Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR III : MATA KULIAH

AKUNTANSI BIAYA

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya (Cost Accounting)


Kode Mata Kuliah / SKS : 111 EA3 / 3 SKS
Semester : Awal
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah Prasyarat : Pengantar Akuntansi I
Dosen Penanggung Jawab : Dr. Asri Usman, SE., M.Si., Ak., CA
Tim Dosen : 1. Dr. Aini Indrajawaty, S.E., M.Si., Ak., CA
2. Dr. Kartini, S.E., M.Si., Ak., CA
3. Drs. Ishak Amsari, M.Si., Ak., CA
4. Dr. Syamsuddin, S.E., M.Si., Ak., CA
5. Dra.Nurleni, S.E., M.Si., Ak., CA
1. Mahasiswa mampu memahami konsep biaya dan
menghitungbiaya produksi suatu produk.

2. Mahasiswa mampu berdiskusi berkelompok dan


Sasaran Belajar/Learning
: menyatakan pendapat mengenai tema akuntansi biaya
outcome
3. Mahasiswa mampu menggunakan teknologi untuk
menganalisis persoalan dalam akuntansi biaya

Mata kuliah ini dirancang memberikan pemahaman kepada


mahasiswa tentang cara perhitungan harga pokok produk
yang ditentukan sebelum produk dihasilkan maupun setelah
produk selesai diproduksi dan cara memperlakukan varians
Deskripsi Mata Kuliah (variance) perhitungan tersebut.
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib jurusan
akuntansi dan manajemen. Setiap mahasiswa yang
memerogramkan mata kuliah ini terlebih dahulu harus
melulusi mata kuliah Pengantar Akuntansi I.

I. PENDAHULUAN
a. Garis Besar Materi Pokok Bahasan III

1
Pokok bahasan materi ke tiga ini terkait dengan Sistem Pengumpulan Harga
Pokok Produk, Laporan ekstern dan Laporan intern
Sasaran Pembelajaran/Learning objective
Mahasiswa mampu :
1. Membedakan antara perusahaan dagang dan perusahaan industri.
2. Membedakan dua jenis dasar sistem pengumpulan biaya.
3. Membedakan dua sistem pengumpulan biaya produksi.
4. Membedakan biaya aktual, biaya normal (predetermind), dan biaya
standar.
5. Mengetahui manfaat dari pembuatan laporan keuangan internal dan
laporan keuangan eksternal.
b. Perilaku Awal/Entry behavior
Mahasiswa mampu:
1. Menguraikan ruang lingkup akuntansi biaya dan manajemen
2. Menjelaskan klasifikasi biaya dan manfaatnya.
c. Manfaat Pokok Bahasan
Setelah mahasiswa mengikuti dan memahami materi bahasan ini maka mampu:
1. Membedakan antara perusahaan dagang dan perusahaan industri
2. Membedakan dua jenis dasar system pengumpulan biaya.
3. Membedakan dua system pengumpulan biaya produksi.
4. Membedakan biaya actual, biaya normal dan biaya standar
5. Mengetahui manfaat dari pembuatan laporan keuangan internal dan
laporan keuangan eksternal.
d. Urutan Pembahasan
Pertemuan III secara berurutan akan meliputi:
1. Karakteristik perusahaan dagang dan perusahaan industri.
2. Sistem Pengumpulan Biaya.

3. Sistem Periodik dan Sistem Perpetual.


4. Biaya Aktual, Biaya Normal, dan Biaya Standar.
5. Laporan keuangan internal dan eksternal
e. Petunjuk Belajar/instructional orientation

2
Pada materi bahasan ke tiga pada mata kuliah ini adalah mahasiswa
diharapkan memahami tentang perbedaan antara perusahaan dagang dan industri.
Selanjutnya mahasiswa dapat menjelaskan system pengumpulan harga pokok
produk, system periodic dan system perpetual, biaya actual, biaya Normal dan
biaya standar serta dapat membuat laporan keuangan internal dan eksternal.

II. PENYAJIAN MATERI BAHASAN


Uraian materi bahasan
a. Pembahasan
Dalam perusahaan pabrik kecil dan menengah mungkin terdapat ribuan daftar
permintaan, pesanan pembelian, laporan penerimaan, aktur penjualan, voucher,
cek, saham yang beredar, dan dokumen lain yang sejenis setiap bulannya. Pada
perusahaan pabrik yang besar mungkin terdapat sampai puluhan ribu untuk
masing-masing dokumen untuk setiap bulan. Jadi sistem akumulasi biaya yang
jelas diperlukan untuk menangani dan mengendalikan banyaknya pekerjaan
administrasi.
SISTEM PENGUMPULAN BIAYA
Akumulasi dan klasifikasi data biaya secara rutin sangat penting and
merupakan gugus tugas yang memakan banyak waktu. Akumulasi biaya adalah
pengumpulan data biaya yang terorganisis melalui serangkaian prosedur atau
sistem. Angka yang menunjukkan total biaya produksi memberikan sedikit
informasi yang bermanfaat mengenai operasional perusahaan, karena volume
produksi (dan juga biaya) berbeda-beda dari periode ke periode. Biaya per unit
dapat dihitung dengan mudah dengan membagi total biaya barang yang
diproduksi dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya per unit ditetapkan dengan
menggunakan satuan yang sama untuk unit output, seperti biaya per ton, per liter,
per meter persegi, per perakitan dan seterusnya.
Biaya per unit juga memudahkan penilaian harga pokok barang yang dijual
dan persediaan yang tersisa. Misalnya dengan asumsi bahwa 5.000 unit telah
diproduksi dengan total biaya sebesar R 8.000.000 atau Rp. 1.600,- per unit (Rp.
8.000.000 / 5.000). Jika 3.500 unit yang terjual, persediaan yang tersisa terdiri dari
1.500 unit.

3
SISTEM PERIODIK DAN SISTEM PERPETUAL
Akumulasi biaya yang tepat memberikan manajemen sebuah dasar untuk
meramalkan pengaruh ekonomi terhadap keputusannya. Data biaya
diakumulasikan dengan salah satu sistem pengumpulan biaya periodik atau terus
menerus.
Sistem Periodik
Sistem akumulasi biaya secara periodic memberikan informasi biaya yang
hanya terbatas selama satu periode dan memerlukan penyesuaian setiap tiga bulan
atau setiap akhir tahun untuk mendapatkan harga pokok barang yang diproduksi.
Penghitungan fisik persediaan secara periodic dilakukan untuk menyesuaikan
perkiraan persediaan untuk mendapatkan harga pokok barang diproduksi. Sistem
akumulasi biaya secara periodik bukan merupakan sistem akumulasi biaya yang
lengkap karena harga pokok barang dalam proses dan harga pokok barang jadi
hany dapat ditentukan setelah penghitungan fisik terhadap persediaan dilakukan.
Karena keterbatasan ini maka akumulasi biaya periodik biasanya digunakan oleh
perusahaan pabrik yang kecil.
Aliran biaya sistem akumulasi biaya periodik :
Biaya Buruh Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan
Tak langsung Biaya buruh tak langsung Tak langsung
Langsung Biaya bahan tak langsung Langsung
Biaya overhead pabrik lain-lain

Buruh Langsung Total Overhead Pabrik Bahan Langsung

HARGA POKOK BARANG YANG DIMASUKKAN KE PRODUKSI

(+) persediaan awal barang dalam proses


(=) harga pokok barang dalam proses selama satu periode
(–) persediaan akhir barang dalam proses
(=) harga pokok barang yang diproduksi
(+) persediaan awal barang jadi
(=) harga pokok barang yang tersedia untuk dijual
(–) persediaan akhir barang jadi

4
(=) harga pokok barang yang dijual
(+) biaya penjualan, umum dan administrasi
(=) total biaya operasi

Untuk menentukan harga pokok barang yang diproduksi, harga pokok


persediaan akhir barang dalam proses dikurangkan dari harga pokok barang dalam
proses selama satu periode. Harga pokok barang yang diproduksi, ditambah
persediaan awal barang jadi adalah sama dengan harga pokok barang yang
tersedia untuk dijual. Bila persediaan akhir barang jadi dikurangkan dari angka ini
(persediaan yang tersedia untuk dijual), akan kita dapat harga pokok barang yang
dijual. Contoh:
Biaya bahan:
Langsung··································· Rp. 60.000.000
Tak langsung ······························· 20.000.000 Rp.
80.000.000
Biaya Buruh:
Langsung··································· Rp. 18.000.000
Tak langsung ······························· 17.000.000 Rp.
35.000.000
Biaya Overhead pabrik lain-lain:
Pemanas dan tenaga (heat and power)························ Rp.
30.000.000
Biaya penjualan, umum dan administrasi ··················· Rp.
10.000.000
Persediaan Awal:
Barang dalam proses ··········································· Rp.
2.000.000
Barang jadi ························································
15.000.000
Persedian Akhir:
Barang dalam proses ··········································· Rp.
8.000.000

5
Barang jadi ·······················································
20.000.000·························································Harga Pokok
Barang Yang Dimasukkan ke Produksi
= Upah Langsung + Total BOP + Bahan Langsung
= Rp. 18.000.000 + (17.000.000 + 20.000.000 + 30.000.000) +
60.000.000
= Rp. 18.000.000 + 67.000.000 + 60.000.000
= Rp. 145.000.000
(+) persediaan awal barang dalam proses Rp. 2.000.000
(=) harga pokok barang dalam proses selama satu periode
147.000.000
(–) persediaan akhir barang dalam proses 8.000.000
(=) harga pokok barang yang diproduksi Rp.139.000.000
(+) persediaan awal barang jadi 15.000.000
(=) harga pokok barang yang tersedia untuk dijual Rp.154.000.000
(–) persediaan akhir barang jadi 20.000.000
(=) harga pokok barang yang dijual Rp.134.000.000
(+) biaya penjualan, umum dan administrasi 10.000.000
(=) total biaya operasi Rp. 144.000.000

Sistem Perpetual
Sistem akumulasi biaya terus menerus (perpetual) adalah cara untuk
mengakumulasikan data biaya melalui perkiraan barang dalam proses, yang
memberikan informasi secara terus menerus tentang barang dalam proses, barang
jadi, dan harga pokok barang yang diproduksi. Sistem biaya yang demikian
biasanya sangat ektensif dan digunakan oleh perusahaan pabrik tingkat menengah
dan besar.
Dalam sistem akumulasi biaya terus menerus, biaya bahan langsung, biaya
buruh langsung, dan biaya overhead pabrik pertama kali harus melalui barang
dalam proses untuk mencapai barang jadi. Total biaya yang ditransfer dari barang
dalam proses ke barang jadi adalah sama dengan harga pokok barang yang
diproduksi. Persediaan akhir barang dalam proses adalah saldo yang belum selesai
pada akhir periode. Karena barang yang dijual, harga pokok barang yang dijual

6
ditransfer dari rekening barang jadi ke rekning harga pokok barang yang dijual.
Persediaan akhir barang jadi adalah saldo yang ada pada akhir periode. Total
biaya operasi adalah sama dengan harga pokok barang yang dijual ditambah biaya
penjualan, umum dan administrasi.
Perlu diperhatikan bahwa dalam sistem akumulasi biaya terus menerus,
informasi mengenai barg dalam proses, barang jadi, harga pokok barang yang
diproduksi, dan harga pokok barang yang dijual tersedia terus menerus, kalau
dalam sistem akumulasi biaya periodik hanya pada akhir periode.

BIAYA AKTUAL, BIAYA NORMAL, DAN BIAYA STANDAR


Semua sistem akumulasi biaya mengakumulasikan data biaya sesungguhnya,
beberapa juga mencatat biaya standar. Penetapan biaya standar meliputi
penentuan standard dan estimasi output sebelum mulai produksi. Perbedaan antara
biaya sesungguhnya dan biaya standar tampak dalam perkiraan varians, yang
digunakan oleh manajemen sebagai alat untuk membantu perencanaan dan
pengendalian. Varians adalah perbedaan yang timbul bila hasil sesungguhnya
tidak sama dengan standard, yang disebabkan oleh factor ekstern dan factor intern.
Sistem akumulasi biaya periodik biasanya hanya menggunakan biaya yang
sesunggunya, sedangkan sistem akumulasi biaya terus menerus mungkin
mengakumulasikan biaya sesungguhnya dan juga biaya standar.

b. Pembahasan
Setelah pemaparan materi bahasan tersebut di atas mahasiswa diberi
kesempatan bertanya atau membentuk kelompok diskusi atau kegiatan brain
storming dengan tetap berada dalam kendali atau pengawasan fasilitator untuk
tetap berfungsinya expert jugments sebagai nara sumber dari sudut pandang
kecakapan dan filosofi keilmuan terkait.

c. Penelitian

7
Fasilitator dapat menguraikan beberapa penelitian yang telah, sedang atau
prospective untuk dilaksanakan sesuai dengan beberapa materi atau issu sebagai
mana telah diuraikan pada materi bahasan pertama tersebut. Ada beberapa
penelitian yang terkait dengan materi ini diantaranya “Analisis Perhitungan biaya
produksi” dan masih banyak lainnya yang dapat diakses diinternet.

d. Penerapan
Fasilitator menguraikan mengenai penerapan akuntansi biaya pada
beberapa perusahaan termasuk dalam kegiatan mandiri sumber daya jurusan.
Mahasiswa dapat pula menguraikan issu atau hal terkait lainnya. Akuntansi biaya
juga dimaksudkan untuk menentukan harga pokok produksi dan pengendalian
biaya produksi. Di samping itu, akuntansi biaya juga berfungsi menyusun dan
menaksirkan data biaya baik biaya sebenarnya maupun biaya-biaya yang ditaksir,
yang akan digunakan oleh pimpinan perusahaan mengontrol operasi-operasi
sekarang maupun merencanakan operasi-operasi yang akan datang.

e. Latihan
Mahasiswa didalam kelas mengerjakan beberapa nomor soal atau latihan
Materi 3.
Soal Latihan

Informasi catatan akuntansi Blue Leather Company th 2009 sbb:

Persediaan bahan baku, 1 Januari $ 180.000


Persediaan bahan baku, 31 Desember 120.000
Tenaga kerja langsung 300.000
Pemeliharaan pabrik 174.000
Persediaan barang dalamp roses, 1 Januari 360.000
Persediaan barang dalam proses, 31 Desember 200.000
Persediaan barang jadi, 1 Januari 520.000
Persediaan barang jadi, 31 Desember 420.000
Beban administrasi 540.000
Perlengkapan pabrik 30.000
Depresiasi pabrik 324.000
Penjualan 5.000.000
Utilitas pabrik 72.000
Pembelian bahan baku 1.500.000
Asuransi pabrik 80.000

8
Tenaga kerja tidak langsung 600.000
Beban penjualan 280.000

Diminta:
1. Hitunglah harga pokok produksi Blue Leather Company!
2. Hitung pula harga pokok penjualan
3. Susunlah laporan laba rugi tahun 2009

f. TugasMandiri
Para peserta mata kuliah diharapkan mencari contoh perusahaan dagang
dan perusahaan industry dan menjelaskan perbedaanya serta membedakan dua
jenis system pengumpulan harga pokok peroduksi..

III.PENUTUP
a. Rangkuman
Untuk menghitung harga pokok produk para peserta mata kuliah harus
terlebih dahulu mengetahui konsep biaya dan perilaku biaya sehingga dalam
menghitung dua jenis system pengumpulan harga pokok produk dapat dengan
mudah dipahami. Fasilitator merangkum materi kuliah ini dengan memberikan
esensi dari materi bahasan dan keterhubungannya dengan materi bahasan
sebelumnya dan berikutnya.

b. Test formatif
Fasilitator memberikan tes formatif untuk mengetahui tingkat penguasaan
pengetahuan yang diperoleh mahasiswa pada materi bahasan ini dengan
memberikan pertanyaan antara lain sebagai berikut:
a. Perbedaan perusahaan dagang dan perusahaan industri
b. Membedakan dua jenis system perhitungan harga pokok produk
c. Menjelaskan manfaat dari pembuatan laporan keuangan internal dan
eksternal
c. Umpanbalik

9
Mahasiswa dapat mengajukan hal tentang kondisi yang di alami dan
diharapkannya untuk memahami materi bahasan terkait.

DAFTAR PUSTAKA
1. Carter W. K, 2006. Akuntansi Biaya, Edisi keempat belas Terjemahan, Krista
2009. Salemba Empat.
2. Cashin James Polimeni 1981. Cost Accounting. Mc Graw – Hill Book
Company.
3. RA Supriyono, 1999. Akuntansi Biaya ‘Pengumpulan biaya dan penentuan
harga pokok. Yokyakarta BPFE Edisi 2 Cetakan XII.

10

Anda mungkin juga menyukai