(Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II)
Dosen Pengampu: Yunita L Utami, S.Pd., M.Ak., Ak
Oleh:
Nim : 60118024
Kelas : AA5
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
KENDAL
202
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
serta karunianya saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah Akuntansi Keuangan
Lanjutan II dengan judul “PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN
KEANGGOTAAN” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sebelumnya saya ucapkan
terimakasih kepada Ibu Yunita L Utami, S.Pd., M.Ak. Ak selaku Dosen Mata Kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Dibuatnya makalah ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan II dan untuk menambah wawasan pembaca mengenai materi
tentang “PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN KEANGGOTAAN”
sehingga pembaca dan penulis dapat lebih mengerti dan memahami apa yang dimaksud
dengan “PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN
KEANGGOTAAN”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata semurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Persekutuan...............................................................................................................6
2.2 Sifat Entitas Persekutuan............................................................................................................6
2.3 Akuntansi Untuk Pembentukan Persekutuan..............................................................................9
Contoh kasus...............................................................................................................................9
2.4 Laporan Keuangan Persekutuan................................................................................................11
2.5 Perubahan Keanggotaan...........................................................................................................12
Kasus 1. Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku Persekutuan..............14
Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan.........15
Kasus 3. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan.........16
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Persekutuan didefinisikan sebagai gabungan dua orang/ organisasi atau lebih yang
menjalankan suatu usaha secara bersama-sama dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah untuk
membentuknya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan
keterampilan mereka dalam suatu usaha bersama. Persekutuan menyediakan sarana yang
lebih fleksibel untuk memperoleh ekuitas modal lebih dibandingkan dengan perusahaan
perseorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang
cepat.
KUHP Per Bab VIII, Bagian 1, Pasal 1618 menyatakan bahwa, “persekutuan/
perseorangan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk
menginvestasikan sesuatu kedalam usaha agar memperoleh keuntungan dari persekutuan
itu dibagi di antara mereka”. Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor yang berbeda:
a. Asosiasi dua orang atau lebih.
b. Untuk menginvestasikan sesuatu.
c. Usaha untuk mencari keuntungan.
Salah satu contoh bentuk perusahaan di Indonesia adalah Firma. Firma merupakan
contoh perusahaan persekutuan yang paling banyak dikenal. Perusahaan ini didirikan
oleh dua pemodal atau lebih. Setiap anggota bertanggung jawab penuh terhadap
persekutuan yang didirikan. Pembagian keuntungan berdasarkan pada akta perjanjian
yang telah dibuat. Contoh firma yang banyak didirikan adalah firma hukum, dimana
didalamnya terdapat beberapa pengacara yang bekerjasama untuk menangani kasus
klien.
Bentuk persekutuan usaha memiliki beberapa elemen unik karena satatus legal dan
akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan karakteristik utama yang membedakan
bentuk organisasi dari persekutuan.
Karakteristik Persekutuan
Karakteristik persekutuan adalah sifat utama atau ciri khas persekutuan yang meliputi:
a. Mutual Agency (Perwakilan Bersama): masing-masing sekutu menjadi agen atau
wakil dari persekutuan untuk tujuan usaha.
b. Limited Life (Umur Terbatas): persekutuan berlangsung selama individu-individu
yang mengadakan persekutuan masih ada dan menghendaki.
c. Unlimited Liability ( Tanggung Jawab Tak Terbatas): tanggung jawab anggota
tidak terbatas pada jumlah investasi dalam persekutuan.
d. Ownership of an Interset in a Partnership: kekayaan yang telah disetor kedalam
persekutuan sudah bukan lagi milik sekutu penyetor, melainkan milik semua
sekutu.
e. Participation on Partnership Profit: masing-masing sekutu mempunyai hak dalam
pembagian laba atau rugi persekutuan.
f. Right of to Dipose of a Partnership Interest: masing sekutu mempunyai hak untuk
menjual atau memindahkan haknya atas modal dan hak atas laba kepada orang
lain, baik kepada anggota sekutu maupun bukan.
g. Mutual Liability: semua sekutu bertanggung jawab terhadap utang persekutuan.
Jadi utang persekutuan adalah juga utang seluruh sekutu.
Contoh kasus:
Ary dan Rey mendirikan sebuah persekutuan, dimana sebelumnya Ary sudah
menjalankan perusahaan perseorangan dan akan dilanjutkan dalam persekutuan Ary &
Rey sebagai investasi Ary. Sedangkan Rey menginvestasikan uang kas sebesar Rp
25.000.000 kedalam persekutuan. Neraca perusahaan Ary sebelum dibentuknya
persekutuan sebagai berikut:
PERUSAHAAN ARY
NERACA
Per 31 Desember 2003
AKTIVA: PASIVA:
Kas 16.200.000 Hutang Usaha 24.000.000
Piutang Usaha 20.000.000 Modal, Ary 40.400.000
Cadangan kerugian PU (1.200.000)
Persed. Barang Dagangan 21.400.000
Perlengkapan 1.600.000
Peralatan 12.000.000
Akm. Peny. Peralatan (5.600.000)
TOTAL AKTIVA 64.400.000 TOTAL PASIVA 64.400.000
Dalam persekutuan disepakati oleh Ary dan Rey bahwa:
a. Semua uang kas diambil oleh Ary, Piutang Usaha sebesar 1.000.000 dihapusan
dan Cadangan Kerugian Piutang Usaha ditetapkan 4% dari sisa piutang.
b. Persediaan barang dagangan ditetapkan berdasarkan nilai pasarnya sebesar
26.000.000
c. Peralatan diakui sebesar nilai wajarnya 7.500.000, yaitu atas nilai pengganti
15.000.000 yang telah disusutkan 50%.
d. Disepakati goodwill untuk Ary atas kegiatan perusahaan selama ini sebesar
10.000.000
Bila Melanjutkan Pembukuan Ary
Jurnal yang dibuat dalam pembentukan persekutuan Ary & Rey adalah:
a. Mencatat penyesuaian pembukun sekutu yang dilanjutkan berdasarkan
kesepakatan pendirian persekutuan.
Cadangan kerugian piutang 440.000 -
Persed. Barang Dagangan 5.200.000 -
Akm. Peny. Peralatan 5.600.000 -
Goodwill 10.000.000 -
Modal Ary 460.000 -
Kas - 16.200.000
Piutang Usaha - 1.000.000
Peralatan - 4.500.000
b. Mencatat setoran modal sekutu Rey
Kas 25.000.000
Modal Rey 25.000.000
300.000
Laba Bersih 300.000
Pembagian Laba Tn. A Tn. B Jumlah
Gaji Pemilik 120.000 60.000 180.000
Bunga Atas Modal 15.000 30.000 45.000
Sisa Laba Dibagi Sama 37.500 37.500 75.000
172.500 127.500 300.000
Berhentinya atau penarikan sekutu dari persekutuan merupkan disosiasi dari sekutu
tersebut. Disosiasi sekutu tidak harus berarti pembubaran dan penutupan dari
persekutuan. Banyak persekutuan yang tetap melanjutkan bisnisnya dan persekutuan
dapat membeli kepentingan sekutu yang berhenti pada harga buyout ( Buyout Price ).
Harga buyout adalah harga pembelian merupakan estimasi jumlah jika (a) aset telah
dijual pada harga sama dengan yang lebih besar dari nilai likuidasi atau nilai berdasarkan
penjualan seluruh bisnis jika bisnis tetap berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (b)
persekutuan berakhir pada saat tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditor
persekutuan dan penghentian bisnis. Sekutu yang mengundurkan diri dari persekutuan
dapat dikenai tanggung jawab oleh persekutuan atas kerugian yang dialami persekutuan
karena pengunduran diri dan disosiasi yang ilegal. Disosiasi yang ilegal terjai karena
pelanggaran dalam ketentuan perjanjian persekutuan atau, untuk persekutuan yang
dibentuk untuk waktu atau tujuan tertentu, sebelum waktu atau tujuan telah diselesaikan.
Kasus 1. Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Total nilai buku dari persekutua sebelum penerimaan sekutu baru adalah
Rp30.000.000 dan sekutu baru Lisa membeli seperempat kepentingan modal senilai
Rp10.000.000.
Nilai investasi sekutu baru biasanya hasil negosisasi antara sekutu sebelumnya
dengan sekutu prospektif. Dalam kasus persekutuan, sekutu prospektif memastikan nilai
pasar dan kemampuan menghasilkan laba atas aset neto persekutuan. Investasi sekutu
baru kemudian menjadi presentase modal persekutuan yang diakuisisi. Dalam kasus ini,
Lisa harus percaya bahwa investasi senilai Rp10.000.000 adalah harga wajar seperempat
kepentingan dalam persekutuan, atau dia tidak melakukan investasi sama sekali.
Setelah nilai investasi disetujui mungkin akan dihitung nilai buku proposional sekutu
baru. Untuk investasi Rp10.000.000, Lisa akan mendapatkan seperempat kepentingan
dalam persekutuan sebagai berikut:
Investasi pada persekutuan Rp10.000.000
Nilai buku proposional sekutu baru
(Rp30.000.000 + Rp10.000.000)x0,25 (10.000.000)
Selisih (Investasi =Nilai Buku) Rp-0-
Oleh karena itu nilai investasi (Rp10.000.000) sama dengan 25 persen nilai buku
proposional sekutu baru (Rp10.000.000=Rp40.000.000x0,25), mengimplikasikan bahwa
aset bersih telah dinilai secara wajar. Modal yang dihasilkan sama dengan modal awal
(Rp30.000.000) ditambah investasi sekutu baru (Rp10.000.000), perlu dicatat bahwa
modal yang dialokasikan kepada sekutu bar adalah bagian dari modal persekutuan
setelah diterimanya ia sebagai sekutu baru. Jurna yang dicatat dalam pembukuan
persekutuan adalah:
1 Januari 20X3
Kas Rp10.000.000
Modal Lisa Rp10.000.000
Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Sekutu baru dapat menginvestasikan lebih besar pada persekutuan yang sudah ada
dibanding bagian proposional dari nilai buku persekutuan.hal ini bahwa ekutu baru
tersebut menghargai beberapa nilai pada persekutuan yang tidak tercermin dalam
pembukuan.
Misalnya, diasumsikan Lisa menginvestasikan Rp12.000.000 untuk seperempat
kepentingan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah membandingkan
investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya, sebagai berikut:
Investasi pada persekutuan Rp12.000.000
Nilai buku proposional sekutu baru:
(Rp30.000.000+Rp12.000.000)x0,25 (10.500.000)
Selisih (Investasi=Nilai Buku) Rp 1.500.000
Kasus 3. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Ada kemungkinan bahwa sekutu baru membayar lebih kecil bagian proposionalnya
dari nilai buku persekutuan. Misalnya, Lisa menginvestasikan Rp7.500.000 untuk
seperempat kepentingan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah
membandingkan investasi sekutu baru dengan nilai buku proposional sekutu baru, seperti
berikut:
Fakta bahwa nilai investasi Lisa lebih rendah dari nilai buku atas seperempat
kepemilikan pada persekutuan mengidentifikasikan persekutuan memiliki aset yang
nilainya terlalu tinggi atau sekutu lama mengakui bahwa Lisa memiliki kontribusi nilai
dalam bentuk pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan persekutuan. Dalam kasus ini,
Lisa telah menginvestasikan Rp7.500.000 dalam bentuk kas dan sejumlah nilai tambah
yang dianggap sebagai goodwill.
Seperti kasus 2, dalam hal ini investasi melebihi nilai buku yang diperoleh, terdapat
tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika investasi lebih rendah dari
nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendekatan tersebut adalah:
a. Merevaluasi nilai aset yang menurun. Pada alternatif ini:
1) Niai buku aset neto diturunkan untuk mengakui penurunan nilainya.
2) Akun modal sekutu sebelumnya diturunkan sebagai bagian dari
penurunan nilai buku aset neto.
3) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya dikurangi jumlah dari penilaian penurunan nilai aset neto
ditambah investasi sekutu baru.
b. Mengakui goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu baru. Dalam metode ini:
1) Goodwill dan manfaat tak berwujud lainnya yang dibawa masuk oleh
sekutu baru dicatat dan dimasukkan dalam akun modal sekutu baru.
2) Akun modal sekutu sebelumnya tetap tidak berubah.
3) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah nilai goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu
baru ditambah investasi berwujud sekutu baru.
c. Menggunakan metode bonus. Dalam metode bonus:
1) Sekutu baru menetapkan bonus dari akun modal sekutu sebelumnya, yang
diturunkan sebagai bagian dari bonus yang dibayarkan kepada sekutu
baru.
2) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah investasi sekutu baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam laporan keuangan persekutuan ada tiga laporan keuangan yaitu laporan laba
rugi, laporan posisi keuangan dan laporan arus kas yang biasanya disusun pada akhir
periode pelaporan. Dalam perubahan keanggotaan sekutu yang mengundurkan diri dari
persekutuan dapat dikenai tanggung jawab oleh persekutuan atas kerugian yang dialami
persekutuan karena pengunduran diri dan disosiasi yang ilegal. Disosiasi yang ilegal
terjai karena pelanggaran dalam ketentuan perjanjian persekutuan atau, untuk
persekutuan yang dibentuk untuk waktu atau tujuan tertentu, sebelum waktu atau tujuan
telah diselesaikan.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini penulis dan pembaca dapat lebih mengetahui dan
bagaimana pembentukan dan perubahan keanggotaan, sehingga dapat memberi tambahan
wawasan mengenai pembentukan dan perubahan keanggotaan persekutuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA