Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATEMATIKA POPULASI

BAB VI

MOBILITAS PENDUDUK

OLEH KELOMPOK VI :

NI KADEK SUMARWATI (1308405036)

KADEK SONA DWIGUNA (13084050)

ANGGI EZRA (13084050)

FLAVIANA FERNY (13084050)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2017
MOBILITAS PENDUDUK

1. Pengertian Mobilitas Penduduk


Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan penduduk dari satu
daerah ke daerah lain. Baik untuk sementara maupun untuk jangka waktu yang
lama atau menetap seperti mobilitas ulang-alik (komunitas) dan migrasi.

2. Mobilitas Penduduk Dapat Dibedakan Antara Mobilitas Penduduk


Vertikal Dan Mobilitas Penduduk Horinzontal.
1. Mobilitas Penduduk Vertical
Mobilitas vertical adalah semua gerakan penduduk dalam usaha perubahan
status sosial atau sering disebut dengan perubahan status, atau perpindahan
dari cara-cara hidup tradisional ke cara-cara hidup yang lebih
modern. Contohnya, seorang buruh tani yang berganti pekerjaan menjadi
pedagang termasuk gejala perubahan status sosial.
2. Mobilitas Penduduk Horizontal
Mobilitas horizontal adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas
wilawah tertentu dalam periode waktu tertentu atau sering pula disebut
dengan mobilitas penduduk geografis adalah gerak (movement) penduduk
yang melintas batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode
waktu tertentu (Mantra, 1987). Batas wilayah umumnya digunakan batas
administrates, misalnya propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan,
pendukuhan (dusun). Badan Pusat Statistik (BPS) dalam melaksanakan
Sensus Penduduk di Indonesia menggunakan batas propinsi sebagai batas
wilayah, sedangkan batas waktu digunakan enam bulan atau lebih. Jadi,
menurut definisi yang dibuat oleh BPS, seseorang disebut migrant apabila
orang tersebut bergerak melintasi batas propinsi menuju ke propinsi lain,
dan dapat pula seseorang disebut migrant walau berada di propinsi tujuan
kurang dari enam bulan tetapi orang tersebut berniat tinggal menetap atau
tinggal enam bulan atau lebih di propinsi tujuan.
3. Jika Dilihat Ada Tidaknya Niatan untuk Menetap di Daerah Tujuan
1. Mobilitas Non Permanen (Tidak Tetap) yaitu mobilitas penduduk
untuk sementara waktu, tidak untuk menetap. Contohnya, setelah panen
dan tidak ada kegiatan, para petani pergi ke kota untuk mencari nafkah
(migrasi musiman) atau para pekerja yang pada waktu pagi pergi ke kota,
sorenya kembali ke tempat tinggalnya di pinggiran kota.
2. Mobilitas Permanen Atau Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di
dalam negeri maupun dari suatu negara ke negara lain untuk menetap, baik
secara perorangan, keluarga maupun berkelompok. Pengertian menetap
menurut Sensus Penduduk Indonesia adalah orang yang tinggal di daerah
baru selama enam bulan atau lebih.
Apabila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudah bermaksud
tidak menetap di daerah tujuan orang tersebut digolongkan sebagai pelaku
mobilitas non permanent walaupun bertempat tinggal di daerah tujuan dalam
jangka waktu lama (Steele, 1983). Gerak penduduk yang nonpermanent (sirkulasi,
circulation) ini dapat pula dibagi menjadi dua yaitu ulang alik (jawa=nglaju,
Inggris=Communiting) dan dapat menginap atau mondok di daerah tujuan dalam
batas waktu tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari itu juga. Pada umumnya
penduduk yang melakukan mobilitas ingin kembali ke daerah asal secepatnya
sehingga kalau dibandingkan frekuensi penduduk ulang alik terbesar disusul oleh
menginap/mondok dan migrasi.
Secara operasional, macam-macam bentuk mobilitas penduduk tersebut diukur
berdasarkan konsep ruang dan waktu. Misalnya mobilitas ulang alik, konsep
waktunya diukur dengan enam jam atau lebih meninggalkan daerah asal dan
kembali pada hari yang sama; menginap/mondok diukur dari lamanya
meninggalkan daerah asal lebih dari satu hari, etapi kurang dari enam bulan,
sedangkan mobilitas permanent diukur dari lamanya meninggalkan daerah asal
enam bulan atau lebih.
4. Bentuk-Bentuk Mobilitas Penduduk
a) Mobilitas tradisional, dimana penduduk melakukan mobilitas atas dasar
untuk memenuhi kebutuhan primer terutama pangan. Aktivitas mobilitas
tradisional merupakan arus desa ke kota yang termasuk dalam pengertian
urbanisasi.
b) Mobilitas pra-modern, yang merupakan transisi dari mobilitas tradisional
menuju mobilitas modern. Dalam hal ini penduduk mulai melakukan
mobilitas dengan tujuan yang lebih luas bukan hanya sekedar untuk cukup
pangan. Aktivitas dari desa ke kota sangat meningkat disertai dengan
mobilitas antar kota dan juga mobilitas dari kota ke luar kota (pedesaan).
Sehingga terjadi dengan apa yang disebut urbanisasi modern. Penduduk
mobilitas atau migrasi dengan tujuan yang lebih luas termasuk kesenangan
dan kenyamanan.
c) Mobilitas modern, dimana mobilitas penduduk telah melampaui batas-
batas Negara dengan berbagai macam tujuan baik kegiatan perdagangan
maupun berwiraswasta.
d) Mobilitas canggih atau super-modern, dimana mobilitas dilakukan telah
melampaui pengertian berwiraswasta secara wajar yang dapat dimasukkan
dalam kategori berfoya-foya dengan konsumsi yang berlebihan.

5. Determinan dan Perilaku Mobilitas Penduduk


Menurut Mantra (2012:172), mobilitas penduduk sendiri diantaranya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor ekonomi, bencana alam, dan
keinginan seorang individu untuk mengetahuii daerah lain. Faktor perekonomian
adalah faktor yang sangat kuat selain bencana alam yang menentukan keinginan
sesorang untuk melakukan mobilitas. Masyarakat pada umumnya memilih untuk
mencari tempat dimana tempat tersebut mampu memenuhi segala kebutuhan
hidupnya. Pada umumnya mobilitas dilakukan penduduk desa yang bergerak ke
kota.
Lee (1966), Todaro (1979), dan Titus (1982) berpendapat bahwa motivasi
seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena
adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Todaro menyebutkan motif utama
tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional. Mobilitas ke perkotaan
mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di pedesaan. Dengan
demikian, mobilitas penduduk mencerminkan adanya ketidakseimbangan antara
kedua daerah tersebut. Oleh karena itu, arah pergerakan penduduk juga cenderung
ke wilayah kota yang memiliki kekuatan-kekuatan yang besar sehingga
diharapkan dapat memenuhi pamrih-pamrih ekonomi mereka.
Mantra (2012 : 179) menerangkan, mobilitas penduduk secara umum terjadi
karena terdapat perbedaan nilai faedah antar daerah. Keputusan untuk melakukan
mobilitas secara teori dipengaruhi oleh teori kebutuhan dan stres (need and
stres). Ketika kebutuhan hidup penduduk semakin meningkat dan tidak dapat
terpenuhi, hal ini mengakibatkan penduduk mengalami stres. Apabila tingkat stres
ini masih dalam batas toleransi maka tidak ada dorongan untuk melakukan
mobilitas. Apabila tingkat stres lebih besar dari batas toleransi, maka penduduk
mulai berpikir untuk pindah ke daerah lain dimana kebutuhannya dapat terpenuhi.
Dengan kata lain, seseorang akan pindah dari daerah yang memiliki nilai
kefaedahan wilayah (place utility) lebih rendah kedaerah yang memiliki
kefaedahan wilayah lebih tinggi dimana kebutuhannya dapat terpenuhi.
Menurut Lee proses migrasi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu
 Faktor individu, faktor ini sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk
melakukan mobilitas atau tidak. Contoh faktor individu ini antara lain: umur,
jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
 Faktor dari daerah asal (faktor pendorong) seperti adanya bencana alam, panen
gagal, lapangan kerja terbatas, keamanan terganggu, kurangnya sarana
pendidikan.
 Faktor yang ada di daerah tujuan (faktor penarik) seperti, tersedianya lapangan
kerja, upah tinggi, tersedia sarana pendidikan kesehatan dan hiburan.
 Faktor yang terletak diantara daerah asal dan daerah tujuan (faktor penghalang)
yang termasuk faktor ini misalnya jarak jenis alat transport dan biaya transport,
jarak yang tidak jauh dan mudahnya transportasi mendorog mobilitas
penduduk.
Faktor pendorong dan penarik perpindahan penduduk ada yang negatif dan ada
yang positif.
 Faktor pendorong yang positif yaitu para migran ingin mencari atau menambah
pengalaman di daerah lain. Sedangkan faktor pendorong yang negatif yaitu
fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas dan lapangan pekerjaan
terbatas pada pertanian.
 Faktor penarik yang positif yaitu daerah tujuan mempunyai sarana pendidikan
yang memadai dan lebih lengkap. Faktor penarik yang negatif adalah adanya
lapangan pekerjaan yang lebih bervariasi, kehidupan yang lebih mewah,
sehingga apa saja yang diperlukan akan mudah didapat dikota.

6. Sumber Data Mobilitas Penduduk dan Analisis


Pada umumnya ada tiga sumber data mobilitas penduduk : Sensus Penduduk,
Regestrasi dan Survei Penduduk dimana data yang didapat dari Sensus
Penduduk merupak data yang paling lengkap namun hanya meliputi mobilitas
penduduk yang bersifat permanen saja. Menurut Revenstein (1989), makin
jauh suatu daerah makin sedikit yang menuju daerah tersebut (hukum distance-
decay).
Migran dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Migran semasa hidup (lifetime migrant), adalah seseorang yang dicacah di
suatu provinsi yang bukan provinsi tempat kelahirannya, pencacahannya
dilakukan di tempat ia lahir. Kelemahannya migrasi ini tidak dapat
diketahui kapan migran itu datang ke provinsi tujuan.
2. Migran total (total migrant) dapat mengurangi sediit kesalahan yang terjadi
pada analisis migrasi seumur hidup. Jumlah migrasi total (MTT) lebih
banyak dari jumlah migrasi masuk semasa hidup (MMS).
3. Migran kembali (return migrant), selisih yang didapat dari migran total
dikurangi migran masuk semasa hidup yaitu MK=MMT-MMS
4. Migran risen (recent migrant) adalah mereka yang masuk ke suatu provinsi
pada periode waktu 5 tahun yang lalu, misalnya sesnsus penduduk tahun
1990 migran risen adalah mereka yang masuk ke suatu provinsi pada
periode tahun 1985-1990.
7. Ukuran Tingkat Migrasi dan Estimasi Migrasi
1. Ukuran Tingkat Migrasi
a. In Migration Rate (IMR)
𝐼
𝐼𝑀𝑅 = ×𝑘
𝑃
dimana :
IMR = tingkat migrasi masuk
I= jumlah imigran masuk pada tahun tertentu
P= penduduk pertengahan tahun
K= bilangan konstan = 1000

b. Out Migration Rate (OMR)


𝑂
𝑂𝑀𝑅 = ×𝑘
𝑃
dimana :
OMR = tingkat migrasi keluar
O= jumlah imigran keluar pada suatu wilayah tertentu dan tahun tertentu
P= penduduk pertengahan tahun
K= bilangan konstan = 1000

c. Net Migration Rate (NMR)


𝐼−𝑂
𝑁𝑀𝑅 = ×𝑘
𝑃
dimana :
OMR = tingkat migrasi netto
O= jumlah imigran masuk-keluar pada suatu wilayah tertentu dan tahun
tertentu
P= penduduk pertengahan tahun
K= bilangan konstan = 1000
2. Estimasi Angka Migrasi Menurut Umur/Age Specific Net Migration Rate
(ASNMR)
a. Estimasi Angka Migrasi Menurut Umur untuk Data Sensus Penduduk
1990 dan SUPAS 1995 Provinsi Bali, Perempuan (Kota+Desa)

Tabel 1. Estimasi Angka Migrasi Menurut Umur (ASNMR) Data SP


1990 & Supas 1995 Provinsi Bali, Perempuan (Kota+Desa)

Keterangan :
→ Σ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑 = 𝑋𝑛−1 × 𝑎𝑛−1
𝑋𝑛 +(𝑋𝑛−1 × 𝑎𝑛−1 )
→ Σ 𝐾𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 = × 𝐴𝑆𝐹𝑅𝑖
2
→ Σ 𝑀𝑖𝑔𝑟𝑎𝑛 = 𝑌𝑛 − (𝑋𝑛−1 × 𝑎𝑛−1 )
= Σ Expected Actual − Σ Penduduk Expected,
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 2 ≤ 𝑖 ≤ 16
𝑘𝑒𝑐𝑢𝑎𝑙𝑖 𝑢𝑚𝑢𝑟 (0 − 4) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑖 = 1,
100
Σ 𝑀𝑖𝑔𝑟𝑎𝑛 = 𝑌𝑛 − ( ) × 𝐵 ×× 𝑆𝑅 𝑎𝑡 𝐵𝑖𝑟𝑡ℎ ),
205
Σ 𝑀𝑖𝑔𝑟𝑎𝑛
→ Σ 𝐴𝑆𝑁𝑀𝑅 =
Σ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 1990 + 1995
𝑋𝑛 + 𝑌𝑛
→ Σ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 1990 + 1995 =
2

𝑋𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1990 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒 − 𝑖


𝑌𝑖 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1995 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑘𝑒 − 𝑖
𝑎𝑖 = 𝑆𝑢𝑟𝑣𝑖𝑣𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑘𝑒 − 𝑖
b. Analisis Hasil
Angka Migrasi Menurut Umur (ASNMR) untuk perempuan (kota+desa)
Provinsi Bali menunjukkan bahwa ASNMR terbesar adalah umur (0-4)
tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia ini mengalami perpindahan
karena mengikuti orangtuanya dan ASNMR keseluruhan adalah 1,21,
berarti secara keseluruhan perempuan Bali berpindah rata-rata 1x dalam
hidupnya dan bernilai positif.
Daftar Pustaka

Nilakusmawati, Desak Putu Eka. 2009. “Matematika Populasi”. Denpasar


:Udayana University Press
http://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/dampak-mobilitas-penduduk-
terhadap.html
http://www.slideshare.net/takayumelenciel/ainur-pujianti-mobilitas-penduduk
http://www.masbied.com/2010/…/14/makalah-mobilitas-penduduk/
http://sichesse.blogspot.com/…/makalah-mobilitas-penduduk.h…
http://smile-pesri.blogspot.com/…/12/mobilitas-penduduk.html

Anda mungkin juga menyukai