Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II


“Persekutuan : Pembentukan, Operasi, dan Perubahan Keanggotaan”

Dosen Pembimbing : Yunita L Utami, S.Pd.,M.Ak.,Ak


Disusun Oleh :
Nama : Amilatul Inayah
Nim : 60118004

FALKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS SELAMAT SRI KENDAL
TAHUN 2021

Halaman 1 dari 34
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Persekutuan : Pembentukan, Operasi, dan Perubahan Keanggotaan” untuk memenuhi
Ulangan Akhir semester (UAS) mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan serta memperkuat pemahaman bagi saya sendiri. Melalui kata pengantar ini saya
meminta maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan atau
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari Bpk/ibu Dosen sangat
diperlukan demi penyempurnaan makalah di waktu yang akan datang.
Kendal, 26 Januari 2021

Penulis

Halaman 2 dari 34
DAFTAR ISI
COVER JUDUL...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Belakang.. ..........................................................................................................5
1.3 Tujuian...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Sifat Entitas Persekutuan..................................................................................................6
2.1.1 Regulasi hukum persekutuan........................................................................................6
2.1.2 Definisi perskeutuan.......................................................................................................6
2.1.3 Karakteristik utama lain persekutuan............................................................................7
2.2 Akuntansi untuk pendirian persekutuan...........................................................................8
2.3 Akuntansi untuk operasi persekutuan..............................................................................9
2.4 Alokasi laba atau rugi kepada para sekutu........................................................................10
2.5 Laporan keuangan persekutuan .......................................................................................11
2.6 Perubahan dalam keanggotaan.........................................................................................11
2.6.1 Konsep-konsep umum untuk mencatat perubahan keanggotaan dalam persekutuan.12
2.6.2 Sekutu baru membeli hak kepemilikan..........................................................................13
2.6.3 Sekutu baru melakukan investasi di persekutuan..........................................................15
2.6.4 Menentukan biaya investasi sekutu baru......................................................................27
2.6.5 Berhentinya seorang sekutu dari persekutuan.............................................................28
BAB Ill PENUTUP....................................................................................................................33
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................33
3.2 Saran................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................34

Halaman 3 dari 34
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Akuntan sering kali diminta bantuannya dalam hal pendirian dan operasi dari
persekutuan untuk memastikan pengukuran dan penilaian yang benar atas transaksi dalam
persekutuan.
Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah dalam
pendiriannya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan
kemampuan mereka, dalam satu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan
sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan
perusahaan perorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha
yang cepat..
Akuntansi untuk persekutuan dan semua bentuk unit bisnis berbadan hukum
termasuk perusahaan tertutup, yang memiliki akuntabilitas yang tidak signifikan terhadap
publik, mungkin memilih untuk menggunakan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP), sebagai pengganti PSAK. Persekutuan dan entitas
lain tanpa akuntabilitas publik pada umumnya, yang menyiapkan laporan keuangan
bertujuan umum harus mengadopsi SAK-ETAP untuk pencatatan akuntansinya, kemudian
membuat laporan keuangan dari pencatatan tersebut. Entitas tanpa akuntabilitas publik
pada umumnya adalah entitas yang memiliki responsibilitas yang terbatas untuk
mengomunikasikan kinerja keuangannya kepada pihak eksternal, hanya karena mereka
tidak memiliki pinjaman atau komitmen hukum lainnya yang bisa memaksa mereka untuk
memberikan laporan keuangan kepada pihak yang terkait, tidak seperti perusahaan yang
harus menyiapkan laporan keuangan untuk seluruh pemegang kekuasaan, seperti bank,
kreditor, kantor pajak, manajemen, karyawan, dan lain-lain, Akan tetapi, apabila
persekutuan atau entitas lain tanpa akuntabilitas publik harus membuat laporan keuangan
untuk pihak eksternal karena hubungan mereka dengan bank/kreditor, maka mereka harus
mengadopsi SAK-ETAP.
Akuntansi untuk persekutuan mensyaratkan pengakuan atas beberapa faktor
penting. Pertama, dari sudut pandang akuntansi, persekutuan adalah entitas usaha yang
terpisah. Dari sudut pandang hukum, sebuah pers ekutu an seperti halnya perusahaan
perorangan, tidaklah terpisah dari pemiliknya. Oleh karena itu muncul beberapa perbedaan

Halaman 4 dari 34
antara pajak dan akuntansi untuk ke hal-hal tertentu, seperti nilai yang dimasukkan ke
dalam aset yang di kontribusi dalam pendirian persukutan. Bab ini menjelaskan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk persekutuan.
Kedua, walaupun banyak persekutuan mencatat operasi mereka menggunakan basis
akrual, beberapa persekutuan menggunakan akuntansi yang berbasis kas atau berbasis kas
yang dimodifikasi. Pilihan tersebut diperkanankan karena pencatatan dalam persekutuan
dilakukan untuk para sekutu dan harus mencerminkan infomasi yang mereka butuh kan.
Laporan keuangan persekutuan biasanya disusun bagi para sekutu, dan hanya terkadang
bagi kreditor. Tidak seperti perusahaan publik, kebanyakan persekutuan tidak disyaratkan
diaudit atas laporan keuangan tahunannya. Walaupun banyak persekutuan mengikuti
prinsip akuntansi yang berlaku umum, penyimpangan dari prinsip tersebut masih ditemukan
dalam praktik. Kebutuhan khusus bagi persekutuan adalah kriteria umum untuk
menentukan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk persekutuan tertentu.
Alasan penulis memilih materi ini untuk mengetahui persekuan dari awal hingga
mendalam, dan bisa menambah wawasan bagi penulis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa saja sifat entitas persekutuan ?
2. Bagaimana akuntansi untuk pembentukan persekutuan?
3. Bagaimana akuntansi untuk operasi persekutuan?
4. Bagaimanakah alokasi laba atau rugi kepada para sekutu ?
5. Bagaimana laporan keuangan persekutuan ?
6. Apa saja perubahan dalam keanggotaan ?

1.3 TUJUAN
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami materi
tentang persekutuan pembentukan, operasi, dan perubahan keanggotaan. Dan dapat
menjadi acuan untuk penulisan makalah-makalah yang sejenis selanjutnya.

Halaman 5 dari 34
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SIFAT ENTITAS PERSEKUTUAN
Bentuk usaha persekutuan memiliki beberapa komponen unik karena status legal
dan akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan krakteristik utama yang membedakan
bentuk persekutuan dari entitas bisnis lain.
2.1.1 Regulasi Hukum PersekutuanI
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-
undang terkai dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut
menjelaskan hak-hak tiap sekutu/partner dan kreditor selama proses pembentukan, operasi
dan likuidasi persekutuan. Dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak-hak dan tanggung
jawab sekutu/partner dengan sekutu yang lain dan krefitor dari persekutuan.
2.1.2 Definisi Persekutuan
Pada KUHPer Bab VIlI, Bagian I, Pasal 1618 menyatakan bahwa, "Persekutuan/perseroan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan sesuatu
ke dalam usaha agar memperoleh keuntungan dari persekutuan itu dibagi diantara mereka",
Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor terpisah, yaitu:
1. Asosiasi dua orang atau lebih
2. Untuk menginvestasikan sesuatu
3. Usaha untuk mencari keuntungan
Pembentukan Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam
pembentukannya. Perjanjian persekutuan harus mencakup hal-hal berikut:
1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan.
3. Kontribusi modal awal dan masing-masing sekutu dan metode yang digunakan untuk
menghitung kontribusi modal di masa depan.

Halaman 6 dari 34
4. Spesifikasi lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji, bunga,
atas saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba, dan persentase yang
digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian.
5. Prosedur yang digunakan dalam perusahaan persekutuan, seperti penambahan sekutu
baru dan berhentinya sebuah sekutu.
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh sekutu, seperti hak manjemen dari masing
masing sekutu, prosedur pemungutan suara dan metode akuntansi.
2.1.3 Karakteristik Utama Lain Persekutuan
Semua persekutuan yanh dibentuk di Indonesia diaturboleh KUHPer dan KUHD. Untuk
persekutuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan formal, undang-undang
menyediakan kerangka hukum yang mengatur hubungan diantara sekutu dan hak kreditor
dalam persekutuan. Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan
pembentukan dan operasi persekutuan, yang terkait dengan penghentian dan likuidasi
persekutuan :
1. Perjanjjan persekutuan
2. Persekutuan sebagai entitas terpisah
3. Sekutu adalah agen persekutuan
4. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama
5. Hak dan kewajiban sekutu
6. Kepemilikan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan
7. Pengunduran diri sekutu
Jenis-jenis Persekutuan Terbatas
Banyak orang melihat kemungkinan adanya tanggung jawab personal atas kewajiban
persekutuan sebagai kerugian utama bisnis persekutuan umum. Karena alasan ini, kadang
orang menjadi sekutu terbatas pada satu dari beberapa bentuk persekutuan terbatas.
Persekutuan terbatas (Limited Partnership- LP) adalah bentuk yang berbeda dari
persekutuan dengan kewajiban terbatas (Limited Liability Partnership-LLP) atau persekutuan
terbatas dengan kewajiban terbatas (Limited Liability Partnership- LLLP). Variasi berdasarkan
tingkat perlindungan kewajiban kepada sekutu.
Limited Partnership-LP (Perswkutuan Terbatas)
Dalam Persekutuan Terbatas (LP), terdapat setidaknya satu sekutu umum dan satu atau
lebih sekutu terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara pesonal atas kewajiban

Halaman 7 dari 34
persekutuan dan memiliki tanggung jawab manajemen. Sekutu terbatas bertanggungjawab
hanya sampai dengan kontribusi modal tapi tidak memiliki wewenang manajemen.
Limited Liability Partnership-LLP (Persekutuan dengan kewajiban terbatas)
Persekutuan dengan kewajiban terbatas (LLP) adalah salah satu persekutuan yang
tiap-tiap sekutu memiliki tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu
umum atau sekutu terbatas di LLP; sehingga tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai
sekutu umum, tapi dengan kewajiban hukum terbatas. Sekutu dalam LLP tidak
bertanggungjawab secara personal atas kewajiban persekutuan. Namun, beberapa negara
bagian telah mendefinisikan bahwa tiap sekutu dalam LLP bertanggungjawab penuh atas
kewajban persekutuan, tapi tidak akibat tindakan kelalaian profesional atau malpraktik yang
dilakukan sekutu lain.
Limited Liability Limited Partnership-LLLP (Persekutuan terbatas dengan kewajiban
terbatas)
Di sebagian besar negara bagian, persekutuan terbatas dapat memilih persekutuan
terbatas dengan kewajiban terbatas. Di LLLP setiap sekutu bertanggungjawab hanya atas
kewajiban bisnis persekutuan, dan tidak atas terjadinya malpraktik atau kesalahan yang
dilakukan sekutu lain dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Keuntungan LLLP adalah
tiap sekutu umum, walau bertanggungjawab atas manajemen persekutuan, tidak memiliki
tanggungjawab personal atas kewajiban persekutuan. Sama dengan perlindungan yang
diberikan kepada sekutu terbatas. Identifikasi sebagai "LLLP" atau "Persekutuan terbatas
dengan Kewajiban Terbatas" harus tercantum dalam nama atau identitas entitas.
2.2 AKUNTANSI UNTUK PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Pada saat pembentukan persekutuan, diperlukan untuk melakukan penilaian yang tepat
terhadap aset nonkas dan liabilitas yang dikontribusikan oleh masing-masing sekutu. Item
yang dikontribusikan oleh sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan. Persekutuan harus
membedakan secara jelas antara kontribusi modal dan pinjaman yang diberikan oleh sekutu
kepada persekutuan. Pengaturan pinjaman harus memiliki bukti tertulis atau dokumen lain
yang secara legal dapat membuktikan bahwa terdapat pinjaman dari salah satu sekutu
kepada persekutuan. Penting juga untuk membedakan antara aset berwujud yang dimiliki
oleh persekutuan dan aset tertentu yang dimiliki oleh sekutu individu, tetapi digunakan oleh
persekutuan. Pencatatan akuntansi atas aset berwujud atas persekutuan harus dijaga.
lustrasi Akuntansi Pendirian Persekutuan

Halaman 8 dari 34
Ilustrasi berikut digunakan sebagai dasar untuk pembahasan selanjutnya dalam bab ini. Aldi,
pemilik tunggal telah mengembangkan perangkat lunak untuk berbagai jenis komputer.
Berikut adalah saldo dari akun-akun Aldi pada tanggal 31 Desember 20X0.
Kas Rp 3.000.000 Kewajiban Rp 10.000.000
Persediaan Rp 7.000.000 Modal, Aldi Rp 15.000.000
Peralatan Rp 20.000.000
Dikurangi, Akum. Peny Rp (5.000.000)
Total Aset Rp. 25.000.000 Total Kewajiban+Modal Rp 25.000.000
Aldi membutuhkan bantuan teknis tambahan meningkatkan penjualan dan
menawarkan kepada Bayu, sebuah kepentingan dalam bisnis tersebut. Aldi dan Bayu setuju
untuk membentuk persekutuan. Bisnis Aldi telah di audit, dan dinilai aset netonya. Hasil
audit dan penilaian menyatakan bahwa liabilitas sebesar Rp. 1.000.000 tidak tercatat,
persediaan memiliki nilai sebesar Rp. 9.000.000, dan peralatan memiliki nilai wajar sebesar
Rp. 19.000.000.
Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani perjanjian persekutuan yang
mencakup semua kebjakan operasi yang signifikan. Bayu akan berkontribusi juang tunai
sebesar Rp. 10.000.000 untuk sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan AB mengambil alih
semua usaha Aldi dan menganggap sebagai utang.
Jurnal untuk mencatat kontribusi modal awal pada pembukuan persekutuan adalah:
1 Januari 20X1
(1) Kas 13.000.000
Persediaan 9.000.000
Peralatan 19.000.000
Liabilitas 11.000.000
Modal, Aldi 20.000.000
Modal, Bayu 10.000.000
(Pembentukan Persekutuan AB dengan kontribusi modal dari Aldi dan Bayu)
2.3. AKUNTANSI UNTUK OPERASI PERSEKUTUAN
Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari
keuntungan. Transaksi tersebut dicatat dalam jumal dan buku besamya. Sebagian besar
persekutuan menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi berterima umum untuk
mengelola pembukuannya karena PSAK dan SAK-ETAP secara spesifik menghasilkan

Halaman 9 dari 34
pengukuran laba lebih baik dibandingkan metode akuntansi alternatif, seperti basis kas atau
pun bisnis kas yang dimodifikasi. Laporan keuangan persekutuan disusun untuk kepentingan
sekutu dan terkadang kreditor persekutuan.
Akun Sekutu
Persekutuan bisa mengelola beberapa akun untuk masing-masing sekutu dalam pencatatan
akuntansinya. Akun sekutu tersebut adalah sebagai berikut :
Akun Modal
Investasi awal para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau kerugian
dan penarikan modal oleh sekutu di catat dalam akun modal para sekutu. Setiap sekutu
memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo kredit.
Akun Prive (Penarikan)
Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari persekutuan sepanjang tahun
Untuk antisipasi keuntungan. Contohnya, jurnal berikut di buat dalam pembukuan
persekutun AB untuk penarikan kas sejumlah Rp3.000.000 oleh Bayu pada tanggal 1 Mei
20X1.
1 Mei 20X1
(2) Prive-Bayu 3.000.000
Kas 3.000.000
(Penarikan Rp. 3.000.000 oleh Bayu)
Akun Pinjaman
Persekutuan bisa meminta pendanaan tambahan darinpara sekutu. Pinjaman antara
seorang sekutu dan persekutuan harus dilengkapi dengan dokumen pinjaman yang
memadai, seperti surat perjanjian utang (promissory note). Jurnal berikut adalah untuk
mencatat pinjaman dari Aldi kepada persekutuan sebesar Rp4.000.000 dengan bunga 10%
pada tanggal 1 Juli 20X1.
1 Juli 20X1
(3) Kas 4.000.000
Pinjaman dari Adit 4.000.000
(Mencatat pinjaman dari Adit)
2.4. ALOKASI LABA ATAU RUGI KEPADA PARA SEKUTU
Laba atau rugi diaokasikan ke para sekutu padase tiap akhir periode bersangkutan dengan
perjanjian persekutuan. Jika tidak ada dalam perjanjian, Bab VIl, Bagian II, Pasal 163

Halaman 10 dari 34
KUHPer menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh bagian laba atau rugi secara
proporsional sesuai dengan jumlah yang dikontribusikan ke persekutuan. Hampir semua
persekutuan memiliki perjanjian alokasi laba atau rugi. Perjanjian tersebut harus diikuti
secara benar, dan jika ada yang tidak jelas, maka akuntan harus memastikan bahwa semua
sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi. Banyak permasalahan dan perdebatan di
kemudian hari yang dapat dihindari dengan menentukan secara hati-hati atas pembagian
laba atau rugi di dalam pasal-pasal perjanjian perekutuan.
Ada berbagai macam rencana distribusi laba (profit distribution plans) di dunia
usaha. Beberapa persekutuan memiliki rencana distribusi sederhana, sedangkan rencana
distribusi lainnya sangat kompleks. Menjadi tanggung jawab akuntan untuk
mendistribusikan laba atau rugi berdasarkan perjanjian persekutuan terlepas seberapa
sederhana atau kompleksnya perjanjian tersebut. Distribusi laba serupa dengan dividen
untuk koperasi: distribusi ini tidak harus dimasukkan dalam laporan laba rugi persekutuan
terlepas bagaimana laba tersebut didistribusikan. Distribusi laba dicatat langsung kepada
akun modal, tidak dicatat sebagainpos beban.
Sebagian besar persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi, yaitu :
1. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (preselected ratio)
2. Bunga atas saldo modal (interest on capital balance)
3. Gaji kepada sekutu
4. Bonus kepada sekutu
2.5. LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN
Sebuah persekutuan merupakan entitas pelaporan terpisah untuk tujuan akuntansi,
dan ada tiga laporan keuangan, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan laporan arus
kas, yang biasanya disusun pada akhir periode pelaporan. Laporan interim juga bisa dibuat
untuk memenuhi kebutuhan para sekutu. Selain ketiga laporan keuangan dasar, laporan
modal sekutu (statement of partners' capital) biasanya disisipkan untuk menyajikan
perubahan akun modal sekutu untuk suatu periode.
2.6. PERUBAHAN DALAM KEANGGOTAAN
Perubahan keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan sekutu
baru atau pengunduran diri sekutu saat ini. Sekutu baru biasanya merupakan sumber modal
tambahan utama atau sebagai tenaga ahli. Struktur hukum dari persekutuan mensyaratkan
bahwa penerimaan sekutu baru (admission ofa new partner) secara tidak langsung

Halaman 11 dari 34
merupakan persetujuan dari semua sekutu saat ini. Lebih lanjut, pengumuman publik
biasanya dibuat mengenai penambahan sekutu baru, sehingga pihak ketiga yang melakukan
transaksi bisnis dengan persekutuan menyadari adanya perubahan dalam persekutuan.
Berhentinya atau penarikan sekutu dari persekutuan merupakan disosiasi dari
sekutu tersebut. Disosiasi sekutu tidak harus berarti pembubaran dan penutupan dari
persekutuan. Banyak persekutuan yang tetap melanjutkan bisnisnya dan persekutuan dapat
membeli kepentingan sekutu yang berhenti pada harga buyout (buyout price). Harga
buyout atau harga pembelian merupakan estimasi jumlah jika (1) aset telah dijual pada
harga sama dengan yang lebih besar dari nilai likuidasi atau nilai berdasarkan penjualan
seluruh bisnis jika bisnis tetap berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan
berakhir pada saat tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditor persekutuan dan
penghentian bisnis. Sekutu yang mengundurkan diri dari persekutuan dapat dikenai
tanggung jawab oleh persekutuan atas kerugian yang dialami persekutuan karena
pengunduran diri atau disasosiasi yang ilegal. Disasosiasi yang ilegal terjadi ketika disasosiasi
tersebut terjadi karena pelanggaran dalam ketentuan perjanjian persekutuan atau, untuk
persekutuan yang dibentuk untuk waktu atau tujuan tertentu, sebelum waktu atau tuiuan
telah diselesaikan. Ada juga beberapa kejadian yang mensyaratkan pembubaran secara
hukum dan penutupan persekutuan.
2.6.1. Konsep-konsep Umum untuk Memperhitungkan Perubahan Keanggotaan dalam
Persekutuan
Persekutuan sebagai Entitas Terpisah dari Sekutu Individu dan Penggunaan
Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
KUHPer secara jelas mendefinisikan persekutuan sebagai sebuah entitas yang terpisah dari
sekutu individu. Sebagai contoh, entitas persekutuan tidak berubah karena penambahan
atau penarikan diri sekutu individu. Ini sama dengan konsep entitas untuk bentuk bisnis
korporasi, dimana bisnisn tidak perlu direvaluasi setiap terjadi perubahan pemegang saham.
Persekutuan sebagai Keseluruhan Sekutu dan Penggunaan Akuntansi non-SAK-ETAP
Para sekutu dalam perusahaan swasta dapat memilih untuk mengikuti metode akuntansi
non-SAK-ETAP untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam kasus ini perusahaan
dapat diaudit oleh auditor eksternal, tapi opini audit yang menyatakan dengan jelas bahwa
prinsip-prinsip akuntansi non-SAK-ETAP digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
Persekutuan seperti ini tidak dapat memperoleh opini audit “wajar tanpa pengecualian".

Halaman 12 dari 34
2.6.2 Sekutu Baru Membeli Hak Kepemilikan
Sebuah konsep yang sering digunakan adalah nilai buku. Nilai buku persekutuan (book
value of a partnerahip) ini hanya jumlah total modal, yang juga merupakan jumlah aset neto
(total aset dikurangi total liabilitas). Nilai buku sangat penting karena berfunsi sebagai dasar
untuk revaluasi aset atas liabilitas atau pengakuan goodwill. Contoh pada kasus ini misalnya
setelah beroperasi selama tahun 20X1 dan 20X2, persekutuan AB memiliki nilai buku
Rp30.000.000 dan persentase pembagian laba tanggal 1 Jan 20x3 adalah
Saldo Modal Persentase Laba
Aldi Rp 20.000.000 60
Bayu Rp 10.000.000 40
Total Rp 30.000.000 100

Berikut informasi yang menjelaskan seputar kasus ini :


1. Tanggal 1 Januari 20X3, Aldi dan Bayu mengundang Citra menjadi sekutu dalam bisnis
mereka. Persekutuan yang dihasilkan disebut persekutuan ABC.
2. Citra membeli seperempat kepentingan dalam modal persekutuan secara langsung dari
Aldi dan Bayu dengan membayar Rp9.000.000.
3. Citra berhak mendapatkan kepentingan sebesar 25 persen dalam laba atau rugi
persekutuan. Sisa kepentingan sebesarb75 persen akan di bagi antara Aldi dan Bayu
pada rasio laba mereka sebelumnya 60: 40 persen. Hasil dari persentase laba atau rugi
setelah masuknya Citra adalah
Sekutu Persentase Laba
Aldi 45 (75% dari 60%)
Bayu 30 (75% dari 40%)
Citra 25
Total 100
Pada contoh ini, bagian Citra 25 persen dari laba atau rugi persekutuan adalah sama dengan
seperempat kepentingan modalnya. Kedua bagian persentase tersebut tidak harus selalu
sama.
Transaksi antara Citra dan sekutu individu tidak direfkeksikan pada pembukuan
persekutuan. Satu-satunya jurnal untuk mereklasifikasi modal persekutuan. Aldi dan Bayu

Halaman 13 dari 34
memberikan seperempat dari modal kepada Citra, sebagai berikut.
1 januari 20x3
(7) Modal, Aldi 5.000.000
Modal, Bayu 2.500.000
Modal Citra 7.500.000
Mereklasifikasi modal kepada sekutu baru.
Dari Aldi: Rp 5.000.000 = Rp 20.000.000 x 0,25
Dari Bayu : Rp 2.500.000 Rp 10.000.000 x 0,25
Pada kasus ini, kredit modal kepada Citra hanya Rp. 7.500.000, meskipun Rp. 9.000.000
yang dibayarkan untuk seperempat kepentingan. Pembayaaran Rp. 9.000.000 menunjukan
bahwa nilai wajar persekutuan adalah Rp. 36.000.000, dihitung sebagai berikut
Rp. 9.000.000 = nilai wajar x 0,25
Rp. 36.000.000 = nilai wajar
Nilai buku persekutuan adalah Rp. 30.000.000 sebelum investasi dari Citra.
Pembayaran Rp 9.000.000 dilakukan secara langsung kepada individu sekutu, dan tidak akan
menjadi bagian dari asset persekutuan. Selisih Rp. 6.000.000 antara nilai wajar dengan nilai
buku yang baru bisa berupa asset yang dinilai terlalu rendah atau adanya goodwill yang
belum diakui.
Aldi dan bayu bisa menggunakan akuisisi yang dilakukan citra untuk merevaluasi
asset persekutuan dan mencerminkan sepenuhnya perubahan nilai yang terjadi sebelum
masuknya Citra. Jika tidak, maka dapat menyebabkan bagian citra akan meningkat secara
proposional ketika peningkatan nilai dilakukan. Misalnya, jika persekutuan memiliki tanah
yang nilainya kurang sebesar Rp. 6.000.000 yang dijual setelah Citra masuk dalam
persekutuan, Citra akan mendapatkan bagian keuntungan atas penjualan berdasarkan rasio
pembagian laba. Untuk menghindari masalah ini, beberapa persekutuaan melakukan
revaluasi atas asset pada saat masuknya sekutu baru walaupun sekutu baru tersebut
membeli kepemilikan secara langsung dari salah ssatu sekutu lama. Dalam kasus ini Aldi dan
Bayu dapat mengakui peningkatan nilai tanah secepatnya sebelum masuknya Citra dan
mengalokasikan kenaikan tersebut secara proporsional terhadap saldo modal masing
masing dengan rasio pembagian 60; 40 sebagai berikut:
(8) Tanah Rp 6.000 000
Modal, Aldi Rp. 3.600.000

Halaman 14 dari 34
Modal, Bayu Rp. 2.400.000
Revaluasi nilai tanah sebelum masuknya sekutu baru
Untuk Aldi : Rp 3.600.000 = Rp. 6.000.000 x 0,60
Untuk Bayu: Rp 2.400.000 = Rp. 6.000.000 x 0,40
Perlu dicatat bahwa total modal yang dihasilkan persekutuan adalah Rp.36.000.000 (Rp.
30.000.000 sebelumnya ditambah Rp. 6.000.000 revaluasi). Pengalihan seperempat kredit
modal kepada citra dicatat sebagai berikut:
(9) Modal, Aldi 5.900.000
Modal, Bayu 3.100.000
Modal Citra 9.000.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru:
Rp 5.900.000 = Rp 23.600.000 x 0,25
Rp 3.100.000 = Rp 12.400.000 x 0,25
Rp 9.000.000 = Rp 36.000.000 x 0,25
2.6.3 Sekutu Baru Berinvestasi dalam Persekutuan
Sekutu baru dapat memperoleh bagian dari persekutuan dengan cara melakukan investasi
ke dalam bisnis. Dalam kasus ini, persekutuan menerima kas atau asset lain. Tiga kasus yang
dapat terjadi saat sekutu baru menginvestasikan dalam persekutuan, yaitu
Kasus 1: investasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru atas nilai buku
persekutuan.
Kasus 2: investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekutu baru atas nilai buku
persekutuan.
Kasus 3 :Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru atas nilai buku
persekutuan.
Hal ini mengindikasi bahwa asset neto persekutuan sebelumnya dinilai terlalu tinggi pada
pembukuan atau sekutu baru memberikan kontribusi goodwill sebagai tambahan asset lain.
Langkah pertama untuk menentukan bagaimana menghitung masuknya sekutu baru adalah
dengan menghitung proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan (new partner's
proportion of the partneship's book velue) sebagai berikut:
Proporsi sekutu baru atas nilai buku persekutuan = (Modal sekutu yang ada sebelumnya +
investasi sekutu baru) x persentase modal atas sekutu baru
Kasus 1 : Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku Persekutuan

Halaman 15 dari 34
Total nilai buku sebelum penerimaan sekutu baru adalah Rp 30.000.000 dan sekutu baru,
Citra membeli seperempat kepemilikan modal senilai Rp 10.000.000. Besarnya investasi
sekutu baru sering kali merupakan hasil negoisasi antara sekutu lama dengan calon sekutu
baru. Seperti halnya akuisisi atau investasi, investor harus menentukan nilai pasarnya.
Dalam kasus ini, calon sekutu berusaha untuk memastikan nilai pasar dan kemampuan
menghasilkan laba atas asset bersih persekutuan. Dalam kasus ini, Citra harus percaya
bahwa investasi senilai Rp 10.000.000 adalah harga yang wajar untuk seperempat
kepemilikan dipersekutuan, atau dia tidak melakukan investasi sama sekali.
Setelah nilai investasi disetujui, barulah mungkin untuk menghitung proporsi nilai buku
sekutu baru. Untuk investasi Rp 10.000.000, citra akan mendapatkan seperempat
kepemilikan pada persekutuan, sebagai berikut:
Investasi pada persekutuan Rp10.000.000
Nilai buku proporsional sekutu baru : (10.000.000)
(Rp30.000.000 + Rp10.000.000) ×0.25
Selisih (Investasi = nilai buku) Rp-0-
Karena nilai investasi 9 Rp 10.000.000) sama dengan 25 persen proporssi nilai buku sekutu
baru (Rp10.000.000= Rp 40.000.000 x 0,25), mengimplikasikan bahwa asset bersih telah
dinilai secara wajar. Modal yang dihasilkan sama dengan modal awal (Rp 30.000.000)
ditambah investasi sekutu baru (Rp 10.000.000). Perlu dicatat bahwa modal yang
dialokasikan kepada sekutu baru adalah bagiannya atas modal persekutuan setelah
diterimanya ia sebagai sekutu baru. Jurnal yang dicatat dalam pembukuan persekutuan
adalah
1 januari 20x3
(10) Kas 10.000.000
Modal Citra 10.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan atas Investasinya sebesar Rp 10.000.000
Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan
Dalam beberapa kasus, sekutu baru dapat menginvestasikan lebih besar pada
persekutuan yang sudah ada dibanding bagian proporsional dari nilai buku persekutuan. Hal
ini berarti bahwa sekutu baru tersebut menghargai beberapa nilai pada persekutuan yang
tidak tercermin dalam pembukuan.

Halaman 16 dari 34
Sebagai contoh, asumsikan Citra menginvestasikan Rpl1.000.000 untuk seperempat
kepentingan modal dalam persekutuan ABC. Langkah pertama adalah membandingkan
investasi sekutu baru dengan nilai buku proporsional sekutu baru, seperti sebagai berikut.
Investasi pada persekutuan Rp11.000.000
Nilai buku proporsional sekutu baru : (10.250.000)
(Rp30.000.000 + Rp11.000.000) × 0,25
Selisih (Investasi = nilai buku) Rp750.000
Citra telah menginvestasikan Rpl1.000.000 atas kepentingan dengan nilai buku sebesar
Rp10.250.000,:sehingga membayar lebih tinggi sebesar Rp750.000 di atas nilai buku saat ini.
Umumnya, kelebihan investasi di atas nilai buku kepentingan persekutuan
mengindikasikan bahwa nilai aset neto sebelumnya dinilai terlalu rendah atau persekutuan
memiliki goodwill yang tidak dicatat. Berikut ada tiga alternatif perlakuan akuntansi dalam
kasus ini.
1. Merevaluasi aset neto yang meningkat. Dalam alternatif ini:
a. Nilai buku dari aset neto dinaikkan ke nilai pasarnya.
b. Akun modal sekutu sebelumnya dinaikkan sebagai bagian dari kenaikan nilai
buku aset neto.
c. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah nilai revaluasi aset ditambah investasi sekutu baru.
2. Mencatat goodwill yang tidak diakui. Pada metode ini:
a. Goodwill yang tidak diakui akan dicatat.
b. Akun modal sekutu sebelumnya dinaikkan sebagai bagian dari goodwill.
c. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah nilai goodwill yang diakui ditambah investasi sekutu
baru.
3. Menggunakan metode bonus. Pada dasarnya, metode bonus adalah pengalihan
saldo modal di antara para sekutu. Metode ini digunakan ketika sekutu tidak ingin
untuk mencatat penyesuaian pada akun aset dan liabilitas atau mengakui goodwill.
Dalam metode ini:
a. Akun modal sekutu sebelumnya dinaikkan sebagai bagian dari bonus yang
dibayarkan sekutu baru.

Halaman 17 dari 34
b. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah investasi sekutu baru.
Persekutuan dapat menggunakan salah satu dari ketiga alternatif tersebut. Keputusan yang
dibuat biasanya hasil negosiasi antara sekutu sebelumnya dengan sekutu prospektif.
Beberapa akuntan mengkritik revaluasi aset neto atau pengakuan goodwill karena
meninggalkan prinsip biaya historis dan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
dalam PSAK 19 tentang "Aset Tak berwujud , yang melarang perusahaan mengakui goodwill
yang tidak diperoleh melalui pembelian. Akuntan yang menggunakan metode revaluasi
goodwill dan aset berpendapat bahwa tujuan akuntansi persekutuan adalah untuk
menyatakan secara wajar ekuitas modal relatif dari para sekutu, dan hal ini Dis
menggunakan prosedur akuntansi yang berbeda dari yang digunakan pada entitas korporasi.
Fungsi akuntan adalah untuk memastikan bahwa setiap estimasi yang digunakan
dalam proses penilaian berdasarkan pada bukti terbaik yang tersedia. Penilaian subjektif
yang dapat menurunkan kewajaran penyajian laporan keuangan persekutuan harus
dihindari atau diminimalkan.
Ilustrasi Revaluasi Pendekatan Aset Neto
Asumsikan bahwa Citra membayar kelebihan Rp750.000 (Rpl 1.000.000 Rpl0.250.000) atas
nilai buku proporsional karena persekutuan memiliki tanah dengan nilai buku sebesar
Rp4.000.000, tetapi penilaian nilai buku terkini mengindikasikan tanah tersebut memiliki
nilai pasar sebesar Rp7.000.000. Sekutu sebelumnya memutuskan untuk menggunakan
penerimaan sekutu baru sebagai pengakuan menaikkan nilai tanah dan untuk menetapkan
kenaikan ini ke akun saldo modal sekutu sebelumnya. Kenaikan nilai tanah tersebut
dialokasikan ke akun modal para sekutu dengan menggunakan rasio laba dan rugi yang ada
sepanjang terjadinya kenaikan. Modal Aldi meningkat sebesar Rp1.800.000 (60 persen dari
kenaikan sebesar Rp3.000.000), dan modal Bayu meningkat sebesar Rp1.200.000 (40 persen
dari Rp3.000.000). Persekutuan akan membuat jurnal untuk revaluasi tanah sebagai berikut.
(11) Tanah 3.000.000
Modal, Aldi 1.800.000
Modal, Bayu 1.200.000
Merevaluasi tanah persekutuan menjadi nilai pasar.
Investasi Citra sebesar Rp11.000.000 menjadikan total modal yang dihasilkan persekutuan
sebesar Rp44.000.000, seperti sebagai berikut.

Halaman 18 dari 34
Modal persekutuan AB sebelumnya Rp30.000.000
Revaluasi atas tanah menjadi nilai pasar Rp3.000.000
Investasi Citra Rp11.000.000
Total modal yang dihasilkan persekutuan ABC Rp44.000.000
Citra mengakuisisi seperempat kepentingan pada total modal yang dihasilkan persekutuan
ABC. Kredit modal Citra, setelah merevaluasi tanah, dihitung sebagai beril
Bagian sekutu baru dari total modal yang dihasilkan
= (Rp30.000o.000 +Rp3.000.000+ Rp11.000.000) x 0,25 = Rp11.000.000
Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra ke dalam persekutuan adalah sebagai berikut.
(12) Kas 11.000.000
Modal, Citra 11.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepentingan modal dalam persekutuan ABC.
Ketika tanah dijual, Citra akan berpartisipasi pada keuntungan atau kerugian yang dihitung
dengan dasar nilai buku yang baru sebesar Rp7.000.000, yang merupakan nilai pasar tanah
pada saat penerimaannya ke dalam persekutuan. Seluruh kenaikan pada nilai tanah
sebelum penerimaan Citra adalah milik sekutu sebelumnya.
Ilustrasi Pengakuan Goodwill
Sebuah sekutu yang masuk mungkin akan membayar lebih karena adanya goodwill
yang tidak diakui, diunjukkan dengan tingginya profitabilitas persekutuan. Beberapa
persekutuan menggunakan perubahan keanggotaan sebagai peluang untuk mencatat
goodwill yang tidak diakui oleh sekutu sebelumnya. Pencatatan goodwill yang tidak diakui
digunakan dalam akuntansi persekutuan untuk membentuk ekuitas modal yang sesuai di
antara para sekutu. Sebagaimana yang dibahas sebelumnya, hal ini adalah pengecualian dari
aturan umum yang ditetapkan dalam PSAK 48, tetapi kebutuhan informasi para sekutu dan
tujuan spesifik dari laporan keuangan persekutuan dapat berfungsi untuk membenarkan
pengecualian.
Pada umumnya, jumlah goodwill ditentukan berdasarkan negosiasi antara sekutu
yang sudah ada dengan sekutu prospektif dan berdasarkan estimasi laba masa depan.
Misalnya, sekutu yang sudah ada dan sekutu baru setuju bahwa, disebabkan adanya upaya
sekutu yang sudah ada, persekutuan memiliki potensi menghasilkan laba, dan goodwill
senilai Rp3.000.000 harus dicatat untuk mengakui fakta ini. Biaya perolehan investasi yang

Halaman 19 dari 34
dinegosiasikan dengan sekutu baru akan didasarkan sebagian pada potensi menghasilkan
laba dalam persekutuan tersebut, Alternatifnya, goodwill mungkin akan diestimasikan dari
jumlah investasi sekutu baru. Misalnya, dalam kasus ini, Citra menginvestasikan
Rp11.000.000 untuk seperempat kepentingan; karena itu, dia harus percaya bahwa total
modal persekutuan yang dihasilkan sebesar Rp44.000.000 (Rpl1.000.000 x 4). Perkiraan
goodwill adalah Rp3.000.000.
Langkah 1
25% dari estimasi total modal yang dihasilkan Rp11.000.000
Estimasi total modal yang dihasilkan (Rp11.000.000÷0.25) Rp44.000.000
Langkah 2
Estimasi total modal yang dihasilkan Rp44.000.000
Total aset neto tidak termasuk goodwill (Rp30.000.000 (41.000.000)
ditambah Rp11.000.000 investasi dari Citra)
Estimasi goodwill Rp3.000.000
Cara lain untuk melihat pembuatan goodwill pada saat penerimaan sekutu baru adalah
menggunakan akun T untuk menggambarkan laporan posisi keuangan persekutuan. Setiap
ada aset neto tambahan, seperti pengakuan goodwill, harus diseimbangkan dengan modal
tambahan, seperti sebagai berikut.
Laporan Posisi Keuangan
Sebelum penerimaan Citra sebagai Aset neto Rp30.000.000 Modal sekutu Rp30.000.000
sekutu baru
Investasi sekutu baru berupa kas Kas Rp11.000.000 Modal berwujud Rp11.000.000
sekutu baru
Modal sebelum pengakuan Rp41.000.000 Rp41.000.000
goodwill
Estimasi goodwill baru Goodwill Rp3.000.000 Modal dari Rp3.000.000)
goodwill
Total modal yang dihasilkan Aset neto Rp44.000.000 Total modal yang Rp44.000.000
dihasilkan

Oleh karena total modal yang dihasilkan dari persekutuan ABC diestimasikan
(Rp44.000.000). goodwill baru (Rp3.000.000) adalah penyeimbang laporan posisi keuangan
antara modal berwujud (Rp41.000.000) yang termasuk investasi kas sekutu baru, dan
estimasi total modal yang dihasilkan persekutuan ABC (Rp44.000.000).
Goodwill yang tidak diakui akan dicatat, dan akun modal sekutu sebelumnya dikredit
sebagai kenaikan aset. Penyesuaian terhadap akun modal pada rasio laba atau rugi yang

Halaman 20 dari 34
sudah ada selama periode goodwill dibentuk. Hal ini akan menaikkan modal Aldi sebesar 60
persen dari nilai goodwill dan modal Bayu sebesar 40 persen. Jurnal untuk mencatat
goodwill dan penerimaan Citra adalah sebagai berikut
(13) Goodwill 3.000.000
Modal, Aldi 1.800.000
Modal, Bayu 1.200.000
Mengakui goodwill yang belum dicatat.
(14) Kas 11.000.000
Modal, Citra 11.000.000
Menerima Citra ke dalam persekutuan untuk seperempat
kepentingan modal :
Rp44.000.000 x 0,25
Alasan lain mencatat goodwill karena sekutu baru menginginkan saldo modalnya
sama dengan jumlah yang diinvestasikan. Investasi berdasarkan nilai pasar persekutuan, dan
supaya hal ini tercapai, persekutuan harus menyatakan kembali aset neto sebelumnya
menjadi nilai wajarnya.
Penting untuk mencatat bahwa Rpl1.000.000 yang dikredit ke akun modal Citra
adalah seperempat dari total modal yang dihasilkan persekutuan ABC sebesar
Rp44.000.000, seperti sebagai berikut.
Bagian sekutu baru dari total modal yang dihasilkan
= (Rp30.000.000 + Rp3.000.000 + Rp11.000.000) x 0,25 Rp11.000.000
Pada periode mendatang, jika ada penurunan nilai kerugian goodwill akan
dibebankan pada laba persekutuan sebelum laba neto didistribusikan kepada sekutu.
Konsekuensinya, distribusi laba kepada Citra di masa depan bisa dipengaruhi oleh goodwill
yang diakui pada saat Citra diterima ke dalam persekutuan.
Ilustrasi Metode Bonus
Beberapa persekutuan menolak untuk mengakui revaluasi aset atau goodwill yang
tidak dicatat ketika sekutu baru bergabung. Sebaliknya, mereka mencatat bagian dari
investasi sekutu baru sebagai bonus kepada sekutu yang sudah ada untuk menyelaraskan
saldo modal pada saat penerimaan sekutu baru. Dalam kasus ini, kelebihan Rp750.000 yang
dibayarkan oleh Citra adalah bonus yang dialokasikan kepada sekutu sebelumnya dengan
rasio laba atau rugi mereka sebesar 60 persen kepada Aldi dan 40 persen kepada Bayu.

Halaman 21 dari 34
Persekutuan ABC menghasilkan total modal yang terdiri dari modal Aldi dan Bayu
sebelumnya sebesar Rp30.000.000 ditambah investasi Citra sebesar Rp11.000.000. Tidak
ada modal tambahan yang diakui dengan merevaluasi aset. Nilai kredit modal yang diakuisisi
oleh sekutu baru dihitung sebagai berikut.
Bagian sekutu baru dari total modal yang dihasilkan
= (Rp30.000.000 + Rp11.000.000) x 0,25 = Rp10.250.000
jurnal untuk mencatat penerimaan Citra berdasarkan metode bonus adalah sebagai berikut.
(15) Kas 11.000.000
Modal, Aldi 450.000
Modal, Bayu 300.000
Modal, Citra 10.250.000
Penerimaan Citra dengan bonus untuk Aldi dan Bayu.
Citra mungkin tidak menyukai metode bonus karena saldo modalnya sebesar Rp750.000
lebih rendah daripada saldo investasinya pada persekutuan. Ini merupakan kelemahan dari
metode bonus.
Kasus 3. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan
Ada kemungkinan bahwa sekutu baru membayar lebih kecil bagian proporsionalnya
dari nilai buku persekutuan. Misalnya, asumsikan Citra menginvestasikan Rp8.000.000 untuk
seperempat kepentingan modal dalam persekutuan ABC. Langkah pertama adalah
membandingkan investasi sekutu baru dengan nilai buku proporsional sekutu baru, seperti
sebagai berikut.
Investasi pada persekutuan Rp8.000.000
Nilai bukubproporsional sekutu baru : (9.500.000)
(Rp30.000.000+Rp8.000.000)×0.25
Selisih (Investasi<nilai buku) Rp(1.500.000)
Fakta bahwa nilai investasi Citra lebih rendah dari nilai buku atas seperempat
kepentingan dalam persekutuan mengindikasikan bahwa persekutuan memiliki aset neto
yang dinilai terlalu tinggi atau sekutu sebelumnya mengakui bahwa Citra memberikan
kontribusi tambahan nilai dalam bentuk keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan oleh
persekutuan. Dalam kasus ini, Citra telah menginvestasikan Rp8.000.000 dalam bentuk kas
dan jumlah tambahan yang bisa dianggap sebagai goodwill.

Halaman 22 dari 34
Seperti pada Kasus 2, di mana nilai investasi lebih besar dari nilai buku yang
diakuisisi, ada tiga pendekatan alternatif untuk memperhitungkan diferensial ketika
investasi lebih kecil dari nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendekatan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Merevaluasi nilai aset yang menurun. Pada alternatif ini:
a. Nilai buku aset neto diturunkan untuk mengakui penurunan nilainya.
b. Akun modal sekutu sebelumnya diturunkan sebagai bagian dari penurunan
nilai buku aset neto.
c. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya dikurangi jumlah dari penilaian penurunan nilai aset neto
ditambah investasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu baru. Dalam metode ini:
a. Goodwill dan manfaat takberwujud lainnya yang dibawa masuk oleh sekutu
baru dicatat dan dimasukkan dalam akun modal sekutu baru.
b. Akun modal sekutu sebelumnya tetap tidak berubah.
c. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah nilai goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu baru
ditambah investasti berwujud sekutu baru.
3. Menggunakan metode bonus,. Dalam metode bonus:
a. Sekutu baru menetapkan bonus dari akun modal sekutu sebelumnya, yang
diturunkan sebagai bagian dari bonus yang dibayarkan kepada sekutu baru.
b. Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah investasi sekutu baru.
llustrasi Revaluasi Pendekatan Aset Neto
Asumsikan bahwa Citra hanya membayar Rp8.000.00 untuk seperempat kepentingan pada
persekutuan karena persediaan yang saat ini dicatat Pada nilai buku sebesar Rp14.000.000
memiliki nilai pasar wajar hanya sebesar Rp8.000.000. Para sekutu nilai dialokasikan kepada
sekutu sebelumnya dengan rasio laba atau rugi yang sudah ada selama periode penurunan
persediaan, yaitu 60 persen kepada Aldi dan 40 persen kepada Bayu. Penurunan nilai dicatat
sebagai berikut .
(16) Modal Aldi 3.600.000
Modal Bayu 2.400.000

Halaman 23 dari 34
Persediaan 6.000.000
Penerimaan Citra ke dalam Persekutuan
Perhatian bahwa total persekutuan sekarang telah diturunkan dari Rp30.000.000 menjadi
Rp24.000.000 sebagai hasil dari penurunan nilai Rp6.000.000. Bagian Citra atas total modal
yang dihasilkan dari persekutuan ABC, setelah penurunan nilai, dihitung sebagai berikut :
Bagian sekutu baru dari total modal yang dihasilkan
= (Rp24.000.000 + Rp8.000.000) × 0 25 = Rp8.000.000
Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra sebagai sekutu baru dalam persekutuan ABC
adalah
(17) Kas 8.000.000
Modal Citra 8.000.000
Penerimaan Citra ke dalam persekutuan
kredit modal yang dicatat oleh Citra sama dengan investasinya karena total modal
persekutuan sebesar Rp32.000.000 (Rp24.000.000 + Rp8.000.000) sekarang mewakili nilai
wajar persekutuan.
Ilustrasi Pencatatan Goodwill untuk Sekutu Baru
Para sekutu sebelumnya mungkin menawarkan seperempat kepentingan modal
dalam persekutuan ABC untuk investasi sebesar Rp8.000.000 karena memiliki pengalaman
bisnis penting keahlian, jaringan pelanggan, reputasi, dan komponen goodwill lainnya yang
ia bawa ke dalam persekutuan. Jumlah goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu baru
biasanya ditentukan melalui negosiasi antara selkutu yang sudah ada dengan sekutu
prospektif. Misalnya, Aldi, Bayu, dan Citra mungkin setuju bahwa kemampuan Citra akan
menghasilkan laba. Mereka setuju bahwa Citra harus mendapatkan Rp2.000.000 dari
pengakuan goodwill ketika ia bergabung sebagai pengakuan atas antisipasi kelebihan
kontribusi untuk laba masa depan persekutuan. Goodwill yang dinegosiasikan akan diakui
dan ditambahkan ke investasi berwujud untuk menentukan jumlah kredit modal.
Alternatif lain, jumlah goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu baru bisa
diperkirakan dari jumlah total modal yang ditahan oleh sekutu sebelumnya. Dalam kasus ini,
sekutu sebelumnya menahan 75 persen kepentingan pada persekutuan dan memungkinkan
sekutu baru mendapatkan 25 persen kepentingan modal. Nilai dari 75 persen kepentingan
sekutu sebelumnya adalah Rp30.000.000. Investasi Citra sebesar Rp8.000.000 ditambah

Halaman 24 dari 34
goodwill setara dengan 25 persen sisanya. Nilai goodwill yang dibawa masuk oleh Citra ke
dalam persekutuan dapat ditentukan sebagai berikut.
Langkah 1
75% dari estimasi total modal yang dihasilkan Rp30.000.000
Estimasi total modal yang dihasilkan (Rp30.000.000÷0,75) Rp40.000.000
Langkah 2
Estimasi total modal yang dihasilkan Rp40.000.000
Total aset neto tidak termasuk goodwill (Rp30.000.000+Rp8.000.000) (38.000.000)
Estimasi goodwill Rp2.000.000
Perhatikan bahwa goodwill yang diperkirakan untuk sekutu baru dibuat dengan
menggunakan informasi dari kepentingan sekutu yang sudah ada. Dalam Kasus 2, estimasi
goodwill kepada sekutu sebelum dibuat menggunakan informasi dari investasi sekutu baru.
Alasan perbedaan ini adalah bahwa informasi yang tersedia dengan baik harus digunakan
untuk éstimasi goodwilI. Jika goodwill sekutu baru akan diestimasi, tidak logis dalam
menggunakan investasi berwujud sekutu baru untuk mengestimasikan total investasi yang
dilakukan oleh sekutu baru, termasuk goodwill. Hal ini disebabkan karena nilai goodwill
terdapat dalam investasi itu sendiri. Selanjutnya, ketika goodwill ditetapkan ke sekutu
sebelumnya, tidak logis menggunakan modal yang sudah ada dari sekutu sebelumnya untuk
mengestimasikan goodwill mereka. Kalimat yang paling mudah untuk mengingat bagaimana
mengestimasikan goodwill adalah menggunakan informasi dari sekutu pihak lawan.
Pergunakan sekutu baru untuk mengestimasikan goodwill ke sekutu sebelumnya;
pergunakan sekutu sebelumnya untuk mengestimasikan goodwill ke sekutu baru.
Jurnal yang dicatat untuk penerimaan Citra sebagai sekutu baru di Persekutuan ABC adalah:
(18) Kas 8.000.000
Goodwill 2.000.000
Modal, Citra 10.000.000
Penerimaan Citra dalam persekutuan.
Perhatikan bahwa total modal yang dihasilkan persekutuan ABC sekarang adalah
Rp40.000.000, dengan Aldi dan Bayu bersama-sama memiliki 75 persen dan Citra memiliki
25 persen.
Iustrasi Metode Bonus

Halaman 25 dari 34
Penerimaan Citra sebagai sekutu baru dengan seperempat kepentingan pada
persekutuan ABC dengan investasi hanya sebesar Rp.000.000 mungkin dapat dicatat dengan
mengakui bonus yang diberikan kepada Citra dari sekutu sebelumnya. Bonus sebesar
Rp1.500.000 adalah selisih antara nilai buku sekutu baru sebesar Rp9.500.000 dengan
investasinya sebesar Rp8.000.000. Akun modal sekutu sebelumnya berkurang menjadi
Rp1.500.000 berdasarkan rasio laba atau rugi sebesar 60 persen untuk Aldi dan 40 persen
untuk Bayu, dan akun modal Citra akan dikredt sebesar Rp9.500.000, adalah sebagai
berikut.
(19) Kas 8.000.000
Modal, Aldi 900.000
Modal, Bayu 600.000
Modal, Citra 9.500.000
Penerimaan Citra dalam persekutuan.
Perhatikan bahwa jumlah dari kredit modal yang ditetapkan untuk sekutu baru adalah
bagian total modal yang dihasilkan, adalah sebagai berikut.
Bagian sekutu baru dari total modal yang dihasilkan
= (Rp30.000.000 + Rp8.000.000) x 0,25 = Rp9.500.000
Ikhtisar dan Perbandingan Akuntansi untuk Inbestasi Sekutu Baru
Kasus 1. Investasi sekutu baru sama dengan proporsinya terhadap nilai buku persekutuan.
a. Kredit modal sekutu baru sama dengan investasinya.
b. Dalam kasus ini tidak ada goodwill atau bonus yang diakui.
Kasus 2. Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsinya terhadap nilai buku persekutuan.
a. Revaluasi aset atau pengakuan goodwill akan meningkatkan total modal yang
dihasilkan persekutuan. Peningkatan tersebut dialokasikan kepada sekutu yang
sudah ada dengan rasio laba atau rugi masing-masing.
b. Setelah pengakuan revaluasi aset atau goodwill yang tidak tercatat, kredit modal
sekutu baru akan sama dengan investasinya dan persentasenya terhadap total
modal yang dihasilkan.
c. Dalam metode bonus, total modal yang dihasilkan persekutuan adalah jumlah modal
persekutuan yang sudah ada ditambah investasi dari sekutu baru. Kredit modal yang
dicatat untuk sekutu baru lebih rendah dari investasinya, tetapi sama dengan
persentasenya terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.

Halaman 26 dari 34
Kasus 3. Investasi sekutu baru lebih kecil dari proporsinya terhadap nilai buku persekutuan.
a. Dalam revaluasi pendekatan aset, penurunan nilai aset akan mengurangi modal
sekutu yang sudah ada sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Modal sekutu
baru kemudian dikredit sebesar nilai investasinya.
b. Dalam metode goodwill, goodwill ditetapkan untuk sekutu baru, dan total modal
yang dihasilkan dari persekutuan akan meningkat. Modal sekutu baru akan dikredit
sebesar persentase kepentingan dalam total modal yang dihasilkan persekutuan.
c. Metode bonus menghasilkan transfer modal dari sekutu yang sudah ada ke sekutu
baru. Total modal yang dihasilkan persekutuan baru akan sama dengan modal yang
sudah ada ditambah investasi sekutu baru. Kredit modal sekutu baru lebih besar dari
investasi yang dibuat, tetapi sama dengan persentasenya terhadap total modal yang
dihasilkan.
2.6.4. Menentukan Biaya Investasi Sekutu Baru
Dalam pembahasan sebelumnya, jumlah kontribusi dari sekutu baru telah
disediakan. Dalam beberapa kasus, akuntan diminta untuk menentukan jumlah investasi
uang tunai sekutu baru yang harus diminta untuk berkontribusi. Prinsip dasar dari akuntansi
persekutuan menyediakan sarana untuk menjawab pertanyaan ini. Misalnya, mari kita
lanjutkan contoh Aldi dan Bayu yang ingin memasukkan Citra sebagai sekutu baru. Modal
persekutuan sebelumnya adalah Rp30.000.000, dan para sekutu berkeinginan untuk
mengajak Citra ke dalam persekutuan dengan seperempat kepentingan.
Asumsikan bahwa sekutu yang sudah ada, Aldi dan Bayu, menyetujui bahwa aset
persekutuan harus direvaluasi sehingga bertambah sebesar Rp3.000.000 untuk mengakui
kenaikan nilai tanah yang dimiliki persekutuan. Pertanyaannya adalah berapa investasi yang
harus dikontribusikan Citra sebagai sekutu baru untuk seperempat kepentingan.
Ketika menentukan biaya investasi sekutu baru, sangat penting untuk mencatat total
modal yang dihasilkan persekutuan dan persentase kepemilikan kepentingan yang ditahan
oleh sekutu yang sudah ada. Dalam contoh ini, sekutu yang sudah ada mempertahankan
tiga seperempat kepentingan dalam persekutuan yang dihasilkan, artinya 75 persen
kepentingan modal sebesar Rp33.000.000, di mana Rp30.000.000 berasal dari modal
sebelumnya ditambah Rp3.000.000 berasal dari revaluasi tanah, adalah sebagai berikut.
75% dari total modal yang dihasilkan Rp 33.000.000

Halaman 27 dari 34
Total modal yang dihasilkan (100%) Rp 44.000.000
Dikurangi modal sekutu sebelumnya (33.000.000)
Kontribusi kas yang diperlukan sekutu baru Rp 11.000.000
Perhatikan bahwa perhitungan ini hanya cara lainnya untuk mengevaluasi proses
penerimaan sekutu baru seperti yang telah dibahas pada ilustrasi revaluasi aset neto dalam
Kasus2.
Dalam beberapa kasus, jumlah bonus bisa ditentukan sebelumnya untuk penentuan
kontribusi kas yang dibutuhkan dari sekutu baru. Misalnya, asumsikan bahwa Aldi dan Bayu
setuju untuk memberikan bonus kepada Citra sebesar Rp1.500.000 untuk bergabung
dengan persekutuan. Berikut skedul untuk menentukan jumlah investasi uang tunai yang
dibayarkan Citra sebagai sekutu baru.
Modal sebelumnya dari Aldi dan Bayu Rp30.000.000
Dikurangi bonus yang diberikan atas penerimaan Citra (1.500.000)
Modal yang ditahan oleh Aldi dan Bayu (75%) Rp28.500.000
Total modal yang dihasilkan (Rp28.500.000÷0,75) Rp38.000.000
Dikurangi modal sekutu sebelumnya (28.500.000)
Kredit modal yang dibutuhkan sekutu baru Rp9.500.000
Dikurangi bonus dati sekutu sebelumnya untuk sekutu baru (1.500.000)
Kontribusi kas yang dibutuhkan sekutu baru Rp8.000.000
Contoh kedua ini adalah cara lain untuk menggambarkan metode bonus kepada sekutu baru
pada Kasus 3. Kuncinya adalah menentukan jumlah modal dari sekutu yang sudah ada akan
ditahan sebesar perserntase bagian mereka pada total modal yang dihasilkan persekutuan
setelah menerima sekutu baru. Kontribusi kas dari sekutu baru dapat dihitung secara
sederhana dengan menentukan jumlah kredit modal yang akan ditetapkan kepada sekutu
baru tersebut dan kemudian mengakui bonus yang akan digunakan untuk menyelaraskan
saldo modal.
2.6.5. Pengunduran Diri Sekutu dari Persekutuan
Ketika seorang sekutu berhenti atau mengundurkan diri dari persekutuan, maka
persekutuan secara tidak langsung dibubarkan, tetapi sekutu yang lainnya mungkin masih
berkeinginan melanjutkan operasi usaha. Dalam sebagian besar kasus, persekutuan
membeli semua kepentingan sekutu yang berhenti sebesar harga pembelian (buyout price).

Halaman 28 dari 34
Harga pembelian adalah jumlah estimasi jika (1)aset persekutuan dijual pada harga sama
dengan atau lebih besar dari nilai likuidasi atau nilai yang didasarkan pada penjualan
keseluruhan bisnis yang terus berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan
berakhir pada saat itu, dan seluruh kewajiban persekutuan diselesaikan. Perhatikan bahwa
goodwill dapat dimasukkan dalam penilaian. Persekutuan harus membayar bunga kepada
sekutu yang berhenti sejak tanggal pengunduran diri sampai dengan tanggal pembayaran.
Dalam kasus berhentinya sekutu karena ada pelanggaran, persekutuan dapat menuntut
secara legal sekutu yang keluar atas kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan akibat
pelanggaran yang terjadi.
Dalam kasus di mana persekutuan menyetujui pengunduran diri dan tidak ada
kesalahan, akuntan dapat membantu perhitungan harga pembelian. Hal ini penting untuk
menentukan seluruh liabilitas yang masih ada saat tanggal pengunduran diri. Perjanjian
persekutuan dapat termasuk prosedur lain untuk digunakan pada, kasus pengunduran diri
sekutu, seperti penilaian spesifik, proses akuisisi dari nilai yang dapat dialihkan pada sekutu
yang mengundurkan diri, dan aspek lain terkait perubahan proses keanggotaan.
Beberapa persekutuan melakukan audit ketika terjadi perubahan komposisi sekutu.
Audit ini menghasilkan eksistensi dan keakuratan pada nilai buku aset dan liabilitas.
Terkadang, kesalahan akuntansi ditemukan selama proses audit. Kesalahan tersebut harus
diperbaiki dan akun modal sekutu harus disesuaikan berdasarkan rasio laba atau rugi yang
ada pada periode kesalahan ditemukan. Misalnya, jika audit mengungkapkan beban
penyusutan tiga tahun yang lalu sebesar Rp4.000.000 lebih rendah dari seharusnya,
kesalahan tersebut diperbaiki dengan penyesuaian periode sebelumnya, dan akun modal
sekutu dibebankan dengan masing-masing bagiannya dari penyesuaian yang didasarkan
pada rasio laba atau rugi tiga tahun yang lalu.
Pada umumnya, sekutu yang tetap melanjutkan akan membeli sekutu yang berhenti
dengan akuisiasi langsung atau persekutuan membeli kepentingan sekutu yang berhenti
tersebut. Jika sekutu yang tetap melanjutkan membeli langsung kepentingan sekutu yang
berhenti, satu-satunya jurnal pada pembukuan persekutuan adalah mencatat reklasifikasi
modal antarsekutu. Jika persekutuan mengakuisisi kepentingan sekutu yang berhenti,
persekutuan harus mencatat pengurangan total modal persekutuan dan pengurangan yang
berhubungan dengan pembayaran aset kepada sekutu yang berhenti. Perhitungan harga
pembelian ketika sekutu berhenti dari persekutuan dapat digambarkan dalam tiga

Halaman 29 dari 34
skenario berikut :
1. Harga Pembelian Sama dengan Kredit Modal Sekutu
Asumsikan Aldi berhenti dari persekutuan ABC saat akun modalnya sebesar
Rp55.000.000 setelah mencatat semua kenaikan dalam aset neto persekutuan termasuk
laba yang diperoleh sampai tanggal pengunduran diri. Jurnal yang dibuat oleh
persekutuan ABC adalah sebagai berikut :
(20) Modal, Aldi 55.000.000
Kas 55.000.000
Pengunduran diri Aldi dari persekutuan.
Jika persekutuan tidak bersedia untuk membayar sejumlah Rp55.000.000 kepada Aldi pada
saat pengunduran diri, maka persekutuan harus mengakui liabilitas sebesar bagian yang
tersisa.
2. Harga Pembelian Lebih Besar dari Kredit Modal Sekutu
Asumsikan Aldi memiliki kredit modal sebesar Rp55.000.000 dan seluruh sekutu
menyetujui harga pembelian sebesar Rp65.000.000. Sebagian besar persekutuan akan
mencatat sebesar Rp10.000.000 pembayaran di atas kredit modal Aldi (Rp65.000.000
Rp55.000.000) sebagai bonus penyesuaian modal kepada Aldi dari akun modal sekutu
yang tersisa. Pada kasus ini, Rp10.000.000 akan dialokasikan ke akun modal Bayu dan
Citra dengan rasio laba atau rugi masing-masing sekutu. Bayu memiliki 30 persen
kepentingan dan Citra memiliki 25 persen kepentingan dalam laba neto persekutuan
ABC. Jumlah dari bagian keduanya adalah 55 persen (30 persen 25 persen), dan
persentase laba keduanya, setelah dibulatkan adalah 55 persen untuk Bayu dan 45
persen untuk Citra, dihitung sebagai berikut.
Persentase Laba Persentase Laba
Sebelumnya Sisa
Aldi 45 0
Bayu 30 55 (30/55)
Citra 25 45 (25/55)
Total 100 100
Jurnal yang dicatat pada saat pengunduran diri Aldi adalah sebagai berikut.
(21) Modal, Aldi 55.000.000

Halaman 30 dari 34
Modal, Bayu 5.500.000
Modal, Citra 4.500.000
Kas 65.000.000
Pengunduran diri Aldi dari persekutuan.
Bonus sebesar Rp10.000.000 yang dibayarkan kepada Aldi dialokasikan untuk Bayu dan Citra
dengan rasio laba atau rugi masing-masing. Bayu dikenakan 55 persen, dan Citra dikenakan
sebesar sisanya 45 persen.
Terkadang. persekutuan menggunakan pengunduran diri sekutu untuk mencatat goodwill
yang tidak diakui. Dalam kasus ini, persekutuan dapat mencatat bagian sekutu yang berhenti
saja, atau menghitung keseluruhan jumlah goodwill yang didasarkan pada persentase laba
sekutu yang berhenti. Jika menghitung total goodwill, maka sekutu yang tersisa akan
menerima bagiannya atas total goodwill yang diakui. Banyak akuntan mengkritik pencatatan
goodwill pada saat pengunduran diri sekutu atas dasar teoretis yang sama sebagaimana
mereka mengkritik pencatatan goodwill yang tidak diakui pada saat penerimaan sekutu
baru. Dengan demikian, akuntansi untuk persekutuan terkadang menggunakan pengakuan
goodwill pada saat kejadian.
Misalnya, jika Rp65.000.000 dibayarkan kepada Aldi dan hanya bagian Aldi dari goodwill
yang tidak diakui yang akan dicatat, maka persekutuan akan membuat jurnal pada saat
mundurnya Aldi sebagai berikut.
(22) Goodwill 10.000.000
Modal, Aldi 10.000.000
Mengakui bagian goodwill untuk Aldi.
(23) Modal, Aldi 65.000.000
Kas 65.000.000
Pengunduan diri Aldi dari persekutuan.
3. Harga Pembelian Lebih Kecil dari Kredit Modal Sekutu
Sering kali harga pembelian kurang dari kredit modal sekutu. Hal ini dapat terjadi
jika nilai likuidasi dari aset neto lebih kecil dari nilai bukunya atau karena sekutu yang
mengundurkan diri berniat meninggalkan persekutuan dengan cukup menerima lebih
kecil dari saldo modalnya saat ini. Misalnya, Aldi setuju untuk menerima Rp50.000.000
sebagai harga pembelian untuk kepentingan persekutuan. Persekutuan harus
mengevaluasi aset netonya untuk menentukan jika terjadi penurunan nilai yang harus

Halaman 31 dari 34
diakui. Jika tidak diperlukan revaluasi dari aset neto, maka perbedaan Rp5.000.000
(Rp55.000.000 pembayaran kas Rp50.000.000 kredit modal) didistribusikan sebagai
penyesuaian modal kepada Bayu dan Citra berdasarkan rasio laba rugi masing-masing.

Halaman 32 dari 34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pwnjelasan yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa Persekutuan
merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah dalam pendiriannya dan
memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan mereka,
dalam satu usaha tertentu. Jenis-jenia Persekutuan terbatas (Limited Partnership- LP) adalah
bentuk yang berbeda dari persekutuan dengan kewajiban terbatas (Limited Liability
Partnership-LLP) atau persekutuan terbatas dengan kewajiban terbatas (Limited Liability
Partnership- LLLP). Variasi berdasarkan tingkat perlindungan kewajiban kepada sekutu.
Dalam pembentukan persekutuan terdapat dua metode pembukuan akuntansi yaitu
meneruskan pembukuan salah seorang sekutu dan membentuk pembukuan yang baru.
Selanjutnya dalam operasi persekutuan terdapat empat akun yang berkaitan yaitu akun
modal, akun prive, dan akun pinjaman. Untuk pembagian laba rugi persekutuan terdapat
beberapa metode yaitu Rasio yang ditetapkan sebelumnya (preselected ratio), Bunga atas
saldo modal (interest on capital balance), Gaji kepada sekutu, Bonus kepada sekutu.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini di harapkan penulis dan pembaca dapat lebih
mengetahui dan bagaimana pembentukan, operasi dan keanggotaan persekutuan, sehingga
dapat memberi tambahan wawasan mengenai pembentukan, operasi dan keanggotaan
persekutuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sampurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Halaman 33 dari 34
DAFTAR PUSTAKA
https://www.acadenia.edu/17422421/Persekutuan_Pembentukan_Operasi dan Perubahan
Kepentingan_Kepemilikan
hups://www.academia.edu/32330622/PEMBENTLUKAN PERSEKUTUAN.docr makalalh pd
hups://sww.acadenia.cdu/AI787309/BAR I PERSEKUTUAN
https://ressykal20194 nordpress.com/201406/17lakuntansi-keuangan-lanjutan
http://matirah.blogspot.com/2016/09/persekutuan-pendirian-pengoperasian-dan.html
E Baker, Richard, dkk. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Buku 2. 2010. Jakarta: Salemba Empat
Drs. L. Suparwoto, M.Sc., Akt. 2002. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Penerbit BPFE-
Yogyakarta,
Yogyakarta.

Halaman 34 dari 34

Anda mungkin juga menyukai