Anda di halaman 1dari 31

Persekutuan: Pendirian, Pengoperasian, dan

Perubahan Keanggotaan
Akuntan sering kali diminta bantuannya dalam hal pendirian dan operasi dari
persekutuan untuk memastikan pengukuran dan penilaian yang benar atas transaksi dalam
persekutuan. Persekutuan (Partnerships) merupakan bentuk usaha yang populer karena
mudah dalam pendiriannya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan
bakat dan kemampuan mereka dalam satu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan
menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan
dengan perusahaan perorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan
usaha yang cepat. Akuntansi untuk persekutuan mensyaratkan pengakuan atas beberapa
faktor penting.

Pertama, dari sudut pandang akuntansi, persekutuan adalah entitas usaha yang
terpisah. Dari sudut pandang hukum, sebuah persekutuan seperti halnya perusahaan
perorangan, tidaklah terpisah dari pemiliknya.

Kedua, walaupun banyak persekutuan mencatat operasi mereka menggunakan basis


kas atau basis kas yang dimodifikasi. Pilihan tersebut diperkenankan karena pencatatan dalam
persekutuan dilakukan untuk para sekutu dan harus mencerminkan informasi yang mereka
butuhkan. Laporan keuangan persekutuan biasanya disusun hanya bagi para sekutu dan
terkadang bagi kreditor. Tidak seperti perusahaan publik, kebanyakan persekutuan tidak
disyaratkan untuk diaudit atas laporan keuangan tahunannya.

I. SIFAT ENTITAS PERSEKUTUAN


Bentuk usaha persekutuan memiliki beberapa komponen unik karena status legal dan
akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan krakteristik utama yang membedakan
bentuk persekutuan dari entitas bisnis lain.
A. Regulasi Hukum Persekutuan
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-
undang terkai dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut
menjelaskan hak-hak tiap sekutu dan kreditor selama proses pembentukan, operasi dan
likuidasi atas persekutuan. Dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) dan
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak-hak dan
kewajiban-kewajiban setiap sekutu kesekutu lain dan kreditor dalam persekutuan.
B. Definisi Perskeutuan
Pada KUHPer Bab VIII, Bagian I, Pasal 1618 menyatakan bahwa, “Persekutuan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan
sesuatu ke dalam usaha dan laba yang diperolehnya dibagi diantara mereka”, Definisi
ini dapat dibagi menjadi tiga faktor terpisah, yaitu:
1. Asosiasi dua orang atau lebih.
2. Untuk menginvestasikan sesuatu.
3. Usaha untuk mencari keuntungan

Pembentukan Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam
pendirian. Akta pendirian persekutuan harus mencakup hal-hal berikut:
1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan.
3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dengan metode di mana
kontribusi modal di masa depan diterapkan.
4. Penjelasan lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji,
bunga, atas saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba, dan
persentase yang digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian .
5. Prosedur yang digunakan dalam perusahaan persekutuan, seperti penambahan sekutu
baru dan berhentinya sebuah sekutu.
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh sekutu, seperti hak manjemen dari
masing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara dan metode akuntansi.
C. Karakteristik Utama Lain Persekutuan
Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan pembentukan dan
operasi persekutuan, yang terkait dengan penghentian dan likuidasi persekutuan:
1. Perjanjian persekutuan.
2. Persekutuan sebagai entitas terpisah.
3. Sekutu adalah wakil (agen) persekutuan.
4. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama.
5. Hak dan kewajiban sekutu.
6. Kepemilikan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan.
7. Berhentinya sekutu.
Jenis-jenis Persekutuan Terbatas
Banyak orang menilai kemungkinan terjadinya kewajiban personal atas kewajiban
persekutuan sebagai kerugian utama bisnis persekutuan. Karena alasan ini, kadang
orang menjadi sekutu terbatas pada satu dari beberapa bentuk persekutuan terbatas.
 Persekutuan Terbatas (Limited Partnership –LP)
Dalam Persekutuan Terbatas (LP), terdapat paling sedikit satu sekutu namun satu
atau lebih sekutu terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara pesonal dan atas
kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung jawab hanya sampai dengan kontribusi
modal tapi tidak memiliki wewenang manajemen.
 Persekutuan Dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Partnership-LLP)
Persekutuan dengan kewajiban terbatas adalah dimana tiap sekutu memiliki
tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu umum atau sekutu
terbatas di LLP; sehingga tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai sekutu
umum, tapi dengan kewajiban hukum terbatas. Sekutu dalam LLP tidak
bertanggungjawab secara personal atas kewajiban persekutuan. Namun, beberapa
negara bagian telah mendefinisikan bahwa tiap sekutu dalam LLP bertanggungjawab
penuh atas kewajiban persekutuan, tapi tidak akibat tindakan kelalaian profesional
atau malpraktik yang dilakukan sekutu lain.
 Persekutuan Terbatas dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Limited
Partnership-LLLP)
Di sebagian besar negara bagian, persekutuan terbatas dapat memilih persekutuan
terbatas dengan kewajiban terbatas. Di LLLP setiap sekutu bertanggungjawab hanya
atas kewajiban bisnis persekutuan, dan tidak atas terjadinya malpraktik atau kesalahan
yang dilakukan sekutu lain dalam berbisnis normal perusahaan. Keuntungan LLLP
adalah tiap sekutu umum, walau bertanggungjawab atas manajemen persekutuan,
tidak memiliki kewajiban personal atas kewajiban persekutuan. Sama dengan
perlindungan kewajiban yang diberikan di sekutu terbatas. Identifikasi sebagai
“LLLP” atau “Persekutuan terbatas dengan Kewajiban Terbatas” harus tercantum
dalam nama atau identitas entitas.

II. AKUNTANSI UNTUK PENDIRIAN PERSEKUTUAN


Pada saat pendirian persekutuan, sangatlah penting untuk melakukan penilaian yang
tepat terhadap aset-aset selain kas dan kewajiban yang disetorkan oleh masing-masing
sekutu. Setiap kontribusi dari sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan dan dimiliki
secara bersama. Persekutuan harus dapat memisahkan secara jelas antara kontribusi modal
dan pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada persekutuan. Perjanjian pinjaman
haruslah memiliki bukti tertulis atau dokumen lain yang secara legal dapat membuktikan
bahwa terdapat pinjaman dari salah satu sekutu kepada persekutuan, juga sangat penting
memisahkan aset berwujud yang dimiliki oleh persekutuan dan aset tertentu yang dimiliki
oleh individu sekutu tapi digunakan oleh persekutuan. Pencatatan akuntansi atas aset
berwujud atas persekutuan harus dijaga.
Ilustrasi Akuntansi Pendirian Persekutuan
Ilustrasi berikut digunakan sebagai dasar untuk diskusi selanjutnya dallam bab ini.
Aldi, perusahaan perorangan, telah mengembangkan beberapa peranti lunak untuk
berbagai jenis komputer. Berikut adalah saldo dari akun-akun Aldi pada tanggal 31
Desember 20X0.
Kas Rp3.000.000 Kewajiban Rp10.000.000
Persediaan 7.000.000 Modal, Aldi 15.000.000
Peralatan 20.000.000
Dikurangi, Akum. Peny (5.000.000)
Total Aset Rp25.000.000 Ttl Kewajiban+Modal Rp25.000.000

Aldi membutuhkan bantuan teknis tambahan untuk meningkatkan penjualan dan


menawarkan kepada Bayu, pihak yang tertarik pada usahanya untuk bergabung. Aldi dan
Bayu setuju untuk membentuk persekutuan. Usaha Aldi di audit, dan aset bersihnya dinilai
ulang. Hasil audit dan penilaian menyatakan bahwa ada kewajiban senilai Rp1.000.000 yang
tidak tercatat, persediaan dinilai sebesar Rp9.000.000, dan peralatan memiliki nilai wajar
Rp19.000.000.
Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani perjanjian persekutuan yang
mencakup semua kebijakan operasi yang signifikan. Bayu akan menyetorkan uang tunai
sebesar Rp10.000.000 untuk sepertiga kepemilikan modal. Persekutuan AB mengambil alih
semua usaha Aldi, termasuk kewajibannya.
Jurnal untuk mencatat penyetoran modal awal pada pembukuan persekutuan adalah:
1 Januari 20X1
1) Kas 13.000.000
Persediaan 9.000.000
Peralatan 19.000.000
Kewajiban 11.000.000
Modal, Aldi 20.000.000
Modal, Bayu 10.000.000
(Mencatat Persekutuan AB dengan penyetoran modal oleh Aldi dan Bayu)

III. AKUNTANSI UNTUK OPERASI PERSEKUTUAN


Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari
keuntungan. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal dan buku besarnya. Sebagian besar
persekutuan menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi yang berlaku umum
dalam pembukuannya karena prinsip akuntansi yang berlaku umum menghasilkan
pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode akuntansi alternatif, seperti basis
kas atau pun bisnis kas yang dimodifikasi. Laporan keuangan persekutuan disusun untuk
kepentingan sekutu dan terkadang kreditor.
Akun Sekutu
Persekutuan bisa memiliki beberapa akun untuk masing-masing sekutu dalam
pencatatan akuntansinya. Akun sekutu tersebut adalah sebagai berikut.
Akun Modal
Investasi awal para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau
kerugian dan penarikan modal oleh sekutu di catat dalam akun modal para sekutu. Setiap
sekutu memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo kredit.
Akun Prive (Penarikan)
Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari persekutuan sepanjang tahun
sebagai antisipasi atas keuntungan. Contohnya, jurnal berikut di buat dalam pembukuan
persekutun AB untuk penarikan kas sejumlah Rp3.000.000 oleh Bayu pada tanggal 1 Mei
20X1.
1 Mei 20X1
2) Prive-Bayu 3.000.000
Kas 3.000.000
(Penarikan Rp3.000.000 oleh Bayu)

Akun Pinjaman
Jurnal berikut adalah untuk mencatat pinjaman dari Aldi kepada persekutuan senilai
Rp4.000.000 dengan bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20X1.
1 Juli 20X1
3) Kas 4.000.000
Pinjaman dari Adit 4.000.000
(Mencatat pinjaman dari Adit)

IV. ALOKASI LABA ATAU RUGI KEPADAPARA SEKUTU


Laba atau rugi dialokasikan kepada para sekutu pada tiap akhir periode sesuai
dengan perjanjian dalam persekutuan. Jika terdapat dalam perjanjian, Bab VII, Bagian II ,
Pasal 163 KUHPer menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh bagian laba atau rugi
secara proporsional sesuai dengan jumlah yang dikontribusikan ke dalam persekutuan.
Perjanjian tersebut harus diikuti secara benar, dan jika ada yang tidak jelas, maka akuntan
harus memastikan bahwa semua sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi.
Terdapat beragam rencana distribusi laba atau rugi (profit distribution plans) di
dunia usaha. Menjadi tanggung jawab akuntan untuk mendistribusikan laba atau rugi
berdasarkan perjanjian persekutuan terlepas seberapa sederhana atau kompleks perjanjian
tersebut. Distribusi laba hampir sama dengan dividen pada koperasi : distribusi ini tidak
seharusnya termasuk ke dalam laporan laba rugi, terlepas bagaimana cara laba tersebut
didistribusikan. Distribusi laba dicatat langsung kepada akun modal, bukan beban.
Kebanyakan persekutuan menggunakan satu atau lebih metode distribusi, yaitu :
1. Rasio yang ditetpakan sebelumnya (preselected ratio)
Rasio pembagian laba bisa berdasarkan persentase jumlah modal persekutuan,
waktu dan tenaga yang dicurahkan kepada persekutuan, atau berbagai faktor lainnya.
Distribusi laba persekutuan berdasarkan bunga atas saldo modal mengakui kontribusi
dari investasi modal para sekutu kepada kemampuan menghasilkan laba bagi
persekutuan. Jika satu atau lebih jasa dari sekutu yang penting bagi persekutuan,
perjanjian distribusi laba bisa saja memberikan gaji atau bonus.
Ilustrasi Alokasi Laba
Selama tahun 20XI, persekutuan AB memperoleh pendapatan Rp45.000.000, dan
beban Rp35.000.000, sehingga menghasilkan laba Rp10.000.000 pada tahun tersebut.
Aldi masih memiliki saldo modal Rp20.000.000 selama tahun berjalan,tetapi invetasi
modal Bayu selama tahun berjalan berubah-ubah sebagai berikut.
Tanggal Debit Kredit Saldo
1 Januari Rp10.000.000
1 Mei Rp3.000.000 7.000.000
1 September Rp500.000 7.500.000
1 November Rp1.000.000 6.500.000
31 Desember 6.500.000

Nilai debit sebesar Rp3.000.000 dan Rp1.000.000 dicatat dalam akun penarikan Bayu,
sedangkan tambahan investasi dikredit kea kun modalnya.
Rasio Pembagian Laba Secara Arbitrer.
Aldi dan Bayu dapat saja menyetujui pembagian laba denga rasio yang tidak ada
hubungannya dengan saldo modal atau kondisi operasional persekutuan.Misalnya para
sekutu setuju untuk membagi laba atau rugi dengan rasio 60 persen untuk Aldi dan 40
persen untuk Bayu.Beberapa perjanjian pada persekutuan menyatakan perbandingan
ini sebagai rasio 3:2.Table berikut menggambarkan bagaimana laba bersih
didistribusikan dengan rasio 3:2.
Aldi Bayu Total
Persentasepembagianlaba 60% 40% 100%
Lababersih Rp10.000.000
Alokasi 60:40 Rp6.000.000 Rp4.000.000 (Rp10.000.000)
Total Rp6.000.000 Rp4.000.000 Rp0

Tabel di atas menggambarkan bagaimana laba bersih didistribusikan kea kun


modal para sekutu. Distribusi secara actual diselesaikan dengan menutup akun ikhtisar
laba rugi.Selain itu, akun penarikan ditutup keada akun modal pad akhir periode.
31 Desember 20X1
4) Modal, Bayu 4.000.000
Penarikan, Bayu 4.000.000
Menutup penarikan oleh Bayu
5) Pendapatan 45.000.000
Beban 35.000.000
Ikhtisar Laba Rugi 10.000.000
Menutup pendapatan dan beban
6) Ikhtisar laba rugi 10.000.000
Modal, Aldi 6.000.000
Modal, Bayu 4.000.000
Mendistribusikan laba berdasarkan perjanjian
2. Bunga atas saldo modal (interest on cpital balance)
Misalnya, rata-rata tertimbang saldo modal Bayu untuk tahun 20X1 dihitung
sebagai berikut :
Tanggal Debit Kredit Saldo JumlahBulan Bulan x Saldo
1 Jan Rp10.000.000 4 Rp40.000.000
1 Mei Rp3.000.000 7.000.000 4 28.000.000
1 Sep Rp500.000 7.500.000 2 15.000.000
1 Nov Rp1.000.000 6.500.000 2 13.000.000
Total 12 96.000.000
Rata-rata 8.000.000
modal

Jika Aldi dan Bayu setuju mengenakan bunga 15 % atas rata-rata tertimbang saldo
modal dengan sisa laba yang akan didistribusikan pada rasio 60:40, maka distribusi
laba Rp10.000.000 akan dihitung sebagai berikut :
Aldi Bayu Total
Persentaselaba 60% 40% 100%
Rata-rata modal Rp20.000.000 Rp8.000.000
Lababersih Rp10.000.000
Bungaatas modal 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)
Sisalaba Rp5.800.000
Alokasi 60:40 3.480.000 2.320.000 (5.800.000)
Total Rp 0

3. Gaji kepada sekutu


Untuk menghitung gaji para sekutu, misalnya perjanjian persekutuan menyatakan
bawa gaji yang dibayarkan ke Aldi sejumlah Rp2.000.000 dan Bayu Rp5.000.000.
sisanya akan dibagikan dengan dasar distribusi laba/rugi 60:40. Distribusi laba
dihitung sebagai berikut.
Aldi Bayu Total
Persentase Laba 60% 40% 100%
Laba bersih Rp10.000.000
Gaji Rp2.000.000 Rp5.000.000 (7.000.000)
Sisa laba Rp3.000.000
Alokasi 60:40 Rp1.800.000 Rp1.200.000 (3.000.000)
Total Rp0

4. Bonus kepada sekutu


Misalnya, bonus sebesar 10% dari laba akan dikredit pada modal Bayu jika laba
melebihi Rp5.000.000 sebelum dibagikan dengan distribusi laba. Dalam kasus 1,
bonus dihitung sebagai persentase dari laba sebelumdikurangi bonus.Dalam kasus 2
bonus dihitung sebagai persentase dari laba setelah dikurangi bonus.
Kasus 1 :
Bonus = X% (NI – MIN)
Dimana : X% = persentase bonus
NI = laba bersih sebelum bonus
MIN = jumlah minimum laba sebelum bonus
Bonus = 0,10 (Rp10.000.000 – Rp5.000.000) = Rp500.000
Kasus 2 :
Bonus = X% (NI – MIN - Bonus)
= 0,10 (Rp10.000.000 – Rp5.000.000 – Bonus)
= 0,10 (Rp5.000.000 – Bonus)
= Rp500.000 – 0,10 Bonus
1,10 Bonus = Rp500.000
Bonus = Rp454,545
Distribusi laba bersih berdasarkan Kasus 2 dihitung sebagai berikut :
Aldi Bayu Total
Persentaselaba 60% 40% 100%
Lababersih Rp10.000.000
Bonus Rp454.545 (454.545)
untuksekutu
SisaLaba Rp9.545.454
Alokasi 60:40 Rp5.727.237 3.818.182 (9.545.454)
Total Rp5.727.237 Rp4.272.272 Rp0

Alokasi Laba dengan Dasar Bertahap


Perjanjian persekutuan bisa memuat kombinasi dari beberapa prosedur alokasi
yang akan digunakan untuk distribusi laba. Misalnya, perjanjian laba atau rugi
persekutuan AB menyatakan alokasi dengan metode berikut.
1. Bunga 15 persen dari rata-rata tertimbang saldo modal.
2. Gaji sebesar Rp2.000.000 untuk Aldi dan Rp5.000.000 untuk Bayu.
3. Bonus 10 persen akan dibayarkan kepada Bayu jika laba persekutuan melebihi
Rp5.000.000 sebelum dikurangi bonus, gaji, dan bunga atas saldo modal.
4. Jika ada sisa akan dialokasikan 60 persen untuk Aldi dan 40 persen untuk Bayu.
Kebanyakan perjanjian menyatakan bahwa seluruh proses harus diselesaikan dan jika ada
sisa dialokasikan sebesar rasio distribusi laba atau rugi sebagaimana yang digambarkan
dibawah ini.

Metode Alokasi Laba Khusus


Beberapa persekutuan mendistribusikan laba bersih dengan dasar lain. Misalnya,
kebanyakan kantor akuntan public mendistribusikan laba dengan dasar “unit”
persekutuan. Seorang sekutu baru memperoleh sejumlah unit dan tambahan unit yang
ditugaskan oleh komte kompensasi dengan cara memperoleh klien baru, menyediakan
persekutuan dengan keahlian di industry tertentu, bertugas sebagai managing partner atau
menerima berbagai tanggung jawab lainnya.

V. LAPORAN KEUANGAN PERSEKUTUAN


Laporan modal para sekutu (statement of partners’ capital) biasanya dibuat untuk
menyajikan perubahan akun modal sekutu untuk suatu periode. Laporan modal para
sekutu persekutuan AB untuk tahun 20X1 dengan distribusi laba bertahap seperti
digambarkan sebelumnya adalah sebagai berikut :
VI. PERUBAHAN DALAM KEANGGOTAAN
Berhentinya atau pengunduran diri seorang sekutu dari persekutuan menyebabkan
pembubaran secara hukum atas pesekutuan.Banyak persekutuan yang tetap melanjutkan
operasi bisnisnya dan persekutuan mungkin saja membeli kepemilikan sekutu yang
berjenti pada harga pembelian. Harga pembelian adalah nilai estimasi jika (1) asset dijual
pada harga sama dengan atau lebi besar dari nilai likuidasi atau nilai yang menjadi dasar
penjulan seluruh bisnis jika bisnis tetap berjalan tanpa sekutu yang keluar tersebut (2)
persekutuan diakhiri pada saat tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditor persekutuan
dan penghentian bisnis.
Konsep-konsep Umum untuk Mencatat Perubahan Keanggotaan dalam
Persekutuan
1. Persekutuan sebagai sebuah entitas terpisah dari individu-individu sekutu dan
penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) – KUHPer secara
jelas mendefinisikan persekutuan sebagai suatu entitas yang terpisah dan masing-
masing individu sekutu. Sebagai contoh, entitas persekutuan tidak berubah karena
penambahan atau pengunduran diri individu sekutu. Ini sama dengan konsep entitas
untuk bentuk bisnis korporasi, dimana korporasi tidak perlu direvaluasi setiap terjadi
perubahan pemegang saham.
2. Persekutuan sebagai sekumpulan hak kepemilikan sekutu dan penggunaan akuntansi
non-GAAP -para sekutu dalam perusahaan swasta dapat saja memilih mengikuti
metode akuntansi non-GAAP untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam
kasus ini perusahaan dapat diaudit oleh auditor eksternal, tapi opini audit yang
menyatakan dengan jelas bahwa prinsip-prinsip akuntansi non-GAAP digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan. Persekutuan seperti ini tidak dapat memperoleh
opini audit “wajar tanpa pengecualian”.
Sekutu Baru Membeli Hak Kepemilikan
Sebuah konsep yang sering digunakan adalah nilai buku.Nilai buku persekutuan adalah
jumlah modal, yang juga merupakan selisih antara jumlah asset dan kewajiban. Contoh
pada kasus ini misalnya setelah beroperasi selama tahun 20X1 dan 20X2, persekutuan AB
memiliki nilai buku Rp30.000.000 dan persentase laba tanggal 1 Jan 20X3 adalah :

Saldo Modal PersentaseLaba


Aldi Rp20.000.000 60
Bayu 10.000.000 40
total 30.000.000 100

Berikut informasi seputar kasus ini:


1. Tanggal 1 Januari 20X3, Aldi dan Bayu mengundang Citra menjadi sekutu dalam
bisnis mereka. Persekutuan yang dihasilkan disebut persekutuan ABC.
2. Citra membeli seperempat kepemilikan modal persekutuan langsung dari Aldi dan
Bayu dengan jumlah perolehan Rp9.000.000.
3. Citra akan diberikan 25 persen dalam bagian dalam pembagian laba atau rugi
persekutuan . sisa 75 persen akan di bagi antara Aldi dan Bayu pada rasio laba mereka
sebelumnnya 60 : 40 persen . Hasil dari persentase laba atau rugi setelah masuknya
Citra adalah :

Dalam contoh ini, 25 persen bagian Citra dalam laba atau rugi persekutuan adalah
sama dengan seperempat nilai modalnya. Kedua nilai persentase tersebut tidak harus
selalu sama seperti yang telah dijelaskan di awal bab ini.
Transaksi antara Citra dan sekutu lain secara individu tidak tercermin dalam pembukuan
persekutuan . satu- satunyapencatatan adalah reklasifikasi modal persekutuan. Aldi dan
Bayu memberikan seperempat dari modal kepada Citra , sebagai berikut.
1 januari 20X3
7) Modal, Aldi 5.000.000
Modal, Bayu 2.500.000
Modal Citra 7.500.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru.
Dari Aldi : Rp 5.000.000 = Rp 20.000.000 x 0,25
Dari Bayu : Rp 2.500.000 = Rp 10.000.000 x 0,25

Dalam kasus ini modal yang dikredit kepada citra hanya Rp 7.500.000, sekalipun
Rp 9.000.000 yang dibayarkan untuk seperempat kepemilikan . pembayaaran Rp
9.000.000 mencerminkan bahwa nilai wajar persekutuan adalahh Rp 36.000.000, dihitung
sebagai berikut :
Rp 9.000.000 = nilai wajar x 0,25
Rp 36.000.000 = nilai wajar
Nilai buku persekutuan adalah Rp 30.000.000 sebelum investasi dari Citra.
Pembayaran Rp 9.000.000 dilakukan secara langsung kepada individu sekutu , dan tidak
akan menjadi bagian dari asset ppersekutuan . Selisih Rp 6.000.000 antara nilai wajar
dengan nilai buku yang baru bisa berupa asset yang dinilai terlalu rendah atau adanya
goodwill yang belum dicatat.
Aldi dan Bayu bisa menggunakan akuisisi yang dilakukan Citra untuk merevaluasi

asset persekutuan dan mencerminkan sepenuhnya perubahan nilai yang terjadi sebelum

masuknya Citra. Jika tidak, maka dapat menyebabkan bagian citra akan meningkat secara

proposional ketika peninngkatan nilai dilakukan. Misalnya , jika persekutuan memiliki

tanah yang nilainya kurang sebesar Rp 6.000.000 yang dijual setelah Citra masuk dalam

persekutuan , Citra akan mendapatkan bagian keuntungan atas penjualan berdasarkan

rasio pembagian laba. Untuk mengghindari masalahh ini, beberapa persekutuaan

melakukan revaluasi atas asset pada saat masuknya sekutu baru walaupun sekutu baru

tersebut membeli kepemilikan secara langsung dari salah ssatu sekutu lama. Dalam kasus

ini Aldi dan Bayu dapat mengakui peningkatan nilai tanah secepatnya sebelum masuknya

Citra dan mengalokasikan kenaikan tersebut secara proporsional terhadap saldo modal

masing – masing dengan rasio pembagian 60 ; 40 sebagai berikut.

8) Tanah Rp 6.000.000
Modal, Aldi Rp 3.600.000
Modal, Bayu Rp 2.400.000
Revaluasi nilai tanah sebelum masuknya sekutu baru :
Untuk Aldi : Rp 3.600.000 = Rp 6.000.000 x 0,60
Untuk Bayu : Rp 2.400.000 = Rp 6.000.000 x 0,40
Perlu dicatat bahwa nilai modal persekutuan keseluruhan adalah Rp 36.000.000 (Rp
30.000.000 ditambah revaluasi Rp 6.000.000 ) pemindahan seperempat modal kepada
cittra dicatat sebagai berikut .
9) Modal, Aldi 5.900.000
Modal, Bayu 3.100.000
Modal Citra 9.000.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru:
Rp 5.900.000 = Rp 23.600.000 x 0,25
Rp 3.100.000 = Rp 12.400.000 x 0,25
Rp 9.000.000 = Rp 36.000.000 x 0,25
Sekutu Baru Melakukan Investasi di Persekutuan
Seorang sekutu , baru dapat mengakuisisi kepemilikan dengan caraa melakukan investasi
ke dalam persekutuan. Dalam kasus ini , persekutuan menerima kas atau asset lain. Tiga
kondisi dapat terjadi jika sekutu baru melakukan investasi di persutuan,yaitu :
Kasus 1: investasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan
Kasus 2: Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekut baru terhadap nilai buku
persekutuan.
Kasus 3 : Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan. Hal ini mengindikasi bahwa nilai asset bersih persekutuan sebelumnya
terlalu tinggi di pembukuan atas sekutubaru memberikan kontribusi goodwill sebagai
tambahan asset lain.
Langkah pertama untuk menentukan bagaimana menghitung masuknya sekutu baru
adalah dengan menghitung proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan ( new
partner’s proportion of the partneship’s book velue ) sebagai berikut .
Proporsi sekutu baru atas nilai nuku persekutuan =
(Modal Sekutu yang ada sebelumnya +Investasi sekutu baru) x Persentase modal atas
sekutu baru
Persekutuan AB yang digambarkan sebelumnya masih digunakan dalam tiga kasus
berikut. Informasi yang terkait dalam ketiga kasus adalah sebagai berikut :
1. Tanggal 1 januari 20X3 , modal dari persekutuan AB adalah Rp 30.000.000 . Modal
Aldi senilai senilai Rp 20.000.000 dan bayu sebesar Rp 10.000.000 . rasio pembagian
laba antara Aldi dan Bayu adalah 60 : 40
2. Citra di minta menjadi sekutu baru . Citra akan mendapatkan seperempat kepemilikan
modal dan 25 persen pembagian laba. Aldi dan Bayu akan membagi 75 persen sisa
laba dengan rasio 60 : 40 , menghasilkan pembagian laba 45 persen untuk Aldi dan 30
persen untu Bayu.
Kasus 1 . Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Total nilai buku sebelum penerimaan sekutu baru adalah Rp 30.000.000 dan
sekutu baru , Citra membeli seperempat kepemilikan modal senilai Rp 10.000.000
.Besarnya investasi sekutu baru sering kali merupakan hasil negoisasi antara sekutu
lama dengan calon sekutu baru . seperti halnya akuisisi atau investasi , investor harus
menentukan nilai pasarnya. Dalam kasus ini , calon sekutu berusaha untuk memastikan
nilai pasar dan kemampuan menghasilkan laba atas asset bersih persekutuan . dalam
kasus ini , Citra harus percaya bahwa investasi senilai Rp 10.000.000 adalah harga
yang wajar untuk seperempat kepemilikan di persekutuan , atau dia tidak melakukan
investasi sama sekali.
Setelah nilai investasi disetujui , barulah ungkin untuk menghitung proporsi nilai
buku sekutu baru,. Untuk investasi Rp 10.000.000, citra akan mendapatkan seperempat
kepemilikan pada persekutuan , sebagai berikut .
Investasi pada persekutuan Rp 10.000.000
Proporsi nilai buku sekutu baru
(Rp 30.000.000 + Rp 10.000.000 ) x 0.25 (10.000.000)
Selisih ( Investasi = nilai buku ) Rp -0-
Karena nilai investasi Rp 10.000.000) sama dengan 25 persen proporsi nilai buku
sekutu baru( Rp10.000.000= Rp 40.000.000x 0,25),mengimplikasikan bahwa asset
bersih telah dinilai secara wajar. Modal yang dihasilkan sama dengan modal awal (Rp
30.000.000) ditambah investasi sekutu baru (Rp10.000.000). perlu dicatat bahwa
modal yang dialokasikan kepada sekutu baru adalah bagiannya atas modal persekutuan
setelah diterimanya ia sebagai sekutu baru . Jurnal yang dicatat alam pembukuan
persekutuan aadalah :
1 januari 20X3
10) Kas 10.000.000
Modal Citra 10.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan atas
Investasinya sebesar Rp 10.000.000
Berikut Skedul yang menyajikan konsep kunci dalam kasus 1.

Proporsi Nilai Bagian sekutu


buku baru atas total
Persekutuan modal yang
Modal Investasi Sekutu Baru Total Modal dihasilkan
Sebelumnya Sekutu Baru (25 %) yang dihasilkan (25 %)
Kasus 1
Investasi
ssekutu baru
sama dengan Rp30.000.000 Rp10.000.000 Rp10.000.000
proporsi nilai
buku

Tidak Rp40.000.000 Rp40.000.000


adanya
Revaluasi ,
bonus, atau
goodwill

Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebbih Besa dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Dalam beberapa kasus seorang sekutu dapat melakukan investasi lebih besar dari
porsi kepemilikannya atas nilai buku persekutuan . Hal ini bearti , sekutu tersebut
menghargai nilai lebih pada persekutuan yang tidak tercermin dalam pembukuan.
Misalnya , diasumsikan Citra menginvestasikan RPp11.000.000 untuk seperempat
kepemilikan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah membandingkan
investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya , sebagai berikut .
Investasi pada persekutuan Rp 11.000.000
Proporsi nilai buku sekutu baru
(Rp 30.000.000 + RP 11.000.000 )x0,25 Rp 10.250.000
Selisih (investasi = nilai buku Rp 750.000

Citra telah menginvestasikan Rp 11.000.000 untuk kepemilikan dengan nilai buku


Rp 10.250.000, sehingga membayar lebih tiggi sebesar Rp750.000 atas nilai buku saat
ini.
Umumnya , kelebihan investasi atas nilai buku persekutuan mengindikasikan
ahwa nialai asset bersih sebelumnya kerendahan atau persekutuan memiliki goodwill
yang tidak dicatat. Tiga alternative perlakukan akuntansi dalam kasus ini adalah :
1. Revaluasi nilai asset. Pada alternative ini adalah :
a. Nilai buku asset dinaikkan ke nilai paasarnya
b. Modal sekutu lama di naikkan sebanding dengan kenaikan peningkatan nilai
buku asset.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan ssaldo awal ditambah nilai
revaluasi asset ditambah nilai revaluasi asset ditambbah investasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang tidak tercatat . Dengan metode ini adalah :
a. Goodwill yang tidak tercatat diakui
b. Modal sekutu lama dinaikkan sebanding dengan nilai goodwill
c. Modal persekutuanyang dihasilkan sama dengan saldo awal ditambah nilai
goodwill ditambah investasi sekutu baru .
3. Menggunakan metode bonus. Pada dasarnya , metode bonus adalah perpndahan
saldo modal antara sesame sekutu tidak menginginkan penyesuaian pada nilai asset
atau mengakui goodwill. Dengan metode ini adalah :
a. Modal sekutu lama dinaikkan sebanding dengan nilai bonus yang dibayarkan
sekutu baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
investasi sekutu baru.
Ilustrasi Pendekatan atas Revaluasi Aset.
Misalkan Citra membayar kelebihan sejumlah Rp 750,000 (Rp 11.000.000-Rp
10.250.000) terhadap proporsi nilai buku karena persekutuan memiliki tanah dengan
nilai buku Rp 4.000.000 tetapi penilaian terkini mengindikasikan tanah tersebut
memiliki nilai pasar Rp7.000.000 . Para sekutu lama memutuskan untuk
menggunakan penerimaan sekutu baru sebagai pegakuan peningkatan niai tanah dan
mengalokasikan peningkatan ini kepada masing –masing saldo modal sekutu lama .
Peningkatan nilai tanah dialokasikan kepada saldo modal para sekutu dengan
menggunakan rasio laba dan rugi yang ada pada saat terjadinya peningkatan . Modal
aldi meningkat sebesar Rp 1.200.000 (40 persen dari Rp 3.000.000) . Persekutuan
akan mencatat jurnal berikut unuk revaluasi tanah.
11) Tanah 3.000.000
Modal Aldi 1.800.000
Modal ,Bayu 1.200.000
Investasi Citra sebesar Rp 11.000.000 menjadikan modal persekutuan bernilai
Rp44.000.000, sebagai berikut.
Modal Persekutuan AB sebelumnya Rp30.000.000
Revaluasi tanah menjadi nilai pasar Rp 3.000.000
Investasi Citra Rp 11.000.000
Modal Persekutuan ABC Rp 44.000.000

Citra mengakuisisi seperempat kepemilikan pada modal yang dihasilkan dalam


pembentukan persekutuan ABC. Saldo modal Citra setelah revaluasi tanah , dihitung
sebagai berikut.
Bagaian sekutu baru atas
Modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp 30.000.000 + Rp 11.000.000 )x 0,25
= Rp 11.000.000
Jurnal untu mencatat penerimaan Citra ke dalam persekutuan adalah :
12) Kas 11.000.000
Modal , Citra 11.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan modal di persekutuan
Ketika tanah ternyata harus dijual, Citra akan berpartisipasiterhadap keuntungan
atau kerugian dengan dasar nilai buku yang baru sebesar Rp7.000.000 yang
merupakan nilai pasar tanah pada saat penerimaannya dalam persekutuan . seluruh
kenaikan pada nilai tanah sebelum penerimaan Ciitra adalah milik para sekutu lama.

Ilustrasi Pengakuan Goodwill. Sebuah sekutu yang masik mungkin membayar lebih
karena adanya goodwill yang tidak tercatat, diindikasikan dengan tingginya
profitabilitas persekutuan . Beberapa persekutuan menggunakan perubahan
keanggotaan sebagai peluang untuk mengakui goodwill yang dihasilkan sekutu lama.
Pada umumnya, jumlah goodwill ditentukan berdasarkan negosiasi antara sekutu lama
dan baru, dan berdasarkan estimasi laba di masa datang . misalnya , sekutu lama dan
baru setuju bahwa disebabkan karena upaya sekutu lama, persekutuan memiliki
potensi menghasilkan laba, dan goodwill seniali 3.000.000 harus diakui berdasarkan
akta tersebut. Nilai biaya perolehan investasi yang dinegosiasikan oleh sekutu bau
akan didasarkan sebagian kepada potensi menghasilkan laba tersebut . Alternatifnya ,
goodwill bisa di estimasikan berdasarkan jumlah investasi sekutu baru . Misalnya
dalam kasus ini , Citra melakukan investasi Rp 11.000.000 untuk seperempat hak
kepemilikan , maka dia harus percaya bahwa jumlah modal persekutuan yang
dihasilkan bernilai Rp 44.000.000 (Rp 11.000.000 x 4). Perkiraan goodwill adalah Rp
3.000.000 , yaitu :
Langkah 1
25 % dari estimasi odal yang dihasilkan Rp 11.000.000
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp 11.000.000 : 0,25 ) Rp 44.000.000
Langkah 2
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp 44.000.000
Jumlah asset bersih tidak termasuk goodwill
(Rp 30.000.000 ditambah Rp 11.000.000 investasi dari Citra ) (41.000.000)
Estimasi Goodwill Rp 3.000.000

Ilustrasi Metode Bonus


Beberapa persekutuan menolak mengakui goodwill dan revaluasi asset ketka
diterimanya sekutu baru. Sebaliknya , mereka mengakui bagian dari investasi sekutu
baru sebagai bonus kepada sekutu lama untuk menyelaraskan saldo modal pada saat
penerimaan sekutu baru . dalam kasus ini , nila Rp 750.000 yang dibayarkan lebih
oleh Citra adalah bonus yang dialokasikan kepada sekutu lama pada rasio laba atau
rugi mereka , yaitu 60 % kepada aldi dan 40 % kepada Bayu. Persekutuan ABC
menghasilkan saldo modal senilai Rp 30.000.000 di awal , ditambah RP 11.000.000
investasi dari Citra . Tidak aa modal tambahan yang diakui melalui revaluasi asset.
Nilai modal yang diakui oleh sekutu baru adalah :
Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan
= (Rp 30.000.000 + 11.000.000 ) x 0,25
= Rp 10.250.000
Jurnal yang dicatat dalam rangka penerimaan Citra sebagai sekutu baru adalah :
13) Kas Rp 11.000.000
Modal , aldi 450.000
Modal , bayu 300.000
Modal ,Citra 10.250.000
Penerimaan Citra dengan Bonus kepada Aldi dan Bayu.
Citra mungkin tidak menyukai metode bonus, karena saldo modalnya lebih
rendah Rp750.000 daripada investasinya di persekutuan. Hal ini merupakan
kelemahan dari metode bonus.
Berikut adalah skedul yang menggambarkan konsep kunci untuk Kasus 2.
Kasus 3. Nilai Investasi Baru Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Ada kemungkinan bahwa seorang sekutu baru membayar lebih kecil dari
proporsi kepemilikannya atas nilai buku persekutuan. Misalnya, Citra melakukan
investasi Rp8.000.000 untuk seperempat kepemiikan modal di Persekutuan ABC.
Langkah pertama adalah membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai
buku sekutu baru, sebagai berikut.

Investasi pada persekutuan Rp8.000.000


Proposal nilai buku sejutu baru :
(Rp30.000.000+Rp8.000.000)x0,25 (9.500.000)

Selisih (Investasi<Nilai buku) Rp(1.500.000)

Fakta bahwa nilai investasi Citra lebih rendah dari nilai buku atas seperempat
kepemilikan pada persekutuan mengindikasikan persekutuan memiliki aset yang
nilainya terlalu tinggi atau sekutu lama mengakui bahwa Citra memiliki kontribusi
nilai dalam bentuk pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan persekutuan. Dalam
kasus ini, Citra telah menginvestasikan Rp8.000.000 dalam bentuk kas dan sejumlah
nilai tambah yang dianggap sebagai goodwill.
Seperti Kasus 2, dalam hal nilai investasi melebihi nilai buku yang diperoleh,
terdapat tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika investasi lebih
rendah dari nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendapat tersebut adalah :
1. Revaluasi nilai aset yang menurun. Pada alternatif ini adalah :
a. Nilai buku aset diturunkan untuk mencatat penurunan nilainya.
b. Modal sekutu lama diturunkan sebanding dengan kenaikan penurunan nilai buku
aset.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan lebih rendah dari saldo modal awal ditambah
nilai aset yang diturunkan ditambah inevestasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang dibawa sekutu baru. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill dan keunggulan lain yang dibawa sekutu baru dicatat dan dimasukkan
ke dalam saldo modal sekutu baru.
b. Modal sekutu lama dibiarkan tidak berubah.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
nilai goodwill yan dibawa sekutu baru ditambah investasi sekutu baru.
3. Menggunakan metode bonus. Dengan metodeini adalah:
a. Sekutu baru mendapatkan bonus dari modal sekutu lama, yang akan menurunkan
bagian bonus mereka yang nantinya akan dibayarkan pada sekutu baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan modal awal ditambah investasi
sekutu baru.
Ilustrasi Pendekatan Revaluasi Aset. Asumsikan Citra hanya membayar Rp8.000.000
untuk seperempat kepemilikan pada persekutuan. Persediaan yang saat ini dicatat pada
nilai buku sebesar Rp14.000.000 memiliki nilai wajar hanya Rp8.000.000 karena
beberapa mengalami kerusakan. Para sekutu setuju untuk menurunkan nilai persediaan
menjadi nilai wajar sebelum masuknya sekutu baru. Penurunan nilai dialokasiakan
kepada sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi pada saat terjadinya penurunan nilai
yaitu 60 persen kepada Aldi dan 40 persen kepada Bayu. Penurunan nilai dicatat
sebagai berikut.

16 Modal, Aldy 3.600.000


Modal, Bayu 2.400.000
Persediaan 6.000.000
Revaluasi persediaan menjadi nilai
wajar

Perhatikan bahwa jumlah nilai modal persekutuan sekarang telah diturunkan dari
Rp30.000.000 menjadi Rp24.000.000 sebagai hasil dari penurunan nilai Rp6.000.000.
bagian Citra atas modal yang dihasilkan dari persekutuan ABC, setelah penurunan
nilai, dapat dihitung sebagai berikut.

Bagian sekutu baru atas = (Rp24.000.000+Rp8.000.000)x0,25=Rp8.000.000


total
Modal yang dihasilkan
Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra sebagai sekutu baru dalam Persekutuan ABC
adalah:
17 Kas 8.000.000

Modal, Citra 8.000.000

Penerimaan Citra ke dalam


persekutuan

Nilai kredit modal terkait milik Citra sama dengan investasinya karena jumlah
nilai modal persekutuan adalah Rp32.000.000 (24.000.000+Rp8.000.000) yang
sekarang mencerminkan nilai wajar persekutuan.
Ilustrasi Pencatatan Goodwill untuk Sekutu Baru, Misalnya Aldi, Bayu, dan Citra
setuju bahwa kemampuan Citra akan menghasilkan laba. Mereka setuju bahwa Citra
layak mendapatkan Rp2.000.000 goodwill ketika bergabung sebagai antisipasi laba
yang dihasilkan Citra dikemudian hari. Goodwill hasil operasi diakui dan ditambahkan
ke dalam investasinya untuk menentukan jumlah modal yang akan dikredit.
Alternatif lain, nilai goodwill yang dibawa oleh sekutu baru bisa diperkirakan dari
jumlah modal yang ditahan oleh sekutu lama. Dalam kasus ini, sekutu lama menahan
75 persen kepemilikan pada persekutuan dan memberikan 5 persen kepada sekutu
baru. Nilai dari 75 persen kepemilikan sekutu lama adalah Rp30.000.000. investasi
Citra sebesar Rp8.000.000 ditambah goodwil setara 25 persen sisanya. Nilai goodwill
yang dibawa oleh Citra dapat dihitung sebagai berikut.

Perhatikan bahwa nilai goodwill yang diestimasikan untuk sekutu baru dihitung
menggunakan informasi dari kepemilikan sekutu lama. Dalam Kasus 2,
estimasi goodwill kepada sekutu lama dibuat menggunakan informasi dari investasi
sekutu baru. Alasan perbedaan ini karena untuk mengestimaasi nilai goodwill haruslah
menggunakan informasi terbaik yang tersedia. Jika akan mengestimasi goodwill sekutu
baru, tidaklah logis menggunakan investasi berwujud sekutu baru untuk
mengestimasikan total investasi sekutu baru, termasuk goodwill. Hal ini disebabkan
karena nilai goodwill terdapat dalam investasi itu sendiri. Demikian pula
ketika goodwill dialokasikan kepada sekutu lama, tidaklah logis menggunakan modal
sekutu sekutu lama untuk mengestimasikan nilai goodwill mereka. Kalimat yang
paling mudah untuk mengingat bagaimana mengestimasikan goodwill adalah
menggunakan informasi dari sekutu pihak lawan, yaitu :
Gunakan sekutu baru untuk mengestimasikan goodwill kepada sekutu lama; gunakan
sekutu lama untuk mengestimasikan goodwill sekutu baru.
Jurnal yang dicatat untuk perenimaan Citra sebagai sekutu baru di Persekutuan ABC
adalah :

18 Kas 8.000.000
Goodwill 2.000.000
Modal, Citra 10.000.000
Penerimaan Citra sebagai sekutu
baru

Jumlah modal yang dihasilkan dari peentukan Persekutuan ABC adalah Rp40.000,
dengan Aldi dan Bayu bersama-sama memiliki 75 persen dan Citra 25 persen.
Ilustrasi Metode Bonus, Penerimaan Citra sebagai sekutu baru dengan seperempat
kepemilikan pada Persekutuan ABC dengan investasi hanya Rp8.000.000 dapat juga
diperlakukan sebagai bonus kepada Citra dari sekutu lama. Bonus senilai Rp1.500.000
adalah selisih antara nilai buku sekutu baru senilai Rp9.500.000 dengan investasinya
senilai Rp8.000.000. Modal sekutu lama berkurang Rp1.500.000 secara
proposionalberdasarkan rasio laba atau rugi yaitu 60 persen dari Aldi dan 40 persen
dari Bayu, dan akun modal Citra akan dikredit senilai Rp9.500.000, sebagai berikut.

18 Kas 8.000.000
Modal, Aldi 900.000
Modal, Bayu 600.000
Modal, Citra 9.500.000
Penerimaan Citra dalam
persekutuan.

Jumlah yang dikredit kepada modal sekutu baru adalah bagian kepemilikannya
terhadap total modal yang dihasilkan, yaitu:
Bagian sekutu baru atas = (Rp30.000.000+Rp8.000.000)x0,25=Rp9.500.000
total
Modal yang dihasilkan

Berikut adalah skedul yang menggambarkan konsep kunci Kasus 3

Figur 15-2
Ikhtisar Akuntansi untuk Investasi Sekutu Baru : Jurnal dan Saldo Modal
setelah Penerimaan Sekutu Baru
Ikhtisar dan Perbandingan atas Akuntansi Investasi Sekutu Baru
Figur 15-2 menyajikan jurnal yang dicatat untuk ketiga kasus yang dibahas. Selain itu,
saldo modal dari ketiga sekutu masing-masing setelah penerimaan Citra disajikan di
sebelah kanan jurnal
Berikut ikhtisar ketiga alternatif metode akuntansi untuk investasi dari sekutu baru.
Kasus 1. Investasi sekutu baru sama dengan proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1. Modal sekutu baru yang dikredit sama dengan investasinya
2. Dalam kasus ini tidak ada goodwill atau bonus yang diakui
Kasus 2. investasi sekutu baru lebih besar dari proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1. Revaluasi aset atau pengakuan goodwill meningkatkan modal persekutuan yang
dihasilkan peningkatan tersebut dialokasikan kepada sekutu lama dengan rasio laba
atau rugi masing-masing.
2. Setelah pengakuan revaluasi aset atau goodwill tidak tercatat, modal sekutu baru
akan sama dengan nilai investasinya dan persentasenya pada total modal
persekutuan yang dihasilkan.
3. Dengan menggunakan metode bonus, modal persekutuan yang dihasilkan akan
sama dengan jumlah modal sekutu lama ditambah investasi dari sekutu baru. Modal
yang dikredit kepada sekutu baru lebih rendah dari investasinya tetapi sama dengn
persentasenya terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.
Kasus 3. Investasi sekutu lebih kecil dari proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1. Dengan menggunakan pendekatan revaluai aset, penurunan nilai aset akan
mengurangi modal sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Modal
sekutu baru dikredit sebesar nilai investasinya.
2. Dengan metode goodwill, goodwill dialokasikan kepada sekutu baru, dan modal
persekutuan yang dihasilkan meningkat. Modal sekutu baru akan dikredit sebesar
persentase kepemilikan terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.
3. Metode bonus menghasilkan transfer modal dari sekutu lama kepada sekutu baru.
Modal persekutuan yang dihasilkan akan sama dengan jumlah modal sekutu lama
ditambah investasi dari sekutu baru. Modal yang dikredit kepada sekutu baru lebih
besar investasinya tetapi sama dengan persentasenya terhadap modal persekutuan
yang dihasilkan.
Menentukan Biaya Investasi Sekutu Baru
Asumsikan bahwa sekutu lama, Aldi dan Bayu, menyetujui bahwa aset
persekutuan harus direvaluasi sehingga bertambah sebesar Rp3.000.000 untuk
mengakui peningkatan nilai tanah yang dimiliki persekutuan. Pertanyaannya adalah
berapah investasi yang harus dikontribusikan Citra sebagai sekutu baru untuk
seperempat hak kepemilikan.
Ketika menentukan biaya investasi sekutu baru, sangatlah penting untuk mencatat
total modal persekutuan yang dihasilkan dan persentse kepemilikan yang masih dalam
sekutu lama. Dalam contoh ini, sekutu lama mempertahankan ¾ kepemilikan pada
persekutuan yang dihasilkan, artinya 75 persen kepemilikan modal sebesar
Rp33.000.000, di mana Rp33.000.000 berasal dari modal lama ditambah Rp3.000.000
dari revaluasi tanah, sebagai berikut.

75% total modal yang dihasilkan Rp33.000.000


Total modal yang dihasilkan (100%) Rp44.000.000
Dikurangi modal sekutu lama (33.000.000)

Kontribusi kas yang dibutuhkan bagi Rp11.000.000


sekutu baru

Perhitungan diatas adalah cara mudah lainnya untuk mengevaluasi proses


penerimaan sekutu baru seperti yang telah didiskusikan pada ilustrasi revaluasi aset
pada kasus 2.
Dalam beberapa kasus, jumlah bonus bisa ditentukan sebelum penentuan
kontribusi kas yang dibutuhkan dari sekutu baru. Misalnya, asumsikan bahwa Aldi dan
Bayu setuju untuk memberikan Citra bonus senilai Rp1.500.000 untuk bergabung
dengan persekutuan. Skedul berikut menentukan jumlah investasi kas yang harus
dibayarkan Citra sebagai sekutu baru.
Berhentinya Seorang Sekutu dari Persekutuan
Ketika seorang sekutu berhenti atau mengundurkan diri dari persekutuan, maka
persekutuan secara tidak langsung dibubarkan, tetapi sekutu yang lainnya mungkin
masih berkeinginan melanjutkanoperasi usaha. Dalam sebagian besar kasus,
persekutuan membeli semua kepemilikan sekutu yang berhenti sebesar harga
pembelian (buyout price). Harga pembelian adalah jumlah estimasi jika, (1) aset
persekutuan dijual pada harga sama dengan atau lebih besar dari nilai likudasi atau
nilai yang yang menjadi dasar harga penjualan keseluruhan bisnis yang terus
berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan diakhiri pada saat itu, dan
seluruh kewajiban persekutuan diselesaikan. Perhatikan bahwa goodwill dapat
termasuk dalam penilaian. Persekutuan harus membayar bunga kepada sekutu yang
berhenti sejak tanggal berhenti sampai dengan tanggal pebayaran.
1. Harga Pembelian Sama Dengan Saldo Kredit Modal Sekutu
Misalnya, Aldi mengundurkan diri dari Persekutuan ABC pada saat saldo modalnya
Rp55.000.000 setelah mencatat peningkatan pada aset persekutuan termasuk
pangukuan laba sampai tanggal pengunduran diri. Jurnal yang dicatat oleh
persekutuan ABC adalah :

20 Kas 55.000.000
Modal, Citra 55.000.000
Mundurnya Aldi dari Persekutuan

2. Harga Pembelian Lebih Besar Dari Saldo Kredit Modal Sekutu


Misalnya, Aldi memiliki saldo modal Rp55.000.000 dan seluruh sekutu setuju
membayar Aldi sejumlah Rp65.000.000. Sebagian besar persekutuan akan mencatat
Rp10.000.000 kelebihan pembayaran diatas saldo modal Aldi (Rp65.000.000-
Rp55.000.000) sebagai bonus penyesuaian modal kepada Aldi dari sekutu yang
bertahan. Dalam kasus ini, Rp10.000.000 akan mengurangi modal Bayu dan Citra
sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Bayu memiliki 30 persen bagian dan
Citra memiliki 25 persen bagian pada laba persekutuan. Jumlah dari bagian
keduanya adalah 55 persen (30 persen+25 persen), dan persentase laba diantara
keduanya, setelah dibulatkan, adalah 55 persen untuk Bayu dan 45 persen untuk
Citra, dihitung sebagai berikut:
Persentase Laba Persentase Laba Sisa
Lama
Aldi 45 0
Bayu 30 55(35/55)
Citra 25 45(25/55
Total 100 100

Jurnal yang dicatat pada saat pengunduran diri Aldi adalah :


21 Modal, Aldi 55.000.000
Modal, Bayu 5.500.000
Modal, Citra 4.500.000
Kas 65.000.000
Mundurnya Aldi dari
persekutuan.

Adakalanya, persekutuan menggunakan pengunduran diri sekutu dan


dibubarkannya persekutuan untuk mencatat goodwill. Dalam kasus ini, persekutuan
dapat mencatat bagian sekutu lama saja, atau menghitung keseluruhan goodwill
berdasarkan persentase laba sekutu yang berhenti.
Misalnya, jika Rp65.000.000 dibayarkan kepada Aldi dan hanya goodwill
milik Aldi yang akan dicatat, maka persekutuan akan memuat jurnal pada saat
mundurnya Aldi sebagai berikut.

22 Goodwiil 10.000.000
Modal, Aldi 10.000.000
Mencatat goodwill untuk Aldi

23 Modal, Aldi 65.000.000


Kas 65.000.000
Mundurnya Aldi dari Persekutuan

3. Harga pembelian Lebih Besar Dari Saldo Kredit Modal Sekutu


Kadangkala, harga pembelian kurang dari saldo kredit modal sekutu. Hal ini dapat
terjadi jika nilai likuidasi aset bersih lebih kecil dari nilai bukunya atau karena
sekutu yang berhenti berniat meninggalkan perekutuan dengan cukup menerima
lebih kecil dari saldo modalnya. Misal, Aldi setuju menerima Rp50.000.000 sebagai
harga pembelian kepemlikannya di persekutuan. Persekutuan harus mengevaluasi
aset bersihnya untuk menentukan jika terjadi penurunan nilai yang diakui. Jika tidak
diperlukan revaluasi aset bersih, perbedaan Rp5.000.000 (Rp55.000.000-
Rp50.000.000) dialokasikan sebagai penyesuaian modal Bayu dan Citra
berdasarkan rasio laba rugi.

TUGEK CANTIK MINTA TOLONG YAWW

TAMBAHIN TUGAS YANG DIKASI BAPAKNYA

KE PPT, SEKALIAN JAWABANNYA YA GEK :*


L15-2. Pembagian Laba- Basis Berganda
Perjanjian persekutuan antara Anita dan Danu memiliki ketentuan sebagai berikut :
1. Masing-masing sekutu akan mendapatkan 10 persen dari modal rata-rata
2. Anita dan Danu akan mendapatkan gaji masing-masing Rp25.000.000 dan
Rp15.000.000
3. Sisa laba atau rugi akan dibagi antara Anita dan Danu adalah Rp30.000.000
Modal rata-rata Anita adalah Rp50.000.000 dan Danu Rp30.000.000

Diminta
Buatlah skedul pembagian laba dengan mengasumsikan laba persekutuan adalah (a)
Rp80.000.000 dan (b) Rp20.000.000. Jika tidak ada perjanjian persekutuan, apakah
KUHPer menetapkan persentase distribusi laba atau rugi ?

L15-3. Pembagian Laba- Bunga atas Saldo Modal


Lolita dan Rima adalah sekutu. Akun modal mereka selama tahun 20X1 adalah
sebagai berikut :

Modal Lolita Modal Rima


8/23 6.000.000 1/1
3/5 9.000.000 1/1 50.000.000
4/3
7/6 7.000.000
10/31
10/7 5.000.000

Laba neto persekutuan selama tahun ini adalah Rp50.000.000. Perjanjian persekutuan
menetapkan pembagian laba sebagai berikut :
1. Masing-masing sekutu akan mendapatkan 8 persen bunga atas modal rata-rata
mereka
2. Sisal aba atau rugi akan dibagi sama rata.
Diminta :
Buatlah skedul distribusi laba untuk keduanya!

L15-7. Penerimaan Sekutu Baru


Jefri dan Krista adalah sekutu pada Persekutuan J & K yang memiliki saldo modal
masing-masing sebesar Rp100.000.000 dan Rp40.000.000 dengan rasio pembagian
laba 4:1. Bani akan diterima ke dalam persekutuan dengan 20 persen kepentingan
dalam bisnis tersebut.
Diminta :
Catatlah jurnal penerimaan Bani sebagai sekutu baru dalam berbagai kondisi di bawah
ini !
1. Bani menginvstasikan Rp60.000.000, dan goodwill akan dicatat.
2. Bani menginvestasikan Rp60.000.000 dan total modal akan menjadi Rp200.000.000
3. Bani membeli 20 persen kepentingan dengan membayar kepada Jefri sebesar
Rp22.000.000 dan Krista sebesar Rp11.000.000, Bani mendapatkan 20 persen dari
setiap akun modal sekutu lainnya.
4. Bani menginvestasikan Rp32.000.000 dan total modal menjadi Rp172.000.000
5. Bani menginvestasikan Rp 32.000.000 dan goodwill dicatat.

DAFTAR PUSTAKA
http://matirah.blogspot.com/2016/09/persekutuan-pendirian-pengoperasian-dan.html

Anda mungkin juga menyukai