Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PEMAKALAH
2
DAFTAR ISI
MAKALAH......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan....................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................7
A. Pembubaran Persekutuan.......................................................................................7
B. Sekutu Baru membeli Hak Sekutu Lama................................................................9
C. Sekutu Baru menyetor Modal...............................................................................10
D. Pengunduran Sekutu.............................................................................................11
E. Persekutuan dibuat menjadi Perseroan Terbatas...................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persekutuan sering disebut dengan istilah partnership atau yang artinya
usaha bersama. Persekutuan merupakan salah satu jenis perusahaan yang bisa
didirikan oleh minimal dua orang atau lebih. Persekutuan juga dapat dibentuk dari
dua penggabungan usaha yang sudah ada sebelumnya. Jadi persekutuan adalah
suatu penggabungan antara dua orang/badan usaha atau lebih untuk memiliki dan
menjalankan suatu usaha secara bersama sama dengan tujuan memperoleh
keuntungan.1
4
sekutu bertanggungjawab penuh atas kerugian yang diderita oleh persekutuan,
namun beberapa sekutu yang tanggung jawabnya dibatasi pada jumlah harta yang
diberikan kepada persekutuan.5
Seorang sekutu berhak untuk keluar atau berhenti dari persekutuan pada saat
kapan pun. Penghentian adalah perubahan hubungan yang disebabkan oleh
berhentinya seorang sekutu dari persekutuan. Hal ini dapat berakibat pada
dibelinya kepemilikan sekutu yang berhenti oleh sekutu yang masih ada atau
dibubarkannya persekutuan.7 Selanjutnya, setelah adanya penghentian sekutu
lama, masalah yang timbul adalah apakah aset dari persekutuan harus di revaluasi
ulang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa penghentian legal telah
menghentikan persekutuan yang lama maka seluruh aset yang dipindahkan ke
persekutuan baru seharusnya di revaluasi kembali.8
5
Makalah ini akan membahas terkait dengan Bagaimana tahap Pembubaran
Persekutuan Persekutuan, Bagaimana Sekutu baru membeli hak Sekutu lama,
Bagaimana Sekutu baru menyetor modal, Bagaimana cara Pengunduran Sekutu,
dan Bagaimana Persekutuan dibuat menjadi perseroan terbatas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap Pembubaran Persekutuan ?
2. Bagaimana Sekutu baru membeli hak Sekutu lama ?
3. Bagaimana Sekutu baru menyetor modal ?
4. Bagaimana Pengunduran Sekutu ?
5. Bagaimana Persekutuan dibuat menjadi perseroan terbatas ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui apa tahap Pembubaran Persekutuan
2. Untuk memahami bagaimana Sekutu baru membeli hak Sekutu lama
3. Untuk mengetahui bagaimana Sekutu baru menyetor modal
4. Untuk mengetahui bagaimana cara Pengunduran Sekutu
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang Bagaimana Persekutuan
dibuat menjadi perseroan terbatas
6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembubaran Persekutuan
Bubarnya persekutuan tetapi tidak serta merta menjadi bubarnya perusahaan
dapat terjadi juga ketika terdapat sekutu baru yang bergabung ke dalam
persekutuan. Misalnya, pada Firma Agus dan Ridwan, disetujui masuknya Pak
Bejo sebagai sekutu baru. Masuknya Pak Bejo ini tentu menyebabkan persekutuan
baru menjadi persekutuan antara para sekutu lama dan sekutu baru. Jadi,
persekutuan yang semula hanya antara Pak Agus dan Pak Ridwan adalah bubar.
Kini persekutuannya menjadi baru, tetapi masih menggunakan perusahaan yang
lama.10
Jika terjadi berhentinya sekutu lama, di satu sisi, dan masih berlanjutnya
perusahaan, di sisi lain maka akan timbul masalah mengenai revaluasi atas aset
dari persekutuan. Sebagian orang berpendapat bahwa penghentian legal, oleh
karena menyebabkan berhentinya persekutuan lama, mengharuskan aset yang
ditransfer ke persekutuan baru direvaluasi. Pendekatan seperti ini disebut
pendekatan atau prosedur goodwill. Sebagian lainnya berpendapat bahwa
perubahan persekutuan tidak memerlukan revaluasi. Pendekatan non revaluasi ini
disebut pendekatan atau prosedur bonus.11
10
Hartono, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Yogyakarta: Deepublish, 2018).
11
Phaureula Artha Wulandari and Monika Handayani, Akuntansi Keuangan Lanjutan Untuk
Pemula (Banjarmasin: Poliban Press, 2020).
7
berdasarkan perjanjian sebelumnya. Misalnya Tn. A dan Tn. B sepakat
bersekutuuntuk menyelsaikan proyek pembangunan jembatan. Setelah
jembatan selesai dibangun, maka mereka sepakat untuk membubarkan diri.
b. Persetujuan yang saling menguntungkan.
Adanya perubahan keanggotaan persekutuan bisa dilakukan atas
persetujuan sekutu jika kondisinya menguntungkan bagi para sekutu atau
bagi persekutuan. Dalam kondisi tersebut memungkinkan untuk mengakhiri
persekutuan. Misalnya Tuan A dan Tuan B adalah pemilik Firma AB.
Masing-masing mempunyai modal Rp. 50.000. Mereka sepakat untuk
menerima Tuan C sebagai sekutu baru dengan investasi Rp. 25.000. Akan
tetapi mereka hanya mengakui investasi tersebut sebesar Rp. 20.000. dan
Tuan C setuju. Ada kelebihan sebesar Rp. 5.000. Kelebihan ini untuk Tuan
A dan Tuan B. Persekutuan berubah menjadi Firma A,B & C serta jumlah
modal persekutuan pun berubah menjadi Rp. 120.000.
c. Pengunduran diri seorang sekutu.
Pengunduran diri seorang sekutu dengan sendirinya akan merubah formasi
keanggotaan persekutuan. Dalam perspektif hukum berarti pengunduran
diri sekutu akan mengakibatkan pembubaran persekutuan.12
2. Pembubaran karena ketentuan undang-undang.
Undang-undang menentukan pembubaran persekutuan jika terjadi
kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Kematian seorang anggota sekutu.
b. Pailitnya seorang sekutu atau persekutuan itu sendiri.
c. Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidak syah untuk
beraktifitas sebagai persekutuan.
d. Adanya perang pada negara salah seorang anggota sekutu.
3. Pembubaran oleh keputusan pengadilan.
Pembubaran persekutuan bisa dilakukan oleh pengadilan dengan
mempertimbangkan kondisi-kondisi sebagai berikut :
12
Nanu Hasanuh, Haekal Muhammad Zakaria, and Sri Suartini, Pokok-Pokok Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1 (Yogyakarta: CV. Absolute Media, 2017).
8
a. Seorang sekutu tidak waras (insanity)
b. Sikap sekutu yang merugikan perusahaan.
c. Perselisihan diantara para sekutu.
d. Perusahaan tidak lagi prospektif.
e. Alasan-alasan khusus lain, jika pembubaran dianggap adil.
9
Modal Vania Rp320.000.000,-
Modal Tirta Rp140.000.000,- +
Jumlah Modal Rp700.000.000,-
10
Nona Fitri dan Nona Risa mendapatkan bonus dari masuknya skutu Nona
Ayu masing masing sebesar Rp. 10.000. Ayat jurnal yang dicatat atas masuknya
sekutu baru dan pemberian bonus untuk sekutu lama adalah :
D. Pengunduran Sekutu
Pada dasarnya seorang sekutu mempunyai hak untuk keluar dari
persekutuan, namun harus mentaati ketentuan dalam persetujuan awal ketika
membentuk persekutuan. Ketika seorang sekutu mengundurkan diri karena alasan
menurunnya kesehatan atau alasan lain tanpa merugikan perusahaan, maka sekutu
tersebut berhak mengklaim jumlah setoran modalnya secara penuh. Tetapi jika
seorang sekutu mengundurkan diri karena alasan lain, melanggar persetujuan dan
merugikan perusahaan serta tanpa kesepakatan bersama, maka terlebih dahulu
harus mempertanggungjawabkan kerugian perusahaan kepada sekutu lainnya.
Dalam hal ini klaim atas setoran modalnya lemah sebagian bahkan seluruhnya.
11
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, pembayaran klaim kepada sekutu yang
mengundurkan diri akan mengakibatkan tiga hal, yaitu :
13
Muhammad Madyan, Riska Gita Pratiska, and Himmatul Kholidah, “Perubahan
Kepemilikan Manajerial dan Perubahan Nilai Perusahaan,” Jurnal Manajemen dan Bisnis
Indonesia 6, no. 1 (October 1, 2018): 103–13, https://doi.org/10.31843/jmbi.v6i1.186.
12
Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor. Pada umumnya
dalam praktek, perubahan persekutuan menjadi PT tidak dilakukan
melalui proses pembubaran terlebih dahulu, namun langsung dibentuk
institusi baru yang berbentuk PT, dengan catatan dalam hal maksud
dan tujuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan
disebutkan "melanjutkan usaha dari Persekutuan Komanditer" yang
dirubah tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perubahan
bentuk dari Persekutuan menjadi Perseroan terbatas yaitu :
1. Melakukan proses likuidasi dalam hal ini melakukan pemberesan,
yaitu tahap penghitungan atas harta kekayaan dan utang-utang milik
Persekutuan Komanditer, juga pembagian hasil saldonya kepada para
pemilik, yang dituangkan dalam Neraca dan Laporan Keuangan
persekutuan dengan ketentuan harus diaudit oleh Akuntan Publik,
kemudian laporan keuangan hasil audit itu diumumkan di dalam 2
(dua) surat kabar harian Hal ini disebabkan untuk mendirikan PT dari
badan usaha yang sebelumnya yaitu Persekutuan tentu harus
mempertimbangkan bagaimana perikatan yang telah dibuat antara
pihak sekutu Komplementer pada persekutuan dengan pihak ketiga
tersebut dengan mempertimbangkan Neraca Akhir dari persekutuan
yang didalamnya memuat hutang dan piutang dari Persekutuan
Komanditer.
2. Selain itu dalam pendirian PT baru akan mencantumkan hasil
penilaian (appraisal) atas aset-aset persekutuan yang akan dimasukkan
(inbreng) ke dalam Anggaran Dasar PT tersebut yang akan didirikan.3
Dimana hal tersebut berkaitan dengan setoran modal yang akan
dimasukkan ke dalam Perseroan. Menurut ketentuan Pasal 12 ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) UUPT, perbuatan hukum yang berkaitan dengan
kepemilikan saham dan setiap bentuk penyetoran modal yang
dilakukan sebelumnya oleh calon pendiri PT kedalam persekutuan
yang termasuk penyetoran yang dilakukan sebelum PT didirikan,
13
harus dicantumkan dalam akta pendirian, baik berupa akta bukan
otentik maupun akta otentik.
3. Mengenai perjanjian atau perbuatan hukum yang dilakukan oleh para
sekutu dalam persekutuan sebelum PT berdiri dan belum memperoleh
status badan hukum, maka harus dituangkan ke dalam Anggaran Dasar
PT Sebagaimana menurut ketentuan Pasal 13 ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yang menyebutkan bahwa perbuatan hukum yang dilakukan
oleh calon pendiri (dalam hal ini para sekutu Persekutuan
Komanditer) untuk kepentingan Perseroan yang belum didirikan,
mengikat Perseroan setelah Perseroan menjadi badan hukum apabila
RUPS pertama Perseroan secara tegas menyatakan menerima atau
mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perbuatan
hukum yang dilakukan oleh calon pendiri atau kuasanya. Jadi dalam
ketentuan tersebut mengatur mengenai tata cara yang harus ditempuh
oleh calon pendiri perseroan untuk mengalihkan hak dan/atau
kewajiban yang timbul dan akan timbul dari perbuatan hukum calon
pendiri (dalam hal ini para sekutu dalam Persekutuan Komanditer)
menjadi tanggung jawab perseroan, dimana perbuatan hukum tersebut
dilakukan atau dibuat sebelum Perseroan didirikan, melalui
penerimaan secara tegas atau pengambilalihan hak dan kewajiban
yang timbul dari perbuatan hukum tersebut dengan mencantumkan
perbuatan hukum tersebut ke dalam Anggaran Dasar Perseroan.
14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Pada dasarnya seorang sekutu mempunyai hak untuk keluar dari persekutuan,
namun harus mentaati ketentuan dalam persetujuan awal ketika membentuk
persekutuan. Ketika seorang sekutu mengundurkan diri karena alasan menurunnya
kesehatan atau alasan lain tanpa merugikan perusahaan, maka sekutu tersebut
berhak mengklaim jumlah setoran modalnya secara penuh.
Saran
Penulis dalam makalah ini menyadari akan kekurangan dalam hal sistem
penulisan maupun isi dari makalah ini oleh karena itu sangat terbuka bagi
15
pembaca maupun pembimbing untuk memberikan masukan dan saran yang
membangun untuk menciptakan tulisan yang lebih baik lagi kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, Dias Artania, M Sudirman, and Erny Kencanawati. “Kepastian Hukum Bagi
Persekutuan Komanditer Dalam Kepemilikan Hak Atas Tanah
Menggunakan Nama Sekutunya” 6 (2020).
17