Anda di halaman 1dari 19

PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN KEANGGOTAAN

(Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II)
Dosen Pengampu: Yunita L Utami, S.Pd., M.Ak., Ak

Oleh:

Nama : Ika Ayu Febriyanti

Nim : 60118024

Kelas : AA5

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
KENDAL
202
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
serta karunianya saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah Akuntansi Keuangan
Lanjutan II dengan judul “PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN
KEANGGOTAAN” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sebelumnya saya ucapkan
terimakasih kepada Ibu Yunita L Utami, S.Pd., M.Ak. Ak selaku Dosen Mata Kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Dibuatnya makalah ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan II dan untuk menambah wawasan pembaca mengenai materi
tentang “PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN KEANGGOTAAN”
sehingga pembaca dan penulis dapat lebih mengerti dan memahami apa yang dimaksud
dengan “PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN
KEANGGOTAAN”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata semurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Kendal, 20 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Persekutuan...............................................................................................................6
2.2 Sifat Entitas Persekutuan............................................................................................................6
2.3 Akuntansi Untuk Pembentukan Persekutuan..............................................................................9
Contoh kasus...............................................................................................................................9
2.4 Laporan Keuangan Persekutuan................................................................................................11
2.5 Perubahan Keanggotaan...........................................................................................................12
Kasus 1. Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku Persekutuan..............14
Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan.........15
Kasus 3. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan.........16
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................18
3.2 Saran.........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di indonesia persekutuan dapat berupa firma ataupun persekutuan komanditer.


Persekutuan komanditer biasanya disebut CV. Persekutuan merupakan bentuk kerjasama
antara dua orang atau lebih untuk menjalankan usaha bersama. Masing-masing orang tadi
disebut sekutu. Pada firma, semua sekutu bertanggung jawab dan menanggung kerugian
firma samapi ke harta pribadi. Jika firma menderita kerugian maka, semua sekutu harus
menanggung kerugian tersebut. Apabila harta firma tidak cukup untuk menyelesaikan
kerugian tersebut maka harta pribadi masing-masing sekutu juga ikut digunakan untuk
menanggung kerugin. Sedangkan pada persekutuan komanditer, semua sekutu juga
bertanggung jawab sebagaimana pada firma. Tetapi terdapat sekutu yang tanggung
jawabnya terbatas pada harta yang disetorkannya ke persekutuan komanditer. Sekutu
tersebut sering dinamai dengan sekutu diam, pasif atau silent partner. Ada juga sekutu
aktif yang tanggung jawabnya terhadap kerugian CV sampai kepada harta pribadi.
Berbagai masalah akuntansi yang timbul didalam perusahaan yang dibentuk
persekutuan. Dalam persekutuan pemisahan antara pemilik dengan manajemen hampir
tidak ada, namun penyelenggaraan akuntansinya harus berpedoman pada ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam prinsip-prinsip akuntansi. Dari segi akuntansinya
persekutuan sebagai unit usaha dianggap mempunyai kedudukan terpisah dengan
pemilik-pemiliknya. Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah
untuk membentuknya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan
bakat dan keterampilan mereka dalam suatu usaha bersama.
Alasan dipilihnya materi ini untuk pembuatan makalah yaitu sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan dipahami lebih dalam tentang
Persekutuan: pembentukan dan perubahan keanggotaan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan persekutuan?


b. Bagaiamana sifat entitas persekutuan ?
c. Bagaiamana akuntansi untuk pembentukan persekutuan?
d. Bagaiamana laporan keuangan persekutuan?
e. Bagaiamana perubahan keanggotaan persekutuan?

1.3 Tujuan

a. Menjelaskan dan memahami tentang persekutuan


b. Menjelaskan dan memahami sifat entitas persekutuan
c. Menjelaskan dan memahami akuntansi untuk pembentukan persekutuan
d. Menjelaskan dan memahami laporan keuangan persekutuan
e. Menjelaskan dan memahami perubahan keanggotaan persekutuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persekutuan

Persekutuan didefinisikan sebagai gabungan dua orang/ organisasi atau lebih yang
menjalankan suatu usaha secara bersama-sama dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah untuk
membentuknya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan
keterampilan mereka dalam suatu usaha bersama. Persekutuan menyediakan sarana yang
lebih fleksibel untuk memperoleh ekuitas modal lebih dibandingkan dengan perusahaan
perseorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang
cepat.
KUHP Per Bab VIII, Bagian 1, Pasal 1618 menyatakan bahwa, “persekutuan/
perseorangan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk
menginvestasikan sesuatu kedalam usaha agar memperoleh keuntungan dari persekutuan
itu dibagi di antara mereka”. Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor yang berbeda:
a. Asosiasi dua orang atau lebih.
b. Untuk menginvestasikan sesuatu.
c. Usaha untuk mencari keuntungan.

Salah satu contoh bentuk perusahaan di Indonesia adalah Firma. Firma merupakan
contoh perusahaan persekutuan yang paling banyak dikenal. Perusahaan ini didirikan
oleh dua pemodal atau lebih. Setiap anggota bertanggung jawab penuh terhadap
persekutuan yang didirikan. Pembagian keuntungan berdasarkan pada akta perjanjian
yang telah dibuat. Contoh firma yang banyak didirikan adalah firma hukum, dimana
didalamnya terdapat beberapa pengacara yang bekerjasama untuk menangani kasus
klien.

2.2 Sifat Entitas Persekutuan

Bentuk persekutuan usaha memiliki beberapa elemen unik karena satatus legal dan
akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan karakteristik utama yang membedakan
bentuk organisasi dari persekutuan.

Regulasi Hukum Persekutuan


Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-
undang terkait dengan persekutuan karena hukum atau undang undang tersebut
menjelaskan hak-hak setiap sekutu/ partner atau kreditor pada tahap pembuatan, operasi
dan likuidasi persekutuan. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak dan
tanggung jawab sekutu/ partner dengan sekutu yang lain dan kreditor dari persekutuan.

Karakteristik Persekutuan
Karakteristik persekutuan adalah sifat utama atau ciri khas persekutuan yang meliputi:
a. Mutual Agency (Perwakilan Bersama): masing-masing sekutu menjadi agen atau
wakil dari persekutuan untuk tujuan usaha.
b. Limited Life (Umur Terbatas): persekutuan berlangsung selama individu-individu
yang mengadakan persekutuan masih ada dan menghendaki.
c. Unlimited Liability ( Tanggung Jawab Tak Terbatas): tanggung jawab anggota
tidak terbatas pada jumlah investasi dalam persekutuan.
d. Ownership of an Interset in a Partnership: kekayaan yang telah disetor kedalam
persekutuan sudah bukan lagi milik sekutu penyetor, melainkan milik semua
sekutu.
e. Participation on Partnership Profit: masing-masing sekutu mempunyai hak dalam
pembagian laba atau rugi persekutuan.
f. Right of to Dipose of a Partnership Interest: masing sekutu mempunyai hak untuk
menjual atau memindahkan haknya atas modal dan hak atas laba kepada orang
lain, baik kepada anggota sekutu maupun bukan.
g. Mutual Liability: semua sekutu bertanggung jawab terhadap utang persekutuan.
Jadi utang persekutuan adalah juga utang seluruh sekutu.

Karakteristik Utama Lainnya dari Persekutuan


Semua persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer dan KUHD.
Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan pembentukan dan
operasi persekutuan.
a. Perjanjian persekutuan.
b. Persekutuan sebagai entitas terpisah.
c. Sekutu adalah agen persekutuan.
d. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama.
e. Hak dan kewajiban sekutu.
f. Kepentingan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan.
g. Pengunduran diri sekutu.

Jenis-Jenis Persekutuan Terbatas


a. Persekutuan Terbatas (Limited Partnership –LP) Dalam Persekutuan
Terbatas (LP), terdapat paling sedikit satu sekutu namun satu atau lebih sekutu
terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara pesonal dan atas kewajiban
persekutuan dan memiliki tanggung jawab hanya sampai dengan kontribusi
modal tapi tidak memiliki wewenang manajemen.
b. Persekutuan Dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Partnership-
LLP) Persekutuan dengan kewajiban terbatas adalah dimana tiap sekutu memiliki
tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidaka ada sekutu umum atau sekutu
terbatas di LLP; sehingga tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai sekutu
umum, tapi dengan kewajiban hukum terbatas. Sekutu dalam LLP tidak
bertanggungjawab secara personal atas kewajiban persekutuan. Namun, beberapa
negara bagian telah mendefinisikan bahwa tiap sekutu dalam LLP
bertanggungjawab penuh atas kewajiban persekutuan, tapi tidak akibat tindakan
kelalaian profesional atau malpraktik yang dilakukan sekutu lain.
c. Persekutuan Terbatas dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability
Limited Partnership- LLLP) Di sebagian besar negara bagian, persekutuan
terbatas dapat memilih persekutuan terbatas dengan kewajiban terbatas. Di LLLP
setiap sekutu bertanggungjawab hanya atas kewajiban bisnis persekutuan, dan
tidak atas terjadinya kesalahan yang dilakukan sekutu lain dalam berbisnis normal
perusahaan. Keuntungan LLLP adalah tiap sekutu umum, walau
bertanggungjawab atas manajemen persekutuan, tidak memiliki kewajiban
personal atas kewajiban persekutuan. Sama dengan perlindungan kewajiban yang
diberikan di sekutu terbatas. Identifikasi sebagai “LLLP” atau “Persekutuan
terbatas dengan Kewajiban Terbatas” harus tercantum dalam nama atau identitas
entitas.
2.3 Akuntansi Untuk Pembentukan Persekutuan

Pada saat pembentukan persekutuan diperlukan, untuk melakukan penilaian yang


tepat terhadap aset nonkas dan liabilitas yang dikonribusikan oleh masing-masing sekutu.
Item yang dikontribusikan oleh sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan. Persekutuan
harus membedakan secara jelas antara kontribusi modal dan pinjaman yang diberikan
oleh sekutu kepada persekutuan. Pengaturan pinjaman harus memiliki bukti tertulis atau
dokumen lain yang secara legal dapat membuktikan terdapat pinjaman dari salah satu
sekutu kepada persekutuan. Penting juga untuk membedakan aset berwujud yang
dimiliki oleh persekutuan dengan aset tertentu yang dimiliki sekutu individu, tetapi aset
tersebut digunakan oleh persekutuan. Pencatatan yang akurat atas aset berwujud
persekutuan harus dikelola dengan baik.

Contoh kasus:
Ary dan Rey mendirikan sebuah persekutuan, dimana sebelumnya Ary sudah
menjalankan perusahaan perseorangan dan akan dilanjutkan dalam persekutuan Ary &
Rey sebagai investasi Ary. Sedangkan Rey menginvestasikan uang kas sebesar Rp
25.000.000 kedalam persekutuan. Neraca perusahaan Ary sebelum dibentuknya
persekutuan sebagai berikut:
PERUSAHAAN ARY
NERACA
Per 31 Desember 2003
AKTIVA: PASIVA:
Kas 16.200.000 Hutang Usaha 24.000.000
Piutang Usaha 20.000.000 Modal, Ary 40.400.000
Cadangan kerugian PU (1.200.000)
Persed. Barang Dagangan 21.400.000
Perlengkapan 1.600.000
Peralatan 12.000.000
Akm. Peny. Peralatan (5.600.000)
TOTAL AKTIVA 64.400.000 TOTAL PASIVA 64.400.000
Dalam persekutuan disepakati oleh Ary dan Rey bahwa:
a. Semua uang kas diambil oleh Ary, Piutang Usaha sebesar 1.000.000 dihapusan
dan Cadangan Kerugian Piutang Usaha ditetapkan 4% dari sisa piutang.
b. Persediaan barang dagangan ditetapkan berdasarkan nilai pasarnya sebesar
26.000.000
c. Peralatan diakui sebesar nilai wajarnya 7.500.000, yaitu atas nilai pengganti
15.000.000 yang telah disusutkan 50%.
d. Disepakati goodwill untuk Ary atas kegiatan perusahaan selama ini sebesar
10.000.000
Bila Melanjutkan Pembukuan Ary
Jurnal yang dibuat dalam pembentukan persekutuan Ary & Rey adalah:
a. Mencatat penyesuaian pembukun sekutu yang dilanjutkan berdasarkan
kesepakatan pendirian persekutuan.
Cadangan kerugian piutang 440.000 -
Persed. Barang Dagangan 5.200.000 -
Akm. Peny. Peralatan 5.600.000 -
Goodwill 10.000.000 -
Modal Ary 460.000 -
Kas - 16.200.000
Piutang Usaha - 1.000.000
Peralatan - 4.500.000
b. Mencatat setoran modal sekutu Rey
Kas 25.000.000
Modal Rey 25.000.000

Bila Membentuk Pembukuan Baru


a. Jurnal yang diprlukan untuk mencatat pembukuan persekutuan Ary & Rey
sebagai berikut:
Piutang Usaha 19.000.000 -
Persed. Barang Dagang 26.600.000 -
Perlengkapan 1.600.000 -
Peralatan 7.500.000 -
Goodwill 10.000.000 -
Cadangan Kerugian Piutang - 760.000
Hutang Usaha - 24.000.000
Modal Ary - 39.940.000
b. Mencatat setoran modal sekutu Rey
Kas 25.000.000 -
Modal Rey - 25.000.000
Neraca persekutuan yang baru didirikan dengan meanjutkan pembukuan Ary atau
membentuk pembukuan yang baru:
PERSEKUTUAN ARY & REY
NERACA
Per 31 Desember 2003
AKTIVA: PASIVA:
Kas 25.000.000 Hutang Usaha 24.000.000
Piutang Usaha 19.000.000 Modal Ary 39.940.000
Cadangan Kerugian PU (760.000) Modal Rey 25.000.000
Persed. Barang Dagang 26.600.000
Perlengkapan 1.600.000
Peralatan 7.500.000
Goodwill 10.000.000
TOTAL AKTIVA 88.940.000 TOTAL PASIVA 88.940.000

2.4 Laporan Keuangan Persekutuan

Sebuah persekutuan merupakan entitas pelaporan terpisah untuk tujuan akuntansi,


dan ada tiga laporan keuangan yaitu laporan laba rugi, laporan posisi keuangan dan
laporan arus kas yang biasanya disusun pada akhir periode pelaporan. Laporan interim
juga bisa dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi para sekutu. Selain ketiga laporan
keuangan dasar, laporan modal sekutu biasanya disiapkan menyajikan perubahan akun
modal sekutu untuk suatu periode berjalan.

a. Contoh laporan laba rugi persekutuan


PERSEKUTUAN A & B
LAPORAN PERHITUNGAN RUGI-LABA
UNTUK PERIODE TAHUN BUKU 2010
Hasil penjualan 1.500.000
Harga Pokok Penjualan 900.000
Laba Kotor Penjualan 37.500 600.000
Biaya Usaha: 112.500
Biaya Bunga 150.000
Biaya Karyawan
Biaya Lainnya

300.000
Laba Bersih 300.000
Pembagian Laba Tn. A Tn. B Jumlah
Gaji Pemilik 120.000 60.000 180.000
Bunga Atas Modal 15.000 30.000 45.000
Sisa Laba Dibagi Sama 37.500 37.500 75.000
172.500 127.500 300.000

b. Laporan Modal sekutu


PERSEKUTUAN AB
LAPORAN MODAL SEKUTU
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20X1
Aldi Bayu Total
Saldo Januari 20X1 20.000.000 10.000.000 30.000.000
Ditambah: Investasi tambahan 500.000 500.000
Distribusi laba neto 3.980.000 6.020.000 10.0000
23.980.000 16.520.000 40.500.000
Dikurangi: Penarikan (4.000.000) (4.000.000)
Saldo, 31 Desember 20X1 23.980.000 12.520.000 36.500.000

2.5 Perubahan Keanggotaan

Berhentinya atau penarikan sekutu dari persekutuan merupkan disosiasi dari sekutu
tersebut. Disosiasi sekutu tidak harus berarti pembubaran dan penutupan dari
persekutuan. Banyak persekutuan yang tetap melanjutkan bisnisnya dan persekutuan
dapat membeli kepentingan sekutu yang berhenti pada harga buyout ( Buyout Price ).
Harga buyout adalah harga pembelian merupakan estimasi jumlah jika (a) aset telah
dijual pada harga sama dengan yang lebih besar dari nilai likuidasi atau nilai berdasarkan
penjualan seluruh bisnis jika bisnis tetap berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (b)
persekutuan berakhir pada saat tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditor
persekutuan dan penghentian bisnis. Sekutu yang mengundurkan diri dari persekutuan
dapat dikenai tanggung jawab oleh persekutuan atas kerugian yang dialami persekutuan
karena pengunduran diri dan disosiasi yang ilegal. Disosiasi yang ilegal terjai karena
pelanggaran dalam ketentuan perjanjian persekutuan atau, untuk persekutuan yang
dibentuk untuk waktu atau tujuan tertentu, sebelum waktu atau tujuan telah diselesaikan.

Konsep Umum untuk memperhitungkan Perubahan Keanggotaan dalam


Persekutuan
a. Persekutuan Sebagai Entitas Terpisah dari sekutu Individu dan Penggunaan
Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
Beberapa persekutuan memilih untuk mematuhi prinsip akuntansi berterima
umum (General Accepted Accounting Principles) GAAP untuk entitas tanpa
akuntanbilitas publik (SAK-ETAP) dalam pelaporan akuntansi dan keuangannya.
Jika persekutuan mengikuti PSAK dan atau SAK-ETAP dan diaudit oleh auditor
eksternal, maka persekutuan tersebut dapat memperoleh opini audit yang
menyatakan bahwa laporan persekutuan telah sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi berterima umum dan sepenuhnya diadopsi SAK-ETAP.
Persekutuan yang mengikuti PSAK dan atau SAK-ETAP dan mendefinisikan
perusahaan sebagai entitas terpisah dari sekutu individual akan memperhitungkan
perubahan keanggotaan dalam cara yang sama seperti entitas korporasi yang akan
memperhitungkan perubahan investornya.
b. Persekutuan sebagai Keseluruhan Kepentingan Sekutu dan Penggunaan
Akuntansi Non- SAK-ETAP
Para sekutu dalam sebuah perusahaan swasta dapat memilih untuk mengikuti
metode akuntansi Non-SAK-ETAP untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu. Dalam kasus ini perusahaan masih dapat diaudit oleh auditor eksternal,
tetapi opini audit yang menyatakan dengan jelas bahwa prinsip-prinsip akuntansi
Non-SAK-ETAP digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Persekutuan
seperti ini tidak dapat memperoleh opini audit “wajar tanpa pengecualian”.
Praktik revaluasi aset neto atau pengakuan goodwill tidak sesuai dengan
PSAK atau SAK-ETAP. Persekutuan menggunakan argumen metode Non-PSAK
atau Non-SAK-ETAP bahwa mengevaluasi aset pada perubahan keanggotaan
persekutuan menyatakan secara lengkap kondisi ekonomi yang sebenarnya dari
persekutuaan pada saat perubahan keanggotaan tersebut dan menetapkan
perubahan nilai aset dan liabilitas serta goodwill kepada para sekutu yang telah
mengelola bisnis sepanjang terjadinya perubahan nilai. Beberapa akuntan percaya
revaluasi ini diperlukan untuk menilai secara tepat setiap ekuitas sekutu terkini
dalam persekutuan. Oleh karena itu, banyak persekutuan yang melakukan
revaluasi aset neto atau pengakuan goodwill pada saat perubahan keanggotaan
persekutuan.

Sekutu Baru Berinvestasi dalam Persekutuan

Kasus 1. Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku
Persekutuan

Total nilai buku dari persekutua sebelum penerimaan sekutu baru adalah
Rp30.000.000 dan sekutu baru Lisa membeli seperempat kepentingan modal senilai
Rp10.000.000.
Nilai investasi sekutu baru biasanya hasil negosisasi antara sekutu sebelumnya
dengan sekutu prospektif. Dalam kasus persekutuan, sekutu prospektif memastikan nilai
pasar dan kemampuan menghasilkan laba atas aset neto persekutuan. Investasi sekutu
baru kemudian menjadi presentase modal persekutuan yang diakuisisi. Dalam kasus ini,
Lisa harus percaya bahwa investasi senilai Rp10.000.000 adalah harga wajar seperempat
kepentingan dalam persekutuan, atau dia tidak melakukan investasi sama sekali.
Setelah nilai investasi disetujui mungkin akan dihitung nilai buku proposional sekutu
baru. Untuk investasi Rp10.000.000, Lisa akan mendapatkan seperempat kepentingan
dalam persekutuan sebagai berikut:
Investasi pada persekutuan Rp10.000.000
Nilai buku proposional sekutu baru
(Rp30.000.000 + Rp10.000.000)x0,25 (10.000.000)
Selisih (Investasi =Nilai Buku) Rp-0-

Oleh karena itu nilai investasi (Rp10.000.000) sama dengan 25 persen nilai buku
proposional sekutu baru (Rp10.000.000=Rp40.000.000x0,25), mengimplikasikan bahwa
aset bersih telah dinilai secara wajar. Modal yang dihasilkan sama dengan modal awal
(Rp30.000.000) ditambah investasi sekutu baru (Rp10.000.000), perlu dicatat bahwa
modal yang dialokasikan kepada sekutu bar adalah bagian dari modal persekutuan
setelah diterimanya ia sebagai sekutu baru. Jurna yang dicatat dalam pembukuan
persekutuan adalah:
1 Januari 20X3
Kas Rp10.000.000
Modal Lisa Rp10.000.000

Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan

Sekutu baru dapat menginvestasikan lebih besar pada persekutuan yang sudah ada
dibanding bagian proposional dari nilai buku persekutuan.hal ini bahwa ekutu baru
tersebut menghargai beberapa nilai pada persekutuan yang tidak tercermin dalam
pembukuan.
Misalnya, diasumsikan Lisa menginvestasikan Rp12.000.000 untuk seperempat
kepentingan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah membandingkan
investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya, sebagai berikut:
Investasi pada persekutuan Rp12.000.000
Nilai buku proposional sekutu baru:
(Rp30.000.000+Rp12.000.000)x0,25 (10.500.000)
Selisih (Investasi=Nilai Buku) Rp 1.500.000

Lisa telah menginvestasikan Rp12.000.000 untuk kepemilikan dengan nilai buku


Rp10.500.000, sehingga membayarlebih tinggi sebesar Rp1.500.000 atas nilai buku saat
ini.
Umumnya, kelebihan investasi atas nilai buku persekutuan mengidentifikasikan
bahwa nilai aset bersih sebelumnya kerendahan atau persekutuan atau memiliki goodwill
yang tidak dicatat. Tiga alternative perlakuan akuntansi dalam kasus ini adalah:
a. Revaluasi aset neto yang meningkat. Dalam alternatif ini:
1) Nilai buku dari aset neto dinaikkan ke nilai pasarnya.
2) Akun modal sekutu sebelumnya dinaikkan sebagai bagian dari kenaikan
nilai buku aset neto.
3) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah nilai revaluas aset ditambah investasi sekutu baru.
b. Mencatat goodwill yang tidak diakui. Pada metode ini:
1) Goodwill yang tidak diakui akan dicatat.
2) Akun modal sekutu sebelumnya dinaikkan sebagai bagian dari goodwill.
3) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah nilai goodwill yang diakui ditambah investasi
sekutu baru.
c. Menggunakan metode bonus. Pada dasarnya metode bonus adalah pengalihan
saldo modal diantara para sekutu. Metode ini digunakan ketika sekutu tidak ingin
untuk mencatat penyesuaian pada akun aset dan liabilitas atau mengakui
goodwill. Dalam metode ini:
1) Akun modal sekutu sebelumnya dinaikkan sebagai bagian dari bonus
yang diayarkan sekutu baru.
2) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah investasi sekutu baru.

Kasus 3. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan

Ada kemungkinan bahwa sekutu baru membayar lebih kecil bagian proposionalnya
dari nilai buku persekutuan. Misalnya, Lisa menginvestasikan Rp7.500.000 untuk
seperempat kepentingan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah
membandingkan investasi sekutu baru dengan nilai buku proposional sekutu baru, seperti
berikut:

Investasi pada persekutuan Rp7.500.000


Nilai buku proposional sekutu baru:
(Rp30.000.000+Rp7.500.000)x0,25 (9.375.000)
Selisih (Investasi=Nilai Buku) Rp(1.875.000)

Fakta bahwa nilai investasi Lisa lebih rendah dari nilai buku atas seperempat
kepemilikan pada persekutuan mengidentifikasikan persekutuan memiliki aset yang
nilainya terlalu tinggi atau sekutu lama mengakui bahwa Lisa memiliki kontribusi nilai
dalam bentuk pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan persekutuan. Dalam kasus ini,
Lisa telah menginvestasikan Rp7.500.000 dalam bentuk kas dan sejumlah nilai tambah
yang dianggap sebagai goodwill.
Seperti kasus 2, dalam hal ini investasi melebihi nilai buku yang diperoleh, terdapat
tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika investasi lebih rendah dari
nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendekatan tersebut adalah:
a. Merevaluasi nilai aset yang menurun. Pada alternatif ini:
1) Niai buku aset neto diturunkan untuk mengakui penurunan nilainya.
2) Akun modal sekutu sebelumnya diturunkan sebagai bagian dari
penurunan nilai buku aset neto.
3) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya dikurangi jumlah dari penilaian penurunan nilai aset neto
ditambah investasi sekutu baru.
b. Mengakui goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu baru. Dalam metode ini:
1) Goodwill dan manfaat tak berwujud lainnya yang dibawa masuk oleh
sekutu baru dicatat dan dimasukkan dalam akun modal sekutu baru.
2) Akun modal sekutu sebelumnya tetap tidak berubah.
3) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah nilai goodwill yang dibawa masuk oleh sekutu
baru ditambah investasi berwujud sekutu baru.
c. Menggunakan metode bonus. Dalam metode bonus:
1) Sekutu baru menetapkan bonus dari akun modal sekutu sebelumnya, yang
diturunkan sebagai bagian dari bonus yang dibayarkan kepada sekutu
baru.
2) Total modal yang dihasilkan persekutuan mencerminkan saldo modal
sebelumnya ditambah investasi sekutu baru.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Persekutuan


meruapakan gabungan dua orang/ organisasi atau lebih yang menjalankan suatu usaha
secara bersama-sama dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam bisnis.
Persekutuan mempunyai sifat-sifat Mutual Agency (Perwakilan Bersama), Limited Life
(Umur Terbatas), Unlimited Liability ( Tanggung Jawab Tak Terbatas), Ownership of an
Interset in a Partnership, Participation on Partnership Profit, Right of to Dipose of a
Partnership Interest dan Mutual Liability

Dalam laporan keuangan persekutuan ada tiga laporan keuangan yaitu laporan laba
rugi, laporan posisi keuangan dan laporan arus kas yang biasanya disusun pada akhir
periode pelaporan. Dalam perubahan keanggotaan sekutu yang mengundurkan diri dari
persekutuan dapat dikenai tanggung jawab oleh persekutuan atas kerugian yang dialami
persekutuan karena pengunduran diri dan disosiasi yang ilegal. Disosiasi yang ilegal
terjai karena pelanggaran dalam ketentuan perjanjian persekutuan atau, untuk
persekutuan yang dibentuk untuk waktu atau tujuan tertentu, sebelum waktu atau tujuan
telah diselesaikan.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini penulis dan pembaca dapat lebih mengetahui dan
bagaimana pembentukan dan perubahan keanggotaan, sehingga dapat memberi tambahan
wawasan mengenai pembentukan dan perubahan keanggotaan persekutuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Baker, Richard E, dkk. 2016. AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN. Jakarta Selatan:


Salemba Empat.
https://www.academia.edu/31787309/BAB_1_PERSEKUTUAN (diakses pada tanggal
20 Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai