Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANTAR AKUNTANSI II

AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN

DISUSUN OLEH:

NURI MAULIDA (0174000055)

KHARISMA FADHILLAH (0174000081)

DWI ASTUTI (0174000083)

ERZA SETYAWAN (0174000089)

IIAP
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, penyusunan makalah yang berjudul “Akuntansi Untuk Persekutuan”
dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi tugas kelompok Akuntansi.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini banyak mengalami
kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari
Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, sehingga kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 20 Mei 2018

Penyusun,

Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai masalah akuntansi timbul didalam perusahaan yang dibentuk persekutuan.


Perlakuan dan prosedur akuntasi yang spesifik dan tidak bisa dijumpai pada perusahaan yang
dibentuk perseroan terbatas, merupakan problema tersendiri sesuai dengan karakteristik
persekutuan di dalam perseroan terbatas dimana terdapat pemisahaan yang tegas antara
pemilik dengan menejemen, dipakai sebagai dasar landasan untuk meletakkan prinsip-prinsip
akuntansi yang lazim.

Didalam persekutuan pemisahan antara pemilik dengan manajemen demikian itu


hampir tidak ada, namun demikian penyelanggaran akutansinya harus berpedoman pada
ketentuan-ketentuan yang diatur oleh prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Dari segi
akuntansinya persekutuan sebagai unit usaha harus dianggap mempunyai kedududkan
terpisah dengan pemilik-pemiliknya.

Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang (badan) atau
lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan
keuntungan atau laba.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Pengertian Perusahaan perseorangan, persekutuan, CV dan firma?

1.2.2 Bagaimana pendirian dan Pembagian laba persekutuan?

1.2.3 Keikutsertaan dan pengunduran diri rekan

1.2.4 Likuidasi Persekutuan

1.2.5 Laporan ekuitas persekutuan

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui Dan Memahami Pengertian Perusahaan perseorangan, persekutuan,


CV dan firma!

1.3.2 Mengetahui Dan Memahami pendirian dan Pembagian laba persekutuan!

1.3.3 Mengetahui Dan Memahami Keikutsertaan dan pengunduran diri rekan!

1.3.4 Mengetahui Dan Memahami Likuidasi Persekutuan!

1.3.5 Mengetahui Dan Memahami Laporan ekuitas persekutuan!


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perusahaan perseorangan, persekutuan, CV dan firma

Terdapat berbagai bentuk badan hukum di Indonesia diantaranya adalah perusahaan


perseorangan (proprietorship), persekutuan (partnership), firma, CV atau persekutuan
terbatas, perseroan terbatas (corporation), dan koperasi. Berikut ini akan membahas dan
menjelaskan tentang perusahaan perseorangan, persekutuan, cv dan firma.

1. Perusahaan Perseorangan (Proprietorship)


Perusahaan perseorangan merupakan entitas terpisah untuk kepentingan
akuntansi dan saat pemiliknya meninggal dunia atau pensiun, bisnisnya pun
berakhir tetapi untuk kepentingan pajak penghasilan, perusahaan tersebut tidak
diperlakukan sebagai entitas terpisah yang dikenakan pajak, hanya dikenakan
pajak pada tingkat orang pribadi (PPh Orang Pribadi).
Jenis perusahaan ini yang paling umum adalah penyedia jasa profesional,
seperti pengacara, arsitek, agen properti dan dokter. Perusahaan perseorangan
mudah didirikan karena tidak ada ketentuan hukum atau dokumen-dokumen
formal yang harus diisi untuk mendirikannya. Pemilik perorangan biasanya dapat
membuat keputusan bisnis tanpa konsultasi dengan pihak lain.
Kekurangan utama dari bentuk usaha ini adalah kesulitan untuk
menghimpun modal dalam jumlah besar. Investasi usaha terbatas pada jumlah
yang dapat disediakan pemilik dari kekayaan pribadinya, ditambah jumlah
tambahan yang dapat diperoleh dari pinjaman. Sealin itu, pemilik secara pribadi
juga bertanggung jawab atas utang atau kewajiban hukum untuk perusahaan.
Dengan kata lain, jika perusahaan gagal membayar kewajibannya, kreditor
memiliki hak atas aset pribadi pemilik tenpa melihat jumlah investasi aktual
pemilik dalam perusahaan.
2. Persekutuan (Partnership)
Persekutuan merupakan gabungan dua orang atau lebih yang memiliki dan
menjalankan usaha dengan tujuan untuk memperoleh laba-laba serta merupakan
entitas yang tidak dikenakan pajak sehingga tidak perlu membayar pajak
penghasilan perusahaan. Di Indonesia terdapat tiga jenis persekutuan yang diakui
oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP), yaitu Persekutuan Perdata,
Firma, dan Persekutuan Terbatas. Persekutuan memiliki karakteristik yang
merupakan sifat utama atau ciri khas dengan pengaruh akuntansi, meliputi :
a. Persekutuan memiliki masa atau umur yang terbatas (Limited Life)
Persekutuan akan berakhir saat seorang rekan mengundurkan diri dari
anggota pemilik perusahaan dan masuknya rekan baru .
b. Dalam kebanyakan persekutuan para rekan memiliki kewajiban yang tidak
terbatas
Artinya setiap rekan secara individu memiliki kewajiban pada kreditor atas
utang-utang yang dibuat oleh persekutuan. Jadi, jika persekutuan tidak
memiliki kemampuan melakukan pembayaran, para rekan harus
menyediakan aset pribadi yang memadai untuk menyelesaikan kewajiban
persekutuan.
c. Para rekan memiliki kepemilikan bersama atas properti persekutuan
Properti yang diinvestasikan dalam persekutuan oleh seorang rekan akan
mejadi properti bersama seluruh rekan. Saat persekutuan berakhir, klaim
para rekan atas aset diukur berdasarkan jumlah saldo dalam akun modal
mereka.
d. Agen kebersamaan (Mutual Agency)
Artinya setiap rekan merupakan wakil perusahaan. Tindakan setiap rekan
mengikat persekutuan secara keseluruhan dan menjadi tanggung jawab
seluruh rekan.
e. Hak para rekan yang penting adalah partisipasi dalam penghasilan
persekutuan
Laba bersih dan rugi bersih dibagikan di antara para rekan berdasarkan
kontrak mereka.

Persekutuan bisa dibentuk dengan persetujuan lisan sederhana antara dua


orang atau lebih, meskipun persetujuan lisan itu akan bersifat legal dan mengikat.
Persekutuan pun dapat dibentuk berdasarkan sebuah kontrak dalam bentuk
tertulis yang disebut perjanjian persekutuan (partnership agreement) yang
menspesifikasikan sebagai berikut :

a. Ketentuan mengenai persekutuan;

b. Ketentuan mengenai rekan/sekutu;

c. Ketentuan yang berhubungan dengan modal persekutuan;

d. Ketentuan mengenai pembagian laba;

e. Ketentuan yang berhubungan dengan pembubaran persekutuan;

f. Ketentuan mengenai pertanggungan ( asuransi ) terhadap masing-masing


rekan/sekutu.

Isi perjanjian persekutuan akan dipakai sebagai :

a. Dasar pencatatan setoran modal;

b. Dasar perhitungan modal;

c. Dasar pembagian laba;

d. Dasar pencatatan transaksi-transaksi persekutuan yang menyangkut modal;

e. Dasar pembagian aktiva dalam likuidasi.

3. CV dan Firma
Di Indonesia persekutuan terbatas disebut CV (commonditaire
vennootschap). CV merupakan persekutuan yang terdiri atas satu rekan umum
(rekan aktif) atau lebih dan satu rekan pasif atau lebih. Rekan aktif secara pribadi
bertanggung jawab atas seluruh utan persekutuan, sedangkan rekan pasif, yang
hanya menyumbangkan modal untuk persekutuan, hanya bertanggung jawab
sebesar jumlah kontribusinya saja. Akan tetapi, meskipun rekan pasif tidak terlibat
secara aktif dalam bisnis, mereka dapat mengawasi tata kelola bisnis secara
internal dan juga memiliki hak atas bagian dari persekutuan jika perusahaan
mengalami laba begitu pula kalo perusahaan rugi rekan pasif juga ikut
menanggungnya sesuai jumlah kontribusi dalam persekutuan.
Di Indonesia, CV secara luas digunakan untuk usaha kecil menengah
(UKM) salah satu contohnya adalah CV Cemara Group Indonesia di Medan yang
menjual minyak palem, kelapa dan rempah-rempah. CV diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Dalam mendirikan sebuah CV, hukum
dagang tidak menjelaskan secara spesifik bahwa rekan-rekannya harus membuat
perjanjian yeng terikat secara hukum. Dengan demikian, pada dasarnya CV dapat
didirikan dengan perjanjian lisan antarrekan (KUHD Pasal 22).
Meskipun perjanjian sudah memadai, dalam praktiknya, perjanjian tertulis
tetap diperlukan sebagai bukti berdirinya CV, terutama jika pihak ketiga
membutuhkannya(seperti pemasok atau kreditor). Perjanjian persekutuan atau akta
pendirian dapat dibuat sebelum pengesahan oleh notaris yang kemudian
didaftarkan ke Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri, dan selanjutnya
dipublikasikan dala Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
Firma merupakan bentuk persekutuan lain yang biasa ditemukan di
Indonesia biasa disingkat Fa. Secara luas digunakan untuk kantor-kantor jasa
profesional seperti kantor hukum dan kantor akuntan. Perbedaannya dengan CV
adalah
a. firma menggunakan nama rekan sebagai identitas usaha seperti Konsulltan
Hukum dan Advokat Oto C. Kaligis dan Rekan.
b. Firma tidak memiliki rekan pasif sehingga seluruh rekan mempunyai
tanggung jawab yang sama menurut hukum.
c. Sementara CV, rekan aktif adalah rekan yang dapat melakukan perjanjian
hukum dengan pihak ketiga.
d. Dalam firma seluruh rekan dapat bertindak atas nama perusahaan. Firma
diharuskan oleh hukum untuk memiliki pembukuan terpisah dari
pemiliknya (rekan) [KUHD Pasal 6 versi 1].

Proses akuntansi dapat dikelola oleh pihak ketiga dan rekan memiliki hak
untuk melihat, memeriksa, dan mengawasi pembukuan (KUHD Pasal 12).
Proses mendirikan firma serupa dengan CV, meskipun KUHD tidak
menjelaskan secara spesifik adanya perjanjian tertulis, disarankan agar agar
rekan dalam firma membuat perjanjian antarrekan sebelum disahkan oleh
notaris.

2.2 pendirian dan Pembagian laba persekutuan


1. Pendirian persekutuan

Dalam mendirikan persekutuan, investasi masing-masing rekan dicatat dalam


ayat jurnal terpisah aset yang diserahkan oleh seorang rekan didebit ke akun aset
persekutuan untuk aset nontunai dicatat pada nilai yang disetujui oleh para rekan
yaitu biasanya mencerminkan nilai pasar, akun kewajiban dikredit (jika kewajiban
diambil alih oleh persekutuan), akun modal milik rekan akan dikreditkan sebesar
jumlah bersihnya, akun piutang yang diserahkan ke persekutuan dicatat
berdasarkan nilai nominalnya.
Contoh:
Indriyani menyumbangkan peralatan, persediaan, dan kas sebesar Rp.
34.000.000 ke suatu persekutuan. Peralatan memiliki nilai buku sebesar Rp.
23.000.000 dan nilai pasarnya Rp. 29.000.000. persediaan memiliki nilai buku
sebesar Rp. 60.000.000, tetapi nilai pasarnya hanya sebesar Rp. 15.000.000 karena
sebagian sudah usang. Persekutuan juga mengambil alih wesel bayar milik
Indriyani senilai Rp. 12.000.000 yang pada awalnya digunakan untuk membeli
peralatan. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat kontribusi Indriyani kepada
persekutuan.
Jawaban:
Kas Rp. 34.000.000 -
Persediaan Rp. 15.000.000 -
Peralatan Rp. 29.000.000 -
Wesel Bayar - Rp. 12.000.000
Modal, Indriyani - Rp. 66.000.000

2. Pembagian laba

Banyak persekutuan bubar karena para rekan tidak sepakat masalah


pembagian laba. Oleh karena itu, metode pembagian laba persekutuan harus
dinyatakan dalalm perjanjian persekutuan. Jika persekutuan tidak memiliki
perjanjian atau jika perjanjian tidak menyebutkan mengenai pembagian laba bersih
atau rugi bersih, maka seluruh rekan akan memperoleh bagian yang sama. Akan
tetapi, jika salah satu rekan menyumbangkan bagian modal yang lebih besar
daripada rekan lainnya, maka laba bersih kemudian dibagi berdasarkan kontribusi
modal masing-masing (yang jumlahnya berbeda-beda). Begitu juga dengan jasa
yang diberikan salah satu rekan lebih penting dibandingkan jasa lainnya, laba
bersih harus dibagi menurut kontribusi jasa yang besarnya tidak sama.

 Pembagian laba jasa rekan

Salah satu metode dalam mengakui perbedaan kemampuan rekan dan


jumlah waktu yang diberikan kepada persekutuan adalah dengan memberikan
tunjangan gaji kepada para rekan. Oleh karena rekan secara hukum bukan
merupakan karyawan persekutuan, maka tunjangan semacam ini diperlakukan
sebagai pembagian laba bersih dan didikreditkan ke akun modal rekan.

Contoh:

Diasumsikan persekutuan antara Karmila dan Rizqy menjanjikan


tunjangan gaji bulanan. Karmila akan menerima tunjangan sebesar Rp.
5.000.000/bln (Rp. 60.000.000 setahun), dan Rizqy akan menerima Rp.
4.000.000/bln (Rp. 48.000.000 setahun). Laba bersih yang tersisa setelah
pembagian tunjangan gaji akan dibagi sama rata. Diasumsikan pula laba bersih
tahun tersebut adalah sebesar Rp. 150.000.000. Hitung laba bersih Karmila dan
Rizqy masing-masing dan buat ayat jurnalnya!

Jawab:

Perhitungan laba Karmila Dan Rizqy

Laba bersih Rp. 150.000.000

Pembagian laba bersih :

Keterangan Karmila Rizqy Jumlah

Tunjangan gaji tahunan Rp. 60.000.000 Rp. 48.000.000 Rp. 108.000.000

Sisa laba Rp. 21.000.000 Rp. 21.000.000 Rp. 42.000.000

Laba bersih Rp. 81.000.000 Rp. 69.000.000 Rp. 150.000.000

Ayat jurnal untuk mencatat pembagian laba bersih sebagai berikut

31/12 Ikhtisar Laba Rugi Rp. 150.000.000 -

Modal, Karmila - Rp. 81.000.000

Modal, Rizqy - Rp. 69.000.000

Jika Karmila dan Rizqy telah menarik tunjangan gaji bulanan mereka,
penarikan telah didebit ke akun prive mereka selama tahun tersebut. Dalam akun
prive akan dipindahkan sebagai pengurangan terhadap akun modal mereka. Jadi, pada
akhir periode saldo rekening prive akan dipindah ke rekening modal. Ke sisi debit,
apabila rekening prive bersaldo debit, Ke sisi kredit apabila rekening prive bersaldo
kredit. Jadi setelah tutup buku saldo rekening prive selalu nol.

Contoh (mengambil contoh diatas)

Ayat jurnalnya

31/12 Modal, Karmila Rp. 60.000.000 -


Modal, Rizqy Rp. 48.000.000 -

Prive - Rp. 104.000.000

 Pembagian Laba Jasa Rekan dan Investasi


Para rekan dapat menyepakati bahwa rencana pembagian laba yang paling
adil adalah dengan menyediakan tunjangan gaji dan bunga atas investasi modal.
Contoh:
Diasumsikan perjanjian persekutuan untuk Karmila dan Rizqy membagi laba
sebagai berikut:
1. Tunjangan gaji bulanan sebesar Rp. 5.000.000 untuk Karmila dan Rp.
4.000.000 untuk Rizqy;
2. Bunga sebesar 12% atas saldo modal masing-masing rekan per 1 januari;
3. Sisa laba bersih dibagi rata diantara para rekan.
Karmila memiliki saldo kredit sebesar Rp. 160.000.000 dalam akun modalnya
per 1 januari tahun fiskal berjalan, dan Rizqy memiliki saldo kredit sebesar
Rp. 120.000.000 dalam saldo akun modal. Laba bersih tahun tersebut sebesar
Rp. 150.000.000. Hitung dan buat ayar jurnal untuk menutup akun ikhitisar
laba rugi.
Jawaban:

Laba bersih Rp. 150.000.000

Pembagian laba bersih :

Keterangan Karmila Rizqy Jumlah

Tunjangan gaji tahunan Rp. 60.000.000 Rp. 48.000.000 Rp. 108.000.000

Tunjangan bunga Rp. 19.200.000 Rp. 14.400.000 Rp. 33.600.000

Sisa laba Rp. 4.200.000 Rp. 4.200.000 Rp. 8.400.000

Laba bersih Rp. 83.400.000 Rp. 66.600.000 Rp. 150.000.000

Menghitung tunjangan bunga:


Karmila = 12% x Rp. 160.000.000 = Rp. 19.200.000
Rizqy = 12% x Rp. 120.000.000 = Rp. 14.400.000

Ayat jurnalnya:
31/12 Ikhtisar Laba Rugi Rp. 150.000.000
Modal, Karmila Rp. 83.400.000
Modal, Rizqy Rp. 66.600.000

 Pembagian laba tunjangan melebihi laba bersih


Dalam contoh sebelumnya, jumlah laba bersih melebihi total jumlah
tunjangan gaji dan bunga. Jika jumlah laba bersih kurang dari total tunjangan, sisa
saldo menjadi jumlah negatif. Jumlah tersebut harus dibagi diantara para rekan
sebagaimana terjadi rugi bersih.
Contoh:
Diasumsikan jumlah tunjangan gaji dan bunga adalah sama seperti contoh
sebelumnya, tetapi laba bersihnya sebesar Rp. 100.000.000. Total tunjangan gaji
dan bunga untuk Karmila sebesar Rp. 79.200.000 dan untuk Rizqy sebesar Rp.
62.400.000. Jumlah keduanya, yaitu Rp. 141.600.000, melebihi laba bersih.
Berapa pembagian laba bersih final antara Karmila dan Rizqy.
Jawab:

Laba bersih Rp. 100.000.000

Pembagian laba bersih :

Keterangan Karmila Rizqy Jumlah

Tunjangan gaji tahunan Rp. 60.000.000 Rp. 48.000.000 Rp. 108.000.000

Tunjangan bunga Rp. 19.200.000 Rp. 14.400.000 Rp. 33.600.000

Total Rp. 79.200.000 Rp. 62.400.000 Rp. 141.600.000

Dikurangi selisih Rp. 20.800.000 Rp. 20.800.000 Rp. 41.600.000


Tunjangan terhadap laba
Laba bersih Rp. 58.400.000 Rp. 41.600.000 Rp. 100.000.000

2.3 Keikutsertaan dan pengunduran diri rekan

1. Keikutsertaan seorang rekan

Seseorang dapat bergabung dalam persekutuan hanya berdasarkan perjanjian


seluruh rekan yang ada dengan cara:
1. Membeli hak atas kepemilikan dari satu rekan yang ada atau lebih;
Pembelian dan penjualan hak kepemilikan persekutuan terjadi antara
rekan yang baru dan rekan yang ada yang bertindak sebagai perorangan. Ayat
jurnal satu-satunya yang diperlukan adalah untuk memindahkan jumlah
ekuitas pemilik dari akun modal rekan penjual ke akun modal yang dibentuk
rekan baru.

Contoh:
Diasumsikan rekan Toni Asikin dan Nani Bunga memiliki saldo modal
masing-masing Rp. 50.000.000. Pada tanggal 1 juni, masing-masing menjual
seperlima bagian ekuitasnya ke Joko Cahyadi senilai Rp. 10.000.000 secara
tunai. Buatlah ayat jurnal satu-satunya yang diperlukan dalam akun
persekutuan.
Jawab:
1/6 Modal, Toni Asikin Rp. 10.000.000
Modal, Nani Bunga Rp. 10.000.000
Modal, Joko Cahyadi Rp. 20.000.000
Pengaruh transaksi tersebut pada akun persekutuan disajikan dalam diagram
berikut ini.

Modal, Toni Asikin


10.000.000 50.000.000

Modal, Toni Asikin


20.000.000

Modal, Nani Bunga


10.000.000 50.000.000

2. Menyumbangkan aset kepada persekutuan.


Saat rekan yang baru bergabung dengan menyumbangkan aset ke
persekutuan, baik aset maupun ekuitas pemilik perusahaan meningkat.
Contoh:
Diasumsikan Dudi Lintang dan Guntur Margono adalah rekan dengan saldo
modal masing-masing sebesar Rp. 35.000.000 dan Rp. 25.000.000. Pada
tanggal 1 juni, Suci Nadera menanamkan uang tunai dalam perusahaan sebesar
Rp. 20.000.000 untuk ekuitas pemilik senilai Rp. 20.000.000. Buatlah ayat
jurnal untuk mencatat transaksi diatas.
Jawab:
1/6 Kas Rp. 20.000.000
Modal, Suci Nadera Rp. 20.000.000
3. Revaluasi Aset
Saat rekan baru bergabung, saldo akun aset persekutuan harus
dinyatakan dalam nilai saat ini. Jika nilai akun-akun belum mendekati nilai
saat ini, maka akun tersebut harus disesuaikan.penyesuaian bersih (kenaikan
atau penurunan) dalam nilai aset dibagi di antara akun modal para rekan yang
ada menurut rasio pembagian laba.

Contoh:
Diasumsikan dalam contoh sebelumnya untuk persekutuan Lintang dan
Margono, saldo akun persediaan adalah sebesae Rp. 14.000.000 dan nilai
penggantian saat ini sebesar Rp. 17.000.000. Diasumsikan Lintang dan
Margono membagi rata laba bersih. Buatlah ayat jurnal atas transaksi tersebut.
Jawab:
1/6 Persediaan Rp. 3.000.000
Modal, Dudi Lintang Rp. 1.500.000
Modal, Guntur Margono Rp. 1.500.000
4. Bonus Para Rekan
Saat rekan baru diterima oleh sebuah persekutuan, rekan tersebut
mungkin harus membayar bonus untuk rekan-rekan yang ada atas kesempatan
bergabung dengan persekutuan. Bonus semacam ini biasanya dibayarkan
karena rekan baru mengharapkan keuntungan besar dari persekutuan di masa
mendatang atas kontribusi rekan-rekan yang ada. Sebaliknya, rekan-rekan
yang ada mungkin saja membayar bonus untuk rekan yang baru agar bersedia
bergabung dengan persekutuan.
Contoh:
Luki memiliki saldo modal sebesar Rp. 45.000.000 setelah penyesuaian aset
ke nilai pasar saat ini. Cindy menyerahkan Rp. 26.000.000 secara tunai untuk
menerima hak kepemilikan sebesar 30% dalam persekutuan baru dengan luki.
Hitunglah jumlah dan penerimaan bonus untuk rekan dan buat jurnalnya.
Jawab:
Ekuitas Luki Rp. 45.000.000
Kontribusi Cindy Rp. 26.000.000
Total ekuitas setelah bergabungnya Cindy Rp 71.000.000
Bagian ekuitas Cindy x 30%
Ekuitas Cindy setelah bergabung Rp. 21.300.000
Kontribusi Cindy Rp. 26.000.000
Ekuitas Cindy Rp. 21.300.000
Bonus dibayarkan untuk Luki Rp. 4.700.000
Ayat jurnalnya:
Kas Rp. 26.000.000
Modal, Luki Rp. 4.700.000
Modal, Cindy Rp. 30.700.000

2. Pengunduran diri seorang rekan


Saat seorang rekan pensiun atau mengundurkan diri dari persekutuan, seorang
rekan yang masih ada atau lebih dapat membeli kepemilikan rekan yang
mengundurkan diri. Kemudian, perusahaan dapat melanjutkan kegiatan operasinya
tanpa terganggu. Pembelian dan penjualan kepemilikan persekutuan dilakukan
antarrekan sebagai perorangan. Satu-satunya ayat jurnal dalam catatn persekutuan
adalah mendebit akun modal rekan yang mengundurkan diri dan mengkredit akun
modal rekan yang membeli tambahan kepemilikan.
Jika rekan yang mengundurkan diri menjual kepemilikan secara langsung ke
persekutuan, maka baik aset dan ekuitas pemilik persekutuan berkurang. Sebelum
penjualan, akun aset harus disesuaikan ke nilai pasar, sehingga ekuitas rekan yang
mengundurkan diri dapat dihitung secara akurat. Jumlah penyesuaian bersihnya pun
harus dibagi rata diantara akun modal para rekan berdasarkan rasio pembagian laba
mereka. Jika persekutuan tidak memiliki kas atau aset lain dalam jumlah yang cukup
untuk membayar rekan yang mengundurkan diri, maka persekutuan dapat mencatat
(mengkreditkan) sejumlah terutang sebagai kewajiban persekutuan kepada rekan yang
mengundurkan diri.
 Kematian seorang rekan
Jika seorang rekan meninggal dunia, akun-akun harus ditutup pada tanggal
kematiannya. Laba bersih tahun berjalan perlu dihitung dan dibagi ke akun modal
para rekan. Saldo dalam akun modal rekan yang telah tiada kemudian dipindahkan ke
akun kewajiban dengan status ‘’tiada’’. Rekan yang masih ada dapat melanjutkan
usaha atau mengakhirinya.

2.4 Likuidasi persekutuan


Likuidasi (liquidation) merupakan proses dimana saat persekutuan mengakhiri
usaha, biasanya akan dilakukan penjualan aset, pembayaran ke kreditor, dan
pembagian sisa kas (biasanya dibagikan berdasarkan saldo mereka) atau aset lainnya
ke rekan-rekan persekutuan. Meskipun mengacu pada pembayaran kewajiban, sering
kali likuidasi mencakup proses mengakhiri usaha secara keseluruhan. Saat
persekutuan mengakhiri usaha dan kegiatan operasi normal tidak dijalankan akun-
akun harus disesuaikan dan ditutup. Akun yang dibiarkan terbuka hanya akun aset,
aset kontra, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Langkah-langkah proses likuidasi sebagai
berikut:

1. Menjual aset persekutuan disebut realisasi (realization)


2. Membagikan laba atau rugi yang diperoleh dari realisasi kepada para rekan
berdasarkan rasio pembagian laba
3. Membayar klaim kepada kreditor menggunakan kas yang diperoleh dari
realisasi langkah pertama
4. Membagikan sisa kas kepada para rekan berdasarkan saldo dalam akun modal
mereka setelah menyelesaikan kewajiban pada kreditor.
 Laba atas realisasi
Rasio pembagian laba harus digunakan sebagai dasar untuk pembagian kas
kepada para rekan. Kas dibagikan kepada para rekan berdasarkan saldo dalam
akun modal mereka melalui laporan likuidasi persekutuan (statement of
partnership liquidation).
Contoh:
Antara tanggal 10 dan 30 April tahun berjalan, Febriani, Gilang dan Hasanah menjual
seluruh aset nontunai senilai Rp. 72.000.000, nilai aset nontunai sebesar Rp. 64.000.000
sehingga laba sebesar Rp. 8.000.000 terealisasi. Laba tersebut dibagi sebesar 5:3:2.
Kewajiban dibayarkan, dan sisa kas dibagikan kepada para rekan.

Febriana, Gilang, dan Hasanah


Laporan Likuidasi Persekutuan
Untuk Periode 10-30 April 2010

Aset Febriani Gilang Hasanah


Kas + = Kewajiban + + +
Nontunai (50%) (30%) (20%)
Saldo sebelum Rp Rp Rp Rp
realisasi Rp 11.000.000 Rp 64.000.000 9.000.000 22.000.000 22.000.000 22.000.000
Penjualan aset
dan pembagian Rp Rp Rp
laba Rp 72.000.000 + Rp 64.000.000 - - 4.000.000 + 2.400.000 + 1.600.000 +
Saldo setelah Rp Rp Rp Rp
realisasi Rp 83.000.000 Rp - 9.000.000 26.000.000 24.400.000 23.600.000
Pembayaran Rp
kewajiban Rp 9.000.000 - - 9.000.000 - - - -
Saldo setelah
pembayaran Rp Rp Rp Rp
kewajiban Rp 74.000.000 Rp - - 26.000.000 24.400.000 23.600.000
Kas dibagikan Rp 74.000.000 - - - Rp - Rp - Rp -
kepada rekan 26.000.000 24.400.000 23.600.000
Rp Rp Rp Rp
Saldo akhir
Rp - Rp - - - - -

Ayat jurnal untuk mencatat langkah-langkah dalam proses likuidasi sebagai berikut:
Penjualan aset
Kas Rp. 72.000.000
Aset Nontunai Rp. 64.000.000
Laba Atas Realisasi Rp. 8.000.000

Pembagian laba
Laba Atas Realisasi Rp. 8.000.000
Modal, Juju Febriani Rp. 4.000.000
Modal, Bayu Gilang Rp. 2.400.000
Modal, Anggi Hasanah Rp. 1.600.000

Pembayaran kewajiban
Kewajiban Rp. 9.000.000
Kas Rp. 9.000.000

Pembagian kas kepada para rekan


Modal, Juju Febriani Rp. 26.000.000
Modal, Bayu Gilang Rp. 24.400.000
Modal, Anggi Hasanah Rp. 23.600.000
Kas Rp. 74.000.000
 Rugi atas realisasi
Contoh:
Diasumsikan dicontoh sebelumnya, Febriani, Gilang, dan Hasanah melepaskan
seluruh aset nontunai senilai Rp. 44.000.000 sehingga rugi sebesar Rp. 20.000.000
(Rp. 64.000.000 – Rp. 44.000.000) terealisasi.

Febriana, Gilang, dan Hasanah


Laporan Likuidasi Persekutuan
Untuk Periode 10-30 April 2010

Aset Febriani Gilang Hasanah


Kas + = Kewajiban + + +
Nontunai (50%) (30%) (20%)
Saldo sebelum Rp Rp Rp
realisasi 11.000.000 64.000.000 9.000.000 Rp22.000.000 Rp22.000.000 Rp22.000.000
Penjualan
aset dan
pembagian Rp Rp
rugi 44.000.000 + 64.000.000 - - Rp10.000.000 + Rp 6.000.000 + Rp 4.000.000 +
Saldo setelah Rp Rp Rp
realisasi 55.000.000 - 9.000.000 Rp12.000.000 Rp16.000.000 Rp18.000.000
Pembayaran Rp Rp
kewajiban 9.000.000 - - 9.000.000 - - - -
Saldo setelah
pembayaran Rp Rp Rp
kewajiban 46.000.000 - - Rp12.000.000 Rp16.000.000 Rp18.000.000
Kas dibagikan Rp
kepada rekan 46.000.000 - - - Rp12.000.000 - Rp16.000.000 - Rp18.000.000 -
Rp Rp Rp
Saldo akhir
- - - Rp - Rp - Rp -

Ayat jurnal untuk mencatat langkah-langkah dalam proses likuidasi sebagai berikut:
Penjualan aset
Kas Rp. 44.000.000
Rugi Nontunai Rp. 20.000.000
Aset Nontunai Rp. 64.000.000

Pembagian rugi
Modal, Juju Febriani Rp. 10.000.000
Modal, Bayu Gilang Rp. 6.000.000
Modal, Anggi Hasanah Rp. 4.000.000
Rugi Atas Realisasi Rp. 20.000.000

Pembayaran kewajiban
Kewajiban Rp. 9.000.000
Kas Rp. 9.000.000

Pembagian kas kepada para rekan


Modal, Juju Febriani Rp. 12.000.000
Modal, Bayu Gilang Rp. 16.000.000
Modal, Anggi Hasanah Rp. 18.000.000
Kas Rp. 46.000.000
 Rugi atas realisasi defisiensi modal
Dalam contoh sebelumnya, jumlah saldo dalam akun modal masing-
masing rekan cukup besar untuk menyerap bagian rugi untuk rekan atas realisasi.
Rekan menerima kas sejumlah sisa saldo dalam akun modal mereka. Akan tetapi
jumlah bagian rugi atas realisasi dapat melebihi saldo dalam akun modal milik
para rekan. Akibatnya, akan muncul saldo debit dalam akun modal yang disebut
defisiensi, yang mencerminkan klaim persekutuan terhadap rekan.
 Kesalahan dalam likuidasi
Kesalahan yang paling umum ditemukan dalam likuidasi persekutuan
adalah melakukan pembagian kas yang tidak sesuai kepada para rekan karena
pembagian kas kepada para rekan dalam likuidasi tertukar dengan pembagian laba
dan rugi atas realisasi yang berasal dari pelepasan aset ke pihak luar.

2.5 Laporan ekuitas persekutuan

Perubahan pelaporan dalam akun modal persekutuan serupa dengan yang


terjadi dalam perusahaan perseorangan, kecuali terdapat akun modal pemilik untuk
masing-masing rekan. Perubahan dalam akun modal pemilik untuk periode tertentu
dilaporkan dalam laporan ekuitas persekutuan (statement of partnership
equity).laporan ekuitas persekutuan mengungkapkan akun modal masing-masing
rekan dalam kolom dan alasan perubahannya dalam baris. Akun modal masing-
masing rekan dapat berubah karena penambahan modal, laba bersih atau penarikan.
Perlu dicatat bahwa laba bersih yang dibagikan kepada para rekan tidak perlu ditarik.
Laba bersih yang tidak ditarik menjadi bagian tetap dari modal rekan hingga modal
tersebut ditarik dikemudian hari, dijual, atau dilikuidasi.
Contoh laporan ekuitas persekutuan

INVESTORS ASSOCIATES
LAPORAN EKUITAS PEMILIK
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2010
Modal, Deny Modal, Kiranti Jumlah Modal
Chandra persekutuan
Saldo, 1 Januari 2010 Rp.245.000.000 Rp. 365.000.000 Rp. 610.000.000
Penambahan Modal Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000
Laba Bersih Tahun
Rp. 40.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 120.000.000
Berjalan
Dikurangi penarikan oleh
rekan
(Rp. 5.000.000) (Rp. 45.000.000) (Rp. 50.000.000)
Saldo, 31 Desember 2010 Rp. 330.000.000 Rp. 400.000.000 Rp. 730.000.000
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perusahaan perseorangan merupakan entitas terpisah untuk
kepentingan akuntansi dan saat pemiliknya meninggal dunia atau pensiun,
bisnisnya pun berakhir tetapi untuk kepentingan pajak penghasilan,
perusahaan tersebut tidak diperlakukan sebagai entitas terpisah yang
dikenakan pajak, hanya dikenakan pajak pada tingkat orang pribadi (PPh
Orang Pribadi).
Persekutuan merupakan gabungan dua orang atau lebih yang memiliki
dan menjalankan usaha dengan tujuan untuk memperoleh laba-laba serta
merupakan entitas yang tidak dikenakan pajak sehingga tidak perlu
membayar pajak penghasilan perusahaan. Persekutuan memiliki
karakteristik:
 Persekutuan memiliki masa atau umur yang terbatas (Limited
Life)
 Dalam kebanyakan persekutuan para rekan memiliki kewajiban
yang tidak terbatas
 Para rekan memiliki kepemilikan bersama atas properti
persekutuan
 Agen kebersamaan (Mutual Agency)
 Hak para rekan yang penting adalah partisipasi dalam
penghasilan persekutuan. Laba bersih dan rugi bersih dibagikan
di antara para rekan berdasarkan kontrak mereka.

Dalam persekutuan tentu harus ada perjanjian sebagai dasar pijakan


pembentukan persekutuan tersebut. Pada perjanjian persektuan berisi
tentang, nama persekutuan, anggota, tanggal berdiri, sifat serta bidang
usaha.
Proses akuntansi yang spesifik pada persekutuan adalah masalah
pencatatan pengakuan dan pengukuran milik atau penyertaan (hak)
masing-masing rekan dalam persekutuan. Hak masing-masing rekan
diikhtisarkan dalam rekening modal masing-masing rekan.

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Reeve James M, Carl S. Warren, Junathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot Soepriyanto,
Amir Abadi Jusuf, Chaerul D. Djakman. 2010. Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia
Buku 2. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

https://student.uigm.ac.id/assets/file/Materi/Materi_92.pdf

http://kolakalicom.blogspot.co.id/2016/03/akuntansi-untuk-persekutuan.html

Anda mungkin juga menyukai