Kesehatan
Teguh Fathurrahman, SKM., MPPM.
Ahmad, SKM., M.Kes.
Lena Atoy, S.SIT., MPH.
Rasmaniar, SKM., M.Kes.
Penulis:
Teguh Fathurrahman, SKM., MPPM.
Ahmad, SKM., M.Kes.
Lena Atoy, S.SIT., MPH.
Rasmaniar, SKM., M.Kes.
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
IKAPI: 044/SUT/2021
Tim Penulis
vi Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan
Daftar Isi
Bab 3 Motivasi
3.1 Pengertian Motivasi..................................................................................... 37
3.2 Teori Motivasi.............................................................................................. 38
3.3 Manfaat Motivasi......................................................................................... 40
3.4 Jenis-Jenis Motivasi..................................................................................... 41
3.5 Alat-Alat Motivasi ....................................................................................... 42
3.6 Prinsip-Prinsip Dalam Motivasi ................................................................. 42
3.7 Meningkatkan Motivasi .............................................................................. 43
Bab 4 Pengawasan
4.1 Pengertian Pengawasan............................................................................... 45
4.2 Tujuan dan Fungsi Pengawasan ................................................................. 47
4.3 Macam-Macam Pengawasan...................................................................... 48
4.4 Tahap-Tahap Dalam Proses Pengawasan.................................................. 49
Bab 5 Pemantauan
5.1 Definisi Pemantauan ................................................................................... 51
5.2 Fungsi Pemantauan ..................................................................................... 53
5.3 Macam-Macam Pemantauan ...................................................................... 53
5.4 Proses Pemantauan ...................................................................................... 54
5.5 Tahap-Tahap Pemantauan .......................................................................... 55
Bab 6 Evaluasi
6.1 Pengertian Evaluasi ..................................................................................... 57
6.2 Tujuan Dan Manfaat Evaluasi .................................................................... 58
6.3 Jenis-Jenis Evaluasi ..................................................................................... 59
6.4 Ruang Lingkup Evaluasi............................................................................. 59
6.5 Prosedur Evaluasi ........................................................................................ 62
Bab 7 Kepemimpinan
7.1 Pengertian Kepemimpinan ......................................................................... 65
7.2 Gaya Kepemimpinan .................................................................................. 67
7.3 Fungsi Kepemimpinan ................................................................................ 69
7.4 Tipe-Tipe Kepemimpinan........................................................................... 70
1.1 Pendahuluan
Organisasi berasal dari istilah yunani organon dan istilah latin organum yang
berarti alat, bagian, anggota, atau badan. James D. Mooney mengatakan,
“organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama”. Sedangkan menurut Chester I. Barnard organisasi sebagai
suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
(Manullang, 2012).
Kata organisasi mempunyai pengertian umum. Pengertian pertama
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi
perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan
olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian,
sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi di alokasikan dan
ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai
dengan efisien. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang
struktur formal, mengelompokkkan dan mengatur seta membagi tugas-tugas
atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat
dapat di capai dengan efisien (Handoko, 2008).
2 Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan
Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat,
yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan
dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer. Pengorganisasian
dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang
diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
(3) Actuating (Pelaksanaan)
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat
utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
4. Unsur-Unsur Manajemen
Manajemen memiliki unsur-unsur yang saling terkait satu sama lain, yaitu:
a. Manusia (Man)
Manusia merupakan sarana penting dan utama dalam setiap manajemen untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Berbagai kegiatan seperti yang terdapat
dalam fungsi manajemen memerlukan adanya sumber daya manusia untuk
menjalankannya.
b. Uang (Money)
c. Metode (Methode)
Metode sangat penting agar kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Manusia dihadapkan pada berbagai alternatif metode cara dalam menjalankan
pekerjaan sehingga cara yang dilakukannya dapat menjadi sarana atau alat
manajemen untuk mencapai tujuan.
d. Bahan-bahan/Perlengkapan (Material)
Pasar merupakan tempat kita memasarkan produk yang telah diproduksi. Pasar
sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Pasar tersebut berupa masyarakat
(pelanggan) itu sendiri. Tanpa adanya pasar suatu perusahaan akan mengalami
kebangkrutan. Oleh karena itu perusahaan harus memikirkan manajemen pasar
(pemasaran) yang baik, agar distribusi produk dapat berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
g. Informasi (Information)
Informasi sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan, baik informasi apa yang
sedang populer, disukai, dan terjadi di masyarakat. Adanya informasi tersebut
dapat membantu perusahaan dalam menganalisis produk yang akan dan telah
dipasarkan (Arsyad, 2003).
Bab 1 Definisi, Fungsi dan Unsur Manajemen 7
Kegiatan perencanaan dimulai dengan menetapkan apa saja yang ingin dicapai
oleh organisasi, tanpa dasar yang jelas, sumber daya yang ada akan meluas
menyebar dengan menetapkan prioritas dan merinci serta mengkalkulasi
sasaran secara jelas maka organisasi dapat mengarahkan sumber daya yang
lebih efektif dan efisien serta tepat guna dan tepat sasaran.
b. Merumuskan posisi organisasi
Proses pengumpulan data untuk analisis situasi dapat dilakukan dengan cara:
• Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung
kelapangan.
• Membahas langsung masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang dikembangkan bersama tokoh-tokoh formal dan
informal masyarakat setempat.
• Membahas program kesehatan masyarakat dilapangan bersama
petugas lapangan kesehatan, petugas sektor lain, atau bersama dukun
bersalin yang ada diwilayah kerja puskesmas.
10 Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan
Selain dua acara diatas, Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) juga
dapat digunakan untuk menentukan prioritas masalah. Metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas
masalah yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,
keseriusan, dan perkembangan masalah dengan menentukan skala nilai 1 – 5.
Masalah yang memiliki total skor tertinggi merupakan masalah prioritas.
Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut:
• Urgency yaitu seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
• Seriousness yaitu seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah
yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
• Growth yaitu seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalua dibiarkan.
d. Menentukan Tujuan
Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi dan sekaligus staf
yang akan melaksanakan kegiatan atau program tersebut. Dismping itu juga
diuraikan tugas (job description) masing-masing staf pelaksana tersebut.
Bab 1 Definisi, Fungsi dan Unsur Manajemen 13
j. Rencana anggaran
Rencana evalusi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan
untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah
dicapai.
3. Langkah-Langkah Pengorganisasian
tugasnya di bawah tekanan atau paksaan tetapi atas dasar pilihan sadar dengan
penuh tanggung jawab (Zanah dkk, 2016).
Pada dasarnya penggerakan sangat erat kaitannya dengan unsur manusia yang
ada dalam organisasi. Kegiatan organisasi akan sangat ditentukan oleh sejauh
mana unsur manusia dapat mendayagunakan seluruh unsur-unsur lainnya (non
manusiawi) serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan.
Unsur-unsur lain dalam organisasi seperti dana, sarana prasarana, alat, metode,
waktu, dan informasi tidak akan berarti bagi organisasi ketika unsur manusiawi
tidak memiliki semangat untuk memanfaatkannya secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, keberhasilan suatu organisasi akan sangat ditentukan oleh
unsur manusiawi yang terlibat dalam organisasi itu sendiri.
Penggerakan merupakan aktualisasi dari perencanaan dan pengorganisasian
secara kongkrit. Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan mencapai
tujuan yang ditetapkan tanpa adanya aktualisasi dalam bentuk kegiatan.
Singkatnya actuating mencakup kegiatan yang dilakukan seorang yang
ditetapkan manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang telah di
tetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan
dapat tercapai (Terry, 1993). Menggerakkan (Actuating) berhubungan erat
dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya merupakan pusat aktivitas-
aktivitas manajemen. Arti penting sumber daya manusia bagi suatu perusahaan
terletak pada kemampuan untuk bereaksi secara sukarela dan secara positif
melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan (Terry, 1979: 311).
tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan lingkungan. Hasil
monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan
kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/ atau
penyesuaian. Pengertian inilah yang dilmaksud sebagai pengendalian,
sehingga sering pengendalian tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit
dibedakan dengan monitoring itu sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah
sebuah kesatuan kegiatan, yang sering juga disebut sebagai on-going
evaluation atau former evaluation (Wekadigunawan, 2020).
Deniston menyebutkan bahwa hal-hal yang dapat dinilai dari suatu program
kesehatan dibedakan menjadi 4 macam, yakni:
a. Kelayakan program : Penilaian dilakukan disini ialah terhadap
program secara keseluruhan. Program dinilai layak (appropriateness)
jika program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
b. Kecukupan program : Sama halnya dengan kelayakan, maka
penilaian yang dilakukan disini adalah juga terhadap program secara
keseluruhan. Suatu program dinilai cukup (adequancy) jika program
tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Efektivitas program : Penilaian juga dilakukan terhadap program
secara keseluruhan Suatu program dinilai efektif (effectiveness) jika
program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
d. Efisiensi : Sama halnya dengan efektivitas, maka penilaian juga
dilakukan terhadap program secara keseluruhan. Suatu program
dinilai efisien (efficiency) jika program tersebut dilaksanakan dengan
hasil yang dapat menyelesaikan masalah dan juga pada waktu
pelaksanaannya tidak memerlakukan sumber daya yang besar.
2. George James
Sama halnya dengan Demiston, maka George James juga membedakan ruang
lingkup penilaian suatu program kesehatan atas empat macam. Dua ruang
lingkup penilaian adalah sama, sedangkan dua lainnya berbeda.
22 Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan
Monitoring dan Evaluasi (ME) adalah dua kata yang memiliki aspek kegiatan
yang berbeda yaitu kata Monitoring dan Evaluasi. Monitoring merupakan
kegiatan untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan dengan
baik sebagaiman mestinya sesuai dengan yang direncanakan, adakah hambatan
yang terjadi dan bagaiman para pelaksana program itu mengatasi hambatan
tersebut. Monitoring terhadap sebuah hasil perencanaan yang sedang
berlangsung menjadi alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses
implementasi (Asep, 2010 dalam Arifin et al., 2016).
Monitoring lebih menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan.
Monitoring juga lebih ditekankan untuk tujuan supervisi. Proses dasar dalam
monitoring ini meliputi tiga tahap yaitu: (1) menetapkan standar pelaksanaan;
(2) pengukuran pelaksanaan; (3) menentukan kesenjangan (deviasi) antara
pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Menurut Dunn (1981), monitoring mempunya empat fungsi, yaitu (Dunn,
2003):
1. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan
administrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan
prosedur yang telah ditetapkan.
2. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan
layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu bagi pihak tertentu
(target) telah mencapai mereka.
3. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang
membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat
sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu
tertentu.
4. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang
membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan
mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok.
Evaluasi sebagai kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan monitoring
memiliki fungsi sebagai berikut (Rifai, 1986):
1. Evaluasi sebagai pengukur kemajuan.
2. Evaluasi sebagai alat perencanaan.
3. Evaluasi sebagai alat perbaikan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi
standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan evaluasi, yaitu
mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai.
Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti dan hasilnya menjadi
laporan tentang program.
2. Observasi
Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat dibakukan, sehingga dapat dibuat
pelaksanaan tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat analisis tugas dalam
penyusunan standar operasional prosedur yaitu membuat penggolongan
pekerjaan yang direncanakan dan dilaksanakan serta menetapkan hubungan
kerja dengan sistematis (Pramono, 2017).
Bab 2 Analisis Tugas 33
Tugas yang lebih rumit biasanya memerlukan berbagai langkah berbeda. Hal
ini dapat mempersulit karyawan untuk mengingat semua langkah yang harus
mereka lakukan untuk menyelesaikan suatu proses. Analisis tugas memecah
prosedur yang paling rumit menjadi komponen yang paling dasar.
2. Mengurangi kesalahan di tempat kerja.
Jika HRD menemukan bahwa tugas tertentu sudah usang atau tidak berfungsi
untuk membantu perusahaan, maka HRD bisa mengubah dan menambahkan
atau mengatur ulang proses/tugas dari pekerjaan tersebut agar lebih sesuai
dengan tujuan serta visi misi perusahaan.
5. Membantu mengembangkan tugas yang mungkin lebih produktif.
Jika terdapat sebuah tugas yang tidak memenuhi harapan, analisis tugas dapat
membantu HRD mengembangkan proses baru yang dapat meningkatkan
produktivitas. Contoh dari metode pengembangan tugas adalah job enrichment
34 Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan
Teknik ini dilakukan dengan cara memisahkan tugas ke dalam urutan sub
tugas yang bertujuan untuk menjelaskan aksi yang dilakukan manusia,
menjelaskan secara terstruktur tugas-tugas di dalam hirarki sub tugas dan
urutan sub tugas.
2. Analisis berbasis pengetahuan.
Dimulai dengan mendaftar semua objek dan aksi yang terlibat dalam tugas dan
kemudian membangun taksonominya, mirip seperti apa yang dilakukan pada
bidang biologi: hewan termasuk dalam invertebrata dan vertebrata, hewan
vertebrata adalah ikan, burung, reptil, amphibi, atau mamalia, dan seterusnya
Tujuannya untuk memahami knowledge yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas.
3. Teknik berbasis relasi entitas.
Teknik berbasis relasi entitas biasanya berasosiasi dengan bsis data pada model
database entitas, mewakili sistem contoh tabel dan atribut pada analisis tugas,
menekankan pada objek, aksi dan hubungannya di antaranya, mirip dengan
analisis berbasis objek tetapi mengikutsertakan entitas non-komputer dan
penekanan pada pemahaman domain, bukan implementasi.
Bab 2 Analisis Tugas 35
Analisa tugas berkaitan dengan sistem dan prosedur yang telah ada, dan alat
utama yang digunakan adalah observasi dalam berbagai format. Salah satu
tujuan analisis tugas adalah membantu pembuatan materi pelatihan dan
dokumentasi lainnya. Pada saat dibutuhkan sistem baru, analisis tugas
memberikan kontribusi pada proses identifikasi kebutuhan sistem. Dalam hal
ini, analisis tugas memperjelas dan mengorganisasikan pengetahuan mengenai
keadaan saat ini. Dikaitkan dengan proses perancangan, analisis tugas
termasuk dalam tahap awal pengidentifikasian kebutuhan, sedangkan model
kognitif umumnya digunakan pada saat-saat akhir selama evaluasi (Anisya,
2014).
36 Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan
Bab 3
Motivasi
Selain itu ada 3 motivasi yang paling menentukan tingkah laku manusia,
terutama berhubungan dengan situasi pegawai serta gaya hidup, yaitu :
1. Achievement Motivation, motif yang mendorong serta menggerakkan
seseorang untuk berprestasi dengan selalu menunjukkan peningkatan
kearah standard exelence.
2. Affiliation motivation, motif yang menyebabkan seseorang
mempunyai keinginan untuk berada bersama-sama dengan orang lain,
mempunyai hubungan afeksi yang hangat dengan orang lain, atau
selalu bergabung dengan kelompok bersama – sama orang lain.
3. Power motivation, motif yang mendorong seseorang untuk
bertingkah laku sedemikian rupa sehingga mampu memberi pengaruh
kepada orang lain (Sulistyani & Rosidah, 2003).
dorongan untuk menghasilkan suatu target sesuai yang telah mereka tetapkan
(Arep & Tanjung, 2004).
Pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan represif, alat
yang dipakai untuk pengawasan adalah perencanaan dan budget.
2. Objek
Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasan interen dan eksteren.
Bab 4 Pengawasan 49
Penetapan standar adalah sia-sia apabila tidak disertai berbagai cara untuk
mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam
pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara
tepat.
3. Tahap 3: Penentuan Pelaksanaan Kegiatan
sesuai dengan tujuan program. Rincian tentang variabel yang dimonitor harus
jelas dulu, serta pasti dulu batasannya dan definisinya. “Variabel adalah
karakteristik dari seseorang, suatu peristiwa atau obyek yang bisa dinyatakan
dengan data numerik yang berbeda-beda.” (William N Dunn: 2000).
2. Tahap Pelaksanaan
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi
standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan evaluasi, yaitu
mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai.
Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti dan hasilnya menjadi
laporan tentang program.
Bab 6
Evaluasi
Apakah program tersebut dibuat berdasarkan visi, misi dan tujuan suatu
lembaga, atau program tersebut disusun berdasarkan anggaran yang tersedia?
Apakah tujuan program tersebut? Apakah tujuan program tersebut? Apakah
tujuan dirumuskan secara jelas dan spesifik atau tidak jelas? Apakah tujuan
program sesuai dengan kebutuhan lapangan?
2. Evaluasi masukan (input)
diri dalam mencapai sasaran program maupun bagi pengguna lainnya dalam
menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran. Evaluasi
produk atau output terkait dengan evaluasi terhadap hasil yang dicapai dari
suatu program. Evaluasi output digunakan untuk menjawab beberapa
pertanyaan sebagai berikut, seberapa jauh tujuan program telah tercapai?
Program apakah yang tercapai dengan hasil yang tinggi dan rendah?
Bagaimana tingkat kepuasan orang-orang yang dikenai sasaran pelaksanaan
program? Apakah program tercapai tepat waktu? Apakah dampak positif dan
negatif dari program tersebut? Apakah program perlu dilanjutkan, dilajutkan
dengan revisi atau tidak dilanjutkan?
Menurut Departemen Pertanian (1990) mengemukakan jenis evaluasi untuk
mengevaluasi suatu program, yaitu:
1. Evaluasi Input
Evaluasi efek adalah penilaian terhadap hasil yang di peroleh dari penggunaan
Output-Output program. Sebagai contoh adalah efek yang dihasilkan dari
perubahan perilaku peserta suatu penyuluhan. Efek biasanya sudah mulai
muncul pada waktu pelaksanaan program namun efek penuhnya baru tampak
setelah program selesai.
4. Evaluasi Impact (Dampak)
Evaluasi Impact adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari efek
proyek yang merupakan kenyataan sesungguhnya yang dihasilkan oleh proyek
pada tingkat yang lebih luas dan menjadikan proyek jangka panjang. Evaluasi
dapat dipergunakan dengan penggunaan penilaian yang kualitatif.
Dalam dunia bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi, mengacu pada program
kerja perusahaan. Dalam program kerja perusahaan banyak terdapat aspek-
aspek yang dapat dan perlu dievaluasi. Tetapi biasanya yang di prioritaskan
untuk dievaluasi adalah hal-hal yang menjadi key-succeess factornya.
2. Merancang (desain) kegiatan evalusi.
3. Pengumpulan data.
Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh karena itu,
hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil
keputusan dalam rangka mengatasi masalah manajemen baik di tingkat strategi
maupun di tingkat implementasi strategi.
64 Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan
Bab 7
Kepemimpinan
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah pemimpin sebagai komunikasi pihak
yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan
yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi
orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2. Fungsi Konsultasi
4. Fungsi Delegasi
Otokrat berasal dari perkataan "utus" (sendiri) dan "kratos" (kekuasaan) jadi
otokrat berarti penguasaan obsolut. Kepemimpinan otoritas berdasarkan diri
pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi (Siagian, 2007).
Bab 7 Kepemimpinan 71
3. Tipe Kharismatik
Tipe pemimpin kharismatik ini memiliki kekuatan energi daya tarik yang bisa
untuk memengaruhi orang lain. Sehingga ia mempunyai pengikut yang besar
jumlahnya (Kartono, 2010). Seorang pemimpin yang kharismatik adalah
seorang pemimpin yang di kagumi oleh orang banyak pengikut tersebut tidak
selalu menjelaskan secara kongkrit mengapa tipe pemimpin yang kharismatik
sangat dikagumi. Orang cenderung mengatakan bahwa orang-orang tertentu
yang memiliki "kekuatan ajaib" dan menjadikan orang-orang tertentu di
pandang sebagai pemimpin kharismatik. Dalam anggota organisasi atau
instansi yang di pimpin oleh orang kharismatik, tidak mempersoalkan nilai-
nilai yang dianut, sikap perilaku dan gaya yang digunakan oleh pemimpin
yang kharismatik mengunakan otokratik para bawahan tetap mengikuti dan
tetap setia pada seorang pemimpin yang kharismatik.
4. Tipe Kepemimpinan Demokratis
5. Tipe Militeristis
Ahli Gizi (SPAG), yang kemudian menjadi Akademi Gizi Kendari. Pada tahun
2003 hingga sekarang menjadi dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Kendari,
dengan mata kuliah yang diampu yakni Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Epidemiologi Gizi, Surveilans Gizi dan Manajemen Gizi.