Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KORUPSI ANGGARAN DANA DESA DI NTT

MATA KULIAH PENDIDIKAN BUDAYA DAN ANTI KORUPSI

Dosen Pembimbing :

Siti Hidayati, S.SiT., M.Kes

Disusun Oleh :

NANDA AMALIA SUSILOWATI

(P07125219014)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KORUPSI ANGGARAN DANA DESA DI
NTT” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kasus korupsi yang ada di Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Siti Hidayati, S.SiT., M.Kesselaku dosen mata kuliah
Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 18 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulis.................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penyebab terjadinya korupsi dana desa di NTT................................. 5


2.2 Dampak akibat korupsi dana desa di NTT......................................... 8
2.3 Pengolaan keuangan dana desa di NTT.............................................. 10
2.4 Pengawasan pengelolaan dana desa di NTT....................................... 12
2.5 Penegakan hukum terhadap pelaku korupsi dana desa....................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 16
3.2 Saran................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tindak pidana korupsi dikatagorikan sebagai kejahatan yang luar biasa
karena dampak yang ditimbulkan memang luar biasa, yang selama ini terjadi
secara sistematik dan meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara,
menggangu stabilitas dan keamanan masyarakat, melemahkan nilai-nilai
demokratis, etika, keadilan dan kepastian hukum, juga telah melanggar hak-hak
sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. Sedemikian besarnya dampak yang
ditimbulakan dari tindak pidana korupsi yang memunculkan persepsi bahwa
pemberantasan harus dilakukan secara luar biasa, bahkan korupsi merupakan
perampasan hak ekonomi dan hak sosial masyarakat Indonesia.
Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah, hal ini
dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia ada di Pedesaan. Kepala daerah
sebagai pemegang tanggung jawab atas pengelolaan keuangan daerah, dari segi
susunan organisasi, pengelola dan pengawasan. Tetapi dalam praktek, tugas-tugas
ini sebagian besar diatur oleh peraturan pemerintah pusat pengelolaan keuangan
dan bentuk organisasi keuangan yang dipakai sama seluruh Indonesia1.
Dengan bergulirnya dana desa ke seluruh desa di Indonesia melalui
Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2014 yang kemudian diubah dalam Peraturan
Pemerintah No. 22 tahun 2015 tentang Dana Desa, memberi jaminan yang lebih
pasti bahwa setiap desa akan menerima dana dari pemerintah melalui anggaran
negara dan daerah yang jumlahnya berlipat, jauh di atas jumlah yang selama ini
tersedia dalam anggaran desa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun
2014, dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,

1
Fathur Rahman, ‘KORUPSI DI TINGKAT DESA’.

1
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Adanya dana desa
merupakan konsekuensi dari lahirnya Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang
Desa dimana desa mengalami perubahan secara signifikan. Desa-desa di
Indonesia akan mengalami reposisi dan pendekatan baru dalam pelaksanaan
pembangunan dan tata kelola pemerintahannya. Pada hakikatnya Undang-Undang
Desa memiliki visi dan rekayasa yang memberikan kewenangan luas kepada desa
di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa.
Indonesia Corruption Watch (ICW) melaporkan bahwa modus atau cara
korupsi yang sering dilakukan antara lain melalui penyalahgunaan anggaran,
penggelapan, mark-up, penyalahgunaan wewenang, laporan fiktif, suap atau
gratifikasi, pemerasan, mark-down, pungli, dan anggaran ganda (Tashandra,
2016). Setiyono (2017: 39–40) menyatakan umumnya modus korupsi yang sering
ditemukan pada setiap kasus terdiri atas empat cara (modus), yaitu: Mark-up dan
mark-down, pertanggungjawaban fiktif, abuse of power, dan penggelapan. Mark-
up dilakukan melalui cara menaikkan anggaran pada pembiayaan (pengeluaran)
anggaran yang tidak seharusnya agar menguntungkan kepentingan pribadi, dan
keuangan negara atau keuangan daerah dirugikan. Modus mark-down dengan cara
menurunkan nilai potensi pendapatan yang tidak berdasarkan fakta lapangan di
mana ada peningkatan pendapatan melebihi dari potensi yang ada. Laporan fiktif
sering dilakukan dengan cara melaporkan realisasi anggaran tidak berdasarkan
kenyataannya.
Pada saat ini perananan Pemerintah Desa sangat diperlukan guna
menunjang segala bentuk kegiatan pembangunan. Berbagai bentuk perubahan
sosial yang terencana dengan nama pembangunan diperkenalkan dan dijalankan
melalui Pemerintah desa. Untuk dapat menjalankan peranannya secara efektif dan
efesien, Pemerintah desa perlu terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan
kemajuan masyarakat desa dan lingkungan sekitarnya. Perubahan sosial yang
terjadi pada masyarakat desa disebabkan adanya gerakan pembangunan desa perlu
diimbangi pula dengan pengembangan kapasitas pemerintahan desanya.

2
Sehingga, desa dan masyarakatnya tidak hanya sebatas sebagai objek
pembangunan, tetapi dapat memposisikan diri sebagai salah satu pelaku
pembangunan. Pemerintah berharap dengan adanya alokasi dana kedesa,
perencanaan partisipatif berbasis masyarakat akan lebih berkelanjutan, karena
masyarakat dapat langsung terlibat dalam pembuatan dokumen perencanaan di
desanya dan ikut merealisasikannya2.
Selama ini, penggunaan anggaran dana desa tak pernah diaudit oleh BPK,
karena tidak secara langsung penggunaannya dari APBN. Adanya pemeriksaan
oleh BPK dan kemungkinan terjerat oleh kasus hukum, akan membuat para
kepala desa tidak mengajukan anggaran dana desa karena takut akan menjadi
tersangka korupsi karena kesalahan pembuatan laporan. Kemungkinan lainnya
para kepala desa akan meminta pemerintah supaya audit BPK ditiadakan. Namun,
dengan meniadakan audit BPK akan memperbesar peluang terjadinya
penyalahgunaan anggaran bahkan korupsi.

Di Provinsi NTT terdapat banyak sekali kasus penyalahgunaan anggaran


dana desa salah satunya belum lama ini yaitu Kepala Desa Botof, Primus Neno
Olin di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) pecahkan rekor baru dalam kasus korupsi Dana
Desa dengan jumlah sangat fantastis mencapai Rp 2,1 miliar. Dari total korupsi
Dana Desa sebesar Rp 2,1 miliar itu, setengahnya sebesar Rp 1,1 miliar ditilep
dengan modus “pinjaman pribadi”.  Pengelolaan Dana Desa Botof dari tahun
2017 hingga 2020 baik dari ADD maupun DD jumlahnya mencapai 4,17 milyard
dan berdasarkan hasil pemerikasaan ada kerugian negara yang ditimbulkan
sebesar 2,1 milyard. Korupsi Dana Desa itu dilakukan PNO hanya dalam jangka 3
tahun, yaitu sejak tahun 2017 sampai 2020 3

2
Pengembangan Sumber and others, ‘Prosiding Seminar Nasional Dan Call for Papers “Tema: 6 (Rekayasa Sosial
Dan Pengembangan Perdesaan)”’, 2018 <https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/manfaat-bijak-
dana-diakses> [accessed 18 August 2021].
3
‘Diduga Terlibat Korupsi Dana Desa Rp 2,1 Miliar, Kepala Desa Di NTT Ditahan Halaman All - Kompas.Com’
<https://regional.kompas.com/read/2021/05/10/075627378/diduga-terlibat-korupsi-dana-desa-rp-21-miliar-
kepala-desa-di-ntt-ditahan?page=all> [accessed 18 August 2021].

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab terjadinya korupsi dana desa di NTT?


2. Bagaimana dampak sosial dan kemiskinan masyarakat terhadap kasus
korupsi dana desa di NTT ?
3. Bagaimana pengelolaan keuangan supaya tidak terjadi penyalahgunaan
dana desa di NTT ?
4. Bagaimana pelaksanaan pengawasan pengelolaan dana desa oleh
Badan Permusyawaratan Desa di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor
Tengah Utara (TTU) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ?
5. Bagaimana Penegakan Hukum terhadap pelaku Penyalahgunaan Dana
Desa Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami penyebab terjadinya korupsi dana desa di NTT


2. Memahami dampak sosial dan kemiskinan masyarakat terhadap kasus
korupsi dana desa di NTT
3. Mengetahui cara pengelolaan keuangan supaya tidak terjadi
penyalahgunaan dana desa di NTT
4. Mengetahui pengawasan pengelolaan dana desa oleh Badan
Permusyawaratan Desa di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor
Tengah Utara (TTU) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
5. Mengetahui Penegakan Hukum terhadap pelaku Penyalahgunaan Dana
Desa Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka mengetahui
tindak pidana korupsi dari penyalahgunaan anggaran dana desa serta cara
penegakan hukum bagi pelaku penyalahhgunaan sana desa tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyebab terjadinya korupsi dana desa di NTT

4
Kejahatan timbul karena niat dan kesempatan dari pelakunya. Begitu pula halnya
dengan korupsi yang terjadi di desa, apa yang memotivasi kepala desa untuk melakukan
korupsi yaitu: Pertama, kepala desa sering terkondisikan ujung tombak dan lebih ujung
tombok. Seorang kepala desa harus siap 24 jam untuk melayani masyarakat. Mulai bayi
lahir sampai warganya yang meninggal, maka kepala desa harus datang. Ada yang kurang
apabila kepala desa tidak hadir dalam setiap acara warganya. Profesi kepala desa, tidak
mengenal hari libur. Selain itu, setiap acara warganya maka kepala desa harus
memberikan sumbangan. Sumbangan bukan satu hari satu tetapi bisa lebih dari itu.
Padahal kondisi gaji kepala desa kecil dimana hanya mengandalkan sumbangan berupa
hasil bumi: padi, kelapa, atau tanah bengkok gersang. Kedua, kepala desa terpilih
berdasarkan sisi elektabilitas bagus namun sisi modalitas ekonomi sangat lemah sehingga
terdorong untuk melakukan tindak pidana korupsi. Dengan demikian, ada kecenderungan
untuk mengembalikan finansial politiknya4.
Ketiga, posisi kepala desa menjadi pundi-pundi partai politik di akar rumput.
Bukan rahasia umum apabila era sekarang sampai tingkat desa pun partai politik
menancapkan akar politiknya dengan menempatkan kadernya sebagai kepala desa.
Kemudian timbul pertanyaan, seberapa signifikankah derajat politik di tingkat lokal?
Signifikansi politik di tingkat lokal (baca: tingkat desa) sejalan dengan yang pernah
diucapkan oleh 10 Kompas, 07 Juni 2011. 11 Ujung tombok (bahasa Jawa) artinya pihak
yang harus selalu menanggung segala hal baik material maupun immaterial. Fathur
Rahman 17 mantan Senator Amerika Serikat Tip O’neil yaitu “Politics is Local”.
Argumentasi pentingnya politik di tingkat lokal karena:12 (1) Politik lokal merupakan
laboratorium pembelajaran dalam kerangka yang lebih umum dan sensitif; (2) Politik
lokal merupakan arena pertama berlangsungnya untuk berpartisipasi politik; (3) Politik
lokal merupakan barometer kehidupan sehari-hari sehingga bisa dijadikan pertimbangan
oleh pemerintah dan stakeholders. Argumentasi di awal bukan merupakan pembenaran,
afirmasi terhadap korupsi tetapi harus menjadi musuh bersama. Korupsi merupakan
kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Keempat, kurangnya pengawasan dan
keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Hal ini karena masyarakat desa
biasanya lebih concern melakukan aktivitas keseharian mereka seperti bertani,
4
Rizki Zakariya, ‘Partisipasi Masyarakat Dalam Pencegahan Korupsi Dana Desa: Mengenali Modus Operandi’, Jurnal
Integritas, 6.2 (2020), 263–82 <https://doi.org/10.32697/integritas.v6i2.670>.

5
berdagang, dan melaut. Urusan pemerintahan, penganggaran dianggap merupakan
pekerjaan orang-orang pintar, tokoh desa saja. Badan Permusyawaran Desa (BPD),
organisasi kepemudaan tidak berfungsi karena mayoritas lebih banyak migrasi ke kota
besar.

Secara umum penyebab terjadinya korupsi dana desa yaitu :

1. Minimnya kompetensi aparat pemerintah desa


2. Tidak adanya transparansi
3. Kurang adanya pengawasan pemerintah, masyarakat, dan desa
4. Maraknya penggelembungan (mark up)harga
5. Adanya intervensi atasan
6. Pelaksanaan kegiatan fisik yang tidak sesuai dengan perencanaan
7. Adanya kultur memberi barang/uang sebagai bentuk penghargaan/terima kasih
8. Perencanaan sudah diatur sedemikian rupa (di-setting) oleh Kepala Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
9. Pengelolaan dana desa (DD) dan ADD tidak sesuai Rancangan Anggaran Biaya
(RAB)
10. Belanja tidak sesuai RAB
11. Tim Pengelola Kegiatan (TPK) menerima fee dari penyedia material, spesifikasi
tidak sesuai
12. Minimnya pengetahuan aparat desa dalam memahami aplikasi SisKeuDes
13. Nomenklatur kegiatan tidak/kurang sesuai dengan Permendesa tentang prioritas
penggunaan DD
14. Standarisasi harga barang dan jasa bervariatif antar desa
15. Minimnya kesejahteraan aparat pemerintah desa

Tindak Pidana korupsi tidak terjadi begitu saja , Di NTT banyak sekali kasus
korupsi anggara dana desa sampai milyaran. Ada beberapa penyebab dari kasus
korupsi tersebut yaitu

6
1. Minimnya kompetensi aparat pemerintah desa, tidak adanya transparansi dan
kurang adanya pengawasan pemerintah, masyarakat, dan desa,
2. maraknya penggelembungan atau ‘mark up’ harga, adanya intervensi atasan,
pelaksanaan kegiatan fisik yang tidak sesuai dengan perencanaan dan adanya
kultur memberi barang/uang sebagai bentuk penghargaan/terima kasih.
3. Perencanaan sudah diatur sedemikian rupa (di-‘setting’) oleh Kepala Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa (BPD), lengelolaan dana desa (DD) dan ADD
tidak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB) dan belanja tidak sesuai RAB
4. Tim Pengelola Kegiatan (TPK) menerima ‘fee’ dari penyedia material,
spesifikasi tidak sesuai, minimnya pengetahuan aparat desa dalam memahami
aplikasi SisKeuDes serta nomenklatur kegiatan tidak/kurang sesuai dengan
Permendesa tentang prioritas penggunaan DD
5. Standarisasi harga barang dan jasa bervariatif antar desa, minimnya
kesejahteraan aparat pemerintah desa dan belum terpenuhinya kesejahteraan
operator atau aparatur desa

Peran dan tanggung jawab desa yang besar dalam pengelolaan keuangan desa,
seharusnya diimbangi dengan kualitas sumber daya manusianya, namun
disayangkan banyak kendala yang ditemukan dalam pengelolaan keuangan desa
seperti tahapan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal yang sudah
dimusyawarahkan dan disepakati bersama, tidak diikuti pada saat pelaksanaannya.
Besarnya dana yang harus dikelola oleh pemerintah desa memiliki risiko yang
cukup tinggi dalam pengelolaannya, khususnya bagi aparatur pemerintah desa.
Adanya fungsi dan wewenang Kepala Desa yang begitu besar maka kesempatan
untuk melakukan penyalahgunaan wewenang juga akan semakin besar sehingga
membuka peluang terjadinya korupsi oleh aparatur desa.

2.2 Dampak sosial dan kemiskinan masyarakat terhadap kasus korupsi dana desa di
NTT

7
Desa merupakan elemen terkecil dari negara, namun terdekat dengan masyarakat.
Pasal 1 angka (1) UndangUndang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (disebut UU Desa)
menyatakan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Melalui Pasal tersebut, maka desa memiliki hak rekognisi
dan subsidiaritas untuk penguatan pengelolaan desa secara mandiri (Ra’is, 2017).

Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu contoh daerah yang masih
menghadapi permasalahan kemiskinan dan penanggulangan kemiskinan, masih tingginya
angka kemiskinan disetiap Kabupaten/kota di Provinsi NTT, membuat provinsi ini terus
dilanda permasalahan kemiskinan. Kondisi sebagian besar alam di Provinsi Nusa
Tenggara Timur tandus dan gersang. Kekeringan dan rawan pangan seolah menjadi
bencana rutin yang dihadapi warga NTT hampir setiap tahun. Kemiskinan, kasus gizi
buruk, angka putus sekolah, serta akses fasilitas kesehatan yang kurang memadai pada
akhirnya menjadi mata rantai lanjutan dari persoalan itu. Sumber Daya Alam (SDA) yang
cukup besar dan beragam yang tersebar di setiap daerah, namun sampai saat ini potensi
setiap sektor tersebut belum secara optimal dapat memberikan nilai tambah yang
signifikan untuk mensejahterakan rakyat dan daerah NTT. Hal ini sebabkan karena masih
kurangnya investasi yang dilakukan. Perkembangan angka kemiskinan di Nusa Tenggara
Timur Kondisi ini menyebabkan berbagai persoalan di daerah itu mulai dari masalah
kesehatan, kualitas sumber daya manusia, pengangguran dan persoalan sosial lainnya5.

Kenaikan itu disebabkan adanya Pandemi Covid-19 yang berdampak pada


aktivitas ekonomi penduduk desa yang mengalami perubahan, seperti naiknya harga
komoditas pokok, dan tidak adanya kunjungan wisman ke Indonesia (Badan Pusat
Statistik, 2020). Alokasi dana desa yang tidak berkontribusi positif pada peningkatan
ekonomi masyarakat desa merupakan sebab tingginya kemiskinan di desa. Kecamatan

5
‘ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KECAMATAN INSANA KABUPATEN
TIMOR TENGAH UTARA (TTU) | Nalle | JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN’
<https://ejournal.undip.ac.id/index.php/dinamika_pembangunan/article/view/20932/14512> [accessed 18 August
2021].

8
Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
bahwa dana desa tidak berpengaruh positif terhadap penurunan kemiskinan karena
kurang optimalnya pemanfaatan dana desa dalam mengentaskan masalah kemiskinan di
desa tersebut. Padahal setiap tahun Pemerintah mengalokasikan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) untuk desa, melalui dana desa, sebagaimana diamanatkan
Pasal 72 ayat (1) UU Desa. Lebih lanjut, pengalokasian dana desa juga merupakan wujud
nawacita Presiden untuk “Membangun Dari Pinggiran Desa” demi meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa (Setiawan, 2019). Oleh sebab itu,
dengan dasar UU dan program Presiden, maka anggaran dana desa terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya.

Dampak sosial dan kemiskinan Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara
(TTU) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) :

1. Melanggengkan kemiskinan di desa. Seperti yang diuraikan


sebelumnya, bahwa kemiskinan di desa sampai saat ini masih tinggi,
yakni 12,81% atau 15,26 juta penduduk desa masih dalam kondisi
miskin (Badan Pusat Statistik, 2020). Terlebih apabila dana desa yang
dialokasikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat justru
dikorupsi, maka kemiskinan di desa akan semakin meningkat, karena
tidak membantu perekomonian masyarakat desa. Selain itu, menurut
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) tidak
adanya survey dalam pengalokasian anggaran dana desa sesuai
kebutuhan, menyebabkan dana desa tidak memberikan kontribusi
positif bagi
2. Hilangnya potensi ekonomi di desa. Dana desa yang seyogyanya dapat
digunakan untuk membiayai Badan Usaha Milik Des (BUMDes) dan
pembangunan infrastruktur desa, yang menyerap tenaga kerja dalam
jumlah banyak terancam tidak terlaksana akibat korupsi. Hal lainnya
adalah kualitas proyek tidak bertahan lama, karena dana yang
seharusnya direalisasikan, dalam pengadaan batang/jasa, justru di
mark down dari harga yang sebenarnya. Sehingga nilai ekonomi hasil

9
pengadaan tidak bertahan lama dan tidak efisien, karena kualitas yang
rendah.
3. Hancurnya modal swadaya masyarakat. Masyarakat desa tidak bisa
dilepaskan dengan karakteristik masyarakatnya yang gotong-royong
dan salin membantu, hal itu merupakan modal swadaya masyarakat
desa (Pawane, 2016). Akan tetapi, karakteristik tersebut terancam
hilang dengan adanya korupsi. Penyebabnya karena adanya korupsi
berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap elit politik
Pemerintahan Desa, bahkan antar masyarakat desa sendiri (Haryanto
& Rahmania, 2015). Sehingga karakter masyarakat yang gotong
royong terancam hilang di desa akibat adanya korupsi.
4. Terhambatnya demokratisasi partisipasi desa. Robert Klitgaard dalam
teorinya CDMA Theory menyatakan bahwa penyebab terjadinya
korupsi karena besarnya diskresi (kewenangan) dan kemampuan
memonopoli, namun kurang akuntabilitas (Kasus et al., 2015). Hal
serupa juga dalam korupsi dana desa, Kepala Desa dengan
kewenangannya (diskresi) akan memonopoli proses pengelolaan
keuangan dana desa, tanpa melakukan akuntabilitas untuk pelibatan
partisipasi

2.3 Pengelolaan keuangan supaya tidak terjadi penyalahgunaan dana desa di NTT

Korupsi di Indonesia masih menjadi musuh besar. Pemerintah melalui KPK


melakukan berbagai inisiasi untuk menumpas tindak pidana korupsi. Berbagai kasus
korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum dengan latar belakang pendidikan dan
jabatan menjadikan pelajaran yang berharga bagi seluruh lapisan masyarakat dan para
pemangku kebijakan. Harus diakui bahwa korupsi adalah kejahatan besar dan merugikan
negara dan rakyat. Sementara rakyat masih terkungkung dalam lembah kemiskinan dan
keterpurukan, sementara korupsi terus merajalela. Dari semua level tingkatan korupsi
seolah-olah sudah menjadi penyakit yang akut dan sulit untuk disembuhkan. Tindak
pidana korupsi adalah kejahatan luar biasa yang berdampak sangat bernegara. Aspek
sosial, politik, budaya, dan ekonomi mempunyai dampak terhadap tindakan korupsi.

10
Tidak sedikit korupsi yang dilakukan oleh para pejabat publik setingkat menteri, kepala
daerah provinsi atau gubernur, kepala daerah Kabupaten/Kota maupun ditingkat level
bawah. Padahal jika dikorelasikan dengan tingkat kesejahteraan, keluarga dan pendidikan
ratarata berada pada level yang sejahtera. Kesempatan dan peluang serta orientasi
kepentingan pribadi atau kelompok yang dapat mempengaruhi perilaku korupsi. Oleh
karena itu, sesuai dengan Undang- Undang Desa bahwa pembangunan kawasan
perdesaan menjadi bagian penting dalam pembangunan desa, termasuk di dalamnya
adalah pengelolaan sumber daya alam desa. Pengelolaan sumber daya alam desa harus
melibatkan peran serta masyarakat melalui pemberdayaan untuk peningkatan ekonomi
masyarakat desa, demi perwujudan teori pengendalian sosial dan teori sistem dalam
pemerintahan. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam desa adalah
dalam rangka menjamin pelaksanaannya berjalan secara maksimal dan optimal.
Pembangunan desa oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat yang lebih
sejahtera dan mandiri6.

Adapun upaya-Upaya Menghindarkan Penggunaan Dana Desa Dari Perbuatan


Korupsi adalah sebagai berikut:

1. MoU dengan masyarakat

MoU dengan masyarakat merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
dikarenakan bisa menciptakan tatanan yang harmonis karena memiliki
komitmen yang tinggi dalam memaksimalkan program dana desa sehingga hal
tersebut jelas akan terlaksana sesuai dengan prosedur yang ada.

2. Tim pengawasan dana desa

Adanya tim pengawas yang bersifat independen dengan membuka seluruh


ruang gerak masyarakat tanpa meminta keterwakilan terhadap pengawasan
dana desa dengan tidak membatasi siapa saja untuk mari bersama-sama
mengawasi penggunaan dana desa serta selalu bersosialisasi terhadap semua

6
Konsepsi Penyelamatan and others, ‘Village Refrigeration Conception of Corruption Requirements’, 2.2 (2018),
448–59 <http://ojs.uho.ac.id/index.php/holrev/> [accessed 18 August 2021].

11
program pembangunan yang ada didesa dengan tujuan berkomitmen
membangun desa secara bersama.

3. Siap di Sumpah

Sumpah selama ini dianggap hal yang biasa dikarenakan sumpah itu hanya
bisa di gunakan ada saat–saat tertentu saja seperti halnya pada saat bersumpah
di pengadilan atau kapan pun, akan tetapi keberadaan sumpah di yakini sangat
ampuh untuk bisa menciptakan rasa keterbukaan karena khawatir akan
mengalami sanksi dari tuhan yang maha esa, sehingga upaya menghindarkan
penggunaan dana Desa dari perbuatan korupsi harus siap di sumpah dengan
menggunakan kitab suci masing-masing agama.

4. Sanksi yang tegas

Penegakan hukum berupa sanksi pun bisa berimplikasi pada efek jera
dikarenakan akan berdampak pada persoalan harga diri ataupun moral yang
tidak baik yang akan dilihat oleh masyarakat serta akan menjadi perbincangan
yang merusak harga diri pribadi maupun keluarga.

2.4 Pengawasan pengelolaan dana desa

Dalam proses pengawasan dana desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


mewakili masyarakat dalam mengawasi pelaksanaan program-program pemerintah desa
yang sumber dananya berasal dari alokasi dana desa sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 43 tahun 2014. Pengawasan yang dilakukan oleh BPD ini berdasarkan
bentuknya dapat dikategorikan dalam pengawasan internal yaitu pengawasan yang
dilakukan oleh suatu badan atau organ yang secara organisatoris/struktural termasuk
dalam lingkungan pemerintahan itu sendiri.

Pengawasan terhadap pengelolaan dana desa di Desa di Kecamatan Insana, Kabupaten


Timor Tengah Utara (TTU) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

a. Teknik pemantauan dalam pengawasan

12
 Badan Permusyawaratan Desa melakakukan pemantauan secara langsung
pada pelaksanaan pengelolaan Dana Desa.
 Badan Permusyawaratan Desa melakukan pemantauan tidak secara
langsung melalui laporan dari pemerintah desa yang bertanggungjawab
dalam pelaksanaan pengelolaan Dana Desa.

b. Teknik pemeriksaan dalam pengawasan

 Adanya pemeriksaan terhadap pengelolaan anggaran Dana Desa oleh


Badan Permusyawaratan Desa.
 Adanya pemeriksaan secara administrasi dan fisik dalam pengelolaan
Dana Desa oleh Badan Permusyawaratan Desa.

c. Teknik analisis dalam pengawasan,

 Adanya analisis terhadap semua data hasil laporan pelaksanaan


penggunaan Dana Desa.
 Badan Permusyawaratan Desa memberikan analisis terhadap kebenaran
atau kekeliruan dalam laporan pelaksanaan pengelolaan Dana Desa.

d. Teknik pelaporan dalam pengawasan

 Adanya pemberian laporan hasil pelaksanaan pengelolaan Dana Desa dari


pemerintah desa kepada Badan Permusyawaratan Desa.
 Anggota Badan Permusyawaratan Desa melakukan cross check antara
hasil laporan dengan pengamatan langsung ke obyek pelaksana kegiatan.

2.5 Penegakan Hukum terhadap pelaku Penyalahgunaan Dana Desa

Penegakan Hukum adalah sistem yang di dalamnya terdapat anggota pemerintah yang
bertindak secara terorganisir untuk menegakkan hukum dengan cara menemukan,

13
menghalangi, memulihkan, atau menghukum orang-orang yang melanggar undang
undang dan norma hukum yang mengatur masyarakat tempat anggota penegakan hukum
tersebut berada.

Menimbang, bahwa selanjutnya oleh karena semua unsur yang didakwakan dalam
dakwaan primer telah terpenuhi, sedangkan didalam persidangan majelis hakim tidak
melihat ataupun menemukan adanya alasan pembenar maupun adanya alasan pemaaf
dalam diri maupun perbuatan terdakwa yang dapat menghilangkan/menghapuskan sifat
melawan hukum perbuatan pidana yang telah dilakukan oleh terdakwa, maka kepada
terdakwa harus dinyatakan terbukti bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi dan
kepada terdakwa harus dijatuhi pidana penjara yang setimpal dengan perbuatannya.
Menimbang, bahwa hukuman pidana dalam pasal ini adalah bersifat kumulatif yakni
selain dijatuhi hukuman penjara terhadap terdakwa juga dijatuhi hukuman denda, maka
terhadap terdakwa juga akan dijatuhi hukuman pidana denda yang besarnya akan
ditentukan dalam amar putusan ini; Menimbang, bahwa mengenai lamanya pidana
penjara dan jumlah dendanya dengan subsidair pidana kurungan apabila denda tersebut
tidak dibayar oleh terdakwa akan disebutkan lebih lanjut dalam amar putusan ini; 116
Menimbang, bahwa untuk menentukan hukuman denda yang akan dijatuhkan perlu
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : - Hukuman denda yang dimaksudkan
diharapkan untuk lebih menimbulkan dampak menjerakan Terdakwa ; - Jumlah hukuman
denda harus realistis dengan keadaan sosial ekonomis Terdakwa, sehingga efektif apabila
dibebankan kepada Terdakwa sebagai suatu hukuman ; - Jika hukuman denda tidak
dibayar, maka sesuai ketentuan pasal 30 ayat (2) KUHP dapat diganti dengan hukuman
kurungan yang lamanya telah ditentukan dalam pasal 30 ayat (3) KUHP yaitu sekurang-
kurangnya 1 (satu) hari dan selama-lamanya 6 (enam) bulan; Menimbang, bahwa maka
demi hukum maksud dan tujuan Pasal 18 Ayat (1) Huruf a dan b Undang-Undang RI
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
terhadap perkara Terdakwa harus diterapkan; Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa
telah dinyatakan terbukti bersalah dan harus dijatuhi pidana penjara sedangkan dalam
perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah,

14
maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan7.

Penyelidikan kasus korupsi Kepala Desa Botof, Kecamatan Insana berinisial


PMO, karena terlibat dugaan korupsi anggaran dana desa (ADD) sebesar Rp 2,1 miliar.
setelah pihak Kejaksaan Negeri TTU mendapat pengaduan dari masyarakat dan pengurus
desa. Saat ini, PMO telah ditahan sementara di Mapolres TTU selama 20 hari ke depan.
PMO dijerat dengan Pasal 2 Ayat 1, Pasal 3 Ayat 1, Undang-undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Penyidik kejaksaan saat ini masih
terus melakukan perhitungan kerugian negara. Terutama terhadap sejumlah proyek yang
diketahui mangkrak dan tidak ada asas manfaatnya bagi masyarakat.
Selain proyek fisik terbengkalai, Kades Botof juga menggelapkan hampir semua insetif
dan honor para perangkat desa sampai kader posyandu dan kader lansia. Kades Botof
akan dijerat dengan UU Tipikor dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
7
‘PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN EMPAT LAWANG PROPOSAL’.

15
Salah satu penyebab terjadinya korupsi di NTT yaitu Minimnya kompetensi aparat
pemerintah desa, tidak adanya transparansi dan kurang adanya pengawasan pemerintah,
masyarakat, dan desa. Dampaknya dari adanya korupsi dana tersebut yaitu
melanggengkan kemiskinan, hilangnya potensi ekonomi di desa, hancurnya modal
swadaya masyarakat, dan terhambatnya demokratisasi partisipasi desa. Upaya
Menghindarkan Penggunaan Dana Desa Dari Perbuatan Korupsi yaitu MoU dengan
masyarakat, Tim pengawasan dana desa, Siap di sumpah, dan sanksi yang tegas.
pengawasan pengelolaan dana desa diawasi oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
mewakili masyarakat dalam mengawasi pelaksanaan program-program pemerintah desa
yang sumber dananya berasal dari alokasi dana desa. Penegakan hukum hukuman pidana
bersifat kumulatif yakni selain dijatuhi hukuman penjara terhadap terdakwa juga dijatuhi
hukuman denda, maka terhadap terdakwa juga akan dijatuhi hukuman pidana denda yang
besarnya akan ditentukan, mengenai lamanya pidana penjara dan jumlah dendanya
dengan subsidair pidana kurungan

3.2 Saran

1. Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia di desa dalam kesiapannya


mengelola dana desa yang terbilang cukup besar, sehingga pemerintah desa dalam hal
ini memerlukan kemampuan lebih untuk mengelola dana desa agar dapat bermanfaat
untuk kepentingan masyarakat desa
2. Perlu adanya pengawasan secara menyeluruh yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan dinas terkait dalam penggunaan
anggaran dana yang diberikan kepada desa agar berjalan sesuai dengan perintah
peraturan perundang-undangan

DAFTAR PUSTAKA

‘ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI


KECAMATAN INSANA KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA (TTU) | Nalle |
JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN’

16
<https://ejournal.undip.ac.id/index.php/dinamika_pembangunan/article/view/20932/14512>
[accessed 18 August 2021]

‘Diduga Terlibat Korupsi Dana Desa Rp 2,1 Miliar, Kepala Desa Di NTT Ditahan Halaman All -
Kompas.Com’ <https://regional.kompas.com/read/2021/05/10/075627378/diduga-terlibat-
korupsi-dana-desa-rp-21-miliar-kepala-desa-di-ntt-ditahan?page=all> [accessed 18 August
2021]

‘PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA DESA DI


KABUPATEN EMPAT LAWANG PROPOSAL’

Penyelamatan, Konsepsi, Dana Desa, Perbuatan Korupsi, Marten Bunga, Aan Aswari, and
Hardianto Djanggih, ‘Village Refrigeration Conception of Corruption Requirements’, 2.2
(2018), 448–59 <http://ojs.uho.ac.id/index.php/holrev/> [accessed 18 August 2021]

Rahman, Fathur, ‘KORUPSI DI TINGKAT DESA’

Sumber, Pengembangan, Daya Perdesaan, Dan Kearifan, Lokal Berkelanjutan, Pengawasan


Pengelolaan, Dana Desa, and others, ‘Prosiding Seminar Nasional Dan Call for Papers
“Tema: 6 (Rekayasa Sosial Dan Pengembangan Perdesaan)”’, 2018
<https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/manfaat-bijak-dana-diakses>
[accessed 18 August 2021]

Zakariya, Rizki, ‘Partisipasi Masyarakat Dalam Pencegahan Korupsi Dana Desa: Mengenali
Modus Operandi’, Jurnal Integritas, 6.2 (2020), 263–82
<https://doi.org/10.32697/integritas.v6i2.670>

17

Anda mungkin juga menyukai