Perubahan Keanggotaan
Akuntan sering kali diminta bantuannya dalam hal pendirian dan operasi dari
persekutuan untuk memastikan pengukuran dan penilaian yang benar atas transaksi dalam
persekutuan. Persekutuan (Partnerships) merupakan bentuk usaha yang populer karena
mudah dalam pendiriannya dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan
bakat dan kemampuan mereka dalam satu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan
menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan
dengan perusahaan perorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan
usaha yang cepat. Akuntansi untuk persekutuan mensyaratkan pengakuan atas beberapa
faktor penting.
Pertama, dari sudut pandang akuntansi, persekutuan adalah entitas usaha yang
terpisah. Dari sudut pandang hukum, sebuah persekutuan seperti halnya perusahaan
perorangan, tidaklah terpisah dari pemiliknya.
Pembentukan Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam
pendirian. Akta pendirian persekutuan harus mencakup hal-hal berikut:
1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan.
3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dengan metode di mana
kontribusi modal di masa depan diterapkan.
4. Penjelasan lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk gaji,
bunga, atas saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi laba, dan
persentase yang digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian .
5. Prosedur yang digunakan dalam perusahaan persekutuan, seperti penambahan sekutu
baru dan berhentinya sebuah sekutu.
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh sekutu, seperti hak manjemen dari
masing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara dan metode akuntansi.
C. Karakteristik Utama Lain Persekutuan
Berikut ini bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan pembentukan dan
operasi persekutuan, yang terkait dengan penghentian dan likuidasi persekutuan:
1. Perjanjian persekutuan.
2. Persekutuan sebagai entitas terpisah.
3. Sekutu adalah wakil (agen) persekutuan.
4. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama.
5. Hak dan kewajiban sekutu.
6. Kepemilikan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan.
7. Berhentinya sekutu.
Jenis-jenis Persekutuan Terbatas
Banyak orang menilai kemungkinan terjadinya kewajiban personal atas kewajiban
persekutuan sebagai kerugian utama bisnis persekutuan. Karena alasan ini, kadang
orang menjadi sekutu terbatas pada satu dari beberapa bentuk persekutuan terbatas.
Persekutuan Terbatas (Limited Partnership –LP)
Dalam Persekutuan Terbatas (LP), terdapat paling sedikit satu sekutu namun satu
atau lebih sekutu terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara pesonal dan atas
kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung jawab hanya sampai dengan kontribusi
modal tapi tidak memiliki wewenang manajemen.
Persekutuan Dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Partnership-LLP)
Persekutuan dengan kewajiban terbatas adalah dimana tiap sekutu memiliki
tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu umum atau sekutu
terbatas di LLP; sehingga tiap sekutu memiliki hak dan kewajiban sebagai sekutu
umum, tapi dengan kewajiban hukum terbatas. Sekutu dalam LLP tidak
bertanggungjawab secara personal atas kewajiban persekutuan. Namun, beberapa
negara bagian telah mendefinisikan bahwa tiap sekutu dalam LLP bertanggungjawab
penuh atas kewajiban persekutuan, tapi tidak akibat tindakan kelalaian profesional
atau malpraktik yang dilakukan sekutu lain.
Persekutuan Terbatas dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Limited
Partnership-LLLP)
Di sebagian besar negara bagian, persekutuan terbatas dapat memilih persekutuan
terbatas dengan kewajiban terbatas. Di LLLP setiap sekutu bertanggungjawab hanya
atas kewajiban bisnis persekutuan, dan tidak atas terjadinya malpraktik atau kesalahan
yang dilakukan sekutu lain dalam berbisnis normal perusahaan. Keuntungan LLLP
adalah tiap sekutu umum, walau bertanggungjawab atas manajemen persekutuan,
tidak memiliki kewajiban personal atas kewajiban persekutuan. Sama dengan
perlindungan kewajiban yang diberikan di sekutu terbatas. Identifikasi sebagai
“LLLP” atau “Persekutuan terbatas dengan Kewajiban Terbatas” harus tercantum
dalam nama atau identitas entitas.
Akun Pinjaman
Jurnal berikut adalah untuk mencatat pinjaman dari Aldi kepada persekutuan senilai
Rp4.000.000 dengan bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20X1.
1 Juli 20X1
3) Kas 4.000.000
Pinjaman dari Adit 4.000.000
(Mencatat pinjaman dari Adit)
Nilai debit sebesar Rp3.000.000 dan Rp1.000.000 dicatat dalam akun penarikan Bayu,
sedangkan tambahan investasi dikredit kea kun modalnya.
Rasio Pembagian Laba Secara Arbitrer.
Aldi dan Bayu dapat saja menyetujui pembagian laba denga rasio yang tidak ada
hubungannya dengan saldo modal atau kondisi operasional persekutuan.Misalnya para
sekutu setuju untuk membagi laba atau rugi dengan rasio 60 persen untuk Aldi dan 40
persen untuk Bayu.Beberapa perjanjian pada persekutuan menyatakan perbandingan
ini sebagai rasio 3:2.Table berikut menggambarkan bagaimana laba bersih
didistribusikan dengan rasio 3:2.
Aldi Bayu Total
Persentasepembagianlaba 60% 40% 100%
Lababersih Rp10.000.000
Alokasi 60:40 Rp6.000.000 Rp4.000.000 (Rp10.000.000)
Total Rp6.000.000 Rp4.000.000 Rp0
Jika Aldi dan Bayu setuju mengenakan bunga 15 % atas rata-rata tertimbang saldo
modal dengan sisa laba yang akan didistribusikan pada rasio 60:40, maka distribusi
laba Rp10.000.000 akan dihitung sebagai berikut :
Aldi Bayu Total
Persentaselaba 60% 40% 100%
Rata-rata modal Rp20.000.000 Rp8.000.000
Lababersih Rp10.000.000
Bungaatas modal 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)
Sisalaba Rp5.800.000
Alokasi 60:40 3.480.000 2.320.000 (5.800.000)
Total Rp 0
Dalam contoh ini, 25 persen bagian Citra dalam laba atau rugi persekutuan adalah
sama dengan seperempat nilai modalnya. Kedua nilai persentase tersebut tidak harus
selalu sama seperti yang telah dijelaskan di awal bab ini.
Transaksi antara Citra dan sekutu lain secara individu tidak tercermin dalam pembukuan
persekutuan . satu- satunyapencatatan adalah reklasifikasi modal persekutuan. Aldi dan
Bayu memberikan seperempat dari modal kepada Citra , sebagai berikut.
1 januari 20X3
7) Modal, Aldi 5.000.000
Modal, Bayu 2.500.000
Modal Citra 7.500.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru.
Dari Aldi : Rp 5.000.000 = Rp 20.000.000 x 0,25
Dari Bayu : Rp 2.500.000 = Rp 10.000.000 x 0,25
Dalam kasus ini modal yang dikredit kepada citra hanya Rp 7.500.000, sekalipun
Rp 9.000.000 yang dibayarkan untuk seperempat kepemilikan . pembayaaran Rp
9.000.000 mencerminkan bahwa nilai wajar persekutuan adalahh Rp 36.000.000, dihitung
sebagai berikut :
Rp 9.000.000 = nilai wajar x 0,25
Rp 36.000.000 = nilai wajar
Nilai buku persekutuan adalah Rp 30.000.000 sebelum investasi dari Citra.
Pembayaran Rp 9.000.000 dilakukan secara langsung kepada individu sekutu , dan tidak
akan menjadi bagian dari asset ppersekutuan . Selisih Rp 6.000.000 antara nilai wajar
dengan nilai buku yang baru bisa berupa asset yang dinilai terlalu rendah atau adanya
goodwill yang belum dicatat.
Aldi dan Bayu bisa menggunakan akuisisi yang dilakukan Citra untuk merevaluasi
asset persekutuan dan mencerminkan sepenuhnya perubahan nilai yang terjadi sebelum
masuknya Citra. Jika tidak, maka dapat menyebabkan bagian citra akan meningkat secara
tanah yang nilainya kurang sebesar Rp 6.000.000 yang dijual setelah Citra masuk dalam
melakukan revaluasi atas asset pada saat masuknya sekutu baru walaupun sekutu baru
tersebut membeli kepemilikan secara langsung dari salah ssatu sekutu lama. Dalam kasus
ini Aldi dan Bayu dapat mengakui peningkatan nilai tanah secepatnya sebelum masuknya
Citra dan mengalokasikan kenaikan tersebut secara proporsional terhadap saldo modal
8) Tanah Rp 6.000.000
Modal, Aldi Rp 3.600.000
Modal, Bayu Rp 2.400.000
Revaluasi nilai tanah sebelum masuknya sekutu baru :
Untuk Aldi : Rp 3.600.000 = Rp 6.000.000 x 0,60
Untuk Bayu : Rp 2.400.000 = Rp 6.000.000 x 0,40
Perlu dicatat bahwa nilai modal persekutuan keseluruhan adalah Rp 36.000.000 (Rp
30.000.000 ditambah revaluasi Rp 6.000.000 ) pemindahan seperempat modal kepada
cittra dicatat sebagai berikut .
9) Modal, Aldi 5.900.000
Modal, Bayu 3.100.000
Modal Citra 9.000.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru:
Rp 5.900.000 = Rp 23.600.000 x 0,25
Rp 3.100.000 = Rp 12.400.000 x 0,25
Rp 9.000.000 = Rp 36.000.000 x 0,25
Sekutu Baru Melakukan Investasi di Persekutuan
Seorang sekutu , baru dapat mengakuisisi kepemilikan dengan caraa melakukan investasi
ke dalam persekutuan. Dalam kasus ini , persekutuan menerima kas atau asset lain. Tiga
kondisi dapat terjadi jika sekutu baru melakukan investasi di persutuan,yaitu :
Kasus 1: investasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan
Kasus 2: Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekut baru terhadap nilai buku
persekutuan.
Kasus 3 : Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan. Hal ini mengindikasi bahwa nilai asset bersih persekutuan sebelumnya
terlalu tinggi di pembukuan atas sekutubaru memberikan kontribusi goodwill sebagai
tambahan asset lain.
Langkah pertama untuk menentukan bagaimana menghitung masuknya sekutu baru
adalah dengan menghitung proporsi sekutu baru terhadap nilai buku persekutuan ( new
partner’s proportion of the partneship’s book velue ) sebagai berikut .
Proporsi sekutu baru atas nilai nuku persekutuan =
(Modal Sekutu yang ada sebelumnya +Investasi sekutu baru) x Persentase modal atas
sekutu baru
Persekutuan AB yang digambarkan sebelumnya masih digunakan dalam tiga kasus
berikut. Informasi yang terkait dalam ketiga kasus adalah sebagai berikut :
1. Tanggal 1 januari 20X3 , modal dari persekutuan AB adalah Rp 30.000.000 . Modal
Aldi senilai senilai Rp 20.000.000 dan bayu sebesar Rp 10.000.000 . rasio pembagian
laba antara Aldi dan Bayu adalah 60 : 40
2. Citra di minta menjadi sekutu baru . Citra akan mendapatkan seperempat kepemilikan
modal dan 25 persen pembagian laba. Aldi dan Bayu akan membagi 75 persen sisa
laba dengan rasio 60 : 40 , menghasilkan pembagian laba 45 persen untuk Aldi dan 30
persen untu Bayu.
Kasus 1 . Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Total nilai buku sebelum penerimaan sekutu baru adalah Rp 30.000.000 dan
sekutu baru , Citra membeli seperempat kepemilikan modal senilai Rp 10.000.000
.Besarnya investasi sekutu baru sering kali merupakan hasil negoisasi antara sekutu
lama dengan calon sekutu baru . seperti halnya akuisisi atau investasi , investor harus
menentukan nilai pasarnya. Dalam kasus ini , calon sekutu berusaha untuk memastikan
nilai pasar dan kemampuan menghasilkan laba atas asset bersih persekutuan . dalam
kasus ini , Citra harus percaya bahwa investasi senilai Rp 10.000.000 adalah harga
yang wajar untuk seperempat kepemilikan di persekutuan , atau dia tidak melakukan
investasi sama sekali.
Setelah nilai investasi disetujui , barulah ungkin untuk menghitung proporsi nilai
buku sekutu baru,. Untuk investasi Rp 10.000.000, citra akan mendapatkan seperempat
kepemilikan pada persekutuan , sebagai berikut .
Investasi pada persekutuan Rp 10.000.000
Proporsi nilai buku sekutu baru
(Rp 30.000.000 + Rp 10.000.000 ) x 0.25 (10.000.000)
Selisih ( Investasi = nilai buku ) Rp -0-
Karena nilai investasi Rp 10.000.000) sama dengan 25 persen proporsi nilai buku
sekutu baru( Rp10.000.000= Rp 40.000.000x 0,25),mengimplikasikan bahwa asset
bersih telah dinilai secara wajar. Modal yang dihasilkan sama dengan modal awal (Rp
30.000.000) ditambah investasi sekutu baru (Rp10.000.000). perlu dicatat bahwa
modal yang dialokasikan kepada sekutu baru adalah bagiannya atas modal persekutuan
setelah diterimanya ia sebagai sekutu baru . Jurnal yang dicatat alam pembukuan
persekutuan aadalah :
1 januari 20X3
10) Kas 10.000.000
Modal Citra 10.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan atas
Investasinya sebesar Rp 10.000.000
Berikut Skedul yang menyajikan konsep kunci dalam kasus 1.
Kasus 2. Nilai Investasi Sekutu Baru Lebbih Besa dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Dalam beberapa kasus seorang sekutu dapat melakukan investasi lebih besar dari
porsi kepemilikannya atas nilai buku persekutuan . Hal ini bearti , sekutu tersebut
menghargai nilai lebih pada persekutuan yang tidak tercermin dalam pembukuan.
Misalnya , diasumsikan Citra menginvestasikan RPp11.000.000 untuk seperempat
kepemilikan modal dalam persekutuan. Langkah pertama adalah membandingkan
investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya , sebagai berikut .
Investasi pada persekutuan Rp 11.000.000
Proporsi nilai buku sekutu baru
(Rp 30.000.000 + RP 11.000.000 )x0,25 Rp 10.250.000
Selisih (investasi = nilai buku Rp 750.000
Ilustrasi Pengakuan Goodwill. Sebuah sekutu yang masik mungkin membayar lebih
karena adanya goodwill yang tidak tercatat, diindikasikan dengan tingginya
profitabilitas persekutuan . Beberapa persekutuan menggunakan perubahan
keanggotaan sebagai peluang untuk mengakui goodwill yang dihasilkan sekutu lama.
Pada umumnya, jumlah goodwill ditentukan berdasarkan negosiasi antara sekutu lama
dan baru, dan berdasarkan estimasi laba di masa datang . misalnya , sekutu lama dan
baru setuju bahwa disebabkan karena upaya sekutu lama, persekutuan memiliki
potensi menghasilkan laba, dan goodwill seniali 3.000.000 harus diakui berdasarkan
akta tersebut. Nilai biaya perolehan investasi yang dinegosiasikan oleh sekutu bau
akan didasarkan sebagian kepada potensi menghasilkan laba tersebut . Alternatifnya ,
goodwill bisa di estimasikan berdasarkan jumlah investasi sekutu baru . Misalnya
dalam kasus ini , Citra melakukan investasi Rp 11.000.000 untuk seperempat hak
kepemilikan , maka dia harus percaya bahwa jumlah modal persekutuan yang
dihasilkan bernilai Rp 44.000.000 (Rp 11.000.000 x 4). Perkiraan goodwill adalah Rp
3.000.000 , yaitu :
Langkah 1
25 % dari estimasi odal yang dihasilkan Rp 11.000.000
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp 11.000.000 : 0,25 ) Rp 44.000.000
Langkah 2
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp 44.000.000
Jumlah asset bersih tidak termasuk goodwill
(Rp 30.000.000 ditambah Rp 11.000.000 investasi dari Citra ) (41.000.000)
Estimasi Goodwill Rp 3.000.000
Fakta bahwa nilai investasi Citra lebih rendah dari nilai buku atas seperempat
kepemilikan pada persekutuan mengindikasikan persekutuan memiliki aset yang
nilainya terlalu tinggi atau sekutu lama mengakui bahwa Citra memiliki kontribusi
nilai dalam bentuk pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan persekutuan. Dalam
kasus ini, Citra telah menginvestasikan Rp8.000.000 dalam bentuk kas dan sejumlah
nilai tambah yang dianggap sebagai goodwill.
Seperti Kasus 2, dalam hal nilai investasi melebihi nilai buku yang diperoleh,
terdapat tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika investasi lebih
rendah dari nilai buku yang diakuisisi. Ketiga pendapat tersebut adalah :
1. Revaluasi nilai aset yang menurun. Pada alternatif ini adalah :
a. Nilai buku aset diturunkan untuk mencatat penurunan nilainya.
b. Modal sekutu lama diturunkan sebanding dengan kenaikan penurunan nilai buku
aset.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan lebih rendah dari saldo modal awal ditambah
nilai aset yang diturunkan ditambah inevestasi sekutu baru.
2. Mengakui goodwill yang dibawa sekutu baru. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill dan keunggulan lain yang dibawa sekutu baru dicatat dan dimasukkan
ke dalam saldo modal sekutu baru.
b. Modal sekutu lama dibiarkan tidak berubah.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
nilai goodwill yan dibawa sekutu baru ditambah investasi sekutu baru.
3. Menggunakan metode bonus. Dengan metodeini adalah:
a. Sekutu baru mendapatkan bonus dari modal sekutu lama, yang akan menurunkan
bagian bonus mereka yang nantinya akan dibayarkan pada sekutu baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan modal awal ditambah investasi
sekutu baru.
Ilustrasi Pendekatan Revaluasi Aset. Asumsikan Citra hanya membayar Rp8.000.000
untuk seperempat kepemilikan pada persekutuan. Persediaan yang saat ini dicatat pada
nilai buku sebesar Rp14.000.000 memiliki nilai wajar hanya Rp8.000.000 karena
beberapa mengalami kerusakan. Para sekutu setuju untuk menurunkan nilai persediaan
menjadi nilai wajar sebelum masuknya sekutu baru. Penurunan nilai dialokasiakan
kepada sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi pada saat terjadinya penurunan nilai
yaitu 60 persen kepada Aldi dan 40 persen kepada Bayu. Penurunan nilai dicatat
sebagai berikut.
Perhatikan bahwa jumlah nilai modal persekutuan sekarang telah diturunkan dari
Rp30.000.000 menjadi Rp24.000.000 sebagai hasil dari penurunan nilai Rp6.000.000.
bagian Citra atas modal yang dihasilkan dari persekutuan ABC, setelah penurunan
nilai, dapat dihitung sebagai berikut.
Nilai kredit modal terkait milik Citra sama dengan investasinya karena jumlah
nilai modal persekutuan adalah Rp32.000.000 (24.000.000+Rp8.000.000) yang
sekarang mencerminkan nilai wajar persekutuan.
Ilustrasi Pencatatan Goodwill untuk Sekutu Baru, Misalnya Aldi, Bayu, dan Citra
setuju bahwa kemampuan Citra akan menghasilkan laba. Mereka setuju bahwa Citra
layak mendapatkan Rp2.000.000 goodwill ketika bergabung sebagai antisipasi laba
yang dihasilkan Citra dikemudian hari. Goodwill hasil operasi diakui dan ditambahkan
ke dalam investasinya untuk menentukan jumlah modal yang akan dikredit.
Alternatif lain, nilai goodwill yang dibawa oleh sekutu baru bisa diperkirakan dari
jumlah modal yang ditahan oleh sekutu lama. Dalam kasus ini, sekutu lama menahan
75 persen kepemilikan pada persekutuan dan memberikan 5 persen kepada sekutu
baru. Nilai dari 75 persen kepemilikan sekutu lama adalah Rp30.000.000. investasi
Citra sebesar Rp8.000.000 ditambah goodwil setara 25 persen sisanya. Nilai goodwill
yang dibawa oleh Citra dapat dihitung sebagai berikut.
Perhatikan bahwa nilai goodwill yang diestimasikan untuk sekutu baru dihitung
menggunakan informasi dari kepemilikan sekutu lama. Dalam Kasus 2,
estimasi goodwill kepada sekutu lama dibuat menggunakan informasi dari investasi
sekutu baru. Alasan perbedaan ini karena untuk mengestimaasi nilai goodwill haruslah
menggunakan informasi terbaik yang tersedia. Jika akan mengestimasi goodwill sekutu
baru, tidaklah logis menggunakan investasi berwujud sekutu baru untuk
mengestimasikan total investasi sekutu baru, termasuk goodwill. Hal ini disebabkan
karena nilai goodwill terdapat dalam investasi itu sendiri. Demikian pula
ketika goodwill dialokasikan kepada sekutu lama, tidaklah logis menggunakan modal
sekutu sekutu lama untuk mengestimasikan nilai goodwill mereka. Kalimat yang
paling mudah untuk mengingat bagaimana mengestimasikan goodwill adalah
menggunakan informasi dari sekutu pihak lawan, yaitu :
Gunakan sekutu baru untuk mengestimasikan goodwill kepada sekutu lama; gunakan
sekutu lama untuk mengestimasikan goodwill sekutu baru.
Jurnal yang dicatat untuk perenimaan Citra sebagai sekutu baru di Persekutuan ABC
adalah :
18 Kas 8.000.000
Goodwill 2.000.000
Modal, Citra 10.000.000
Penerimaan Citra sebagai sekutu
baru
Jumlah modal yang dihasilkan dari peentukan Persekutuan ABC adalah Rp40.000,
dengan Aldi dan Bayu bersama-sama memiliki 75 persen dan Citra 25 persen.
Ilustrasi Metode Bonus, Penerimaan Citra sebagai sekutu baru dengan seperempat
kepemilikan pada Persekutuan ABC dengan investasi hanya Rp8.000.000 dapat juga
diperlakukan sebagai bonus kepada Citra dari sekutu lama. Bonus senilai Rp1.500.000
adalah selisih antara nilai buku sekutu baru senilai Rp9.500.000 dengan investasinya
senilai Rp8.000.000. Modal sekutu lama berkurang Rp1.500.000 secara
proposionalberdasarkan rasio laba atau rugi yaitu 60 persen dari Aldi dan 40 persen
dari Bayu, dan akun modal Citra akan dikredit senilai Rp9.500.000, sebagai berikut.
18 Kas 8.000.000
Modal, Aldi 900.000
Modal, Bayu 600.000
Modal, Citra 9.500.000
Penerimaan Citra dalam
persekutuan.
Jumlah yang dikredit kepada modal sekutu baru adalah bagian kepemilikannya
terhadap total modal yang dihasilkan, yaitu:
Bagian sekutu baru atas = (Rp30.000.000+Rp8.000.000)x0,25=Rp9.500.000
total
Modal yang dihasilkan
Figur 15-2
Ikhtisar Akuntansi untuk Investasi Sekutu Baru : Jurnal dan Saldo Modal
setelah Penerimaan Sekutu Baru
Ikhtisar dan Perbandingan atas Akuntansi Investasi Sekutu Baru
Figur 15-2 menyajikan jurnal yang dicatat untuk ketiga kasus yang dibahas. Selain itu,
saldo modal dari ketiga sekutu masing-masing setelah penerimaan Citra disajikan di
sebelah kanan jurnal
Berikut ikhtisar ketiga alternatif metode akuntansi untuk investasi dari sekutu baru.
Kasus 1. Investasi sekutu baru sama dengan proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1. Modal sekutu baru yang dikredit sama dengan investasinya
2. Dalam kasus ini tidak ada goodwill atau bonus yang diakui
Kasus 2. investasi sekutu baru lebih besar dari proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1. Revaluasi aset atau pengakuan goodwill meningkatkan modal persekutuan yang
dihasilkan peningkatan tersebut dialokasikan kepada sekutu lama dengan rasio laba
atau rugi masing-masing.
2. Setelah pengakuan revaluasi aset atau goodwill tidak tercatat, modal sekutu baru
akan sama dengan nilai investasinya dan persentasenya pada total modal
persekutuan yang dihasilkan.
3. Dengan menggunakan metode bonus, modal persekutuan yang dihasilkan akan
sama dengan jumlah modal sekutu lama ditambah investasi dari sekutu baru. Modal
yang dikredit kepada sekutu baru lebih rendah dari investasinya tetapi sama dengn
persentasenya terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.
Kasus 3. Investasi sekutu lebih kecil dari proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
1. Dengan menggunakan pendekatan revaluai aset, penurunan nilai aset akan
mengurangi modal sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Modal
sekutu baru dikredit sebesar nilai investasinya.
2. Dengan metode goodwill, goodwill dialokasikan kepada sekutu baru, dan modal
persekutuan yang dihasilkan meningkat. Modal sekutu baru akan dikredit sebesar
persentase kepemilikan terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.
3. Metode bonus menghasilkan transfer modal dari sekutu lama kepada sekutu baru.
Modal persekutuan yang dihasilkan akan sama dengan jumlah modal sekutu lama
ditambah investasi dari sekutu baru. Modal yang dikredit kepada sekutu baru lebih
besar investasinya tetapi sama dengan persentasenya terhadap modal persekutuan
yang dihasilkan.
Menentukan Biaya Investasi Sekutu Baru
Asumsikan bahwa sekutu lama, Aldi dan Bayu, menyetujui bahwa aset
persekutuan harus direvaluasi sehingga bertambah sebesar Rp3.000.000 untuk
mengakui peningkatan nilai tanah yang dimiliki persekutuan. Pertanyaannya adalah
berapah investasi yang harus dikontribusikan Citra sebagai sekutu baru untuk
seperempat hak kepemilikan.
Ketika menentukan biaya investasi sekutu baru, sangatlah penting untuk mencatat
total modal persekutuan yang dihasilkan dan persentse kepemilikan yang masih dalam
sekutu lama. Dalam contoh ini, sekutu lama mempertahankan ¾ kepemilikan pada
persekutuan yang dihasilkan, artinya 75 persen kepemilikan modal sebesar
Rp33.000.000, di mana Rp33.000.000 berasal dari modal lama ditambah Rp3.000.000
dari revaluasi tanah, sebagai berikut.
20 Kas 55.000.000
Modal, Citra 55.000.000
Mundurnya Aldi dari Persekutuan
22 Goodwiil 10.000.000
Modal, Aldi 10.000.000
Mencatat goodwill untuk Aldi
Diminta
Buatlah skedul pembagian laba dengan mengasumsikan laba persekutuan adalah (a)
Rp80.000.000 dan (b) Rp20.000.000. Jika tidak ada perjanjian persekutuan, apakah
KUHPer menetapkan persentase distribusi laba atau rugi ?
Laba neto persekutuan selama tahun ini adalah Rp50.000.000. Perjanjian persekutuan
menetapkan pembagian laba sebagai berikut :
1. Masing-masing sekutu akan mendapatkan 8 persen bunga atas modal rata-rata
mereka
2. Sisal aba atau rugi akan dibagi sama rata.
Diminta :
Buatlah skedul distribusi laba untuk keduanya!
DAFTAR PUSTAKA
http://matirah.blogspot.com/2016/09/persekutuan-pendirian-pengoperasian-dan.html