Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN INVESTIGASI KASUS KORUPSI DANA BANSOS

Kelompok 4 :

1. Dwi Puji Larasati (2003030009)


2. Etika Candra Dewi (2003031017)
3. Muhammad Umar Munawwar (2003031026)
4. Selvia Indah Lestari (2003031039)
5. Siska Damayanti (2003032011)

PRODI AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) METRO

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Posisi Kasus (5w+2h)......................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................11
A. Kronologi Kasus............................................................................................................................11
B. Pihak Yang Telibat........................................................................................................................12
C. Nilai Dan Prinsip Korupsi Yang Diingkari....................................................................................12
D. Kerugian Materiil Dan Immaterial.................................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan manusia secara umum membutuhkan kehidupan yang layak dengan
terpenuhinya sandang, pangan dan papan, hal ini sebagai pola yang dibangun oleh pemerintah
dalam penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu sebagaimana Setyono menyebutkan bahwa
tujuan utama negara ini dibentuk untuk mensejahterakan hidup semua orang, baik dari wilayah
pedesaan hingga perkotaan.

Sedangkan salah satu faktor penghambat dari kesejahteraan itu sendiri yaitu kemiskinan.
Kemiskinan adalah suatu keadaan yang dialami oleh seseorang ataupun sekelompok orang yang
tidak mampu memenuhi kebutuhannya seperti tempat tinggal, makanan, pakaian ataupun
kesehatan.

Penduduk miskin adalah golongan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan,
sedangkan target pembangunan biasanya dirumuskan sebagai upaya mengentaskan golongan
masyarakat miskin agar mereka mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya dan dapat
berada diatas garis kemiskinan.

Sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa yang berdaulat maka negara Indonesia
mempunyai tanggung jawab terhadap kemiskinanhal ini sebagai tindak lanjut sebagaimana
Akmala menyebutkan dalam rangka untuk menanggulangi permasalahan dalam kesejahteraan
sosial, khususnya pada kemiskinan maka pemerintah memiliki berbagai macam program
penanggulangan kemiskinan, mulai dari program penanggulangan berbasis bantuan sosial,
program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program
penanggulangan kemiskinan yang berbasis usaha kecil. Salah satu program khusus yang berbasis
bantuan sosial dari pemerintah yaitu Program Keluarga Harapan (PKH). PKH yaitu suatu
program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga atau seseorang miskin dan rentan
yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin, diolah oleh pusat data dan
informasi kesejahteraan sosial dan ditetapkan sebagai KPM PKH.
Dalam Permensos No. 1 Tahun 2018 tentang PKH pasal 5 ada tiga komponen yang
menjadi syarat Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) menjadi peserta PKH antara lain :
pertama yaitu kesehatan mulai dari ibu hamil/menyusui dan balita yang berusia mulai dari 0-6
tahun, komponen kedua yaitu pendidikan yaitu anak usia mulai 6-21 tahun yang belum
menyelesaikan wajib belajar 12 tahun, dan komponen yang ketiga yaitu kesejahteraan sosial,
yang lanjut usia mulai dari usia 60 tahun dan penyandang disabilitas diutamakan disabilitas
berat”. Dalam perkembangan pelaksanaan PKH mulai dijalankan di Indonesia semenjak tahun
2007 jumlah masyarakat kurang mampu di Indonesia yang menerima PKH meningkat pada
setiap tahunnnya, seperti pada tahun 2015 sebanyak 3,5 juta jiwa, pada tahun 2016 sebanyak 6
juta jiwa, pada tahun 2017 sebanyak 6,2 juta jiwa, pada tahun 2018 sebanyak 10 juta jiwa dan
pada tahun 2019 sebanyak 10 juta jiwa. Tatanan kehidupan sosial masyarakatnya sangat
majemuk, pendidikannya rata-rata mulai dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi,
pekerjaan masyarakatnya sebagian besar adalah petani yang pendapatannya masih sangat rendah.

Bantuan sosial PKH terbagi menjadi dua jenis yaitu Bantuan Tetap dan Bantuan
Komponen yang diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Bantuan Tetap untuk Setiap Keluarga


a. Reguler          : Rp.     550.000,- / keluarga / tahun
b. PKH AKSES  : Rp. 1.000.000,- / keluarga / tahun
2. Bantuan Komponen untuk Setiap Jiwa dalam Keluarga PKH dalam satu tahun
a. Ibu hamil                  : Rp. 2.400.000,-
b. Anak usia dini          : Rp. 2.400.000,-
c. SD                            : Rp.    900.000,-
d. SMP                         : Rp. 1.500.000,-
e. SMA                         : Rp. 2.000.000,-
f. Disabilitas berat       : Rp. 2.400.000,-
g. Lanjut usia               : Rp. 2.400.000,-
Bantuan komponen diberikan maksimal untuk 4 jiwa dalam satu keluarga.

(sumber data : Kementrian Sosial Republik Indonesia)


B. POSISI KASUS (5W+2H)
1.WHAT
a.Mengidentifikasi bentuk perilaku koruptif

Kasus yang terjadi pada investigasi kali ini adalah kasus penggelapan dana bansos PKH
bulan Mei 2022 di Desa Pugung Raharjo Kecamatan Sekampung Udik, dimana aturan yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan prosedur.

b.Mengidentifikasi Peraturan yang dilanggar

Pada kasus kali ini tersangka penggelapan dana bansos melanggar pasal tentang Sistem
pertanggung jawaban pidana dalam kebijakan suatu perundang-undangan dana bantuan sosial
yang berorientasi pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Undang-Undang Nomor
20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

c.Mengidentifikasi nilai nilai dan prinsip yang dilanggar

Nilai yang di ingkari dalam kasus penggelapan dana Bansos PKH di Desa Pugung Raharjo,
Kecamatan Sekampung Udik. Lampung Timur Tanggung Jawab adalah nilai kejujuran, keadilan
dan tanggung jawab. Pada kasus penggelapan dana Bansos PKH di Desa Pugung Raharjo,
Kecamatan Sekampung Udik. Lampung Timur lebih kepada penyimpangan pada nilai tanggung
jawab, karena aparatur kampung telah mengingkari tanggung jawabnya yang seharusnya
mengayomi masyarakat tetapi pada kasus ini aparatur kampung malah melakukan penggelapan
dana Bansos PKH. Selain itu aparatur kampung seharusnya jujur dalam melakukan tugasnya
sebagaimana mestinya dan adil dalam menyalurkan dana Bansos PKH.

Sedangkan untuk prinsip anti korupsi yang di ingkari yaitu Prinsip Transparansi karena
untuk memberantas korupsi tersebut di mulai dari transparansi dan mengharuskan semua
kebijakan di lakukan secara terbuka sehingga segala bentuk penyimpangan dapat di ketahui oleh
publik, sehingga masyarakat Desa Pugung Raharjo dapat percaya kepada aparatur kampung dan
dapat mengetahui jika ada penyimpangan dalam penyaluran dana Bansos PKH.

2. WHERE
a. Mengidentifikasi lokasi, lembaga atau unit/bagian tempat berlangsungnya perilaku
koruptif

Lokasi dugaan kasus penggelapan dana bansos ini terjadi di desa Pugung Raharjo Kecamatan
Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Tepatnya di rumah Ketua
PKH dan ketua kelompok.

3. WHEN
a. Mengidentifikasi tahap atau waktu terjadinya perilaku koruptif dalam proses kerja

Kasus penggelapan dana bansos ini diduga terjadi pada saat pencairan dana PKH yang
disalurkan pada bulan Mei tahun 2022, dimana kasus ini berawal dari adanya penyaluran dana
bansos PKH dari Dinas Sosial yang dikoordinir oleh ketua PKH dimasing masing daerah dan
ketua PKH di daerah Pugung Raharjo memanfaatkan kondisi tersebut untuk memperoleh
keuntungan nya sendiri dengan memangkas uang bansos sebesar Rp 100.000 kemudian
memerintahkan masyarakat untuk memberikan uang fee atau tanda terimakasih kepada ketua
kelompok sebesar Rp 5.000.

4. WHO
a. Mengidentifikasi pihak pihak yang terlibat

Dalam kasus peggelapan dana bansos ini pihak yang terlibat adalah ketua PKH beserta
beberapa anggota pengurus di lingkup Desa dan Ketua kelompok yang kami kategorikan sebagai
perilaku koruptif.

b. Mengidentifikasi pihak pihak yang dirugikan

Pihak yang dirugikan adalah sebagian besar masyarakat yang berstatus sebagai PKM atau
penerima bantuan PKH karena tidak mendapatkan hak seutuhnya dari dan bantuan tersebut
kemudian harus membayar uang tambahan.
5. WHY
a. Mengidentifikasi factor penyebab perilaku koruptif yang terjadi

Kasus penggelapan ini terjadi karena kacaunya sistem pendataan penerima bansos dan
proses penyaluran dana bansos, serta kurangnya pengawasan dan kebijakan tegas yang dilakukan
oleh pemerintah dalam proses regulasi bantuan dana bansos di Indonesia. Kemudian ada
beberapa factor internal dan eksternal yang menyebabkan pelaku melakukan penggelapan dana.

Factor Internalnya seperti keinginan untuk memperkaya diri sendiri, sifat serakah dan
selalu merasa kurang, gaya hidup yang mewah, dan lemahnya moral yang ada pada dirinya.

Sedangkan daktor eksternal nya adalah lingkungan tempat dimana ia bekerja, kemudian
factor social yaitu kehidupan social disekitarnya, kemudian kebutuhan ekonomi seperti gaji yang
kurang mencukupi.

6.HOW
a.Mengidentifikasi kronologi aktifitas korupsi berlangsung

Pada bulan Mei tahun 2022 adalah tepat dimana bantuan sosial pkh di Kecamatan
Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur yang di salurkan oleh Dinas Sosial. Ada sekitar
15 Desa yang menjadi sasaran atau objek penyaluran PKH dimana yang bertanggung jawab
menangani penyaluran Bansos ini adalah Bakti Ghozali selaku Pekerja Sosial di Dinas Sosial
Lampung Timur. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan beliau didapatkan informasi bahwa
beliau menyalurkan dana Bansos pada Bulan Mei 2022 dengan berbagai jumlah nominal yang
disalurkan dengan kriteria yang berbeda mulai dari Rp 300.000 – Rp 3.000.000 selama 4 bulan
sekali. “kami dan beberapa petugas lain sudah menyalurkan dana yang kami bagikan kepada
ketua PKH sesuai dengan nominal yang telah ditentukan sebelumnya degan melakukan survey
vaidasi langsung terhadap masyarakatnya” Ujar Bpk Bakti Ghozali.

Kemudian kami mewawancarai salah seorang penerima PKH di daerah Pugung Raharjo
bernama Tri Sukesi dan disini kami mendapatkan keterangan bahwa beliau menerima PKH
untuk kategori tanggungan anak SD hanya menerima terkadang Rp 200.000 dan terkadang Rp
210.000 dan itu selama 4 bulan. “saya mendapatkan uang itu dari ketua kelompok bernama Bu
Mudah dimana dalam pengambilan nya para penerima PKH dikenakan biaya ucapan
terimakasih sebesar Rp 5.000 dan ini perintah dari ketua PKH yakni Bu Ida yang bertanggung
jawab di lingkup Desa”

Dari sini kami menemukan kejanggalan yang pertama adalah adanya perilaku koruptif dari
Ketua PKH dengan membuat tarif tanda terimakasih yaitu Rp 5.000 dan yang kedua adalah
ketidaksesuaian antara dana yang disalurkan dari Dinas Sosial dengan yang diterima oleh
masyarakat. Kami juga sudah bertanya langsung kepada Bu Mudah selaku ketua kelompok
bahwa beliau hanya bertanggung jawab menyalurkan saja tidak memegang uang nya secara
langsung, “jadi saya itu hanya menyalurkan dan memanggil orang orang yang menerima
bantuan kemudian langsung dibagikan tunai”. Ujar Bu Mudah.

Dari beberapa keterangan diatas maka kami menduga adanya kasus penggelapan yang
dilakukan oleh ketua PKH dimana dana yang seharusnya Rp 300.000 yang diberikan oleh Dinas
Sosial ini hanya Rp 200.000 saja yang diterima oleh PKM, dan dari sini dapat kami temukan
kasus dugaan penggelapan dana bansos yang terjadi di Desa Pugung Raharjo Kecamatan
Sekampung Udik.

b. Mengidentifikasi alur terjadinya perilaku koruptif

Rp 300.000
Penyaluran Dana Bansos PKH oleh Dinas Sosial

Penerimaan dana oleh Ketua PKH Pengelolaan dana oleh ketua PKH dan
ketua kelompok

Rp 300.000

Rp 200.000

Penerimaan dana Bansos PKH bagi


Masyarakat
7.HOW MANY
a.Mengidentifikasi kerugian akibat perilaku koruptif

Berdasarkan hasil investigasi kasus dugaan penggelapan dana bansos PKH diperkirakan per
orang mengalami kerugian sebesar Rp 100.000, karena uang bantuan untuk PKH untuk kategori
anak SD sebesar Rp 300.000 untuk 4 bulan. Jadi jika di total dalam setahun masyarakat penerima
PKH mengalami kerugian sebesar Rp 300.000 selama 1 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KRONOLOGI KASUS
Pada bulan Mei tahun 2022 adalah tepat dimana bantuan sosial pkh di Kecamatan
Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur yang di salurkan oleh Dinas Sosial. Ada sekitar
15 Desa yang menjadi sasaran atau objek penyaluran PKH dimana yang bertanggung jawab
menangani penyaluran Bansos ini adalah Bakti Ghozali selaku Pekerja Sosial di Dinas Sosial
Lampung Timur. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan beliau didapatkan informasi bahwa
beliau menyalurkan dana Bansos pada Bulan Mei 2022 dengan berbagai jumlah nominal yang
disalurkan dengan kriteria yang berbeda mulai dari Rp 300.000 – Rp 3.000.000 selama 4 bulan
sekali. “kami dan beberapa petugas lain sudah menyalurkan dana yang kami bagikan kepada
ketua PKH sesuai dengan nominal yang telah ditentukan sebelumnya degan melakukan survey
vaidasi langsung terhadap masyarakatnya” Ujar Bpk Bakti Ghozali.

Kemudian kami mewawancarai salah seorang penerima PKH di daerah Pugung Raharjo
bernama Tri Sukesi dan disini kami mendapatkan keterangan bahwa beliau menerima PKH
untuk kategori tanggungan anak SD hanya menerima terkadang Rp 200.000 dan terkadang Rp
210.000 dan itu selama 4 bulan. “saya mendapatkan uang itu dari ketua kelompok bernama Bu
Mudah dimana dalam pengambilan nya para penerima PKH dikenakan biaya ucapan
terimakasih sebesar Rp 5.000 dan ini perintah dari ketua PKH yakni Bu Ida yang bertanggung
jawab di lingkup Desa”

Dari sini kami menemukan kejanggalan yang pertama adalah adanya perilaku koruptif dari
Ketua PKH dengan membuat tarif tanda terimakasih yaitu Rp 5.000 dan yang kedua adalah
ketidaksesuaian antara dana yang disalurkan dari Dinas Sosial dengan yang diterima oleh
masyarakat. Kami juga sudah bertanya langsung kepada Bu Mudah selaku ketua kelompok
bahwa beliau hanya bertanggung jawab menyalurkan saja tidak memegang uang nya secara
langsung, “jadi saya itu hanya menyalurkan dan memanggil orang orang yang menerima
bantuan kemudian langsung dibagikan tunai”. Ujar Bu Mudah.
Dari beberapa keterangan diatas maka kami menduga adanya kasus penggelapan yang
dilakukan oleh ketua PKH dimana dana yang seharusnya Rp 300.000 yang diberikan oleh Dinas
Sosial ini hanya Rp 200.000 saja yang diterima oleh PKM, dan dari sini dapat kami temukan
kasus dugaan penggelapan dana bansos yang terjadi di Desa Pugung Raharjo Kecamatan
Sekampung Udik.

Alur terjadinya perilaku koruptif

Rp 300.000
Penyaluran Dana Bansos PKH oleh Dinas Sosial

Penerimaan dana oleh Ketua PKH Pengelolaan dana oleh ketua PKH dan
ketua kelompok

Rp 300.000

Rp 200.000

Penerimaan dana Bansos PKH bagi


Masyarakat

B. PIHAK YANG TELIBAT


Dalam kasus peggelapan dana bansos ini pihak yang terlibat adalah ketua PKH beserta
beberapa anggota pengurus di lingkup Desa dan Ketua kelompok yang kami kategorikan sebagai
perilaku koruptif.

C. NILAI DAN PRINSIP KORUPSI YANG DIINGKARI


Nilai yang di ingkari dalam kasus penggelapan dana Bansos PKH di Desa Pugung Raharjo,
Kecamatan Sekampung Udik. Lampung Timur Tanggung Jawab adalah nilai kejujuran, keadilan
dan tanggung jawab. Pada kasus penggelapan dana Bansos PKH di Desa Pugung Raharjo,
Kecamatan Sekampung Udik. Lampung Timur lebih kepada penyimpangan pada nilai tanggung
jawab, karena aparatur kampung telah mengingkari tanggung jawabnya yang seharusnya
mengayomi masyarakat tetapi pada kasus ini aparatur kampung malah melakukan penggelapan
dana Bansos PKH. Selain itu aparatur kampung seharusnya jujur dalam melakukan tugasnya
sebagaimana mestinya dan adil dalam menyalurkan dana Bansos PKH.

Sedangkan untuk prinsip anti korupsi yang di ingkari yaitu Prinsip Transparansi karena
untuk memberantas korupsi tersebut di mulai dari transparansi dan mengharuskan semua
kebijakan di lakukan secara terbuka sehingga segala bentuk penyimpangan dapat di ketahui oleh
publik, sehingga masyarakat Desa Pugung Raharjo dapat percaya kepada aparatur kampung dan
dapat mengetahui jika ada penyimpangan dalam penyaluran dana Bansos PKH.

D. KERUGIAN MATERIIL DAN IMMATERIAL


Kerugian materiil dalam kasus Penggelapan Dana Bansos PKH di Desa Pugung Raharjo,
Kecamatan Sekampung Udik. Lampung Timur yang berstatus sebagai penerima PKH berupa
Uang yang mana Uang bantuan PKH untuk anak Sekolah Dasar tersebut yang seharusnya setiap
4 bulan nya itu mendapatkan Rp. 300.000 ini hanya mendapatkan Rp. 200.000 kata ibu Tri
Sukesi.

Sedangkan Kerugian immaterial untuk warga desa itu masyarakat yang berstatus sebagai
penerima PKH tidak mendapatkan hak keseluruhan sehingga meningkatkan taraf kemiskinan
yang ada di lingkungan masyarakat tersebut dan hal ini juga menimbulkan stigma stigma yang
negatif terhadap petugas-petugas dinas sosial ataupun petugas yang menangani program keluarga
harapan ini.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kasus penggelapan dana bansos PKH bulan Mei 2022 di Desa Pugung Raharjo Kecamatan
Sekampung Udik, dimana aturan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan prosedur. Ada sekitar 15
Desa yang menjadi sasaran atau objek penyaluran PKH dimana yang bertanggung jawab
menangani penyaluran Bansos ini adalah Bakti Ghozali selaku Pekerja Sosial di Dinas Sosial
Lampung Timur. Setelah mewawancarai salah seorang penerima PKH di daerah tersebut jika
beliau menerima PKH untuk kategori tanggungan anak SD hanya menerima terkadang Rp
200.000 dan terkadang Rp 210.000 dan itu selama 4 bulan. Dalam kasus ini pihak yang terlibat
adalah ketua PKH beserta beberapa anggota pengurus di lingkup Desa dan Ketua kelompok yang
di kategorikan sebagai perilaku koruptif. Nilai yang di ingkari adalah nilai kejujuran, keadilan
dan tanggung jawab. Kerugian materiil berupa Uang yang mana Uang bantuan PKH untuk anak
Sekolah Dasar tersebut yang seharusnya setiap 4 bulan nya itu mendapatkan Rp. 300.000 ini
hanya mendapatkan Rp. 200.000 Sedangkan Kerugian immaterial untuk warga desa itu
masyarakat yang berstatus sebagai penerima PKH tidak mendapatkan hak keseluruhan sehingga
meningkatkan taraf kemiskinan.

B. SARAN
Setelah melihat perkembangan pengertian dan unsur-unsur korupsi di Indonesia serta fakta
implementasi dari perturan perundang-undangan tentang korupsi, maka penulis memunculkan
saran-saran sebagai berikut:

1. Pemberantasan dan pencegahan korupsi haruslah dilakukan dari atas atau “top political will”
secara konsisten dari para penyelenggara negara;

2. Pemberantasan tindak pidana korupsi harus tetap berpegang pada Undang- undang korupsi
yang telah berlaku dengan mengedepankan pertanggung jawaban pidana terlebih dahulu
kemudian pertanggung jawaban secara perdata.
LAMPIRAN

Gambar 1. Wawancara dengan salah satu Petugas Dinas Sosial


Gambar 2. Wawancara dengan Penerima Pkh
Gambar 3. Wawancara dengan Ketua Kelompok Pkh

Anda mungkin juga menyukai