Disusun Oleh
Kelompok I:
1. Regina Aprilianti
2. Winda Widia
3. Yusup Taufik
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-nya kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah
yang berjudul Persekutuan: Pembentukan dan Usahanya ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari bapak R Edy Rachmadio,
S.Pd.,M.Si. selaku dosen pengampu Akuntansi Keuangan Lanjutan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi memperbaiki ataupun menyempurnakan makalah ini. Tapi dengan
demikian kami berharap makalah ini dapat membantu memberikan informasi
kepada kita semua tentang Persekutuan: Pembentukan dan Usahanya.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada banyak pihak yang telah
berperan dalam penyusun makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamin
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ....................................................................................................................2
B. Karakteristik Persekutuan.......................................................................................4
A. Kesimpulan ..........................................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum dan sederhana persekutuan dapat didefinisikan sebagai
suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan
menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Berdirinya suatu persekutuan selalu didahului dengan
perjanjian, yang disebut perjanjian perekutuan. Perjanjian tersebut pada
umumnya dibuat secara tertulis.
Dalam persekutuan dikelompokan menjadi dua persekutuan yaitu:
Persekutuan Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV). Mendirikan
perusahaan baru yaitu merupakan pembentukan persekutuan yang sama sekali
baru berdasarkan kesepatan dua orang sekutu atau lebih. Masing-masing sekutu
menyetor modal untuk mendirikan perusahaan baru yang akan dimiliki
bersama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian persekutuan?
b. Apa saja karakteristik persekutuan?
c. Apa saja bentuk-bentuk persekutuan?
d. Apa saja perjanjian persekutuan?
e. Bagaimana akuntansi persekutuan?
f. Bagaimana pembagian laba dalam persekutuan?
g. Bagaimana gaji pemilik dan bunga modal?
h. Apa saja yang termasuk pada laporan keuangan pada persekutuan?
1
2
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian persekutuan
2. Untuk mengetahui karakteristik persekutuan
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk persekutuan
4. Apa saja perjanjian persekutuan
5. Untuk mengetahui akuntansi persekutuan
6. Untuk mengetahui pembagian laba dalam persekutuan
7. Untuk mengetahui gaji pemilik dan bunga modal
8. Untuk mengetahui laporan keuangan pada persekutuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persekutuan
Secara umum dan sederhana persekutuan dapat didefinisikan sebagai
suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan
menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Masing-masing individu tersebut lazim disebut dengan istilah
anggota sekutu atau sekutu atau partner. Individu tersebut dapat berupa orang,
perusahaan perseorangan, perekutuan koperasi, perseroan terbatas atau bentuk-
bentuk gabungan yang lain.
Persekutuan yang dibahas dalam makalah ini adalah persekutuan dalam
arti sempit. Yang dimaksud dengan persekutuan dalam arti sempit adalah
gabungan atau asosiasi dari dua orang atau lebih dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Jadi, terbatas pada persekutuan yang anggota sekutunya
adalah orang. Baik persekutuan dalam arti luas maupun persekutuan dalam arti
sempit mempunyai unsur yang sama, yaitu :
1. Gabungan atau asosiasi para sekutu.
Sebagai suatu asosiasi dari beberapa sekutu (individu) maka persekutuan
tidak dapa dipisahkan dengan kesepakatan atau perjanjian yaitu perjanjian
untuk mendirikan, memiiki dan mengelola persekutuan. Perjanjian ini
hendaknya juga mampu menyelesaikan segala permasalahan yang timbul di
antara para sekutu. Bisahubungan dengan persekutuan tersebut. (Dapat di
lihat pada perjanjian persekutuan).
2. Pemilikan dan pengelolaan bersama di dalam persekutuan harus selalu
dituntut adanya kebersamaan,yaitu:
a. Persekutuan dimiliki bersama
b. Persekutuan dikelola bersama
c. Kalau ada resiko ditanggung bersama
d. Kalau memperoleh laba dibagi bersama.
3
4
B. Karakteristik Persekutuan
Karakteristik utama adalah merupakan sifat utama atau ciri khas
persekutuan yang meliputi:
1. Mutual Agency (Berusaha bersama-sama)
Masing-masing sekutu merupakan agen (wakil, perantara, perpanjangan
tangan) dari persekutuan. Tindakan seorang sekutu di dalam
pengelolaan persekutuan sacara otomatis akan mengikat semua sekutu
yang lain.
2. Limited Life (Jangka waktu terbatas)
Umur persekutuan adalah terbatas. Hal-hal yang membatasi umur
persekutuan antara lain perjanjian persekutuan, ketentuan hukum serta
putusan pengadilan. Sewaktu-waiktu persekutuan dapat bubar karena
masuknya sekutu baru, pengunduran sekutu dan sebagainya.
3. Unlimited Liability (Tanggung jawab yang tidak terbatas)
Tanggung jawab masing-masing sekutu (kecuali sekutu pasif) tidak
terbatas pada modal yang telah disetor saja.
4. Ownership of an Interest in a Partnership
Kekayaan yang telah disetor ke dalam persekutuan sudah bukan lagi milik
sekutu penyetor, melainkan milik semua sekutu.
5. Participation on Partnership Profit
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam pembagian laba atau
rugi persekutuan.
5
C. Bentuk-bentuk Persekutuan
Berikut merupakan beberapa bentuk perusahaan persekutuan yang
sering kita temui di Indonesia, yaitu;
1. Persekutuan Perdagangan
Bentuk usaha yang terdiri dari beberapa orang, usaha yang
dijalankan dibidang perdagangan. Fokus usaha yang dijalankan misalnya
saja seperti penjualan, perdagangan, dan pemasaran. Sehingga dalam hal
peran marketing sangatlah diperlukan.
2. Persekutuan Jasa
Perusahaan yang bergerak dibidang industri jasa. Industri jasa
tersebut berkaitan dengan keahlian yang dimiliki oleh seseorang.
Perusahaan tersebut memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan yang
terbaik dari jasa yang disediakan.
3. Persekutuan Umum
Perusahaan yang memberikan kebebasan untuk melakukan segala
jenis usaha atas nama perusahaan. Seseorang tersebut berbuat demi
kemajuan perusahaan. Usaha dapat dilakukan dalam bidang yang sama atau
dengan bidang yang saling mendukung. Anggota dari persekutuan umum
ini disebut dengan sekutu umum. Segala jenis aktivitas tidak dibatasi oleh
perusahaan.
4. Persekutuan Terbatas
Perusahaan dengan jenis ini untuk keterlibatan dalam pekalsanaan
kegiatan usaha berbeda dengan persekutuan umum. Persekutuan ini ruang
6
D. Perjanjian Persekutuan
Berdirinya suatu persekutuan selalu didahului dengan perjanjian, yang
disebut perjanjian perekutuan. Perjanjian tersebut pada umumnya dibuat secara
tertulis. Perjanjian persekutuan akan berisi ketentuan-ketentuan yang
disepakati bersama oleh para sekutu. Dalam hal ini seluruh kesepkatan berisi
tentang hubungan serta kehidupan persekutuan sampai pada pembubaran. Isi
persekutuan antara lain :
1. Ketentuan mengenai persekutuan, antara lain meliputi:
a. Nama persekutuan dan/atau perusahaan.
b. Lokasi atau kedudukan persekutuan dan/atau perusahaan.
c. Tanggal pembentukan persekutuan.
d. Tanggal mulai berlakunya perjanjian persekutuan.
e. Sifat atau kegiatan perusahaan persekutuan.
f. Jangka waktu persekutuan.
2. Ketentuan mengenai sekutu, antara lain meliputi:
a. Nama dan alamat para sekutu.
b. Hak para sekutu.
c. Kewajiban para sekutu.
3. Ketentuan yang berhubungan dengan persekutuan, antara lain meliputi:
a. Jumlah dan bentuk setoran modal awal mula-mula para sekutu.
b. Waktu penyetoran modal mula-mula.
c. Jumlah dan waktu penyetoran tambahan modal.
d. Jumlah dan waktu penarikan kembali atas modal yang telah disetor.
e. Batasan dan perbedaan antara penarikan kembali atas modal
dan pengembalian prive.
4. Ketentuan mengenai pembagian laba, yang meliputi antara lain:
a. Metode dan pembagian laba.
b. Diperhitungkan bunga maka selaanjutnya harus ditentukan:
1) Dasar perhitungan bunga:
a) Modal mula-mula.
b) Modal awal periode.
9
E. Akuntansi Persekutuan
Seperti halnya perusahaan perseorangan, kalau ditinjau dari segi
hukum persekutuan juga tidak berbadan hukum. Walaupun demikian kala
dipandang darisegi ekonomi persekutuan merupakan satu kesatuan usaha. Oleh
karena itu, persekutuan juga akan menyelenggarakan akuntasi secara tersendiri.
Pada prinsipnya akuntansi pada persekutuan tidak berbeda dengan
akuntansi untuk perusahaan perseorangan maupun akuntansi untuk perseroan
terbatas (PT). Perbedaan ada hanyalah yang berhubungan dengan pembagian
laba dan pemodalan. Pada persekutuan laba atau rugi selalu dibagi di antara para
sekutu sesuai dengan metode pembagian laba yang telah disepakati. Pembagian
laba adalah pemindahan saldo laba (rugi) persekutuan ke rekening modal
masing-masing sekutu. Mengenai modal sekutu pada dasarnya
merupakankeseluruhan dari hak para sekutu terhadap persekutuan. Pada
umumnya hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung di
dalam tiga rekening, yaitu :
1. Rekening Modal
Rekening modal menunjukkan besarnya hak modal sekutu yang
bersangkutan. Modal masing-masing sekutu berasal dari setoran modal
mula-mula. Selanjutnya akan bertambah dengan setoran tambahan modal
dan pembagian laba serta berkurang dengan pengambilan modal dan
pembagian rugi. Rekening modal akan didebit apabila berkurang dan
dikredit apabila bertambah.
12
F. Pembagian Laba
Terdapat beberapa cara yang dapat dipalai sebgai dasar pembagian laba rugi
dalam persekutuan, yaitu:
1. Dibagi dengan rasio yang sama.
2. Dibagi dengan rasio yang telah disepakati.
3. Dibagi dengan rasio modal, yaitu:
a. Sesuai dengan rasio modal awal tahun
b. Sesuai dengan rasio modal akhir tahun
c. Sesuai dengan rasio modal rata-rata tahun
4. Mula-mula ditentukan bunga dari masing-masing anggota, selebihnya dibagi
atas dasar perjanjian.
5. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang
aktif bekerja, sisanya dibagi atas dasar perjanjian
6. Mula-mula ditetapkan bunga untuk modal dari anggota, kemudian gaji
sebagai pemilik dan bonus untuk anggota-anggota yang dianggap berjasa dan
sisanya dibagi dasar perjanjian.
Contoh:
Tuan F, G, dan H telah mendirikan sebuah perusahaan dan pada tahun 1980
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 150.000.00. pada akhir tahun 1980
diketahui posisi rekening pribadi dan rekening modal masing-masing anggota
adalah sebagai berikut:
Pribadi F:
1980 Debit Kredit Saldo
7 Mei 20.000 20.000
14
Pribadi G:
1980 Debit Kredit Saldo
31 Mei 35.000 35.000
Pribadi H:
1980 Debit Kredit Saldo
15 Mei 45.000 45.000
Modal
1980 Debit Kredit Saldo
2 Jan 300.000 300.000
1 Apr 100.000 400.000
Modal G:
1980 Debit Kredit Saldo
2 Jan 400.000 400.000
1 Juni 100.000 500.000
Modal H:
1980 Debit Kredit Saldo
2 Jan 500.000 500.000
1 Apr 875.000 1.375.000
1 agts 775.000 600.000
Penyelesaian:
1. Apabila disetujui laba rugi yang diperoleh dibagi sama, maka jurnal untuk
mencatat pembagian laba sebesar Rp. 150.000.00. pada tahun 1980, adalah
sebagai berikut :
15
b. Apabila laba rugi dibagi sesuai dengan perbandingan modal akhir maka
jurnal pembagian laba itu adalah:
Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 40.000.00
Pribadi G Rp. 50.000.00
Pribadi H Rp. 60.000.00
Perhitungan:
Nama Anggota Saldo modal Rasio Hak atas rugi
akhir tahun pembagian laba laba
Pembagian laba:
Rasio Pembagian Laba Hak atas Laba
F 45/200 33.750
G 55/200 41.250
H 100/200 75.000
Pembagian laba:
F G H Jumlah
Pembagian Laba
F G H Jumlah
3. Neraca
Sebagian ketentuan didalam penyusunan neraca persekutuan tidak
berbeda dengan neraca perusahaan-perusahaan pada umumnya, kecuali
penyajian pada sisi pasiva didalam neraca persekutuan menggunakan dasar
konsep pemilik (Proprutary concept). Penyajiannya sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, penulis memiliki beberapa kesimpulan antara lain
sebagai berikut :
1. Secara umum dan sederhana persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu
gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan
menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk
memperoleh laba.
2. Persekutuan memiliki karakteristik seperti; Mutual Agency (Berusaha
bersama-sama), Limited Life (Jangka waktu terbatas), Unlimited Liability
(Tanggung jawab yang tidak terbatas), Ownership of an Interset in a
Partnership, Participation on Partnership Profit, Right to Dispose of a
Partnership Interest dan Mutual Liabiliy
3. Bentuk-bentuk Persekutuan terdiri dari Persekutuan Perdagangan,
Persekutuan Jasa, Persekutuan Umum, Persekutuan Terbatas, Persekutuan
Saham Gabungan, PT (Perseroan Terbatas), Firma (Fa), Perusahaan
Komanditer (Limited partnership) dan Joint stock company.
4. Berdirinya suatu persekutuan selalu didahului dengan perjanjian, yang
disebut perjanjian perekutuan. Perjanjian tersebut pada umumnya dibuat
secara tertulis. Perjanjian persekutuan akan berisi ketentuan-ketentuan
yang disepakati bersama oleh para sekutu. Dalam hal ini seluruh
kesepkatan berisi tentang hubungan serta kehidupan persekutuan sampai
pada pembubaran.
5. Pada perinsipnya akuntansi pada persekutuan tidak berbeda dengan
akuntansi untuk perusahaan perseorangan maupun akuntansi untuk
perseroan terbatas (PT). Perbedaan ada hanyalah yang berhubungan dengan
pembagian laba dan pemodalan. Pada persekutuan laba atau rugi selalu
dibagi di antara para sekutu sesuai dengan metode pembagian laba yang
telah disepakati.
25
26
6. Terdapat beberapa cara yang dapat dipalai sebgai dasar pembagian laba
rugi dalam persekutuan, yaitu:
a. Dibagi dengan rasio yang sama’
b. Dibagi dengan rasio yang telah disepakati.
c. Dibagi dengan rasio
d. Mula-mula ditentukan bunga dari masing-masing anggota, selebihnya
dibagi atas dasar perjanjian.
e. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota
yang aktifbekerja, sisanya dibagi atas dasar perjanjian
f. Mula-mula ditetapkan bunga untuk modal dari anggota, kemudian gaji
sebagai pemilik dan bonus unu anggota anggota yang dianggap berjasa
dan sisanya dibagi dasar perjanjian.
7. Secara teoritis gaji pemilik dan bunga atas modal (sendiri) adalah biaya
bagi persekutuan dan bukan pembagian laba dan di dalam akuntansi gaji
pemilik dan modal bunga (sendiri) tidak diakui sebagai biaya (usaha) bagi
perusahan, karena pada umumnya jumlah-jumlah tersebut ditentukan
secara sepihak (dalam hal ini oleh par pemilik sendiri) dan bukan atas dasar
transaksi yang obyekif.
8. Pada perusahan-perusahaan umumnya laporan keuangan biasanya disusun
untuk badan usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari antara lain:
Laporan perhitungan laba rugi, Laporan perubahan modal, dan Neraca.
DAFTAR PUSTAKA
27