Anda di halaman 1dari 10

HUKUM IBADAH DAN HUKUM MUAMALAH

MAKALAH

Di tujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah agama islam dua

Disusun oleh:
Kelompok 4

Rizky

Sachio

Adi p

Restu m

Program studi Teknik sipil


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
yogyakarta, Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Para ulama yang mengkaji hukum islam mengklasifikasikan subjek kajian mereka
kedalam dua bidang utama yakni hukum ibadah dan hukum muamalah. Pembagian ini
dilakukan karena seringnya terjadi perbedaan dari aspek pengamalan, waktu, dan
ketentuan hukum yang berkaitan dengan persoalan agama yang di kaji. Ibadah dan
muamalah sebenarnya adalah sebuah kajian yang mendasar dalam pengamalan hukum
islam, namun karena kurangnya perhatian kadang kita salah menempatkan mana yang
ibadah dan mana yang muamalah.
Bagi orang awam, pembahasan seperti ini sangat diperlukan untuk menghindari
kesalahan penempatan dalam mengklasifikasi persoalan agama. Kesalahan dalam
klasifikasi ini menimbulkan perilaku “membid’akan” suatu perkara yang bukan pada
tempatnya. Persoalan ibadah dianggap sebagai muamalah, begitupun sebaliknya.
Asal hukum fikih Ibadah adalah keharaman, berbedaba dengan fikih muamalah
yang asal hukumnya adalah kebolehan, artinya diharamkan bagi seorang muslim untuk
berkreasi dalam aspek ibadah ataupun berinovasi melakukan yang baru dalam ibadah
atau dengan singkat adalah segala macam ibadah diharmkan kecuali ibadah yang
diperintahkan Allah kepada hambaNya,contoh, dengan shalat subuh 1 rakaat dll,
sedangkan dalam muamalah segala macam kegiatan dihalalkan atau dibolehkan selain
yang dilarang Allah.

1.2 Rumusan masalah


 Apa saja yang membedakan antara ibadah dan muamalah secara spesifik?
 Apa perbedaan hukum antara ibadah dan muamalah?
 Apa saja contoh amalan yang masuk kategori ibadah dan muamalah?
1.3 Tujuan
 Menjelaskan perbedaan antara ibadah dan muamalah secara spesifik
 Menjelaskan perbedaan hukum antara ibadah dan muamalah
 Menyebutkan contoh ibadah dan muamalah
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
A. Ibadah
Ibadah adalah bentuk penghambaan diri seorang manusia kepada Allah
SWT. Ibadah dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Ibadah Secara Etimologi
Kata Ibadah bentuk isim mashdar atau kata benda yang berasal dari
bahasa Arab yaitu ‘Abada-Ya’budu’-‘Ibadatan wa ‘Ubudiyyatan, yang
mempunyai arti beribadah, menyembah, mengabdi kepada Allah SWT. Atau
dengan kata lain al- Tanassuk dengan arti beribadah.
2. Ibadah Secara Terminologi
Ibadah secara terminologi sebagaimana disebutkan oleh Yusuf al-
Qardhawi yang mengambil pendapat Ibnu Taimiyah bahwa ibadah merupakan
puncak ketaatan dan ketundukan yang di dalamnya terdapat unsur cinta yang
tulus dan sungguh- sungguh yang mempunyai urgensi yang agung dalam
Islam dan agama karena ibadah tanpa unsur cinta bukanlah ibadah yang sejati.
B. Muamalah
Muamalah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu ‘Amala-
Yu’amilu- Mu’amalatan wa ‘Imalan,yang mempunyai arti berinteraksi,
bekerja. Sedangkan pengertian muamalah secara terminologi mempunyai
beberapa pengertian, yaitu :
1. Muamalah merupakan hubungan antara manusia dalam usaha mendapatkan
alat-
alat kebutuhan jasmaniah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-
ajaran
dan tuntutan agama.
2. Muamalah merupakan hukum yang mengatur hubungan antara individu
dengan
individu lain, atau antara individu dengan negara Islam, dan atau antara negara
Islam dengan negara lain.
3. Muamalah merupakan peraturan-peraturan yang harus diikuti dan ditaati
didalam
hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.
2.2 Hukum ibadah dan muamalah
Hukum dasar dalam beribadah adalah haram dan batal kecuali ada dalil yang
menjelaskan tentang hal tersebut. hal ini diperkuat dengan dalil pada al-quran surah al hujurat
ayat 1:

‫َي ا َأ ُّيَه ا ا َّل ِذ ي َن آ َم ُن وا اَل ُت َقِّد ُم وا َب ْي َن َي َد ِي ال َّل ِه َو َر ُس وِلِه ۖ َو ا َّت ُق وا ال َّل َه ۚ ِإ َّن ال َّل َه َس ِم يٌع َع ِلي ٌم‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul
Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.

Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa ibadah yang melebihi atau kurang dari yang
telah di tetapkan Allah dan rasul-Nya maka hukumnya haram. Membuat-buat sesuatu di luar
perintah allah maka itu sama saja dengan mendahului-Nya.

Hukum muamalah Islam mempunyai prinsip yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh Al
quran dan sunah Rasul Muamalat dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur-
unsur paksaan. Dalam muamalah kita bebas menentukan porsi ibadah, namun tetap
bersandarkan pada al-quran dan hadist.
Hubungan yang menyangkut ibadah diatur dengan nash-nash yang qath'I (jelas dan
pasti). Sebab, tidak menyentuh kepentingan lahiriah manusia dan bersifat ghair ma’qul
ma’na, artinya tidak mampu dijangkau oleh pikiran manusia. hal itu harus diterima apa
adanya sebagaimana telah ditentukan oleh nash itu sendiri. Artinya manusia tidak dapat
menentukan bentuk ibadah lain, selain yang telah ditentukan oleh nash. Ini sering dinamakan
juga bahwa hukum dalam ibadah bersifat ta’abbudi atau manusia tidak diberi wewenang
untuk mengembangkan atau memperbaharuinya. sebagian besar nash-nash tersebut bersifat
zhanni (tidak pasti), Karena mengandung prinsip-prinsip umum tentang hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Nash-nash dalam bidang muamalah sebagian besar berupa nash yang
zhanni dan berupa prinsip-prinsip umum, maka ada peluang bagi manusia untuk melakukan
ijtihad. Karena kandungan dalam bidang muamalah merupakan sesuatu yang dapat dijangkau
dan dianalisis oleh pikiran manusia (ma’qul ma’na). Dalam bidang muamalah terdapat
peluang bagi manusia untuk melakukan pembaruan, sejalan dengan sifat sosial yang tidak
terlepas dari perubahan, maka kegiatan ekonomi, keuangan, dan bisnis yang merupakan
bagian dari fiqih muamalah maliyah, peran ijtihad menjadi bagian yang sangat penting.
Secara umum, ijtihad dapat dikatakan sebagai upaya berpikir secara optimal dan sungguh-
sungguh dalam menggali hukum Islam dari sumbernya, untuk memperoleh jawaban terhadap
permasalahan hukum yang timbul di masyarakat.

2.3 JENIS
A. IBADAH
1). Ibadah badaniyah
Yaitu ibadah yang melibatkan anggota tubuh kita seperti sholat, puasa, sujud,
thawaf, dll.
2). Ibadah harta
Yaitu ibadah yang kita lakukan dengan mengeluarkan Sebagian harta kita untuk
diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Seperti menyembelih kurban,
nazar, berzakat, sedekah, infaq dll.
3). Ibadah hati
Hati juga turut beribadah dalam keseharian kita, misal dengan khusyuk sholat,
selalu mengingat allah, berserah diri kepada allah, merasa hina, kasih saying, takut
dll.
4). Ibadah perkataan
Tentu kita semua pernah mendengar bahwa “perkataan adalah doa”, doa juga yang
menjadi senjata ampuh kaum muslimin dalam menghadapi cobaan dan tantangan
hidup.

B. MUAMALAH
Muamalah di bedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1). Syirka
Istilah Syirkah menurut bahasa diartikan sebagai kongsi, kerjasama ataupun ber-syarikat.
Dalam praktik pada kegiatan ekonomi, Syirkah adalah upaya yang bertujuan untuk
menggabungkan sumber daya dari dua orang atau lebih guna mewujudkan tujuan
bersama.
2). Mudharabah
Mudharabah merupakan sebuah akad yang digunakan untuk mengikat hubungan
kerjasama yang melibatkan dua pihak atau lebih yaitu pemodal (sahib al-mal) serta
orang yang melaksanakan usaha (mudharib).
3). Wakalah
Wakalah adalah kegiatan untuk memindahkan kekuasaan yang dilakukan oleh satu
orang ke orang lain yang bertindak sebagai pihak kedua untuk bertindak sesuai
dengan transaksi yang dimaksud.
4). Wadi’ah
Wadi’ah adalah sebuah titipan yang diberikan oleh nasabah (penitip) yang harus
dijaga dan juga dikembalikan apabila nasabah tersebut sudah menginginkan untuk
pengembalian.
5).

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA

References
Abdullah. (2013, 03 18). pengertian hukum muamalah islam. Pengertian Muamalah dari Segi Bahasa
dan Istilah. Retrieved 04 09, 2022, from
https://infodakwahislam.wordpress.com/2013/03/18/pengertian-hukum-muamalah-islam/
#:~:text=Hukum%20muamalah%20Islam%20mempunyai%20prinsip%20yang%20dapat
%20dirumuskan,dilakukan%20atas%20dasar%20sukarela%2C%20tanpa%20mengandung
%20unsur-unsur%20paksaan

firdaus, r. m. (2019). Jenis-jenis Ibadah.

nugraha, j. (2020). pengertian muamalah beserta jenis dan tujuannya yang perlu diketahui. jateng:
merdeka.com. Retrieved 04 9, 2022, from https://m.merdeka.com/jateng/pengertian-
muamalah-beserta-jenis-dan-tujuannya-yang-perlu-diketahui-kln.html

Anda mungkin juga menyukai