Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERSEKUTUAN LIKUIDASI

Di susun oleh:

NAMA : DINIA EVIANI NINGTIAS

NIM : 60118016

KELAS : AA5

MAPEL : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS SELAMAT SRI

KENDAL

2021
DAFTAR ISI

MAKALAH................................................................................................................................................1
PERSEKUTUAN LIKUIDASI...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Disosiasi, pembubaran, terminasi, dan likuidasi persekutuan...........................................................6
2.2 Likuidasi Lumsum.............................................................................................................................8
2.3 Likuidasi Bertahap.............................................................................................................................9
2.4 Rencana Distribusi Kas....................................................................................................................10
2.5 Contoh Kasus Persekutuan Likuidasi...............................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan
beberapa pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

YUNITA L UTAMI,S.Pd.,M.Ak.,Ak. Dosen Akuntansi Keuangan Lanjutan Universitas Selamat


Sri Kendal yang telah memberikan bimbingan dengan baik.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan tambahan ilmu bagi para pembaca untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan.

Kendal, Januari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oleh karena adanya resiko normal yang dihadapi ketika melakukan kegiatan usaha,
mayoritas persekutuan yang dimulai pada suatu tahun tertentu kemungkinan akan menghadapi
permasalahan dalam kurun waktu 3 tahun serta mengalami pembubaran atau dissolution dan
likuidasi atau liquidation. Berakhirnya bisnis suatu persekutuan biasanya merupakan suatu
peristiwa yang emosional bagi para sekutu yang terlibat. Sekutu-sekutu tersebut mungkin telah
menaruh harapan yang tinggi atas bisnisnya serta telah menginvestasikan sejumlah besar sumber
daya pribadi dan waktu dalam bisnis itu. Akhir dari persekutuan seringkali merupakan akhir dari
impian-impian bisnis. Para akuntan biasanya mendampingi proses likuidasi dan harus mengakui
hak-hak yang sah dari sejumlah besar pihak yang terlibat dalam persekutuan: Individual, kreditor
persekutuan, pelanggan, serta pihak lain yang memiliki hubungan bisnis dengan persekutuan.

KUHP per, bagian 4, bab VIII, pasal 1646-1652, membahas secara khusus mengenai terminasi
atau berakhirnya dan pembubaran persekutuan atau diSolution. Bab ini membahas konsep
konsep yang harus diketahui oleh para akuntan jika mereka menawarkan jasa profesional pada
persekutuan yang sedang menjalani proses likuidasi.

Gambaran umum tentang likuidasi persekutuan.

Bagian pertama bab ini menyajikan ilustrasi yang terkait dengan kejadian dan proses likuidasi
persekutuan. Selanjutnya, bab ini menjelaskan tentang proses penutupan atau terminasi baik
melalui likuidasi lumsum (lump-sump likuidation) maupun likuidasi bertahap (installment
liquidation).

Alasan saya memilih judul “persekutuan likuidasi” karena menurut saya mudah di mengerti dan
di pahami oleh saya karena saya pernah membahas materi ini dengan kelompok saya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu disosiasi,pembubaran,terminasi, dan likuiditas persekutuan?
2. Apa itu likuidasi lumsum?
3. Apa itu likuidasi bertahap?
4. Bagaimana rencana distribusi kas?
5. Contoh soal dan pembahasan persekutuan likuidasi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu disosiasi,pembubaran,terminasi dan likuidasi persekutuan
2. Untuk mengetahui apa itu likuidasi lumsum
3. Untuk mengetahui apa itu likuidasi bertahap
4. Untuk mengetahui bagaimana rencana distribusi kas
5. Untuk mengetahui soal serta pembahasan persekutuan likuiditas
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Disosiasi, pembubaran, terminasi, dan likuidasi persekutuan.
A. Pengunduran diri atau disosiasi (disosiation)

Pengunduran diri atau disosiasi adalah konsep hukum mengenai pengunduran diri sekutu karena:
1. Sekutu meninggal
2. Sekutu secara sukarela mengundurkan diri atau misalnya pensiun
3. Keputusan pengadilan, meliputi:
a. Sekutu terlibat dalam tindakan yang melanggar hukum yang secara signifikan
berakibat negatif bagi persekutuan
b. Sekutu melanggar perjanjian persekutuan
c. Sekutu individual sudah tidak mampu melakukan tugasnya berdasarkan perjanjian
persekutuan
d. Sekutu menjadi debitur dalam kebangkrutan
Tidak semua disosiasi menimbulkan pembubaran persekutuan titik banyak disosiasi hanya
melibatkan pembelian kepemilikan sekutu yang mengundurkan diri dibandingkan melakukan
terminasi dan pembubaran bisnis persekutuan.

B.Pembubaran (dissolution)
Pembubaran atau di solution merupakan pengakhiran persekutuan. Kejadian-kejadian yang
dapat menyebabkan pembubaran dan terminasi bisnis persekutuan adalah sebagai berikut
1. Dalam persekutuan komanditer waktu-waktu, seorang sekutu dapat mengeluarkan
pemberitahuan pengunduran diri dari persekutuan. Pengunduran diri waktu-waktu ini
dapat terjadi, sebagian besar, hanya dalam bentuk pemahaman secara lisan di antara para
sekutu dan tidak ada ketentuan pasti atau tindakan spesifik yang diambil. Perjanjian
persekutuan dapat menghindari kejadian seperti ini yang dapat menyebabkan bubarnya
persekutuan dengan memasukkan, misalnya, sebuah ketentuan untuk membeli
kepemilikan sekutu yang keluar dari persekutuan.
2. Pada persekutuan yang didirikan dengan batas waktu dan tujuan tertentu, pembubaran
dapat terjadi karena seorang sekutu meninggal atau mengundurkan diri karena melakukan
kesalahan, paling tidak terdapat setengah sekutu yang tinggal memutuskan menghentikan
bisnis persekutuan, ketika semua sekutu setuju untuk menghentikan persekutuan, ketika
batas waktu atau tujuan yang dimaksud telah terpenuhi atau selesai.
3. Adanya keputusan pengadilan bahwa tujuan ekonomis persekutuan tampaknya tidak
dapat tercapai, seorang sekutu terlibat dalam suatu tindakan terkait dengan bisnis
persekutuan yang membuat bisnis persekutuan tidak mungkin dilanjutkan secara praktik,
ketika tidak memungkinkan untuk meneruskan bisnis persekutuan secara praktik sejalan
dengan perjanjian persekutuan.
4. Suatu peristiwa yang merupakan pelanggaran hukum jika diterapkan pada bagian penting
suatu kemitraan bisnis.
Pada saat pembubaran, persekutuan memulai Proses terminasi bisnis persekutuan.

C. Terminasi (dinding up) dan likuidasi (liquidation)

Terminasi dan likuidasi persekutuan dimulai setelah pembubaran persekutuan titik


persekutuan tetap beroperasi untuk tujuan khusus, yaitu penyelesaian proses penghentian bisnis.
Proses terminasi mencakup transaksi-transaksi yang diperlukan untuk melikuidasi persekutuan,
seperti penagihan piutang. Termasuk piutang sekutu, konversi aset non kas menjadi kas
,pembayaran kewajiban persekutuan, dan distribusi saldo netto yang tersisa kepada sekutu dalam
bentuk a sesuai proporsi kepentingan modal. Jika perjanjian persekutuan tidak memberikan rasio
likuiditas khusus, maka laba atau rugi yang terjadi selama proses likuidasi didistribusikan
berdasarkan rasio laba dan rugi normal yang biasa digunakan selama operasi persekutuan.
Pinjaman sekutu. Liabilitas terhadap sekutu atas pinjaman yang dilakukan kepada persekutuan
memiliki status yang sama dengan liabilitas persekutuan kepada kreditor pihak ketiga. Jadi tidak
ada saling hapus antara liabilitas dengan akun modal sekutu. Liabilitas persekutuan ke Sekutu
individual ini harus dibayar selama proses terminasi persekutuan.
Defisit akun modal sekutu. Dalam proses likuidasi tiap-tiap sekutu yang memiliki akun modal
defisit harus melakukan kontribusi kepada persekutuan untuk memulihkan defisit modal tersebut
titik persekutuan melakukan distribusi likuidasi, dalam bentuk kas, kepada setiap sekutu dengan
saldo kredit modal. Jika seorang sekutu gagal melakukan kontribusi untuk memulihkan defisit
modalnya, maka seluruh sekutu harus melakukan kontribusi, sesuai dengan proporsi pembagian
kerugian, berupa jumlah tambahan yang diperlukan untuk membayar kewajiban persekutuan.

D. Laporan realisasi dan likuidasi persekutuan

Untuk mengarahkan dan meringkas proses likuidasi persekutuan, 10 laporan realisasi dan
likuidasi persekutuan harus disiapkan. Laporan ini, yang biasa disebut dengan “ laporan likuidasi
“ adalah dasar pembuatan ayat jurnal untuk mencatat likuidasi. Laporan ini menyajikan pengaruh
likuidasi terhadap akun-akun laporan posisi keuangan persekutuan dalam bentuk kertas kerja.
Laporan menunjukkan konversi aset menjadi kas, alokasi keuntungan atau kerugian kepada para
sekutu, dan di distribusi kas kepada ada para kreditor dan sekutu. Laporan tersebut adalah fitur
dasar akuntansi untuk likuidasi persekutuan dan disajikan serta diilustrasikan pada siswa bab ini.
2.2 Likuidasi Lumsum
Likuidasi lumsum merupakan suatu proses likuidasi dimana seluruh aset dikonversikan
menjadi kas dalam waktu yang sangat pendek, kreditor dibayar, dan pembayaran tunggal secara
lumsum dilakukan kepada para sekutu atas kepentingan modalnya. Meskipun kebanyakan
likuidasi persekutuan terjadi selama periode yang lebih panjang sebagaimana yang diilustrasikan
berikut ini, likuidasi lumsum merupakan titik fokus yang baik untuk Menjelaskan konsep utama
likuidasi persekutuan.
Realisasi aset
Pada umumnya sebuah persekutuan mengalami kerugian ketika menjual asetnya. Persekutuan
dapat saja melakukan penjualan atau cuci gudang karena akan tutup dimana persediaan
diturunkan nilainya sehingga mencapai dibawah harga jual normal dengan maksud untuk
mendorong penjualan dengan segera. Seringkali, persediaan yang tersisa dapat dijual kepada
perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pembelian aset usaha yang mengalami likuidasi.
Mebel, peralatan, dan aset perusahaan lainnya dapat ditawarkan dengan harga diskon atau dijual
kepada pihak likuidator. Piutang usaha umumnya ditagih oleh persekutuan. Kadangkala
persekutuan menawarkan diskon tunai dalam jumlah besar untuk pembayaran piutang tepat
waktu yang penagihannya malah dapat menunda proses terminasi persekutuan. Alternatif yang
lain adalah piutang usaha tersebut dijual kepada perusahaan anjak piutang, yaitu perusahaan
yang mengkhususkan diri dalam pembelian piutang usaha dan dengan segera membayar uang
tunai kepada pihak penjualan piutang titik persekutuan mencatat penjualan piutang tersebut
seperti halnya penjualan aset yang lain. Secara umum, PH ajak piutang hanya membeli batang
usaha perusahaan yang paling baik dengan harga di bawah nilai tercatat, Tetapi beberapa ajak
piutang masih berminat untuk membeli seluruh utang dan membayar dengan harga yang jauh di
bawah nilai nominalnya.
Aset persekutuan komanditer masuk piutang dari Sekutu dan sejumlah konstribusi yang
disyaratkan kepada sekutu untuk menutupi defisit modal, digunakan untuk membayar kreditor
persekutuan. Liabilitas kepada sekutu Individual, misalnya, liabilitas yang diakibatkan dari
pinjaman yang dibuat persekutuan dari Sekutu, mempunyai status yang sama sebagai liabilitas
kepada kreditor pihak ketiga: kreditor di luar tidak memiliki prioritas melebihi sekutu yang
memberi pinjaman kepada persekutuan. Penting sekali bahwa pinjaman antara sekutu dan
persekutuan harus didokumentasikan secara lengkap, seperti dalam bentuk surat promes, untuk
mengidentifikasikan dengan jelas bahwa transaksi tersebut adalah pinjaman dan bukan
konstribusi modal atau penarikan. Pinjaman ini juga dikenakan bunga sampai dibayar kecuali
terdapat hal lain yang disetujui oleh persekutuan dan sekutu Individual. Pinjaman kepada dan
dari Sekutu harus diselesaikan selama proses terminasi. Jumlah yang tersisa kemudian dibayar,
dalam bentuk uang tunai, kepada para sekutu sehubungan dengan hak mereka dalam distribusi
likuidasi.
Beban likuidasi
Proses likuidasi biasanya dimulai dengan menjadwalkan aset dan liabilitas persekutuan yang
telah diketahui. Nama dan alamat kreditor serta jumlah yang terutang dari masing-masing pihak
harus dicatat. Sebagaimana umumnya terjadi, kreditor yang belum terjadwal akan diketahui
selama proses likuidasi titik proses likuidasi juga melibatkan beberapa beban seperti biaya
hukum dan akuntansi tambahan. Persekutuan juga menanggung biaya pelepasan usaha, seperti
biaya iklan khusus dan biaya mencari agen penjual peralatan yang khusus. Beban ini
dialokasikan ke akun modal para Sekutu dalam rasio distribusi laba dan rugi.

2.3 Likuidasi Bertahap


Likuidasi bertahap merupakan likuidasi yang secara umum memerlukan beberapa bulan
dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran periodik atau cicilan bertahap, kepada para
sekutunya selama periode likuidasi. Kebanyakan likuidasi persekutuan dilakukan dalam periode
yang diperpanjang dengan tujuan memperoleh jumlah realisasi aset yang sebesar mungkin.
Umumnya, para sekutu menerima pembayaran periodik selama likuidasi karena mereka
memerlukan dana tersebut untuk keperluan pribadi. Likuidasi bertahap mencakup distribusi kas
kepada sekutu sebelum menyelesaikan likuidasi aset yang terjadi. Pihak akuntan secara khusus
harus berhati-hati pada saat mendistribusikan cas, karena dapat saja terjadi suatu peristiwa di
masa mendatang yang mungkin mengubah jumlah yang harus dibayarkan kepada masing-masing
sekutu. Untuk alasan ini, panduan praktis berikut ini dapat digunakan untuk membantu para
akuntan dalam menentukan pembayaran angsuran yang aman kepada para sekutu.
1. Tidak mendistribusikan uang tunai kepada para sekutu hingga seluruh liabilitas dan
beban likuidasi aktual maupun potensial telah dibayarkan atau telah dicadangkan
seperlunya.
2. Antisipasi kemungkinan yang terburuk atau lebih membatasi sebelum menentukan
jumlah angsuran tunai yang diterima oleh masing-masing sekutu:
a. Asumsikan bahwa seluruh aset non kas yang tersisa akan dihapuskan sebagai
kerugian yaitu dengan mengasumsikan bahwa tidak ada yang dapat direalisasikan
pada pelepasan aset.
b. Asumsikan bahwa defisit yang timbul dalam akun modal para sekutu akan
didistribusikan kepada sekutu yang tersisa yaitu dengan mengasumsikan bahwa
defisi tersebut tidak akan dihapuskan oleh kontribusi modal tambahan para
sekutu.
3. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa saldo kredit
pada akun modal menunjukkan distribusi kas yang aman yang dapat didistribusikan
kepada para Sekutu dalam jumlah yang sesuai.
2.4 Rencana Distribusi Kas
Pada awal proses likuidasi, akuntan umumnya menyusun rencana distribusi kas yang
memberikan gambaran kepada para sekutu Mengenai pembayaran kas secara bertahap yang akan
diterima oleh masing-masing pada saat setelah tersedia kas dalam persekutuan. Distribusi
bertahap aktual ditentukan dengan menggunakan laporan realisasi dan likuidasi, yang dilengkapi
dengan skedul pembayaran aman kepada para sekutu sebagaimana yang disajikan pada bagian
akhir bab ini rencana distribusi kas merupakan proyeksi proforma penggunaan kas apabila telah
tersedia uang tunai.
Daya serap kerugian
Konsep dasar dari rencana distribusi kas pada awal proses likuidasi adalah daya serap kerugian.
LAP seorang sekutu diartikan sebagai kerugian maksimum yang dapat terjadi dalam persekutuan
sebelum saldo akun modal sekutu dilunasi. Daya serap kerugian merupakan fungsi dari 2
elemen, sebagai berikut.

LAP = saldo akun modal sekutu


Bagian kerugian sekutu

Lamporan keuangan pribadi para sekutu


Pada awal proses likuidasi, para sekutu biasanya meminta laporan keuangan pribadi untuk
menentukan kemampuan membayar utang atau solvensi dari seorang sekutu. Pedoman untuk
menyiapkan laporan keuangan pribadi terdapat di Statement of position 82-1, “ personal
financial statement “ (SOP 82-1).
1. Laporan kondisi keuangan, atau laporan posisi keuangan pribadi yang menyajikan aset
dan liabilitas sekutu tersebut pada waktu tertentu.
2. Laporan perubahan kekayaan bersih, atau laporan laba rugi pribadi, yang menyajikan
sumber utama perubahan kekayaan bersih sekutu tersebut.
Selain untuk menyajikan aset dan liabilitas seorang sekutu tersebut, laporan kondisi keuangan
harus mencakup estimasi pajak penghasilan jika seluruh aset diubah dan liabilitas dibayarkan.
Kekayaan bersih sekutu tersebut Lalu dihitung dengan aset yang dikurangi liabilitas dan
dikurangi estimasi pajak. Pada umumnya, akuntansi dapat akrual harus bisa digunakan untuk
menentukan aset dan liabilitas sekutu tersebut, laporan keuangan komparatif biasanya tersedia.
Namun, tidak seperti laporan posisi keuangan dari bisnis yang berdasarkan pada biaya historis,
aset dalam laporan kondisi keuangan pribadi dinyatakan pada estimasi nilai kini. Liabilitas
dinyatakan pada nilai diskonto yang lebih rendah dari pembayaran kas masa depan atau jumlah
penyelesaian kasus lancar. Disertakan saat dibawah liabilitas adalah estimasi pajak yang akan
dibayar jika seluruh aset dikonversi menjadi kas dan seluruh liabilitas dibayarkan. Aset dan
liabilitas disajikan sesuai urutan berdasarkan likuiditas dan jatuh tempo, bukan berdasarkan
lancar atau tidak lancar. SOP 82-1 Memberikan pedoman untuk menentukan nilai kini Dari aset
dan liabilitas sekutu. Metode penilaian yang utama adalah nilai diskonto arus kas masa depan,
harga pasar kini atas efek yang dapat diperdagangkan atau investasi lainnya, dan penilaian atas
tanah dan bangunan. Investasi dalam entitas bisnis terpisah atau misalnya, persekutuan harus
dilaporkan dalam satu baris, jumlah yang digabungkan dinilai pada nilai pasar investasi neto.
Liabilitas dinyatakan pada nilai arus kas diskonto atau nilai likuidasi kini. Akuntan
menggunakan aturan pajak yang berlaku, ketentuan, dan peraturan lainnya untuk menghitung
estimasi liabilitas pajak dari asumsi konversi aset dan asumsi pembayaran liabilitas. Laporan
perubahan kekayaan bersih menyajikan sumber-sumber pendapatan utama. Laporan tersebut
mengakui pendapatan yang terealisasi maupun yang belum terealisasi. Laporan laba rugi bisnis
komersial mungkin tidak mengakui keuntungan akibat pemilikan atas beberapa efek yang dapat
diperdagangkan, tetapi keuntungan seperti itu diakui pada laporan perubahan kekayaan bersih
Individual.

2.5 Contoh Kasus Persekutuan Likuidasi


Contoh Soal 1
Persekutuan Tuan Adhi, Beni, Natsir dan Rian (ABNR) dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian
laba (rugi) di dalam persekutuan diatur dengan perbandingan sebagai berikut : 30%, 30%, 20%,
20%. Neraca 1 Mei 2016 yang disusun sesaat sebelum likuidasi menunjukan saldo – saldo.

AKTIVA HUTANG DAN MODAL

Kas ………………...…Rp  10.000.000 Hutang Dagang....................Rp 75.000.000


Aktiva Lain-lain…...….Rp 180.000.000 Hutang Kepada Tuan Beni   Rp   6.000.000
                                      ____________ Hutang Kepada Tuan Rian   Rp   5.000.000
Modal Adhi……………......Rp  42.000.000
Modal Beni….…………......Rp  31.500.000
Modal Natsir………….........Rp  20.500.000
Modal Rian………….......…Rp  10.000.000
Total Aktiva……..…...Rp 190.000.000
Total Modal + Hutang..........Rp 190.000.000
Realisasi aktiva lain sebesar Rp 140.000.000 Kerugian dalam realisasi aktiva lain-lain di
bebankan kepada rekening modal masing – masing anggota dengan jumlah yang masih cukup di
tutup oleh saldo modal.
Jawaban
Nilai buku aktiva lain-lain....................................................... Rp 180.000.000
Dijual (direalisasikan) menjadi kas......................................... Rp 140.000.000
                       Rugi dalam realisasi......................................... Rp   40.000.000
Kerugian tersebut dibagi diantara Adhi, Beni, Natsir dan Rian dengan perbandingan : 30%, 30%,
20% dan 20%, maka pembebanan kerugian:

A = 30% x Rp 40.000.000 = Rp 12.000.000


B = 30% x Rp 40.000.000 = Rp 12.000.000
N= 20% x Rp 40.000.000 = Rp   8.000.000
R = 20% x Rp 40.000.000 = Rp   8.000.000
Ikhtisar Laporan Likuidasi (dalam ribuan)
Kas Aktiva Hutan Hutan Hutang Modal dan Pembagian Laba (Rugi)
Lain - g g Kepada Ri Modal Modal Modal Nats Modal Ri
Lain Dagan Kepad an Adhi Beni ir an
g a Beni 30% 30% 20% 20%
Saldo   10.00  180.00   75.00     6.00     5.000   42.00   31.50   20.500   10.000
sebelum 0 0 0 0 0 0
likuidasi
a)   Hasil 140.00 - - - - - -   -8.000   -8.000
penjualan 0 180.00 12.000 12.000
aktiva dan 0
pembagian
laba (rugi)
150.00 -   75.00     6.00     5.000   30.00   19.50   12.500    2.000
b)  Pembayar 0 0 0 0 0
an kepada - -  - - - - - - -
kreditor 75.000 75.000
c)   Pembayar   75.00 - -     6.00     5.000   30.00   19.50   12.500    2.000
an kepada 0 0 0 0
para anggota - - -   -   -5.000 - - -12.500   -2.000
75.000 6.000 30.000 19.500
Saldo setelah 0 0 0 0 0 0 0 0 0
likuidasi

yang diperlukan untuk mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi penjualan
kepada masing-masing anggota serta proses likuidasinya adalah sebagai berikut:
a)         Kas ....................................................  Rp 140.000.000
Modal Adhi........................................ Rp   12.000.000
Modal Beni......................................... Rp   12.000.000
Modal Natsir....................................... Rp     8.000.000
Modal Rian......................................... Rp     8.000.000
                         Aktiva lain – lain ............................................  Rp 180.000.000

b). Hutang Dagang.............................. Rp   75.000.000
                         Kas................................................................... Rp   75.000.000

c). Hutang kepada Beni........................... Rp     6.000.000


Hutang kepada Rian........................... Rp     5.000.000
Modal Adhi........................................ Rp   30.000.000
Modal Beni......................................... Rp   19.500.000
Modal Natsir....................................... Rp   12.500.000
Modal Rian ........................................ Rp     2.000.000

                        Kas.................................................................   Rp    75.000.000
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang meliputi


pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang tersisa kepada para 
pemegang saham (Persero)”. Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk melakukan
pengurusan dan pemberesan atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut. 
DAFTAR PUSTAKA

Baker E Richard,Theodore E Christensen,David M Cottrell,Kurnia Irwansyah Rais,Widhi


Astono,Etty Retno Wulandari.2016.Akuntansi Keuangan Lanjutan.Jakarta:Salemba Empat.

https://miswarymyusuf.blogspot.com/2017/01/makalah-likuidasi.html

Anda mungkin juga menyukai