Anda di halaman 1dari 14

FERTILITAS, MORTALITAS

DAN MOBILITAS PENDUDUK

Dosen pengampu :

Dr.Novida Yenny M.Si

Disusun oleh:
kelompok 4

1. Angela Merici Sinaga ( 3181131005 )


2. Intan Y Bintang ( 3183131024 )
3. Labarta Naibaho ( 3183131025 )
4. Geby Ayu N. Turnip ( 3183331017 )
5. Suci Vivi Nadea ( 3181131011 )

Kelas : A 2018
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
UNIMED 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis masih
dapat membuat tugas Makalah Geografi kependudukan dan Demografi ini tepat pada waktunya.
Tugas Makalah ini membahas Tentang “ Fertilitas, Mortalitas dan Mobilitas Sosial”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa kajian permasalahan yang disampaikan dalam


makalah ini masih kurang sempurna karena pembuatan makalah ini masih dalam proses
pembelajaran. Kami ucapkan terimakasih terkhusus kepada Ibu Dr.Novida Yenny M.Si pengampu
mata kuliah Geografi kependudukan dan Demografi yang telah membimbing kami dalam proses
pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan juga bermanfaat bagi
teman-teman yang ingin membahas mengenai topik yang sama dengan yang kami bahas
berikut.Akhir kata kami mengucapkan Terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya.

Medan ,10 Oktober 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 02

DAFTAR ISI.................................................................................................... 03

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 04

B. Tujuan Penyusunan ...................................................................................... 04

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 05

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Fertilitas ..................................................................................... 06


B. Pengertian Mortalitas .................................................................................. 06
C.Mobilitas Sosial atau Migrasi ........................................................................ 06
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan proyeksi penduduk 2015-2045 hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas)
2015, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 269,6 juta jiwa pada 2020. Angka tersebut terdiri
atas 135,34 juta jiwa laki-laki dan 134,27 jiwa perempuan. Sebanyak 66,07 juta jiwa masuk
kategori usia belum produktif (0-4 tahun), kemudian sebanyak 185,34 juta jiwa merupakan
kelompok usia produktif (15-64 tahun), dan sebanyak 18,2 juta jiwa merupakan penduduk usia
sudah tidak produktif (65+ tahun). Saat ini Indonesia memasuki era bonus demografi, yakni jumlah
penduduk usia produktif lebih banyak dibanding usia tidak produktif (usia belum produktif + usia
sudah tidak produktif).

Negara Indonesia termasuk salah satu Negara yang memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi.Setiap wilayah memiliki tingkat kepadatan penduduk yang berbeda-beda.Di Indonesia
daerah yang jumlah penduduknya paling padat adalah pulau Jawa.Telah banyak usaha yang
dilakukan oleh pemerintah untuk meratakan jumlah penduduk diIndonesia,dengan cara
transmigrasi..Struktur penduduk disuatu wilayah meliputi jumlah,persebaran dan komposisi
penduduk.Struktu penduduk di suatu wilayah tersebut selalu mengalami perubahan dari waktu
kewaktu dikarenakan proses demografi yaitu kelahiran,kematian dan migrasi.
Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan
kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil.
Misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran. Adat istiadat di Masyarakat Kebiasaan
dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk, Misalnya nilai anak, ada yang
menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding
perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
Kematian dan Kesehatan Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi.
Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah
akan menambah pula jumlah kelahiran..

B. Rumusan Masalah

A. Apa pengertian Fertilitas dan Bagaimana faktor-faktor yang mendorong dan menghambat
fertilitas ?
B. Bagaimana Fertilitas dan faktor pendorong dan penghambatnya ?
C. Bagaimana hubungan Mobilitas Sosial atau Migrasi dengan Mortalitas dan Ferrtilitas ?

C. Tujuan Penyusunan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud
Fertilitas , Mortalitas dan Mobilitas Sosial atau Migrasi . Dan mengetahui hubungan ketiganya .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Fertilitas (kelahiran)

Kelahiran

Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang
dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi
itu dikandung.

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya
bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak.
Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya
berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk
sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi
manusia.

Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi
dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak,
bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang
telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut
dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa
kelahiran.

Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam


reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas,
sterilitas atau infertilitas fisiologis.

Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari wanita yang tergolong
subur dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat
dikatakan semua wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan untuk
mempunyai anak, hanya sekiat satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani
perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika
wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang bayi.

Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas


(kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari
seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang
(suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal).
Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak
mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak,
tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.

Pengaruh Fertilitas

Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah factor yang dapat mempengaruhi
fertilitas yang dibedakan atas factor-faktor demografi dan factor-faktor non demografi. Factor-
faktor demografi antara lain: struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin
pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin. Factor-faktor non
demografi antaranya keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita,
urbanisasi dan industrialisasi. Factor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung ataupun
tidak langsung terhadap fertilitas.

Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985) memperinci pengaruh factor social melalui
11 “variable antara” yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin


2. Umur memulai hubungan kelamin (kawin)
3. Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah adakan hubungan kelamin
4. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau ditinggal pergi
oleh suami dan suami meninggal.
5. Abstinensi sukarela
6. Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak dapat
dihindari.
7. Frekuensi hubungan seks.
8. Variable-variabel yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi
9. Keperidian dan kemandulan (fekunditas dan infekunditas).
10. Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.
11. Kesuburan atau kemandulan yang disengaja (sterilitas)
12. Variable-variabel yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat
13. Kematian janin oleh factor-faktor yang tidak dissengaja
14. Kematian janin oleh factor-faktor yang disengaja

Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat
kelahiran (anti natalitas) dan mendukung kelahiran (pro natalitas).

Faktor-faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.


Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain :

1. Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu
2. Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
3. Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
4. Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
5. Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak
laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.

Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain :

1. Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak


2. Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal berusia 19 tahun.
3. Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan
hanya anak ke-2
5. Penundaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka natalitas dalam suatu Negara antara lain :

Kepercayaan dan agama faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB.
Ada agama untuk kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB.
Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.

Tingkat Pendidikan Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan
yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan
jumlah anak secara rasional.

Kondisi Perekonomian Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan


perencaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu Negara
berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.

Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan


kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil.
Misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.

Adat istiadat di Masyarakat Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi


jumlah penduduk, Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada
yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar
untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.

Kematian dan Kesehatan Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi.
Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah
akan menambah pula jumlah kelahiran.

Struktur Penduduk Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran
lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non-produktif (misalnya lebih banyak anak-anak
dan orang-orang tua usia).
B. Mortalitas atau Kematian

Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka
kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat
dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian
(anti mortalitas)

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik)
pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas
berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama
periode waktu tertentu.

Statistik sepuluh Negara dengan angka mortalitas tertinggi di dunia :

Angola 192.50

Afganistan 165.96

Sierra Leone 145.24

Mozambik 137.08

Liberia 295.00

Niger 122.66

Somalia 118.52

Mali 117.99

Tajikistan 112.10

Guinea-Bissau 108.72

Pengaruh Mortalitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:

Faktor langsung (faktor dari dalam)

Umur

Jenis kelamin

Penyakit
Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri

2) Faktor tidak langsung (faktor dari luar)

Tekanan, baik psikis maupun fisik, Kedudukan dalam perkawinan Kedudukan sosial-
ekonomi, Tingkat pendidikan, Pekerjaan, Beban anak yang dilahirkan, Tempat tinggal dan
lingkungan, Tingkat pencemaran lingkungan, Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah
penyakit Politik dan bencana alam.

Faktor pendukung kematian (pro mortalitas) Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian
semakin besar, yang termasuk faktor ini adalah :

1. Sarana kesehatan yang kurang memadai


2. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
3. Terjadinya berbagai bencana alam
4. Terjadinya peperangan
5. Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
6. Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

Faktor penghambat kematian (anti mortalitas) Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian
rendah, yang termasuk faktor ini adalah :

1. Lingkungan hidup sehat.


2. Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
3. Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
4. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
5. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

C. Mobilitas Sosial atau Migrasi

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang
lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi

internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu
negara saja.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah


perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat
nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau
batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi

Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi
dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. Migrasi
internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :

Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang
yang melakukan imigrasi disebut imigran.

Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan
emigrasi disebut emigran.

Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.

Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain pada Negara tersebut.
dibagi menjadi empat , yaitu :

Urbanisasi => Dari Desa ke Kota

Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau

Ruralisasi => Dari Kota ke Desa

Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman

Pengaruh Migrasi

Pada dasarnya faktor-faktor orang yang melakukan migrasi dibagi menjadi dua, yaitu faktor
pendorong dan faktor penarik.

contoh faktor pendorong:

Berkurangnya lapangan pekerjaaan di tempat asal

Bencan alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus dll

Adanya wabah penyakit berbahaya

Makin berkurangnya sumber-sumber alam ditempat asal

Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama atau suku di daerah asal

Alasan perkawinan atau pekerjaan yang mengharuskan pindah dari daerah asal
Contoh faktor penarik:

Adanya rasa kecocokan di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan
yang cocok

Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik

Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi

Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang dianaggap menyenangkan misalnya iklim,
perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas umum lainnya

Banyak terdapat tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi penduduk-
penduduk pedesaan atau kota kecil

Perpindahan (migrasi) atau mobilitas penduduk yang artinya proses gerak penduduk dari
suatu wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi

1. Faktor individu.
2. Faktor yang terdapat di daerah asal.
3. Faktor yang terdapat di daerah tujuan.
4. Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan.

D. Hubungan Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi

Faktor-faktor diatas adalah factor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di suatu


Negara. Fertilitas dan migrasi akan menambah jumlah penduduk di suatu daerah. Sedangkan
mortalitas mengurangi jumlah penduduk. Migrasi dapat mengurangi dan dapat menambah
penduduk dalam suatu daerah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam makalah ini kita bisa mengetahui bagaimana itu fertilitas, mortalitas dan mobilitas
sosial dan bagaimana hubungan ketiganya. Dan terdapat juga berbagai faktor pendorong maupun
penghambat dari fertilitas maupun mortalitas. Dan juga adanya faktor prnarik dengan adanya
mobilitas sosial maupun migrasi .
Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun
penulisan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA
http://www.gurupendidikan.net/2016/04/pengertian-fertilitas -macamnya.html

https://id.wikipedia.org/wiki/ferytilitas,mortalitas,mobilitassosial

Anda mungkin juga menyukai