Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERUBAHAN PEMILIKAN PERSEKUTUAN


Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan
Dosen Pengampu : Carmidah, M. Ak

Di susun oleh Kelompok 7 :


1. Angga Pratama 2203030002
2. Fitratul Hidayah 2203031008
3. Hendra Atmoko 2203030014
4. Vili Uta Dewi 2203030035

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tempat, ………….. 2023

PEMAKALAH

2
DAFTAR ISI

MAKALAH......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan....................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................7
A. Pembubaran Persekutuan.......................................................................................7
B. Sekutu Baru membeli Hak Sekutu Lama................................................................9
C. Sekutu Baru menyetor Modal...............................................................................10
D. Pengunduran Sekutu.............................................................................................11
E. Persekutuan dibuat menjadi Perseroan Terbatas...................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persekutuan sering disebut dengan istilah partnership atau yang artinya
usaha bersama. Persekutuan merupakan salah satu jenis perusahaan yang bisa
didirikan oleh minimal dua orang atau lebih. Persekutuan juga dapat dibentuk dari
dua penggabungan usaha yang sudah ada sebelumnya. Jadi persekutuan adalah
suatu penggabungan antara dua orang/badan usaha atau lebih untuk memiliki dan
menjalankan suatu usaha secara bersama sama dengan tujuan memperoleh
keuntungan.1

Di dalam persekutuan, biasanya pemisah kekayaan antara pemilik dengan


manajemen hampir-hampir tidak ada. Akan tetapi, untuk tujuan akuntansi hal
tersebut harus dipisahkan dan pelaksanaan akuntansinya harus tetap berpedoman
pada prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima umum. Persekutuan jarang
digunakan jika dibandingkan dengan perusahaan perseorangan, Persekutuan
memiliki beberapa karakteristik dengan pengaruh akuntansi. 2 Di Indonesia,
terdapat tiga jenis persekutuan yang diakui, oleh Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHP) antara lain dapat berbentuk persekutuan perdata, firma, dan
persekutuan terbatas (CV).3

Di Indonesia dikenal dua jenis persekutuan yaitu persekutuan berupa firma


dan persekutuan komanditer. Persekutuan merupakan jalinan Kerjasama antara
dua orang atau lebih yang disebut sebagai sekutu untuk menjalankan kegiatan
usaha.4 Jika persekutuan dijalani dalam bentuk firma, maka setiap sekutu memiliki
tanggungjawab renteng jika persekutuan mengalami kerugian. Sedangkan dalam
persekutuan komanditer yang membedakan dengan firma adalah tidak seluruh
1
Sarwenda Biduri Sarwenda Biduri, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (Umsida Press, 2019),
https://doi.org/10.21070/2019/978-602-5914-77-5.
2
Dias Artania Jaya, M Sudirman, and Erny Kencanawati, “Kepastian Hukum Bagi
Persekutuan Komanditer Dalam Kepemilikan Hak Atas Tanah Menggunakan Nama Sekutunya” 6
(2020).
3
Rina Andriani, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (Sleman: Deepublish, 2021).
4
Dr Ratnaningrum, “AKUNTANSI KERJASAMA BISNIS DAN PENJUALAN NON
REGULER,” n.d.

4
sekutu bertanggungjawab penuh atas kerugian yang diderita oleh persekutuan,
namun beberapa sekutu yang tanggung jawabnya dibatasi pada jumlah harta yang
diberikan kepada persekutuan.5

Perubahan Kepemilikan Persekutuan bisa terjadi karena banyak hal.


Diantaranya, yang menjadi penyebab terjadinya Perubahan Kepemilikan
Persekutuan adalah dibubarkannya persekutuan itu sendiri. Ketika persekutuan
secara hukum resmi di disolusi (pembubaran persekutuan tidak diikuti
pembubaran perusahaan) baik dengan masuknya sekutu baru atau dengan berhenti
atau meninggalnya sekutu lama. Suatu perjanjian persekutuan baru perlu dibuat
untuk kelanjutan usaha persekutuan.6

Seorang sekutu berhak untuk keluar atau berhenti dari persekutuan pada saat
kapan pun. Penghentian adalah perubahan hubungan yang disebabkan oleh
berhentinya seorang sekutu dari persekutuan. Hal ini dapat berakibat pada
dibelinya kepemilikan sekutu yang berhenti oleh sekutu yang masih ada atau
dibubarkannya persekutuan.7 Selanjutnya, setelah adanya penghentian sekutu
lama, masalah yang timbul adalah apakah aset dari persekutuan harus di revaluasi
ulang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa penghentian legal telah
menghentikan persekutuan yang lama maka seluruh aset yang dipindahkan ke
persekutuan baru seharusnya di revaluasi kembali.8

Pendapat lainnya mengatakan bahwa perubahan pada kepemilikan


persekutuan tidak seperti perubahan pada pemegang saham perusahaan, dan
penjualan kepemilikan secara privat tidak memberikan basis untuk melakukan
revaluasi entitas bisnis. Pendekatan revaluasi biasanya disebut dengan prosedur
goodwill, sedangkan pendekatan non evaluasi disebut prosedur bonus.9
5
Rosita Wulandari, “AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN,” n.d.
6
Eddy Winarso, Akuntans Keuangan Lanjutan 1 (Bogor: Bypass, 2020).
7
Muhammad Hasyim Ashari, “KONSEKUENSI PERPAJAKAN ATAS PERUBAHAN
STATUS PERSEKUTUAN KOMANDITER (COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP)
MENJADI PERSEROAN TERBATAS,” Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Vol. 10 No. 2 (Mei 2022).
8
NOVIA VERAWATI SILABAN, “Apakah Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada PT.
Banjar Setia Group Kota Medan Telah Sesuai Dengan SAK ETAP” (n.d.).
9
Andreas Siswanto, “PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAN PENGHITUNGAN
PAJAK PENGHASILAN PADA UMKM INDUSTRI KULIT DI SURABAYA,” ACCOUNTING
REVIEW 4, no. 2 (2014).

5
Makalah ini akan membahas terkait dengan Bagaimana tahap Pembubaran
Persekutuan Persekutuan, Bagaimana Sekutu baru membeli hak Sekutu lama,
Bagaimana Sekutu baru menyetor modal, Bagaimana cara Pengunduran Sekutu,
dan Bagaimana Persekutuan dibuat menjadi perseroan terbatas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap Pembubaran Persekutuan ?
2. Bagaimana Sekutu baru membeli hak Sekutu lama ?
3. Bagaimana Sekutu baru menyetor modal ?
4. Bagaimana Pengunduran Sekutu ?
5. Bagaimana Persekutuan dibuat menjadi perseroan terbatas ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa tahap Pembubaran Persekutuan
2. Untuk memahami bagaimana Sekutu baru membeli hak Sekutu lama
3. Untuk mengetahui bagaimana Sekutu baru menyetor modal
4. Untuk mengetahui bagaimana cara Pengunduran Sekutu
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang Bagaimana Persekutuan
dibuat menjadi perseroan terbatas

6
BAB II PEMBAHASAN

A. Pembubaran Persekutuan
Bubarnya persekutuan tetapi tidak serta merta menjadi bubarnya perusahaan
dapat terjadi juga ketika terdapat sekutu baru yang bergabung ke dalam
persekutuan. Misalnya, pada Firma Agus dan Ridwan, disetujui masuknya Pak
Bejo sebagai sekutu baru. Masuknya Pak Bejo ini tentu menyebabkan persekutuan
baru menjadi persekutuan antara para sekutu lama dan sekutu baru. Jadi,
persekutuan yang semula hanya antara Pak Agus dan Pak Ridwan adalah bubar.
Kini persekutuannya menjadi baru, tetapi masih menggunakan perusahaan yang
lama.10

Jika terjadi berhentinya sekutu lama, di satu sisi, dan masih berlanjutnya
perusahaan, di sisi lain maka akan timbul masalah mengenai revaluasi atas aset
dari persekutuan. Sebagian orang berpendapat bahwa penghentian legal, oleh
karena menyebabkan berhentinya persekutuan lama, mengharuskan aset yang
ditransfer ke persekutuan baru direvaluasi. Pendekatan seperti ini disebut
pendekatan atau prosedur goodwill. Sebagian lainnya berpendapat bahwa
perubahan persekutuan tidak memerlukan revaluasi. Pendekatan non revaluasi ini
disebut pendekatan atau prosedur bonus.11

Pembubaran atau perubahan hubungan sekutu juga dipengaruhi oleh


kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Pembubaran oleh tindakan sekutu.
Sekutu dengan segala aktifitasnya yang berhubungan dengan persekutuan
bisa menimbulkan pembubaran antara lain:
a. Pencapaian waktu atau penyelesaian tujuan.
Membentuk persekutuan tentu dilatarbelakangi adanya tujuan untuk
menghasilkan sesuatu. Jika sudah tercapai bisa saja persekutuan dibubarkan

10
Hartono, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Yogyakarta: Deepublish, 2018).
11
Phaureula Artha Wulandari and Monika Handayani, Akuntansi Keuangan Lanjutan Untuk
Pemula (Banjarmasin: Poliban Press, 2020).

7
berdasarkan perjanjian sebelumnya. Misalnya Tn. A dan Tn. B sepakat
bersekutuuntuk menyelsaikan proyek pembangunan jembatan. Setelah
jembatan selesai dibangun, maka mereka sepakat untuk membubarkan diri.
b. Persetujuan yang saling menguntungkan.
Adanya perubahan keanggotaan persekutuan bisa dilakukan atas
persetujuan sekutu jika kondisinya menguntungkan bagi para sekutu atau
bagi persekutuan. Dalam kondisi tersebut memungkinkan untuk mengakhiri
persekutuan. Misalnya Tuan A dan Tuan B adalah pemilik Firma AB.
Masing-masing mempunyai modal Rp. 50.000. Mereka sepakat untuk
menerima Tuan C sebagai sekutu baru dengan investasi Rp. 25.000. Akan
tetapi mereka hanya mengakui investasi tersebut sebesar Rp. 20.000. dan
Tuan C setuju. Ada kelebihan sebesar Rp. 5.000. Kelebihan ini untuk Tuan
A dan Tuan B. Persekutuan berubah menjadi Firma A,B & C serta jumlah
modal persekutuan pun berubah menjadi Rp. 120.000.
c. Pengunduran diri seorang sekutu.
Pengunduran diri seorang sekutu dengan sendirinya akan merubah formasi
keanggotaan persekutuan. Dalam perspektif hukum berarti pengunduran
diri sekutu akan mengakibatkan pembubaran persekutuan.12
2. Pembubaran karena ketentuan undang-undang.
Undang-undang menentukan pembubaran persekutuan jika terjadi
kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Kematian seorang anggota sekutu.
b. Pailitnya seorang sekutu atau persekutuan itu sendiri.
c. Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidak syah untuk
beraktifitas sebagai persekutuan.
d. Adanya perang pada negara salah seorang anggota sekutu.
3. Pembubaran oleh keputusan pengadilan.
Pembubaran persekutuan bisa dilakukan oleh pengadilan dengan
mempertimbangkan kondisi-kondisi sebagai berikut :

12
Nanu Hasanuh, Haekal Muhammad Zakaria, and Sri Suartini, Pokok-Pokok Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1 (Yogyakarta: CV. Absolute Media, 2017).

8
a. Seorang sekutu tidak waras (insanity)
b. Sikap sekutu yang merugikan perusahaan.
c. Perselisihan diantara para sekutu.
d. Perusahaan tidak lagi prospektif.
e. Alasan-alasan khusus lain, jika pembubaran dianggap adil.

Menjelaskan cara perubahan kepemilikan misalkan sekutu baru membeli hak


sekutu lama ada berapa cara kemudianjelaskan satu2 berserta contohnya
masing2

B. Sekutu Baru membeli Hak Sekutu Lama


Sekutu baru membeli kepentingan (bagian modal) sekutu lama dimana
transaksi langsung. Persekutuan hanya mencatat pengurangan modal sekutu lama
dan mencatat modal sekutu baru, sedangkan uangnya langsung diterima oleh para
sekutu lama.
Ilustrasi:
Firma Kayla dan Vania dengan masing-masing modal sebesar
Rp300.000.000,- dan Rp400.000.000,-. Rasio laba/rugi dibagi sesuai dengan
perbandingan modal. Tirta diterima sebagai sekutu baru dengan membeli
kepentingan sekutu lama sebesar 1/5 bagian Rp210.000.000,-.
Modal sekutu lama berkurang:
Kayla = 1/5 X Rp300.000.000,- = Rp60.000.000,-
Vania = 1/5 X Rp400.000.000,- = Rp80.000.000,-
Jurnal firma atas masuknya sekutu Tirta:
Modal Kayla Rp60.000.000,-
Modal Vania Rp80.000.000,-
Modal Tirta Rp 140.000.000,-
Catatan:
Uang sebesar Rp210.000.000,- dari Tirta akan diterima oleh para sekutu
lama sesuai dengan perjanjian.
Komposisi Struktural Modal Persekutuan adalah sebagai berikut:
Modal Kayla Rp240.000.000,-

9
Modal Vania Rp320.000.000,-
Modal Tirta Rp140.000.000,- +
Jumlah Modal Rp700.000.000,-

C. Sekutu Baru menyetor Modal


Cara lain yang bisa dilakukan sekutu baru untuk bisa masuk dalam
persekutuan adalah dengan cara setor modal dalam persekutuan. Dengan adanya
setor modal bagi persekutuan berarti terdapat kas atau aktiva lain yang diterima.
Artinya penerimaan ini akan mengakibatkan penambahan jumlah modal
persekutuan.
Contoh Nona Fitri dan Nona Risa 3 mempunyai modal masing masing Rp.
70.000 dan Rp. 30.000. Laba dibagi sama. Nona Ayu masuk dengan investasi Rp.
50.000. Nona Ayu diberikan hak kepemilikan persekutuan 20%. Total modal
setelah Nona Ayu masuk adalah:
Modal Nona Fitri Rp. 70.000
Modal Nona Risa Rp. 30.000
Modal Nona Ayu Rp. 50.000 +
Jumlah Rp. 150.000
Hak kepemilikan Nona Ayu seharusnya: 50.000/150.000 x 100%= 33%
Nona Ayu diberikan hak kepemilikan 20%. Hak kepemilikannya lebih kecil
dibandingkan yang seharusnya. Dalam kondisi ini berarti terdapat kelebihan yang
diberikan kepada sekutu lama. Kelebihan ini bisa diperlakukan sebagai BONUS
atau GOODWILL.
Bonus Untuk Sekutu Lama
Jumlah yang disetor Nona Ayu Rp 50.000
Hak yang diperoleh (20% x Rp. 150.000) Rp 30.000
Bonus untuk Nona Fitri dan Nona Risa Rp 20.000
Bonus dibagi berdasarkan pada perbandingan pembagian laba/rugi. Dalam
perjanjiannya laba dibagi sama, maka:
Nona Fitri : 1/2 x Rp. 20.000 = Rp. 10.000
Nona Risa : 1/2 x Rp. 20.000 = Rp. 10.000

10
Nona Fitri dan Nona Risa mendapatkan bonus dari masuknya skutu Nona
Ayu masing masing sebesar Rp. 10.000. Ayat jurnal yang dicatat atas masuknya
sekutu baru dan pemberian bonus untuk sekutu lama adalah :

(D) Kas Rp. 50.000


(K) Modal Nona Fitri Rp. 10.000
(K) Modal Nona Risa Rp. 10.000
(K) Modal Nona Ayu Rp. 30.000
Masuknya sekutu baru mengakibatkan modal formasi masing-masing sekutu
berubah, seperti yang ditunjukkan di bawah ini:
Sebelum investasi
Modal Nona Fitri Rp. 70.000 atau 70%
Modal Nona Risa Rp. 30.000 atau 30%
Jumlah Rp.100.000 100%
Setelah adanya investasi
Modal Nona Fitri Rp. 80.000 atau 53 %
Modal Nona Risa Rp. 40.000 atau 27%
Modal Nona Ayu Rp. 30.000 atau 20%
Jumlah Rp.150.000 100%
Perhatikan jumlah modal persekutuan berubah menjadi Rp. 150.000 dan
Modal Nona Ayu hanya diakui sebesar Rp. 30.000.

D. Pengunduran Sekutu
Pada dasarnya seorang sekutu mempunyai hak untuk keluar dari
persekutuan, namun harus mentaati ketentuan dalam persetujuan awal ketika
membentuk persekutuan. Ketika seorang sekutu mengundurkan diri karena alasan
menurunnya kesehatan atau alasan lain tanpa merugikan perusahaan, maka sekutu
tersebut berhak mengklaim jumlah setoran modalnya secara penuh. Tetapi jika
seorang sekutu mengundurkan diri karena alasan lain, melanggar persetujuan dan
merugikan perusahaan serta tanpa kesepakatan bersama, maka terlebih dahulu
harus mempertanggungjawabkan kerugian perusahaan kepada sekutu lainnya.
Dalam hal ini klaim atas setoran modalnya lemah sebagian bahkan seluruhnya.

11
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, pembayaran klaim kepada sekutu yang
mengundurkan diri akan mengakibatkan tiga hal, yaitu :

1. Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diri diberikan jumlah


yang sama dengan saldo modalnya.
2. Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diridiberikan jumlah
yang melebihi saldo modalnya.
3. Pembayaran kepada sekutu yang mengundurkan diri diberikan jumlah
yang lebih kecil dari saldo modalnya.

E. Persekutuan dibuat menjadi Perseroan Terbatas


Terdapat beberapa langkah awal yang harus dipenuhi agar perikatan
antara Persekutuan dengan pihak ketiga tetap berlangsung dengan
memenuhi proses likuidasi Persekutuan Komanditer. Likuidasi yang
dimaksud dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam dalam hal melakukan
perubahan bentuk dari Persekutuan menjadi PT, yaitu sebagai berikut13 :
1. Likuidasi secara formal, yaitu dengan membuat akta pembubaran
persekutuan secara otentik dihadapan Notaris yang berwenang,
disertai pendaftaran dan pengumuman pada Berita Negara Republik
Indonesia. Setelah dilakukan pembubaran, maka dilakukan
pemberesan atas aset-aset harta kekayaan dan utang-utang milik
Persekutuan Komanditer, juga pembagian hasil saldonya kepada para
pemilik. Setelah proses likuidasi selesai, maka telah terjadi
pembebasan dan pelunasan terhadap para sekutu dalam Persekutuan
Komanditer, para eks sekutu tersebut melanjutkan dengan membuat
akta pendirian PT pada umumnya tanpa menerangkan adanya
kelanjutan usaha dari persekutuan sebelumnya.
2. Likuidasi secara materiil, dengan menyesuaikan anggaran dasar
persekutuan untuk dimasukkan kedalam PT. Hal ini dilakukan karena
dalam anggaran dasar persekutuan tidak ada ketentuan mengenai

13
Muhammad Madyan, Riska Gita Pratiska, and Himmatul Kholidah, “Perubahan
Kepemilikan Manajerial dan Perubahan Nilai Perusahaan,” Jurnal Manajemen dan Bisnis
Indonesia 6, no. 1 (October 1, 2018): 103–13, https://doi.org/10.31843/jmbi.v6i1.186.

12
Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor. Pada umumnya
dalam praktek, perubahan persekutuan menjadi PT tidak dilakukan
melalui proses pembubaran terlebih dahulu, namun langsung dibentuk
institusi baru yang berbentuk PT, dengan catatan dalam hal maksud
dan tujuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan
disebutkan "melanjutkan usaha dari Persekutuan Komanditer" yang
dirubah tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perubahan
bentuk dari Persekutuan menjadi Perseroan terbatas yaitu :
1. Melakukan proses likuidasi dalam hal ini melakukan pemberesan,
yaitu tahap penghitungan atas harta kekayaan dan utang-utang milik
Persekutuan Komanditer, juga pembagian hasil saldonya kepada para
pemilik, yang dituangkan dalam Neraca dan Laporan Keuangan
persekutuan dengan ketentuan harus diaudit oleh Akuntan Publik,
kemudian laporan keuangan hasil audit itu diumumkan di dalam 2
(dua) surat kabar harian Hal ini disebabkan untuk mendirikan PT dari
badan usaha yang sebelumnya yaitu Persekutuan tentu harus
mempertimbangkan bagaimana perikatan yang telah dibuat antara
pihak sekutu Komplementer pada persekutuan dengan pihak ketiga
tersebut dengan mempertimbangkan Neraca Akhir dari persekutuan
yang didalamnya memuat hutang dan piutang dari Persekutuan
Komanditer.
2. Selain itu dalam pendirian PT baru akan mencantumkan hasil
penilaian (appraisal) atas aset-aset persekutuan yang akan dimasukkan
(inbreng) ke dalam Anggaran Dasar PT tersebut yang akan didirikan.3
Dimana hal tersebut berkaitan dengan setoran modal yang akan
dimasukkan ke dalam Perseroan. Menurut ketentuan Pasal 12 ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) UUPT, perbuatan hukum yang berkaitan dengan
kepemilikan saham dan setiap bentuk penyetoran modal yang
dilakukan sebelumnya oleh calon pendiri PT kedalam persekutuan
yang termasuk penyetoran yang dilakukan sebelum PT didirikan,

13
harus dicantumkan dalam akta pendirian, baik berupa akta bukan
otentik maupun akta otentik.
3. Mengenai perjanjian atau perbuatan hukum yang dilakukan oleh para
sekutu dalam persekutuan sebelum PT berdiri dan belum memperoleh
status badan hukum, maka harus dituangkan ke dalam Anggaran Dasar
PT Sebagaimana menurut ketentuan Pasal 13 ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yang menyebutkan bahwa perbuatan hukum yang dilakukan
oleh calon pendiri (dalam hal ini para sekutu Persekutuan
Komanditer) untuk kepentingan Perseroan yang belum didirikan,
mengikat Perseroan setelah Perseroan menjadi badan hukum apabila
RUPS pertama Perseroan secara tegas menyatakan menerima atau
mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perbuatan
hukum yang dilakukan oleh calon pendiri atau kuasanya. Jadi dalam
ketentuan tersebut mengatur mengenai tata cara yang harus ditempuh
oleh calon pendiri perseroan untuk mengalihkan hak dan/atau
kewajiban yang timbul dan akan timbul dari perbuatan hukum calon
pendiri (dalam hal ini para sekutu dalam Persekutuan Komanditer)
menjadi tanggung jawab perseroan, dimana perbuatan hukum tersebut
dilakukan atau dibuat sebelum Perseroan didirikan, melalui
penerimaan secara tegas atau pengambilalihan hak dan kewajiban
yang timbul dari perbuatan hukum tersebut dengan mencantumkan
perbuatan hukum tersebut ke dalam Anggaran Dasar Perseroan.

14
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


Bubarnya persekutuan tetapi tidak serta merta menjadi bubarnya perusahaan dapat
terjadi juga ketika terdapat sekutu baru yang bergabung ke dalam Persekutuan.
Jika terjadi berhentinya sekutu lama, di satu sisi, dan masih berlanjutnya
perusahaan, di sisi lain maka akan timbul masalah mengenai revaluasi atas aset
dari persekutuan. Sebagian orang berpendapat bahwa penghentian legal, oleh
karena menyebabkan berhentinya persekutuan lama, mengharuskan aset yang
ditransfer ke persekutuan baru direvaluasi.

Sekutu baru membeli kepentingan (bagian modal) sekutu lama dimana


transaksi langsung. Persekutuan hanya mencatat pengurangan modal sekutu lama
dan mencatat modal sekutu baru, sedangkan uangnya langsung diterima oleh para
sekutu lama. Cara lain yang bisa dilakukan sekutu baru untuk bisa masuk dalam
persekutuan adalah dengan cara setor modal dalam persekutuan. Dengan adanya
setor modal bagi persekutuan berarti terdapat kas atau aktiva lain yang diterima.
Artinya penerimaan ini akan mengakibatkan penambahan jumlah modal
Persekutuan.

Pada dasarnya seorang sekutu mempunyai hak untuk keluar dari persekutuan,
namun harus mentaati ketentuan dalam persetujuan awal ketika membentuk
persekutuan. Ketika seorang sekutu mengundurkan diri karena alasan menurunnya
kesehatan atau alasan lain tanpa merugikan perusahaan, maka sekutu tersebut
berhak mengklaim jumlah setoran modalnya secara penuh.

Saran

Penulis dalam makalah ini menyadari akan kekurangan dalam hal sistem
penulisan maupun isi dari makalah ini oleh karena itu sangat terbuka bagi

15
pembaca maupun pembimbing untuk memberikan masukan dan saran yang
membangun untuk menciptakan tulisan yang lebih baik lagi kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Rina. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Sleman: Deepublish, 2021.

Hartono. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Yogyakarta: Deepublish, 2018.

Hasanuh, Nanu, Haekal Muhammad Zakaria, and Sri Suartini. Pokok-Pokok


Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Yogyakarta: CV. Absolute Media, 2017.

Hasyim Ashari, Muhammad. “KONSEKUENSI PERPAJAKAN ATAS


PERUBAHAN STATUS PERSEKUTUAN KOMANDITER
(COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP) MENJADI PERSEROAN
TERBATAS.” Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Vol. 10 No. 2 (Mei 2022).

Jaya, Dias Artania, M Sudirman, and Erny Kencanawati. “Kepastian Hukum Bagi
Persekutuan Komanditer Dalam Kepemilikan Hak Atas Tanah
Menggunakan Nama Sekutunya” 6 (2020).

Madyan, Muhammad, Riska Gita Pratiska, and Himmatul Kholidah. “Perubahan


Kepemilikan Manajerial dan Perubahan Nilai Perusahaan.” Jurnal
Manajemen dan Bisnis Indonesia 6, no. 1 (October 1, 2018): 103–13.
https://doi.org/10.31843/jmbi.v6i1.186.

Ratnaningrum, Dr. “AKUNTANSI KERJASAMA BISNIS DAN PENJUALAN


NON REGULER,” n.d.

Sarwenda Biduri, Sarwenda Biduri. Akuntansi Keuangan Lanjutan 1. Umsida


Press, 2019. https://doi.org/10.21070/2019/978-602-5914-77-5.

Siswanto, Andreas. “PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAN


PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PADA UMKM INDUSTRI
KULIT DI SURABAYA.” ACCOUNTING REVIEW 4, no. 2 (2014).

VERAWATI SILABAN, NOVIA. “Apakah Penerapan Akuntansi Aset Tetap


Pada PT. Banjar Setia Group Kota Medan Telah Sesuai Dengan SAK
ETAP,” n.d.

Winarso, Eddy. Akuntans Keuangan Lanjutan 1. Bogor: Bypass, 2020.

Wulandari, Phaureula Artha, and Monika Handayani. Akuntansi Keuangan


Lanjutan Untuk Pemula. Banjarmasin: Poliban Press, 2020.

Wulandari, Rosita. “AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN,” n.d.

17

Anda mungkin juga menyukai