harus memiliki tingkat keberhasilan yang dapat diukur


agar dapat diketahui performanya baik secara berkala maupun pada akhir periode
pelaksanaan
 Achievable: perencanaan harus mencakup rencana yang bisa tercapai, bukan
hanya sekedar fiktif

 Realistic: perencanaan harus mempertimbangkan kemampuan dan sumber daya


yang dimiliki, menyeimbangkan antara keadaan saat ini dan harapan yang dituju
kedepannya

 Time: perencanaan harus memiliki batas waktu penyelesaian yang jelas, sehingga
pada akhir waktunya dapat dilakukan penilaian dan evaluasi untuk menentukan
apakah pelaksanaan dari perencanaan yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan
harapan ataupun tidak.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian (organizing) adalah fungsi manajemen ketika seorang manajer


menata struktur pekerjaan bagi masing-masing orang, seperti menentukan tugas yang
harus dikerjakan, proses pengerjaan yang benar, serta menentukan siapa yang akan
melakukan tugas tersebut. Pada perusahaan, pengorganisasian biasanya disusun dalam
bentuk badan organisasi atau struktur organisasi, yang kemudian dipecah menjadi
tiap-tiap jabatan.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan (actuating) adalah fungsi dalam manajemen berupa suatu tindakan


untuk mengusahakan agar perencanaan yang sudah dilakukan dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang diharapkan,

Dalam fungsi pelaksanaan, upaya untuk menggerakkan semua orang pada semua
tingkatan organisasi sangat diperlukan agar kerja sama antar seluruh tingkatan
organisasi dapat tercipta. Seluruh anggota organisasi harus menyadari tugas, tanggung
jawab dan peran masing-masing dan melaksanakannya sebaik-baiknya agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (controlling) adalah fungsi manajemen yang bertujuan untuk
melakukan pengamatan, menilai kinerja dalam pelaksanaan, dan melakukan tindakan
korektif yang diperlukan guna meningkatkan performa organisasi untuk mencapai
tujuan.

Pengawasan memiliki beberapa fungsi utama, diantaranya: mencegah penyimpangan


terhadap perencanaan, memperbaiki kesalahan dalam pelaksanaan, serta menindak
penyalahgunaan kekuasaan dalam organisasi.

Prinsip-prinsip Manajemen

Prinsip Manajemen - Menurut Henry Fayol yang mengemukkaan 14 prinsip


manajemen antara lain sebagai berikut:

1. Pembagian Kerja (Division of Labour)


Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja akan berjalan efektif. Oleh karena itu, pembagian kerja harus
didasarkan dari prinsip the  right man in the right place dan bukan atas dasar like and
dislike. Pembagian kerja ini akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja seseorang
dalam suatu organisasi/instansi/perusahaan

2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)


Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari atasan
ke bawahan. Wewenang ini harus diikuti dengan pertanggungjawaban kepada pihak
yang memberikan perintah

3. Disiplin (Dicipline)
Disiplin mencakup mengenai rasa hormat dan taat kepada peranan dan tujuan
organisasi.

4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)


Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari satu
alasan
5. Kesatuan Arah (Art of Direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan harus diarahkan
oleh seorang manajemer dengan penggunaan satu rencana.

6. Meletakkan kepentingan Organisasi dari pada kepentingan sendiri (Sub Ordination


of Individual Interest to General Interest)
Setiap orang yang ada didalam organisasi harus mampu menekan egonya dan
mengabdikan kepentingannya kepada kepentingan perusahaan. Atasan yang mampu
memberikan semangat kerja dan memberi rasa nyaman pada bawahannya biasanya
akan lebih sukses membangun kesadaran bawahannya untuk dapat mengabdikan
kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi perusahaan. Bila terjadi
konflik kepentingan didalamnya, maka manajemen berfungsi untuk mendamaikannya.

7. Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)


Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi karyawan
maupun dengan pemilik.

8. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)
Dalam pengambilan keputusan harus ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi
desentralisasi

9. Hierarki
Adanya hierarki akan menentukan batas kewenangan yang harus dimiliki oleh
masing-masing karyawan dalam perusahaan. Dengan adanya hierarki, setiap
karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia
mendapatkan perintah.

10. Ketertiban (Order)


Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama bagi
kelangsungan dan kenyamanan orang bekerja dalam perusahaan.

11. Keadilan dan Kejujuran (Equity)


Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini, harus ada perlakuan yang sama dalam sebuah organisasi.
12. Stabilitas Kondisi Karyawan
Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan
dengan lancar. Kestabilan dapat terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan
adanya ketertiban dalam kegiatan

13. Inisiatif (Initiative)


Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencana
pekerjaan meskipun beberapa kesalahan mungkin terjadi.

14. Semangat Kesatuan, Semangat Korps


Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan,yaitu rasa senasip dan sepanggungan
sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. Manajer yang baik akan
mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corps ) sehingga karyawan akan
memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki fungsi terhadap perusahaan.

Tingkatan Manajemen

ingkatan Manajemen - Tingkatan manajemen dalam organisasi dibedakan dari tiga


golongan yaitu sebagai berikut:

1. Top Management
Top Managemen merupakan jenjang tertinggi dan biasa disebut dengan manajer
senior, eksekutif kunci. Top manajer bertanggung  jawab atas kebijakan-kebijakan
dan strategi-strategi perusahaan yang kemudian diterjemahkan secara lebih spesifik
oleh manajer dibawahnya.

2. Middle Management
Middle Managemen bertugas mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana
yang sesuai dengan tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi dan melaporkannya
kepada top management

3. Lower Management
Lower Management adalah tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang
memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Lower management dikenal
sebagai istilah operasional (Mandor, Supervisior, dan kepala seksi).

Keahlian Manajemen

Semakin tinggi tingkatan manajer, maka output atau hasil yang diharapkan dari peran
yang dimilikinya lebih berupa ide, konsep dan perencanaan, sementara semakin ke
bawah, output yang diharapkan umumnya lebih berupa tindakan atau hal-hal yang
bersifat teknis yang diperlukan untuk memastikan jalannya kegiatan operasional
organisasi atau perusahaan. Secara lebih lengkap, keahlian yang dibutuhkan terbagi
menjadi tiga, yaitu:
 Technical skills, adalah pengetahuan mengenai teknik dan skill yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan.
 Human skills, adalah pengetahuan dan kemampuan untuk bekerja dengan baik
dengan semua orang, serta membina hubungan dengan semua lapisan organisasi.
 Conceptual skills, adalah kemampuan untuk mengungkapkan gagasan dan konsep
mengenai situasi abstrak dan kompleks yang harus dihadapi oleh organisasi
sebagai satu kesatuan.

Peran Manajemen

Peran manajemen pada dasarnya dapat diartikan sebagai tindakan atau kegiatan yang
harus dilakukan oleh manajer dalam melaksanakan tugasnya untuk memastikan
bahwa tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Secara umum peran
manajemen dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Peran interpersonal
Peran interpersonal mencakup hubungan antara manajer dengan orang-orang
disekitarnya dalam tujuan untuk melakukan pengawasan dan pengarahan tugas. Peran
ini dibagi lagi menjadi tiga yaitu:
 Pemimpin simbol / figure head : peran manajer sebagai simbol dalam acara-acara
yang berhubungan dengan perusahan atau organisasi
 Pemimpin / leader: peran manajer sebagai pemimpin yang dapat memberikan
contoh serta motivasi kepada orang-orang di sekitarnya, terutama ketika terjadi
suatu masalah yang memerlukan penyelesaian secara segera.
 Penghubung / liaison : peran manajer sebagai penghubung antara pihak internal
perusahaan atau organisasi dengan pihak eksternal yang berkepentingan.

2. Peran informasi
Peran informasi mencakup kemampuan dan ketersediaan akses bagi manajer untuk
memperoleh informasi baik dari dalam maupun luar organisasi atau perusahaan, untuk
kemudian diolah dan disalurkan pada orang-orang disekitarnya untuk mendukung
kinerja masing-masing. Peran ini dapat dibagi menjadi  tiga yaitu:
 Monitor / pemantau : manajer berperan dalam melakukan pengawasan,
pemantauan, serta pengumpulan kejadian atau informasi yang terjadi, baik secara
langsung maupun tidak langsung
 Penyebar / disseminator : manajer berperan dalam menyebarkan informasi yang
tepat kepada orang-orang di organisasi yang membutuhkan informasi tersebut
untuk kepentingan pekerjaannya
 Juru bicara / spokesperson : manajer berperan sebagai juru bicara yang secara
khusus mewakili bagian atau divisi yang dipimpinnya dan secara umum mewakili
organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja

3. Peran pengambil keputusan


Peran pengambil keputusan mencakup kemampuan manajer dalam mengambil
keputusan, baik ditentukan secara individu maupun berdasarkan keputusan bersama,
dengan mempertimbangkan tujuan organisasi atau perusahaan, strategi serta sumber
daya yang dimiliki. Peran ini dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
 Kewirausahaan: peran manajer dalam mencari peluang dalam organisasi dan
lingkungan serta berinisiatif memprakarsai proyek-proyek yang dibutuhkan agar
tecipta perubahan ke arah yang lebih baik
 Penyelesaian masalah : peran manajer untuk bertanggung jawab terhadap tindakan
korektif yang diperlukan oleh organisasi atau perusahaan ketika terjadi gangguan
atau kesalahan yang penting dan tidak terduga yang berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan atau organisasi secara keseluruhan
 Pengalokasian sumber daya: peran manajer dalam membuat atau menyetujui
keputusan-keputusan organisasi atau perusahaan terhadap pengalokasian sumber
daya yang dimiliki agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal,
dengan mempertimbangkan prinsip pengalokasian secara efektif dan efisien
 Negosiator: peran manajer dalam melakukan negosiasi yang diperlukan untuk
memastikan rencana dan strategi yang ditentukan dalam proses perencanaan dapat
dilaksanakan dengan mempertimbangkan kepentingan pihak-pihak yang
bersangkutan.

Teori Manajemen
1. Pengertian Teori Manajemen
Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang di susun secara
sistematis. Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara
fenomena-fenomena yang ada. Manajemen menurut stoner adalah proses perencanaa,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Dapat di simpulkan bahwa teori manajemen merupakan suatu prinsip yang
disusun melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

2. Perkembangan Teori Manajemen

Ada beberapa teori dalam manajemen diantaranya :

1. Teori Manajemen Kuno


Manajemen ini telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno. Konsep- konsep
manajemen juga sering di bicarakan oleh filosof Yunani atau Arab (Islam) pada abad
pertengahan.

Meskipun manajemen telah dipraktekkan dan dibicarakan di zaman kuno, tetapi


kejadian semacam itu relatif sporadif, dan tidak ada upaya untuk mempelajari
manajemen. Karena itu manajemen selama beberapa abad kemudian “terlupakan“.
Ada alasan lain, ilmu ekonomi berkembang terlebih dahulu.

Pada akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen yang
lebih serius. Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, dan perusahaan-perusahaan
berkembang menjadi perusahaan raksasa. Perusahaan besar seperti IBM, General
Motors, mulai muncul pada awal abad 20-an. Pekerja mencapai ribuan orang.
Produksi dilakukan secara masal. Input masuk dalam jumlah besar, proses produksi
harus dilakukan dengan cepat (efisien). Pengelolaan perusahaan besar tentunya
semakin kompleks. Studi manajemen yang lebih serius semakin diperlukan.

2. Teori Manajemen Klasik

Pengkajian formal manajemen baru dimulai pada awal abad keduapuluh. Kajian
awal manayyyhhjyjemen, yang dikenal sebagai pendekatan klasik, berfokus pada
rasionalitas dan berusaha menjadikan organisasi dan para pekerja berfungsi seefisien
mungkin.

 Robert Owen (1771-1858)


Seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia,
menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-
perbaikan dalam kondisi kerja, seperti :

1. pengurangan hari kerja standar.


2. Pembatasan anak-anak di bawah umur yang bekerja.
3. Membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan.

 Charles Babbage (1792-1871)


Seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan waktunya untuk
membuat operasi – operasi pabrik menjadi efisien, menciptakan alat penghitung
kalkulator mekanis pertama, dia percaya prinsip ilmiah pada proses kerja akan
menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya.

Dalam teori manajemen klasik membahas tentang:

1. Teori Manajemen Ilmiah


Frederick Winslow Taylor (1856-1915) merupakan bapak manajemen ilmiah. Ia 
menerbitkan buku yang berjudul Principles of Scientific Management (Prinsip –
prinsip Manajemen Ilmiah). Buku ini menjabarkan teori manajemen ilmiah :
penggunaan metode-metode ilmiah guna mendefinisikan “satu cara terbaik” dalam
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Prinsip-prinsip Manajemen Ilimiah Taylor :
1. Pengembangan metode – metode ilmiah dalam manajemen.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

2. Teori Organisasi Klasik


Teori organisasi klasik menjabarkan pada hal – hal yang dikerjakan seorang
manajer dan hal – hal apa yang disebut sebagai praktik manajemen yang baik. Pada
tahun 1908, Henry Fayol mengeluarkan sebuah buku berjudul “General and
Industrial Management”. Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan
ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Selanjutnya, analisis
tersebut dapat diajarkan kepada manajer lain dan calon manajer.

Empat belas prinsip-prinsip manajemen :

1. Pembagian Kerja (Division of Labour)


2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responbility)
3. Disiplin (Dicipline)
4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
5. Kesatuan Perintah (Art of Direction)
6. Meletakkan kepentingan Organisasi dari pada sendiri (Sub Ordination of Individual
Interest to General Interest)
7. Balas Jasa/Pemberian UpAH (Remuneration)
8. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)
9. Hierarki
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan Kejujuran (Equity)
12. Stabilitas Kondisi Karyawan
13. Inisiatif (Initiative)
14. Semangat Kesataun

Henry Fayol membagi kegiatan bisnis ke dalam enam bidang pokok :

1. Teknik ( memproduksi produk ).


2. Komersial ( pembelian bahan baku dan penjualan produk ).
3. Financial ( perolehan dan penggunaan modal secara optimal )
4. Keamanan ( perlindungan karyawan dan kekayaan ).
5. Akuntansi ( mencatat dan mengukur transaksi ).

3. Pendekatan Perilaku
Aliran manajemen klasik tidak dapat menaikkan produktivitas sambil tetap
menjaga harmonisasi tempat kerja. Aliran klasik cenderung memandang organisasi
secara mekanistis. Teori perilaku kemudian muncul karena ketidakseimbangan teori
klasik dalam memandang organisasi. Mary Parker Follet dan  Chester I Barnard
merupakan pioner dalam aliran perilaku.

 Pendekatan hubungan manusiawi (Human Relations)


Hubungan manusiawi (Human Relations) pada umumnya mengacu pada suasana
kerja yang berasal dari hubungan antara manajer dengan karyawan. Jika hubungan
manusia pada suatu organisasi efektif, maka masalah kerja akan mendorong semangat
kerja dan keharmonisan pelaksana kerja. Efektifitas kerja diharapkan akan terjadi dari
suasana kerja atau hubungan manusiawi yang baik.

 Elton Mayo (1880-1949) dan Kajian-kajian Hawthorne.


Elton Mayo bersama beberapa koleganya melakukan penelitian yang kemudian
diambil kesimpulan bahwa kenaikan produktifitas tersebut terjadi karena kelompok
kerja yng dijadikan studi dan kelompok kendali merasa menjadi perhatian. Akibatnya
mereka termotivasi untuk menjadi lebih baik. Para peneliti berkesimpulan “Perhatian
manajemen dapat meningkatkan semangat kerja karyawan” gejala seperti itu disebut
efek Hawthorne (Hawthorne effect).

 Perilaku Organisasi
Perkembangan aliran perilakun organisasi ditandai dengan pandangan dan
pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem social. Adapun prinsip-prinsip
dasar perilaku sebagai berikut:
1. Manajemen tidak dapat di pandang sebagai suatu proses tekhnik secara ketat
( peranan, prosedur, prinsip).
2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
4.Pendekatan Kuantitatif
        Pendekatan kuantitatif ditandai dengan berkembangnya tim-tim riset operasi
dalam pemecahan masalah-masalah industri. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut
di formalisasikan dan disebut aliran Management Science. Langkah-langkah
pendekatan management science adalah:

Perumusan masalah.
1. Penyusunan suatu model matematis.
2. Mendapatkan penyelesaian dari model.
3. Pengujian model dan hasil yang di dapatkan dari model.
4. Penetapan pengawasan atas hasil.
5. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.

5. Pendekatan Kontemporer
1. Pendekatan system
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan.
Beberpa istilah kunci dalam pendekatan sistem :

 Sistem Terbuka, berarti sistem tersebut berinteraksi dengan lingkungan.


 Subsistem, merupakan bagian dari sistem. Subsistem pemasaran, keuangan,
produksi, membentuk sistem perusahaan.
 Sinergi, jika subsistem bekerjasama, hasil yang di peroleh akan lebih efektif
dibandingkan apabila mereka bekerja sendiri-sendiri.
 Batasan sistem, batasan sistem membatasi sistem dengan lingkungannya.
 Aliran, input mengalir ke sistem kemudian diproses oleh sistem dan keluar sebagai
output.
 Feedback ( umpan balik ).
 Entropi, merupakan proses dimana sistem menuju ke kehancuran.

2. Pendekatan kontingensi
Di kembangkan oleh para manajer, konsultan, dan peneliti yang mencoba untuk
menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan
nyata. Telah berkembang di beberapa bidang manajemen seperti perancangan
organisasi, kepemimpinan, motivasi, perecanaan yang strategis dan dinamika
kelompok.

Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh yaitu lingkungan,
konsep-konsep, dan teknik-teknik manajemen. 

1. Perkembangan Teori Manajemen Di Masa Mendatang


  Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa
mendatang :

 Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna.
 Setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri.
 Aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan di antara mereka cenderung kabur.
 Masing-masing aliran berintegrasi.
 Akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi.

Anda mungkin juga menyukai