Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MAKALAH

“PERSEKUTUAN : PEMBENTUKAN DAN


USAHANYA”
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
DOSEN PENGAMPU : R EDY RACHMADIO, S.Pd.,M.Si.

Disusun Oleh
Kelompok I:
1. Regina Aprilianti
2. Winda Widia
3. Yusup Taufik

PRODI EKONOMI REGULER A (Semester IV)


UNIVERSITAS LINGGABUANA PGRI SUKABUMI
Jl. Karamat No. 69, Karamat, Kec. Gunungpuyuh, Kota Sukabumi,
Jawa Barat 43
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-nya kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah
yang berjudul Persekutuan: Pembentukan dan Usahanya ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari bapak R Edy Rachmadio,
S.Pd.,M.Si. selaku dosen pengampu Akuntansi Keuangan Lanjutan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi memperbaiki ataupun menyempurnakan makalah ini. Tapi dengan
demikian kami berharap makalah ini dapat membantu memberikan informasi
kepada kita semua tentang Persekutuan: Pembentukan dan Usahanya.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada banyak pihak yang telah
berperan dalam penyusun makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamin

Sukabumi, 15 Maret 2023

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1

C. Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3

A. Pengertian Persekutuan ..........................................................................................3

B. Karakteristik Persekutuan.......................................................................................4

C. Bentuk-bentuk Persekutuan ....................................................................................5

D. Perjanjian Persekutuan ...........................................................................................8

E. Akuntansi Persekutuan .........................................................................................11

F. Pembagian Laba ...................................................................................................13

G. Gaji Pemilik dan Bunga Modal ............................................................................20

H. Laporan Keuangan pada Persekutuan ...................................................................22

BAB III PENUTUP ........................................................................................................25

A. Kesimpulan ..........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum dan sederhana persekutuan dapat didefinisikan sebagai
suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan
menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Berdirinya suatu persekutuan selalu didahului dengan
perjanjian, yang disebut perjanjian perekutuan. Perjanjian tersebut pada
umumnya dibuat secara tertulis.
Dalam persekutuan dikelompokan menjadi dua persekutuan yaitu:
Persekutuan Firma (Fa) dan Persekutuan Komanditer (CV). Mendirikan
perusahaan baru yaitu merupakan pembentukan persekutuan yang sama sekali
baru berdasarkan kesepatan dua orang sekutu atau lebih. Masing-masing sekutu
menyetor modal untuk mendirikan perusahaan baru yang akan dimiliki
bersama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian persekutuan?
b. Apa saja karakteristik persekutuan?
c. Apa saja bentuk-bentuk persekutuan?
d. Apa saja perjanjian persekutuan?
e. Bagaimana akuntansi persekutuan?
f. Bagaimana pembagian laba dalam persekutuan?
g. Bagaimana gaji pemilik dan bunga modal?
h. Apa saja yang termasuk pada laporan keuangan pada persekutuan?

1
2

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian persekutuan
2. Untuk mengetahui karakteristik persekutuan
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk persekutuan
4. Apa saja perjanjian persekutuan
5. Untuk mengetahui akuntansi persekutuan
6. Untuk mengetahui pembagian laba dalam persekutuan
7. Untuk mengetahui gaji pemilik dan bunga modal
8. Untuk mengetahui laporan keuangan pada persekutuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persekutuan
Secara umum dan sederhana persekutuan dapat didefinisikan sebagai
suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan
menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Masing-masing individu tersebut lazim disebut dengan istilah
anggota sekutu atau sekutu atau partner. Individu tersebut dapat berupa orang,
perusahaan perseorangan, perekutuan koperasi, perseroan terbatas atau bentuk-
bentuk gabungan yang lain.
Persekutuan yang dibahas dalam makalah ini adalah persekutuan dalam
arti sempit. Yang dimaksud dengan persekutuan dalam arti sempit adalah
gabungan atau asosiasi dari dua orang atau lebih dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Jadi, terbatas pada persekutuan yang anggota sekutunya
adalah orang. Baik persekutuan dalam arti luas maupun persekutuan dalam arti
sempit mempunyai unsur yang sama, yaitu :
1. Gabungan atau asosiasi para sekutu.
Sebagai suatu asosiasi dari beberapa sekutu (individu) maka persekutuan
tidak dapa dipisahkan dengan kesepakatan atau perjanjian yaitu perjanjian
untuk mendirikan, memiiki dan mengelola persekutuan. Perjanjian ini
hendaknya juga mampu menyelesaikan segala permasalahan yang timbul di
antara para sekutu. Bisahubungan dengan persekutuan tersebut. (Dapat di
lihat pada perjanjian persekutuan).
2. Pemilikan dan pengelolaan bersama di dalam persekutuan harus selalu
dituntut adanya kebersamaan,yaitu:
a. Persekutuan dimiliki bersama
b. Persekutuan dikelola bersama
c. Kalau ada resiko ditanggung bersama
d. Kalau memperoleh laba dibagi bersama.

3
4

3. Tujuan untuk memperoleh laba


Tujuan utama persekutuan adalah memperoleh laba. Dalam hal ini seluruh
anggota berhak memiliki laba tersebut. Oleh karena itu, laba atau rugi harus
dibagi bersama sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati bersama oleh
seluruh anggota sekutu.

B. Karakteristik Persekutuan
Karakteristik utama adalah merupakan sifat utama atau ciri khas
persekutuan yang meliputi:
1. Mutual Agency (Berusaha bersama-sama)
Masing-masing sekutu merupakan agen (wakil, perantara, perpanjangan
tangan) dari persekutuan. Tindakan seorang sekutu di dalam
pengelolaan persekutuan sacara otomatis akan mengikat semua sekutu
yang lain.
2. Limited Life (Jangka waktu terbatas)
Umur persekutuan adalah terbatas. Hal-hal yang membatasi umur
persekutuan antara lain perjanjian persekutuan, ketentuan hukum serta
putusan pengadilan. Sewaktu-waiktu persekutuan dapat bubar karena
masuknya sekutu baru, pengunduran sekutu dan sebagainya.
3. Unlimited Liability (Tanggung jawab yang tidak terbatas)
Tanggung jawab masing-masing sekutu (kecuali sekutu pasif) tidak
terbatas pada modal yang telah disetor saja.
4. Ownership of an Interest in a Partnership
Kekayaan yang telah disetor ke dalam persekutuan sudah bukan lagi milik
sekutu penyetor, melainkan milik semua sekutu.
5. Participation on Partnership Profit
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam pembagian laba atau
rugi persekutuan.
5

6. Right to Dispose of a Partnership Interest


Masing-masing sekutu mempunyai hak untuk menjual atau memindahkan
haknya atas modal dan hak atas laba kepada orang lain, baik kepada
anggota sekutu maupun bukan.
7. Mutual Liabiliy
Semua sekutu bertanggung jawab terhadap utang persekutuan. Jadi
utang persekutuan adalah juga utang seluruh sekutu.

C. Bentuk-bentuk Persekutuan
Berikut merupakan beberapa bentuk perusahaan persekutuan yang
sering kita temui di Indonesia, yaitu;
1. Persekutuan Perdagangan
Bentuk usaha yang terdiri dari beberapa orang, usaha yang
dijalankan dibidang perdagangan. Fokus usaha yang dijalankan misalnya
saja seperti penjualan, perdagangan, dan pemasaran. Sehingga dalam hal
peran marketing sangatlah diperlukan.
2. Persekutuan Jasa
Perusahaan yang bergerak dibidang industri jasa. Industri jasa
tersebut berkaitan dengan keahlian yang dimiliki oleh seseorang.
Perusahaan tersebut memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan yang
terbaik dari jasa yang disediakan.
3. Persekutuan Umum
Perusahaan yang memberikan kebebasan untuk melakukan segala
jenis usaha atas nama perusahaan. Seseorang tersebut berbuat demi
kemajuan perusahaan. Usaha dapat dilakukan dalam bidang yang sama atau
dengan bidang yang saling mendukung. Anggota dari persekutuan umum
ini disebut dengan sekutu umum. Segala jenis aktivitas tidak dibatasi oleh
perusahaan.
4. Persekutuan Terbatas
Perusahaan dengan jenis ini untuk keterlibatan dalam pekalsanaan
kegiatan usaha berbeda dengan persekutuan umum. Persekutuan ini ruang
6

gerak dalam perorangan yang dibatasi dan cenderung pada sektor-sektor


spesifik (tertentu).
5. Persekutuan Saham Gabungan
Persekutuan jenis ini kerjasama hanya berkenaan dengan modal.
Modal dalam perusahaan ini bisa berasal dari beberapa orang. Modal
tersebut berupa saham dari beberapa orang. Pengabungan saham sehingga
membuat suatu perusahaan yang besar.
6. PT (Perseroan Terbatas)
Perusahaan jenis ini memiliki badan hukum yang sudah jelas dan
memiliki izin. Modal perusahaan ini berasal dari saham pemilik
perusahaan. Pemilik saham dapat dibuktikan dengan surat saham yang
dimiliki. Kepemilikan surat saham ini akan menentukan pembagian laba
dari perusahaan. Setiap orang yang memiliki surat tersebut wajib mendapat
bagian keuntungan yang sesuai dengan saham yang ditanam.
Perusahaan dalam pelaksanaannya tidak dikelola oleh seluruh
pemilik saham melainkan salah satu orang yang dipercayai untuk
memimpin perusahaan ini. Orang yang memimpin perusahaan ini
bertanggungjawab penuh atas keberjalanan perusahaan. Apabila peusahaan
mengalami kerugian maka kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik
perusahaan secara menyeluruh tergantung pada perjanjian.
Perjanjian dalam perusahaan jenis ini sangat penting, karena segala
jenis tindakan berdasarkan perjanjian yang telah dibuat. Apabila perjanjian
dirasa kurang jelas apabila terjadi kerugian maka segala jenis kerugian
ditanggung bersama.
7. Firma (Fa)
Persekutuan Firma (Fa), adalah persekutuan yang didirikan atau
diadakan untuk menjalankan perusahaan dengan menggunakan nama
bersama dimana semua sekutu bertanggung jawab penuh dan biasanya ikut
aktif mengelola perusahaan. Sekutu di dalam firma ini sering disebut
dengan istilah firman.
7

Secara hukum tanggunjawab para firman tidak terbatas pada modal


yang disetor saja, akan tetapi meliputi pula seluruh harta pribadinya
(bertanggungjawab penuh). Persekutuan firma ini diatur di dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang pasal 16.2). Dan ketika terjadi
permasalahan perusahaan, ditanggung oleh pemilik modal tanpa
melibatkan pihak yang lain.
8. Perusahaan Komanditer (Limited partnership)
Persekutuan komanditer atau sering juga di sebut dengan
Comanditair Vennotschap (CV) adalah suau bentuk kerjasama untuk
berusaha bersama dimana salah satu atau lebih darianggotanya
bertanggungjawab terbatas. Peran dalam perusahaan ini dibagi menjadi
dua yaitu :
a. Sekutu aktif
Disebut sekutu kerja atau sekutu komplementer yaitu sekutu yang aktif
mengelola perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan seluruh
harta pribadinya.
b. Sekutu pasif
Disebut sekutu komanditair atau sekutu diam atau sekutu rahasia adalah
sekutu yang hanya menyetor uangnya saja tanpa ikut mengelola
perusahaan.
Ketika terjadi kerugian pada perusahaan maka kerugian tersebut
akan ditanggung oleh anggota aktif. Anggota pasif tidak ikut serta
menanggung kerugian. Bentuk tanggungan anggota pasif hanya sekedar
modal yang ditanam di perusahaan tersebut. Harta pribadi perseorangan
anggota pasif tidak termasuk dalam harta perusahaan. Anggota aktif
bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di perusahaan.
9. Joint stock company
Joint stock company adalah sekutu yang struktur modalnya terbagi
atas saham-sahamyang dapat dipindah tangankan. Pemilik saham ini
biasanya di buktikan dengan pemilikan sertifikat saham yang memberikan
hak dan kewajiban kepada pemiliknya.
8

D. Perjanjian Persekutuan
Berdirinya suatu persekutuan selalu didahului dengan perjanjian, yang
disebut perjanjian perekutuan. Perjanjian tersebut pada umumnya dibuat secara
tertulis. Perjanjian persekutuan akan berisi ketentuan-ketentuan yang
disepakati bersama oleh para sekutu. Dalam hal ini seluruh kesepkatan berisi
tentang hubungan serta kehidupan persekutuan sampai pada pembubaran. Isi
persekutuan antara lain :
1. Ketentuan mengenai persekutuan, antara lain meliputi:
a. Nama persekutuan dan/atau perusahaan.
b. Lokasi atau kedudukan persekutuan dan/atau perusahaan.
c. Tanggal pembentukan persekutuan.
d. Tanggal mulai berlakunya perjanjian persekutuan.
e. Sifat atau kegiatan perusahaan persekutuan.
f. Jangka waktu persekutuan.
2. Ketentuan mengenai sekutu, antara lain meliputi:
a. Nama dan alamat para sekutu.
b. Hak para sekutu.
c. Kewajiban para sekutu.
3. Ketentuan yang berhubungan dengan persekutuan, antara lain meliputi:
a. Jumlah dan bentuk setoran modal awal mula-mula para sekutu.
b. Waktu penyetoran modal mula-mula.
c. Jumlah dan waktu penyetoran tambahan modal.
d. Jumlah dan waktu penarikan kembali atas modal yang telah disetor.
e. Batasan dan perbedaan antara penarikan kembali atas modal
dan pengembalian prive.
4. Ketentuan mengenai pembagian laba, yang meliputi antara lain:
a. Metode dan pembagian laba.
b. Diperhitungkan bunga maka selaanjutnya harus ditentukan:
1) Dasar perhitungan bunga:
a) Modal mula-mula.
b) Modal awal periode.
9

c) Modal akhir periode.


d) Modal rata-rata.
e) Kelebihan modal diatas jumlah tertentu.
f) Kelebihan modal diatas modal rata-rata terendah.
2) Saat pembayaran bunga.
a) Setiap bulan.
b) Pada akhir periode.
3) Perlakuan terhadap bunga.
a) Hanya sebagai alat pembagian laba.
b) Sebagai biaya.
c. Diperhitungkan gaji atau tidak.
1) Besarnya gaji perbulan dari masing-masing sekutu.
2) Saat pembayaran gaji.
a) Setiap bulan
b) Pada akhir periode.
3) Perlakuan terhadap gaji.
a) Hanya sebagai alat pembagian laba.
b) Sebagai biaya.
d. Diperhitungkan bonus atau tidak.
1) Sekutu yang mendapat bonus.
2) Besarnya bonus (berapa %)
3) Dasar perhitungan bonus.
5. Ketentuan yang berhubungan dengan pembubaran persekutuan, antara
lainya adalah:
a. Prosedur pembubaran.
b. Prosedur penjualan/pemindahan hak para sekutu.
c. Prosedur pengunduran sekutu.
d. Prosedur masuknya sekutu baru.
e. Prosedur pembagan kas.
10

6. Ketentuan mengenai pertanggungan (asuransi) terhadap masing-masing


sektu, antara lainnya adalah:
a. Apakah para sekutu diasuransikan (asuransi jiwa)?
b. Siapa yang menjadi benefesiary? Dalam hal ini sekutu yang
bersangkutan ataukah persekutuan?
Isi perjanjian persekutuan akan dipakai sebagai :
a. Dasar pencatatan setoran modal.
b. Dasar perhitungan modal.
c. Dasar pembagian laba.
d. Dasar pencatatan transaksi-transaksi persekutuan yang menyangkut
modal.
e. Dasar pembagian aktiva dalam likuidasi.
Untuk hal-hal tertentu apabila belum diatur di dalam perjanjian
persekutuan akan berlaku ketentuan umum, yaitu:
a. Metode pembagian laba
Apabila perjanjian persekutuan tidak mengatur metode pembagian laba
maka sesuai dengan kitab Undang-Undang Hukum Dagang laba atau
rugi akan dibagi sama.
b. Hak partisipasi
Apabila perjanjian persekutuan belum mengatur hak partisipasi maka
semua sekutu mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut berpartisipasi
di dalam mengelola persekutuan.
c. Tanggungjawab para sekutu
Apabila perjanjian persekutuan belum mengatur tanggungjawab
masing-masing sekutu maka sekutu akan bertanggung jawab penuh.
d. Hak pemindahan pemilikan.
Apabila perjanjian persekutuan belum mengatur hak pemindahan
berarti semua sekutu memiliki hak untuk memindahkan hak atasmodal
dan atas laba.
11

e. Gaji dan bonus


Apabila perjanjian persekutuan belum mengatur gaji dan bonus maka
para sekutu tidak memperoleh gajin dan bonus.
f. Bunga modal.
Apabila perjanjian persekutuan belum mengatur bunga modal berarti
tidak diperhitungkan bunga modal.

E. Akuntansi Persekutuan
Seperti halnya perusahaan perseorangan, kalau ditinjau dari segi
hukum persekutuan juga tidak berbadan hukum. Walaupun demikian kala
dipandang darisegi ekonomi persekutuan merupakan satu kesatuan usaha. Oleh
karena itu, persekutuan juga akan menyelenggarakan akuntasi secara tersendiri.
Pada prinsipnya akuntansi pada persekutuan tidak berbeda dengan
akuntansi untuk perusahaan perseorangan maupun akuntansi untuk perseroan
terbatas (PT). Perbedaan ada hanyalah yang berhubungan dengan pembagian
laba dan pemodalan. Pada persekutuan laba atau rugi selalu dibagi di antara para
sekutu sesuai dengan metode pembagian laba yang telah disepakati. Pembagian
laba adalah pemindahan saldo laba (rugi) persekutuan ke rekening modal
masing-masing sekutu. Mengenai modal sekutu pada dasarnya
merupakankeseluruhan dari hak para sekutu terhadap persekutuan. Pada
umumnya hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung di
dalam tiga rekening, yaitu :
1. Rekening Modal
Rekening modal menunjukkan besarnya hak modal sekutu yang
bersangkutan. Modal masing-masing sekutu berasal dari setoran modal
mula-mula. Selanjutnya akan bertambah dengan setoran tambahan modal
dan pembagian laba serta berkurang dengan pengambilan modal dan
pembagian rugi. Rekening modal akan didebit apabila berkurang dan
dikredit apabila bertambah.
12

Aktiva- Kas Rp. XXXX


Aktiva Non Kas Rp. XXXX
Modal Sekutu A Rp. XXXX
Modal Sekutu B Rp. XXXX
Modal Sekutu C Rp. XXXX
2. Rekening Prive
Rekening prive juga diselenggarakan untuk tiap-tiap sekutu. Rekening
akandidebit apabila terjadi pengambilan harta persekutuan untuk sekutu.
SedangkanRekening akan dikredit dengan bagian laba (apabila tidak
langsung ditutup kerekening modal).
Modal Rp. XXXX
Prive Rp XXXX
Pada akhir periode saldo rekening prive ini akan dipindah ke rekening
modal sekutu yang bersangkutan yaitu:
a. Ke sisi debit, apabila rekening prive bersaldo debit.
b. Ke sisi kredit apabila rekening prive bersaldo kredit.
Jadi setelah tutup buku saldo rekening prive selalu nol.
3. Rekening Utang Kepada Sekutu
Rekening ini akan di debit apabila utang kepada sekutu berkurang dan
dikredit apabila utang kepada sekutu bertambah. Dalam hal persekutuan
dilikuidasimaka saldo rekening ini ikut dipertimbangkan di
dalam menghitung bagian kas sekutuyang bersangkutan. Di dalam neraca
saldo disajikan pada kelompok pasiva, yaitu utang.
Kas Rp. XXXX
Utang sekutu B Rp. XXXX4)
4. Rekening Piutang Kepada Sekutu
Rekening ini didebit apabila piutang kepada sekutu bertambah dan
dikredit apabila piutang kepada sekutu berkurang. Dalam hal persekutuan
dilikuidasi yaitu mengurangi hak sekutu yang bersangkutan.Didalam neraca
saldo rekening disajikan dalam kelompok aktiva, yaitu piutang.
13

Piutang Rp. XXXX


Kas Rp. XXXX
Piutang kepada pihak ketiga:
Piutang dagang Rp. XXXX
Penjualan Rp. XXXX

F. Pembagian Laba
Terdapat beberapa cara yang dapat dipalai sebgai dasar pembagian laba rugi
dalam persekutuan, yaitu:
1. Dibagi dengan rasio yang sama.
2. Dibagi dengan rasio yang telah disepakati.
3. Dibagi dengan rasio modal, yaitu:
a. Sesuai dengan rasio modal awal tahun
b. Sesuai dengan rasio modal akhir tahun
c. Sesuai dengan rasio modal rata-rata tahun
4. Mula-mula ditentukan bunga dari masing-masing anggota, selebihnya dibagi
atas dasar perjanjian.
5. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang
aktif bekerja, sisanya dibagi atas dasar perjanjian
6. Mula-mula ditetapkan bunga untuk modal dari anggota, kemudian gaji
sebagai pemilik dan bonus untuk anggota-anggota yang dianggap berjasa dan
sisanya dibagi dasar perjanjian.
Contoh:
Tuan F, G, dan H telah mendirikan sebuah perusahaan dan pada tahun 1980
mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 150.000.00. pada akhir tahun 1980
diketahui posisi rekening pribadi dan rekening modal masing-masing anggota
adalah sebagai berikut:
Pribadi F:
1980 Debit Kredit Saldo
7 Mei 20.000 20.000
14

Pribadi G:
1980 Debit Kredit Saldo
31 Mei 35.000 35.000

Pribadi H:
1980 Debit Kredit Saldo
15 Mei 45.000 45.000

Modal
1980 Debit Kredit Saldo
2 Jan 300.000 300.000
1 Apr 100.000 400.000

Modal G:
1980 Debit Kredit Saldo
2 Jan 400.000 400.000
1 Juni 100.000 500.000

Modal H:
1980 Debit Kredit Saldo
2 Jan 500.000 500.000
1 Apr 875.000 1.375.000
1 agts 775.000 600.000

Penyelesaian:
1. Apabila disetujui laba rugi yang diperoleh dibagi sama, maka jurnal untuk
mencatat pembagian laba sebesar Rp. 150.000.00. pada tahun 1980, adalah
sebagai berikut :
15

Rugi & Laba Rp. 150.000.00


Pribadi F Rp. 50.000.00
Pribadi G Rp. 50.000.00
Pribadi H Rp. 50.000.00
2. Apabila disetujui pembagian laba atau rugi dilakukan dengan suatu
perbandingan sebagai berikut:
Tuan F : G : H = 3 : 5 : 7
Maka jurnal untuk mencatat pembagian itu adalah sebagai berikut:
Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 30.000.00
Pribadi G Rp. 50.000.00
Pribadi H Rp. 70.000.00
3. Apabila disetujui bahwa pembagian laba rugi dilakukan sesuai dengan
perundingan penyertaan modal dari masing-masing anggota dalam hal ini
ada tiga cara, yaitu:
a. Apabila keuntungan dibagi sesuai dengan perbandingan modal awal,
maka jurnal untuk mencatat pembagian laba itu adalah sebagai berikut:
Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 37.500.00
Pribadi G Rp. 50.000.00
Pribadi H Rp. 62.500.00
Perhitungan:
Nama Anggota Saldo modal Rasio Hak atas rugi
awal tahun pembagian laba laba

F 300.000 3/12 37.500

G 400.000 4/12 50.000

H 500.000 5/12 62.500

Jumlah 1.200.000 12/12 150.000


16

b. Apabila laba rugi dibagi sesuai dengan perbandingan modal akhir maka
jurnal pembagian laba itu adalah:
Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 40.000.00
Pribadi G Rp. 50.000.00
Pribadi H Rp. 60.000.00
Perhitungan:
Nama Anggota Saldo modal Rasio Hak atas rugi
akhir tahun pembagian laba laba

F 400.000 4/15 40.000

G 500.000 5/15 50.000

H 600.000 6/15 60.000

Jumlah 1.500.000 15/15 150.000

c. Apabila laba rugi dibagi sesui dengan perbandingan modal rata-rata


tahun maka jumlahnya adalah:
Rata & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 33.750.00
Pribadi G Rp. 41.250.00
Pribadi H Rp. 75.000.00
Perhitungan: Perbandingan modal rata-rata
17

Pembagian laba:
Rasio Pembagian Laba Hak atas Laba

F 45/200 33.750

G 55/200 41.250

H 100/200 75.000

Jumlah 200/200 150.000

4. Apabila pembagian laba rugi dilakukan dengan memperhitungkan bunga


modal untuk masing-masing penyertaan dan sisanya dibagi dengan
perbandingan F : G : H = 2 : 2 : 1. Bunga modal ditentukan sebesar 6%
setahun dari modal rata-rata.
Jurnal untuk mencatat pembagian laba tersebut adalah:
Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 42.500.00
Pribadi G Rp. 47.500.00
Pribadi H Rp. 60.000.00
Perhitungan: Bunga Modal
Bunga modal rata-rata dapat dihitung dengan dua cara. Pertama dengan
menentukan besarnya bunga untuk setiap bagian modal sesuai dengan jangka
waktu sejumlah modal itu ditanamkan dalam perusahaan sebagai berkut:
Bunga modal untuk Tuan F:
Investasi: Rp. 300.000 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x 300.000 = 18.000.00
: Rp. 100.000 selama 9 bulan = 9/12 x 6% x 100.000 = 4.500.00
Jumlah 22.500.00
Bunga modal untuk Tuan G
Investasi: Rp. 400.000 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x 400.000 = 24.000.00
: Rp. 100.000 selama 9 bulan = 9/12 x 6% x 100.000 = 3.500.00
Jumlah 27.500.00
18

Bunga modal untuk Tuan H


Investasi: Rp. 500.000 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x 500.000 = 30.000.00
: Rp. 875.000 selama 9 bulan = 9/12 x 6% x 875.000 = 39.375.00
Jumlah 69.375.00
Dikurangi
Penarikan kembali modal sebesar
: Rp. 775.000 = 5/12 x 6% x 775.000 = 19.375.00
Jumlah 50.000.00
Pembagian laba:
F G H Jumlah

Bunga Modal 22.500 27.500 50.000 100.000

Sisa Laba 20.000 20.000 10.000 50.000

Jumlah 42.500 47.500 60.000 150.000

5. Apabila pembagian keuntungan dilakukan dengan terlebih dahulu


membentuk gaji para pemilik yang setiap blannya tuan F, G, dan H masing-
masing menerima sebesar Rp. 2.750.00 : Rp. 2.500.00 : Rp. 2.250.00
sedangkan sisana dibagi dengan perbandingan modal akhir.
Jurnal untuk mencatat pembagian laba tersebut adalah:
Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 49.000.00
Pribadi G Rp. 50.000.00
Pribadi H Rp. 51.000.00
Perhitungan gaji:
Tuan F = 2.750 x 12 = Rp. 33.000.00
Tuan G = 2.500 x 12 = Rp. 30.000.00
Tuan H = 2.250 x 12 = Rp. 27.000.00
Jumlah = Rp. 90.000.00
19

Pembagian laba:
F G H Jumlah

Gaji Pemilik 33.000 30.000 27.000 90.000

Sisa Laba 16.000 20.000 24.000 60.000

Jumlah 49.000 50.000 51.000 150.000

6. Apabila pembagian keuntungan disetujui dilakukan dengan ketentuan


sebagai berikut:
a. Bungan modal ditetapkan sebesar 6 % setahun dari modal rata-rata.
b. Untuk Tuan F sebagai anggota yang memimpin diberikan bonus sebesar
20% dari keuntungan sesudah dikurangi bonus untuknya terlebih dahulu
sedang Tuan G yang membantu secara part time diberikan bonus sebesar
1/5 dari Tuan F sisanya dibagi dengan perbandingan F : G : H = 2 : 2 : 1
Jurnal untuk mencatat pembagian laba tersebut adalah:
Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 55.500.00
Pribadi G RP. 40.500.00
Pribadi H Rp. 54.000.00
Perhitungan Bonus:
Laba bersih Rp.150.000
Bonus 20% dari laba sesudah dikurangi bonus.
Jadi = 100% + 20% = Rp.150.000
120% = Rp 150.000
20% = Rp. 25.000
20

Pembagian Laba
F G H Jumlah

Bunga Modal 22.500 27.500 50.000 100.000

Bonus 25.000 5.000 30.000

Sisa Laba 8.000 8.000 4.000 20.000

G. Gaji Pemilik dan Bunga Modal


Secara teoritis gaji pemilik dan bunga atas modal (sendiri) adalah biaya
bagi persekutuan dan bukan pembagian laba. Pengertian biaya secara umum
adalah meliputi semua pengorbanan untuk mendapatkan barang dan jasa yang
dapat dijual atau diserahkan untuk memperoleh pendapatan. Gaji pemilik
adalah biaya yang terjadi atas jasa yang diberikan kepada perusahaan, sedang
bunga modal yang ditanamkan oleh para pemilik merupakan biaya modal yang
diinvestasikan di dalam perusahaan
Di dalam akuntansi gaji pemilik dan modal bunga (sendiri) tidak diakui
sebagai biaya (usaha) bagi perusahan, karena pada umumnya jumlah-jumlah
tersebut ditentukan secara sepihak (dalam hal ini oleh para pemilik sendiri) dan
bukan atas dasar transaksi yang obyekif. Akan tetapi kalau gaji yang dibayar
kas itu dapat didefinisikan dengan jasa yang diberikan kepada perusahaan dan
bunga modal yang diperhitungkan itu untuk pinjaman-pinjaman yang diberikan
maka harus diperlukan sebagai biaya yang sebenarnya. Karena gaji yang
dibayarkan demikian itu sama halnya dengan gaji yang dibayarkan kepada
karyawan lainnya, dan bunga yang dibayarkan mempunyai status yang sama
dengan bunga atas hutang dari supplier atau kreditur lainnya.
Biasanya di dalam perjanjian pembagian laba ditegaskan adanya
pembatasan terhadap jumlah minimum laba yang di dapat. Berdasarkan
ketentuan jumlah minum laba tersebut biasanya ditentukan jumlah gaji pemilik
dan bunga modal yang diperhitungkan sebagai faktor pembagian laba. Apabila
diadakan batasan, berarti laba dibawah minimum yang ditetapkan atau jumlah
21

kerugian harus dibagi berdasarkan ketentuan lain yang ditetapkan dalam


perjanjian. Gaji pemilik dan bunga modal diatas laba bersih dari masing-
masing anggota harus diperhitungkan terlebih dahulu terlebih ketika
pembagian laba baik perusahaan itu memperoleh keuntungan maupun
mengalami kerugian.
Selain itu koreksi atas laba (rugi) tahun-tahun sebelumnya juga
merupakan masalah penting bagi setiap badan usaha, karena mempunyai
pengaruh terhadap pelapor keuangan dan hasil. Didalam persekutuan, masalah
yang dihadapi dalam koreksi laba-rugi ialah pengaruhnya terhadap hak
pemilikan dan bagian atas laba (rugi) kepada masing-masing pribadi anggota
(pemilik), halini menyangkut masalah koreksi dan penyesuaian terhadap
alokasi laba-rugi kepada masing-masing anggota pemilik
Pada umumnya tiga alternatif berikut ini dapat dipakai untuk
menyelesaikan penyesuain alokasi atas laba-rugi tahun-tahun yang lalu :
1. Jumlah koreksi laba-rugi yang relatif kecil, cukup ditutup atau dibebankan
kepada laba-rugi tahun berjalan, asal tidak mempengaruhi secara material
terhadap hak-hak pemilikan (saldo modal) dari masing-masing anggota
pemilik.
2. Apabila jumlah koreksi cukup besar, dan sulit diidentifikasikan, dapat
dibebankan kepada laba-rugi tahun yang berjalan atau dialokasikan
sebagian kepada laba-rugi tahun-tahun yang lalu sesuai dengan kehendak
para anggota pemilik.
3. Apabila koreksi laba-rugi cukup besar dan dapat diidentifikasikan.
Misalnya ada kesalahan perhitungan beban penyusutan, aktiva tetap, maka
perhitungan dan alokasi kembali laba-rugi kepada masing-masing pemilik
harus dilakukan.
22

H. Laporan Keuangan pada Persekutuan


Pada perusahan-perusahaan umumnya laporan keuangan biasanya
disusun untuk badan usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari antara lain:
1. Laporan perhitungan rugi-laba
Bunga atas pinjaman dan gaji karyawan merupakan biaya bagi
perusahaan dan harus dikurangkan dari pendapatan untuk menentukan
besarnya laba - rugi periodik. Sedang bunga atas modal yang ditanamkan
dan gaji pemilik diperlukan sebagai perhitungan pembagian laba (rugi).
Bagi pemilik perbedaan perlakuan akuntansi demikian itu tidak berakibat
terjadinya perbedaan pada hak-hak pemilik (saldo modalnya). Untuk lebih
jelas seperti apa perhitungan rugi-laba, berikut ontohnya :
23

2. Laporan perubahan modal


Laporan perubahan modal di dalam persekutuan identik dengan
laporan perubahan laba di tahan, laporan perubahan modal merupakan
ikhtisar semua transaksi baik transaksi usaha maupun transaksi modal yang
mengakibatkan kenaikan atau berkurangnya saldo modal masing-masing
pemilik selama satu periode tahun buku. Bentuk umum dari laporan
perubahan modal adalah sebagai berikut :
24

3. Neraca
Sebagian ketentuan didalam penyusunan neraca persekutuan tidak
berbeda dengan neraca perusahaan-perusahaan pada umumnya, kecuali
penyajian pada sisi pasiva didalam neraca persekutuan menggunakan dasar
konsep pemilik (Proprutary concept). Penyajiannya sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, penulis memiliki beberapa kesimpulan antara lain
sebagai berikut :
1. Secara umum dan sederhana persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu
gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan
menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk
memperoleh laba.
2. Persekutuan memiliki karakteristik seperti; Mutual Agency (Berusaha
bersama-sama), Limited Life (Jangka waktu terbatas), Unlimited Liability
(Tanggung jawab yang tidak terbatas), Ownership of an Interset in a
Partnership, Participation on Partnership Profit, Right to Dispose of a
Partnership Interest dan Mutual Liabiliy
3. Bentuk-bentuk Persekutuan terdiri dari Persekutuan Perdagangan,
Persekutuan Jasa, Persekutuan Umum, Persekutuan Terbatas, Persekutuan
Saham Gabungan, PT (Perseroan Terbatas), Firma (Fa), Perusahaan
Komanditer (Limited partnership) dan Joint stock company.
4. Berdirinya suatu persekutuan selalu didahului dengan perjanjian, yang
disebut perjanjian perekutuan. Perjanjian tersebut pada umumnya dibuat
secara tertulis. Perjanjian persekutuan akan berisi ketentuan-ketentuan
yang disepakati bersama oleh para sekutu. Dalam hal ini seluruh
kesepkatan berisi tentang hubungan serta kehidupan persekutuan sampai
pada pembubaran.
5. Pada perinsipnya akuntansi pada persekutuan tidak berbeda dengan
akuntansi untuk perusahaan perseorangan maupun akuntansi untuk
perseroan terbatas (PT). Perbedaan ada hanyalah yang berhubungan dengan
pembagian laba dan pemodalan. Pada persekutuan laba atau rugi selalu
dibagi di antara para sekutu sesuai dengan metode pembagian laba yang
telah disepakati.
25
26

6. Terdapat beberapa cara yang dapat dipalai sebgai dasar pembagian laba
rugi dalam persekutuan, yaitu:
a. Dibagi dengan rasio yang sama’
b. Dibagi dengan rasio yang telah disepakati.
c. Dibagi dengan rasio
d. Mula-mula ditentukan bunga dari masing-masing anggota, selebihnya
dibagi atas dasar perjanjian.
e. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota
yang aktifbekerja, sisanya dibagi atas dasar perjanjian
f. Mula-mula ditetapkan bunga untuk modal dari anggota, kemudian gaji
sebagai pemilik dan bonus unu anggota anggota yang dianggap berjasa
dan sisanya dibagi dasar perjanjian.
7. Secara teoritis gaji pemilik dan bunga atas modal (sendiri) adalah biaya
bagi persekutuan dan bukan pembagian laba dan di dalam akuntansi gaji
pemilik dan modal bunga (sendiri) tidak diakui sebagai biaya (usaha) bagi
perusahan, karena pada umumnya jumlah-jumlah tersebut ditentukan
secara sepihak (dalam hal ini oleh par pemilik sendiri) dan bukan atas dasar
transaksi yang obyekif.
8. Pada perusahan-perusahaan umumnya laporan keuangan biasanya disusun
untuk badan usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari antara lain:
Laporan perhitungan laba rugi, Laporan perubahan modal, dan Neraca.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. “Persekutuan (Patnership)”. [Tersedia] https://www.studocu.


com/id/document/universtas-pembangunan-nasional-veteran-jawa-
timur/advanced-accounting/bab-i-persekutuan-partnership/17429581.
Diakses pada 15 Maret 2023 Pukul 17.56.

Anonim. 2012. “Akuntansi Lanjut: Teori Persekutuan”. [Tersedia]


https://hanggaryudha.wordpress.com/2012/11/06/akuntansi-lanjut-
teori-persekutuan/. Diakses pada 15 Maret 2023 Pukul 13.52.

Anonim. 2021. “Akuntansi Persekutuan”. [Tersedia]


https://pdfcoffee.com/makalah-diajukan-untuk-memenuhi -tugas-
mata-kuliah-akuntansi-keuangan-lanjutan-ii-pdf-free.html. Diakses
pada 15 Maret 2023 Pukul 14.05.

Anonim. 2022. “Masalah Gaji Pemilik dan Bunga Modal”. [Tersedia]


https://www.coursehero.com/file/45642565/RMK-AKLdocx/. Diakses
pada 20 Maret 2023 Pukul 14.08.

Aslamiyyah, Tsuwaibatul. 2020. “Akuntansi Keuangan Lanjutan”. [Tersedia]


https://www.scribd.com/document/499979386/akuntansi-keuangan-
lanjutan. Diakses pada 20 Maret 2023 Pukul 13.55.

M, Saifi. 2012. “Persekutuan dan Pembentukan Usahanya”. [Tersedia]


http://muhammadsaifi.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/BAB-I.pptx.
Diakses pada 20 Maret 2023 Pukul 14.14.

Rahmanto, Andi adam. 2022. “Pengertian Perusahaan Persekutuan, Ciri,


Bentuk, dan Contohnya”. [Tersedia]
https://berekonomi.com/perusahaan-persekutuan/. Diakses pada 15
Maret 2023 Pukul 13.48.

Taha, Fatrawati. 2015. “Persekutuan”. [Tersedia] https://mahasiswa.ung.ac.id/


921412177/home/2015/2/26/persekutuan.html. Diakses pada 20 Maret
2023 Pukul 13.59.

27

Anda mungkin juga menyukai