Anda di halaman 1dari 27

Akuntan sering kali diminta bantuannya dalam hal pendirian dan operasi dari persekutuan

untuk memastikan pengukuran dan penilaian yang benar atas transaksi dalam persekutuan. Bab ini
membahas pendirian dan pengoperasian persekutuan, termasuk akuntansi untuk penambahan sekutu
(partner) baru dan berhentinya sekutu yang ada.

Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah dalam pendiriannya dan
memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan mereka dalam satu usaha
tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan
modal dibandingkan dengan perusahaan perorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam
pertumbuhan usaha yangcepat.

Akuntansi untuk persekutuan mensyaratkan pengakuan atas beberapa faktor penting,


diantaranya adalah:

Pertama : Dari sudut pandang akuntansi, persekutuan adalah entitas usaha yang terpisah, sedangkan dari
sudut pandang hukum, persekutuan tidaklah terpisah dari pemiliknya, oleh karena itu muncul beberapa
perbedaan antara pajak dan akuntansi untuk hal-hal tertentu, seperti nilai yang dimasukkan ke dalam aset
yang dikontribusi dalam pendirian persekutuan.
PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
PERUBAHAN
Kedua KEANGGOTAAN
: Walaupun banyak
2014
persekutuan mencatat operasi mereka menggunakan basis akrual, beberapa
persekutuan menggunakan akuntansi yang berbasis kas atau berbasis kas yang dimodifikasi. Pilihan
tersebut diperkenankan karena pencatatan dalam persekutuan dilakukan untuk para sekutu dan harus
mencerminkan informasi yang mereka butuhkan.

Ketiga : Laporan keuangan persekutuan biasannya disusun bagi para sekutu, dan hanya terkadang bagi
kreditor. Tidak seperti perusahaan publik, kebanyakan persekutuan tidak disyaratkan untuk diaudit atas
laporan keuangan tahunannya. Walaupun banyak persekutuan mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku
umum, penyimpangan dari prinsip tersebut masih ditemukan dalam praktik. Kebutuhan khusus bagi
persekutuan adalah kriteria umum untuk menentukan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk
persekutuan tertentu.

KARAKTERISTIK ENTITAS PERSEKUTUAN

Bentuk persekutuan usaha memiliki beberapa komponen yang unik karena status legal dan
akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan karakteristik utama yang membedakan bentuk persekutuan
dari entitas bisnis lain.

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 1


Regulasi Hukum Persekutuan

Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-undang terkait
dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut menjelaskan hak-hak setiap sekutu dan
kreditor selama proses pembentukan, operasi dan likuidasi atas persekutuan. Dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (KUH Per) dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi
hak-hak dan kewajiban –kewajiban sekutu ke sekutu lain dan kreditor dalam persekutuan.

Definisi Persekutuan

Pada KUHPer Bab VIII, Bagian 1, Pasal 1618 menyatakan bahwa,”Persekutuan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan sesuatu kedalam usaha dan laba
yang diperolehnya dibagi diantara mereka”. Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor terpisah, yaitu:

1. Gabungan dua orang atau lebih. Istilah “Orang” biasanya adalah bersifat individu; namun
dapat juga berupa perusahaan ataupun persekutuan lain.
2. Untuk menginvestasikan sesuatu. Artinya setiap sekutu harus memberi kontribusi sesuatu ke
dalam persekutuan.
3. PERSEKUTUAN
Usaha untuk: PENDIRIAN, PENGOPERASIAN,
memperoleh laba. DAN
Sebuah persekutuan mungkin saja didirikan untuk
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
melaksanakan segala macam jenis usaha hukum, perdagangan, profesi dan jasa lainnya. Namun,
persekutuan harus bertujuan menghasilkan keuntungan.

Pendirian Persekutuan

Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam pendirian.
Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal seperti orang yang berjabatan
tangan atau bisa bersifat formal seperti perikatan antara dua pihak diatas kertas yang disebut akta pendirian
persekutuan. Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian pendirian, dan para sekutu sangat disarankan untuk
memiliki perjanjian tertulis secara formal untuk menghindari potensi konflik yang mungkin timbul selama
pengoperasian usaha. Biasanya jika para sekutu tidak setuju dengan beberapa aspek operasi sebelum
dibentuknya persekutuan, maka banyak permasalahan muncul dikemudian hari yang dapat menimbulkan
permasalahan manajemen serius yang dapat membahayakan operasional persekutuan.

Akta pendirian persekutuan harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu


2. Jenis usaha yang aka dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 2


3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode dimana kontribusi modal di
masa depan diterapkan
4. Penjelasan lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji, bunga atas
saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba, dan persentase yang
digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian
5. Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti penambahan sekutu baru
dan berhentinya sebuah sekutu
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh para sekutu, seperti hak manajemen dari
masing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara, dan metode akuntansi.
Masing-masing sekutu harus menandatangani perjanjian sebagai tanda penerimaan atas syarat-syarat dalam
perjanjian. Sebuah perjanjian persekutuan yang disusun dengan hati-hati dapat mencegah banyak
permasalahan dan konflik yang mungkin timbul dalam operasi di kemudian hari.

Karakteristik Utama Lain Persekutuan


Sebuah persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer dan KUHD. Untuk
persekutuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan secara formal, undang-undang menyediakan
PERSEKUTUAN
kerangka : PENDIRIAN,
hukum yang mengatur PENGOPERASIAN,
hubungan DAN dalam persekutuan; intinya
antar sekutu dan hak kreditor
PERUBAHAN 2014
KUHPer dan KUHDKEANGGOTAAN
menjadi dasar bagi persekutuan yang memiliki perjanjian formal maupun tidak.
Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan pembentukan dan operasi persekutuan,
sebagai berikut:
1. Perjanjian persekutuan. KUHPer dan KUHD mengatur hubungan-hubungan dalam
persekutuan yang tidak disajikan secara spesifik dalam perjanijian persekutuan; sehingga,
KHUPer dan KUHD digunakan oleh pengadilan ketika tidak ada perjanjian persekutuan
2. Persekutuan sebagai entitas terpisah. Sebuah persekutuan merupakan entitas bisnis
terpisah dari para sekutunya. Konsep entitas ini mengartikan bahwa persekutuan dapat
menuntut atau dituntut dan bahwa kekayaan persekutuan menjadi milik persekutuan dan
bukan tiap individu sekutu. Karena tidak ada entitas persekutuan baru ketika terjadi
perubahan anggota sekutu
3. Sekutu adalah wakil (agen) persekutuan. Tiap sekutu adalah wakil persekutuan atas
transaksi yang biasa terjadi dalam bisnis, kecuali sekutu tidak memiliki wewenang untuk
bertindak atas nama persekutuan karena sesuatu hal dan pihak ketiga mengetahui atau telah
menerima pemberitahuan bahwa sekutu tersebut memiliki wewenang. Hubungan
perwakilan antar sekutu sangat penting. Jika persekutuan menentukan hanya sekutu tertentu

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 3


yang memiliki wewenang untuk transaksi bisnis tertentu, persekutuan harus memastikan
pihak ketiga mengetahui batasan wewenang sekutu lain. Pemberitahuan ini harus
diumumkan baik melalui pengumuman tertulis secara formal (dibahas pada poin
selanjutnya) maupun komunikasi langsung dengan pihak ketiga.Jika tidak, pihak ketiga
akan berasumsi bahwa sekutu memiliki wewenang bertindak sebagai wakil atas
persekutuan dalam transaksi bisnis normal terkait dengan persekutuan tersebut beroperasi.
4. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama. Seluruh sekutu dapat dikenakan tanggung
jawab untuk seluruh kewajiban persekutuan kecuali dinyatakan dalam hukum. Dalam
kejadian dimana persekutuan gagal dan aset yang dimiliki tidak cukup untuk membayar
kewajibannya, para sekutu diminta untuk memberi kontribusi sebesar proporsi pembagian
kerugian perusahaan. Jika sekutu gagal memberi kontribusi sejumlah yang diminta, maka
seluruh sekutu harus memberi kontribusi sebesar proporsi dimana sekutu-sekutu tersebut
berbagi kerugian persekutuan. Kreditor persekutuan menjadi pihak pertama yang harus
dipenuhi haknya atas aset persekutuan dan tambahan kontribusi sekutu diklasifikasikan
sebagai aset persekutuan. Jika kreditor persekutuan mengambil tindakan hukum melawan
individu sekutu untuk kewajiban persekutuan, kreditor persekutuan tidak memiliki hak
superior atas
PERSEKUTUAN aset individu sekutu.
: PENDIRIAN, Dalam kasus ini, kreditor
PENGOPERASIAN, DANpersekutuan bergabung dengan
PERUBAHAN KEANGGOTAAN
kreditor personal lainnya
2014
5. Hak dan Kewajiban Sekutu. Tiap sekutu memiliki akun modal yang menunjukkan jumlah
kontribusi sekutu tersebut dalam persekutuan, bersih dari kewajiban, dan bagian sekutu atas
laba atau rugi persekutuan, dikurangi berbagai pembagian. Sekutu berhak atas bagian laba
atau rugi secara proporsional sebesar jumlah dikontribusikan ke persekutuan, kecuali
disetujui dalam perjanjian persekutuan. Sekutu baru dapat diterima hanya dengan
persetujuan seluruh sekutu. Tiap sekutu memiliki akses atas pembukuan dan catatan
persekutuan, dan tiap sekutu berkewajiban berlaku atas nama persekutuan secara jujur dan
adil.
6. Kepemilikan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan. Berdasarkan pendekatan
entitas atas persekutuan yang dinyatakan dalam undang-undang, seorang sekutu bukan
pemilik lain dari aset persekutuan. Hal ini berarti bahwa kepemilikan yang dapat
dialihkan sekutu adalah bagian sekutu atas laba dan rugi persekutuan dan hak memperoleh
pembagian, termasuk pembagian likuidasi. Seorang sekutu tidak dapat mengalihkan hak
manajemen atau wewenang untuk menjalankan operasi bisnis persekutuan. Maka kreditor
individual sekutu tidak dapat mengambil aset-aset persekutuan tapi kreditor individual

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 4


sekutu dapat memperoleh pertimbangan legal atas kepemilikan yang dapat dialihkan
sekutu.
7. Berhentinya sekutu. Berhentinya sekutu berarti bahwa sekutu tersebut tidak lagi berlaku
atas nama persekutuan. Sebuah sekutu berpisah dari persekutuan ketika terjadi kejadian-
kejadian berikut, yaitu: (a) sekutu tersebut memberitahukan kepada persekutuan tentang
pernyataan pengunduran diri sebagai sebuah sejutu; (b) sekutu tersebut dikeluarkan dari
persekutuan terkait dengan perjanjian persekutuan, biasanya karena sekutu itu melanggar
beberapa isi perjanjian persekutuan atau karena akan terjadi pelanggaran hukum bagi
persekutuan jika terus melakukan usaha dengan sekutu tersebut; (c) karena satu atau
beberapa ketetapan pengadilan; (d) sekutu menjadi debitor proses kebangkrutan; (e) sekutu
tersebut meninggal dunia

Jenis-jenis Persekutuan

Banyak orang menilai kemungkinan terjadinya kewajiban personal atas kewajiban persekutuan
sebagai kerugian utama bentuk bisnis persekutuan. Karena alasan ini, kadang orang menjadi sekutu
PERSEKUTUAN
terbatas : PENDIRIAN,
pada satu dari beberapa PENGOPERASIAN,
bentuk persekutuan terbatas. DAN
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
1. Persekutuan Terbatas (Limited Partnerships-LP), Dalam persekutuan terbatas terdapat
paling sedikit satu sekutu umum dan satu atau lebih sekutu terbatas. Sekutu umum
bertanggung jawab secara personal atas kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung
jawab manajemen. Sekutu terbatas bertanggung jawab hanya sampai dengan kontribusi
modal tapi tidak memiliki wewenang manajemen. Akuntansi untuk investasi di
persekutuan-persekutuan didasarkan pada kontrol evaluasi. Umumnya sekutu umum
memiliki elemen penting atas kontrol operasional persekutuan terbatas dan akan
mengkonsolidasikan investasi di pembukuan sekutu umum. Sekutu tebatas umumnya
menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasinya.
2. Persekutuan dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Partnership-LLP) adalah
tiap sekutu memiliki tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu umum
atau sekutu terbatas dalam LLP; sehingga tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai
sekutu umum, tapi dengan kewajiban hukum terbatas. Sekutu dalam LLP tidak
bertanggung jawab secara personal atas kewajiban persekutuan. Namun beberapa negara
bagian telah mendefinisikan bahwa tiap sekutu dalam LLP bertanggung jawab penuh atas
kewajiban persekutuan, tapi tidak akibat dari tindakan kelalaian profesional yang dilakukan
Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 5
sekutu lain. Persekutuan dengan kewajiban terbatas harus mengidentifikasi dirinya sendiri
seperti dengan menambahkan huruf LLP dibelakang nama perusahaan untuk seluruh
kegiatan korespondensi atau alat lain untuk identifikasi perusahaan. Sebenarnya seluruh
kantor akuntan publik besar berbentuk LLP.
3. Persekutuan Terbatas dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Limited
Partnership- LLLP) artinya setiap sekutu bertanggung jawab hanya atas kewajiban bisnis
persekutuan, dan tidak atas terjadinya kesalahan yang dilakukan sekutu lain dalam operasi
bisnis normal persekutuan. Keuntungan LLP adalah tiap sekutu umum, walau bertanggung
jawab atas manajemen persekutuan, tidak memiliki kewajiban personal atas kewajiban
persekutuan, sama dengan perlindungan kewajiban yang diberikan di sekutu terbatas.

AKUNTANSI UNTUK PENDIRIAN PERSEKUTUAN

Pada saat pendirian persekutuan, sangatlah penting untuk melakukan penilaian yang tepat
terhadap aset selain kas dan kewajiban yang disetorkan oleh masing-masing sekutu. Setiap kontribusi dari
sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan dan dimiliki secara bersama. Persekutuan harus dapat
memisahkan secara jelas antara kontribusi modal dan pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada
persekutuan.
PERSEKUTUANAset yang :disetorkan
PENDIRIAN,haruslahPENGOPERASIAN,
dinilai sebesar nilai wajarnya,
DAN yang mungkin membutuhkan
PERUBAHAN
jasa KEANGGOTAAN
penilai atau teknik
2014
penilai lain. Kewajiban harus dinilai sebesar nilai sekarang dari sisa arus kas yang
akan dibayarkan.

ILUSTRASI AKUNTANSI PENDIRIAN PERSEKUTUAN

Aldi, perusahaan perorangan telah mengembangkan beberapa peranti lunak untuk berbagai
jenis komputer. Berikut adalah saldo dari akun-akun Aldi pada tanggal 31 Desember 20X0:

Kas Rp.3.000.000 Kewajiban Rp.10.000.000

Persediaan 7.000.000 Modal, Aldi 15.000.000

Peralatan 20.000.000

Akumulasi penyusutan (5.000.000)

=========== ============

Total Aset Rp.25.000.000 Total Kewajiban Rp.25.000.000

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 6


Aldi membutuhkan bantuan teknis dari pihak lain untuk meningkatkan penjualan dan menawarkan kepada
Bayu, pihak yang tertarik pada usahanya untuk bergabung. Aldi dan Bayu setuju untuk membentuk
persekutuan. Usaha Aldi diaudit, dan aset bersihnya dinilai ulang. Hasil audit dan penilaian menyatakan
bahwa ada kewajiban senilai Rp.1.000.000 yang tidak tercatata, persediaan di nilai sebesar Rp.9.000.000
dan peralatan memiliki nilai wajar Rp.19.000.000.

Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani perjanjian persekutuan yang mencakup semua
kebijakan operasi yang signifikan. Bayu akan menyetorkan uang tunai sebesar Rp.10.000.000 untuk
sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan AB mengambil alih semua usaha Aldi, termasuk kewajibannya.

Bagaimanakah pencatatan penyetoran modal awal pada pembukuan persekutuan:

1 Januari 20X1:

Kas 13.000.000

Persediaan 9.000.000

Peralatan 19.000.000

PERSEKUTUAN : PENDIRIAN,Kewajiban
PENGOPERASIAN, DAN
11.000.000
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
Modal, Aldi 20.000.0000

Modal, Bayu 10.000.000

Keterangan:

Modal dari persekutuan adalah Rp.30.000.000. Bayu akan menerima sepertiga kepemilikan modal dalam
persekutuan dengan kontribusi Rp.10.000.000. Dalam kasus ini bagian modalnya sebanding dengan modal
yang disetorkan.

AKUNTANSI UNTUK OPERASI PERSEKUTUAN

Laporan keuangan persekutuan disusun untuk kepentingan sekutu dan terkadang untuk kredig
untuk kreditor. Beberapa persekutuan bisa saja menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
dengan tujuan penyederhanaan pencatatan atau untuk nilai aset lancar saat ini dari operasi persekutuan
yang berkelanjutan. Sekalipun seekalipun sebagian besar persekutuan tidak diaudit, pada saat audit
dilakukan terhadap persekutuan yang tidak mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum, laporan
keuangan persekutuan tidak akan mendapatkan opini “bersih” atau wajar tanpa pengucualian karena

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 7


penyimpangan tersebut. Akuntan seringkali mendorong persekutuan untuk menggunakan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dengan tujuan para sekutu nantinya dapat membandingkan laporan keuangan
persekutuan dengan yang lain; dan jika kreditor meminta laporan keuangan yang diaudit sebagai syarat
pinjaman, laporan keuangan persekutuan tidak dibatasi untuk menerima opini wajar tanpa pengecualian.

Persekutuan memiliki beberapa akun untuk masing-masing sekutu dalam pencatatan


akuntansinya. Akun-akun sekutu diantaranya adalah :

1. Akun Modal , investasi awal sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau
kerugian dan penarikan modal oleh sekutu .
2. Akun Prive, penarikan atas aset dari persekutuan sepanjang tahun sebagai antisipasi atas
keuntungan. Penarikan dalam bentuk selain kas dinilai sebesar nilai wajarnya pada tanggal penarikan.
Beberapa persekutuan membuat pengecualian dari aturan nilai wajar atas penarikan terhadap
persediaan oleh sekutu. Mereka mencatat penarikan persediaan pada biaya perolehan, sehingga tidak
mencatat keuntungan atau kerugian atas penarikan ini.
3. Akun Pinjaman, persekutuan ataupun sekutu bisa mendapatkan atau meminta pendanaan
tambahan.

PERSEKUTUAN
ALOKASI : PENDIRIAN,
LABA ATAU PENGOPERASIAN,
RUGI KEPADA PARA SEKUTU DAN
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
Laba atau rugi dialokasikan kepada para sekutu pada tiap akhir periode sesuai dengan
perjanjian dalam persekutuan. Jika tidak terdapat dalam perjanjian, Bab VIII, Bagian II, Pasal 1633
KUHPer menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh bagian laba atau rugi secara proporsional sesuai
dengan jumlah yang dikontribusikan ke dalam persekutuan. Secara tidak langsung, semua persekutuan
memiliki perjanjian alokasi laba atau rugi.

Terdapat beragam rencana distribusi laba atau rugi (profit distribution plans) di dunia usaha. Distribusi
laba dicatat langsung kepada akun modal, bukan beban.

Persekutuan menggunakan metode pendistribusian laba atau rugi dengan beberapa metode diantaranya
adalah:

1. Rasio yang ditetapkan sebelumnya (preselected ratio) adalah hasil negosiasi antara sesama
sekutu. Rasio pembagian laba berdasarkan persentase jumlah modal persekutuan, waktu, dan tenaga
yang dicurahkan kepada persekutuan atau berbagai faktor lainnya.

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 8


2. Bunga atas Saldo Modal (interest on capital balance) mengakui kontribusi dari investasi modal
para sekutu kepada kemampuan menghasilkan laba bagi persekutuan. Bunga atas saldo modal ini
bukanlah beban bagi persekutuan, tetapi merupaka distribusi laba
3. Gaji kepada Sekutu, gaji yang dibayarkan kepada sekutu seringkali termasuk di dalam rencana
distribusi laba untuk mengakui dan memberikan kompensasi atas perbedaan jasa yang diberikan
masing-masing sekutu kepada persekutuan. Gaji kepada sekutu bukan diakui sebagai beban operasi
tetapi bagian dari rencana distribusi laba.
4. Bonus kepada Sekutu, digunakan sebagai alat untuk memberikan kompensasi tambahan kepada
sekutu yang memberikan jasa kepada persekutuan. Bonus biasanya dinyatakan dalam presentase dari
laba sebelum atau setelah bonus.
Laba sebelum Bonus:
Bonus = X% (NI-MIN)
Dimana :
X% = persentase bonus
NI = Laba bersih sebelum bonus
MIN = Jumlah minimum laba sebelum bonus

PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN


PERUBAHAN KEANGGOTAAN
Laba setelah Bonus:
2014
Bonus = X% (NI – MIN – Bonus)
Contoh:
Selama tahun 20X1, persekutuan AB memperoleh pendapatan Rp.45.000.000 dan beban
Rp.35.000.000. Aldi masih memiliki saldo modal Rp.20.000.000 selama tahun berjalan, tetapi investasi
modal Bayu selama tahun berjalan berubah-ubah sebagai berikut:
Tanggal Debit Kredit Saldo
1 Januari Rp.10.000.000
1 Mei 3.000.000 7.000.000
1 September 500.000 7.500.000
1 November 1.000.000 6.500.000
31 Desember 6.500.000

Hitunglah:
a. Pendistribusian laba atau rugi kepada para sekutu dengan menggunakan rasio yang ditetapkan
sebelumnya yaitu : Aldi 60 % dan Bayu 40%
b. Bunga atas saldo modal, apabila bunga ditetapkan sebesar 15%
c. Gaji kepada para sekutu Aldi dibayar Rp.2,000,000 dan Bayu Rp.5,000.000 sisanya akan
didistribusikan laba /rugi sebesar 60:40
Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 9
d.
e.
f.
g. Bonus sebelum atau sesudah Bonus, apabila bonus sebesar 10% dari laba akan dikredit pada
modal Bayu jika laba melebihi Rp.5.000.000 sebelum dibagikan dengan distribusi laba.

Jawab.........!

a. Rasio ditetapkan sebelumnya:


Aldi Bayu Total
Persentase pembagian laba 60% 40% 100%
Laba bersih Rp.10.000.000
Alokasi 60:40 Rp.6.000.000 Rp.4.000.000 (10.000.000)
----------------- ------------------
-----------------
Total Rp.6.000.000 Rp.4.000.000 Rp. – 0-

PERSEKUTUAN
Jurnal Penutup: : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
Pendapatan 45.000.000
Beban 35.000.000
Ikhtisar LabaRugi 10.000.000
Menutup pendapatan dan beban
Ikhtisar Laba-rugi 10.000.000
Modal, Aldi 6.000.000
Modal Bayu 4.000.000

b. Bunga atas Saldo Modal


Tanggal Debit Kredit Saldo Jumlah Bulan Saldo
1 Januari 10.000.000 4 Rp.40.000.000
1 Mei 3.000.000 7.000.000 4 Rp.28.000.000
1 September 500.000 7.500.000 2 Rp.15.000.000
1 November 1.000.000 6.500.000 2 Rp.13.000.000

=== ==========

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 10


Total 12 Rp.96.000.000

---- -------------------

Rata-rata modal Rp.8.000.000

===========

Distribusi Laba:

Aldi Bayu Total

Persentase Laba 60% 40% 100%

Rata-rata Modal Rp.20.000.000 Rp.8.000.000

Laba Bersih Rp.10.000.000

Bunga atas saldo modal Rp. 3.000.000 Rp.1.200.000 (4.200.000)


PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
Sisa Laba
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
5.800.000

Alokasi 60:40 Rp.3.480.000 Rp.2.320.000 (5.800.000)

------------------- ------------------- ------------------------

Total Rp.6.480.000 Rp.3.520.000 Rp.-0-

c. Gaji
Aldi Bayu Total

Persentase Laba 60% 40% 100%


Laba Bersih Rp.10.000.000
Gaji Rp.2.000.000 Rp.5.000.000 Rp.(7.000.000)
Sisa Laba Rp.3.000.000
Alokasi 60:40 Rp.1.800.000 Rp.1.200.000 Rp.(3.000.000)

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 11


------------------ ------------------ ------
--------------
Total Rp.3.800.000 Rp.6.200.000 Rp.-0-
================================================================
d. Bonus
Sebelum Bonus:
Bonus = X% (NI-MIN)
Bonus = 10% (Rp.10.000.000 – Rp.5.000.000)
Bonus = Rp.500.000

Setelah Bonus:
Bonus = X% (NI – MIN – Bonus)
Bonus = 10% (Rp.10.000.000 – Rp.5.000.000 – Bonus)
Bonus = Rp.500.000 – 0,1 Bonus
1,1 Bonus = Rp.500.000
Bonus = Rp.454.545

PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN


PERUBAHAN KEANGGOTAAN
Distribusi laba bersih setelah bonus:
2014
Aldi Bayu Total
Persentase Laba 60% 40% 100%
Laba Bersih Rp.10.000.000
Bonus untuk sekutu Rp.454.545 (454.545)
Sisa Laba Rp.9.545.454
Alokasi 60:40 Rp.5.727.273 Rp.3.818.182 (9.545.454)
------------------ ------------------ ------
--------------
Total Rp.5.727.273 Rp.4.272.727 Rp.-0-

ALOKASI LABA DENGAN DASAR BERTAHAP


Perjanjian persekutuan bisa memuat kombinasi dari beberapa prosedur alokasi yang akan digunakan
untuk distribusi laba. Misalnya perjanjian laba atau rugi persekutuan AB menyatakan alokasi dengan
metode berikut:
1. Bunga 15 % dari rata-rata tertimbang saldo modal

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 12


2. Gaji sebesar Rp.2.000.000 untuk Aldi dan Rp.5.000.000 untuk Bayu
3. Bonus 10 persen akan dibayarkan pada Bayu jika laba persekutuan melebihi Rp.5.000.000
sebelum dikurangi bonus, gai dan bunga atas saldo modal
4. Jika ada sisa akan dialokasikan 60 persen untuk Aldi dan 40 persen untuk Bayu

Aldi Bayu Total

Persentase laba 60% 40% 10%


Rata-rata Modal Rp.20.000.000 Rp.8.000.000
Laba bersih: Rp.10.000.000
Langkah 1:
Bunga atas modal 15% Rp.3.000.000 Rp.1.200.000 (4.200.000)
---------------Sisa setelah langkah 1
Rp.5.800.000
Langkah 2:
GajiRp.2.000.000 Rp.5.000.000 (7.000.000)
---------------
PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
Defisit setelah langkahKEANGGOTAAN
PERUBAHAN 2 2014
Rp.(1.200.000)
Langkah 3:
Bonus Rp.500.000 (500.000)
---------------- ---------------
Defisit setelah langkah 3 Rp.(1.700.000)
Langkah 4 :
Alokasi 60:40 (1.020.000) (680.000) Rp.1.700.000
------------------- -------------- -------------------
Total Rp.3.980.000 Rp.6.020.000 Rp.-0-

Perjanjian persekutuan juga harus berisikan alternatif yang menyatakan proses alokasi dalam situasi laba
persekutuan tidak mencukupi untuk memenuhi semua prosedur alokasi. Beberapa persekutuan menyatakan
distribusi laba yang akan diikuti walau apapun kemungkinan yang terjadi. Kebanyakan perjanjian
menyatakan bahwa seluruh proses harus diselesaikan dan jika dialokasikan sebesar rasio distribusi laba
atau rugi sebagaimana yang digambarkan diatas.

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 13


Dalam kasus ini, dua langkah distribusi pertama menghasilkan defisit. Perjanjian persekutuan AB
menyatakan seluruh proses distribusi laba harus diselesaikan dan difisit yang timbul dibagikan dengan
rasio laba tau rugi. Perjanjian persekutuan juga dapat menyatakan proses distribusi dihentikan pada tahap
manapun apabila terjadi defisit. Sekali lagi, ingatlah penting bagi akuntan untuk mempelajari isi perjanjian
persekutuan sebelum memulai proses distribusi laba.

LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN

Sebuah persekutuan merupakan entitas pelaporan terpisah menurut kepentingan akuntansi dan ada tiga
laporan keuangan: laporan laba-rugi, neraca, dan laporan arus kas yang biasanya disusun pada akhir
periode laporan. Laporan interim juga bisa dibuat untuk memenuhi kebutuhan para sekutu. Selain ketiga
laporan keuangan, Laporan Modal Para Sekutu biasanya dibuat untuk menyajikan perubahan akun modal
sekutu untuk suatu periode. Laporan Modal para sekutu persekutuan AB untuk tahun 20X1, dengan
distribusi laba bertahap digambarkan sebelumnya adalah sebagai berikut:

Persekutuan AB
Laporan Modal Para Sekutu
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
Aldi Bayu Total
Saldo,1 Januari 20X1 Rp.20.000.000 Rp.10.000.000 Rp.30.000.000
Ditambah:
Investasi tambahan Rp. 500.000 Rp. 500.000
Distribusi laba bersih Rp.3.980.000 Rp. 6.020.000 Rp.10.000.000
------------------ -------------------- --------------------
Rp.23.980.000 Rp.16.520.000 Rp.40.500.000
Dikurangi : Penarikan (4.000.000) Rp. (4.000.000)
------------------ -------------------- ---------------------
Saldo 31 Desember 20X1 Rp.23.980.000 Rp.12.520.000 Rp.36.500.000

PERUBAHAN DALAM KEANGGOTAAN


Perubahan dalam keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan sekutu baru atau
berhentinya sekutu. Sekutu baru biasanya merupakan sumber tambahan modal utama atau sebagai tenaga
ahli. Struktur legal persekutuan mensyaratkan bahwa penerimaan sekutu baru (admission of a new
partner) secara tidak langsung merupakan persetujuan dari semua sekutu saat ini. Lebih dari itu,
Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 14
pengumuman publik biasanya dibuat mengenai penambahan sekutu baru sehingga pihak ketiga yang
melakukan transaksi bisnis dengan persekutuan menyadari adanya perubahan dalam persekutuan.Banyak
persekutuan yang tetap melanjutkan operasi bisnisnya dan persekutuan mungkin saja membeli kepemilikan
sekutu yang berhenti pada Harga Pembelian.

KONSEP-KONSEP UMUM UNTUK MENCATAT PERUBAHAN KEANGGOTAAN DALAM


PERSEKUTUAN
A. Persekutuan Sebagai Sebuah Entitas Terpisah Dari Individu-individu Sekutu dan Penggunaan
Prinsip-prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum (GAAP):
1. KUHPer secara jelas mendefinisikan persekutuan sebagai sebuah entitas yang terpisah dan
masing-masing individu sekutu. Contoh, entitas persekutuan tidak berubah karena penambahan atau
pengunduran diri individu sekutu.
2. Beberapa persekutuan memilih mengikuti atau mentaati prinsip-prinsip akuntasi yang berlaku
umum dalam proses akuntansi dan pelaporan keuangan.
3. Dengan mengikuti GAAP dan pendefinisian persekutuan sebagai entitas terpisah dari individu
sekutu, perubahan keanggotaan dalam persekutuan akan dicatat seperti entitas korporasi mencatat jika
ada perubahan investornya. Tambahan investasi diakui pada nilai wajarnya dan meningkatkan total
modal perusahaan.
4. GAAP tidak memberikan penunjuk tentang revaluasi aset bersih yang meningkat nilainya
karena perubahan anggota persekutuan. Namun ada beberapa situasi berdasarkan GAAP, dimana
penurunan nilai aset tertentu dapat diakui ketika terjadi perubahan dalam anggota persekutuan.

B.PERSEKUTUAN
Persekutuan :Sebagai
PENDIRIAN,
SekumpulanPENGOPERASIAN, DAN
Hak Kepemilikan Sekutu dan Penggunaan Akuntansi Non
GAAP
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
1. Dalam kasus ini perusahaan dapat diaudit oleh auditor eksternal, tapi opini audit yang
menyatakan dengan jelas bahwa prinsip-prinsip akuntansi non-GAAP digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan. Persekutuan seperti ini tidak dapat memperoleh opini audit : “wajar tanpa
pengecualian”
2. Banyak persekutuan menggunakan transaksi perubahan keanggotaan persekutuan sebagai
kesempatan untuk merevaluasi aset dan kewajiban persekutuan yang ada atau untuk mencatat goodwill
yang belum dicatat.
3. Praktik Revaluasi Aset Bersih atau Pengakuan Goodwill tidak sesuai dengan GAAP.
4. Argumen penggunaan metode non-GAAP adalah bahwa revaluasi aset pada saat perubahan
keanggotaan menyatakan secara lengkap kondisi ekonomis sebenarnya persekutuan pada saat tersebut
dan mengalokasikan perubahan nilai aset serta kewajiban dan goodwill kepada para sekutu yang telah
mengelola bisnis sepanjang terjadinya perubahan nilai.
SEKUTU BARU MEMBELI HAK KEPEMILIKAN
Seseorang sekutu memperoleh hak kepemilikan dalam persekutuan secara langsung dari satu atau
lebih sekutu yang ada saat ini. Sebuah konsep yang sering digunakan adalah nilai buku. Nilai Buku
Persekutuan (book value of a partnership ) adalah jumlah modal, yang juga merupakan selisih antara
jumlah aset dan kewajiban. Nilai Buku sangat penting karena merupakan basis yang digunakan dalam
revaluasi aset dan pengakuan goodwill.
Contoh dalam kasus ini misalnya setelah beroperasi selama tahun 20X1 dan 20X2, persekutuan AB
memiliki nilai buku Rp.30.000.000 dan persentase laba tanggal 1 januari 20X3 adalah:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 15


Saldo Modal Persentase Laba
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aldi Rp.20.000.000 60%
Bayu Rp.10.000.000 40%
-------------------- -------
Total Rp.30.000.000 100%
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berikut informasi seputar kasus tersebut adalah:
1. Tanggal 1 Januari 20X3, Aldi dan Bayu mengundang Citra menjadi sekutu dalam bisnis
mereka. Persekutuan yang dihasilkan adalah persekutuan ABC.
2. Citra membeli seperempat kepemilikan dalam modal persekutuan langsung dari Aldi dan Bayu
dengan jumlah perolehan Rp.9.000.000 dengan membayar Rp.5.900.000 kepada Aldi dan
Rp.3.100.000 kepada Bayu. Citra akan memiliki modal senilai Rp.7.500.000 secara proporsional
terhadap saldo Modal Aldi dan Bayu.
3. Citra akan diberikan 25 % bagian dalam pembagian laba atau rugi. Sisa 75 persen akan dibagi
antara Aldi dan Bayu pada rasio laba mereka sebelumnya 60:40 persen. Hasil dari persentase laba
atau rugi setelah masuknya Citra adalah:
-----------------------------------------------------
Sekutu Persentase Laba
PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
PERUBAHAN
Aldi KEANGGOTAAN
45(75% dari 60%)
2014
Bayu 30 (75% dari 40%)
Citra 25
Total 100%
----------------------------------------------------------------
Transaksi antara Citra dan sekutu lain secara individu tidak tercermin dalam pembukuan persekutuan.
Satu-satunya pencatatan adalah reklasifikasi modal persekutuan. Aldi dan Bayu memberikan seperempat
dari modal mereka kepada Citra sebagai berikut:
1 Januari 20X3
Modal Aldi 5.000.000
Modal Bayu 2.500.000
Modal Citra 7.500.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru:
Dari Aldi : Rp.20.000.000 X 25%
Dari Bayu : Rp.10.000.000 X 25%

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 16


Dalam kasus ini, modal yang dikredit kepada Citra hanya Rp.7.500.000, sekalipun Rp.9.000.000
dibayarkan untuk seperempat kepemilikan. Pembayaran Rp.9.000.000 mencerminkan bahwa nilai wajar
persekutuan adalah Rp.36.000.000 ( Rp.9.000.000 = Nilai wajar X 25%).
Nilai buku persekutuan adalah Rp.30.000.000 sebelum investasi dari Citra. Pembayaran sebesar
Rp.9.000.000 dilakukan secara langsung kepada individu sekutu, dan tidak akan menjadi bagian dari aset
persekutuan. Selisih Rp.6.000.000 antara nilai wajar dengan nilai buku yang baru bisa berupa aset yang
dinilai terlalu rendah atau adanya goodwill yang belum dicatat.
Aldi dan Bayu dapat mengakui peningkatan nilai tanah secepatnya sebelum masuknya Citra dan
mengalokasikan kenaikan tersebut secara proporsional terhadap saldo modal masing-masing dengan rasio
pembagian 60:40 sebagai berikut:
Tanah 6.000.000
Modal Aldi 3.600.000
Modal Bayu 2.400.000
Perlu dicatat bahwa nilai modal persekutuan keseluruhan adalah Rp.36.000.000. Pemindahan seperempat
modal kepada Citra dicatat sebagai berikut:
Modal Aldi 5.900.000
Modal Bayu 3.100.000
Modal Citra 9.000.000
PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
Reklasifikasi
PERUBAHAN modal kepada sekutu baru:
KEANGGOTAAN 2014
Rp.23.600.000 X25%
Rp.12.400.000X 25%
Rp.36.000.000 X 25%
Akuntan dari persekutuan harus memastikan adanya bukti dan alasan yang memadai untuk
dilakukannya revaluasi aset dan kewajiban untuk menghindari kecurangan. Bukti yang dapat mendukung
seperti jasa atau laba selama beberapa tahun dapat membantu penilaian aset.

SEKUTU BARU MELAKUKAN INVESTASI DI PERSEKUTUAN


Seorang sekutu baru dapat mengakuisisi kepemilikan dengan cara melakukan investasi ke dalam
persekutuan. Dalam kasus ini persekutuan dapat menerima kas atau aset lain. Tiga kondisi dapat terjadi
jika sekutu baru melakukan investasi di persekutuan, yaitu:
Kasus 1 : Investasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan
Kasus 2 : Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan. Hal
ini mengindikasikan bahwa nilai aset bersih persekutuan sebelumnya dicatat terlalu rendah di pembukuan
atau adanya goodwill yang belum dicatat

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 17


Kasus 3 : Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan.
Hal ini mengindikasikan bahwa nilai aset bersih persekutuan sebelumnya dicatat terlalu tinggi di
pembukuan atau sekutu baru memberikan kontribusi goodwill sebagai tambahan aset lain

Langkah pertama:
Untuk menentukan bagaimana menghitung masuknya sekutu baru adalah dengan menghitung Proporsi
sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan sebagai berikut:
Proporsi sekutu
Modal Investasi Persentase
Baru terhadap nilai =
Sekutu + Sekutu X Modal
Buku Persekutuan
Sebelumnya Baru Sekutu Baru

1. Membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsinya terhadap nilai buku


persekutuan. Perlu dicatat bahwa hal ini dilakukan sebelum revaluasi atau pengakuan
goodwill
2. Menentukan metode penerimaan.

Tiga metode yang berbeda tersedia untuk penerimaan sekutu baru ketika terjadi perbedaan antara investasi
PERSEKUTUAN
sekutu : PENDIRIAN,
baru dengan proporsinya PENGOPERASIAN,
terhadap nilai DAN
buku persekutuan. Ketiga metode adalah:
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
1. Revaluasi aset bersih
2. Pengakuan goodwill
3. Menggunakan Metode Bonus

Gambaran Umum Akuntansi atas Penerimaan Sekutu Baru

Langkah 1: Langkah 2: Metode Alternatif Observasi Kunci


Membandingkan Proporsi untuk Mencatat Penerimaan
Nilai Buku dan Investasi Sekutu Baru
Sekutu Baru
Biaya perolehan investasi > 1. Revaluasi aset bersih menuju  Sekutu lama menerima
Nilai Buku (Kasus 2) nilai pasar dan alokasikan peningkatan nilai aset,
kepada sekutu lama goodwill, atau bonus sebesar
2. Catat goodwill yang belum kelebihan biaya perolehan
diakui dan alokasikan kepada investasi sekutu baru atas nilai
sekutu lama. buku
3. Alokasikan bonus kepada sekutu  Mencatat peningkatan nilai aset
lama atau goodwill kepada sekutu
lama yang meningkatkan modal
persekutuan

Biaya perolehan Investasi < 1. Revaluasi aset bersih menuju  Sekutu lama memperoleh
Nilai Buku (Kasus 3) nilai pasar dan alokasikan alokasi penurunan nilai aset
kepada sekutu lama yang terjadi sebelum
2. Mengakui goodwill yang dibawa penerimaan sekutu baru. Atau

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 18


sekutu baru sekutu baru mendapatkan
3. Alokasikan bonus kepada sekutu goodwill atau bonus sebagai
baru insentif
 Mencatat penurunan nilai aset
yang menghasilkan penurunan
modal, sedangkan mencatat
goodwill sekutu baru
menghasilkan peningkatan
modal
Biaya perolehan Investasi = 1. Tidak ada revaluasi, bonus, atau  Tidak ada alokasi lebih lanjut
Nilai Buku (Kasus 1) goodwill yang diperlukan karena sekutu
baru akan menerima bagian
modal sebanding dengan
investasinya
 Jumlah modal akhir
persekutuan sama dengan
modal sebelumnya
ditambahkan investasi sekutu
baru

Dengan menggunakan revaluasi aset bersih dan pengakuan goodwill, biaya historis yang mendasari aset
bersih disesuaikan selama proses penerimaan sekutu baru. Beberapa sekutu menolak mengubah nilai biaya
historis dan lebih memilih metode bonus, yang menggunakan transfer modal kepemilikan diantara sekutu
mengikuti modal yang dihasilkan dari persekutuan. Dengan menggunakan metode bonus, aset bersih tetap
PERSEKUTUAN
dinilai : PENDIRIAN,
sebesar biaya historis. PENGOPERASIAN,
Pilihan metode DAN sekutu baru tergantung pada
akuntansi dalam penerimaan
PERUBAHAN
kesepakatan KEANGGOTAAN
para sekutu. 2014
ILUSTRASI

Kasus 1: Nilai Investasi Sekutu Baru Sama Dengan Proporsi Nilai Buku Persekutuan

Pada tanggal 1 Januari 20X3, Modal dari persekutuan AB adalah Rp.30.000.000. Rasio pembagian laba
sebesar 60:40. Citra diminta menjadi sekutu baru, Citra membeli seperempat kepemilikan modal
Persekutuan AB dengan investasi sebesar Rp.10.000.000. Persekutuan AB setuju atas investasi yang
ditanamkan oleh Citra sebesar seperempat kepemilikan modal.

Jawab:

a. Besarnya investasi sekutu baru sering kali merupakan hasil negosiasi antara sekutu lama
dengan calon sekutu baru. Dalam kasus ini, Citra harus percaya bahwa investasi senilai Rp.10.000.000
adalah harga yang wajar untuk seperempat kepemilikan modal di persekutuan, atau Citra tidak
melakukan investasi sama sekali.
b. Setelah nilai investasi disetujui, barulah menghitung proporsi nilai buku sekutu baru. Untuk
investasi Rp.10.000.000, Citra akan mendapatkan seperempat kepemilikan pada persekutuan, sebagai
berikut:
Investasi pada persekutuan Rp.10.000.000
Proporsi nilai buku sekutu baru:
(Rp.30.000.000 + Rp.10.000.000)X 25% (10.000.000)

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 19


----------------- -
Selisih (investasi = nilai buku) Rp.-0-
c. Karena nilai investasi (Rp.10.000.000) sama dengan 25 persen dari proporsi nilai buku sekutu
baru (Rp.40.000.000 X 25%) , mengimplikasikan bahwa aset bersih telah dinilai secara wajar.
d. Modal yang dihasilkan sama dengan modal awal (Rp.30.000.000) ditambah investasi sekutu
baru (Rp.10.000.000)
e. Modal yang dialokasikan kepada sekutu baru adalah bagiannya atas modal persekutuan setelah
diterimanya Citra sebagai sekutu baru
f. Jurnal yang dicatat dalam pembukuan persekutuan pada tanggal 1 Januari 20X3 adalah:
Kas 10.000.000
Modal Citra 10.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat
Kepemilikan atas investasinya sebesar Rp.10.000.000

g. Skedul yang menyajikan konsep kunci dalam kasus 1


Modal Investasi Proporsi Bagian
Sebelumnya Sekutu Baru Nilai Buku Total Modal Sekutu Baru
PERSEKUTUAN
Persekutuan Baru : PENDIRIAN,
Yang PENGOPERASIAN,
atas Total DAN
PERUBAHAN
(25%) KEANGGOTAAN
Dihasilkan Modal yang 2014
Dihasilkan 25%

Kasus 1
Investasi sekutu baru
Sama dengan proporsi
Nilai buku Rp.30.000.000 Rp.10.000.000 Rp.10.000.000

Tidak ada revaluasi, bonus, atau goodwill Rp.40.000.000 Rp.10.000.000

Kasus 2 : Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Besar dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan

Misalnya : diasumsikan Citra menginvestasikan Rp.11.000.000 untuk seperempat kepemilikan modal


dalam persekutuan. Langkah pertama adalah membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai
bukunya, sebagai berikut:
a. ===================================================================
=====
Investasi Pada Persekutuan Rp.11.000.000
Proporsi Nilai Buku Sekutu Baru :
(Rp.30.000.000 + Rp.11.000.000 ) X 25 % Rp. (10.250.000)

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 20


-----------------------
Selisih (Investasi > Nilai Buku) Rp.750.000

b. Citra telah menginvestasikan Rp.11.000.000, - untuk kepemilikan dengan nilai buku sebesar
Rp.10.250.000 sehingga Citra membayar lebih tinggi sebesar Rp.750.000 atas nilai buku saat ini

Tiga alternatif perlakuan akuntansi dalam kasus 2 adalah:

1. Revaluasi Nilai Aset. Pada alternatif ini yang dilakukan adalah:


a. Nilai buku aset dinaikkan ke nilai pasarnya
b. Modal sekutu lama dinaikkan sebanding dengan kenaikan peningkatan nilai buku aset
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah nilai revaluasi
aset ditambah investasi sekutu baru
2. Mengakui goodwill yang tidak tercatat. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill yang tidak tercatat diakui
b. Modal sekutu lama dinaikkan sebanding dengan nilai goodwill
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah nilai goodwill
ditambah investasi sekutu baru
3. Menggunakan Metode Bonus. Pada dasarnya metode bonus adalah perpindaha saldo modal
antara sesama sekutu. Metode ini digunakan ketika sekutu tidak menginginkan penyesuaian pada nilai
aset atau mengakui goodwill. Dengan metode ini yang dilakukan adalah:
a. Modal sekutu lama dinaikkan sebanding dengan nilai bonus yang dibayarkan sekutu baru
PERSEKUTUAN
b. : PENDIRIAN,
Modal persekutuan PENGOPERASIAN,
yang dihasilkan DANawal ditambah investasi sekutu
sama dengan saldo modal
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
baru

Persekutuan dapat menggunakan salah satu dari ketiga alternatif yang ada. Keputusan dibuat biasanya
berdasarkan kesepakatan antara sekutu lama dengan calon sekutu baru. Beberapa akuntan mengkritik
penggunaan revaluasi aset atau pengakuan goodwill karena meninggalkan prinsip biaya historis dan
tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam PSAK 19 tentang “Aset Tak
Berwujud”, yang melarang perusahaan mengakui goodwill yang tidak diperoleh dari pembelian.
Akuntan yang mendukung pengakuan goodwill berpendapat bahwa tujuan akuntansi persekutuan
adalah menyatakan secara wajar modal para sekutu, dan hal ini bisa saja menggunakan metode
akuntansi yang berbeda dari yang digunakan pada entitas korporasi.

ILUSTRASI PENDEKATAN ATAS REVALUASI ASET

Dari kasus tersebut Citra membayar kelebihan Rp.750.000 terhadap proporsi nilai buku. Umumnya
kelebihan investasi atas nilai buku persekutuan mengindikasikan bahwa nilai aset bersih sebelumnya
kerendahan atau persekutuan memiliki goodwill yang tidak dicatat. Atas kasus ini persekutuan memiliki
tanah dengan nilai buku Rp.4.000.000 tetapi penilaian terkini mengindikasikan tanah tersebut memiliki
nilai pasar Rp.7.000.000. Peningkatan nilai tanah dialokasikan kepada saldo modal para sekutu dengan
menggunakan rasio laba dan rugi yang ada. Sehingga atas peningkatan aset tersebut jurnal yang dibuat oleh
persekutuan adalah:

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 21


Tanah 3.000.000

Modal Aldi 1.800.000

Modal Bayu 1.200.000

Investasi Citra sebesar Rp.11.000.000 menjadikan modal persekutuan bernilai Rp.44.000.000, sebagai
berikut:

Modal persekutuan AB sebelumnya Rp.30.000.000

Revaluasi Tanah menjadi Nilai Pasar Rp. 3.000.000

Investasi Citra Rp.11.000.000

-------------------- +

Modal Persekutuan ABC Rp.44.000.000

Citra mengakuisisi seperempat kepemilikan modal yang dihasilkan dalam pembentukan Persekutuan ABC.
Saldo modal Citra setelah revaluasi tanah dihitung sebagai berikut:

Bagian sekutu baru atas modal yang dihasilkan= Rp.44.000.000 X 25% = Rp.11.000.000

Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra ke dalam persekutuan:


PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
Kas 11.000.000
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
Modal Citra 11.000.000

ILUSTRASI PENGAKUAN GOODWILL

Pada umumnya jumlah goodwill ditentukan berdasarkan negosiasi antara sekutu lama dan baru,
berdasarkan estimasi laba dimasa datang. Misalnya sekutu lama dan sekutu baru setuju bahwa disebabkan
karena upaya sekutu lama, persekutuan memiliki potensi menghasilkan laba, dan goodwill senilai
Rp.3.000.000 harus diakui berdasarkan fakta tersebut. Perhitungan perkiraan goodwill sebesar
Rp.3.000.000 adalah:

Langkah 1

25% dari estimasi modal yang dihasilkan Rp.11.000.000

Estimasi jumlah modal yang dihasilkan (11.000.000 : 25%) Rp.44.000.000

=============

Langkah 2

Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp.44.000.000

Jumlah aset bersih tidak termasuk goodwill

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 22


(Rp.30.000.000 + Rp.11.000.000) (Rp.41.000.000)

---------------------

Estimasi Goodwill Rp. 3.000.000

Goodwill yang tidak dicatat diakui, dan modal sekutu lama dikredit untuk meningkatkan nilai aset. Hal ini
akan meningkatkan modal Aldi sebesar 60 % dari nilai goodwill dan juga Bayu sebesar 40 % dari nilai
goodwill. Jurnal untuk mencatat goodwill dan penerimaan Citra adalah:

Goodwill 3.000.000

Modal Aldi 1.800.000

Modal Bayu 1.200.000

Mengakui goodwill yang belum dicatat

Kas 11.000.000

Modal Citra 11.000.000

Alasan lain mencatat goodwill karena sekutu baru menginginkan saldo modalnya sama dengan jumlah
yang diivestasikan.

PERSEKUTUAN
ILUSTRASI : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
METODE BONUS
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
Beberapa persekutuan menolak mengakui goodwill dan revaluasi aset ketika diterimanya sekutu baru.
Sebaliknya mereka mengakui bagian dari investasi sekutu baru sebagai bonus kepada sekutu lama untuk
menyelaraskan saldo modal pada saat penerimaan sekutu baru. Dalam kasus ini nilai Rp.750.000 yang
dibayarkan lebih oleh Citra adalah bonus yang dialokasikan kepada sekutu lama dengan rasio laba atau
rugi mereka. Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan adalah:

(Rp.41.000.000 X 25%) . Tidak ada modal tambahan yang diakui melalui revaluasi aset.

Jurnal yang dicatat oleh persekutuan dalam rangka penerimaan Citra sebagai sekutu baru adalah:

Kas 11.000.000

Modal Aldi 450.000

Modal Bayu 300.000

Modal Citra 10.250.000

Citra mungkin tidak menyukai metode bonus, karena saldo modalnya lebih rendah Rp.750.000 daripada
saldo investasinya di persekutuan. Inilah yang merupakan kelemahan dari metode bonus.

Kasus 3 : Nilai Investasi Sekutu Baru Lebih Kecil Dari Proporsi Nilai Buku Persekutuan

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 23


Misalnya Citra menginvetasikan Rp.8.000.000 dalam bentuk kas dan sejumlah nilai tambah yang bisa
dianggap sebagai goodwill.

Investasi pada persekutuan Rp.8.000.000

Proporsi nilai buku sekutu baru:

(Rp.30.000.000 + Rp.8.000.000) X 25% (Rp.9.500.000)

--------------------- -

Selisih (investasi < nilai buku) Rp.(1.500.000)

Ada tiga alternatif pendekatan untuk mengakui ketika investasi lebih rendah dari nilai buku yang
diakuisisi. Ketiga pendekatan tersebut adalah:

1. Revaluasi aset yang menurun. Pada alternatif ini yang dilakukan adalah:
a. Nilai buku aset diturunkan untuk mencatat penurunan nilainya
b. Modal sekutu lama diturunkan sebanding dengan penurunan nilai buku aset
c. Modal persekutuan yang dihasilkan lebih rendah dari saldo awal ditambah nilai aset yang
diturunkan ditambah investasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang dibawa sekutu baru. Dengan metode ini yang dilakukan adalah:
a. Goodwill dan keunggulan lain yang dibawa sekutu baru dicatat dan dimasukkan ke dalam saldo
modal sekutu baru: PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
PERSEKUTUAN
b.
PERUBAHANModal sekutu lama dibiarkan tidak berubah
KEANGGOTAAN 2014
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah nilai goodwill
yang dibawa sekutu baru ditambah investasi sekutu baru.
3. Menggunakan Metode Bonus. Dengan metode ini yang dilakukan adalah:
a. Sekutu baru mendapatkan bonus dari modal sekutu lama, yang akan menurunkan bagian bonus
mereka yang nantinya akan dibayarkan kepada sekutu baru
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah investasi sekutu
baru

ILUSTRASI PENDEKATAN REVALUASI ASET. Asumsikan Citra hanya membayar Rp.8.000.000


untuk seperempat kepemilikan pada persekutuan. Persediaan yang saat ini dicatat pada nilai buku sebesar
Rp.14.000.000 memiliki nilai wajar Rp.8.000.000 karena mengalami kerusakan. Para sekutu setuju untuk
menurunkan nilai persediaan menjadi nilai wajar sebelum masuknya sekutu baru. Penurunan nilai
dialokasikan kepada sekutu lama sebesar proporsi laba/rugi. Sehingga Jurnal yang dibuat oleh persekutuan
adalah:
Modal Aldi 3.600.000
Modal Bayu 2.400.000
Persediaan 6.000.000

PERHATIKAN:

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 24


Bahwa jumlah modal persekutuan sekarang adalah sebesar RP.24.000.000, sebagai akibat dari
penurunan nilai Rp.6.000.000. Bagian Citra atas modal yang dihasilkan dari Persekutuan ABC, setelah
penurunan nilai dapat dihitung sebagai berikut:
Bagian sekutu baru atas total Modal yang dihasilkan adalah : (Rp.24.000.000 + Rp.8.000.000)X25%
= Rp.8.000.000
Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra sebagai sekutu baru dalam Persekutuan ABC adalah:

Kas8.000.000
Modal Citra 8.000.000

ILUSTRASI PENCATATAN GOODWILL UNTUK SEKUTU BARU. Para sekutu lama mungkin
menawarkan seperempat kepemilikan modal di Persekutuan ABC seharga Investasinya, yaitu
Rp.8.000.000, disebabka karena Citra memiliki pengalaman bisnis, keahlian, jaringan pelanggan, reputasi,
dan komponen goodwill lainnya yang dibawa ke persekutuan. Jumlah goodwill yang yang dibawa sekutu
baru biasanya ditentukan dari negosiasi antara sekutu lama dengan calon sekutu baru. Persekutuan setuju
bahwa Citra layak mendapatkan goodwill Rp.2.000.000 ketika bergabung sebagai antisipasi laba yang akan
dihasilkan Citra di kemudian hari. Goodwill hasil negosiasi diakui dan ditambahkan ke dalam
investasinya untuk menentukan jumlah modal yang akan dikredit.
Alternatif lain, nilai goodwill yang dibawa oleh sekutu baru bisa diperkirakan dari jumlah modal yang
ditahan oleh sekutu lama. Dalam kasus ini, sekutu lama menahan 75 % kepemilikan pada persekutuan dan
PERSEKUTUAN
memberikan 25% kepada: sekutu
PENDIRIAN,
baru. PENGOPERASIAN, DAN
Perhitungan
PERUBAHAN KEANGGOTAAN adalah:
Nilai Goodwill yang dibawa Citra 2014
Langkah 1
75 % dari estimasi modal yang dihasilkan Rp.30.000.000
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan (Rp.30.000.000:75%) Rp.40.000.000

Langkah 2
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp.40.000.000
Jumlah aset bersih tidak termasuk goodwill:
(Rp.30.000.000 + Rp.8.000.000) Rp.38.000.000
--------------------- _
Estimasi goodwill Rp.2.000.000
Jurnal yang dibuat untuk penerimaan Citra sebagai sekutu baru di Persekutuan ABC adalah:

Kas8.000.000
Goodwill 2.000.000
Modal Citra 10.000.000

ILUSTRASI METODE BONUS. Bonus senilai Rp.1.500.000 akan berpengaruh terhadap berkurangnya
modal sekutu lama secara proporsional berdasarkan rasio laba/rugi. Dan akun modal Citra akan bertambah
sebesar Rp.1.500.000

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 25


Kas8.000.000
Modal Aldi 900.000
Modal Bayu 600.000
Modal Citra 9.500.000

Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (Rp.30.000.000 + Rp.8.000.000) X 25%
= Rp.9.500.000

MENENTUKAN BIAYA INVESTASI SEKUTU BARU


Dalam beberapa situasi, akuntan diminta untuk mementukan jumlah investasi yang harus
dikontribusikan oleh sekutu baru. Prinsip dasar dari akuntansi untuk persekutuan menyediakan sarana
untuk menjawab pertanyaan ini adalah :
Misalnya : Aldi dan Bayu ingin memasukkan Citra sebagai sekutu baru. Modal sekutu lama adalah
Rp.30.000.000 dan para sekutu berkeinginan untuk memasukkan Citra kedalam persekutuan dengan hak
kepemilikan sebesar 25 %. Asumsikan bahwa sekutu lama, menyetujui bahwa aset persekutuan harus
direvaluasi sehingga bertambah sebesar Rp.3.000.000 untuk mengakui peningkatan nilai tanah yang
dimiliki persekutuan. Berapakah investasi yang harus dikontribusikan Citra sebagai sekutu baru untuk
seperempat hak kepemilikan?
PERSEKUTUAN : PENDIRIAN, PENGOPERASIAN, DAN
Jawab:
Keika menentukan
PERUBAHAN KEANGGOTAAN 2014
biaya investasi sekutu baru, sangatlah penting untuk mencatat total modal
persekutuan yang dihasilkan dan persentase kepemilikan yang masih ditahan sekutu lama. Dalam contoh
ini, sekutu lama mempertahankan ¾ kepemilikan pada persekutuan yang dihasilkan, artinya 75%
kepemilikan modal sebesar Rp.33.000.000 sehingga investasi yang harus dikontribusikan Citra adalah:
75 % total modal yang dihasilkan Rp.33.000.000
===========
Total modal yang dihasilkan (100%) Rp.44.000.000
Modal sekutu lama Rp.(33.000.000)
--------------------- -
Kontribusi kas yang dibutuhkan bagi sekutu baru Rp.11.000.000

BERHENTINYA SEORANG SEKUTU DARI PERSEKUTUAN


Pada umumnya sekutu yang tersisa dapat membeli bagian sekutu yang berhenti dengan akuisisi
langsung atau persekutuan membeli bagian kepemilikan sekutu yang berhenti tersebut. Jika sekutu yang
tersisa membeli langsung kepemilikan sekutu yang berhenti, satu-satunya jurnal pada pembukuan
persekutuan adalah mencatat reklasifikasi modal sesama sekutu. Jika persekutuan mengakuisisi bagian
sekutu yang berhenti, persekutuan harus mencatat pengurangan jumlah modal persekutuan akibat
penurunan aset atas pembayaran kepada sekutu yang berhenti. Perhitungan harga pembelian ketika
seorang sekutu berhenti dari persekutuan dapat digambarkan dalam tiga alternatif yaitu:

1. HARGA PEMBELIAN SAMA DENGAN SALDO KREDIT MODAL SEKUTU

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 26


Misalnya, Aldi mengundurkan diri dari Persekutuan ABC pada saat saldo modalnya Rp.55.000.000.
Jurnal yang dicatat oleh Persekutuan ABC adalah;
Modal Aldi 55.000.000
Kas 55.000.000
Jika persekutuan tidak dapat membayar dana sejumlah Rp.55.000.000 kepada Aldi pada saat
pengunduran diri, maka persekutuan harus mencatatnya sebagai kewajiban atas sisa yang belum
terbayar.

2. HARGA PEMBELIAN LEBIH BESAR DARI SALDO KREDIT MODAL SEKUTU


Misalnya Aldi memiliki saldo modal Rp.55.000.000 dan seluruh sekutu setuju membayar Aldi
sejumlah Rp.65.000.000. Sebagian besar persekutuan akan mencatat Rp.10.000.000 kelebihan
pembayaran di atas saldo modal Aldi. Dalam kasus ini Rp.10.000.000 akan mengurangi modal Bayu
dan Citra sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Bayu memiliki 30 % bagian dan Citra memiliki
25 % bagian laba persekutuan. Jumlah dari bagian keduanya adalah 55% untuk Bayu dan 45 % untuk
Citra. Jurnal yang dicatat pada saat pengunduran diri Aldi adalah:
Modal Aldi 55.000.000
Modal Bayu 5.500.000
Modal Citra 4.500.000
Kas 65.000.000
Adakalanya, persekutuan menggunakan pengunduran diri sekutu dan dibubarkannya persekutuan untuk
mencatat goodwill. Dalam kasus ini, persekutuan dapat mencatat bagian sekutu lama saja, atau
PERSEKUTUAN : PENDIRIAN,
menghitung keseluruhan PENGOPERASIAN,
goodwill berdasarkan DAN
persentase laba sekutu yang berhenti. Jika memasukkan
keseluruhan goodwill,
PERUBAHAN KEANGGOTAAN maka sekutu yang tersisa akan menerima bagiannya 2014
atas total goodwill yang
diakui. Misalnya, jika Rp.65.000.000 dibayarkan kepada Aldi dan hanya goodwill milik Aldi yang akan
dicatat, maka persekutuan akan membuat jurnal pada saat mundurnya Aldi sebagai berikut:
Goodwill 10.000.000
Modal Aldi 10.000.000

Modal Aldi 65.000.000


Kas 65.000.000

3. HARGA PEMBELIAN LEBIH KECIL DARI SALDO KREDIT MODAL SEKUTU


Kadangkala harga pembelian kurang dari saldo kredit modal sekutu. Hal ini dapat terjadi jika nilai
likuidasi aset bersih lebih kecil dari nilai bukunya atau karena sekutu yang berhenti berniat
meninggalkan persekutuan dengan cukup menerima lebih kecil dari saldo modalnya. Misalnya Aldi
setuju menerima Rp.50.000.000 sebagai harga pembelian kepemilikannya di persekutuan. Persekutuan
harus mengevaluasi aset bersihnya untuk menentukan jika terjadi penurunan nilai yang harus diakui.
Jika tidak diperlukan revaluasi aset bersih, perbedaan Rp.5.000.000 dialokasikan sebagai penyesuaian
modal Bayu dan Citra berdasarkan rasio laba dan rugi

Modul: Akuntansi Keuangan Lanjutan II: Sunitha Devi, SE.,M.Si.,Ak. 27

Anda mungkin juga menyukai