AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN I
PEMBENTUKAN &
PENGOPERASIAN PERSEKUTUAN
(Formation and Operation of Partnership)
Abstrak Kompetensi
Materi ini membahas teori, konsep Mahasiswa mampu memahami dan
dan pencatatan akuntansi dalam menjelaskan sifat, regulasi dan
melaksanakan pembentukan dan perbedaan di antara berbagai jenis
pengoperasian suatu persekutuan persekutuan.
atau kemitraan. Mahasiswa mampu melakukan
perhitungan dan entri jurnal untuk
pembentukan dan pengoperasian serta
alokasi laba atau rugi persekutuan.
Definisi dan Karakteristik Persekutuan
Persekutuan adalah suatu bentuk kerja sama usaha yang merupakan gabungan dari
dua atau lebih individu/pihak yang menyetorkan modal masing-masing dengan tujuan
memperoleh laba dan membagikannya diantara pihak sesuai kesepakatan. Individu/pihak
yang terlibat dan menjadi anggota dalam persekutuan disebut sekutu/mitra. Persekutuan di
Indonesia seringkali disebut firma, sehingga anggota firma disebut juga firman.
Suatu persekutuan dapat dibentuk dengan mudah hanya dengan sebuah perjanjian
yang sifatnya lisan. Namun demikian, pada prakteknya sebaiknya perjanjian tertulis yang
disepakati dihadapan notaris haruslah menjadi dasar pendirian persekutuan. Hal ini
dilakukan agar terhindar dari berbagai hal yang tidak diinginkan dalam menjalankan bisnis di
kemudian hari. Selain itu, saat pendirian persekutuan/kemitraan dimungkinkan pihak-pihak
yang tidak memiliki modal berwujud (misal uang tunai atau aset fisik) dapat menggabungkan
diri dalam suatu kegiatan usaha dengan kesepakatan berupa setoran modal tidak berwujud
misalnya keahlian, bakat, jejaring, pengalaman, dll.
Suatu persekutuan memiliki perlakuan yang sama dengan badan usaha perorangan
terkait aspek perpajakan, yaitu laba usaha diperlakukan sebagai satu kesatuan dengan
penghasilan pemiliknya. Namun demikian, laba usaha persekutuan dikenai pajak sebagai
wajib pajak (WP) badan berbeda dengan laba usaha badan perorangan merupakan wajib
pajak orang pribadi (WPOP). Dipandang dari sudut penghematan pajak, suatu persekutuan
memiliki keunggulan dari sisi tarif pajak dibandingkan badan usaha perseorangan. Laba
usaha suatu persekutuan dikenai pajak sesuai dengan tarif pajak WP Badan dengan tarif
tertinggi sebesar 30%.
Persekutuan yang ada di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan jenis usaha dan
sifatnya. Bentuk Persekutuan berdasarkan jenis usahanya, dapat dibedakan menjadi :
1. Persekutuan Dagang (trading partnership), yaitu persekutuan yang usaha pokoknya
membuat, membeli dan menjual barang-barang
2. Persekutuan Jasa (services / non trading partnership), yaitu persekutuan yang usaha
pokoknya memberikan jasa-jasa sesuai dengan keahliannya.
Selain itu, bentuk Peresekutuan berdasarkan sifat usahanya, dapa dibedakan
menjadi :
1. Persekutuan Umum/Firma (general partnership), yaitu persekutuan yang didirikan
menggunakan nama bersama para sekutu dimana semua sekutu dapat bertindak atas
nama persekutuan dan kepadanya dapat dimintakan pertanggungjawaban terhadap
kewajiban-kewajiban persekutuan.
2. Persekutuan Terbatas (limited partnership), yaitu persekutuan yang dididirikan dengan
pembatasan terhadap aktivitas, tanggungjawab dan investasi yang dilakukan oleh salah
satu satu lebih sekutu tertentu. Sekutu yang bertanggung jawab penuh atas aktivitas
operasional dan kewajiban persekutuan disebut sekutu aktif (active/managing partner),
sedangkan, sekutu yang memiliki tanggung jawab terbatas atas aktivitas dan kewajiban
disebut sekutu diam (passive/silent partner).
3. Persekutuan Perseroan (joint stock partnership), yaitu persekutuan yang struktur
modalnya berupa saham-saham yang dapat dipindahtangankan. Perpindahtanganan
saham tidak boleh mengganggu kelanjutan usaha persekutuan dan tanggung jawab
sekutu/pemilik saham sifatnya sama dengan sekutu pada persekutuan umum.
Adakalanya timbul pula permasalahan dalam penilaian setoran kas dalam persekutuan,
yaitu jika para sekutu menyetujui bagian modal yang tidak sesuai dengan nilai investasi
kas yang dapat diidentifikasikan. Misalnya saja: Tn Vitto dan Tn Bondan sepakat
membagi sama besar rasio laba rugi persekutuan dimana Tn Vittograni
menginvestasikan kas sebesar Rp. 50.000.000,- sedangkan Tn Bondan sebesar Rp.
42.000.000,-
Kesepakatan tersebut menyiratkan bahwa Tn Bondan memberikan setoran aktiva tidak
berwujud yang dapat berupa bakat individu, relasi bisnis keahlian, koneksi bank,
kedekatan dengan sumber informasi, dll. Untuk mencatat transaksi tersebut, maka
persekutuan dapat melakukan dengan pendekatan metode bonus dan metode goodwill.
Jika metode bonus yang dipergunakan, maka aktiva tidak berwujud tidak dicatat pada
pembukuan persekutuan dan jurnalnya adalah:
dr. Kas Rp. 92.000.000,-
cr. Modal Tn Vitto Rp. 46.000.000,-
Modal Tn Bondan Rp. 46.000.000,-
Sedangkan jika metode goodwill yang dipergunakan, maka investasi kas Tn Vitto
sebesar Rp. 50.000.000 yang akan diakui untuk rasio laba (rugi) sebesar 50%.
Sehingga hal ini menyiratkan investasi total modal persekutuan haruslah terdapat
sebesar Rp. 100.000.000,- (yaitu dari Rp. 50.000.000,- ÷ 50%) dan timbul pengakuan
goodwill sebesar Rp. 8.000.000,- (Rp. 100.000.000,- dikurangi kas Rp. 92.000.000,-)
dan jurnalnya adalah:
dr. Kas Rp. 92.000.000
Goodwill Rp. 8.000.000
Pemilihan kedua metode di atas didasarkan pada keputusan bersama para sekutu
sesuai penerimaan para sekutu dengan kondisi –kondisi yang terjadi akibat
digunakannya salah satu metode di atas.
Ilustrasi kasus untuk lebih mendapat pemahaman lebih lanjut berkaitan dengan
pengoperasian persekutuan adalah sebagai berikut:
Selama tahun 2017 telah terjadi transaksi sebagai berikut:
1. Total Penjualan secara Kredit adalah sebesar Rp 83.725.000,-
2. Total Pembelian secara kredit adalah sebesar Rp 41.289.000,-
3. Penerimaan piutang dagang secara tunai sebesar Rp 47.215.000,-
4. Pembayaran hutang dagang secara tunai sebesar Rp 32.209.000,-
5. Pembayaran bunga pinjaman ke Bank sebesar Rp 3.600.000,-
6. Biaya Operasional sebesar Rp 6.820.000,-
7. Penyusutan untuk tahun 2000 Bangunan adalah 5 % dari nilai perolehan dan untuk
kendaraan adalah 25 % dari nilai buku.
8. Nilai persediaan pada 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 17.239.000,-
Atas dasar informasi di atas Saudara diminta untuk:
1. Jurnal transaksi tersebut di atas.
2. Buatlah laporan laba rugi dan neraca per 31 Desember 2017
3. Hitunglah distribusi pembagian laba dengan asumsi – asumsi sebagai berikut:
3.1. Dibagi sama besar
3.2. Dibagi berdasarkan perbandingan modal awal suatu periode
3.3. Diperhitungkan bunga modal sebesar 1 % per bulan.
3.4. Diperhitungkan gaji kepada anggota dengan perincian sebagai berikut:
a. Gaji untuk Ali Rp 150.000,- per bulan
b. Gaji untuk Badu Rp 125.000,- per bulan
c. Gaji untuk Caca Rp 175.000,- per bulan
Sisanya dibagi berdasarkan perbandingan modal awal suatu periode.
3.5. Diperhitungkan bunga modal, gaji dan bonus untuk Ali dengan dasar
perhitungan bonus adalah sebesar 25 % dari laba setelah dikurangi dengan
bunga modal, gaji dan bonus.
4. Susun laporan perubahan modal anggota per 31 Desember 2017