Anda di halaman 1dari 85

Bab 15

Persekutuan:
Pendirian,
Pengoperasian,
dan Perubahan
Keanggotaan

McGraw-Hill/Irwin Copyright © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Persekutuan

• Bab ini membahas pendirian dan pengoperasian


persekutuan, termasuk akuntansi untuk
penambahan sekutu (partner baru) dan
berhentinya sekutu yang ada

• Bab 16 akan membahas akuntansi untuk


penghentian dan likuidasi atas persekutuan.

15-2
Partnerships
• Persekutuan (Partnerships) merupakan bentuk
usaha yang populer karena mudah dalam
pendiriannya dan memungkinkan beberapa
individu untuk menggabungkan bakat dan
kemampuan mereka dalam satu usaha tertentu

• Selain itu, persekutuan menyediakan sarana


yang lebih fleksibel untuk memperoleh
tambahan modal dibandingkan dengan
perusahaan perorangan dan memungkinkan
pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha
yang cepat.
15-3
Partnerships

• Akuntansi untuk persekutuan mensyaratkan


pengakuan atas beberapa faktor penting.

• Pertama, dari sudut pandang akuntansi,


persekutuan adalah entitas usaha yang terpisah.

• Dari sudut pandang hukum, sebuah


persekutuan seperti halnya perusahaan
perorangan, tidaklah terpisah dari pemiliknya.

15-4
Partnerships

• Kedua, walaupun banyak persekutuan mencatat


operasi mereka menggunakan basis kas atau
basis kas yang dimodifikasi.

• Pilihan tersebut diperkenankan karena


pencatatan dalam persekutuan dilakukan untuk
para sekutu dan harus mencerminkan informasi
yang mereka butuhkan.

15-5
Partnerships

• Laporan keuangan persekutuan biasanya


disusun hanya bagi para sekutu dan terkadang
bagi kreditor.

• Tidak seperti perusahaan publik, kebanyakan


persekutuan tidak disyaratkan untuk diaudit atas
laporan keuangan tahunannya.

15-6
Partnerships

• Walaupun banyak persekutuan mengikuti prinsip


akuntansi yang berlaku umum, penyimpangan
dari prinsip tersebut masih ditemukan dalam
praktik.

• Kebutuhan khusus bagi persekutuan adalah


kriteria umum untuk menentukan kebijakan
akuntansi yang digunakan untuk persekutuan
tertentu

15-7
Definition of a Partnership
• Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPer) dan Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) Indonesia tertera definisi hak
dan kewajiban setiap sekutu ke sekutu lain dan
kreditor dalam persekutuan.

• KUHPer Bab VIII, Bagian 1, Pasal 1618


menyatakan bahwa “persekutuan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
setuju untuk menginvestasikan sesuatu kedalam
usaha dan laba yang diperolehnya dibagi
diantara mereka”
15-8
Formation of a Partnership

• Kesepakatan untuk mendirikan sebuah


persekutuan bisa bersifat informal atau bisa
bersifat formal

• Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian


pendirian, dan para sekutu sangat disarankan
untuk memiliki perjanjian tertulis secara formal
utnuk menghindari potensi konflik yang mungkin
timbul selama pengoperasian usaha.

15-9
KARATERISTIK PERSEKUTUAN

• Perjanjian persekutuan, KUHPer dan KUHD


mengatur hubungan dalam persekutuan yang
tidak disajikan secara spesifik dalam perjanjian
persekutuan

• Persekutuan sebagai entitas terpisah  sebuah


persekutuan merupakan entitas bisnis terpisah
dari para sekutu

• Sekutu adalah wakil  tiap sekutu adalah wakil


atas transaksi yang biasa terjadi dalam bisnis.
15-10
• Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama 
seluruh sekutu dapat dikenakan tanggung jawab
untuk seluruh kewajiban persekutuan kecuali
dinyatakan dalam hukum.
• Hak dan kewajiban sekutu  tiap sekutu
memiliki akun modal yang menunjukkan jumlah
kontribusi sekutu tersebut dalam persekutuan,
bersih dari kewajiban dan bagian sekutu atas
laba atau rugi persekutuan dikurangi berbagai
pembagian
• Kepemilikan sekutu yang dapat dialihkan dalam
persekutuan
• Berhentinya sekutu
15-11
Persekutuan Terbatas (Limited Partnership)

• Banyak orang menilai kemungkinan terjadinya


kewajiban personal atas kewajiban persekutuan
sebagai kerugian utama bentuk bisnis
persekutuan.

• Karena alasan ini, kadang orang menjadi sekutu


terbatas pada satu dari beberapa bentuk
persekutuan terbatas

• Sekutu terbatas bertanggungjawab hanya


sampai dengan kontribusi modal tapi tidak
memiliki wewenang manajemen.
15-12
Limited Liability Partnership (Persekutuan
dengan kewajiban terbatas)

• Beberapa negara mendifinisikan bahwa tiap


sekutu dalam LLP bertanggungjawab penuh
atas kewajiban persekutuan

• Tiap sekutu memiliki tingkat perlindungan


kewajiban yang sama

• Bentuk ini tidak mengubah sifat dasar jasa


akuntan yang diberikan kepada pelanggan dan
telah secara umum di lingkungan bisnis.

15-13
Limited Liability Limited Partnership

• Setiap sekutu bertanggungjawab hanya atas


kewajiban bisnis persekutuan.

• Tiap sekutu adalah sekutu umum, walau


bertanggungjawab atas manjemen persekutuan
namun tidak memiliki kewajiban personal atas
kewajiban persekutuan, sama dengan
perlindungan kewajiban yang diberikan di sekutu
terbatas.

15-14
Partnership Formation

• Pada saat pendirian persekutuan, sangatlah


penting untuk melakukan penilaian yang tepat
terhadap aset selain kas dan kewajiban yang
disetorkan oleh masing-masing sekutu.

• Setiap kontribusi dari sekutu akan menjadi


kekayaan persekutuan dan dimiliki secara
bersama.

15-15
Partnership Formation

• Persekutuan harus dapat memisahkan secara


jelas antara kontribusi modal dan pinjaman yang
diberikan oleh sekutu kepada persekutuan.

• Perjanjinan pinjaman haruslah memiliki bukti


tertulis atau dokumen lain yang secara legal
dapat membuktikan bahwa terdapat perjanjian
dari salah satu sekutu kepada persekutuan.

15-16
Partnership Formation

• Aset yang disetorkan harus dinilai sebesar nilai


wajarnya, yang mungkin membutuhkan jasa
penilai atau teknik penilai lain.

• Kewajiban harus dinilai sebesar nilai sekarang


dari sisa arus kas yang akan dibayarkan.

15-17
Partnership Formation
• Setiap sekutu harus setuju atas presentase
ekuitas yang akan dimiliki masing-masing atas
aset bersih persekutuan.
• Secara umum, saldo modal ditentukan
proporsional dari modal yang disetorkan
masing-masing sekutu.
• Contoh : Jika A menyetorkan 70% dari aset
bersih persekutuan bersama B, maka A akan
memiliki 70% bagian modal dan B akan
mendapatkan 30% bagian modal.
15-18
Partnership Formation

• Dalam pengakuan faktor-faktor yang tidak


berujud seperti kemampuan khusus dan koneksi
usaha dari sekutu, para sekutu menyepakati
berapapun persentase pembagian tersebut

• Jadi, sebelum mencatat setoran modal awal,


semua sekutu harus setuju atas penilaian aset
dan bagian modal masing-masing sekutu.

15-19
Contoh

• Aldi perusahaan perorangan telah mengembangkan


bebrapa piranti lunak untuk berbagai jenis komputer.
Berikut adalah saldo dari akun-akun Aldi pada 31
Desember 20x0
Kas Rp.3.000.000 Kewajiban Rp.10.000.000
Persediaan 7.000.000 Modal Aldi 15.000.000
Peralatan 20.000.000
Akm penystn (5.000.000)
Total Aset Rp.25.000.000 Total pasiva Rp.25.000.000

• Aldi membutuhkan bantuan teknis dari pihak lain untuk


meningkatkan penjualan dan menawarkan kepada Bayu,
pihak yang tertarik pada usahanya untuk bergabung.
Aldi dan Bayu setuju untuk membentuk persekutuan.
Usaha Aldi diaudit, aset bersihnya dinilai uang
15-20
• Hasil audit dan penilaian menyatakan bahwa ada
kewajiban senilai Rp.1.000.000 yang tidak tercatat,
persediaan dinilai sebesar Rp.9.000.000 dan peralatan
memiliki nilai wajar Rp.19.000.000

• Aldi dan Bayu menyiapkan dan menandatangani


perjanjian persekutuan yang mencakup semua kebijakan
operasi yang signifikan. Bayu akan menyetorkan uang
tunai sebesar Rp.10.000.000 untuk sepertiga
kepemilikan modal. Persekutuan AB mengambil alih
semua usaha Aldi termasuk kewajibannya

15-21
Jurnal mencatat penyetoran modal awal
• Januari 20x1
Kas 13.000.000
Persediaan 9.000.000
Peralatan 19.000.000
Kewajiban 11.000.000
Modal, Aldi 20.000.000
Modal, Bayu 10.000.000
• Modal dari persekutuan adalah Rp.30.000.000. Nilai
tersebut adalah penjumlahan masing-masing sekutu dan
juga merupakan nilai aset dikurangi dengan kewajiban.
Bayu akan menerima sepertiga kepemilikan modal
dalam persekutuan dengan kontribusi Rp.10.000.000
• Jumlah bagian modal masing-masing sekutu tidak harus
sebanding dengan modal yang disetorkan. Sekutu dapat
memutuskan modal sama rata.

15-22
Key Observations

• Persekutuan merupakan akuntansi entitas yang


terpisah dari masing-masing sekutu dan bahwa
aset dan kewajiban dicatat sebesar nilai
wajarnya pada saat disetorkan

• Tidak ada akumulasi depresiasi yang dibawa


dari perusahaan perorangan ke persekutuan.

• Semua kewajiban diakui dan dicatat.

15-23
Key Observations

• Hal yang terpenting adalah para sekutu bisa


saja mengalokasikan modal yang disetorkan
dalam berbagai kondisi yang mereka inginkan.

• Akuntan harus yakin bahwa seluruh sekutu


setuju atas alokasi tersebut dan kemudian
mencatat sesuai kondisi yang ada.

15-24
Partner’s Accounts

• Persekutuan bisa memiliki beberapa akun untuk


masing-masing sekutu dalam pencatatan
akuntansinya.

• Akun sekutu tersebut adalah sebagai berikut :


• Akun modal (Capital Accounts).
• Akun Prive (Drawing Accounts).
• Akun Pinjaman (Loan Accounts).

15-25
Akun modal (Capital Accounts)

• Investasi awal para sekutu, setoran modal


selanjutnya, distribusi keuntungan atau kerugian
dan penarikan modal oleh sekutu dicatat dalam
akun modal para sekutu.

• Saldo akun modal menyajikan bagian aset


bersih masing-masing sekutu dalam
persekutuan.

15-26
Capital Accounts
• Setiap sekutu memiliki satu akun modal, yang
biasanya bersaldo kredit.
• Dalam keadaan tertentu, akun modal seorang
sekutu bisa saja berlado debit disebut defisiensi
(deficiency) atau kadang-kadang dikatakan
defisit, yang terjadi karena kerugian dan
penarikan modal seorang sekutu melebihi modal
yang disetor dan pembagian keuntungan.
• Defisiensi biasanya akan hilang dengan
tambahan modal disetor.
15-27
Drawing Accounts
• Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas
aset dari persekutuan sepanjang tahun sebagai
antisipasi atas keuntungan
• Akun penarikan terpisah terkadang diinginkan
untuk mencatat penarikan periodik dan
kemudian ditutup kepada akun modal pada akhir
periode
Prive, Bayu 3.000.000
Kas 3.000.000
(Penarikan Rp.3.000.000 oleh Bayu)
15-28
Drawing Accounts

• Penarikan dalam bentuk selain kas harus dinilai


wajarnya pada tanggal penarikan.
• Contoh:
Penarikan, Bayu FairMoneyValue
Mobil BookValue
Keuntungan Difference*

*That is, FMV less BV

15-29
Drawing Accounts

• Beberapa persekutuan membuat pengecualian


dari aturan nilai wajar atas penarikan terhadap
persediaan oleh sekutu.

• Mereka mencatat penarikan persediaan pada


biaya perolehan sehingga tidak mencatat
keuntungan atau kerugian atas penarikan ini.

15-30
Loan Accounts

• Persekutuan bisa meminta pendanaan


tambahan dari para sekutu.

• Pinjaman antara seorang sekutu dan


persekutuan harus dilengkapi dengan dokumen
pinjaman yang memadai seperti surat utang.

• Pinjaman dari sekutu dicatat sebagai kewajiban


dalam pembukuan persekutuan, sama seperti
kewajiban yang lain.

15-31
Loan Accounts

• Jika semua sekutu setuju, persekutuan


diwajibkan untuk membayar bunga atas
pinjaman kepada sekutu yang meminjamkan.

• Perlu dicatat bahwa bunga tidak harus dibayar


kecuali jika perjanjian persekutuan menyatakan
adanya bunga atas modal yang harus dibayar.

• Bunga atas pinjaman dicatat sebagai beban


operasi.

15-32
Loan Accounts
• Sebaliknya, persekutuan dapat meminjamkan uang
kepada sekutu, dalam kasusu ini dicatat piutang
pinjaman kepada sekutu.
• Sekali lagi, apabila disetujui oleh semua sekutu,
pinjaman ini seharusnya dikenakan bunga dan diakui
pendapatan bunga dalam laporan laba rugi persekutuan.
• Persekutuan meminjam dari Aldi Rp.4.000.000 dengan
bunga 10% pada tgl. 1 Juli 20x1
• 1Juli 20x1
• Kas 4.000.000
• Pinjaman dari Aldi 4.000.000
• (mencatat pinjaman dari Aldi)

15-33
Loan Accounts

• Pinjaman dari seorang sekutu adalah transaksi


pihak hubungan istimewa yang membutuhkan
pengungkapan terpisah dalam catatan atas
laporan keuangan dan harus disajikan sebagai
komponen neraca yang terpisah, tidak digabung
dengan kewajiban lainnya.

15-34
Allocating Profit or Loss

• Laba atau rugi dialokasikan kepada para sekutu


pada tiap akhir periode sesuai dengan perjanjian
dalam persekutuan

• Bab VIII, Bagian II, Pasal 1633 KUHPer


menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh
bagian laba atau rugi secara proporsional sesuai
dengan jumlah yang dikontribusikan ke dalam
persekutuan.

15-35
Allocating Profit or Loss
• Secara tidak langsung, semua persekutuan memiliki
perjanjian alokasi labatau rugi.
• Perjanjian tersebut harus diikuti secara benar, dan jika
ada yang tidak jelas, maka akuntan harus memastikan
bahwa semua sekutu setuju atas distribusi laba atau rugi
• Terdapat baragam rencana distribusi laba atau rugi di
dunia usaha
• Beberapa persekutuan memiliki rencana distribusi
sedrhana, sedangkan yang lain bersifat kompleks.
• Menjadi tanggung jawab akuntan untuk mendistribusikan
laba atau rugi berdasarkan perjanjian persekutuan
terlepas seberapa sederhana atau kompleks perjanjian
tersebut

15-36
Allocating Profit or Loss

• Distribusi laba hampir sama dengan dividen


pada korporasi, distribusi ini tidak seharusnya
termasuk ke dalam laporan laba rugi, terlepas
bagaimana cara laba tersebut didistribusikan.

• Distribusi laba dicatat langsung kepada akun


modal bukan beban.

15-37
Allocating Profit or Loss
• Kebanyakan persekutuan menggunakan satu
atau lebih metode distribusi
• Rasio yang ditetapkan sebelumnya atau
Preselected ratio.
• Bunga tas saldo modal atau Interest on
capital balances.
• Gaji kepada sekutu atau Salaries to
partners.
• Bonus kepada sekutu atau Bonuses to
partners.
15-38
Preselected Ratio
• Rasio yang ditetapkan sebelumnya biasanya
adalah hasil negoisasi antara sesama sekutu.

• Rasio pembagian laba bisa berdasarkan


persentase jumlah modal persekutuan, waktu
dan tenaga yang dicurahkan kepada
persekutuan atau berbagai faktor lainnya.

• Beberapa sekutu memiliki rasio yang berbeda


jika perusahaan mengalami kerugian
dibandingkan jika memperoleh keuntungan.
15-39
Interest on Capital Balances

• Distribusi laba persekutuan berdasarkan bunga


atas saldo modal mengakui kontribusi dari
investasi modal para sekutu kepada
kemampuan menghasilkan laba bagi
persekutuan

• Bunga atas saldo modal ini bukanlah beban


bagi persekutuan, tetapi merupakan distribusi
laba.

15-40
Salaries to Partners

• Jika satu atau lebih jasa dari sekutu yang


penting bagi persekutuan, perjanjian distribuasi
laba bisa saja memberikan gaji atau bonus.

• Sekali lagi, gaji yang dibayarkan ke sekutu ini


adalah bentuk distribusi laba dan tidak
dibebankan.

15-41
Bonuses to Partners
• Terkadang, proses distribusi bisa tergantung
kepada besarnya laba atau bisa berbeda jika
persekutuan mengalami kerugian pada akhir
periode
• Contoh, gaji untuk sekutu hanya dibayarkan jika
pendapatan melampaui beban pada jumlah
tertentu.

• Akuntan harus membaca dengan hati-hati


perjanjian persekutuan untuk menentukan
distribusi laba yang paling tepat pada kondisi
tertentu.
15-42
Allocating Profit or Loss
• Distribusi laba atau rugi dicatat dengan jurnal
penutup pada tiap akhir periode.

• Pendapatan dan beban ditutup kepada ikhtisar


laba rugi atau langsung ke akun modal para
sekutu.

• Akun penarikan ditutup pada akun modal pada


kahir periode

15-43
Contoh
• Selama tahun 20x1, persekutuan AB memperoleh
pendapatan Rp.45.000.000 dan beban Rp.35.000.000
sehingga menghasilkan laba Rp.10.000.000 pada tahun
tersebut. Aldi masih memiliki saldo modal Rp.20.000.000
selam atahun berjalan tetapi investasi selama tahun
berjalan berubah sbb :
Tanggal Debit Kredit Saldo
1 Januari Rp.10.000.000
1 Mei 3.000.000 7.000.000
1 September 500.000 7.500.000
1 November 1.000.000 6.500.000
31 Desember 6.500.000
• Nilai debit sebesar Rp.3.000.000 dan Rp.1.000.000
dicatat dalam akun penarikan Bayu, sedangkan
tambahan investasi di kredit ke akun modalnya
15-44
• Aldi dan Bayu setuju untuk membagi laba atau
rugi dengan rasio 60% untuk Aldi dan 40%
untuk Bayu
Aldi Bayu Total
%tase pemb laba 60% 40% 100%
Laba bersih Rp.10.000.000
Alokasi 60 : 40 Rp.6.000.000 Rp.4.000.000 (10.000.000)
Total Rp.6.000.000 Rp.4.000.000 Rp. 0

15-45
Example: Allocating Profit or Loss
• NOTE: All amounts assumed.

• Bayu, Capital 4.000.000


Bayu, Drawing 4.000.000
Close Bayu’s drawing account.
• Revenue 45.000.000
Expenses 35.000.000
Income Summary 10.000.000
Close revenue and expenses (assuming
revenue > expenses).
15-46
Example: Allocating Profit or Loss

• Income Summary 10.000.000


Aldi, Capital 6.000.000
Bayu, Capital 4.000.000

Distribusi laba sesuai dengan


perjanjian persekutuan (asumsi
6:4).

15-47
Bunga atas Saldo Modal
• Perjanjian persekutuan dapat memberikan bunga atas
saldo modal sekutu sebagai bagian dari distribusi laba.
• Tingkat bunga sekarang sering dinyatakan dalam
persentase tertentu, tetapi beberapa persekutuan
menggunakan suku bunga yang mengacu kepada suku
bunga BI atau suku bunga pasar uang saat ini.
Tgl Debit kredit saldo jml bln bln x saldo
1 jan Rp.10 jt 4 Rp.40.000.000
1 mei Rp.3 jt Rp. 7 jt 4 Rp.28.000.000
1 Sept Rp.0,5jt Rp7,5jt 2 Rp.15.000.000
1 nov Rp.1 jt Rp.6,5jt 2 Rp.13.000.000
Total 12 Rp.96.000.000
Rata-rata modal Rp. 8.000.000

15-48
Jika Aldi dan Bayu setuju mengenakan bunga 15% atas
rata-rata tertimbang saldo modal dengan sisa laba yang
akan didistribusikan pada rasio 60:40, maka distribusi laba
Rp.10.000.000 akan dihitung sbb :
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%
Rata-rata modal Rp.20.000.000 Rp.8.000.000
Laba bersih Rp.10.000.000
Bunga atas mdal 3.000.000 1.200.000 (4.200.000)
Sisa laba Rp.5.800.000
Alokasi 60:40 3.480.000 2.320.000 (5.800.000)
Total Rp.6.480.000 Rp.3.520.000 Rp. 0

15-49
Gaji
• Gaji yang dibayarkan kepada sekutu sering termasuk di
dalam rencana distribusi laba untuk mengakui dan
memberikan kompensasi atas perbedaan jasa yang
diberikan masing-masing sekutu kepada persekutuan
Aldi Bayu Total
Persentase laba 60% 40% 100%
Laba bersih Rp.10.000.000
Gaji 2.000.000 5.000.000 (7.000.000)
Sisa laba Rp.3.000.000
Alokasi 60:40 1.800.000 1.200.000 (3.000.000)
Total Rp.3.800.000 Rp.6.200.000 Rp. 0

15-50
Bonus

• Bonus terkadang digunakan sebagai alat untuk


memberikan kompensasi tambahan kepada
sekutu yang memberikan jasa kepada
persekutuan
• Bonus biasanya dinyatakan dalam persentase
dari laba sebelum atau sesudah bonus
• Terkadang perjanjian persekutuan
mensyaratkan laba minimum yang harus di
peroleh sebelum bonus dibagikan

15-51
• Kasus 1, bonus dihitung sebagai persentase
dari laba sebelum dikurangi bonus
• Bonus = x% (NI-MIN)
• Keterangan :
• X% = persentase bonus
• NI = Laba bersih sebelum bonus
• Jumlah minimum laba sebelum bonus

15-52
• Kasus 2, bonus dihitung sebagai persentase
dari laba setelah dikurangi bonus
• Bonus = x% (NI-MIN-Bonus)
• Keterangan :
• X% = persentase bonus
• NI = Laba bersih sebelum bonus
• Jumlah minimum laba sebelum bonus

15-53
Alokasi Laba dengan dasar Bertahap

• Misal perjanjian laba atau rugi persekutuan AB


menyatakan alokasi dengan metode :
• Bunga 15% dari rata-rata tertimbang saldo modal
• Gaji sebesar Rp2juta untuk Aldi dan untuk Bayu Rp.5juta
• Bonus 10% akan dibayarkan kepada Bayu jika laba
persekutuan melebihi Rp.5juta sebelum dikurangi bonus,
gaji, dan bunga atas saldo modal
• Jika ada sisa akan dialokasikan 60% untuk Aldi dan 40%
untuk Bayu

15-54
Partnership Financial Statements

• Sebuah persekutuan merupakan entitas


pelaporan terpisah menurut kepentingan
akuntansi

• Ada tiga laporan keuangan : laporan laba rugi,


neraca dan laporan arus kas, biasanya disusun
pada akhir periode.

• .

15-55
• Laporan modal sekutu (statement of partner’s capital)
biasanya dibuat untuk menyajikan perubahan akun
modal sekutu untuk suatu periode
Persekutuan AB
laporan Modal Para Sekutu
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20x1
ALDI BAYU TOTAL
Saldo 1 Januari 20.000.000 10.000.000 30.000.000
Ditambah :
Investasi tambahan 500.000 500.000
Distribusi laba bersih 3.980.000 6.020.000 10.000.000
23.980.000 16.520.000 40.500.000
Dikurangi
Penarikan (4.000.000) (4.000.000)
Saldo 31 Desember 20x1 23.890.000 12.520.000 36.500.000

15-56
Perubahan Dalam Keanggotaan
(Changes in Membership)

• Perubahan dalam keanggotaan persekutuan terjadi


dengan adanya penambahan sekutu baru atau
berhentinya sekutu saat ini.

• Sekutu baru biasanya merupakan sumber tambahan


modal uatama taua sebagai tenaga ahli

• Struktur legal dari persekutuan mensyaratkan bahwa


penerimaan sekutu baru secara tidak langsung
merupakan persetujuan dari semua sekutu saat ini.

15-57
Changes in Membership

• Pengumuman publik biasanya dibuat mengenai


penambahan sekutu baru sehingga pihak ketiga
yang melakukan transaksi bisnis dengan
persekutuan menyadari adanya perubahan
dalam persekutuan.

• .

15-58
Changes in Membership

• Berhentinya atau pengunduran diri seorang


sekutu dari persekutuan (withdrawal of a
partner from a partnership) menyebabkan
pembubaran secara hukum atas persekutuan.
• Banyak persekutuan yang tetap melanjutkan
operasi bisnisnya dan persekutuan mungkin
saja membeli kepemilikan sekutu yang berhenti
pada harga pembelian (buyout price).

15-59
• Harga pembelian adalah nilai estimasi jika
1. Aset dijual pada harga sana dengan atau lebih
besar dari nilai likuidasi atau nilai yang menjadi
dasar penjualan seluruh bisnis jika bisnis tetap
berjalan tanpa sekutu yang keluar tersebut
2. Persekutuan diakhiri pada saat tersebut, dengan
pembayaran seluruh kreditor persekutuan dan
penghentian bisnis.

15-60
• Sekutu yang mengundurkan diri dari
persekutuan dapat dimintai
pertanggungjawaban oleh persekutuan atas
kerugian yang dialami persekutuan karena
pengunduran diri atau disasosiasi yang illegal
• Disasosiasi yang illegal terjadi ketika disasosiasi
tersebut terjadi karena pelanggaran dalam
perjanjian persekutuan atau untuk persekutuan
yang dibentuk untuk waktu atau tujuan tertentu
sebelum waktu atau tujuan tersebut selesai.

15-61
Konsep umum mencatat perubahan
keanggotaan dalam persekutuan
• Persekutuan sebagai sebuah entitas terpisah
dari individu-individu sekutu dan penggunaan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
• Contoh : entitas persekutuan tidak berubah
karena penambahan dana atau pengunduran
diri individu sekutu
• Hal ini sama dengan konsep bentuk bisnis
korporasi, dimana nkorporasi tidak perlu
direvaluasi setiap terjadi perubahan pemegang
saham.

15-62
• Persekutuan sebagai sekumpulan hak
kepemilikan sekutu dan penggunaan akuntansi
non prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum
• Banyak persekutuan menggunakan transaksi
perubahan keanggotaan persekutuan sebagai
kesempatan untuk merevaluasi aset dan
kewajiban persekutuan yang ada atau untuk
mencatat goodwill yang belum dicatat.

15-63
Changes in Membership
• Praktik revaluasi aset bersih atau pengakuan
goodwill tidak sesuai dengan GAAP.

• Argumen penggunaan metode non GAAP


adalah bahwa revaluasi aset pada saat
perubahan keanggotaan menyatakan secara
lengkap kondisi ekonomis sebenarnya
persekutuan pada saat tersebut dan
mengalokasikan perubahan nilai aset serta
kewajiban dan goodwill kepada para sekutu
yang telah mengelola bisnis sepanjang
terjadinya perubahan nilai.
15-64
Changes in Membership

• A new partner may be admitted by:


• Acquiring part of an existing partner’s
interest directly in a private transaction
with a selling partner.
• Investing additional capital in the
partnership.

15-65
Sekutu Baru membeli hak kepemilikan
New Partner Purchases an Interest

• Seseorang bisa memperoleh hak kepemilikan


dalam persekutuan secara langsung dari satu
atau lebih sekutu yang ada saat ini.

• Dalam transaksiini, kas atau aset lain ditukar di


luar persekutuan dan pencatatn yang dilakukan
dalam pembukuan persekutuan hanyalah
reklasifikasi modal dalam persekutuan.

15-66
New Partner Purchases an Interest
• Sebuah konsep yang sering digunakan adalah
nilai buku

• Nilai buku persekutuan (book value of a


partnership) adalah jumlah modal yang juga
merupakan selisih antara jumlah aset dan
kewajiban.

• Nilai buku sangat penting karena merupakan


basis yang digunakan dalm revaluasi aset dan
pengakuan goodwill
15-67
• Akuntan dari persekutruan harus memastikan
adanya bukti dan alasan yang memadai untuk
dilakukannya revaluasi aset dan kewajiban
untuk menghindari kecurangan
• Bukti yang dapat mendukung seperti jasa penilai
atau laba selama beberapa tahun dapat
membantu penilaian aset

15-68
New Partner Invests in Partnership

• Umumnya, kelebihan investasi atas nilai buku


persekutuan mengindikasikan bahwa nilai aset bersih
sebelumnya kerendahan atau persekutuan memiliki
goodwill yang tidak dicatat.

• Tiga alternatif perlakuan akuntansi dalam kasus ini


adalah:
• Revaluasi nilai aset (Revalue assets upward).
• Mengakui goodwill yang tidak tercatat (Record
unrecognized goodwill).
• Menggunakan metode bonus (Use bonus method).

15-69
New Partner Invests in Partnership

• Keputusan biasanya, dibuat berdasarkan


kesepakatan antara sekutu lama dengan calon
sekutu baru

15-70
New Partner Invests in Partnership

• Tugas akuntan adalah untuk memastikan semua


estimasi yang digunakan dalam proses revaluasi
telah berdasarkan bukti terbaik yang ada.

• Penilaian subjektif yang dapat menurunkan


kewajaran penyajian yang dibuat dalam laporan
keuangan persekutuan harus dihindari atau
diminimalkan

15-71
Retirement of a Partner

• When a partner retires or withdraws from a


partnership, the partnership is dissolved but
the remaining partners may with to continue
operating the business.

• The primary accounting issue is the proper


measurement of the retiring partner’s capital
account.

15-72
Retirement of a Partner

• Most partnership have covenants in their


partnership agreements to guide the process of
accounting for retirement of a partner.
• For example, some retiring partners receive only
the book value of their capital accounts, not the
fair value.
• Other partnerships may require that the
partnership’s net assets be appraised and that
the retiring partner receive the proportionate
share of the fair value of the business.

15-73
Retirement of a Partner

• The retiring partner is still personally liable for


any partnership debts accumulated before the
withdrawal date, but is not responsible for any
partnership debts incurred after the retirement
date.

• Therefore, it is especially important to determine


all liabilities that exist on the retirement date.

15-74
Retirement of a Partner

• Umumnya, sekutu yang tersisa membeli bagian


sekutu yang berhenti dengan akuisis langsung
atau persekutuan membeli bagian kepemsekutu
yang berhenti tersebut.

• Jika sekutu yang tersisa membeli langsung


kepemilikan sekutu yang berhenti, satu-satunya
jurnal pada pembukuan persekutuan adalah
mencatat reklasifikasi modal sesama sekutu.

15-75
Retirement of a Partner

• Jika persekutuan mengakuisisi bagian sekutu


yang berhenti, persekutuan harus mencatat
pengurangan jumlah modal persekutuan akibat
penurunan aset atas pembayaran kepada
sekutu yang berhenti.

15-76
Retirement of a Partner

• For example, assume that Aldi mengundurkan


diri dari persekutuan ABC pada saat saldo
modalnya $55,000. telah mencatat peningkatan
pada aset persekutuan termasuk pengakuan
laba sampai tanggal pengunduran diri

Modal Aldi 55,000 ,000


Kas 55,000,000
Mundurnya Aldi dari persekutuan

15-77
Retirement of a Partner

• Often, a partnership pays a “retirement


premium” for a retiring partner.

• The premium is usually treated as a bonus from


the other partners, allocated in the remaining
profit and loss ratio.

• Note: The bonus reduces the capital accounts


of the remaining partners.

15-78
Retirement of a Partner
• Occasionally, a partnership uses the retirement
of a partner and dissolution of the old
partnership to record unrecognized goodwill.
• In this case, the partnership may record the
retiring partner’s share only, or it may impute the
entire amount of goodwill based on the retiring
partner’s profit percentage.

• If total goodwill is imputed, the remaining


partners also receive their respective shares of
the total goodwill recognized.
15-79
Tax Aspects of a Partnership

• The Internal Revenue Service views the


partnership form of organization as a temporary
aggregation of some of the individual partners’
rights.

• The partnership is not a separate taxable entity.

• Therefore, the individual partners must report


their share of the partnership income or loss on
their personal tax returns, whether withdrawn or
not.
15-80
Partnership Joint Venture

• A partnership joint venture is accounted


for as any other partnership.

• Typically, the joint venture has its own


accounting records, and all facets of
partnership accounting presented in
this chapter apply to these partnerships.

15-81
Partnership Joint Venture

• Some joint ventures are accounted for on the


books of one of the venturers; however, this
combined accounting does not fully reflect the
fact that the joint venture is a separate reporting
entity.

15-82
Syndicate

• Another form of business association is the


syndicate. Syndicates are usually short term
and have a defined single purpose such as
developing a financing proposal for a
corporation.

• Syndicates are typically very informal;


nevertheless, the legal relationships between
the parties should be clearly specified before
beginning the project.

15-83
You Will Survive This Chapter !!!

• The Uniform Partnership Act of 1914, and the


specific terms of the articles of copartnership,
dictate partnership accounting procedures.

15-84
Chapter 15

End of Chapter

McGraw-Hill/Irwin Copyright © 2005 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

Anda mungkin juga menyukai