Anda di halaman 1dari 15

PEMBAHASAN

AUDIT ATAS INVESTASI

1.1 DESKRIPSI INVESTASI


Investasi merupakan penanaman uang di luar perusahaan, yang dapat
berupa surat berharga atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung
dalam kegiatan produktif perusahaan. Menurut tujuannya investasi dapat dibagi
menjadi dua kelompok :
a. Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment)
Secara umum investasi jangka pendek diartikan sebagai investasi
sementara dalam surat-surat berharga yang mudah diperjual belikan
dengan uang atau kas yang menganggur dengan tujuan untuk mendapatkan
tambahan aliran kas masuk (Capital Gains). Investasi jangka pendek bisa
dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga
yaitu saham dan obligasi. Pencatatan investasi jangka pendek berdasarkan
nilai perolehannya yaitu harga pembelian ditambah biaya yang
dikeluarkan pada saat pembelian. Di dalam neraca investasi jangka pendek
termasuk dalam kelompok asset lancar. Adapun karakteristik investasi
jangka pendek adalah :
 Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan.
 Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya
pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas.
 Berisiko rendah (pembelian surat-surat berharga yang berisiko tinggi bagi
pemerintah karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat berharga
tidak termasuk dalam investasi jangka pendek).
 Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan lain.
b. Investasi Jangka Panjang (Long-term Investment)
penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada perusahaan lain
dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk
menguasai atau mengendalikan perusahaan. Tujuan pokok investasi dalam
surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapatan bunga atau

1
deviden dalam jangka waktu panjang, untuk membentuk dana khusus, atau
untuk mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan saham. Investasi
jangka panjang dapat berupa surat berharga (seperti saham, obligasi, surat
berharga lainnya) aktiva lain-lain, seperti pembelian tanah dengan rencana
penggunaan dimasa yang akan datang.
Adapun rekening-rekening yang digunakan dalam pencatatan transaksi invetasi
adalah :
 Surat berharga saham
 Surat berharga obligasi
 Investasi pada saham
 Investasi pada obligasi
 Pendapatan bunga
 Pendapatan deviden
 Laba dari investasi
 Laba penjualan investasi

1.2 PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN INVESTASI


a. Lingkungan Pengendalian
Titik tolak pemahaman SPI siklus investasi adalah pemahaman lingkup
pengendalian atas siklus investasi. Lingkungan pengendalian sangat
penting mewujudkan SPI siklus investasi yang baik.
b. Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan
pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan resiko yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) di Indonesia.
c. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Penerapan sistem akuntansi sangat mendasar. Perusahaan biasanya
memakai buku pembantu investasi yang terpisah untuk setiap jenis surat
berharga. Dalam kaitannya dengan informasi dan komunikasi ini dalam

2
siklus investasi, sistem informasi mencakup metode dan catatan yang
digunakan untuk :
 Mengidentifikasikan dan mencatat semua transaksi dalam siklus
investasi secara sah.
 Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi dalam siklus investasi yang
cukup rinci dan memungkinkan adanya penggolongan masing-masing
transaksi itu untuk pelaporan keuangan.
 Mengukur nilai transaksi dari siklus investasi dengan tepat.
 Menyajikan transaksi dari siklus investasi dengan semestinya dan
pengungkapan yang berkaitan dalam laporan keuangan.
d. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi dalam
siklus investasi dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan
prosedur yang berkaitan dengan:
 Riview Kinerja
 Pengolahan informasi
 Pengendalian fisik
 Pemisahan tugas
1.2.1 Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi :
 Sertifikat Saham
 Sertifikat Obligasi
 Buku Jurnal
 Buku Pembantu
1.2.2 Fungsi yang terkait meliputi :
 Pembelian surat berharga
 Penerimaan pendapatan periodik
 Penjualan surat berharga
 Pencatatan transaksi
 Penyimpanan surat berharga
 Penjaga ketetapan buku pembantu investasi

3
1.3 PROSEDUR AUDIT INVESTASI
Dikerjakan
No Prosedur Audit Investasi
oleh : Paraf
1. 1 Siapkan skedul utama investasi ..................
2. 2 Lakukan konfirmasi atas investasi yang dipegang oleh
pihak lain, apabila digunakan sebagai jaminan oleh ..................
pihak bank atau dikuasai oleh pihak broker/pialang
3. 3 Minta catatan kurs market price pada tanggal neraca
..................
untuk saham dan dibandingkan dengan at cost
4. 4 Periksa transaksi mutasi penambahan dan pengurangan
dengan melihat bukti pembelian dan penjualan, apakah ..................
telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang
5. 5 Lakukan verifikasi atas deviden tunai / saham ..................
6. 6 Lakukan pengecekan pencatatan investasi apakah sesuai
dengan ketetapan standar akuntansi yang berlaku umum.
Accounting Method Kepemilikan saham
..................
Cost method <20% PSAK.55
Equity method 20%-50% PSAK.15
Consolidation >50% PSAK.65
7. 7 Minta bukti fotocopy akta notaris atas investasi pada
..................
perusahaan asosiasi anak perusahaan.
8. 8 Lakukan verifikasi harga perolehan dari investasi pada
..................
perusahaan asosiasi dengan perhatikan kepemilikannya.
9. 9 Lakukan audit terhadap perusahaan asosiasi yang
dilakukan investasi atau minta laporan keuangan yang
..................
telah diaudit oleh akuntan lain untuk keperluan
penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
10. 10 Yakinkan bahwa peraturan perpajakan yang berlaku
..................
telah ditaati.

4
1.3.1 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT ATAS INVESTASI
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. 1. Apakah surat berharga disimpan dengan aman untuk
..................
mencegah kehilangan atau penyalahgunaan ?
2. 2. Apakah surat berharga milik pihak ketiga yang diterima
sebagai jaminan atau untuk kepentingannya disimpan ..................
secara terpisah dan aman ?
3. 3. Apakah pembelian dan penjualan surat berharga harus
..................
diotorisasi oleh DK yang ditunjuk oleh DK ?
4. 4. Bila surat berharga digadaikan :
a. Apakah disetujui oleh DK ? ..................
b. Diidentifikasikan dalam catatan ?
5. 5. Apakah surat berharga yang dimiliki adalah atas nama
..................
perusahaan ?
6. 6. Bila terjawab “tidak”, maka :
a. Apakah ditandatangani atas nama perusahaan ? ..................
b. Dilengkapi dengan surat kuasa penuh ?
7. 7. Bila terdapat kupon obligasi, apakah kupon yang belum
..................
jatuh tempo tetap terlampir pada surat obligasi ?
8. 8. Apakah bagian akuntansi mencatat perincian surat-surat
berharga yang dimiliki dan surat berharga milik pihak ..................
ketiga yang disimpan perusahaan ?
9. 9. Apakah dibedakan penilaiaan surat berharga jangka
..................
pendek dan jangka panjang ?
10. 10. Jika terjawab “Ya”, maka jelaskan :
a. Surat berharga yang dapat dipasarkan berdasarkan
metode LCM ? ..................
b. Investasi jangka panjang berdasarkan metode dan
metode ekuitas ?

5
1.4 PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN
INVESTASI DI NERACA.
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap investasi perlu
diketahui lebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian
investasi di neraca berikut ini:
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan
investasi tersebut. Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek
disajikan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Jika jumlahnya material ini
disajikan terpisah dengan judul “ investasi” jika jumlahnya kecil, investasi
jangka panjang ini disajikan dengan judul “ aktiva lain-lain”. Investasi
yang tujuannya untuk menyediakan modal kerja, disajikan di neraca dalam
kelompok aktiva lancar yang berjudul “ surat berharga”.
2. Investasi jangka panjang nilainya di neraca dengan salah satu dari dua cara
berikut ini:
a. Pada kosnya, dengan mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda
kurung
b. Pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau kos (lower
of cost or market). Nilai yang lebih tinggi harus dicantumkan di dalam
tanda kurung.
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar
tidak harus disajikan di dalam tanda kurung seperti halnya dengan
investasi jangka pendek. Jika nilai pasar investasi jangka panjang tersebut
turun dalam jangka waktu material, dan diperkirakan penurunan nilai
tersebut harus dibebankan sebagai kerugian dalam tahun yang
bersangkutan.
4. Harus dicantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka
pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan uang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsilidated companies
harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus
dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara
perusahaan-perusahaan tersebut.

6
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali
sebagai treasury bond, treasury stock,atau disimpan dalam dana khusus
sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan perusahaan,
penghasilan yang timbul dari pemilikan investasi tersebut harus
digolongkan dalam “ penghasilan di luar usaha”.
8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan dividen jumlahnya material,
keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan laba-rugi
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang
material jumlahnya, harus disajikan secara terpisah dalam laporan laba
rugi dalam kelompok “ penghasilan di luar usaha”. Angka yang disajikan
adalah jumlah laba atau rugi setelah dikurangi pajak.
10. Laba atau rugi timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum
direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus
dieliminasi jika investasi dicatat dengan equity method.
11. Laba atau rugi muncul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham
yang dikeluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak boleh diperhitungkan
dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi ini
diperlakukan sebagai tambahan atan pengurangan unsur modal.

1.5 TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI


Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan investasi.
2. Membuktikan bahwa saldo akuntansi menceritakan kepentingan klien
yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang
diaudit dan kelengkapan saldo investasi yang disajikan dineraca.
4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di dalam neraca
merupakan milik klien.

7
5. Membuktikan kewajaran penilaian investasi yang dicantumkan di neraca
6. Membuktikan kewajaran penyajian pengungkapan investasi dineraca.
Tujuan pengujian substantif terhadap investasi adalah membuktikan
bahwa saldo akun investasi sementara dan Investasi jangka panjang yang
dicantumkan dineraca mencerminkan saldo akun yang dicantumkan di neraca
mencerminkan saldo akun-akun tersebut yang sesungguhnya pada tanggal neraca
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang tujuan substantif yang
digolongkan kedalam lima kelompok :
1. Prosedur audit awal
2. Prosedur analitik
3. Pengujian terhadap transaksi rinci
4. Pengujian terhadap akun rinci
5. Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan.
Kelima kelompok pengujian substantif tersebut ditujukan untuk
memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam akun investasi
sementara dan investasi jangka panjang : keberadaan dan keterjadian,
kelengkapan, hak kepemilikan, penilaian dan penyajian dan pengungkapan.

1.6 PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI


Program Pengujian substantif terhadap investasi berisi prosedur audit yang
dirancang untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Program pengujian substantif
terhadap investasi meliputi :
1.6.1 Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh
klien di dalam neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar ada pada
tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.
Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan
bahwa informasi investasi yang dicantumkan di neraca didukung oleh catatan
akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam

8
prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi investasi di
neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1. Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi
yang bersangkutan di dalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun investasi di buku besar.
3. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun investasi.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Utang usaha ke jurnal
yang bersangkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun kontrol
investasi di buku besar.
1.6.2 Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap investasi, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor
melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini :
1. Ratio investasi sementara dengan aktiva lancar.
2. Ratio investasi jangka panjang.
3. Rate of returns tiap-tiap golongan investasi.
Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan
auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio yang
dianggarkan. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan : (1)
peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan
usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5) salah saji.
1.6.3 Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
Pada tahap awal pengujian terhadap investasi, pengujian terhadap
transaksi rinci meliputi :
1. Periksa dokumen yang mendukung yang mendukung transaksi
pemerolehan dan penjualan investasi.
2. Hitung kembali pendapatan bunga dan deviden tahun yang diaudit.

9
3. Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat
berharga.
4. Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan
investasi.
5. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga
dalam periode sekitar tanggal neraca.
6. Periksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga
dalam periode sekitar tanggal neraca.
7. Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang dimiliki
oleh klien pada tanggal neraca.
1.6.4 Pengujian Terhadap Akun Rinci
Pada tahap awal pengujian terhadap investasi, pengujian terhadap akun
rinci meliputi :
1. Pelajari Notulen Rapat Pemegang Saham Dan Direksi.
Penanaman dana diluar perusahaan, terutama yang bersifat jangka panjang
biasanya memerlukan otorisasi dari pemilik perusahaan.oleh karena itu auditor
berkewajiban untuk mempelajari notulen rapat pemegang saham telah membuat
keputusan yang berhubungan dengan penanaman dana perusahaan dalam bentuk
investasi jangka panjang. Penjualan surat berharga yang dimiliki sebagai investasi
jangka panjang juga memerlukan otorisasi dari pemegang saham. Dalam
memeriksa mutasi investasi jangka panjang, auditor menguji apakah setiap
penjualan surat berharga yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang telah
mendapatkan otorisasi dari yang berwewenag tersebut. Investasi jangka pendek
biasanya dikelola oleh direktur keuangan. Oleh karena itu, dalam melakukan
pengujian substantif terhadap investasi jangka pendek, auditor perlu mempelajari
notulen perlu mempelajari notulen rapat direksi untuk memperoleh informasi
mengenai kebijakan investasi jangka pendek kliennya.
2. Minta Daftar Surat Berharga Yang Ada Di Tangan Klien Dan Lakukan
Perhitungan Dan Inspeksi Sertifikat Surat Berharga Tersebut.
Langkah selanjutnya auditor kemudian meminta klien untuk membuat
daftar semua investasi yang dimiliki klien pada tanggal neraca. Jika daftar

10
investasi tersebut dibuat oleh klien untuk auditor harus menguji ketelitian
informasi yang tercantum di dalamnya dengan melakukan prosedur audit berikut
ini :
 Melakukan rekonsiliasi jumlah kos investasi yang tercantum di dalam
daftar tersebut dengan akun kontrol investasi yang bersangkutan di dalam
buku besar.
 Mengusut kos setiap jenis surat berharga yang tercantum di dalam daftar
tersebut ke dalam buku pembantu investasi.
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang tercantum di dalam daftar
tersebut, auditor mengadakan pengamatan fisik dan perhitungan terhadap
sertifikasi surat berharga yang berada di tangan klien pada tanggal neraca.
3. Kirimkan Informasi Tentang Surat Berharga Milik Klien Yang Berada
Ditangan Pihak Lain.
Jika sertifikat surat berharga milik klien berada di tangan pihak lain pada
tanggal neraca misalnya dipegang oleh kriditur sebagai jaminan utang yang ditarik
oleh klien, auditor harus memperoleh konfirmasi dari pemegang sertifikat
tersebut, untuk membuktikan keberadaan investasi yang dicantumkan oleh klien
di neraca. Dalam surat konfirmasi tersebut auditor menanyakan mengenai nomer
asersi surat berharga, tarif bunga, nilai nominal, dan nama yang tercantum di
atasnya.
4. Lakukan Rekonsiliasi Antara Surat Berharga Yang Dihitung Dengan
Hasil Konfirmasi Dan Jumlah Yang Dihasilkan Dineraca.
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang disajikan dineraca,
informasi hasil perhitungan dan pengamatan fisik terhadap sertifikasi investasi
dan jawaban konfirmasi dari pemegang saham sertifikasi investasi klien
dicocokkan dengan jumlah investasi yang dicantumkan dineraca.
5. Lakukan Inspeksi Dan Pemeriksaan Terhadap Polis Asuransi Surat
Berharga
Jika klien memiliki sertifikasi surat berharga dalam jumlah yang banyak
biasanyaklien menutup asuransi untuk melindungi klien dari resiko kecurian. Polis

11
asuransi yang di simpan di dalam arsip klien dapat memberikan informasi
mengenai hak milik klien atas surat berharga yang dicantumkan di neraca.
6. Minta Konfirmasi Mengenai Surat Berharga Yang Dijadikan Jaminan
Penarikan Utang.
Prosedur pemeriksaan ini telah ditempuh oleh prosedur pada saat auditor
melakukan pemeriksaan terhadap kas. Dalam pemeriksaan terhadap kas, auditor
mengirimka surat konfirmasi bank. Dari jawaban konfirmasi bank tersebut,
auditor dapat emnegtahui jenis, tarif deviden atau bunga, nominal surat berharga
yang dijaminkan dalam penarikan utang.
7. Bandingkan Metode Penilaian Investasi Yang Digunakan Oleh Klien
Dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
Menurut akuntansi berterima umum, investasi harus disajikan di neraca
dengan cara tertentu seperti disebutkan diatas. Auditor membandingkan metode
penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan metode yang sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
8. Bandingkan Nilai Investasi Dengan Harga Pasar Surat Berharga
Saldo investasi dicantumkan di neraca pada nilai yang lebih rendah antara
harga pasar surat berharga pada tanggal neraca dengan kosnya. Untuk
memverifikasi penilaian klien terhadap investasi jangka pendeknya, auditor
membandingkan nilai pasar dengan kos surat berharga.

1.6.5 Verifikasi Penyajian Dan Pengungkapan


Pada tahap awal pengujian terhadap investasi, pengujian terhadap
verifikasi penyajian meliputi :
1. Periksa Klasifikasi Surat Berharga Sebagai Investasi Sementara Dan
Investasi Jangka Panjang
Untuk memverifikasi penyajian investasi di neraca, auditor melakukan
wawancara dengan direktur keuangan mengenai kebijakan investasi sementara
yang dijalanakan sementara yang dijalankan selama tahun yang diperiksa.
Disamping itu bedasarkan informasi yang di peroleh auditor dari notulen rapat

12
pemegang saham dan direksi, auditor dapat menentukan apakah klien telah
menyajikan investasinya dalam kelompok aktiva yang seharusnya.
2. Periksa Investasi Jangka Panjang Mengenai Kemungkinan Sebagai Alat
Pengendalian
Jika investasi dalam perusahaan tersebut, klien harus menyajikan investasi
jangka panjang ini menurut salah satu metode berikut ini : equality method and
pooling of interest method.

1.7 TUJUAN AUDIT INVESTASI


Tujuan audit siklus investasi adalah untuk memperoleh butki tentang
masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
investasi. Tujuan audit ditentukan berdasarkan lima asersi laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
a. Asersi Keberadaaan dan Keterjadian
Asersi ini menekankan pada apakah seluruh saldo investasi surat berharga
dan modal saham benar-benar ada pada tanggal neraca.
b. Asersi Kelengkapan
Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang
semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat
dan disajikan.
c. Asersi Hak dan Kewajiban
Pada asersi ini auditor berusaha memastikan apakah perusahaan
mempunyai hak kepemilikan yang sah atas saldo modal saham, investasi
surat berharga.
d. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai apakah saldo investasi
surat berharga telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
tepat.

13
e. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Pada asersi ini auditor perlu menghimpun bukti mengenai apakah transaksi
dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan dan
diungkapkaan dalam neraca.
Adapun tujuan audit atas investasi adalah sebagai berikut :
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
temporary dan long term investment
b. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di neraca betul-
betul ada dimiliki oleh perusahaan per tanggal neraca
c. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal
dari surat berharga telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan
d. Untuk memeriksa apakah penilaian dari surat berharga tersebut sesuai
dengan SAK/ETAP/PABU
e. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam financial statement sesuai
dengan PABU

14
DAFTAR PUSTAKA

Martani Dwi. 2015. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Salemba Empat


Mulyadi. 1998. Auditing. Audit atas investasi. Jakarta: Salemba Empat
Jusup Haryono. 2002. Auditing. Yogyakarta: STIE YKPN
Simamora Henry. 2002. Audit atas investasi. Yogyakarta: unit penerbit dan
percetakan AMP YKPN

15

Anda mungkin juga menyukai