Disusun oleh :
Ivana Muliawanty
0119101183
Akuntansi / E
Universitas Widyatama
Suatu persekutuan memiliki perlakuan yang sama dengan badan usaha perorangan
terkait aspek perpajakan, yaitu laba usaha diperlakukan sebagai satu kesatuan dengan
penghasilan pemiliknya. Dipandang dari sudut penghematan pajak, suatu persekutuan memiliki
keunggulan dari sisi tarif pajak dibandingkan badan usaha perseorangan. Laba usaha suatu
persekutuan dikenai pajak sesuai dengan tarif pajak WP Badan dengan tarif tertinggi sebesar
30%.
Pada KUHPer Bab VIII, Bagian I, Pasal 1618 menyatakan bahwa, “Persekutuan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan sesuatu ke
dalam usaha dan laba yang diperolehnya dibagi diantara mereka”, Definisi ini dapat dibagi
menjadi tiga faktor terpisah, yaitu :
a. Gabungan dua orang atau lebih.
b. Untuk menginvestasikan sesuatu.
c. Usaha untuk laba
Karakteristik suatu bentuk persekutuan relatif berbeda dengan karakteristik dari bentuk
usaha lain (misalnya perseorangan atau perseroan), yaitu:
1. Tambahan pendanaan
2. Pembagian kerugian
Setiap kerugian bisnis yang dialami oleh persekutuan akan ditanggung oleh seluruh
sekutu. Jadi, tidak ada 1 orang yang akan menyerap keseluruhan kerugian. Setiap
pemilik akan menyerap bagian kerugiannya saja masing-masing.
1. Pembagian pengendalian
Pengambilan keputusan dalam suatu persekutuan harus dibagi. Jika para sekutu tidak
mencapai kata sepakat mengenai cara bagaimana bisnis tersebut dijalankan, maka
hubungan bisnis dan pribadi dapat terganggu. Pengambilan keputusan harus melalui
pembagian kewenangan yang ada di antara para sekutu di persekutuan tersebut.
Pengoprasian Persekutuan
a. Akun Sekutu
b. Akun Modal
Investasi awal para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau
kerugian dan penarikan modal oleh sekutu di catat dalam akun modal para sekutu.
Setiap sekutu memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo kredit.
c. Akun Prive (Penarikan)
Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari persekutuan sepanjang
tahun sebagai antisipasi atas keuntungan.
d. Akun Pinjaman
Rekening ini akan di debit apabila utang kepada sekutu berkurang dan di
kredit apabila utang kepada sekutu bertambah. Dalam hal persekutuan dilikuidasi
maka saldo rekening ini ikut dipertimbangkan di dalam menghitung bagian kas
sekutu yang bersangkutan. Di dalam neraca saldo disajikan pada kelompok pasiva,
yaitu utang.
e. Akun Piutang
Rekening ini didebit apabila piutang kepada sekutu bertambah dan dikredit
apabila piutang kepada sekutu berkurang. Dalam hal persekutuan dilikuidasi
(dilebur) yaitu mengurangi hak sekutu yang bersangkutan. Didalam neraca saldo
rekening disajikan dalam kelompok aktiva, yaitu piutang.
Dalam pengoperasian persekutuan setelah pendirian maka semua transaksi dicatat oleh
persekutuan sebagaimana perusahaan pada umumnya. Namun demikian, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu sesuai dengan karakteristik utama persekutuan yaitu
participation in partnership profit/loss yaitu masing-masing anggota mempunyai hak di dalam
pembagian laba atau rugi persekutuan secara adil. Adil dalam hal ini adalah besarnya bagian
masing-masing anggota sesuai dengan besarnya kontribusi masing-masing sekutu di dalam
menghasilkan laba.
Teori akuntansi yang mendasari pembagian laba atau rugi adalah teori pemilikan
(proprietary theory) yang menyatakan sebagai berikut:
1. Menurut pandangan pemilikan, kegiatan dan operasi perusahaan diinterpretasikan
berdasarkan pengaruhnya terhadap pemilik perusahaan. Apakah perusahaan
dioperasikan dalam bentuk perusahaan perseorangan, persekutuan, atau perseroaan.
2. Sudut pandang pemilikan melihat perusahaan dengan kacamata pemilik. Jadi, walaupun
pada kenyataannya suatu perseroaan mempunyai identitas hukum yang berbeda,
namun pandangan pemilikan melihat perseroan tersebut sebagai suatu sarana dimana
beberapa perusahaan melakukan kegiatan usaha bersama.
3. Pada umumnya, perseroan dianggap sebagai agen, wakil, atau sarana operasi bagi
setiap pengusaha atau pemegang saham. Oleh karena itu dalam persekutuan diatur
sebagai berikut:
a. Bunga atas hutang dipandang sebagai komponen perhitungan laba rugi.
b. Gaji untuk anggota dipandang sebagai pembagian laba, bukan sebagai
komponen perhitungan laba.
c. Persekutuan tidak dipandang sebagai satuan usaha kena pajak yang terpisah,
tetapi lebih merupakan suatu “saluran” laba bagi pemilik yang akan dikenakan
pajak penghasilan.
d. Dalam neraca persekutuan tidak ada rincian sumber modal pemilik.
e. Biaya pribadi sekutu tidak termasuk dalam biaya persekutuan. Akibatnya biaya
pribadi sekutu dibayarkan oleh aktiva sekutu dengan membebankannya kepada
akun prive yang akan ditutup ke akun modal sekutu bukan ikhtisar laba rugi.
Seperti pada umumnya di sebuh perusahaan tertentu, laporan keuangan disusun untuk
badan usaha yang berbentuk persekutuan terdiri dari:
1. Neraca, perbedaan utama dengan perusahaan biasa adalah pada sisi passiva
(modal) yang menonjolkan hak kepemilikan tiap-tiap sekutu melalui akun modalnya
masing-masing.
2. Laporan Laba Rugi
1. Sekutu, untuk merencanakan dan mengontrol harta dan aktivitas persekutuan serta
untuk membuat keputusan investasi pribadi atas persekutuan.
2. Kreditur, untuk mempertimbangkan permohonan kredit serta masalah-masalah
kredit lain yang berkaitan dengan persekutuan.
3. Fiskus, memastikan bahwa para sekutu telah membayar pajak penghasilan sesuai
dengan rasio laba (rugi) sekutu
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-diajukan-untuk-memenuhi-tugas-mata-kuliah-akuntansi-
keuangan-lanjutan-ii-pdf-free.html
http://www.jasapengacaraonline.com/keuntungan-dan-kerugian-dari-kepemilikan-
persekutuan/
http://matirah.blogspot.com/2016/09/persekutuan-pendirian-pengoperasian-dan.html