TINGGI
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Tanggal
Sabtu, 18-02-2018
PengumpulanTerakhir
Jumlah Kata
5014
Saya menyatakan bahwatugas yang saya susun adalah hasil kerja sendiri. Materi yang
digunakan untuk pembuatan tugas ini dirangkum dari berbagai sumber dan telah
dicantumkan sumber bacaannya.
Total 100
Komentar:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat
dan nikmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah
Pembimbing Dasar Promosi Kesehatan ini, yang diberikan oleh ibu willia Novita
Eka Rini, S.KG., M.Kes selaku dosen Pembimbing Dasar Kependudukan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas semester genap
dari dosen yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan
juga agar setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Makalah
ini berjudul “komposisi, persebaran, dan piramida kependudukan”.
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari
beberapa buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui
media internet. Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih
kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk
mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu
pun dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah
ini mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh
karena itu saya mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya
mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
17 Februari 2018
Penulis/Pengarang
DAFTAR ISI
2.1.KOMPOSISI PENDUDUK
4. GEOGRAFIS
Berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, propinsi, kabupaten, dan
sebagainya.
a) Menurut Karakteristik geografis Rumah tangga
Umumnya yang tercakup dalam karakteristik rumah tangga dan keluarga tersebut
adalah jenis rumah tangga, ukuran anggota rumah tangga, karakteristik kepala rumah
tangga, hubungan anggota dengan kepala rumah tangga.
Perbedaan antara rumah tangga (household) dan keluarga (family). Keluarga lebih
didasarkan atas adanya ikatan perkawinan atau ikatan darah, sementara hal ini tidak
terlalu diperhatikan dalam konsep rumah tangga.
Sebuah rumah tangga dapat terdiri dapat terdiri atas satu orang anggota atau
sekelompok orang yang tinggal bersama tetapi tidak memiliki hubungan persaudaraan
atau ikatan perkawinan
Tabel 2.1
Komposisi penduduk indonesia usia 10 tahun ke atas
Yang buta huruf menurut jenis kelamin di daerah kota dan pedesaan pada tahun 1971
Jenis Kelamin Kota Pedesaan Kota + Pedesaan
Laki-laki 11,7 31,5 27,9
Perempuan 30,0 53,9 49,7
Laki-laki + Perempuan 20,9 43,0 39,1
Sumber : Sensus Penduduk Indonesia 1971, Seri D.
Dari Tabel 2.2, terlihat perbedaan pola status perkawinan antara penduduk di daerah
kota dan pedesaan. Disamping itu terlihat pula proporsi penduduk yang berstatus cerai,
janda, atau duda di daerah pedesaan baik laki-laki maupun perempuan, lebih tinggi
dibandingkan dengan di daerah kota.
1) Umur median
Umur Median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian
dengan jumlah yang sama.bagian yang pertama lebih muda dan bagain yang
kedua lebih tua daripada “median age”
Bagian pertama lebih muda dan bagian kedua lebih tua dari umur median.
Umur median ini ditentukan berdasarkan umur dari sebagain penduduk yang
lebih tua dan umur sebagian penduduk yang lebih muda..
Digunakan untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok umur
tertentu
N
2 fx
Umur Median lMd i
f Md
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19
20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39
40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59
60 - 64 65 - 69 70 - 74 75
TT Total
1.KELAHIRAN(NATALITAS)
Kelahiran merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat menambah
jumlah penduduk.
Faktor-faktor Pendukung/Pronatalitas
1.Nikah usia muda.
Apabila seorang perempuan nikah usia muda maka masa reproduksi perempuan
tersebut menjadi lebih lama.Artinya,kesempatan bagi perempuan itu untuk mempunyai
anak akan lebih besar dibandingkan perempuan yang nikah pada usia dewasa.
2.Tingkat kesehatan.
Banyaknya bayi yang meninggal menyebabkan orag tua cendrung memilih
mempunyai banyak anak. Hal ini bertujuan apabila ada satu anak yang meninggal masih
ada anak yang lain.
3.Tanggapan banyak anak banyak rezeki.
Pada kehidupan masyarakat agraris kuno,semboyan banyak anak banyak rezeki
memang beralasan kuat.Karena masyarakat agraris kuno,bekerja dengan lebih banyak
mengandalkan tenaga manusia dan hewan.
Faktor-faktor Penghambat/Antinatalitas
1.Pembatasan usia menikah
DiIndonesia,batas usia menikah bagi perempuan minimal 16 tahun sedangkan
bagi laki-laki minimal 19.
2.KEMATIAN(MORTALITAS)
Kematian merupakan salah satu faktor kependudukan yang bersifat mengurangi
jumlah penduduk.
.
Faktor-faktor Promortalitas
1.Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
2.Kurangnya fasilitas yang memadai.
3.Sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
4.Terjadi bencana alam.
5.Terjadi peperangan.
Faktor-faktor Antimortalitas
1.Fasilitas kesehatan yang memadai.
2.Lingkungan yang bersih dan teratur.
3.Ajaran agama yang melarang bunuh diri.
4.Tingkat kesehatan yang tinggi
Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi penduduk adalah
batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah
penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa
yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum,
perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang
berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan
(baik yang bermata pencaharian sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan
pertanian.
2. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik) Kepadatan aritmatik merupakan
dengan luas wilayah (baik lahan pertanian ataupun tidak). Untuk perhitungan
(aritmatik).
jumlah penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas kemampuan wilayah yang
bersangkutan.
Kepadatan penduduk di tiaptiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu
penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta
Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada
Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin
sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya
banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya
sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada
negara.
c. Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan
kerja.
suatuwilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-ratap penduduk pada
setiap Km2 pada suatu wilayah negara. Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran
1. Faktor Fisiografis
2. Faktor Biologis
b. Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain
denganprovinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena
pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya
b. Untuk mengetahui telah terjadi peledakan penduduk disuatu wilayah atau belum
disekitarnya.
daerah yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan
sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus
- terjadi kekeringan
- tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi
sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawadapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi
namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebutdalam mendukung
kehidupan.
1) Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena
2) Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah
4) Sumber air
Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk
1. Pemerataan pembangunan.
pedesaan.
alamnya.
Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah
penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya
28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah
3. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah provinsi.
5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk
Keluarga Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS). Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Ternyata program KB di Indonesia berhasil
sangat baik dan bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk m
3.4.PIRAMIDA PENDUDUK
A. definisi
Adalah grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran secara visual dari
komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Penggunaan piramida akan membantu
memudahkan mengenal dan memahami karakteristik penduduk suatu wilayah menurut
jenis kelamin. Penggambaran piramida penduduk
dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis yang vertikal
menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini dapat tahunan,
dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Garis horizontal menggambarkan besarnya
jumlah penduduk baik ditampilkan pada skala jumlah yang sebenarnya maupun
dalambentuk persentase.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan pada
sebuah grafik yang disebut PIRAMIDA PENDUDUK. Penggambaran suatu piramida
penduduk dimulai dengan menggambarkan dua garis yang saling tegak lurus. Garis
yang vertikal menggambarkan umur penduduk mulai dari nol lalu naik. Kenaikan ini
dapat tahunan, dapat pula dengan jenjang lima tahunan. Sumbu horisontal
menggambarkan jumlah penduduk tertentu baik secara absolut maupun relatif (dalam
persen). Pemilihan skala perbandingan pada sumbu horisontal ini sangat tergantung dari
jumlah penduduk dalam persentase tertentu dari jumlah penduduk yang terdapat pada
tiap golongan umur di sumbu vertikal.
Pada bagian kiri sumbu vertikal dapat digambarkan jumlah penduduk laki-laki,
dan di bagian kanan digambarkan jumlah penduduk perempuan.
Sering pada tabel komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin terdapat
kelompok penduduk yang tidak diketahui umurnya, kelompok ini sering disebut dengan
kelompok “not stated”(NS). Penduduk NS ini tidak dapat digambarkan dalam piramida
penduduk. Jika jumlah penduduk yang tergolong kategori ini sedikit dibandingkan
dengan jumlah penduduk seluruhnya, maka kelompok penduduk ini dapat disebarkan ke
kelompok-kelompok umur yang lain dengan menggunakan teknik pro-rating.
Pro-rating dikerjakan dengan dua cara :
1. Mengalikan masing-masing kelompok penduduk menurut umur dengan
faktor pengali k yang dapat dicari dengan rumus :
jumlah seluruh penduduk
k
jumlah seluruh penduduk NS
2. Jumlah penduduk kelompok umur tertentu ditambah dengan hasil perkalian
proporsi penduduk kelompok umur di atas dengan jumlah seluruh penduduk
dengan jumlah penduduk NS. Untuk lebih jelasnya lihat contoh Tabel 2.4.
Tabel 2.4
PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN
DI WILAYAH TERTENTU, DAN PADA TAHUN TERTENTU SEBELUM DAN
SESUDAH DILAKSANAKAN PRO-RATING (X 1000)
2) Konstruktif;
Jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya sedikit.
Tipe ini terdapat di negara-negara dimana angka kelahiran turun dengan
cepat, dan angka kematiannya rendah.
Contoh : Jepang, dan negara-negara di Eropa Barat, misal Swedia, dan
Spanyol.
3) Stasioner;
Jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama, kecuali
pada kelompok umur tertentu.
Tipe ini terdapat pada negara-negara yang mempunyai tingkat kelahiran dan
tingkat kematian rendah.
Contoh : terdapat pada negara-negara Eropa, misalnya Jerman, dan negara
Amerika Serikat
Hasil Sensus Penduduk Indonesia 1961, 1971, 1980, dan 1990. Bentuk Piramida
penduduk tersebut dipengaruhi oleh keadaan sosial-ekonomi, dan politik yang berlaku
di Indonesia antara tahun 1961 hingga tahun 1990. Namun demikian seperti disebutkan
di muka, keadaan di atas tidak langsung berpengaruh pada struktur penduduk menurut
umur tetapi melalui variabel antara seperti kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Turunnya angka kematian, terutama pada umur-umur muda, dan keadaan
fertilitas yang tetap tinggi, menyebabkan strutktur umur penduduk negara tersebut
muda. Hal ini terlihat dari lebarnya dasar piramida penduduk negara tersebut. Negara-
negara yang terlibat dalam peperangan seperti Jepang, Jerman, Italia pada Perang Dunia
II, mortalitasnya tinggi pada kelompok penduduk usia dewasa, dan hal ini jelas terlihat
menciutnya piramida penduduk negara bersangkutan pada kelompok umur dewasa,
terutama pada jenis kelamin laki-laki.
Turunnya angka fertilitas di suatu negara pengaruhnya lebih besar pada bentuk
dasar piramida penduduk negara tersebut. Misalnya, Indonesia pada periode 1971-1980
terjadi penurunan angka fertilitas penduduk yang antara lain karena keberhasilan
program Keluarga Berencana yang dicanangkan oleh pemerintah sejak PELITA I. Hal
ini jelas terlihat pada dasar piramida penduduk di mana kelompok umur 0-4 tahun lebih
kecil dari kelompok umur 5-9 tahun. Pada bagian tengah piramida tersebut masih
menggelembung karena pertumbuhan penduduk yang lahir sebelum terjadinya
penurunan fertilitas tersebut.
Migrasi penduduk akan mempengaruhi piramida penduduk pada kelompok
umur dewasa. Namun demikian banyak dari negara-negara di mana pertumbuhan
penduduknya tidak dipengaruhi oleh faktor migrasi. Sebagai contoh, negara Indonesia
pertumbuhan penduduknya (secara nasional) hanya dipengaruhi oleh faktor kelahiran
dan faktor kematian. Faktor migrasi pengaruhnya kecil sekali karena tidak banyak
warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri, begitu pula warga negara
asing yang berdomisili di Indonesia. Pengaruh komponen migrasi di Indonesia terjadi
pada propinsi-propinsi Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak dari
penduduknya yang bermigrasi ke luar propinsi bersangkutan, sedangkan propinsi
Lampung, DKI Jaya, Kalimantan Timur, banyak terdapat migran yang masuk. Bagi
daerah pemukiman yang baru dibuka, piramida penduduknya berbentuk istimewa, yaitu
dasarnya sempit, bagian puncak kosong dan jumlah penduduk perempuan sedikit.
C. Kegunaan Piramida
Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok
umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah
perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang
akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan
migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan
perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Indonesia telah mengalami
perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh penurunan kelahiran dan penurunan
kematian bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam hal ini dapat diidentifikasi 3 macam
bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya
kelahiran yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di
waktu yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi
penduduk yang dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.
3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih
kecil dan dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu
yang lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian
bayi menurun sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia
dewasa lebih banyak dari jumlah sebelumnya.
Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui
struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar
penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus
melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan
kesempatan kerja yang harus diciptakan.
Gambar Piramida Penduduk
Indonesia, 1971
Kelompok Umur
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10
Jutaan Jutaan
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Komposisi penduduk menggambarkan pengelompokan penduduk atas dasar
kriteria tertentu.Ada bermacam-macam komposisi penduduk di lihat dari berbagai aspek
antara lain:aspek biologis,aspek social,ekonomi,aspek georafis.Pengelompokkan
penduduk atau komposisi penduduk dapat di gunakan untuk dasar pengambilan
kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang
kepandudukan.
Piramida penduduk adalah cara penyajian lain dari struktur umur penduduk. Dasar
piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk
bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan menurut umur.
Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi penduduk
adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara. Persebaran
penduduk dapat dibagi menjadi dua yaitu Persebaran penduduk berdasarkan geografis
dan Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan.
3.2. SARAN
Dalam penulisan makalah ini kai menyadari masih jauh dari kesempurnaan,.masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan
yang dapat membangun penulisan makalah ini. kedepannya kami akan lebih fokus dan
detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak lagi yang tentunya bisa dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Nurmala.2009.Geografi 2: untuk SMA dan MA kelas XI. Bandung CV. Eplison
Grup.